Anda di halaman 1dari 89

 

SAFETY
BASIC COMPETENCY I

MODUL INSTRUKTUR

  April 2008 MISF-10408-1


 
 

Yayasan Karya Bakti United Tractors


Jalan Raya Bekasi Km 22. Cakung Jakarta Timur 13910 – Indonesia
Telp : (62-21) 4605949 4605959 4605979
Fax : (62-21) 4600657 4600677
www.ut_school.com
   
 

  SAFETY
 DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN
Pelatihan Safety ini akan memberikan pengetahuan dasar kepada siswa tentang
pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan landasan dalam
melakukan suatu pekerjaan yang aman di lingkunagn kerja.
Materi pembelajaran dibagi menjadi 4 (empat) bab. Bab 1 membahas mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja. Pada bab ini juga dibahas mengenai penyebab dan
penganggulangan kecelakaan kerja. Bab 2 membahas mengenai Alat Pelindung Diri (APD)
yang lazim dipakai oleh pekerja yang berkecimpung dalam bidang alat berat. Bab 3
membahas mengenai penyebab, pencegahan dan penganggulangan kebakaran. Bab 4
membahas mengenai cara-cara bekerja yang aman bagi seorang mekanik.
.
 
 

  DAFTAR ISI
 
 

DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN


DAFTAR ISI
DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SASARAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
REFERENSI
GLOSARIUM 
BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pelajaran 1 : Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2
Pelajaran 2 : Kejadian dan Kecelakaan (Incident & Accident) 5
Ringkasan 13
Latihan 14
BAB II. ALAT PELINDUNG DIRI
Pelajaran 1 : Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri 18
Pelajaran 2 : Klasifikasi Alat Pelindung Diri 20
Ringkasan 26
Latihan 27
BAB III. KEBAKARAN
Pelajaran 1 : Penyebab Kebakaran 32
Pelajaran 2 : Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran 35
Pelajaran 3 : Alat Pemadam Kebakaran 37
Ringkasan 40
Latihan 41
  BAB IV. BEKERJA DENGAN AMAN
Pelajaran 1 : Petunjuk Umum Bekerja dengan Aman 44
Pelajaran 2 : Dasar-dasar Melakukan Pekerjaan dengan Aman 48
Ringkasan 61
Latiahan 62
EVALUASI
 

  SAFETY
 

 
 DESKRIPSI PROGRAM
 
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
 

Metode
ƒ Teori (30%)
• Ceramah
• Diskusi
ƒ Praktek (70%)
• Ceramah
• Observasi
Durasi
1 hari kerja
Jumlah Peserta
Maksimal 16 orang
Kriteria Kelulusan
ƒ Kehadiran minimal 90 % dari total hari pelatihan.
ƒ Evaluasi akhir
• Minimum nilai teori: 75
• Tidak dilakukan evaluasi praktek.
Sertifikat
ƒ Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang memenuhi criteria kelulusan.
ƒ Surat keterangan akan diberikan kepada peserta yang memenuhi kehadiran 90%
dari jam pelatihan tetapi memiliki nilai evaluasi di bawah standard
 

 
   
 

  SAFETY
 

 
 SASARAN PEMBELAJARAN
 

Secara umum Pelatihan Safety ini bertujuan agar setelah mengikuti Pelatihan ini secara
tuntas, Peserta dapat melakukan pekerjaan yang aman, baik dari segi tenaga kerja,
peralatan yang digunakan, material atau bahan maupun lingkungan sekitarnya, sehingga
akan bermanfaat bagi perusahaan dan pekerja.
 

   

 
SAFETY
 

 
 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
 

ƒ   Petunjuk Bagi Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
• Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas,
siswa dapat bertanya pada instruktur yang mengampu kegiatan belajar
tersebut.
• Kerjakanlah setiap soal latihan yang terdapat pada modul ini untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
• Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

ƒ Petunjuk Bagi Instruktur


Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk:
• Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
• Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
• Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan siswa mengenai proses belajarnya.
• Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajrar.
• Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
 
   
 

  SAFETY
 

 
 REFERENSI
 

Manual:
• Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
• Training Aid

Video:
Komatsu Safety
 

   
   
 

  GLOSARIUM
 

 
 
 

Hazard (Potensi Bahaya): Sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan atau
proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manuasia,
peralatan dan lingkungan.
Danger (Tingkat Bahaya): Mengungkapkan adanya hazard secara relativ, kondisi
berbahaya mungkin saja ada, tetapi tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan
beberapa pencegahan.
Risk (Resiko): Kemungkinan terjadinya suatu cidera atau kerusakan dari suatu bahaya
terhadap manusia, peralatan dan lingkungan yang terpapar di dalam bahaya
tersebut.
Damage (Kerusakan): Ukuran keparahan suatu kerugian baik yang berbentuk cidera,
kerugian fisik, fungsional atau uang yang dapat timbul bila terjadi kegagalan dalam
pengendalian bahaya yang ada.
Safety (Keselamatan): Suatu kondisi dimana unsure-unsur utama suatu system, yakni
manusia, peralatan dan lingkungan berada dalam keadaan aman. Sering didefinisikan
“Bebas dari bahaya” akan tetapi bahaya tidak akan
Inceident (Kejadian): Suatu kejadian dimana manusia, peralatan dan lingkungan telah
hamper mengalami kecelakaan atau bahkan telah mengalami kecelakaan.
Near Miss (Hampir Celaka): Adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan, tidak
diharapkan dan bersifat membahayakan yang mengakibatkan suatu kecelakaan
hamper terjadi. Hanya factor tertentu yang sering disebut keberuntungan (lucky)
yang menyebabkan peristiwa kecelakaan tersebut tidak terjadi.
Accident (Kecelakaan): Peristiwa yang tidak direncanakan, tidak diharapkan dan tidak
terkendali yang mengakibatkan cidera manusia, kerusakan harta benda dan
lingkungan.
Ear muff : salah satu jenis dari alat pelindung telingan yang terdiri atas mangkuk (cup)
yang pada bagian dalamnya diberikan bahan peredam suara. Demikian juga
pinggiran yang melekat pada kulit sekitar telinga. Kedua mangkuknya diikat dengan
pegas yang dapat menekan mangkuk tersebut pada sisi kepala di sekitar telinga.
Ear plug : merupakan sebuah sumbat yang dipasang (disumbatkan) pada kedua lubang
telinga, sehingga suara dari luar terhalang oleh sumbat tersebut.
Kacamata keselamatan: merupakan alat pelindung mata dan muka yang paling banyak
diminati dibandingkan dengan alat pelindung mata dan muka lainnya.
Goggles : merupakan alat pelindung mata yang digunakan untuk melindungi mata dari
bahaya-bahaya gas, uap, larutan bahan kimia korosif, dan debu.
Alat pemadam api ringan (APAR) : alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran dan mempunyai berat
tidak lebih dari 16 kgf (32 lbsf). 
 

BAB I
 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pelatihan pada bab 1, peserta mampu menjelaskan tentang:
• dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja, dan
• kejadian dan kecelakaan kerja

Referensi :
Safety, EHS, PT United Tractors
    Safety 

Pelajaran 1: Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pelatihan pada pelajaran 1, peserta mampu:
ƒ menjelaskan pengertian keselamatan kerja,
ƒ menjelaskan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja,
ƒ menjelaskan manfaat keselamatan dan kesehatan kerja,
ƒ menjelaskan prisip keselamatan kerja,
ƒ menjelaskan hubungan keselamatan kerja dengan produksi, dan
ƒ menjelaskan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja.

Pengertian Umum Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut:
ƒ Suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa terjadi adanya suatu kecelakaan.
ƒ Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang
menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
ƒ Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, agar karyawan
tidak mendapatkan cedera atau celaka.
ƒ Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat, material produksi dan lingkungan kerja.
Jadi dalam hal ini, keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di perusahaan tidak hanya bertujuan
untuk menyelamatkan manusia (karyawan) saja tetapi juga menyelamatkan alat, material produksi
dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Lebih rinci lagi keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk:
ƒ Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (zero accident).
ƒ Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat menimbulkan
semangat kerja.
ƒ Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
ƒ Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan.
ƒ Mengurangi biaya operasional (reduce operational cost) atau mencegah pemborosan
terhadap tenaga kerja, modal, peralatan dan sumber-sumber produksi lainnya.
ƒ Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung kegiatan
perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan dan kelalaian kerja.
ƒ Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produktivitas serta mutu dari produktivitas
kerja.


 
    Safety 

Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan jika diterapkan dengan benar akan mempunyai
manfaat sebagai berikut:
ƒ Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan
ƒ Menjamin suatu hasil yang baik
ƒ Menjamin pekerjaan yang aman
ƒ Menguntungkan masyarakat
Selain manfaat-manfaat di atas, keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan dengan
baik dalam sebuah perusahaan juga akan memberikan keuntungan-keuntungan bagi semua pihak,
tidak saja perusahaan tetapi juga pegawai dan keluarganya, diantaranya adalah sebagai berikut:
ƒ Menyelamatkan pegawai dari:
• Kesakitan/penderitaan sakit dan cacat:
• Kehilangan waktu berharga
• Kehilangan mencari nafkah
ƒ Menyelamatkan keluarga dari:
• Kesedihan dan kesusahan
• Masa depan yang tidak sempurna
ƒ Menyelamatkan perusahaan dari:
• Kehilangan tenaga kerja
• Kehilangan biaya (langsung maupun tidak langsung)
• Kehilangan waktu (melatih atau mengganti pegawai)

Prinsip Keselamatan Kerja

Pengawasan terhadap 4M

Manusia Lingkungan kerja yang Tidak ada


aman kecelakaan manusia

Mesin
Kondisi kerja yang aman

Material
Tidak ada kerugian
Tindakan kerja yang barang
Metode aman

Pengawasan yang berkesinambungan terhadap empat komponen, yaitu: manusia, mesin atau alat,
material, dan metode (4M) akan menciptakan suatu keadaan yang aman (lingkungan, kondisi, dan
tindakan kerja). Dengan terciptanya keadaan yang aman tersebut, maka tidak akan timbul suatu
kecelakaan manusia maupun kerugian barang.


 
    Safety 

Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi


Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi disamping kuantitas dan kualitas.

Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bagian produksi, artinya
tidak akan pernah tercipta suatu produksi jika terjadi kecelakaan kerja.

Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Berikut ini adalah beberapa hal yang mendukung diberlakukannya safety dalam perusahaan:
1. Undang-undang no.1 tahun 1970
• Tenaga kerja di tempat kerja harus sehat dan selamat
• Proses produksi harus aman dan efisien
• Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman
2. Undang-undang no.23 tahun 1992
• Kesehatan kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas
• Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencagahan penyakit, dan
menyediakan syarat kerja
Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya
3. SK MENTAMBEN no.555.K/26/M.PE/1995
Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum
4. Kebijakan manajemen perusahaan
Surat keputusan dan kebijakan Direksi PT United Tractors Tbk.


 
    Safety 

Pelajaran 2 : Kejadian dan Kecelakaan (Incident & Accident)

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pelatihan pada pelajaran 2, peserta mampu:
ƒ mendefinisikan kejadian dan kecelakaan,
ƒ menjelaskan penyebab kecelakaan,
ƒ menjelaskan klasifikasi kecelakaan,
ƒ menjelaskan kerugian akibat kecelakaan,
ƒ menjelaskan pengontrolan kecelakaan, dan
ƒ menjelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan safety.

Definisi Kejadian dan Kecelakaan

Berbagai macam kecelakaan kecelakaan di area kerja.


 
    Safety 

Anda tentu tidak ingin mengalami kejadian seperti yang ada pada gambar di atas bukan. Gambar-
gambar di atas merupakan gambaran bagi kita bahwa situasi kerja yang tidak aman dapat
mengakibatkan kejadian yang fatal, yaitu kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di area kerja
kebanyakan akibat dari kesalahan manusia.
Kejadian (incident) dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin
atau dapat mengakibatkan kerugian atau menurunnya efisiensi kegiatan suatu usaha dan tidak
menimbulkan cedera pada manusia.
Kecelakaan (accident) dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diduga, tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan
material.

ƒ Tidak direncanakan
KECELAKAAN ƒ Tidak diinginkan
ƒ Tidak diduga

PENYEBAB ƒ Tindakan tidak aman


ƒ Kondisi tidak aman

Produktivitas terhenti
ƒ Cedera pada manusia
AKIBAT ƒ Kerusakan alat
ƒ Produksi terganggu
ƒ Penderitaan keluarga

Penyebab Kecelakaan
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian
manusia, yaitu:
ƒ Karena tidak tahu
Manuasia yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana mengoperasikan mesin dengan
benar dan tidak tahu bahaya-bahayanya, sehingga terjadi kecelakaan.
ƒ Karena tidak mampu
Manuasia yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui cara yang aman akan tetapi
karena belum atau kurang terampil, maka ia akhirnya melakukan keslahan.
ƒ Karena tidak mau
Walaupun manusia yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara kerja atau
peraturan dan yang bersangkutan dapat melaksanakan tetapi karena tidak punya kemauan
akhirnya melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan.


 
    Safety 

Dan berikut adalah hal-hal yang menjadi pendukung untuk terjadinya suatu kecelakaan
ƒ Pengawasan tentang pelaksanaan keselamtan kerja
• Instruksi tentang keselamatan kerja tidak cukup.
• Peraturan keselamatan kerja tidak diterapkan.
• Keselamatan kerja tidak dianggap bagian dari pekerjaan.
• Kontak-kontak tentang keselamatan kerja kurang.
• Bagian-bagian yang berbahaya tidak dikoreksi.
• Alat proteksi tidak disediakan.
ƒ Mental para karyawan
• Perhatian tentang keselamatan kerja kurang.
• Koordinasi kurang
• Tidak ada keinginan menghayati keselamtan kerja
• Raksi lamban
• Kurang perhatian
• Emosional
• Grogi dan pemarah
ƒ Fisik atau kondisi tubuh
• Terlalu lelah
• Tuli
• Pandangan kurang jelas
• Fisik tidak tepat untuk pekerjaannya
• Cacat jasmani
• Sakit jantung

Secara garis besar, kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh:

Prosentase penyebab kecelakaan


 
    Safety 

Berdasarkan hasil penelitian Frank E. Bird dan tim pada tahun 1968 terhadap 1.753.498 kejadian
kecelakaan yang dilaporkan di Amerika Serikat, di dapat suatu fakta bahwa:
ƒ Dari setiap kecelakaan cidera berat terdapat 10 kecelakaan cidera ringan yang terlaporkan.
ƒ Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 30 kecelakaan yang merusakkan harta
benda terdapat satu kecelakaan yang menyebabkan cidera berat.
ƒ Dari setiap satu kecelakaan cidera berat ditemukan hampir 600 kejadian yang bersifat hampir
mencelakakan (near mist).
Fakta tersebut dapat digambarkan sebagai “Segitiga Kejadian (Incident Triangle)”

Cidera/kecelakaan berat
1

10 Cidera/kecelakaan ringan

30 Kerusakan harta benda

600 Hampir celakan (near mist)

Segitiga Kejadian (Incident Triangel )

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan:


ƒ Bila suatu perusahaan telah terjadi sekitar 10 cidera atau kecelakaan ringan, maka hampir
dapat dipastikan akan terjadi 1 kali cidera atau kecelakaan berat.
ƒ Bila suatu perusahaan terjadi sekitar 30 kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan harta
benda, maka hal itu merupakan pertanda bahwa akan terjadi 1 kali cidera atau kecelakaan
berat.
ƒ Bila suatu perusahaan telah terjadi sekitar 600 kejadian yang hampir mencelakakan, hal itu
merupakan pertanda bahwa akan terjadi 1 kali cidera berat, 30 kali kerusakan harta benda
dan 10 kali cidera ringan.

Klasifikasi Kecelakaan
Berikut ini adalah kalsifikasi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.
ƒ Cidera manusia (People injury)
• Cedera ringan (Minor injury)
Cidera kerja atas diri seorang karyawan, dimana yang bersangkutan masih dapat
ditangani oleh seorang petugas P3K yang bersertfikasi maupun perawat kesehatan.
Karyawan yang mengalami cidera ringan setelah dilakukan perawatan, hari itu juga
dapat bekerja kembali.


 
    Safety 

• Cidera rawat medis


Cidera kerja atas diri seorang karyawan, dimana yang bersangkutan diarahkan untuk
mendapatkan perlakuan medis lanjutan setelah mendapatkan perlakuan P3K.
karyawan tersebut dapat kembali bekerja normal pada hari berikutnya.
• Cidera hilang waktu kerja
Cidera atau skait yang berhubungan dengan pekerjaan yang menyebabkan seorang
karyawan kehilangan seluruh waktu kerjanya.
• Cidera cacat tetap
Cidera kerja yang menyebabkan kehilangan waktu kerja ataupun karyawan kembali
bekerja dan menangani kegiatan alternatif atau tugas-tugas ringan namun ia tidak
dapat melaksanakan kegiatan normalnya.
• Cidera fatal atau meninggal dunia
Suatu kematian yang disebabkan oleh cidera kerja tanpa memperhatikan lamanya
waktu antara cidera dan kematian.
ƒ Kerusakan harta benda (Property damage)
Kecelakaan yang menyebabkan rusaknya harta benda dengan nilai keruskan tertentu yang
telah disepakati untuk dilaporkan di dalam statistik keselamatan.
ƒ Kerusakan lingkungan (Environmental damage)
Kerusakan lingkungan yang berdampak pada lingkunagn dan mengakibatkan kerugian
finansial.
ƒ Gangguan usaha (Bussiness interuption)
Kejadian yang menyebabkan terganggunya kegiatan usaha.

Selain klasifikasi di atas, terdapat juga klasifikasi kecelakaan tambang, dimana yang disebut
kecelakaan tambang adalah kecelakaan kerja di area pertambangan dalam waktu antara mualai
masuk sampai dengan akhir bekerja. Kecelakaan tambang di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
ƒ Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali biasa atau kembali
kepada pekerjaan semula.
ƒ Luka berat, dan
Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali seperti biasa.
ƒ Mati
Korban meninggal dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.


 
    Safety 

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Setiap terjadinya kecelakaan kerja selalu tidak menguntungkan bagi semua pihak, baik itu karyawan
dan keluarganya maupun perusahaan dimana karyawan yang mendapatkan kecelakaan tersebut
bekerja.
Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
ƒ Kerugian finansial (Financial loss)
Kerugian finansial berarti kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian yang berhubungan
dengan keuangan, contohnya: mesin atau alat yang rusak, material yang rusak, karyawan
tidak dapat bekerja sehingga produksi menurun, dan sebagainya.
ƒ Kerugian sosial (social loss)
Kerugian sosial berarti kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian yang erat kaitannya
dengan hubungan antar manusia, contoh: kehilangan sahabat baik, kesedihan bagi keluarga
yang keluarganya terkena musibah kecelakaan kerja, dan lain sebagainya.
Dan kerugian dapat menimpa siapapun:
ƒ Karyawan: kesakitan, cedera, cacat, waktu dan uang
ƒ Keluarga: kesedihan, ekonomi keluarga terganggu, masa depan tidak sempurna.
ƒ Perusahaan: kehilangan karyawan, mengalami kerugian biaya.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kerugian kecelakaan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
kerugian financial dan kerugian social. Kerugian social tidak dapat dinilai dengan uang sedangkan
kerugian financial masih dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu kerugian dengan biaya
langsung dan biaya tak langsung.
ƒ Biaya langsung (direct cost)
Kerugian biaya dapat diketahui secara langsung, antara lain:
• Gaji, upah dan kompensasi
• Biaya perawatan dan pengobatan
• Kerugian dan kerusakan alat, mesin, material, dan lain-lain.
ƒ Biaya tak langsung (indirect cost)
Kerugian biaya yang tidak dapat diketahui secara langsung, antara lain:
• Kehilangan waktu karena pekerjaan terhenti
• Menolong karyawan yang mendapatkan kecelakaan
• Mempersoalkan apa yang baru saja terjadi.

10 
 
    Safety 

Ilustrasi biaya kecelakaan

Pengontrolan Tingkat Resiko Kecelakaan


Untuk mengontrol tingkat resiko kecelakaan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
ƒ Eliminasi (Hilangkan)
Menghilangkan hal-hal (material, alat) yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja.
ƒ Subtitusi (Penggantian)
Melakukan penggantian material dan atau alat yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
kerja.
ƒ Separasi (Isolasi)
Mengisolasi alat, material, manusia, dan lingkungan yang dapat menyebabkan bahaya
kecelakaan kerja.
ƒ Enginering control (Konstruksi)
Melakukan penataan ruang dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman digunakan untuk
bekerja bagi karyawan, sehingga dapat menghindarkan resiko kecelakaan kerja.
ƒ Adoption of safe practices
Melakukan tindakan-tindakan yang aman di lingkungan kerja.
ƒ Personal protective Equipment (Alat pelindung diri).

11 
 
    Safety 

Selalu menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pekerjaan yang bisa menimbulkan
resiko kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian Frank E. Bird pada tahun 1969 terhadap 1.753.498 kejadian kecelakaan
yang dilaporkan di Amerika Serikat, di dapat suatu fakta yang digambarkan sebagai “segitiga
kejadian” (incedent triangle), sebagai berikut:

12 
 
    Safety 

Ringkasan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut:
ƒ Suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa terjadi adanya suatu kecelakaan.
ƒ Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang
menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.
Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
ƒ Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, agar karyawan
tidak mendapatkan cedera atau celaka.
ƒ Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat, material produksi dan lingkungan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan jika diterapkan dengan benar akan mempunyai
manfaat sebagai berikut:
ƒ Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan
ƒ Menjamin suatu hasil yang baik
ƒ Menjamin pekerjaan yang aman
ƒ Menguntungkan masyarakat

Kecelakaan
Kecelakaan (accident) dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diduga, tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan
material.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian
manusia, yaitu:
ƒ Karena tidak tahu
ƒ Karena tidak mampu
ƒ Karena tidak mau
Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
ƒ Kerugian finansial (Financial loss)
ƒ Kerugian sosial (social loss)
Untuk mengontrol tingkat resiko kecelakaan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
ƒ Eliminasi (Hilangkan)
ƒ Subtitusi (Penggantian)
ƒ Separasi (Isolasi)
ƒ Enginering control (Konstruksi)
ƒ Adoption of safe practices
ƒ Personal protective Equipment (Alat pelindung diri).

13 
 
    Safety 

LATIHAN
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan pembelajaran pada bab
1. Disertakan pula kunci jawaban untuk latihan ini guna mengetahui hasil pekerjaan siswa.

1. Lengkapilah pernyataan berikut!


(a)___________________________adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan
tanpa terjadi adanya suatu (b)_________________dan memberikan suasana kerja atau
lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang (c)________________ dan bebas
dari segala macam bahaya.

2. Sebutkan 4 (empat) manfaat keselamatan dan kesehatan kerja


a. ________________________
b. ________________________
c. ________________________
d. ________________________

3. Isilah kotak-kotak berikut, sehingga akan membentuk suatu bagan prinsip keselamatan
kerja!

_________________

_______________ _____________ _____________

________________
_____________

________________
_____________
______________
_________________

4. Lengkapilah pernyataan berikut!


_________________dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
mungkin atau dapat mengakibatkan kerugian atau menurunnya efisiensi kegiatan suatu
usaha dan tidak menimbulkan cedera pada manusia sedangkan ___________________dapat
didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga, tidak diinginkan
terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan material.

14 
 
    Safety 

5. antara pernyataan pada kolom A dengan jawaban di kolom B berikut

A  B 
a. Sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan atau A. Tingkat bahaya
proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan B. Kecelakaan
terhadap manuasia, peralatan dan lingkungan. [ ___ ] C. Hampir celaka
b. Suatu kejadian dimana manusia, peralatan dan lingkungan D. Keselamatan
telah hampir mengalami kecelakaan atau bahkan telah E. Kerusakan
mengalami kecelakaan. [ ___ ] F. Kejadian
c. Menghilangkan hal-hal (material, alat) yang dapat G. Resiko
menimbulkan bahaya kecelakaan kerja. [ ___ ] H. Potensi bahaya
d. Ukuran keparahan suatu kerugian baik yang berbentuk I. Eliminasi
cidera, kerugian fisik, fungsional atau uang yang dapat J. Kerusakan
timbul bila terjadi kegagalan dalam pengendalian bahaya
yang ada. [ ___ ]
e. Suatu peristiwa yang tidak direncanakan, tidak diharapkan
dan bersifat membahayakan yang mengakibatkan suatu
kecelakaan hamper terjadi. Hanya factor tertentu yang
sering disebut keberuntungan (lucky) yang menyebabkan
peristiwa kecelakaan tersebut tidak terjadi. [ ___ ]
 

15 
 
    Safety 

Kunci Jawaban
1. a. keselamatan kerja
b. kecelakaan
c. menguntungkan

2. a. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan


b. Menjamin suatu hasil yang baik
c. Menjamin pekerjaan yang aman
d. Menguntungkan masyarakat

3. Prinsip Keselamatan Kerja


Pengawasan terhadap 4M

Manusia Lingkungan kerja Tidak ada


yang aman kecelakaan

Mesin
Kondisi kerja yang
aman
Material
Tidak ada kerugian
Tindakan kerja yang barang
Metode aman

4. a. Kejadian (incident)
b. Kecelakaan (accident)

5. a. H
b. F
c. I
d. J
e. C

16 
 
 

BAB II
 ALAT PELINDUNG DIRI

Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 2, siswa mampu:
• Menjelaskan tentang ketentuan penggunaan alat pelindung diri,
• Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi serta fungsi dari macam-macam alat
pelindung diri.

Referensi :
Video:
Komatsu Safety

Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
    Safety 

Pelajaran 1: Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
ƒ menjelaskan tentang pertimbangan pemilihan alat pelindung diri yang tepat untuk digunakan
dalam bekerja, dan
ƒ memahami undang-undang pemakaian alat pelindung diri.

Pemilihan Alat Pelindung Diri


Bahaya-bahaya lingkungan kerja, baik fisik maupun kimiawi perlu dikendalikan sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Berbagai cara pengendalian
dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian secara
teknologis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alternatif pertama
yang dianjurkan, sedangkan pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir.
Pada umumnya orang lebih sulit untuk diperintahkan bekerja dengan menggunakan alat pelindung
diri dengan alasan ketidaknyamanan pada saat menggunakannya. Untuk itulah diperlukan kehati-
hatian dalam melakukan pemilihan alat pelindung diri yang akan digunakan. Berikut ini adalah
ketentuan dalam pemilihan alat pelindung diri.
ƒ Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang ada, kuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
ƒ Berat alat hendaknya seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang
berlebihan.
ƒ Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
ƒ Bentuknya cukup menarik.
ƒ Alat harus tahan lama.
ƒ Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk yang tidak tepat atau salah dalam penggunaannya.
ƒ Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang ada.
ƒ Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
ƒ Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaan.

Beberapa pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan sebelum menetapkan untuk memakai alat
pelindung diri dalam bekerja adalah sebagai berikut:
ƒ Apakah di tempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan tenaga kerja memakai alat
pelindung diri?
ƒ Sejauh mana perlindungan dibutuhkan guna melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya
yang ada, dan alat pelindung diri apa yang paling tepat untuk jenis bahaya tersebut?

18 
 
    Safety 

ƒ Bagaimana dapat menjamin bahwa alat-alat pelindung diri tidak hanya asal dipakai saja
tetapi juga dapat dipakai secara tepat? Dalam hal ini masalah kenyaman dan kepercayaan
tenaga kerja terhadap alat pelindung diri ikut menentukan.

Undang-undang Pemakaian Alat Pelindung Diri


ƒ Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Kewajiban pengurus dan tenaga kerja dalam kaitannya dengan alat pelindung diri diatur
berturut-turut oleh pasal 9 dan 12.
Pasal 9 ayat 1 sub C menyebutkan bahwa “pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan kepada tenaga kerja baru tentang alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan”.
Pasal 9 ayat 2 menyebutkan “pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas”.
Pasal 12 sub C menyebutkan bahwa “dengan peraturan perundang-undangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan”.
Pasal 12 sub E menyebutkan bahwa “tenaga kerja berhak menyatakan keberatan pada
pekerjaan dimana syarat-syarat keselmatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas yang masih dapat dipertanggung jawabkan”.
ƒ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 01/MEN/1981 tentang kewajiban
melaporkan penyakit akibat kerja.
Pasal 4 ayat 3 menyebutkan bahwa “pengurus wajib menyediakan secara Cuma-Cuma semua
lat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja”.
Pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Tanaga Kerja dan Trnsmigrasi No. 01/MEN/1981
menyebutkan “tenaga kerja harus memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan untuk
pencegahan penyakit akibat kerja”.

19 
 
    Safety 

Pelajaran 2: Klasifikasi Alat Pelindung Diri

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
ƒ menyebutkan klasifikasi alat pelindung diri
ƒ menjelaskan fungsi dari masing-masing alat pelindung diri.

Klasifikasi Alat Pelindung Diri


Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
ƒ Pelindung kepala
• Topi keselamatan
• Pelindung rambut
• Pelindung telinga
ƒ Pelindung muka dan mata
• Hood
• Kaca mata
• Perisai muka
• Helm pengelas (kedok)
ƒ Pelindung pernapasan
• Alat pernpasan pembawa oksigen atau udara (self contained breathing aparatus)
• Respirator pensuplai udara
• Respirator kanister dan katrids
• Respirator filter dispersoid
ƒ Pelindung tangan dan kaki
• Sarung tangan
• Sepatu keselamatan (safety shoes)
• Pelindung kaki
ƒ Baju pelindung

Alat Pelindung Kepala


Alat pelindung kepala dipakai bertujuan untuk melindungi kepala dari bahaya benturan dengan benda
tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda-benda
jatuh, melayang dan meluncur. Juga melindungi kepala dari panas radiasi api, percikan bahan-bahan
kimia korosif, dan mencegah rambut jatuh pada bagian-bagian mesin yang bergerak.
Alat pelindung kepala, seperti topi keselamatan (safety helmet) dapat terbuat dari berbagai macam
bahan , misalnya plastik atau fiberglass. Topi keselamtan yang terbuat dari bahan campuran plastik
dan fiberglass sangat tahan terhadap asam dan basa.

20 
 
    Safety 

ƒ Topi keselamatan
Topi keselamatan menurut fungsinya dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
• Topi keras untuk melindungi kepala terhadap
pukulan penetrasi dan sengatan listrik.
• Topi pelindung kepala terhadap benturan yang
bersifat kurang keras.
• Topi lunak yang fungsinya hanya untuk menutup
kepala atau rambut terhadap debu, kotoran,
panas, dan lai-lain.
Selanjutnya topi keselamatan dibagi lagi menjadi 4 (empat) kelas yang disesuaikan dengan
aplikasinya masing-masing, yaitu:
• Kelas A : tahan listrik terbatas untuk penggunaan umum
• Kelas B : tahan listrik tegangan tinggi
• Kelas C : tidak untuk perlindungan terhadap sengatan listrik
• Kelas D : topi pemadam kebakaran.

ƒ Pelindung rambut

Pelindung rambut berfungsi untuk melindungi rambut


dari bahaya tertarik suatu komponen yang berbutar.

ƒ Pelindung telinga
Teradapat beberapa tipe alat pelindung telinga, yaitu:
ear muff, dan ear plug.
Ear muff terdiri atas mangkuk (cup) yang pada bagian
dalamnya diberikan bahan peredam suara. Demikian
juga pinggiran yang melekat pada kulit sekitar telinga.
Ear Muff Kedua mangkuknya diikat dengan pegas yang dapat
menekan mangkuk tersebut pada sisi kepala di sekitar
telinga. Dengan demikian suara dapat diredam oleh
mangkuk penutup ini. Keuntungan dari ear muff
adalah tingkat proteksinya lebih besar dibandingkan
Ear Plug dengan ear plug, dapat dipakai oleh orang yang
berbeda, mudah dimonitor oleh pengawas, dapat

21 
 
    Safety 

dipakai pada telinga yang terinfeksi ringan, dan tidak mudah hilang. Kerugian alat ini adalah
tidak nyaman digunakan pada tempat yang panas, kurang nyaman, tidak mudah disimpan,
harga relatif mahal, kerusakan pegas dapat menguramgi daya proteksinya.
Ear plug merupakan sebuah sumbat yang dipasang (disumbatkan) pada kedua lubang
telinga, sehingga suara dari luar terhalang oleh sumbat tersebut, keuntungan alat ini
mudah dibawa, nyaman, murah, dan tidak membatasi gerak kepala. Namun alat ini
mempunyai kerugian, seperti tingkat proteksinya lebih kecil dibandingkan ear muff, hanya
dapat dipakai untuk saluran telinga yang sehat, dapat menimbulkan infeksi jika tangan yang
digunakan pada waktu memasang alat ini kotor.

Pelindung Mata dan Muka


Masalah pencegahan kecelakaan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata dan muka. Tenaga
kerja biasanya menolak untuk memakai lat pelindung ini karena dianggap mengganggu dan tidak
nyaman untuk dipakai.
Kacamata dan pelindung muka diperlukan untuk melindungi mata dan muka dari kemungkinan
kontak dengan bahaya karena terpercik atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif, partikel-
partikel melayang atau radiasi gelombang elektromagnetis. Dalam hal ini terdapat tiga bentuk alat
pelindung mata dan muka, yaitu:
ƒ Kacamata keselamatan dengan atau tanpa pelindung samping (side shield)
Kacamata keselamatan merupakan alat pelindung
mata dan muka yang paling banyak diminati
dibandingkan dengan alat pelindung mata dan
muka lainnya. Kacamata berfungsi untuk
melindungi mata dari partikel-partikel kecil yang
melayang di udara, serta radiasi gelombang
elektromagnetik. Lensa kacamata keselamatan
biasanya terbuat dari jenis bahan plastik yang transparan dengan daya tahan cukup besar
terhadap bentura.

ƒ Goggles
Goggles merupakan alat pelindung mata yang
digunakan untuk melindungi mata dari bahaya-
bahaya gas, uap, larutan bahan kimia korosif,
dan debu. Goggles umumnya kurang diminati
karena tidak nyaman dipakai dan terlalu rapat,
sehingga tidak terjadi sirkulasi udara yang
berakibat lensa mudah mengembun, untuk
mengatasi hal ini biasanya goggles dilengkapi

22 
 
    Safety 

dengan bahan hidrofil atau diberi lubang ventilasi. Lensa goggles sama halnya dengan
kacamata keselamatan, terbuat dari bahan plastik yang tahan terhadap benturan.

ƒ Tameng muka (face shield/face screen)


Tameng muka (face shield/face screen) biasanya
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pengelasan untuk
melindungi mata dan wajah dari bahaya gelombang
elektromagnetik, seperti sinar infra merah dan sinar
ultraviolet. Lensa dilapisi dengan kobalt dan diberi
warna biru atau hijau yang selain mengurangi radiasi
juga mengurangi kesilauan. Tameng muka juga dapat digunakan secara bersamaan dengan
helm.

Pelindung Pernapasan
Selain penggunaanya pada keadaan darurat, alat pelindung ini juga dipakai secara rutin atau berkala
dengan tujuan inspeksi, pemeliharaan atau perbaikan alat-alat dan mesin yang terdapt di tempat-
tempat kerja yang udaranya telah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia berbahaya.
Macam-macam alat pelindung pernapasan diantaranya:
• Air purifying respirator
Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi seorang
tenaga kerja dari bahaya pernapasan oleh debu, kabut,
uap logam, dan asap. Menurut cara kerjanya dan bentuk
kontaminan, respirator ini dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu:
ƒ Chemical respirator, untuk kontaminan gas.
ƒ Mechanical filter respirator, untuk partikel zat padat.
ƒ Catridge, untuk campuran gas dan partikel padat.

• Air supply respirator (Breathing apparatus)


Alat ini tidak dilengkapi dengan filter maupun catridge,
melainkan alat ini mnesuplai pelakainya dengan udara
kompresi atau dari tabung oksigen. Terdapat tiga
macam air supply respirator, yaitu:

23 
 
    Safety 

Pelindung Tangan dan Kaki


• Pelindung tangan
Alat pelindung tangan merupakan alat pelindung yang paling
banyak digunakan, hal ini disebabkan jumlah kecelakaan yang
paling banyak terjadi adalah kecelakaan tangan. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat proteksi
tangan antara lain adalah:
ƒ Jenis material yang harus dicegah, seperti bahan-
bahan kimia korosif, benda-benda panas atau
dingin, benda-benda tajam atau kasar.
ƒ Daya tahan terhadap kontak dengan bahan,
misalnya karet alami kurang tahan terhadap
pelarut organik dan hidrokarbon.
ƒ Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan halus
yang menyebabkan sarung tangan harus memegang benda-benda kecil, dengan sarung
tangan yang ringan akan memberikan kepekaan yang lebih besar.
ƒ Daerah yang harus dilindungi, yaitu jari-jari saja atau seluruh tangan, pergelangan
tangan atau lengan.

• Pelindung kaki
Sepatu keselamatan (safety shoes) dipakai untuk
melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda
berat, terpertic cairan kimia yang berbahaya, terkena
cairan panas, dan menginjak benda tajam. Sepatu
keselamtan dapat dibedakan menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan, yaitu:
ƒ Sepatu yang dipakai pada pekerjaan
pengecoran baja.
ƒ Sepatu keselamatan yang digunakan di tempat kerja yang mengandung bahaya
peledakan.
ƒ Sepatu karet anti elektrostatik yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya
hubunan pendek. Sepatu ini harus tahan terhadap tegangan listrik 10.000 Volt
selama 3 menit.
ƒ Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko bahaya tertimpa benda keras.

24 
 
    Safety 

Baju Pelindung
Kondisi kerja dalam industri modern, seperti paparan terhadap kebakaran
dengan suhu tinggi atau cuaca dingin yang berlebihan, logam cair, bahan
korosif, dan lain-lain memerlukan pakaian kerja khusus baik dari segi
bahan atau potongannya.
Baju pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi sebagian anggotan
tubuh (dari dada sampai lutut atau overall yang menutupi seluruh
anggota badan.

Tali dan Sabuk Pengaman


Tali dan sabuk pengaman digunakan terutama untuk menolong
korban kecelakaan yang terjadi di palka kapal, sumur, atau tangki-
tangki yang menyebabkan penolong harus masuk ke dalam. Tali
dan sabuk pengaman juga digunakan pada saat melakukan
pekerjaan di ketinggian yang mengahurskan pekerja tersebut
mendaki atau memanjat.

Rompi Reflektor
Untuk semua pekerjaan dimana kemampuan daya lihat
tinggi pada malam hari disyaratkan, harus digunakan rompi
standard yang dilengkapi dengan reflektif serta dilengkapi
dengan bahan kasa katun yang melekat dengan baik
sehingga rompi tidak lepas melambai.

25 
 
    Safety 

Ringkasan

Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


ƒ Pelindung kepala
• Topi keselamatan
• Pelindung rambut
• Pelindung telinga
ƒ Pelindung muka dan mata
• Hood
• Kaca mata
• Perisai muka
• Helm pengelas (kedok)
ƒ Pelindung pernapasan
• Alat pernpasan pembawa oksigen atau udara (self contained breathing aparatus)
• Respirator pensuplai udara
• Respirator kanister dan katrids
• Respirator filter dispersoid
ƒ Pelindung tangan dan kaki
• Sarung tangan
• Sepatu keselamatan (safety shoes)
• Pelindung kaki
ƒ Baju pelindung

26 
 
    Safety 

LATIHAN
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan pembelajaran pada bab
2. Disertakan pula kunci jawaban untuk latihan ini guna mengetahui hasil pekerjaan siswa.

1. Sebutkan klasifikasi alat pelindung diri berikut ini!


ƒ Pelindung kepala
_______________
_______________
_______________
ƒ Pelindung muka dan mata
_______________
_______________
_______________
_______________
ƒ Pelindung pernapasan
_______________
_______________
_______________
_______________
ƒ Pelindung tangan dan kaki
_______________
_______________
_______________

2. Lengkapi pernyataan berikut ini!

(a)_____________ terdiri atas mangkuk (cup) yang


pada bagian dalamnya diberikan bahan peredam
suara.

 
(b)______________ merupakan sebuah sumbat
yang dipasang (disumbatkan) pada kedua lubang
telinga, sehingga suara dari luar terhalang oleh
sumbat tersebut
 

27 
 
    Safety 

3. Sebutkan nama dan fungsi masing-masing alat pelindung diri berikut ini!

a.

b.

c.

d.

e.

28 
 
    Safety 

Kunci jawaban
1.
ƒ Pelindung kepala
• Topi keselamatan
• Pelindung rambut
• Pelindung telinga
ƒ Pelindung muka dan mata
• Hood
• Kaca mata
• Perisai muka
• Helm pengelas (kedok)
ƒ Pelindung pernapasan
• Alat pernpasan pembawa oksigen atau udara (self contained breathing
aparatus)
• Respirator pensuplai udara
• Respirator kanister dan katrids
• Respirator filter dispersoid
ƒ Pelindung tangan dan kaki
• Sarung tangan
• Sepatu keselamatan (safety shoes)
• Pelindung kaki

2.
a. Ear plug
b. Ear muf

3.
a. Rompi reflektor, untuk semua pekerjaan dimana kemampuan daya lihat tinggi pada
malam hari disyaratkan.
b. Sepatu keselamatan (safety shoes), dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, terpertic cairan kimia yang berbahaya, terkena cairan
panas, dan menginjak benda tajam.
c. Topi keselamatan (safety helmet), digunakan untuk melindungi kepala dari sengatan
listrik, kejatuhan benda, dan melindungi rambut dari putaran mesin.
d. Masker pelindung (air purifying respirator ), Alat pelindung ini digunakan untuk
melindungi seorang tenaga kerja dari bahaya pernapasan oleh debu, kabut, uap logam,
dan asap.

29 
 
    Safety 

e. Tali dan sabuk pengaman, digunakan terutama untuk menolong korban kecelakaan
yang terjadi di palka kapal, sumur, atau tangki-tangki yang menyebabkan penolong harus
masuk ke dalam

30 
 
 

BAB III
 KEBAKARAN
Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pelatihan pada Bab 3, siswa mampu:
• Menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran, dan
• Menjelaskan dan melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Referensi :
Video:
Komatsu Safety

Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
    Safety 

Pelajaran 1: Penyebab Kebakaran

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
ƒ menjelaskan tentang definisi kebakaran,
ƒ menyebutkan kelas-kelas kebakaran menurut Permenakertrans No.4 tahun 1980,
ƒ menjelaskan tentang penyebab kebakaran,
ƒ menjelaskan tentang segitiga api, dan
ƒ menjelaskan tentang proses terjadinya penyebaran api.

Definisi dan Penyebab Kebakaran


Kebakaran adalah adanya api yang tidak dikehendaki dan tidak dapat dikendalikan. Jika kebakaran
terjadi di perusahaan maka akan menyebabkan kerugian bagi semua pihak, baik perusahaan maupun
tenaga kerja. Bagi tenaga kerja dapat merupakan penderitaan dan malapetaka yang cukup besar
terutama mereka yang mengalami cedera. Untuk itu, tiap-tiap karyawan perlu diberikan pengetahuan
tentang dasar-dasar terjadinya kebakaran sehingga dapat membantu usaha mencegah terjadinya
kebakaran.
Penyebab terjadinya bahaya kebakaran umum adalah:
ƒ api rokok,
ƒ cairan mudah terbakar,
ƒ penataan ruangan yang tidak sempurna (poor housekeeping),
ƒ mesin-mesin yang terlalu panas akibat dari kurangnya perawatan,
ƒ instalasi listrik,
ƒ listrik satais,
ƒ peralatan las, dan lain-lain

Kelas Kebakaran
Berdasarkan Permenakertrans No. 4 tahun 1980, kebakaran dibagi mejadi empat kelas, yaitu:
ƒ Kelas A: kebakaran yang ditimbulkan oleh benda padat seperti kayu, kertas, kain, plastik
dan lain-lain.
ƒ Kelas B: kebakaran yang ditimbulkan oleh benda cair termasuk gas, seperti solar, oli, gas,
dan lain-lain.
ƒ Kelas C: kebakaran yang ditimbulkan oleh adanya sumber listrik.
ƒ Kelas D: kebakaran yang disebabkan oleh logam, seperti magnesium, titanium, sodium, dan
lain-lain.

32 
 
    Safety 

Segitiga Api
Timbulnya kebakaran disebabkan oleh adanya tiga unsur, yaitu: oksigen, bahan bakar, dan panas.
Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan timbul api. Jadi dengan memisahkan
salah satu unsur dari segitiga api tersebut, maka kita sudah dapat melakukan pemadaman apai atau
pencegahan terjadinya kebakaran.
Ilustrasi dari segitiga api dapat digambarkan sebagai berikut:

Segitiga api

Panas yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berasal dari berbagai macam sumber, antara lain:
ƒ Tenaga mekanis, yang berupa gesekan atau benturan.
ƒ Sumber api terbuka, yang disebabkan karena kecerobohan/kelalaian (merokok, lilin, las, dan
lain-lain) dan kesengajaan/ sabotase (kenakalan remaja, menghilangkan jejak, balas dendam,
sabotase).
ƒ Listrik (termasuk listrik statis.
ƒ Reaksi eksothermal.
Bahan bakar dalam segitiga api tersebut dapat berupa benda padat, cair, gas yang mempunyai titik
penyelaan yang berbeda-beda. Suatu bahan bakar akan terbakar jika konsentrasinya berada pada
daerah bisa terbakar. Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrai campuran antara uap bahan
bakar dengan udara yang dapat terbakar jika diberi sumber panas.
Selain dengan menggunakan ilustrasi segitiga api, proses terjadinya suatu api/ kebakaran dapat
digambarkan melalui bagan berikut ini.

33 
 
    Safety 

Penyebaran Api
Penyebaran api ke tempat lain dapat melalui empat cara, yaitu:
ƒ Kontak atau hubungan langsung
Api dapat menyebar dengan cara kontak langsung, yaitu kontak antara api dengan bahan
yang dapat terbakar atau uap/gas dari bahan mudah terbakar.
ƒ Konduksi atau perambatan
Panas dari api atau sumber panas dapat disalurkan pada bahan mudah terbakar melalui
bahan yang mudah merambatkan panas, seperti logam
ƒ Konveksi
Panas dapat pindah ke tempat lain dengan cara dibawa oleh media yang bersirkulasi, seperti
gas atau cairan. Udara dapat mensirkulasikan panas dan memindahkannya kepada objek
yang jauh letaknya melalui cara konveksi.
ƒ Radiasi atau pemancaran
Pemindahan panas dengan cara memancar dari objek satu ke objek yang lain melalui rongga
antara kedua objek tersebut disebut sebagai radiasi. Contonya seperti panas matahari
memancar ke bumi, atau panas dari api memancar ke sekelilingnya.

34 
 
    Safety 

Pelajaran 2: Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
ƒ Menjelaskan cara pencegahan kebakaran.
ƒ menjelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran.

Pencegahan Kebakaran
Kebakaran yang dialami dunia industri menimbulkan kerugian materi yang cukup tinggi tiap
tahunnya. Bencana ini secara serius akan menunda produksi dan menyebabkan hilangnya pekerjaan
bagi karyawan.
Pencegahan terhadap kebakaran berpegang pada dasar-dasar segitiga api, sehinnga cara
pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
ƒ Mengontrol bahan bakar
Tata ruang, memelihara kebersihan dan ketertiban ruangan kerja merupakan dasar
pencegahan dan penaggulangan kebakaran yang paling utama. Semua barang dan alat-alat
tertentu diletakkan pada tempat yang jauh dari sumber percikan api dan bahan mudah
terbakar dipisahkan dari bahan lain.
Tempat bahan dan peralatan yang memenuhi persyaratan, tempat bahan dan
peralatan yang memenuhi persyaratan adalah terbuat dari logam dan tertutup rapat.
Subsitusi bahan, yaitu dengan mengganti bahan yang mudah terbakar dengan bahan yang
tidak mudah terbakar. Seperti untuk mencuci tangan dari grease tidak lagi menggunakan
bensin tetapi dengan minyak kelapa kemudian dibersihkan dengan sabun.
ƒ Mengontrol panas
Pengontrolan panas adalah usaha yang penting dalam pencegahan kebakaran, yaitu dengan
pengontrolan:
Api terbuka, mematuhi larangan membawa api terbuka di tempat-tempat seperti painting
room, mixing room, tempat penyimpanan cat dan tempat-tempat berbahaya lainnya.
Percikan api, mengontrol percikan api dapat dilakukan dengan megushakan instalasi listrik
yang memenuhi syarat, mematuhi larangan merokok, mematuhi prosedur hot work permit,
dan lain sebagainya.
ƒ Mengontrol oksigen
Karena oksigen selalu ada di udara, mencegah kebakaran melalui pengontrolan oksigen lebih
terbatas sifatnya. Proses oksidasi dari beberapa bahan yang dapat terbakar dapat
menimbulkan panas, apabila temperatur yang ditimbulkannya mencapai titik bakar dari bahan
tersebut, maka akan terjadi kebakaran. Untuk mencegah hal tersebut, maka bahan-bahan
kimia berbahaya dan mudah terbakar disimpan dalam tempat khusus.

35 
 
    Safety 

Selain usaha di atas, masih ada usaha-usaha lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran,
diantaranya:
ƒ Pemasangan alarm
Dewasa ini sudah banyak tersedia berbagai macam sistem alarm kebakaran yang bekerjanya
sangat efektif. Sebagai contoh:
ƒ Alarm tipe manual, alarm ini bekerja jika salah satu orang yang mengetahui adanya
bahaya kebakaran penekan atau membunyikan alarm tersebut.
ƒ Alarm
ƒ Automatic sprinkler
Sprinkel otomatis mempunyai kepala-kepala sprinkler yang dipasang terpencar pada langit-
langit di atas bagian-bagian yang dilindungi. Jika ada kebakaran, kepala sprinkler tersebut
akan terbuka dan akan menyemburkan air yang cukup untuk memadamkan api dan
membunyikan alarm.

Alarm kebakaran yang dipasang pada sebuah gedung

Menghadapi Kebakaran
Bilamana terjadi kebakaran dalam sebuah bangunan lakukanlah hal-hal berikut:
ƒ Tempatkan seseorang untuk memberitahukan para penghuni agar mengosongkan ruangan.
ƒ Pada waktu yang sama usahakan untuk mematikan api dengan alat-alat pemadam kebakaran
yang ada. Hindari mengambil resiko yang tidak perlu.
ƒ Apabila Anda tidak berhasil memadamkan atau tidak bisa menentukan jangkauan kebakaran
akibat adanya asap, Anda dapat menghubungi nomor telpon darurat.
ƒ Jika tempatnya berasap, dekatkanlah diri Anda pada lantai. Jangan sekali-kali membuka pintu
tanpa merabanya terlebih dahulu.
ƒ Segera setelah Anda keluar dari bangunan, pergilah ke tempat yang aman dan tetaplah
berada di sana.

36 
 
    Safety 

Pelajaran 3: Alat Pemadam Kebakaran

Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu:
ƒ menjelaskan tentang klasifikasi bahan pemadam kebakaran,
ƒ menjelaskan tentang klasifikasi alat pemadam kebakaran,

Bahan Pemadam Kebakaran


Pada pelajaran 1, telah diuraikan mengenai kelas-kelas kebakaran, dimana pada pembahasan
tersebut terdapat 4 (empat ) macam kelas kebakaran.masing-masing kelas kebakaran membutuhkan
penangan yang spesifik, terutama dalam hal bahan pemadam kebakarannya. Berikut ini ditunjukkan
berbagai macam bahan pemadam kebakaran berdasar kelas kebakaran yang terjadi.

Bahan Pemadam Kebakaran


No Kelas Kebakaran
Air Foam CO2 Halon Dry Powder
1 Kelas A Baik Boleh Boleh Boleh Boleh
(kayu, kertas, plastik)

2 Kelas B Bahaya Baik Baik Boleh Boleh


(minyak, oli, cat)

3 Kelas C Bahaya Bahaya Baik Baik Boleh


(peralatan listrik)

4 Kelas D Bahaya Bahaya Boleh Bahaya Baik


(magnesium, titanium, sodium)

Tabel klasifikasi bahan pemadam kebakaran

Klasifikasi Alat Pemadam Kebakaran


Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan sebagai media untuk memadamkan api jika terjadi
suatu kebakaran, diantaranya:
ƒ Air
Air merupakan salah satu alat (termasuk bahan) yang paling sering dijumpai untuk digunakan
sebagai media pemadam kebakaran. Air tersebut dapat berupa: air sungai, air sumur, air
laut, air hujan, dan lain-lain. Tetapi yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah air hanya
cocok digunakan untuk pemadaman kebakaran kelas A saja.
ƒ Air bertekanan
Air bertekanan (hydrant) berfungsi untuk memadamkan api, mengurangi nyala api, membuat
tabir api, dan sebagai pendingin ruangan. Hydrant dapat diletakkan di luar gedung, di pinggir
jalan atau di tempat-tempat yang mengandung resiko kebakaran.

37 
 
    Safety 

ƒ Alat pemadam api ringan


Alat pemadam api ringan (APAR) adalah alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran dan mempunyai berat tidak lebih
dari 16 kgf (32 lbsf).

Hydrant yang ditempatkan di luar Alat pemadam api ringan (APAR)


gedung yang ditempelkan pada diding salah
satu ruangan dalam gedung

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


ƒ Penempatan alat pemadam api ringan
Penempatan alat pemadam api ringan harus memenuhi persyaratan tertentu, agar dapat
digunakan dengan mudah saat dibutuhkan. Berikut ini adalah persyaratan penempatan alat
pemadam api ringan:
ƒ Ditempatkan di jalur keluar ruangan
ƒ Ditempatkan dekat dengan pintu keluar
ƒ Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
ƒ Sesuai dengan kebakaran yang mungkin terjadi
ƒ Jarak APAR satu dengan APAR lainnya tidak boleh melebihi 15 m
ƒ Digantung pada dinding atau tiang
ƒ Tinggi bagian APAR dengan lantai 15 m
ƒ CO2 atau dry chemical boleh lebih rendah dari tinggi dasar APAR dengan lantai
minimum 15 cm
ƒ Diberi tanda/ rambu yang mudah terlihat
ƒ Temperatur ruangan tertinggi 490 C
ƒ APAR di tempat terbuka harus terlindungi dan bebas dari penghalang
ƒ Tidak akan memungkinkan si pemakai terjebak bila kebakaran meluas
ƒ Penyebaran merata dan sedapat mungkin pada tempat sejenis

38 
 
    Safety 

ƒ Penggunaan alat pemadam api ringan


Penggunaan alat pemadam api ringan dalam proses pemadaman api harus diperhatikan
dengan baik, jangan sampai alat pemadam api ringan yang kita gunakan habis tetapi apinya
belum juga padam. Berikut adalah cara penggunaan alat pemadam pai ringan yang tepat:
ƒ Gunakan alat pemadam api ringan searah dengan angin
ƒ Pemadaman api dari sisi depan, dimulai dari dasar api dengan cara gerakan menyapu
ke depan dari benda yang terbakar.
ƒ Menggunakan alat pemadam api ringan secukupnya, dan siapkan sisanya untuk
menjaga apabila api menyala lagi.
ƒ Jika yang terbakar cairan, semprotkan alat pemadam api ringan pada permukaan zat
cair yang terbakar dengan gerakan menyapu dan hati-hati jika api menyala kembali.
ƒ Pada kebakaran dengan sumber api di atas, lakukan pemadaman dari atas ke bawah
(dari pangkal api).
ƒ Pada kobaran api yang besar, padamkan api yang besar secara bersama-sama
(dengan orang lain) dengan kerjasama yang baik.
ƒ Alat pemadam api yang sudah habis dipakai harus segera diisi kembali.

Turunkan APAR dari Lepaskan nozzle dari Cabut pin pengaman Pegang nozzle ke atas
gantungan penjepitnya dan coba di tempat

Bawa APAR ke sumber api Semprotkan ke pangkal api dengan arah menyapu
dan searah dengan arah angin

39 
 
    Safety 

Ringkasan

Penyebab Kebakaran
Kebakaran adalah adanya api yang tidak dikehendaki dan tidak dapat dikendalikan. Jika kebakaran
terjadi di perusahaan maka akan menyebabkan kerugian bagi semua pihak, baik perusahaan maupun
tenaga kerja.
Timbulnya kebakaran disebabkan oleh adanya tiga unsur, yaitu: oksigen, bahan bakar, dan panas.
Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan timbul api. Jadi dengan memisahkan
salah satu unsur dari segitiga api tersebut, maka kita sudah dapat melakukan pemadaman apai atau
pencegahan terjadinya kebakaran.

Pencegahan Kebakaran
Pencegahan terhadap kebakaran berpegang pada dasar-dasar segitiga api, sehinnga cara
pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
ƒ Mengontrol bahan bakar
ƒ Mengontrol panas
ƒ Mengontrol oksigen

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Alat pemadam api ringan (APAR) adalah alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu orang
untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran dan mempunyai berat tidak lebih dari 16 kgf
(32 lbsf).

40 
 
    Safety 

LATIHAN
1. Sebutkan 5 (lima) faktor terjadinya bahaya kebakaran!
2. Sebutkan 3 (tiga unsur) dalam segitiga api!
3. Urutkan prosedur dalam menghadapi kebakaran berikut ini!
a. Jika tempatnya berasap, dekatkanlah diri Anda pada lantai. Jangan sekali-kali membuka
pintu tanpa merabanya terlebih dahulu.
b. Tempatkan seseorang untuk memberitahukan para penghuni agar mengosongkan
ruangan.
c. Segera setelah Anda keluar dari bangunan, pergilah ke tempat yang aman dan tetaplah
berada di sana.
d. Pada waktu yang sama usahakan untuk mematikan api dengan alat-alat pemadam
kebakaran yang ada. Hindari mengambil resiko yang tidak perlu.
e. Apabila Anda tidak berhasil memadamkan atau tidak bisa menentukan jangkauan
kebakaran akibat adanya asap, Anda dapat menghubungi nomor telpon darurat.
4. Isikan kolom-kolom yang kosong berikut dengan jawaban yang tepat!

Bahan Pemadam Kebakaran


No Kelas Kebakaran
Air Foam CO2 Halon Dry Powder
1 Kelas A _____ _____ _____ _____ _____
(kayu, kertas, plastik)

2 Kelas B _____ _____ _____ _____ _____


(minyak, oli, cat)

3 Kelas C _____ _____ _____ _____ _____


(peralatan listrik)

4 Kelas D _____ _____ _____ _____ _____


(magnesium, titanium, sodium)

5. Urutkan prosedur pemadaman api dengan menggunakan APAR berikut ini!

a  b  c d


f

41 
 
    Safety 

Kunci Jawaban
1.
ƒ api rokok,
ƒ cairan mudah terbakar,
ƒ penataan ruangan yang tidak sempurna (poor housekeeping),
ƒ mesin-mesin yang terlalu panas akibat dari kurangnya perawatan,
ƒ instalasi listrik,

2.
ƒ Oksigen
ƒ Panas
ƒ Bahan bakar

3. b – d – e – a - c
4.

Bahan Pemadam Kebakaran


No Kelas Kebakaran
Air Foam CO2 Halon Dry Powder
1 Kelas A Baik Boleh Boleh Boleh Boleh
(kayu, kertas, plastik)

2 Kelas B Bahaya Baik Baik Boleh Boleh


(minyak, oli, cat)

3 Kelas C Bahaya Bahaya Baik Baik Boleh


(peralatan listrik)

4 Kelas D Bahaya Bahaya Boleh Bahaya Baik


(magnesium, titanium, sodium)

5. c – a – b – d – f - e

42 
 
 

BAB IV
 BEKERJA DENGAN AMAN

Bab 4:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 4, siswa mampu:
• menjelasakan petunjuk umum bekerja dengan aman, dan
• dasar-dasar melakukan pekerjaan dengan aman

Referensi :
Video:
Komatsu Safety

Manual:
Unit Instruction Manual, Working Safety (SEULG0028-0)
Training Aid
     Safety 

Pelajaran 1: Petunjuk Umum Bekerja dengan Aman

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
ƒ menjelaskan tentang penggunaan pakaian kerja yang benar.
ƒ menjelaskan tentang tata ruang kerja yang aman, dan
ƒ menjelaskan tentang peraturan keselamatan kerja.

Pakaian Kerja
Pada bab 2 telah dijelaskan tentang macam-macam alat pelindung diri beserta fungsinya masing-
masing. Alat pelindung diri tersebut haruslah dipakai sewaktu melakukan pekerjaan sehari-hari,
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada pada pekerjaan tersebut. Berikut beberapa ketentuan
dalam penggunaan pakaian kerja:
• Pakailah topi atau helm keselamatan (safety helmet), pakaian kerja yang ditentukan oleh
perusahaan, sepatu keselamatan (safety shoes), dan alat pelindung diri lainnya sesuai
dengan potensi bahaya yang ada.
• Pakai kerja harus rapid an ukurannya harus sesuai dengan tubuh. Jangan menggunakan
pakaian kerja yang terlalu besar (kedodoran karena selain tidak nyaman dipakai juga akan
beresiko tersangkut pada komponen yang bergerak.
• Jangan menaruh benda tajam di dalam kantong baju karena hal ini akan beresiko
menyebabkan kecelakaan kerja dan mengganggu pekerjaan.
• Jangan menggantungkan pakaian kerja di sembarang tempat.
• Helm keselamatan (safety helmet) harus diguanakan dengan tepat, ikatkan tali pengait (chip
strap) pada dagu anda, hal ini akan mencegah terlepasnya helm ketika sedang dipakai.
• Gunakan kacamata keselamatan, masker, sarung tangan, sumbat telinga (ear plug), rompi
reflector, dan perlengkapan keselamatan lainnya dengan tepat sesuai fungsinya masing-
masing.
Helm keselamatan

Chip strap

Seragam kerja
Kartu identitas

Safety shoes

Penggunaan pakaian kerja yang tepat

44 
 
     Safety 

Tata ruang kerja


Tata ruang kerja harus dirancang sebaik mungkin. Dengan tata ruang kerja yang baik, maka
karyawan dapat bekerja dengan efisien dan terhindar dari bahaya kecelakaan. Tata ruang kerja yang
konsisten sangat diperlukan, jangan menempatkan sesuatu disembarang tempat.

Tata ruang kerja

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan selama bekerja yang berhubungan dengan tata ruang
kerja.
ƒ Jangan meletakkan barang apapun di jalan.
ƒ Peralatan darurat, seperti alat pemadam kebakaran ringan, hidran, alarm kebakaran haruslah
dapat terlihat dengan baik dan mudah dijangkau.
ƒ Jalur evakuasi pada saat terjadi keadaan darurat harus sejelas munkin.
ƒ Bersihkan tumpahan oli yang ada dilantai sesegera mungkin.
ƒ Peralatan kerja harus tersusun dengan rapi pada saat melakukan pekerjaan.
ƒ Sesegera mungkin membereskan peralatan kerja dan komponen setelah selesai bekerja.

Peraturan umum keselamatan kerja


ƒ Sebelum bekerja
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan memulai untuk bekerja,
diantaranya:
• Lakukan meeting singkat dengan kelompok kerja untuk membahas beberapa hal
penting sebelum memulai untuk bekerja.
• Laporkan kepada atasan anda, jika anda merasa sakit.
• Tunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin (group leader) jika bekerja dalam suatu
kelompok.
• Selalu periksa peralatan kerja (tools), mesin sebelum memulai bekerja.

45 
 
     Safety 

• Jangan sekali-kali menggunakan mesin atau peralatan kerja yang belum anda ketahui
cara penggunannya.
• Periksa perlengkapan keselamatan yang disediakan pada tiap-tiap alat atau mesin.
• Baca petunjuk penggunaan alat sebelum mengoperasikan alat.

Meeting singkat sebelum bekerja

ƒ Ketika sedang bekerja


• Harus tetap konsentrasi pada saat bekerja
• Jangan memasuki area kerja dengan alas an yang tidak jelas.
• Jangan mengganggu rekan kerja atau mengajak bercanda kepada rekan kerja pada
saat sedang melakukan pekerjaan.
• Tetap jaga komunikasi dengan rekan kerja selama bekerja dalam kelompok. Anda
harus tahu apa yang sedang rekan anda kerjakan dan dimana mereka bekerja.
• Jangan memberikan kesempatan adanya pengoperasian alat oleh orang lain tanpa
ijin terlebih dahulu.
• Matikan semua switch ketika anda meninggalkan alat tersebut.

Komunikasi dengan rekan kerja

46 
 
     Safety 

ƒ Selesai bekerja
• Setelah selesai bekerja, bersihkan area kerja, peralatan kerja dan periksa semua
mesin yang telah anda gunakan.
• Jangan lupa untuk mematikan semua switch.

Membersihkan tempat kerja setelah selesai


melakukan pekerjaan

47 
 
     Safety 

Pelajaran 2: Dasar-dasar Melakukan Pekerjaan dengan Aman

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
ƒ menjelaskan dasar-dasar membongkar dan memasang komponen dengan aman,
ƒ menjelaskan dasar-dasar penggunaan hand tools dengan aman,
ƒ menjelasakan dasar-dasar penggunaan power tools (pneumatic & electric dengan aman, dan
ƒ menjelaskan metode pengangkatan barang dengan aman.

Membongkar dan Memasang Komponen


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pekerjaan membongkar dan
memasang komponen, diantaranya:
ƒ Selalu gunakan peralatan kerja yang tepat
sesuai dengan peruntukkannya. Jangan
menggunakan peralatan kerja yang sudah
rusak.
ƒ Tempatkan peralatan kerja dengan benar.
ƒ Jangan sekali-kali menggunakan jari untuk
meluruskan lubang pada komponen, pakailah
obeng, rod, atau stick.
ƒ Tempatkan penopang sebelum melepas baut

Jangan menggunakan jari untuk meluruskan untuk membongkar komponen.


lubang pada komponen ƒ Jika akan membongkar komponen hidrolik,
pastikan tidak ada tekan hidrolik yang bekerja.
Lihat terlebih dahulu prosedur membebaskan
tekanan hidrolik pada shop manual alat
tersebut.
ƒ Jika harus bekerja di bagian bawah alat,
pastikan anda mencabut starting key dan
menempelkan kode “ masih dalam tahap
perbaikan “ pada kabin operator untuk
mencegah agar orang lain tidak
mengoperasikan alat tersebut.
Tempelkan kode pada kabin ketika melakukan
perbaikan di bawah alat ƒ Matikan mesin ketika anda bekerja di dekat
komponen yang berputar.

48 
 
     Safety 

Bekerja dengan Hand Tools


ƒ Palu (Hammer)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja dengan menggunakan palu, yaitu:
• Sebelum menggunakan palu, periksa telebih
dahulu apakah kondisinya layak digunakan
atau tidak. Periksa apakah sudah terjadi
kebengkokan atau cacat pada kepala palu
tersebut.
• Pastikan bahwa pegangan palu teikat kuat
pada kepala palu, jangan sampai terlepas
Pilih palu dengan kondidi yang baik ketika sedang digunakan.
• Pastikan tidak terdapat oli pada pegangan
palu.
• Jangan menggunakan sarung tangan ketika
sedang bekerja dengan menggunakan palu.
• Pakai kacamata pelindung ketika sedang
bekerja dengan menggunakan palu.
• Pastikan tempat bekerja disekitarnya aman.
• Jangan menggunakan palu baja untuk
memukul material yang dikeraskan (tempered
material), sebisa mungkin gunakan palu
Jangan menggunakan sarung tangan ketika
memukul dengan menggunakan palu kuningan atau palu plastik.
• Secara berkala periksa kondisi palu.

Jangan memukul material yang dikeraskan


dengan menggunakan palu besi

49 
 
     Safety 

ƒ Wrenches
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja dengan menggunakan wrenches, yaitu:
• Periksa wrenches sebelum digunakan, pastikan
kondisi rahangnya tidak rusak, tidak benkok,
tidak aus, dan tidak retak.
• Gunakan wrench sesuai dengan ukurannya.
• Jangan menyambung dua buah wrench
sekaligus untuk menambah torsi ketika
membuka bolt dan nut.
• Jangan menggunakan wrench untuk memukul
Jangan menyambung wrench atau mengungkit sesuatu.
• Arah putar pada saat pengencangan atau
pelepasan harus tepat.
• Ketika akan membuka atau mengencangkan
bolt dan nut dengan torsi pengencangan yang
besar, pastikan daerah disekitar anda aman
dari material-material yang dapat
membahayakan. Pastikan pula posisi kaki anda
yang kokoh.
Arah putaran wrench

ƒ Pahat (Chisel)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan pahat, yaitu:
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
bekerja dengan menggunakan pahat, yaitu:
• Pastikan pahat yang digunakan dalam kondisi
baik, tidak bengkok, tidak ada retak di bagian
ujung dan pangkal pahat, dan memiliki susdt
potong yang baik.
Kondisi pahat yang tidak layak pakai
• Gunakan selalu kacamata pelindung (goggles)
untuk melindungi mata dari serpihan logam.
• Pastikan kondidi di sekitar area kerja aman,
jangan sampai serpihan besi mengenai orang-
orang disekitar anda bekerja.
• Pegang pahat dengan kuat dan benar.

Gunakan kacamata (goggles) pada saat


memahat

50 
 
     Safety 

Pastikan area kerja anda aman Contoh cara memegang pahat yang benar

ƒ Screwdrivers
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja menggunakan screwdriver, diantarany:
• Sebelum digunakan, pastikan pegangan
(handle) tidak terdapat retak, tidak ada play
antara handle dan screwdriver, tidak bengkok,
dan ujung screwdriver dalam kondisi baik.
• Ukuran screwdriver harus sesuai dengan screw
yang akan dilepas atau dikencangkan.
• Jangan gunakan screwdriver untuk
Gunakan ukuran screwdriver yang sesuai
mengungkit.
• Jangan pernah memukul pegangan (handle)
pada screwdriver dengan menggunakan palu
(kecuali untuk shock screwdriver). Dan jangan
pernah menggunakan screwdriver seperti
pahat.
• Jangan menggunakan screwdriver untuk

Jangan gunakan screwdriver seperti pahat melakukan pengetesan arus listrik. Hal ini akan
mengakibatkan menurunnya kekuatan
mekanikal bahan pada screwdriver.

Jangan gunakan screwdriver untuk


mengungkit

51 
 
     Safety 

ƒ Punches
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan punch, yaitu:
• Sebelum digunakan pastikan kondisinya baik,
tidak ada retak, tidak bengkok dan tidak ada
serpihan logam.
• Pukul punch dengan arah tegak lurus. Hal ini
untuk menghindari melesetnya punch ketika
dipukul.
• Pukul pelan punch untuk pertama kali, hal ini
bertujuan untuk mendudukkan punch pada

Kondisi punch tidak layak pakai lubang.

Pukul punch dengan arah tegak lurus

Bekerja dengan Power Tools (Pneumatic)


Secara umum ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan menggunakan power tools
(pneumatic), diantaranya:
ƒ Buka valve udara secara bertahap.
ƒ Jangan pernah menahan tekanan udara yang keluar dengan menggunakan bagian tubuh.
ƒ Jangan pernah memperpanjang hoses melebihi kebutuhan.
ƒ Hati-hati ketika akan membuka sambungan, pastikan tidak ada tekanan udara.
power tools yang sering digunakan adalah gerinda tangan, impact wrench, dan air gun. Berikut akan
dijelaskan mengenai cara pnggunaan yang aman pada masing-masing power tools tersebut.

52 
 
     Safety 

ƒ Gerinda tangan (portable grinder)


• Sebelum digunakan pastikan penutup batu
gerinda terikat dengan baik, tidak ada bagian
yang kendor, batu gerinda dalam kondisi baik
(tidak pecah, retak, atau terkunci), batu
gerinda yang digunakan sesuai dengan
material yang akan digerinda.
• Cobalah terlebih dahulu sebelum digunakan
dan pastikan switch bekerja dengan baik,
gerinda tidak menimbulkan suara yang
Cobalah gerinda terlebih dahulu sebelum
digunakan abnormal dan play pada poros batu gerinda
tidak menyebabkan getaran yang besar.
• Gunakan selalu kacamata pelindung (goggles).
• Ketika akan menaruh gerinda ke lantai,
pastikan gerinda dalam keadaan mati.
• Pastikan area penggerindaan bebas dari
bahan-bahan yang mudah terbakar.
• Jangan menggerinda pada posisi tubuh yang
tidak stabil.
• Posisi batu gerinda dengan permukaan
material yang digerinda harus tepat.

Posisi tubuh harus stabilpada saat


menggerinda

Posisi batu gerinda yang benar

53 
 
     Safety 

ƒ Impact wrench
• Sebelum digunakan, pastikan kondisi impact
wrench dalam keadaan baik.
• Ukuran impact wrench harus sesuai dengan
torsi pengencangan bolt dan nut.
• Cobalah terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pastikan tidak terdapat bunyi yang abnormal
dan kondisi hose dalam keadaan baik.
• Pastikan pada saat melepas dan memasang
bolt dan nut, putaran impact wrench harus
Gunakan ukuran impact wrench yang sesuai
dengan torsi pengencangan bolt dan nut
sesuai.
• Pastikan posisi impact wrench tegak lurus.
• Gunakan selalu kacamata pelindung (goggles).
• Jika akan menggunakan impact wrench dalam
jangka waktu lama, gunakan sumbat telinga
(ear plug).
• Jika menggunakan impact wrench yang cukup
besar, maka posisi tubuh harus stabil dan
pegangan harus kuat.

Posisi impact wrench harus tegak lurus

Pakai sumbat telinga untuk pemakaian impact


wrench dalam jangka waktu lama

54 
 
     Safety 

ƒ Air gun
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan air gun:
• Jangan pernah mengarahkan nozzle ke tubuh
orang lain.
• Gunakan kacamata pelindung (protective
goggles).

Jangan pernah mengarahkan nozzle ke orang


lain

Power Tools (Electric)


Secara umum ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan menggunakan power tools
(electric), diantaranya:
ƒ Periksa kondisi circuit breaker.
ƒ Pastikan tidak ada kerusakan pada bagian-bagian sambungan.
ƒ Jangan memegang komponen yang berputar sampai komponen tersebut benar-benar
berhenti dengan sempurna.
ƒ Pakailah selalu alat pelindung diri yang dianjurkan (kacamata pelindung, sarung tangan atau
masker).

Berikut ini beberapa contoh power tools yang sering digunakan.


ƒ Double-headed grinder
• Putar roda gerinda dan periksa adanya
keretakan atau kerusakan yang lainnya.
• Coba dahulu sebelum digunakan dan pastikan
bahwa: tidak ada play pada shaft, roda
gerinda dapat berputar dengan sempurna dan
tidak menimbulkan suara yang abnormal.
• Pakai selalu kacamata pelindung (safety
goggles).
• Jangan berdiri tepat di depan batu gerinda
yang sedang berbutar.
• Jika akan mengganti batu gerinda dengan
yang baru, pastikan rang tersebut sudah
Posisi tubuh ketika menggerinda
memiliki kompetensi dalam hal tersebut.

55 
 
     Safety 

ƒ Electric drill
• Pastikan switch bekerja dengan baik.
• Pastikan tidak ada kebocoran listrik pada body.
• Pastikan mata bor tidak tumpul.
• Pastikan semua komponen terikat dengan
sempurna.
• Gunakan kacamata pengaman.
• Janagan gunakan sarung tangan.
• Jangan pernah meniup lubang hasil
pengeboran dengan tujuan untuk
membersihkannya, hal ini sangat berbahaya
karena serbuk besi dapat masuk ke mata
Jangan menggunakan sarung tangan ketika anda.
melakukan pengeboran
• Buat lubang dengan penitik khusus untuk
mengebor suatu lubang.
• Jaga posisi tubuh anda agar selalu stabil.

Posisi pengeboran harus tepat

56 
 
     Safety 

Press Work
Bekerja dengan alat penekan sangat dibutuhkan kehati-hatian dan kecermatan, karena resikonya
sangat tinggi. Hal berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja menggunakan alat
penekan:
ƒ Untuk pekerjaan press-fitting dan
pembengkokan, gunakan liner khusus yang
sesuai.
ƒ Material-material yang dikeraskan (tempered
material) sangat beresiko pecah ketika
dilakukan penekanan.
ƒ Jika bekerja dengan orang lain, gunakan kode
yang mudah dimengerti.
ƒ Posisi penekan dan material yang ditekan
harus benar-benar lurus untuk menjaga agar
Koordinasi dengan rekan kerja sangat jangan sampai material yang ditekan
dibutuhkan
melenting.
ƒ Amati selalu pressure gauge, jika gaya
penekanan yang bekerja melebihi standar
segera hentikan penekanan.

Amati selalu pressure gauge

Pengangkatan Barang Secara Manual


Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pengangkatan barang secara manual:
ƒ Jangan pernah mengangkat barang lebih dari
20 kg sendirian atau jangan pernah
mengangkat barang berdua (dengan teman)
lebih dari 40 kg.
ƒ Ketika melakukan pngangkatan, pegang
barang yang diangkat dengan cukup kuat dan
posisi pinggang kebawah (lihat gambar).
Cara mengangkat barang

57 
 
     Safety 

ƒ Usahakan posisi punggung tetap lurus.


ƒ Rapatkan barang yang diangkat kebagian
depan tubuh dan jaga keseimbangan.
ƒ Barang yang anda bawa jangan sampai
menghalangi pandangan anda.
ƒ Hati-hati ketika menurunkan barang.
ƒ Ketika mengangkat barang berdua, jaga
komunikasi dengan pasangan anda.
Cara membawa barang

Pengangkatan Barang dengan Forklift Truck


ƒ Hanya orang yang memiliki ijin mengemudikan
forklift saja yang boleh mengoperasikan.
ƒ Periksa alat sebelum digunakan.
ƒ Operator harus menggunakan helm.
ƒ Jangan mengangkat beban diluar kapasitas
forklift.
ƒ Jangan mengangkat material terlalu tinggi.
ƒ Jangan mengoperasikan forklift melampaui
Jangan mengangkat barang melebihi kapasitas batas kecepatan yang diijinkan.
ƒ Jangan mengijinkan orang lain untuk
menumpang dibagian fork, di atas muatan
atau di atas counterweight.

Jangan mengangkat barang terlalu tinggi

Jangan memeberikan tumpangan kepada


orang lain

58 
 
     Safety 

Pengangkatan dengan Menggunakan Crane


Penggunaan crane sangat dibutuhkan kehati-hatian, maka dari itu hanya orang yang memiliki ijin saja
yang berhak mengoperasikannya.
ƒ Periksa kondisi crane sebelum digunakan.
ƒ Periksa kondisi sling/ rantai sebelum
digunakan.
ƒ Pemberi sinyal atau aba-aba harus
berkompenten dalam hal tersebut.
ƒ Jangan pernah naik atau berada di atas
barang yang di angkat.
ƒ Pada prinsipnya sudut sling pada saat
Periksa kondisi sling/rantai sebelum pengangkatan adalah 600, jika tidak
digunakan untuk mengangkat
memungkinkan, maka sudut pengangkatan
bisa melebihi 600 tetapi tidak boleh lebih dari
900.
ƒ Pastikan barang yang kita angkat benar-benar
stabil.

Berikan aba-aba yang jelas kepada operator

Sudut pengangkatan barang

Jangan naik diatas muatan

Posisikan hook pada daerah yang aman


setelah digunakan

59 
 
     Safety 

Bekerja Di Ketinggian (Lebih dari 2 meter)


Bekerja di ketinggian lebih beresiko jika dibandingkan dengan bekerja di lantai biasa. Bekerja di
ketinggian membutuhkan persiapan yang lebih matang untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Semakin hari semakin besar alat yang ada saat ini, berarti kita akan bekerja layaknya di ketinggian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bekerja di ketinggian adalah:
ƒ Pakailah pakaian yang ringan dan kancingkan
baju anda dengan benar.
ƒ Jangan menggunakan sepatu yang mudah
selip.
ƒ Jangan menggunakan sarung tangan ketika
naik dan turun.
ƒ Pastikan orang-orang di sekitar mengetahui
bahwa sedang ada pekerjaan di ketinggian.
ƒ Gunakan alat angkut ketinggian yang
disarankan.
ƒ Gunakan tiga titik tumpu (three point support
Pastikan tangga yang digunakan dalam posisi
stabil dan terkunci dengan baik system) ketika naik dan turun dari ketinggian.
ƒ Jangan pernah membawa beban apapun
ketika naik dan turun melalui tangga.
ƒ Gunakan tangga dengan posisi yang stabil dan
terkunci dengan benar ketika bekerja di
ketinggian.
ƒ Gunakan tali dan sabuk pengaman untuk
menjaga jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

Gunakan tali dan sabuk pengaman

60 
 
     Safety 

Ringkasan

Bekerja dengan Aman


Demi tercapainya suatu kondisi yang aman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
ƒ Pakaian kerja yang digunakan oleh seorang pekerja haruslah memenuhi standar keamanan
sesuai dengan jenis pekerjaannya.
ƒ Tata ruang kerja harus dirancang sebaik mungkin. Dengan tata ruang kerja yang baik, maka
karyawan dapat bekerja dengan efisien dan terhindar dari bahaya kecelakaan. Tata ruang
kerja yang konsisten sangat diperlukan, jangan menempatkan sesuatu disembarang tempat.
ƒ Peraturan umum ketika bekerja, dari persiapan sebelum bekerja, pada saat bekerja, dan
setelah selesai bekerja.

Dasar-dasar Melakukan Pekerjaan dengan Aman


Suatu pekerjaan harus dilakukan dengan aman, baik aman dari segi manusia, alat maupun
lingkungan sekitarnya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut diantaranya adalah:
ƒ Pekerjaan membongkar dan memasang komponen
ƒ Pekerjaan dengan menggunakan hand tools.
ƒ Pekerjaan dengan menggunakan power tools.
ƒ Pekerjaan mengangkat barang, baik secara manual maupun dengan menggunakan alat
bantu.
ƒ Pekerjaan di ketinggian, dan lain sebagainya.

61 
 
     Safety 

LATIHAN
Latihan berikut dikerjakan secara mandiri oleh siswa setelah mengikuti pelatihan secara tuntas pada
bab 4.
Disertakan pula kunci jawaban untuk latihan ini guna mengetahui hasil pekerjaan Peserta.
Tentukan “benar” atau “salah” pernyataan-pernyataan berikut ini!
1. Pada saat melakukan pkerjaan dengan menggunakan palu (hammer) dianjurkan untuk
memakai sarung tangan. [____]
2. Posisi pengangkatan barang seperti gambar di bawah sangat dianjurkan. [____]

3. Sudut sling pada saat pengangkatan dianjurkan untuk tidak melebihi 600. [____]
4. Untuk melindungi tangan dari serpihan logam, maka pada saat melakukan pengeboran
dianjurkan menggunakan sarung tangan. [____]
5. Pada kondisi tertentu, kita boleh meggunakan screwdriver selayaknya pengungkit. [____]
6. Posisi pemindahan barang seperti gambar di bawah ini sangat dianjurkan. [____]

7. Kita harus menggunakan sumbat telinga (ear plug), ketika melakukan pekerjaan dengan
menggunakan impact wrench dalam jangka waktu yang cukup lama. [____]
8. Pada saat mengoperasikan forklift, kita tidak boleh menaikkan penumpang di atas muatan.
[____]
9. Posisi berdiri yang aman ketika melakukan penggerindaan dengan double-headed grinder
adalah tepat di depan batu gerinda. [____]
10. Pada saat melakukan pengencangan bolt dengan menggunakan impact wrench, impact
wrench harus dalam posisi tegak lurus. [____]

62 
 
     Safety 

Kunci Jawaban
1. S
2. S
3. B
4. S
5. S
6. B
7. B
8. B
9. S
10. B

63 
 
   
 

  EVALUASI
 SOAL TEST TEORI
 
Petunjuk Mengerjakan Soal
1. Siswa menuliskan pada lembar jawaban yang telah disediakan : Nama, Tanggal, dan Kode Soal.
2. Untuk soal No. I Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Hanya ada satu jawaban yang paling benar.
Siswa melingkari jawaban yang paling benar pada lembar jawaban yang disediakan.
Contoh : 1. Fungsi bulldozer adalah:
a. Land clearing b. Loading c. Hauling d. Compacting.
Jawaban: a b c d
Jika akan mengganti jawaban, berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang salah, selanjutnya
lingkari jawaban yang benar.
Contoh: Jawaban : a b c Xd
3. Untuk soal No. II Benar-Salah (True-False)
Siswa melingkari pada lembar jawaban huruf "B" jika pemyataan pada soal Benar. dan lingkari
huruf "S" jika pernyataan Salah.
4. Untuk soal No. III Menjodohkan (Matching)
Siswa mencocokkan soal pada kolom A dengan jawaban/pernyataan pada kolom B.
5. Untuk soal No. IV Melengkapi (Fill-In)
Siswa mengisikan pada lembar jawaban, kata/nama komponen/fungsi yang sesuai pada masing-
masing soal.
6. Siswa tidak dibenarkan mengotori, menulis dan merusak buku soal.
7. Setelah selesai mengerjakan, siswa memasukkan lembar jawaban pada buku soal, dan bisa
meninggalkan ruangan atas seijin pengawas.
8. Waktu : 120 menit.

 
 
     Safety 
 

Pilihan Ganda

Siswa memberi tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soal-soal di
bawah ini.

1. Suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa terjadi adanya suatu kecelakaan
merupakan definisi dari ...
a. Keselamatan kerja.
b. Kedisiplinan kerja.
c. Kesehatan kerja.
d. Ketelitian kerja.

2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Mencegah kerusakan pada alat-alat, material produksi, dan lingkungan kerja.
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
c. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
d. Mencegah penurunan biaya produksi.

3. Salah satu manfaat keselamatan dan kesehatan kerja jika diterapkan dengan benar dalam
sebuah perusahaan adalah ...
a. Menyelamatka pegawai dari kehilangan waktu tidur.
b. Menyelamatkan pegawai dari kesakitan/penderitaan.
c. Menyelamatkan keluarga dari masa depan yang sempurna.
d. Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan waktu melatih atletnya.

4. Terdapat empat komponen yang memerlukan pengawasan berkesinambungan agar tercipta


suatu keadaan yang aman (lingkungan, kondisi, dan tindakan kerja). Keempat komponen
tersebut adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Man.
b. Money.
c. Machine.
d. Methode.

5. Hubungan keselamatan kerja dengan produksi adalah …


a. Produksi + Keselamatan Kerja = Kuantitas + Kualitas.
b. Produksi + Kualitas = Keselamatan Kerja + Kuantitas.
c. Produksi = Kuantitas + Kualitas – Keselamatan Kerja.
d. Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja.

65 
 
     Safety 
 

6. Peraturan yang mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk menyediakan tempat dan
lingkungan kerja yang aman adalah ...
a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970.
b. Undang-Undang No.1 Tahun 1992.
c. Undang-Undang No.23 Tahun 1970.
d. Undang-Undang No.23 Tahun 1992.

7. Tenaga kerja di tempat kerja harus sehat dan selamat serta proses produksi harus aman dan
efisien, ini merupakan isi dari ...
a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970.
b. Undang-Undang No.23 Tahun 1970.
c. Undang-Undang No.23 Tahun 1992.
d. SK MENTAMBEN No.555.K/26/M.PE/1995.

8. SK MENTAMBEN No.555.K/26/M.PE/1995 mengatur tentang ...


a. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan emas.
b. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum.
c. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan batu-bata.
d. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan batu-bara.

9. Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga, tidak diinginkan dan terjadi secara
tiba-tiba serta bersifat merugikan disebut ...
a. Action.
b. Influent.
c. Incident.
d. Accident.

10. Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah seperti disebutkan
di bawah ini, KECUALI ...
a. Karena tidak tahu.
b. Karena tidak mau.
c. Karena tidak mampu.
d. Karena tidak mau tahu.

66 
 
     Safety 
 

11. Salah satu contoh lemahnya pengawasan tentang pelaksanaan keselamatan kerja adalah ...
a. Keselamatan kerja dianggap menjadi bagian dari pekerjaan.
b. Perhatian pegawai tentang keselamatan kerja kurang.
c. Instruksi tentang keselamatan kerja kurang.
d. Kondisi fisik karyawan yang terlalu lelah.

12. Salah satu penyebab sering terjadinya kecelakaan adalah ...


a. 88 % kondisi tidak aman.
b. 88 % tindakan tidak aman.
c. 80 % tindakan tidak aman.
d. 80 % kondisi tidak nyaman.

13. Ketika terjadi cedera kerja atas diri pegawai dimana masih dapat ditangani oleh petugas P3K
maupun perawat kesehatan, dan setelah itu karyawan dapat bekerja kembali, dapat
diklasifikasikan sebagai cedera ...
a. Environmental damage.
b. Bussiness instruction.
c. Property danger.
d. People injury.

14. Cedera yang terjadi pada pegawai, dimana pegawai tersebut diarahkan untuk mendapatkan
perlakuan medis lanjutan setelah mendapatkan perawatan P3Kdisebut ...
a. Cedera hilang waktu kerja.
b. Cedera rawat medis.
c. Cedera cacat tetap.
d. Cedera ringan.

15. Jika seorang pegawai kehilangan seluruh waktu kerjanya karena mengalami cedera atau
sakit yang berhubungan dengan pekerjaannya, maka dapat disebut bahwa pegawai tersebut
mengalami cedera ...
a. Hilang waktu kerja.
b. Meninggal dunia.
c. Rawat medis.
d. Fatal.

67 
 
     Safety 
 

16. Suatu kematian yang disebabkan oleh cedera kerja tanpa memperhatikan lamanya waktu
antara cedera dan kematian disebut ...
a. Cedera fatal.
b. Cedera berat.
c. Cedera cacat tetap.
d. Cedera hilang waktu kerja.

17. Kecelakaan di tempat kerja yang menyebabkan terganggunya kegiatan usaha suatu
perusahaan disebut ...
a. Bussiness interuption.
b. Bussiness instruction.
c. Bussiness incident.
d. Bussiness injury.

18. Salah satu klasifikasi kecelakaan di tempat kerja adalah ...


a. Environmental damage.
b. Bussiness instruction.
c. Property danger.
d. People damage.

19. Kecelakaan tambang di Indonesia di klasifikasikan sebagai luka berat jika ...
a. Korban dalam waktu lebih dari 3 hari sudah dapat bekerja kembali.
b. Korban dalam waktu kurang dari 3 hari sudah dapat bekerja kembali.
c. Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu sudah dapat bekerja kembali.
d. Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu sudah dapat bekerja kembali.

20. Di bawah ini merupakan contoh-contoh social loss, KECUALI ...


a. Keadaan ekonomi keluarga terganggu.
b. Karyawan yang tidak dapat bekerja.
c. Kehilangan sababat yang baik.
d. Kesedihan bagi keluarga.

21. Salah satu contoh biaya tidak langsung (indirect cost) adalah …
a. Kehilangan waktu.
b. Gaji, upah dan kompensasi.
c. Biaya perawatan dan pengobatan.
d. Kerusakan alat, mesin, dan material.

68 
 
     Safety 
 

22. Suatu kejadian dimana manusia, peralatan, dan lingkungan telah, hampir mengalami
kecelakaan atau bahkan telah mengalami kecelakaan disebut ...
a. Near miss.
b. Incident.
c. Accident.
d. Hazzard.

23. Di bawah ini adalah ketentuan-ketentuan dalam pemilihan alat pelindung diri, KECUALI …
a. Alat pelindung harus dapat memberikan perlindungan yang baik, kuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
b. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk yang tidak tepat atau salah dalam penggunaannya.
c. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan
yang berlebihan.
d. Alat pelindung harus dapat membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

24. Peraturan yang mengatur pemakaian alat pelindung diri, diantaranya adalah ...
a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 dan PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1981.
b. Undang-Undang No.1 Tahun 1971 dan PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1980.
c. Undang-Undang No.1 Tahun 1980 dan PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1970.
d. Undang-Undang No.1 Tahun 1981 dan PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1971.

25. Salah satu klasifikasi alat pelindung diri berdasarkan fungsinya adalah ...
a. Pelindung kepala dan badan.
b. Pelindung kepala dan muka.
c. Pelindung mata dan hidung.
d. Pelindung tangan dan kaki.

26. Topi keselamatan yang tahan terhadap listrik tegangan tinggi adalah topi keselamatan kelas
...
a. Kelas A.
b. Kelas B.
c. Kelas C.
d. Kelas D.

69 
 
     Safety 
 

27. Jenis pelindung telinga yang memiliki tingkat proteksi lebih tinggi dan dapat dipakai pada
telinga yang terinfeksi ringan adalah ...
a. Ear phone.
b. Ear block.
c. Ear muff.
d. Ear plug.

28. Sepatu keselamatan (safety shoes) dapat dibedakan menurut pekerjaan yang dilakukan, yaitu
seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Sepatu karet anti elektrostatik yang digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya
peledakan.
b. Sepatu keselamatan yang digunakan di tempat kerja yang mengandung bahaya
peledakan.
c. Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko bahaya tertimpa benda keras.
d. Sepatu yang dipakai pada pekerjaan pengecoran baja.

29. Baju pelindung yang menutupi sebagian anggota tubuh (dari dada sampai lutut) disebut ...
a. Overlength.
b. Overall.
c. Apron.
d. Apar.

30. Timbulnya kebakaran disebabkan oleh adanya tiga unsur, yaitu seperti disebutkan di bawah
ini, KECUALI ...
a. Panas.
b. Ruang.
c. Oksigen.
d. Bahan bakar.

31. Cara penyebaran panas dari api atau sumber panas pada bahan mudah terbakar melalui
bahan yang mudah merambatkan panas, disebut ...
a. Kontak langsung.
b. Konduksi.
c. Konveksi.
d. Radiasi.

70 
 
     Safety 
 

32. Subsitusi bahan, yaitu mengganti bahan yang mudah terbakar dengan bahan yang tidak
mudah terbakar, merupakan contoh pencegahan kebakaran melalui cara ...
a. Mengontrol panas.
b. Mengontrol oksigen.
c. Mengontrol tata ruang.
d. Mengontrol bahan bakar.

33. Alat yang dapat menyemburkan air yang cukup untuk memadamkan api dan membunyikan
alarm jika terjadi kebakaran disebut ...
a. Automatic fire supression.
b. Automatic sprinkler.
c. Automatic alarm.
d. Automatic timer.

34. Kebakaran yang diakibatkan oleh benda-benda seperti kayu, kertas, atau plastik baik
dipadamkan oleh ...
a. Air.
b. Foam.
c. CO2.
d. Halon.

35. Alat yang digunakan untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran dan
mempunyai berat tidak lebih dari 16 kgf adalah ...
a. Air.
b. Apron.
c. Apar.
d. Hydran.

36. Jarak alat pemadam api ringan yang satu dengan yang lainnya tidak boleh melebihi ...
a. 5 m.
b. 10 m.
c. 15 m.
d. 20 m.

71 
 
     Safety 
 

37. Jenis bahan pemadam kebakaran yang dapat digunakan pada semua kelas kebakaran adalah
...
a. Air.
b. Foam.
c. CO2.
d. Halon.

38. Perhatikan gambar di bawah ini! Prosedur pemadaman api dengan menggunakan alat seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah adalah ...

a b c d

e f

a. c – a – b – d – f – e
b. c – b – a – d – f – e
c. b–a–f–e–d–c
d. b – a – f – e – d – c

39. Beberapa hal yang harus diperhatikan selama bekerja yang berhubungan tata ruang kerja
adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Peralatan darurat harus dapat terlihat dengan jelas dan sulit untuk dijangkau.
b. Peralatan kerja harus tersusun dengan rapi pada saat melakukan pekerjaan.
c. Bersihkan tumpahan oli yang ada di lantai sesegera mungkin.
d. Jangan meletakan barang apapun di jalan.

72 
 
     Safety 
 

40. Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika sedang bekerja adalah ...
a. Lakukan meeting singkat dengan kelompok kerja untuk membahas beberapa hal penting
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Jangan mengganggu atau mengajak bercanda rekan kerja pada saat melakukan
pekerjaan.
c. Bersihkan area kerja, peralatan kerja, dan periksa semua mesin yang telah anda
gunakan.
d. Baca petunjuk penggunaan alat sebelum mengoperasikan alat.

Benar - Salah

Siswa memberikan tanda silang pada lembar jawaban, pada huruf B bila pernyataan di bawah betul
dan pada huruf S bila pernyataannya salah.

1. Keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan dalam sebuah perusahaan dengan tujuan untuk
menambah biaya operasional, mencegah pemborosan terhadap tenaga kerja, modal,
peralatan, dan sumber-sumber produksi lainnya.
2. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan menyediakan syarat kerja.
3. Cedera atau sakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang menyebabkan seseorang
pegawai kehilangan seluruh waktu kerjanya disebut cidera fatal.
4. Pengontrolan tingkat resiko kecelakaan dapat dilakukan dengan enginering control
(konstruksi), yaitu dengan melakukan penataan ruang dan lingkungan kerja yang tidak aman
dan nyaman digunakan untuk bekerja bagi karyawan, sehingga dapat menghindarkan resiko
kecelakaan kerja.
5. Safety merupakan dimana unsur-unsur utama seperti manusia, peralatan, dan lingkungan
berada dalam keadaan aman.
6. Pasal 9 ayat 2 pada Undang-Undang No.1 Tahun 1980 menyebutkan bahwa ”pengurus hanya
dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja
tersebut memahami syarat-syarat tersebut di atas”.
7. Topi keselamatan menurut fungsinya dibagi menjadi 4 jenis yaitu, kelas A, kelas B, kelas C,
dan kelas D.
8. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat proteksi tangan adalah jenis
material yang harus dicegah, daya tahan terhadap kontak dengan bahan, kepekaan yang
diperlukan dalam melakukan pekerjaan, dan harga yang sesuai dengan budget perusahaan.
9. Berdasarkan PERMENAKERTRANS No.14 Tahun 1980, kayu, kertas, kain, dan plastik
merupakan benda-benda yang dapat menimbulkan kebakaran kelas A.

73 
 
     Safety 
 

10. Panas yang berpindah ke tempat lain dengan cara dibawa oleh media yang bersirkulasi,
seperti gas atau cairan disebut cara penyebaran konveksi.
11. Posisi pengangkatan barang seperti diperlihatkan pada gambar di bawah adalah sangat
dianjurkan.

12. Gunakan jari, obeng, rod, atau stick untuk meluruskan lubang pada komponen ketika
melakukan pekerjaan membongkar dan merakit komponen.
13. Pada saat melakukan pekerjaan dengan menggunakan palu (hammer) dianjurkan untuk
menggunakan sarung tangan.
14. Jangan menggunakan palu baja untuk memukul material yang dikeraskan, dianjurkan untuk
menggunakan palu karet.
15. Posisi pengangkatan barang yang benar adalah seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.

16. Jangan menyambung dua buah wrench atau menyambungnya dengan pipa untuk menambah
torsi ketika membuka bolt.
17. Pada kondisi tertentu, kita boleh menggunakan screwdriver sebagai pengungkit.
18. Gunakan earplug ketika menggunakan impact wrench dalam jangka waktu yang lama.
19. Posisi berdiri yang aman ketika melakukan penggerindaan dengan menggunakan double
headed grinder adalah tepat di dapan batu gerinda.
20. Untuk melindungi tangan dari serpihan logam, maka pada saat melakukan pengeboran
dianjurkan untuk menggunakan safetyshoe.

74 
 
     Safety 
 

Menjodohkan

Siswa menjodohkan pernyataan pada kolom A dengan kolom B yang tepat (pada kolom B dapat
dipilih lebih dari satu kali).

A B

1. Menghilangkan hal-hal yang dapat menimbulkan a. Kelas C


bahaya kecelakaan. b. Substitusi
2. Kemungkinan terjadinya suatu cidera atau kerusakan c. 1,5 m
dari suatu bahaya terhadap manusia, peralatan, dan d. Konstruksi
lingkungan yang terpapar di dalam bahaya tersebut. e. Adoption of safe
3. Melakukan penggantian material dan atau alat yang practices
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja. f. Kelas A
4. Mengisolasi alat, material, manusia, dan lingkungan g. Eliminasi
yang dapat menyebabkan bahaya kecelakaan kerja. h. Hazzard
5. Sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan atau i. Kelas B
proses yang dapat mengakibatkan cidera atau j. Kelas D
kerusakan terhadap manusia, peralatan, dan k. Resiko
lingkungan. l. 15 m
6. Topi pelindung yang tahan listrik terbatas untuk m. Enginering control
penggunaan umum. n. Separasi
7. Kebakaran yang ditimbulkan oleh adanya sumber listrik. o. APD
8. Solar, oli, dan gas merupakan bahan yang dapat
menimbulkan kebakaran.
9. Kebakaran yang diakibatkan oleh benda logam.
10. Tinggi bagian apar dengan lantai.

75 
 
     Safety 
 

Fill - in

Siswa melengkapi pernyataan-pernyataan berikut.

1. (a)__________dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin
atau dapat mengakibatkan kerugian atau menurunnya efisiensi kegiatan suatu usaha dan
tidak menimbulkan cedera pada manusia, sedangkan (b)__________dapat didefinisikan
sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga, tidak diinginkan terjadi
secara tiba-tiba dan bersifat merugikan bagi manusia, alat-alat dan material.

2. Secara garis besar, kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh 88% (a)
__________10% (b)__________,dan 2% (c)__________.

3. Menurut Frank E. Bird berdasarkan penelitian yang dilakukannya, jika dalam suatu
perusahaan terjadi sekitar 600 kejadian (a) __________, ini merupakan pertanda bahwa
akan terjadi 1 kali (b)__________, 30 kali (c) ___________, dan 10 (d)___________.

4. (a)__________merupakan alat yang tidak dilengkapi dengan filter maupun cartridge


melainkan alat ini mensuplai pemakainya dengan tekanan udara kompresi atau dari tabung
oksigen, sedangkan (b)__________merupakan alat elindung yang digunakan untuk
melindungi seorang tenaga kerja dari bahaya pernapasan oleh debu, kabut, uap logam,
dan asap.

5. (a)__________digunakan untuk semua pekerjaan dimana kemampuan daya lihat tinggi


pada malam hari disyaratkan, sedangkan (b)__________digunakan pada saat melakukan
pekerjaan di ketinggian yang mengharuskan pekerja tersebut mendaki atau memanjat.

6. Kebakaran adalah adanya (a)__________yang tidak di (b)__________dan tidak dapat di


(c)__________.

7. Pengontrolan panas adalah usaha yang penting dalam pencegahan kebakaran, yaitu
dengan pengontrolan (a)__________dan (b)__________.

8. Ketika melakukan pengangkatan manual, jangan pernah mengangkat barang lebih dari
(a)__________sendirian atau jangan pernah mengangkat barang berdua lebih
dari(b)__________.

9. Sudut sling pada saat melakukan pengangkatan dengan menggunakan crane adalah
(a)__________ , akan tetapi jika tidak memungkinkan, maka sudut pengangkatan bisa
mencapai maksimal (b)__________ .

10. Gunakan __________ pada saat naik dan turun dari ketinggian.

76 
 
     Safety 
 

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda

21. a 11. c 1. a 31. b

22. d 12. b 2. b 32. d

23. b 13. d 3. d 33. b

24. b 14. b 4. a 34. a

25. d 15. a 5. b 35. c

26. a 16. a 6. b 36. c

27. a 17. a 7. c 37. c

28. b 18. a 8. a 38. a

29. d 19. c 9. c 39. a

30. d 20. b 10. b 40. b

Benar- Salah

11. S 1. S

12. b 2. S

13. S 3. S

14. S 4. S

15. b 5. b

16. S 6. b

17. S 7. S

18. S 8. b

19. S 9. S

20. b 10. S

77 
 
     Safety 
 

Menjodohkan

1. g eliminasi

2. k resiko

3. b subtitusi

4. k resiko

5. h hazzard

6. f kelas A

7. a kelas C

8. i kelas B

9. j kelas D

10. c 1,5 meter

Fill – in

1. (a)Kejadian (incident) , (b)kecelakaan (accident)

2. (a)tindakan tidak aman, (b)kondisi tidak aman, (c)takdir

3. (a)hampir celaka (near miss), (b)cidera berat, (c)cidera ringan, (d)kerusakan harta benda.

4. (a)Air purifying respirator, (b)air supply respirator

5. (a)Rompi reflektor, (b)tali dan sabuk pengaman

6. (a)Api, (b)kehendaki, (c)kendalikan

7. (a)Api terbuka, (c)percikan api

8. (a) 20 kg, (b) 40 kg

9. (a)60 derajat, (b) 90 derajat

10. Three point support

78 
 

Anda mungkin juga menyukai