REVISI : 01
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kemampuan kepada kami, sehingga buku pegangan mechanic untuk
SISTEM PEMINDAH HIDROLIK bisa tersusun.
Harapan kami semoga buku ini bisa bermanfaat bagi mechanic dalam mengikuti
training SISTEM PEMINDAH HIDROLIK dan memudahkan dalam memahami cara
perawatan unit yang benar sesuai dengan prosedur serta peraturan keselamatan kerja.
Dengan demikian bisa diaplikasikan dengan baik setelah berada di lapangan nanti.
Seperti pepatah mengatakan,”Tiada Gading Yang Tak Retak”, dengan kerendahan hati
maka kami menyadari bahwa buku ini masih kurang sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, demi kesempurnaan
buku pegangan operator di waktu yang akan datang.
Januari 2018
Team Penyusun
Training Departement
TRAINING PROFILE
Training Tittle
Sistem pemindah hidrolik
Training prerequisites
Semua mekanik dan serviceman
Training duration
36 Hours –4 Days
90 % Inclass - Discussion
10 % Practice
Training Outcome
Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
Menjelaskan nama, letak dan fungsi component
Menjelaskan dan memahami cara kerja component
Melakukan simple testing and adjusting
Melakukan simple troubleshooting Pada unit yang menggunakan torque flow
tranmission
Training passed
Peserta dinyatakan lulus jika :
Nilai post test – Min . 75
Nilai praktek – Min. C
Recommended training
Jika berhasil lulus dari Product Training ini, dapatkan dilanjutkan dengan training sbb :
Machine Troubleshooting
Overhauling torque flow tranmission
SEVEN HABITS
( 7 KEBIASAAN BAIK )
1. PROAKTIF.
Jadilah seseorang yang bersifat Proaktif.
Kerjakan sesuatu melalui inisiatif, motivasi yang tinggi, kemauan yang timbul
dari diri sendiri.
Orang yang reaaktif biasanya baru bertindak setelah ada sesuatu yang
menggangu dia, seperti ditanya, disuruh, diminta dan sebagainya.
6. SYNERGI.
Membiasakan diri untuk bekerja sama secara aktif dengan partner agar ada
kesimbangan didalamnya. Kemauan dan usaha untu kerjasama ini akan
menghasilkan suatu hubungan atau kelompok yang mempunyai Synergi
yang tinggi.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
TRAINING PROFILE .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
Torqflow system adalah pemindah tenaga dari engine ke power train dengan perantara
zat cair ( dalam hal ini digunakan oil ). Unit yang memakai sistem ini mempunyai daya
dorong ( Tractive force ) yang lebih besar dibandingkan dengan yang memakai direct
drive. Disamping itu apabila mendapat beban yang berlebihan, engine tidak mati.
Masih banyak keuntungan lain dari torqflow system dibandingkan dengan direct drive,
antara lain :
Dapat meredam getaran dari engine ( torsional vibration ) pada saat
akselerasi dan melindungi engine bila terjadi perubahan beban.
Daya dorong dan putaran engine diatur secara otomatis sesuai dengan
beban .
Perpindahan gigi dari transmisi halus, mudah dan dapat dilakukan dengan
cepat tanpa unit berhenti.
Disamping mempunyai banyak keuntungan, torqflow system juga ada beberapa
kelemahan. System ini tidak bisa memindahkan tenaga engine secara penuh karena
mengalami slip di torque converternya.Kelemahan lain adalah terletak pada
konstruksinya yang rumit dan harganya yang lebih mahal.
Besarnya tenaga pantul yang dihasilkan juga bergantung dari beratnya bola. Semakin
berat bola maka tenaga yang dihasilkan akan semakin besar ketika kecepatan bola
sama.
Ketika bola yang dilemparkan memiliki kecepatan dan berat yang sama, tenaga yang
dihasilkan akan lebih besar apabila jumlah bola yang dilemparkan lebih banyak.
Fluida merupakan kumpulan dari partikel molekul yang berukuran sangat kecil.
Bola yang dilemparkan seperti ilustrasi diatas kita anggap sebagai partikel molekul
dari fluida, apabila fluida kita arahkan ke suatu benda maka berdasarkan teori diatas
benda tersebut akan terdorong karena tenaga yang dihasilkan fluida lebih besar dari
kekuatan bendanya. Prinsip dasar dinamaika fluida diatas merupakan prinsip dasar
bekerjanya torque converter.
FLUID COUPLING
Sistem pemindah hidrolis dalam penerusan tenaganya menggunakan media fluida
yang secara umum dapat dibedakan atas Torque converter (menggunakan stator)
dan Fluid coupling (tidak menggunakan stator).
Fluid coupling terdiri dari tiga komponen utama yaitu: pump, turbine dan fluida. Fluida
yang biasanya digunakan adalah oli. Pump diputar dengan kecepatan tinggi oleh
engine atau motor elektrik. Sesuai dengan putaran pump fluida mengalir menuju
turbine, turbine degerakkan oleh tenaga fluida dari
Torque Converter dapat memindahkan tenaga engine ke transmisi secara halus, tidak
berisik dan tidak ada shock, yaitu dengan menggunakan oli sebagai media perantara.
Sehingga tidak menimbulkan benturan - benturan yang keras pada roda gigi dan
poros transmisi dan apabila unit mendapat benturan atau beban kejutan pada
attachmentnya tidak akan diteruskan ke engine.Sebaliknya, vibrasi yang mungkin
timbul pada setiap perubahan torque engine, akan diserap oil flow dalam torque
converter.
Ditinjau dari kebutuhan unitnya, torque converter memiliki keunggulan utama yang
tidak diperoleh dari jenis - jenis komponen pemindah tenaga yang lain. Dimana torque
output dapat berubah secara otomatis disesesuaikan dengan besar kecilnya beban
unit, tanpa mengubah putaran dan torque engine.
Jika pump diputar, dan pada sudu - sudunya penuh oli, maka pump akan
menghasilkan oil flow dan masuk ke sudu - sudu turbin, dan turbin akan ikut berputar.
Sisa oil flow yang dari turbin mengalirmasuk ke sudu - sudu stator, selanjutnya
mengalir ke arah mana pump berputar. Jika torque converter kekurangan oli maka
turbin tidak dapat berputar dan tenaga engine tidak dapat dipindahkan.
1. Drive Case 11. Stator Boss 21. Driven Gear Assy 21. Bearing
2. Drive Gear 12. Housing 22. Pump Case 31. Drive Gear
3. Bolt 13. Drain Plug 23. Drive Gear Assy 32. Pump
4. Snap Ring 14. Drive Gear 24. Stator Shaft Bearing 33. Bolt
5. Pilot Bearing 15. Nut 25. Coupling 34. Turbine
6. Pilot 16. Drain Plug 26. Seal Seat 35. Relief Valve
7. Bolt 17. Strainer 27. Turbine Shaft 36. Regulator Valve
8. Boss 18. Cover 28. Oil Seal 37. Cover
9. Bolt 19. Stud 29. Cover 38. Scavenging Pump
10. Stator 20. Cover 30. Stator Shaft 39. Straner
Type Code :
TAH30-4B merupakan salah satu contoh pengkodean pada torque converter. Tipe ini
menunjukkan round type torque converter dengan diameter luar dari impeller 302 mm
dan high stall torque ratio. Torque converter ini merupakan model ke empat untuk
primary torque coefficient atau perubahan bentuknya dan telah dimodifikasi satu kali.
Selain pengkodean diatas, torque converter juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah
dari komponen utamanya, stage dan phase. Komponen yang dihitung adalah pump,
turbin dan stator. Apabila torque converter memiliki satu pump, turbin dan stator maka
disebut 3 komponen torque converter.
Kondisi stator ketika torque converter bekerja adalah diam maka torque converter
dinamakan single phase. Apabila stator berjumlah satu dan dapat berotasi satu arah
dinamakan 2 phase dan seterusnya. Dibawah ini beberapa contoh torque converter.
Dapat dikatakan bahwa turbin selalu berputar lebih lambat dari pada pump ( engine ),
tetapi torquenya lebih besar daripada torque engine. Kecuali dalam hal - hal tertentu
adakalanya turbin berputar lebih cepat dan pump, misalnya sewaktu unit mengalami
over speed ( pada waktu unit jalan turun /misoperation )
Semakin besar torque ratio, semakin kecil speed rationya, kemudian jika turbin
menjadi berhenti karena beban, torque rationya menjadi maksimum, pada keadaan
demikian torque converter disebut dalam keadaan stall.
Pada putaran engine 2000 Rpm, turbin lebih rendah, selanjutnya akan semakin
lambat apabila torque ( beban ) turbin bertambah. Jika beban berlebihan ( overload ),
turbin akan dipaksa berhenti, sementara engine tetap berputar.
Sebagai contoh apabila unit sedang mendaki atau mendorong beban yang berat,
dengan sendirinya putaran turbin turun, menghasilkan kecepatan unit berkurang yang
mana sebaliknya menambah gaya dorong unit semakin besar.
Unit - unit yang memakai torque converter, enginenya tidak akan stall walaupun
unit mendapat beban berlenihan, tetapi torque converternya yang mengalami stall.
Bila keadaan ini dibiarkan terlalu lama, oli torque converter akan menjadi sangat
panas ( overheat ). Dalam hal ini tenaga mekanisengine diubah menjadi energi
panas.Tenaga engine yang diserap oleh pump ( Impeller ), tidak seluruhnya dapat
dipindahkan ke out put shaft torque converter, karena sebagaian akan berubah
menjadi energi panas yang mengakibatkan temperatur olinya panas, sehingga perlu
dipasang oli cooler pada sirkulasi olinya.
Seperti digambarkan pada grafik diatas, semakin rendah putaran turbin semakin
besar tenaga engine yang berubah menjadi panas dan tenaga yang dipindahkan
ke transmisi semakin berkurang.
Berbeda dengen fluid coupling, pada fluid coupling pump dan turbin speed akan naik
atau turun pada kecepatan yang sama ( speed ratio konstan ). Sebagai contoh seperti
tabel dibawah, diasumsikan torque pump 100 Kg.m pada saat putarannya 1000Rpm.
Dari tabel diatas terlihat bahwa semakin tinggi putaran pump, akan semakin besar
torque pumpnya atau bisa digambarkan seperti grafik sebagai berikut :
Gbr : Grafik hubungan antara pump torque dan pump speed pada fluid coupling.
Ketika speed ratio mendekati 1 ( satu ) kecepatan turbin hampir sama dengan
kecepatan pump. Dan tenaga engine hampir tidak ada yang diteruskan melalui fluid
coupling, karena primary torque ( torque pump ) turun mendekati 0 ( nol ). Karena
pump torque selalu sama dengan torque turbin, efficiensi fluid coupling menjadi:
Tetapi pada kesempatan, jika diperhitungkan dengan effisiensi mekanik dan fluid
resistance, akan ada tenaga yang hilang sehingga effisiensinya akan lebih rendah dari
effisiensi teoritisnya.
PUMP ( IMPELLER )
Pump ini dipasang / dihubungkan dengan flywheel oleh drive case dan digerakkan
langsung oleh engine. Jadi begitu engine berputar, maka pump pun akan ikut berputar,
sehingga oli yang ada didalamnya akan terlempar karena gaya sentrifugal dan bentuk
sudu dari pump itu sendiri.
Gbr : Pump
Apa yang menimbulkan perubahan kecepatan aliran oli di dalam sudu pump adalah
gaya yang bekerja pada oli dalam sudu.Torque engine yang ada dalam impeller
mengahsilkan gaya sentrifugal pada oli sehingga oli mengalir sepanjang sudu - sudu
pump dan ini disebut “ absorption toruqoe of pump “ ( besarnya torque engine yang
diserap oleh pump untuk memberikan gaya pada aliran oli melalui sudu - sudunya ).
Selanjutnya, jika pump berputar lebih cepat, secara serempak menghasilkan aliran oli
yang lebih besar, sehingga absorption toruqe of pump bertambah cepat.
Engine harus dijalankan pada putaran tertentu, sehingga besarnya absorption torque of
pump seimbang dengan engine. Yakni pada putaran dimana kurva absorption torque of
pump dan kurva engine torque berpotongan.
Dengan alasan ini, jika kecepatan engine diturunkan dengan mengurangi throttle,
engine akan bekerja pada torque yang rendah ( dilukiskan dengan garis putus - putus )
sehingga mengurangi gaya dorong ( tractive force ) unit.
Torque engine yang diserap oleh pump, berarti juga daya ( horse power ) engine yang
diserap oleh pump.Pada grafik dibawah ditunjukkan hubungan antara horse power
engine dengan horse power yang diserap pump. Engine harus dioperasikan pada
kecepatan tertentu sehingga besarnya horse power yang diserap maksimum.
TURBIN
Turbin dipasang apad out put shaft dan berfungsi merubah energi kinetis dari oli yang
sedang diberikan pump, menjadi mekanis pada shaft out putnya.
Perubahan arah dan kecepatan aliran oli dalam sudu - sudu turbin menghasilkan gaya
reaksi sehingga turbin berputar. Besarnya torque yang dihasilkan pada shaft turbin
adalah sebanding dengan resultan dua besaran yang diperoleh dari hasil perkalian
kecepatan keliling aliran pada bagian inlet dan outlet dengan masing - masing radius
pada kedua ports. Torque turbin juga dipengaruhi dengan jumlah aliran dari fluida.
Gbr : Turbine
STATOR.
Stator dipasang pada shaft yang tetap pada housing yang berfungsi mengarahkan oil
flow dari sudu - sudu turbin untuk masuk kembali ke sudu - sudu pump sesuai dengan
arah putaran pump, sehingga oil flow yang masih mempunyai tenaga kinetis akan
membantu mendorong dan memperingan kerja pump dan selanjutnya akan
memperbesar tenaga kinetis dari outlet pump berikutnya
Jika turbin berputar cepat hingga speed rationya mendekati satu, maka arah ( sudut
aliran ) oli akan berubah, sehingga oli yang keluar dari turbin akan memukul punggung
sudu - sudu stator. Keadaan yang demikian mengakibatkan aliran oli menjadi tidak
beraturan dan efisiensi torque converter akan menurun.
Gbr : Stator.
FREEWHEEL
Free wheel atau sering disebut “one way clutch “dipasang pada stator, terletak antara
stator danshaft yang berfungsi agar stator dapat berputar ke satu arah saja pada
shaftnya, dimana akan berfungsi juga menaikkan effisiensi dari torque converter.
Roller type
Sprag type
RELIEF VALVE
Pada suatu sirkuit hidrolik untuk torque converter, terdapat dua buah valve, yaitu :
torque converter relief valve dan torque converter regulator valve. Torque converter
relief valve ditempatkan pada sisi inlet dari torque converter, dimana berfungsi untuk
membatasi tekanan maksimum yang akan masuk ke dalam torque converter.
Gambar (c) dan (d) adalah relief valve pada D85ESS-2. Relief valve digunakan untuk
melindungi torque converter dari tekanan yang berlebihan. Relief valve terpasang
pada inlet circuit untuk menjaga tekanan didalam torque converter 8,7+3 kg/cm2.
Aliran oli dari transmission dan steering pump melewati port A’ menuju port A lalu
ke pump torque converter. Ketika tekanan oli pada port A lebih dari 8,7 kg/cm2
maka oli melawan gaya spring (23) dan mendorong spool keatas dan oli masukke port
B menuju steering cas
REGULATOR VALVE
Oli dalam torque converter jauh lebih tinggi tekanannya dibandingkan dengan
tekanan udara luar. Jika didalam torque converter terjadi gelembung-gelembung
udara, maka akan menimbulkan busa. Jika hal ini benar -benar terjadi akan
mengakibatkan performancenya berkurang. Untuk mencegah hal ini, yaitu agar tidak
terjadi gelembung-gelembung udara dalam torque converter, maka oli yang keluar
dari torque converter tekanannya dibatasi oleh regulator valve.
Regulator valve dipasang pada outlet circuit untuk menjaga tekanan oli di dalam
torque converter 4,5± 0,5 kg/cm2 (untuk D85ESS-2). Oli keluar dari torque
converter melalui port C, ketika tekanan oli lebih besar dari 4,5 kg/cm2 maka oli
akan mampu melawan spring (25) dan mendorong spool (24) kearah atas sehingga
oli akan keluar dari torque converter melalui port D.
SCAVENGING PUMP
Berfungsi untuk mengembalikan oli dari torque converter case ke transmission
case. Scavenging pump digerakkan oleh roda gigi yang ada pada sisi pump torque
converter. Scavenging pump akan selalu bekerja apabila engine dijalankan
walaupun torque converter dalam kondisi stall.
Lock up clutch dipasang antara turbin dan drive case yang dioperasikan secara
hidrolis untuk secara langsung menghubungkan antara turbin dan pump sehingga
bekerja sebagai direct drive. Lock up clutch di-release supaya kembali berfungsi
sebagai torque converter pada saat beban yang berat.
Pada saat beban ringan clutch akan bekerja untuk mengunci torque converter
dengan cara menghubungkan langsung antara turbin dan pump. Hal tersebut
bertujuan untuk menaikan efisiensi.
Pada tipe ini pump dibagi menjadi dua bagian, inner impeller digerakan langsung
oleh engine, sedangkan outer impeller diputar atau dihentikan oleh hydraulic clutch.
Pump capacity dapat secara terus menerus dirubah dengan cara mengontrol
tekanan oli yang masuk ke outer
impeller. Torque converter jenis ini
umumnya digunakan pada big loader.
Aliran oli yang terlempar segera masuk ke dalam sudu - sudu turbin dan mendorongnya
sehingga turbin berputar karena menerima tenaga kinetis dari oli tersebut
Selanjutnya flow oil segera meninggalkan turbin dan masuk ke dalam sudu - sudu
stator.
Dalam sudu - sudu startor, arah flow oil dirubah diarahkan kembali masuk ke dalam
inlet sudu - sudu pump, karena flow oil ini masih menyimpan energi kinetis, sehingga
selanjtunya dapat membantu kerja pump dan menghasilkan tenaga kinetik baru pada
outlet yang mana selanjutnya akan diterima turbin, demikian dan seterusnya.
Dengan adanya aliran oli yang bertekanan maka pump, turbin dan stator masing -
masing mendapat gaya ( F ) dan torque ( T ). Karena gaya yang menimbulkan torque
adalah sama yaitu oli, maka berlalu hukum keseimbangan.
Di atas terlihat akan fungsi dari stator yang sebenarnya dimana Tt bisa lebih
tinggi dari Tp ( = torque engine ) dengan adanya stator.
Berubah - ubahnya arah dan kecepatan oil flow yang disebabkan oleh berubah -
ubahnya speed ratio akibat variasi beban, maka berubah - ubah pula “ turning
torque “ dari turbin.
a.Semakin tinggi putaran pump akan semakin
besar gaya sentrifugal yang
dihasilkan dan semakin besar pula flow
speed dari oli.
Seperti dijelaskan bahwa flow oil dalam torque converter pada berbagai speed ratio
menimbulkan berbagai variasi torque dari turbin.
PT PUTRA PERKASA ABADI Sistem Pemindah Hidrolik
TECHNICAL TRAINING SECTION
TORQUE CONVERTER 1-36
atau :
Effisiensi = Torque ratio x speed ratio x 100 %
= 1 x 1 x 100 %
Effisiensi = 100 %
Tetapi dalam unit troqflow drive, tenaga engine tidak 100 % yang dapat
dipindahkan oleh torque converter ke transmisi yang masih tergantung
dengan speed ratio dan torque ratio.
atau :
Effisiensi = Torque ratio x speed ratio x 100 %
Effisiensi = kurang dari 100 %.
Semakin tinggi torque ratio maksimum dan effisiensi maksimumnya, tentu saja
kemampuan ( performance ) yang dimiliki torque converter akan semakin tinggi.
Effisiensi pemindahan tenaga suatu torque converter selalu berubah - ubah sesuai
dengan perubahan speed rationya. Effisiensi torque converter maksimum berkisar
antara 80 - 90 % .
Besarnya effisiensi maksimum suatu torque converter dipengaruhi oleh type dari torque
converter.
SINGLE PHASE
Pada torque converter type single phase ini, apabila speed ratio naik mendekati 1
( satu ) torque turbin akan turun mendadak, semakin tinggi speed ratio semakin tinggi
pula effisiensi torque converter dan akan mencapai maksimum pada speed ratio = 0,8
( sebagai contoh ).
Beberapa tenaga engine yang tidak dapat dipindahkan oleh torque converter adalah
sebagai tenaga yang hilang ( slip ) yang kemudian akan berubah menjadi panas
pada oli dalam torque converter itu sendiri. Oleh sebab itu adalah sebagai alasan
yang tepat kenapa torque converter harus di lengkapi dengan oil cooler yang cukup
besar untuk mencegah panas oli yang berlebihan pada saat operasi.
DOUBLE PHASE
Pada torque converter type double phase, antara stator dan shaftnya dipasang free
wheel sehingga bisa berputar satu arah. Pada permulaan effisiensi akan menurun,
stator mulai berputar, sehingga oil flow akan mengarah kembali menuju pump,
sehingga effisiensi torque converter akan naik kembali mendekati 100 %.
TRIPLE PHASE.
Pada torque converter tipe three phase, terdapat dua stator yang masing - masing
dilengkapi dengan free wheel.
Pada permulaan effisiensi mulai menurun, stator satu ( S1 ) akan berputar menghindari
turunnya effisiensi.Kemudian speed ratio dapat lebih tinggi yang selanjutnya effisiensi
akan menurun lagi, tetapi stator dua ( S2 ) mulai berputar menyebabkan torque turbin
tidak turun dan naiklah effisiensi yang kedua kalinya.
Cara lain untuk menaikkan effisiensi torque converter, dapat digunakan susunan
clutch yang terletak antara pump dan turbin seperti gambar
Torque converter berfungsi sebagaimana mestinya, hanya pada speed tertentu dan
apabila dikehendaki operator clutch dapat engaged yang berarti menghubungkan
langsung antara turbin dengan pump sehingga merupakan unit direct drive dengan
effisiensi 100 %.Torque Converter seperti ini biasanya stator dilengkapi dengan free
wheel. Contoh unit yang menggunakan : HA 200, 320 dan WS 16, 23, dan sebagainya.
Ada juga Torque Converter yang dilengkapi dengan lock up clutch tetapi stator tidak
memakai free wheel.Torque Converter tipe ini digunakan bulldozer ( D375 A-2, D475 A
-2 ) dimana dilengkapi denagn stator clutch. Sehingga ketika lock up clutch difungsikan
( engaged ), stator clutch akan disengaged untuk membebaskan stator dari housingnya
dan dapat berputar bebas. Jadi ketika lock up clutch difungsikan, oli dalam torque
converter dapat bergerak bebas bersama dengan putaran pump dan turbin, tanpa
adanya hambatan dari sudu - sudu bila stator dalam keadaan diam.
Lock up clutch dijalankan oleh tekanan oli, dimana oli yang menuju lock up clutch
maupun stator clutch diatur oleh lock up valve. Lock up valve ini digerakkan solenoid
berdasarkan sensor kecepatan( yaitu kecepatan out put shaft ) dan sensor tekanan
modulating oli transmisi.
SIRKUIT HIDROLIK
TROUBLE SHOOTING
TORQFLOW TRANMISSION
Torqflow transmission adalah merupakan alat pemindah tenaga yang menggunakan
fluida dalam hal ini oli sebagai pengontrolnya. Torqflow transmission berfungsi untuk
mengatur kecepatan gerak, maju, mundur dan pada alat alat besar yang tak kalah
pentingnya adalah untuk meningkatkan torsi dengan cara mereduksi putarannya
melalui perbandingan jumlah gigi - giginya pada transmisi.
Planetary gear system terdiri dari tiga elemen, yaitu : Sun gear, Carrier dan Ring gear.
Apabila mencoba untuk memutarkan dua elemen dari ketiganya atau satu diputar
sedangkan satu lagi ditahan maka akan menghasilkan putaran yang bervariasi pada
elemen outputnya, lebih cepat atau lebih lambat, maju atau mundur.
Speed ratio dari gear penggerak dengan gear yang digerakkan adalah tergantung
jumlah gigi dari masing - masing gear. Kebanyakan pemakaian dari planetary gear
system terdapat pada transmission system yang mana untuk kecepatan putar dan arah
putar dari input dapat diubabervariasi dalam berbagai tingkatan pada planetary gear
system.
Input shaft dihubungakan dengan planetary carrier ( untuk lebih singkat selanjutnya
disebut CARRIER ), sedangkan output shaft dihubungkan dengan sun gear. Ketika
kedua ring gear ditahan diam tak berputar ( dengan cara meng-engage-kan clutch
yaitu mengikat ring gear dengan case ). Maka sun gear yang selanjutnya sebagai
output : akan mendapat tenaga putar dari input.Dikarenakan adanya perbedaaan
jumlah gigi dari kedua sun gear ( lihat gambar ) maka apabila clutch untuk speed 2 di-
engage-kan, output putarannya akan lebih cepat daripada clutch untuk speed 1 yang
di-engage-kan.
Keterangan : Putaran sun gear dihubungkan dengan ring gear melalui sebuah
planet pinion.
Mari kita lihat bagaimana system roda gigi planetary berfungsi. Ketika salah satu dari
komponen utama ditahan (diam) dan komponen lainnya diputar. Jika pinion diputar
sementara sun gear ditahan, maka pinion akan berputar bebas pada shaftnya dan
pada waktu yang bersamaan juga akan berputar mengelilingi sun gear.
Dinamakan sistem roda gigi planetary berdasarkan kenyataan bahwa planet
pinion berputar
mengelilingi sun gear (revolusi) dan sekaligus berputar pada masing-masing shaft-
nya (rotasi) seperti halnya system tata surya.
Untuk lebih jelasnya mengenai cara kerja system roda gigi planetary berikut adalah
contoh penjelasannya.
Contoh, jika carrier ditahan dan sun gear diputar sebagai input putaran.pada saat sun
gear di putar , pinion akan berputar pada masing-masing shaft-nya sementara shaft
diam bersama carrier. Putaran pinion tadi akan diteruskan ke ring gear, sehingga ring
gear akan berputar tetapi arah putaran ring gear berlawanan dengan sun gear, karena
pinion berhubungan langsung dengan sun gear dan ring gear.
Berikut ilustrasinya:
Seperti penjelasan sebelumnya, apabila carrier ditahan, ring gear akan berputar
berlawanan arah terhadap putaran sun gear. Ini salah satu aplikasi pada
planetary gear transmission untuk mendapatkan posisi gerak mundur (reverse).
Seperti diperlihat pada ilustrasi di atas, ketika posisi mundur (reverse) planetary
carrier ditahan (fix) terhadap housing sehingga planetary carrier diam. Sehingga ring
gear berputar dengan arah yang berlawanan terhadap sun gear, yang diaplikan pada
unit untuk bergerak mundur.
Sebaliknya pada saat reverse clutch netral (disengaged), planet carrier dibiarkan
berputar bebas sehingga putaran sun gear tidak diteruskan ke ring gear.
Berikut adalah contoh ketika ring gear ditahan (fix) terhadap housing. Jika ring gear
ditahan, sun gear sebagai input putaran, maka planetary carrier sebagai output
putaran akan berputar searah dengan putaran sun gear.
Dari penjelasan di atas, cara sederhana untuk menentukan arah putaran adalah
sebagai berikut:
C = planet carrier
R=
Ring gear
Apabila sun gear diputar ke kanan (KA), carrier ditahan, maka arah ring gear
adalah ke kiri (KI). Caranya : S, C dan R segaris, sun gear (S) bergerak ke KA, C
ditahan , tarik garis dari KA memotong C ketemu garis vertikal dari R sehingga
ketemu KI yang berlawanan dengan KA.
Contoh perhitungan 1:
Diketahui: Jumlah gigi sun gear = 39
Jumlah gigi ring gear = 78
Apabila sumber diputar ke kanan sebesar 100rpm dan carrier distop (Nc=0).
Ditanyakan: Arah dan besarnya putaran ring gear?
Jawaban:
S.Ns + R.Nr = ( S + R ) Nc
39.100 + 78Nr = ( 39 + 78 ) .0
78Nr = -3900
Nr = -50
50 Jadi putaran ring gear 50 rpm (direduksi). Arah putaran berlawanan
(tanda minus).
Contoh perhitungan 2
Contoh dari torqflow transmission dengan single pinion type planetary system adalah
pada unit D55S -3 dan D75 S-2 :
DUAL PINION
Tandai ring gear, pinion dan sun gear yang dilalui garis
vertical sesuai gambar di samping, kemudian putar sun gear
(contoh: ke kanan), sementara carrier ditahan.
R.Nr - S.Ns = ( R - S ) Nc
Contoh perhitungan 1:
R.Nr - S.Ns = ( R - S ) Nc
78.Nr – 39.100 = ( 78 - 39 ) .0
78 Nr = 3900
Nr = 50
Jadi putaran ring gear adalah 50 rpm (direduksi). Arah putaran searah sun gear.
Contoh perhitungan 2:
Untuk lebih mempermudah pemahaman mengenai cara kerja dari contoh transmisi
di atas, berikut adalah skematik susunan roda gigi planetary dalam susunan yang
sederhana.
Pada skematik di atas terdapat dua susunan (assemblies) yang masing-masing terdiri
dari dua roda gigi planetary. Susunan tersebut adalah untuk forward dan reverse,
sedangkan susunan yang lainnya dalah untuk 1st dan 2nd speed. Dimana susunan
yang satu dengan yang lainnya disatukan oleh poros penghubung.
Secara umum sistem transmisi planetary dibagi menjadi dua bagian, yaitu susunan
untuk forward- reverse dan susunan untuk speed, seperti telah dijelaskan di atas.
Pada pembahasan ini akan jelaskan mengenai sistem roda gigi dengan struktur dan
konstruksi yang lebih kompleks karena tidak hanya terdiri dari satu susunan roda
gigi planetary saja, melainkan disusun dari beberapa susuna roda gigi planetary.
Posisi speed 2:
Ketika ring gear ditahan carrier sebagai input putaran, maka sun gear sebagai
output putaran akan berputar sesuai dengan arah putaran carrier.
Posisi speed 1:
Ketika posisi speed 1, kedua set planetary digunakan untuk meneruskan putaran
secara seri. Urutan perpindahan putaran adalah dari carrier yang pertama (input)
diteruskan melalui ring gear, diteruskan lagi melalui carrier kedua dan selanjutnya
memutarkan sun gear sebagai output karena ring gear ditahan.
sistem roda gigi planetary seperti terlihat pada gambar di atas digunakan
untuk mekanisme speed maju dan mundur (F dan R).
8. Reverse clutch
9. Forward clutch
10. Torque converter
11. Input shaft
12. 1 st - 3 rd shaft
13. 1stCiutch
14. 3 rd clutch
15. 2 nd - 4 th shaft
16. 4 th Clutch
Posisi engaged.
Oli di drain lewat saluran drain ( 5 ), namun oli drain ini tidak mempengaruhi kekuatan
engaged-nya dikarenakan flow oli yang masuk lebih besar daripada yang keluar
lewat lobang ini.
Posisi disengaged.
Keterangan:
5. Front Cover
6. Sun Gear for reverse
7. Ring gear for reverse
8. Pinion shaft
9. Planetary pinion for reverse
10. Ring gear for reverse
11. Sun gear for forward
12. Planetary pinion
13. Ring gear for forward
14. Pinon shaft
15. Ring gear for 3 rd
16. Planetary pinion for 3rd
17. Sun gear for 3 rd
18. Ring gear for 2 nd
19. Planetary pinion for 2 nd
20. Pinion shaft
21. Sun gear for 2 nd
22. 1 st clutch inner drum
23. 1 st clutch piston
24. 1 st clutch piston housing
25. Output shaft
26. Collar
27. Block
28. 1 st clutch housing
29. Seal ring
30. Carrier for 2 nd speed
31. Plate
32. Carrier fo forward 3rd speed gear
33. Piston housing for forward
34. Carrier for reverse
35. Piston housing for reverse
36. Clutch piston fr reverse
37. Clutch spring
38. Clutch plate
39. Clutch disc
PT PUTRA PERKASA ABADI Sistem Pemindah Hidrolik
TECHNICAL TRAINING SECTION
TORQFLOW TRANMISSION 2-22
CONTROL VALVE
Control valve adalah kombinasi dari beberapa valve yang bekerja pada
fungsinya masing-masing, antara lain : modulating relief valve, quick return valve,
reducing valve, speed valve, safety valve, directional (forward-reverse) valve.
mengurangi kejutan pada clutch .(slow engage) dan sock pada unit yang dapat
memungkinkan panjang umur dari setiap komponen.
• Mengatur (waktu) oil flow yang menuju ke torque converter.
• Quick return valve, fungsinya: mengatur langkah gerak dari sleeve dari
modulating valve (dengan) mengatur flow oil ke sleeve dan ke drain) sehingga
dapat terjadi cepat dalam disengage dan lambat/pelan-pelan dalam engage setiap
transmission clutch.
• Reducing valve, fungsinya: mengatur arah aliran oil yang akan masuk ke rotary
clutch
• Speed valve, fungsinya: mengatur arah aliran oil ke setiap speed clutch dan drain.
• Safety valve, fungsinya: sebagai penyelamat, jangan sampai unit bergerak
(maju/mundur) sebelum dikehendaki operator pada saat engine di start, dengan
cara menutup saluran oli yang menuju ke directional control valve.
• Directional valve, fungsinya: mengarahkan aliran oil ke directional clutch (forward -
reverse) dan drain.
SAFETY VALVE
Safety valve ( 25 ) dipasang antara speed valve ( 28 ) dan directional valve (23).
Fungsinya adalah untuk menjaga agar machine tidak bergerak pada saat engine di-
start dengan gear engaged ( lever tidak posisi netral ). Agar machine dapat
digerakkan, lever harus posisi netral lebih dahulu.
REDUCING VALVE
SPEED VALVE
Speed valve, fungsinya: mengatur arah aliran oil ke setiap speed clutch dan
drain. Mekanismenya diatur oleh operator dengan cara memindahkan lever
transmisi ke posisi yang dikehendaki.
DIRECTIONAL VALVE
Kelebihan dari planetary gear system, untuk pemindahan kecepatan dengan cara
yang sederhana yaitu cukup membuat engage dan disengage clutchnya. Semua gear
sudah saling berhubungan satu sama lain (contoh: constant mesh). Hal ini
memungkinkan untuk mengurangi kebisingan dari hubungan roda giginya pada waktu
shifting. Apabila kita ingin clutch engage menahan ring gear. Berarti kita harus
mengirimkan oil pressure dari
control valve untuk mendorong piston menekan disc dan plate. Disc dan plate tertekan
akibatnya ring gear dan case akan tertahan putarannya. Akibatnya ring gear akan
tertahan putarannya. Untuk merelease, kita alihkan oil pressurenya kembali ke
control valve/tanki, sehingga piston akan kembali ke posisi semula dibantu dengan
adanya return spring.
PENGOPERASIAN CLUTCH
Clutch Engaged
Clutch disengaged
Gambar diatas menunjukkan salah satu tipe dari torqflow transmission yang
mempuyai rotary clutch. Rotary clutch ini biasanya untuk speed 1, yang selalu
berputar bersama-sama dengan output shaft tidak seperti clucth yang lainnya,
sehingga oil pressure yang dikirim kepadanya (melalui shaft untuk kepentingan clutch)
akan sulit untuk di drain kembali ke case oleh karena adanya gaya centrifugal. Oleh
sebab itu diciptakan ball check valve yang berfungsi:
~ Menutup drain port saat ada oil pressure masuk sehingga maksud untuk
PT PUTRA PERKASA ABADI Sistem Pemindah Hidrolik
TECHNICAL TRAINING SECTION
TORQFLOW TRANMISSION 2-31
Gbr: Orifice pada rotary clutch/Tipe lain dari check ball valve
Selain menggunakan ball check valve, pada tipe lain untuk mempercepat proses
disengaged digunakan orifice sebagai pengganti ball check valve, sebagai contoh
digunakan pada D375-5 (lihat gambar di atas).
RINGKASAN
Torqflow Transmission
Control Valve
Control valve adalah kombinasi dari beberapa valve yang bekerja pada fungsinya
masing-masing, antara lain: modulating relief valve, quick return valve, reducing valve,
speed valve, safety valve dan directional valve.
TROUBLE SHOOTING
note :Keterangan :
- Apabila masalah sudah diatasi, penyebab perlu diperhatikan X = Ganti
adalah slip pada steering clutch A = Adjust
- Item d (penyebab) hanya khusus mesin yang digunakan servo = Perbaiki
valve C = Bersihkan
Tanyakan operator.
~Apakah unit tiba - tiba mati /
berhenti kerusakan didalampart.
~ Terdapat getaran tinggi dari unit
kerusakan part.
note :Keterangan :
- Apabila masalah sudah diatasi, penyebab perlu diperhatikan X = Ganti
adalah slip pada steering clutch A = Adjust
- Item d (penyebab) hanya khusus mesin yang digunakan servo = Perbaiki
valve C = Bersihkan
QUESTION
Q.4. Apa yang terjadi bila saluran ini
Q.5. Apa yang terjadi buntu.
jika spring lemah.
Q.7. Apa yang terjadi bila saluran ini
buntu.
Q.5. Apa yang terjadi bila saluran ini
buntu.
Q.1. Apa yang terjadi bila spring
lemah.
Jawaban :
PERFORMA TEST
Ada tiga macam pengetesan yang harus dilakukan untuk mengecheck kemampuan
torque converter, dimana masing - masing pengetesan mempunyai standard tersendiri.
Pengetesan tersebut adalah stall speed, Internal leakage dan tekanan.
Bila hasil test kemampuan tekanan torque converter tersebut tidak sesuai dengan
standard dapat mempengaruhi kerja dari mesin, dimana mesin dapat kehilangan tenaga
( low of power ).
A. STALL SPEED.
Stall speed adalah besarnya putaran maksimum engine pada saat putaran turbin
nol, karena kelebihan beban.Dalam melakukan pengetesan, pemberian beban
berlebihan dapat dilakukan dengan mengoperasikan brake.
Prosedur pengetesan :
1. Pasang tachometer pada engine speed pick up port untuk mengetahui
putaran engine. Usahakan posisi engine dapat dibaca dengan mudah dan
jelas.
2. Panaskan engine dan ukur speed engine pada posisi low idle dan high
idle. Sesuaikan dengan nilai standard.
3. Injak brake pedal dan posisikan gear shift lever pada speed tertinggi.
Stall- kan torque converter dengan speed engine full throttle dan biarkan
temperatur olinya naik.
4. Bila temperatur oli memasuki daerah merah pada temperatur gauge,
kembalikan segera gear shift lever ke posisi netral untuk menurunkan
temperatur.
5. Ulangi step c dan d tiga klai dan ukurlah putaran engine ketika temperatur
gauge memasuki daerah merah.
6. Bandingkan dengan standard.
B. INTERNAL LEAKAGE.
Internal leakage adalah kebocoran oli dari torque converter yang terkumpul
dalam case torque converter. Jika oli di dalam case terlalu banyak, maka torque
converter menjadi tertahan oleh rendaman oli yang mengakibatkan pemborosan
tenaga engine dan oli dalam case cepat panas. Disamping itu transmisi juga
akan kekurangan oli.
Prosedur pengetesan I :
a. Buka tutup bawah torque converter ( bottom guard ).
b. Hidupkan engine pada medium idle speed selama 1 menit kemudian
matikan.
c. Buka drain plug pada bagian bawah case, kemudian tampung oli yang
keluar.
d. Ukur berapa liter jumlah seluruh oli dalam case. Jumlah oli yang diijinkan
dalam case tidak lebih dari 10 liter. Oli dalam case terlalu banyak
terutama diakibatkan oleh kemungkinan kebocoran oli ke case terlalu
besar atau kapasitas pemindahan oli oleh scavenging pump berkurang.
Prosedur pengetesan II :
a. Buka tutup bawah torque converter ( bottom guard ).
b. Buka drain plug pada bagian bawah casetorque converter.
c. Hidupkan engine pada posisi speed maksimum dan transmisi dalam
keadaan netral. Ukur berapa oli yang keluar dari drain plug selama 1
menit engine full speed. Bandingkan dengan standard, jika lebih
menandakan bahwa kebocoran oli ke case terlalu besar sehingga
scavenging pump tidak mampu memindahkan ke case transmission.
C. TEKANAN.
Prosedur pengetesan ;
a. Bersihkan plug dari kotoran.
b. Buka plug ( check port ), kemudian pasang gauge yang sesuai
dengan besar tekanan yang diukur pada check port tersebut.
c. Hidupkan engine, kemudian setelah dipanaskan ukur tekanan oli
pada low idle speed dan high idle speed atau sesuai dengan yang
dikehendaki tabel standard.
d. Bandingkan dengan standard.