Anda di halaman 1dari 51

BASIC MACHINE ELEMENT

REVISI : 00

PT. MADHANI TALATAH NUSANTARA


OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
2015
BASIC MACHINE ELEMENT i

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga buku pegangan mekanik untuk Basic Machine element ini
bisa tersusun.

Harapan kami semoga buku ini bisa bermanfaat bagi mekanik dalam mengikuti training Basic
Machine element dan memudahkan dalam mengorderkan part unit yang sedang terjadi
masalah dengan prosedur serta peraturan keselamatan kerja.
Dengan demikian bisa diaplikasikan dengan baik setelah berada di lapangan nanti.

Seperti pepatah mengatakan,”jika anda merasa lelah dalam belajar maka anda akan merasakan
pahitnya kebodohan”, dengan kerendahan hati maka kami menyadari bahwa buku ini masih
kurang sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, demi kesempurnaan buku pegangan mekanik di waktu yang akan datang.

Maret 2015

Training Department

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
BASIC MACHINE ELEMENT ii

TRAINING PROFILE
Training Tittle
 BASIC MACHINE ELEMENT
Training prerequisites
 Sebagai persyaratan untuk mengikuti training Membaca partbook adalah mekanik PT.
MADHANI TALATAH NUSANTARA.
Supplementary training manual
 Untuk kelancaran proses pemahaman Basic machine element diperlukan sarana
penunjang , sbb :
 Part Book & Shop manual
- Komatsu
- Catterpilar
- Hitachi
Training duration
 24 Hours –2 Days
 60 % Inclass - Discussion
 40 % Practice
Training Outcome
 Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
 Menjelaskan dasar – dasar fluida, electrical dan torqoe.
 Menjelaskan dasar – dasar fastener, bearing dan seal.
 Menjelaskan material dari fuel, pelumas, pendingin dan electrolit battery.
Training passed
 Peserta dinyatakan lulus jika :
 Nilai post test – Min . 80
 Nilai praktek – Min. C

Recommended training
 Jika berhasil lulus dari Training ini, dapatkan dilanjutkan dengan training yang lebih
dalam lagi.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
BASIC MACHINE ELEMENT iii

SEVEN HABITS
( 7 KEBIASAAN BAIK )

1. PROAKTIF.
Jadilah seseorang yang bersifat Proaktif.
Kerjakan sesuatu melalui inisiatif, motivasi yang tinggi, kemauan yang timbul dari
diri sendiri.
Orang yang reaaktif biasanya baru bertindak setelah ada sesuatu yang menggangu
dia, seperti ditanya, disuruh, diminta dan sebagainya.

2. BEGIN WITH THE END MIND.


Mulailah sesuatu pekerjaan dengan tujuan jelas.
Jika orang tidak mempunyai target atau tujuan yang jelas maka orang tersebut
selamanya akan menemui kegagalan, sebab apa yang ia jalankan atau kerjakan
dilakukan tanpa arah ataupun perencanaan yang jelas.

3. PUT FIRTS THINK FIRTS.


Tempatkanlah yang utama dengan tujuan yang jelas.
Bila seseorang selalu mengerjakan yang kecil-kecil atau bukan utama, maka ia tidak
akan selesai dengan tugasnya.

4. THINK WIN – WIN.


Berpikirlah dan bertindaklah selalu untuk kebaikan maupun keuntungan kedua belah
pihak, jangan menjatuhkan orang lain untuk keuntungan diri sendiri.

5. SEEK TO UNDERSTAND AND TO BE UNDERSTOOD.


Belajarlah mengerti apa yang dimaksud atau dipikirkan oleh partner dan barulah
mencoba membuat partner mengerti apa yang kita maksud. Kebanyakan orang ingin
agar orang lain mengerti apa yang kita inginkan, tapi tidak mau mengerti apa yang
orang lain pikirkan.

6. SYNERGI.
Membiasakan diri untuk bekerja sama secara aktif dengan partner agar ada
kesimbangan didalamnya. Kemauan dan usaha untu kerjasama ini akan
menghasilkan suatu hubungan atau kelompok yang mempunyai Synergi yang tinggi.

7. SHARPEN THE SAW.


Asahlah kebiasaan anda dan teman anda setiap saat agar enam kebiasaan diatas
tidak terpolusi oleh kebiasaan lain.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
BASIC MACHINE ELEMENT iv

DAFTAR ISI

Pendahuluan ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................. i
Training Profile ............................................................................................................ ii
Seven Habits (7 Kebiasaan Baik) ................................................................................. iii
Daftar Isi....................................................................................................................... iv

GLOSARIUM

BAB I. PRINCIPLE OF BASIC MACHINE AND APLIED SCIENCE


Pelajaran 1 : Liquid ...................................................................................................... 1.1
Pelajaran 2 : Torsi ........................................................................................................ 1.3
Pelajaran 3 : Elektrik .................................................................................................... 1.4
Ringkasan ..................................................................................................................... 1.8
Soal Latihan ................................................................................................................. 1.9

BAB II. MECHANICAL ELEMENT


Pelajaran 1 : Fasteners ................................................................................................. 2.1
Pelajaran 2 : Bearing .................................................................................................... 2.9
Pelajaran 3 : Seal ......................................................................................................... 2.13
Pelajaran 4 : Belts......................................................................................................... 2.18
Ringkasan ..................................................................................................................... 2.21
Soal Latihan ................................................................................................................. 2.23

BAB III. MATERIAL


Pelajaran 1 : Bahan Bakar Diesel (Diesel Fuel) ........................................................... 3.1
Pelajaran 2 : Pelumas .................................................................................................. 3.3
Pelajaran 3 : Pendingin................................................................................................. 3.9
Pelajaran 4 : Electrolyte Battery .................................................................................. 3.10
Ringkasan ..................................................................................................................... 3.12
Soal Latihan ................................................................................................................. 3.13

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
BASIC MACHINE ELEMENT v

GLOSARIUM

Additive : Bahan tambah.


Anti foam : Sifat oli untuk tidak mudah berbusa.
Anti Rust/corrosion : Sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.
Anti wear : Sifat oli untuk mencegah keausan.
Ash content : Besarnya kandungan debu pada fuel.
Bearing : Berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya
tenaga akibat bagian yang saling berputar.
Belt :Pemindah tenaga melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak
dan pulley yang digerakkan.
Boiling point : Titik didih dari suatu material.
Bolt : Fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut.
Cetane number : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel.
Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran.
Clamp : Digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam.
Coloumb (Q) : Banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik
pada sebuah penghantar.
Coolant : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.
Density : berat jenis.
Drop point : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat
panas.
Electrolyte battery : Material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan
asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat
menghasilkan arus.
Extreme pressure :Memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
Fasteners : Pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembly.
Flash point : Merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan
bakar.
Gasket : Mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya
terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static.
Key : Pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft.
Konduktor : Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat
dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah
elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar.
Leverage/Mechanical lever : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan
dan gaya.
Liquid : Suatu zat atau material yang berbentuk cair.
Nut : Merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari
bolt.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
BASIC MACHINE ELEMENT vi

Pin : Digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan
sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling
disambungkan.
Pour point : Menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.
Pressure : Gaya pada satuan luas.
O-ring : Berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada.
Oxidation inhibitor : Sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
Resistance : Hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang
berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan
simbolnya adalah Ω.
Screw : Merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama
dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil.
Seal : Digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling
disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga
tekanan.
Snap ring : Merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi
atau penahan (retainer),
Spesific gravity : Rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density)
suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni.
Stud : Merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki
thread pada kedua ujungnya.
Tensile strength : Kekuatan tarik dari suatu bahan.
Thread : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus
(fine thread).
Viscosity : Kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk
mengalir.
Washer : Merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut
terhadap parts atau komponen yang diikat.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-1
APLIED SCIENCE

BAB 1. PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT

PELAJARAN 1: LIQUID

Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan prinsip
dasar tekanan, rapat relatif, berat jenis, dan kekentalan.
Liquid
• Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah gaya pada satuan luas, pascal menyatakan bahwa “zat cair dalam ruangan
tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan
ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.” Penerapan hukum
Pascal diilustrasikan pada gambar dibawah ini:

Tekanan pada Hidrolik Silinder

Gambar (a) menunjukkan bahwa tekanan fluida (oli) yang terdapat dalam hydraulic cylinder
mampu mengangkat sebuah beban. Pada gambar (b) dua buah cylinder mampu mengangkat
beban dua kali lipat dari gambar (a), hal ini terjadi karena menggunakan dua buah piston
hydraulic cylinder. Jumlah piston pada gambar (c) adalah satu buah tetapi piston tersebut
memiliki luas permukaan dua kali lipat dari gambar (a) dan sama dengan gambar (b). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pergerakan piston (gaya) dipengaruhi oleh tekanan dan luas
penampang, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

F=PXA

Dimana : F = Gaya/Force (K g)
P = Tekanan/Pressure (Kg/Cm2)
A = Luas Penampang/Area (Cm2)

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-2
APLIED SCIENCE

Pengukuran tekanan fluida dibagi menjadi dua macam yaitu :


 Tekanan gauge
Tekanan gauge adalah pengukuran tekanan yang mengabaikan tekanan udara (Tekanan
Atmosphere) atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur
tekanan (pressure gauge).
 Tekanan absolute
Tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.
Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere

Tekanan diukur menggunakan alat yang disebut dengan pressure gauge dengan satuan kg/cm2,
Psi dan atmosphere. Dimana harga 1 kg/cm2 adalah sama dengan 1 atmosphere. Untuk
pengukuran tekanan rendah yang lebih akurat digunakan manometer berupa gelas pipa yang
berisi mercury. Besarnya tekanan dapat dilihat dari tinggi selisih pada pipa gelas (height of
mercury column) dengan satuan mmHg atau InHg.

Pressure Gauge Manometer

Contoh: Sebuah pressure gauge menunjukkan tekanan sistem sebesar 10 kg/cm2, pada saat
tekanan atmosfer 1,03 kg cm2 , maka tekanan sistem yang sebenarnya adalah 11,03 kg/cm2. Jadi
tekanan absolut sistem adalah 11,03 kg cm2.
• Rapat Relatif (Spesific Gravity) dan Berat Jenis (Density)
Rapat Relatif (Spesific Gravity) adalah Perbandingan (ratio) dan berat jenis (density) suatu
zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Spesific gravity setiap material
berbeda-beda, air murni mempunyai specific gravity satu, sedangkan battery electrolyte
mempunyai specificity graffiti 1,26 - 1,28 pada temperature 80°F (26,7°C ).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-3
APLIED SCIENCE

• Kekentalan (Viscosity)
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin
tinggi viskositasnya maka kemampuan mengalirnya semakin berkurang. Misalnya Oli
memiliki viskositas lebih baik dari fuel sehingga oli lebih susah mengalir dibandingkan
dengan fuel, Oli mesin dengan viskositas rendah bersifat encer dan mengalir dengan mudah
dibandingkan dengan oli dengan viskositas tinggi yang bersifat lebih kental dan mengalir
lebih lambat. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur bila oli panas maka oli akan menjadi
lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada oli dalam keadaan dingin.

PELAJARAN 2: TORSI

Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip
dasar torsi dan Leverage.

• Torsi
Torsi adalah Gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada
sumbunya. Sebagai contoh adalah saat mengencangkan sebuah screw dengan menggunakan
open end wrench. Ketika mengencangkan screw dengan pegangan tangan di tengah
pegangan kunci, maka tenaga yang dibutuhkan akan lebih besar dan sebaliknya tenaga yang
dibutuhkan akan lebih kecil jika pegangan tangan di ujung dari kunci.

Penggunaan Open End Wrench

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa torsi didasarkan pada dua faktor yaitu besarnya
tenaga (gaya) dan jarak, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua faktor itu yang
menghasilkan torsi dan dirumuskan sebagai berikut:

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-4
APLIED SCIENCE

T = F x r

Dimana : T = Torsi (Kgm)


F = Gaya (Kg).
r = Jarak (m)

• Leverage
Mechanical lever digambarkan dengan sebuah batang atau tongkat yang lurus ditunjuk
ditengah-tengah batang tersebut digunakan untuk memodifikasi atau merubah gerakan dan
besar gaya (meneruskan). Jadi mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk
meneruskan dan menambah gerakan dan gaya.

PELAJARAN 3: ELECTRIC
Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip
dasar arus, tegangan dan hambatan.

Elektrik
• Arus
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, semakin tinggi perbedaan
antara dua level air tersebut maka akan semakin besar aliran/arus air mengalirnya. Hal yang
sama juga terjadi pada sistem kelistrikan. Arus listrik mengalir dari level potensial yang tinggi
ke level potensial yang rendah, potensial yang tinggi disebut potensial positif (+) dan
potensial rendah disebut potensial negatif (-).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-5
APLIED SCIENCE

Hubungan Aliran Air dan Arus Listrik

Ketika 2 konduktor (A) dan (B) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat
penghantar (C), elektron-elektron bebas yang berada pada konduktor (B) akan ditarik oleh
konduktor (A) melalui penghantar (C). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor
(B) yang bermuatan negatif ke konduktor (A) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron
inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya arus dari konduktor (A) yang bermuatan positif
ke konduktor (B) yang bermuatan negatif.

Hubungan Arus Listrik dan Arus Elektron


Coloumb (Q) adalah banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada
sebuah penghantar yang besarnya adalah :
1 Q = 6.25 x 1018 elektron

Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu
detik.
I=Q/t
Dimana : I = Arus (Ampere)
Q = Muatan listrik (Coloumb)
t = Waktu (Detik)
Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere dengan simbol “A”.
1A = 1000 MA
1 MA = 1000 MA
1A = 106 MA
PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element
MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-6
APLIED SCIENCE

• Tegangan
Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Tegangan (voltage)
terjadi akibat adanya beda/selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda potensial
terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung konduktor. Arus listrik akan mengalir
dari tegangan yang tinggi ( + ) ke tegangan yang rendah ( - ). Satuan tegangan listrik disebut
“Volt” dan disimbolkan “V”.
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 MV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan satu titik yang
muatan negatif.

Voltage

Voltage
Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak akan mengalir bila tidak
ada beda potensial.

• Hambatan
Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena kawat
tembaga memiliki hambatan yang kecil terhadap aliran listriknya.

Konduktor

_ +

Molekul Elektron bebas

Hambatan Listrik dan Konduktor


Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron-elektron itu melalui molekul yang
akan memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan yang
umumnya disebut dengan elektric resistance atau hambatan listrik.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-7
APLIED SCIENCE

Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω. Hambatan suatu penghantar
dikatakan satu bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 A,
bila pada kedua ujung penghantar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts (pada
temperatur konstan). Adapun harga hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan
penghantar, luas penampang penghantar dan temperatur. Harga hambatan dapat dihitung dengan
rumus :

Tahanan jenis setiap material berbeda-beda seperti pada tabel dibawah ini :

Material ρ (Ω) at 200 C Material ρ (Ω) at 200 C


Cooper, (pure soft) 1.724 x 10-8 Gold 2.2 x 10-8
-8
Cooper, (hard draw) 1.777 x 10 Lead 20.0 x 10-8
-8
Steel (low carbon) 9.96 x 10 Mercury 85.1 x 10-8
-8
Cast iron 19.1 x 10 Silver 1.59 x 10-8
-8
Aluminium, (soft) 2.73 x 10 Zine 6.21 x 10-8
-8
Aluminium, (hard) 2.83 x 10 Nichrome 100.0 x 10-8
-8
Nickel, (100 % pure) 10.4 x 10 Manganin 47.8 x 10-8

Nilai Tahanan Jenis Material

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-8
APLIED SCIENCE

RINGKASAN

• Liquid
Tekanan adalah gaya pada satuan luas, tekanan dibagi menjadi dua macam yaitu tekanan
gauge dan tekanan absolute. Tekanan gauge adalah tekanan yang biasanya tidak
dipengaruhi oleh tekanan udara (tekanan atmosphere) atau nilai yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan (pressure gauge). Sedangkan tekanan absolute
adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.
Rapat Relatif (Spesific Gravity) adalah perbandingan (ratio) dari berat jenis (density) suatu
zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni.
Kekentalan (Viscosity) atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositasnya maka kemampuan mengalirnya semakin berkurang

• Torsi
Torsi adalah Gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada
sumbunya. Mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan
menambah gerakan dan gaya.

• Elektrik
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu
selama satu detik, arus dilambangkan dengan simbol “A”.
Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik akibat adanya beda/selisih
potensial antara dua ujung konduktor. Satuan tegangan listrik disebut “Volt” dan
disimbolkan “V”.
Resistance atau Hambatan merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan
melalui sebuah logam. Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
PRINCIPLE OF BASIC MACHINE ELEMENT AND 1-9
APLIED SCIENCE

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran
pada bab 1.

Jelaskan pengertian berikut ini.


1. Tekanan adalah__________________________________________________________
2. Rapat relatif adalah_______________________________________________________
3. Kekentalan adalah________________________________________________________
4. Torsi adalah_____________________________________________________________
5. Arus listrik adalah_________________________________________________________
6. Tegangan adalah_________________________________________________________
7. Hambatan adalah_________________________________________________________

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-1

BAB II. MECHANICAL ELEMENT

PELAJARAN 1: FASTENER

Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelasakan nama dan
fungsi masing-masing komponen fasteners dan mengidentifikasi masing-masing fasteners.

• Fastener
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembly. Fasteners digunakan karena komponen
assembly tidak bisa dibuat secara utuh dari satu bagian sehingga dibuat dari beberapa parts
atau komponen untuk mempermudah pembuatan, pemasangan, perawatan dan perbaikan.
Dibawah ini akan dijelaskan berbagai macam fasteners.

• Bolt
Bolt adalah fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari Nut. Bentuk lain bolt adalah
capscrew yang merupakan fasteners pasangan dari lubang ulir. Dengan demikian, bolt dan
capscrew dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fasteners. Berbagai macam
bolt dan capscrew ditunjukkan pada gambar berikut:

Reamer Head Hex Internal Hex Full Threaded


Bolt Bolt Bolt Bolt

Square head capscrew Round Head Square Neck Bolt

12 Point Head Screw Hex Flange Screw Flow Bolt

Macam-macam Bolt

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-2

 Spesifikasi Bolt
Bentuk bolt terdiri atas head body dan thread. Ukuran head dan bolt menentukan berapa
ukuran kunci dan socket yang digunakan.

Ukuran Head Bolt

Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak thread, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian
bawah head ke bagian ujung thread (bolt). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan
ukuran panjang yang berbeda seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Threads

Diameter

Bolt Length

Dimensi Bolt

Ukuran bolt juga ditentukan oleh ukuran thread. Berdasarkan Unifled Screw Thread Standard,
thread diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inci dan Bolt dapat dinotasikan
sebagai berikut:

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-3

Thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread Halus (fine thread) yang ditandai
dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki
alur yang lebih dalam dan banyak digunakan sedangkan fine thread ulirnya kecil dan digunakan
hanya pada pemakaian tertentu, misalnya untuk pengikat parts yang tipis.
Pada standarisasi metrik, ukuran ulir ditentukan oleh jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi
yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metrik adalah sebagai berikut:

 Tingkat (Grade) Kekuatan Bolt


Society of Automotive Engineer (SAE) membuat standarisasi untuk mengklasifikasikan
United (inch-series) bolt dan capscrew pada beberapa grade berdasarkan material, treatment
dan tensile strength (kekuatan tariknya). Selain itu komatsu juga membuat standar untuk
bolt yaitu KES (Komatsu Engineering Standart). Klasifikasi grade ditunjukkan dengan tanda
pada permukaan atas head bolt. Tabel dibawah ini menunjukkan spesifikasi dan tanda bolt
berdasarkan standarisasi KES:

Bolt dengan Standar KES

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-4

Standarisasi grade bolt metrik ditetapkan oleh International Standardization of Organization


(ISO), pengklasifikasiannya berdasarkan atas kekuatan tensile dan yield. Tanda angka pada
permukaan atas Bolt menandakan klasifikasi kekuatannya. Semua Bolt dan capscrew yang
ukuran diameternya diatas 4 mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head Bolt.

• Nut
Nut merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. Nut
berbentuk segi enam (hexagon) atau segi empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada
bagian tengah bolt pasangannya.

American Society for Testing Material (ASTM) dan SAE memberikan standarisasi untuk
material dan kekuatan pada unified (inch), sedangkan ISO dan ASTM memberikan
standarisasi untuk kelas nut. Nut-metrik yang digunakan di USA diklasifikasikan menjadi 5,
9 dan 10. Angka ini menunujukkan kekuatan tarik (tensile strength) tertinggi dari screw atau
bolt yang harus digunakan untuk mencegah kerusakan.
Nut memiliki tiga dimensi penting, yaitu: tebal, lebar (ukuran kunci) dan diameter dalam.
Gambar berikut ini menunjukkan berbagai jenis Nut.

Nut

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-5

• Washer
Washer merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts
atau komponen yang diikat. Berdasarkan fungsinya washer terdapat beberapa bentuk, yaitu:
 Plain Washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan yang lebih
luas dibanding bolt atau nut serta mencegah kerusakan permukaan part yang diikat.

 Helical Spring Washer, digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut kencang
(tidak mudah kendor) pada part yang menerima getaran atau vibrasi.

 Toothed Lock Washer, digunakan untuk menjamin bolt atau nut tidak mudah
kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi ini mirip dengan Helical Spring Washer,
toothed lock washer sendiri banyak digunakan pada pemasangan nut di terminal kabel.

Gambar berikut menunjukkan beberapa macam jenis washer:

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-6

• Screw
Screw merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt
atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. Screw sebagai pengencang berpasangan dengan
nut atau lubang thread. Driver yang digunakan sebagai pengencang berupa screw driver,
Kunci L atau socket screw. Gambar dibawah ini menunjukkan berbagai macam screw:

Screw

• Stud
Stud merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki thread pada
kedua ujungnya. Salah satu ujung thread dikencangkan pada parts atau komponen,
sedangkan salah satu ujungnya mengikat part dengan menggunakan nut, gambar berikut
menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.

Stud

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-7

• Pins
Pin digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci
(lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk pin
ditunjukkan pada gambar berikut:

Macam-macam Pin

Fungsi masing-masing pin:


 Cotter pin berfungsi sebagai lock pada clevis pin, stopped nut dan caste nut.
 Dowel pin berfungsi sebagai pelurus (alignment) terhadap komponen yang diikat.
 Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U-yoke pada linkage yang dalam
pemasangannya dilengkapi cotter pin sebagai lock.
 Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin, spring pin berbentuk
cylinder spring yang berukuran oversize terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang
terhadap gaya tekan dari spring pin terhadap lubang.
 Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin, dengan demikian quick lock pin
berfungsi untuk membuka atau melepas pin.
 Taper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang dipasang tetap.
 Grooved pin digunakan sebagai fasteners seperti spring pin.
 Spring lock pin merupakan fasteners yang digunakan berpasangan dengan clevis pin
untuk mempermudah melepas dan memasang bagian yang saling berhubungan.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-8

• Snap Ring
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau
penahan (retainer), contoh menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam-
macam bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar berikut:

Snap R ing

• Clamp
Clamp digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamp digunakan
sebagai pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, tipe clamp ini disebut hose
clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan adalah wire rope clamp yang digunakan sebagai
clamp untuk penyambungan wire rope. Gambar dibawah ini menunjukkan hose clamp:

Hose Clam p

• Key
Key atau pasak digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. Terdapat
dua jenis key yaitu reactangular atau square key dan woodruf key seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini:

K ey

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-9

PELAJARAN 2: BEARING
Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelasakan nama dan
fungsi masing-masing komponen bearing dan mengidentifikasi masing-masing bearing.

Gambaran Umum
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian
yang saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan
anti friction bearing.

Plain Bearing
Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara permukaan yang saling
bergesekan. Plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Bushing dan bearing
memiliki pengertian yang hampir sama, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kriteria
berikut:
Plain bearing disebut bushing apabila:
 Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
 Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan
penyesuaian yang tepat.
 Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai berat atau putaran
sedang dengan beban ringan.
Plain bearing disebut split bearing apabila:
 Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk menjalankan fungsinya digunakan
dua buah sleeve setengah lingkaran (satu pasang).
 Digunakan untuk putaran tinggi.

Bushing

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-10

Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putar shaft,
beban yang didukung dan tipe pelumasan yang digunakan. Plain bearing terbuat dari kayu,
karet, plastik, besi tuang, tembaga, kuningan dan perunggu. Berdasarkan pelumasannya plain
bearing digolongkan menjadi:

Pelumasan kering : tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling bersinggungan.
Pelumasan terbatas : pelumasan dengan kondisi lapisan film tipis antar bagian yang saling
bergesekan.
Pelumas penuh : keseluruhan permukaan yang bersinggungan dipisahkan oleh lapisan.

Pelumasan Kering
Pelumasan Terbatas Pelumasan Penuh

Anti Friction Bearing


Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing, yaitu:
 Ball Bearing
 Roller Bearing
 Needle Bearing

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-11

Anti Friction Bearing


Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Dimana bagian-bagian
utama dari anti friction bearing adalah:
 Race adalah cincin bagian dalam (inner race) dan cincin bagian luar (outer race) sebagai
tempat dudukan elemen gelinding.
 Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan.
 Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.

 Ball Bearing
Ball bearing memiliki empat macam race, yaitu :
 Conrad bearing
 Full type bearing
 Split race bearing
 Angular contact bearing

Conrad Bearing
Split R ace

Full Type Bearing Angular Contact

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-12

Ball bearing dibagi menjadi empat macam berdasarkan beban yang diterimanya, yaitu :
 Radial Load Bearing
 Radial and Thrust Load Bearing
 Self Aligning Radial Load
 Thrust Load Bearing

Single Load Single Load Double Load


R adial R adial Thrust Double Load
R adial Thrust Self Aligning
 Roller Bearing R adial

Roller bearing digunakan untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding dengan ball
bearing. Berdasarkan beban yang diterima roller bearing digolongkan menjadi:
 Radial Load, Straight Roller Bearing.
 Radial and Thrust Load, Tapered Roller.
 Self Aligning, Radial and Thrust Load.
 Self Aligning, Radial and Thrust Load Concave Roller Bearing.
 Thrust Load.

R adial Load R adial Thrust Self Aligning Self Aligning


Straight Tapered R adial Thrust R adial Thrust
Spherical R oller Concave R oller

Thrust Load Thrust Load


Ball Bearing R oller Bearing

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-13

 Needle Bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena
bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang
terbatas. Jenis needle bearing meliputi radial load bearing dan thrust load bearing.

Needle Bearing

PELAJARAN 3: SEAL
Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelasakan nama dan
fungsi masing-masing komponen seals dan mengidentifikasi masing-masing seals.

Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap
kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. Terdapat dua jenis bentuk seal, yaitu:
• Dynamic Seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh:
 Radial lip seal
 Clearance seal
 Ring seal
 Face seal
 Compression packing
 Molded packing
 Diaphragma seal
• Static Seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts):
 Static O-ring
 Metallic gasket
 Non metallic gasket
 Sealant

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-14

• Radial lip Seal (Oil Seal)


Radial lip seal digunakan sebagai penyekat untuk pelumas pada sistem yang memiliki
shaft berputar. Radial lip seal ini biasa disebut juga oil seal. Penyekat atau perapatan
(sealing) berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen seal dan diameter luar shaft
merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan spring dibelakang lip seal. Antara lip
seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat dan pelumas.
Bila lapisan film terlalu tebal, maka cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbul
gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip
seal. Oil seal dibedakan berdasar bentuk lip seal. Di bawah ini merupakan gambar lip seal
atau oil seal dan bentuk dasarnya untuk single lip dan double lip.

Oil Seal (Lip Seal)


Macam-macam lip seal adalah:
 Single lip seal: lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti
grease pada shaft dengan kecepatan lambat.
 Single lip spring loaded: spring loaded membantu kerapartan seal, digunakan untuk
sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi dan pada
daerah yang tidak berdebu.
 Double lip: lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambahan spring loaded pada
kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap cairan pada lip yang dilengkapi
dengan spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau
partikel.
 Dual lip: lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua
sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan
sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-15

Pemasangan oil seal harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran
akibat rusaknya lip seal. Lip mudah sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal harap
disimpan secara aman, jauh dari panas dan debu.

• Packing
Packing digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing.
Compression packing membentuk ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur
polos dan housing. Gaya tekan mengakibatkan packing mengambang sealing terhadap alur
pada poros maupun pada housing. Terdapat tiga jenis compression packing, yaitu: fabric
(serat), metallic dan plastik. gambar berikut menunjukkan bentuk compression paking.

Packing

Molded packing merupakan dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze
type. Jenis-jenis lip type adalah flange, cup, u-cup, u-ring dan v-ring. Jenis squeeze type adalah
o-ring dalam berbagai bentuk. Lip type packing melakukan sealing karena adanya gaya tekan
fluida atau udara yang menyebabkan lip mengembang. Gambar berikut menunjukkan contoh
pemakaian packing pada piston dan cylinder head dari hydrolic cylinder

Packing pada Piston dan Head Hydraulic Cylinder

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-16

• O-ring
O-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada proses pemasangan. Proses
sealing terjadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing
terhadap komponen statis untuk mencegah cairan fluida atau udara.

O-ring Seal

Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida pada bagian komponen yang saling
bergerak. Terdapat tiga penggunaan o-ring, yaitu:
 Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada sekitar piston
rod.
 Oscillating bila seal berputar bolak-balik pada derajat yang terbatas atau seal berputar
beberapa kali putaran pada saat proses sealing.
 Rotating, apabila o-ring memberikan sealing terhadap shaft yang berputar pada dynamic
dalam o-ring.

Gambar berikut menunjukkan berbagai macam o-ring yang telah terpasang pada komponen.

Pemasangan O-ring

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-17

• Gasket
Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang
kontaknya terhadap komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah
seal material dapat menyesuaikan bentuk (conform) terhadap ketidaksempurnaan kontak
antara bidang permukaan bentuk gasket terhadap permukaan kontak.

Gasket Kit
Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada saat
pemasangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan menghasilkan
kemampuan sealing yang semakin baik. Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung
pada:
 Jenis material gasket
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket. Material
yang digunakan adalah asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran material
tersebut.
 Tekanan dalam (internal pressure)
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting
untuk menentukan seberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan seal.
 Fluida yang di sealing
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai penyekat
menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-18

 Width/thickness ratio
Penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan gasket sering dengan
perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat tidak
ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara lebar kotak permukaan
sealing terhadap tebal gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, gasket memiliki lubang bolt yang letaknya tidak boleh terlalu dekat terhadap
sisi dalam gasket.

PELAJARAN 4: BELTS

Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelasakan nama dan
fungsi masing-masing komponen belts dan mengidentifikasi masing-masing belts.

Gambaran Umum
Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang
digerakkan. Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk memindahkan
tenaga tergantung pada:
 Tegangan belt terhadap pulley.
 Gesekan antara belt dan pulley.
 Sudut kontak antara belt dan pulley.
 Kecepatan belt.

Round Belt
Flat Belt V-Belt

Bended Belt Linked V-Belt Timing Belt V-Ribbed Belt

Macam-macam Belts

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-19

• Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan
untuk beban ringan seperti untuk sewing machiac projector films.

• Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan digunakannya V-belts pada sistem
pemindah tenaga. Flat belt terbuat dari leather rubberized fabric dan cord. Flat belt semakin
tidak digunakan karena membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang
flexible.
Flat belt juga dipergunakan sebagai conveyor belt bilamana belt tersebut membawa beban.
Flat belt umumnya digunakan sebagai pemindah tenaga high power untuk mesin penggerak
yang terpisah dengan mesin yang digerakkan. Contoh: sawmills.

• V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley yang berjarak pendek. Gaya
jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit
belt yang kuat. Keuntungan V-belts adalah:
 Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan kecepatan yang
lebih tinggi.
 Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
 Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.
 Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
 Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).

V-belts

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-20

• Banded V-belts
Banded V-belts adalah multiple V-belt yang dibentuk cetak permanen tie band. Banded
V-belts mengurangi timbulnya masalah pada penggerak dimana belts bergeser, melintir dan
terlepas dari alurnya.

• Linked V-belts
Linked V-belt dibentuk dari multiple belt yang disusun saling menyambung. Digunakan
untuk penggerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat
kesulitan untuk memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi
untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.

• Timing Belts
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk flat belt.
Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi berukuran sama pada permukaan
kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan
pada perpasangan pulley.

Keuntungan timing belt:


 Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
 Membutuhkan perawatan yang ringan.
 Mampu digunakan pada range beban yang lebar.
 Memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau slip, initial tension
berkurang dan memiliki kontruksi yang tipis.

• V-Ribbed Belts
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan inti penguat
terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt kemampuan memindahkan power
tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-21

Ringkasan

Fasteners
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen
menjadi suatu komponen assembly. Jenis-jenis fasteners adalah sebagai berikut:
• Bolt • Pin
• Nut • Snap Ring
• Washer • Clamp
• Screw • Key
• Stud

Bearing
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian
yang saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan
anti friction bearing. Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara
permukaan yang saling bergesekan. Jenis anti friction bearing adalah ball bearing, roller
bearing dan needle bearing.

Seal
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap
kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. Terdapat dua jenis bentuk seal yaitu
dynamic seal dan static seal. Dynamic seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak,
sedangkan static seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts).

Belts
Belt berfungsi untuk memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak
dan pulley yang digerakkan. Belt terdiri atas beberapa jenis, diantaranya yaitu:
• Round Belt • Linked V-belt
• Flat belt • Timing belt
• V-belts • V-ribbed belts
• Banded V-belts

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MECHANICAL ELEMENT 2-2

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran
pada bab 2.

Jawab dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Sebutkan dan jelaskan beberapa bentuk washer berdasakan fungsinya?
2. Sebutkan lima buah pin dan sebutkan fungsinya:
______________(a)
______________(b)
______________(c)
______________(d)
______________(e)
3. Jelaskan perbedaan plain bearing sebagai bushing dan plain bearing sebagai split
bearing?
4. Sebutkan dan jelaskan penggunaan o-ring ?
5. Sebutkan keuntungan V-belts?

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-1

BAB III. MATERIAL

PELAJARAN 1: BAHAN BAKAR DIESEL (DIESEL FUEL)


Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan
pengetahuan tentang dasar bahan bakar diesel.

Pengetahuan Umum Bahan Bakar Diesel


Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude
oil. Gambar berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil
dituangkan dari bagian atas tower pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses
pemanasan diperoleh berbagai tingkatan hasil distilasi berdasar boiling point yang berbeda.

Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º
C dan dihasil dari proses distilasi setelah karosene. Field dari jenis light diesel oil ini sesuai
dipergunakan untuk diesel engine kecil maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu
merekomendasikan light diesel oil
untuk engine Komatsu. Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
Fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity yang lebih tinggi
dari pada fuel dengan viskositas dan boiling point rendah. Pada temperatur konstan dan

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-2

panjang langkah injeksi yang sama diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak
dibanding dengan specific yang tinggi.
• Flash Point
Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya (ignition), perlu penanganan
yang hati-hati terhadap fuel dengan point rendah. Flash point merupakan nilai yang lebih
menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar.
• Kandungan sulfur
Kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pada saat pembakaran
sehingga menghasilkan Asam Sulfat (Sulfuric Acid). Asam sulfat ini akan bersifat korosif
terhadap engine. Maksimum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan jadwal penggantian oli
setiap 250 Hm. Bila kandungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 0.5 % jadwal penggantian
oli harus dipercepat.
• Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir. Pour point yang tinggi
mengakibatkan fuel susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan starting menjadi
buruk.
• Cetane Number
Cetane number merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel.
Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah
mengakibatkan pembakaran yang kurang bagus misalnya terjadi pembakaran tunda
(detonasi), sulit start, pada temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak terbakar.
Sedangkan Cetane number yang terlalu tinggi mengakibatkan pembakaran terlalu mudah
sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.
• Ash Content
Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle padat (solid particle),
campuran garam inorganic (in organic salt solution) dan oli soluble organic. Rata-rata
kandungan ash (ash content) pada fuel di Diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan
kanduingan ash disebabkan oleh debu dan kotoran dari luar. Masing-masing produk engine
memiliki spesifikasi fuel yang dipersyaratkan dalam penggunaan. Gunakan spesifikasi fuel
sesuai rekomendasi dalam mengoperasikan engine.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-3

Penanganan Fuel
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani fuel adalah:
• Fuel harus ditangani secara hati–hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu,
kotoran atau minyak tanah.
• Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel, karosene dan oli.
• Bila fuel disimpan dalam drum, maka:
 Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.
 Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh fuel (tutup
fuel pada posisi jam 3 atau jam 9).
• Gunakan fuel resevoir (fuel tank) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar dan pastikan
adanya drain cek untuk membuang endapan atau air.

PELAJARAN 2 : PELUMAS
Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan
pengetahuan dasar pelumas yaitu oli dan grease.

Oli
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari-hari yaitu Solid
Lubricant dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease
merupakan salah satu bentuk solid lubricant.
Oli ( Oil ) dibuat dari “base oil“ dan “additive“ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis base oil
yang digunakan :
 Crude oil (minyak bumi):
• Parrafinis base oil
• Naptanic base oil
• Aromatic base oil
 Natural oil (Minyak nabati)
 Syntetic oil (Bahan Kimia)

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-4

 Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat mutu oli
seperti :
 Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
 Viskositas Index (VI) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
 Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan.
 Anti Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.
 Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi
 Dipersant
 Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.

Oli terbuat dari 80 – 85 % based oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat
bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indra. Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam
jenis oli :
 Engine oil.
 Hydraulic oil.
 Gear oil.
 Brake oil.
 Automotatic Transmission Fluida ( ATF ).

Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan
kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah
satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam
centi stoke (cST).
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade
tertentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat
kekentalan pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa
badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard
tersebut diantaranya adalah:
 SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40,
SAE20W-50, SAE90 dst.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-5

 AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1, AGMA2,


AGMA3, AGMA4, 5, 6, 7, 8, 8A.
 ISO (International Standardization Organization) dengan skala 32 – 1500.
 API (American Petroleum Institute)
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF
• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF

 Viskositas Index.
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil
terhadap perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau
temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya
dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:
 Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
 Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
 Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.

Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya
berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :

Tabel
Oli dan Viskositas Index
Nama Oli No SAE Viskositas Viskositas Viskositas Cinematic
Index Cinematic 40°C 1000°C
Mesran B- 30 103 91 cST 10.79 cST
30
Mesran 30 30 107 98 cST 11.63 cST

No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE. Mesran 30 memiliki viskosiats
index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang
lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang
direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi
pemakaian yang berbeda.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-6

Tabel
Jenis Produk Pelumas dan Spesifikasi Pemakaian
No Jenis Produk Pelumas Spesifikasi Pemakaian
1 Mesran Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan
bahan bakar bensin dengan menghendaki
pelumasan yang sempurna.
2 Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran
tinggi beban ringan dengan turbocharge dan mesin
bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
3 Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non
turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan
mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
4 Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang
dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan
bahan bakar solar.

Grease
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang
didapatkan dengan campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut skema
beban yang digunakan pada pembuatan grease.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-7

 Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease
ditentukan oleh National Lubricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan
grease menjadi 9 tingkat kekerasaan (000-6). Penentuan kekerasan ini diuji berdasarkan
persyaratan uji ASTM D217 (American Standard Too Testing and Material) dengan
mengukur jarak penetrasi grease (1/10 mm). Pada temperatur 25ºC dengan alat one quarter
scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi tingkat kekentalan grease yang
ditetapkan oleh NLGI.
Tabel
Grease Standar NLGI

 Spesifikasi Grease.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease
sebagai pelumas.
 Penetration atau penetrasi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi
oleh kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil.
Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada
celah yang kecil dengan baik.
 Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.
Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah
drop point.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-8

Pokok-Pokok Pelumasan yang Benar


 Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/bagian pelumasan
sesuai rekomendasi pembuat mesin.
 Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi
pembuat mesin.
 Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan sesuai petunjuk
OMM.
 Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan
pengoperasian.
 Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan
ruang penyimpanannya.
 Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi
pelumas.
Penyimpanan dan Penanganan Pelumas
Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk
kemasan/tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup
kembali. Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka
beberapa tindakan pencegahan harus dilakukan.
 Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis
horizontal (jam tiga atau sembilan).
 Apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan
dilepaskan dengan posisi terbalik (tutup dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum
miring agar air hujan tidak mengenai tutup.
 Gunakan lap untuk membersihkan hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari
bahan katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-9

PELAJARAN 3: PENDINGIN (COOLANT)


Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan tentang
pengetahuan dasar pendingin (coolant).

Pengertian Umum
Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant
adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder
head. Sifat-sifat yang harus dimiliki coolant diantaranya sebagai berikut:
 Memiliki sifat penyerap panas/sebagai media pemindah panas.
 Mencegah terjadinya/timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin.
 Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.

Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat
menyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam air dapat mengakibatkan timbulnya
endapan pada permukaan saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air
dapat menyebabkan scale deposit dan sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami
distilasi atau detonisasi direkomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang
dibutuhkan oleh kandungan mineral pada air. Kandungan maksimum mineral dalam air
pendingin ditunjukkan dalam tabel berikut :
Nilai maksimum yang diijinkan
Minerals Parts per Million Grains per Galon
Chloride 40 2.5
Sulfates 100 5.8
Total Dissolved 340 20
Magnesium & Calsium 170 10

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau
memiliki pH 7, selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-10

PELAJARAN 4: ELECTROLYTE BATTERY

Tujuan: Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelaskan tentang
pengetahuan dasar electrolyte battery.

Pengertian Umum
Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti plate dan asam
sulfat (sulfuric acid) dari larutan electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air
suling (H 2 O) dan asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi larutan H 2 O 64% dan H 2 SO 4 36%.
Skema berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.

64 % W ater 36 % Acid Electrolyte


(Sp. Gr = 1.00) (Sp. Gr = 1.835) (Sp. Gr = 1.270)

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam
sulfat pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ºC.
Tegangan pada cell battery tergantung pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan
konsentrasi atau kandungan electrolyte. Battery terdiri dari Plate positif yang terbuat dari
peroksida timbal (PbO 2 ), plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan larutan electrolyte
(H 2 SO 4 ). Pada saat discharge arus battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb: Plate
positif (PbO 2 ) terbuat dari campuran antara timbal (Pb) dan Oksigen (O 2 ) sedangkan asam sulfat
( S ) dan oksigen. Oksigen pada plat positif dan hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk
air (H 2 ). Saat yang sama timbal (Pb) pada plate positif maupun negatif beraksi dengan SO 4
sehingga menjadi PbSO 4 .

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-11

Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal
sulfat (PbSO 4 ) terurai menjadi Pb dan SO 4 . Sedangkan air (H 2 O) terurai menjadi hydrogen dan
bereaksi dengan SO 4 menjadi asam sulfat (H 2 SO 4 ). Pada saat yang sama oksigen (O 2 ) terurainya
H 2 O diikat oleh timbal (Pb). Plate positif membentuk timbal (PbO 2 ).

Pada saat proses discharging, specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena
pada saat tersebut sulfuric acid (asam sulfat) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbalk sulfat
(PbSO 4 ) sehingga yang tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific,
gravity larutan electrolyte akan naik karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat
(H 2 SO 4 ). Specific gravity dan tegangan battery.
Tabel
Spesific grafity dan Voltage pada Kondisi Charge

Kondisi Charge (%) 100 95 0.75 0.5 0.25

Spesific grafity 1,265 1,230 1,230 1,2 1,175

Voltage (V) 12,6 12,5 12,5 12,4 12,2

Pada proses charging H 2 O terurai H 2 dan O 2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO 4 . Gas H 2 bersifat
mudah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila
melakukan charging dengan charger tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi
tutup battery selalu bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan
air battery yang berlebihan, karena H 2 O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan
sehingga temperatur mengalami kenaikan yang berlebih pula. Untuk menambah level electrolyte
battery gunakan air suling (H 2 O).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-12

Ringkasan
Diesel fuel
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º
C dan dihasil dari proses distilasi setelah korosene. Komatsu merekomendasikan light diesel oil
untuk engine Komatsu. Hal–hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
• Flash Point
• Kandungan sulfur
• Pour Point
• Cetane Number
• Ash Conten

Pelumas
Oli merupakan jenis liquid lubricant dan diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli yaitu
engine oil, hydraulic oil, gear oil, brake oil dan automotatic transmission fluida (ATF).
Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan oli. Standard kekentalan oil
dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang
mengeluarkan standard tersebut diantaranya adalah SAE, AGMA, ISO dan API.
Grease merupakan pelumas berbentuk padat (solid lubricant). Grease diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan
oleh National Lubricating Institute (NLGI) yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9
tingkat kekerasaan. Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan
kemampuan grease sebagai pelumas. Ciri fisik tersebut adalah penetration atau penetrasi dan
drop point atau titik leleh.
Pendingin
Pendingin (coolant) adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama
coolant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block &
cylinder head. Batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam, basa dan
memiliki pH 7. Selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.
Electrolyte Battery
Electrolyte battery membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi
reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. Larutan electrolyte tersebut terdiri dari

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION
MATERIAL 3-13

campuran air suling (H 2 O) dan asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan konsentrasi larutan H 2 O 64% dan
H 2 SO 4 36%. Jika larutan elektrolit berkurang maka untuk menambah level electrolyte battery
hanya menggunakan air suling (H 2 O).

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran
pada bab 3.

Jawab dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Sebutkan dan jelaskan tiga hal yang harus diperhatikan pada spesifikasi fuel:
______________(a)
______________(b)
______________(c)
2. Sebutkan lima macam jenis oli dan badan yang mengeluarkan standar oli berdasarkan
kekentalannya ?
3. Jelaskan ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai pelumas.
4. Sebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh coolant?
5. Jelaskan mengenai larutan elektrolit pada batterai?

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Basic Machine Element


MECHANICAL TRAINING SECTION

Anda mungkin juga menyukai