Handout HD 785
Handout HD 785
DUMP TRUCK
HD 785-7
Puji syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
kasihNya sehingga dapat terselesaikannya modul ini sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga akan menjadi sebuah
perbaikan di kemudian hari.
Penulis berharap semoga Modul ini bermanfaat bagi para pembaca. Oleh karena itu
penulis sangat berterima kasih apabila pembaca berkenan memberikan saran-saran yang bersifat
membangun.
Penulis
ii
iii
A. Safety
Melakukan service dan repair dengan tepat, cermat dan benar merupakan hal yang sangat
penting agar unit dapat beroperasi dengan aman dan nyaman. Teknik service dan repair yang
disarankan dan dijelaskan dalam shop manual, merupakan metode kerja yang aman dan efektif.
Beberapa jenis pekerjaan memerlukan tool yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
Untuk mencegah terjadi kecelakaan pada mekanik, simbol digunakan sebagai tanda safety
mengenai hal yang harus diperhatikan (safety precautions) dalam shop manual. Peringatan yang
melatarbelakangi simbol tersebut, harus diikuti dengan cermat dan hati-hati. Jika muncul situasi
dan kondisi yang berbahaya atau mungkin akan terjadi, pertama kali pertimbangkan faktor safety,
dan lakukan tindakan yang diperlukan yang sesuai dengan situasinya.
b. Tentukan tempat di dalam workshop untuk menyimpan tool dan part yang dilepas. Selalu
taruh atau simpan tool dan part pada tempat yang sesuai. Selalu jaga areal kerja tetap
bersih dan pastikan tidak ada kotoran atau ceceran oli dilantai. Merokok hanya didaerah
yang diperbolehkan merokok dan jangan merokok saat sedang bekerja.
d. Simpan semua tools dalam kondisi yang baik dan pelajari cara penggunaan yang benar.
e. Saat melakukan suatu pekerjaan dengan dua atau banyak mekanik, selalu sepakati
terlebih dahulu prosedur pekerjaan sebelum mulai bekerja. Selalu beritahu ke rekan kerja
f. Jika melakukan pekerjaan pengelasan (welding), welder harus sudah pernah mengikuti
pelatihan dan berpengalaman dengan jenis pekerjaan tersebut. Saat melakukan
pekerjaan welding, selalu gunakan wear welding gloves, apron, glasses, cap dan baju
yang sesuai untuk pekerjaan welding.
c. Saat disassembling atau assembling, sangga unit dengan ganjal, jack atau stand sebelum
mulai bekerja.
d. Bersihkan semua lumpur dan oli pada tangga atau pegangan yang digunakan untuk naik
turun dari unit. Selalu gunakan pegangan tangan (handrail), ladder saat naik turun dari
unit, jangan pernah loncat saat naik atau turun dari unit. Jika tidak memungkinkan
menggunakan handrail, ladder atau step, gunakan stand sebagai pijakan yang aman.
c. Sebelum mulai bekerja, lepas kabel dari battery. Selalu lepas kabel dari negative (–)
terminal terlebih dahulu.
d. Saat mengangkat komponen yang berat (diatas 25 kg), gunakan hoist atau crane.
Pastikan wire rope, chain dan hook bebas dari kerusakan. Selalu gunakan lifting
equipment yang kapasitasnya mencukupi. Pasang lifting equipment pada tempat yang
tepat. Gunakan hoist atau crane dan gerakkan secara perlahan untuk mencegah
komponen menabrak komponen lainnya. Jangan bekerja dibawah komponen yang masih
digantung dengan hoist atau crane.
f. Saat melepas komponen, hati-hati jangan memutus atau merusak wiring. Kerusakan
wiring dapat menyebabkan kebakaran.
g. Saat melepas piping, tutup aliran fuel agar tidak mengucur bocor. Jika terdapat fuel atau
oil menetes dilantai, segera bersihkan. Fuel atau oli dilantai dapat menyebabkan
tergelincir dan juga dapat menyebabkan kebakaran.
h. Untuk aturan umum, jangan menggunakan gasoline untuk mencuci part. Jika terpaksa,
gunakan hanya sedikit gasoline saat membersihkan electrical parts.
i. Yakinkan untuk memasang semua part sesuai posisi awalnya, ganti part yang rusak
dengan yang baru. Saat memasang hose dan wire, pastikan tidak akan terjadi kerusakan
karena bergesekan dengan part lainnya saat unit beroperasi.
j. Saat memasang high pressure hose, pastikan tidak terpuntir. Kerusakan tube atau hose
sangat berbahaya dan juga pastikan semua connecting part dipasang dengan tepat dan
cermat.
k. Saat assembling atau memasang part, selalu gunakan specified tightening torques. Saat
memasang protective parts misalnya guard, atau part yang dipengaruhi getaran atau
m. Saat pengukuran hydraulic pressure, pastikan measuring tool dipasang dengan tepat
sebelum melakukan measurement.
n. Harus hati-hati saat melepas atau memasang track pada track-type machine. Saat mem-
buka track, track dapat terlepas atau tergelar secara tiba-tiba, karena itu jangan pernah
membiarkan seseorang berdiri disalah satu ujung track.
B. Fasteners
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen
menjadi suatu komponen assembling. Fastener dipergunakan karena komponen assembling tidak
mungkin dibuat utuh dari satu bagian, sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen untuk
mempermudah manufacturing, pemasangan, perawatan dan perbaikan. Salah satu fasteners yang
akan diuraikan selanjutnya adalah bolt/cap screw.
1. Struture
Bolt adalah salah satu jenis fastener (pengencang) yang digunakan sebagai pengikat
berpasangan dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw, yang dalam pemakaian
sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir. Dengan demikian bolt dan cap screw
dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fastener. Namun saat ini yang
berpasangan dengan nut dan ulir tetap dinamakan Bolt.
2. Classification
Ukuran bolt ditentukan salah satunya oleh ukuran thread. Beberapa standarisasi ukuran
thread adalah Unified Screw Thread Standard dan Metric Standard.
a. Berdasakan standarisasi Unified Screw Thread Standard, thread diukur dengan
menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Notasi yang digunakan untuk menyatakan
ukuran ulir unified adalah sebagai berikut:
½ – 20 – UNC – 3
½ : Diameter luar puncak ulir
20 : Jumlah puncak ulir per inchi
UN : Unified screw thread
C : Coarse (ulir kasar)
F : Fine (ulir halus)
3 : Panjang dalam satuan inchi
b. Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditentukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir
terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai
berikut :
M 12 x 1.75 – 80 – 8.8
Ketika bolt ditarik dengan gaya dibawah nilai A, maka bolt akan kembali keukuran semula.
Ketika ditarik dengan gaya sebesar B (sedikit diatas nilai A), maka bolt akan cenderung
kembali keukuran semula, namun tidak bisa sama dengan ukuran semula, dalam hal ini
akan sedikit memanjang. Ketika gaya sebesar C diberikan kepada bolt, maka bolt tidak
akan kembali keukuran semula. Dengan kata lain, ukuran bolt pasti memanjang. Titik A
pada grafik disebut elastic limit dan titik C disebut yield point.
b. Tightening Force
Gambar dibawah menunjukan bahwa bolt tertarik keluar oleh gaya reaksi dari bagian/part
yang diikat oleh bolt. Gaya reaksi ini kemudian disebut dengan tensile force (gaya tarik).
Bolt berusaha melawan tensile force untuk kembali kebentuk/ukuran semula. Aksi ini
disebut dengan tensile stress (tegangan tarik). Besar tensile stress adalah sama dengan
tensile force, namun memiliki arah yang berlawanan.
11
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui jika tightening torque (M) yang sama diberikan
kepada bolt dengan diameter (d) yang sama, maka tightening force (T) akan berbeda
bergantung kepada nilai koefisien gesek (K) diantara bolt dan hole.
Dengan kata lain, tightening torque yang sama, tidak selalu menghasilkan gaya
pengencangan yang sama. Koefisien gesek berbeda-beda berdasarkan accuracy (tingkat
ketepatan) thread, bahan/material dari male dan female screw, surface roughness
(kekasaran permukaan), celah diantara screw, lubricating agent, dan lain-lain.
c. Tightening Method
Jika sebuah pengikat (fastener) misal bolt
dikencangkan dengan benar, gaya yang
diberikan padanya oleh beban tidak akan
meregangkan pengikat (fastener) tersebut.
Beberapa metode pengencangan
(tightening methode) diuraikan pada tabel
dibawah.
12
13
Pelumasan yang sering dipakai dapat menggunakan oli atau anti seize, sesuai prosedur
yang ditunjukkan dalam shopmanual. Gambar dibawah menunjukan contoh penggunaan oli
dan anti seize pada bolt sebelum dipasang/dikencangkan.
a. Pemberian Threadlock
Ketika memberikan threadlock pada bolt sebelum dikencangkan, bersihkan oli/grease
yang menempel pada bagian ulir yang akan diberi threadlock maupun pasangannya,
dengan menggunakan cairan pembersih. Bersihkan juga air yang menempel pada
bagian-bagian tersebut dengan angin. Kekuatan pengencangan akan berkurang hingga
70% bila ada oli atau grease, dan threadlock akan mengapung tidak bisa mengeras bila
ada air. Berikan threadlock sesuai penjelasan dibawah.
14
b. Pengencangan Bolt
Seperti yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, bolt/nut dapat menjaga
stress dengan konstan. Tetapi, jika torque-nya terlalu rendah, force yang berubah-ubah
yang diterima oleh bolt akan menyebabkan bolt cepat rusak. Jika torque-nya terlalu tinggi,
proses pengencangan tadi akan menyebabkan bolt juga menjadi rusak. Oleh karena itu
daya tahan bolt tergantung pada torque yang sesuai. Pastikan nilai torque yang kita
berikan pada bolt benar (check standard thightening torque bolt pada shopmanual). Pilih
torque wrench yang sesuai dengan ukuran dan torque bolt, dan pastikan socket yang kita
gunakan sesuai dengan ukuran bolt.
15
(Engine SAA6D140E-5)
16
1. Loosen all 4 measuring bolts (7). Do not lubricate the measuring bolts again.
17
6. Adjust the pressure at the hydraulic torque wrench to 2100Nm and tighten the
measuring bolt.
7. Increase the pressure further by steps of 10 bar until the required elongation of 0.93
mm of the measuring bolts is reached.
8. List the pressure and the change of the bolt length in a table.
9. Repeat this procedure for all 4 measuring bolts.
10. Add all 4 determined hydraulic pressures and then divide by 4.
11. With this average pressure tighten all other bolts.
18
C. Bearing
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada part/
komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang lainnya. Bila gerakan dua
permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini
dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terjadi secara terus-menerus akan
menyebabkan panas yang semakin lama akan meningkat dan menyebabkan keausan pada
komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen dan alat tidak bisa bekerja.
1. Function
Bearing digunakan untuk menahan/menyangga part/komponen yang bergerak. Bearing
biasanya dipakai untuk menyangga perputaran shaft, dimana sangat banyak terjadi gesekan.
Secara umum, fungsi bearing adalah sebagai berikut:
19
2. Classification
a. Friction/Plain Bearing
Plain bearing memberikan kontak geser (sliding contact) antara dua permukaan yang
saling bersinggungan, dan secara prinsip kerja gesekan (friction) yang terjadi lebih
dominan. Jenis bearing ini banyak dipakai pada engine crankshaft, hydraulic cylinder dan
lain-lain. Plain bearing disebut juga dengan bushing. Bearing dan bushing memiliki
sinonim/pengertian yang sama. Plain bearing disebut bushing bila:
• Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
• Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan
penyesuaian yang tepat.
• Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai berat atau
putaran sedang dengan beban ringan.
20
21
22
Roller bearing digunakan untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball
bearing. Jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:
• Radial load, straight roller bearing.
• Radial thrust, tapered roller.
• Self-aligning, radial thrust spherical rollers.
• Self-aligning, radial thrust concave rollers.
Jenis lain roller bearing adalah thrust load, seperti ditunjukan oleh gambar dibawah.
23
24
3. Install Procedure
Dalam pekerjaan yang berhubungan dengan bearing, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan terkait penanganan (handling) dan pemasangan (install).
a. Handling
• Hindari melekatnya material asing seperti debu pada bearing dengan cara selalu
membungkus bearing selama penyimpanan, karena material asing dapat menimbulkan
keausan premature pada bearing saat bearing berputar.
Hindari penanganan yang kasar atau benturan yang keras.
25
• Kombinasi bearing yang sama part number dan dibuat oleh pabrik yang sama, dapat
diterima. Namun, lebih baik mengunakan bearing yang sudah dalam satu set.
• Kombinasi dari bearing yang harus dilakukan penyetelan saat pemasangan, tidak
diperbolehkan.
b. Install
Saat memasang bearing, perlu diperhatikan dengan benar cara/metode yang
digunakan, agar tidak terjadi kerusakan pada bearing. Gambar dibawah menujukan
beberapa cara pemasangan bearing yang tidak tepat.
26
• Jangan menekan inner race saat memasang bearing pada lubang, dan sebaliknya
jangan menekan outer race saat memasang bearing pada shaft.
• Jangan menekan bearing yang posisinya miring terhadap lubang atau shaft. Luruskan
dudukan bearing dengan cara dipukul-pukul dengan hammer sebelum ditekan. Jika
bearing ditekan dalam kondisi miring, akan menyebabkan kerusakan pada bearing.
27
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hubungan antara berat bearing, lama
pendinginan bearing, dan temperatur akhir bearing, ditunjukan pada tabel dibawah.
28
29
1. Function
Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa fungsi seal adalah sebagai berikut:
• Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
• Menjaga kotoran dan material lain tidak masuk ke sistem.
• Memberikan batasan cairan pelumas supaya tidak tercampur.
• Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
• Melapisi permukaan yang tidak rata.
• Komponen tidak cepat rusak.
2. Classification
Terdapat dua tipe seal, yaitu static seal dan dynamic seal. Static seal digunakan untuk
menyekat bagian-bagian yang tidak bergerak, seperti gasket, O-ring atau packing dan
sealant. Sebaliknya, dynamic seal digunakan untuk menyekat bagian-bagian yang bergerak,
seperti shaft and rod seal, compression packing, dan piston ring.
a. Static Seal
Static seal digunakan sebagai penyekat/perapat pada parts yang tidak bergerak. Yang
termasuk kelompok static seal diantaranya adalah Static O-ring, Metallic Gasket, Non
Metallic Gasket, dan Sealant. Kekuatan dan ketahanan static seal sangat tergantung dari:
• Material seal, misal gasket kertas, plastic, dan asbestos, akan memiliki tingkat
kekuatan yang berbeda.
• Internal pressure, yaitu pressure di dalam sistem yang menekan ke arah seal,
30
Static O-ring berbentuk cincin yang sangat lunak, terbuat dari bahan alami, karet
sintetik, atau plastik. O-ring berfungsi sebagai penyekat saat tertekan (squeezed) akibat
proses pemasangan, dan proses sealing terjadi akibat tekanan fluida menekan O-ring.
O-ring yang digunakan pada sistem bertekanan tinggi di atas 5500 kPa (800 psi),
dilengkapi dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan oleh
adanya celah antara dua permukaan. Back-up ring biasanya terbuat dari bahan plastik
yang berfungsi untuk memperpanjang usia O-ring.
31
Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada
saat pemasangan. Semakin kuat tekanan yang diberikan pada gasket, tidak berarti akan
menghasilkan kemampuan sealing yang semakin baik. Kemampuan sealing gasket
tergantung pada:
• Jenis material gasket. Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan pada
jenis material gasket. Material yang umum digunakan sebagai gasket adalah asbestos
cork, rubber, plastic sand paper, atau campuran dari beberapa material tersebut.
• Internal pressure, yang cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly.
Penting untuk menentukan beberapa besar tekanan flange yang diperlukan untuk
menekan seal.
• Sealed fluida, yaitu viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket
berfungsi sebagai penyekat menentukan tekanan yang diperlukan untuk
mengencangkan gasket.
• Width/thickness ratio. Semakin kecil perbandingan antara lebar kotak permukaan
sealing terhadap tebal gasket, membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh
32
b. Dynamic Seal
Dynamic seal digunakan sebagai penyekat/perapat pada parts yang bergerak. Yang
termasuk kelompok dynamic seal diantaranya adalah Radial Lip Seal, Clearance Seal,
Ring Seal, Face Seal, Compression Packing, Molded Packing, dan Diaphragm Seal.
33
34
Floating seal terdiri dari dua rubber ring/O-ring dan dua metal ring/ring seal.
Rubber ring bekerja sama dengan metal ring berfungsi sebagai seal. Rubber ring juga
sebagai bantalan untuk metal ring dan menjaga kerataan permukaan pada saat shaft
berputar selama machine beroperasi. Kehalusan permukaan metal ring bersama-sama
dengan kekentalan oli melapisi shaft. Rubber ring tersebut dalam aplikasinya akan
tertekan dan selanjutnya akan menekan metal ring dalam arah aksial dan akan
membangkitkan tekanan yang merata (3,5 - 6 kg/cm2) pada permukaan luncur (sliding
surface) dari metal ring.
Final drive dan track roller adalah termasuk komponen berputar yang selalu diliputi
lumpur, tanah dan pasir. Oleh karena itu, floating seal digunakan untuk mencegah
kebocoran oli dan mencegah material asing masuk dan bercampur dengan oli pada
final drive dan track roller.
35
Molded packing terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze type. Lip type sering
dipakai untuk sealing oli bertekanan pada piston hydraulic cylinder, contoh U-packing
dan V-packing. Lip akan mengembang dan menutup/menyekat, sesuai arah dan
tekanan fluida yang disekat. Berikut contoh aplikasi lip type pada piston hydraulic
cylinder.
Pada lip type packing, sealing terjadi karena adanya gaya tekan fluida yang
menyebabkan lip mengembang. Ketika packing digunakan pada piston hydraulic
cylinder, maka pemasangan wear ring diperlukan untuk mencegah keausan akibat
gesekan diantara piston dan cylinder ketika terjadi kerusakan pada U-packing.
36
Molded packing squeeze type dibuat dalam beragam ukuran dan bentuk, misal O-
ring. Tipe ini memiliki keuntungan diantaranya adalah efisien, harga murah,
pemasangan mudah, tidak diperlukan adjusment, dapat menyekat dari dua arah, serta
memiliki toleransi terhadap temperature, pressure dan jenis fluida yang disekat.
Aplikasi molded packing squeeze type banyak ditemukan pada hydraulic actuator dan
pada valve plug. Seal ini tidak digunakan pada high speed shaft.
37
3. Install Procedure
a. Pemasangan O-Ring
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memasang O-ring adalah:
• Pastikan part number O-ring sesuai, mengacu kepada parts book.
38
• Backup ring dipasang pada sisi yang berlawanan dengan arah tekanan
• Hindari terpotongnya O-ring pada saat pemasangan. Hati-hati pada sisi komponen
yang tajam karena dapat memotong dan merusak permukaan O-ring. Gunakan sleeve
saat memasang O-ring melewati thread.
• Puntiran mengakibatkan kerusakan cepat pada O-ring, jangan menarik O-ring terlalu
banyak/kuat.
39
• Pastikan lubang pada gasket tidak menutupi lubang aliran fluida (coolant, fuel, oil).
Perhatikan tanda FRONT atau TOP pada gasket.
• Jangan menggunakan gasket yang rusak, misal bengkok dan terdapat tanda tekukan,
karena pada bagian gasket yang terdapat tanda tekukan, memungkinkan terjadinya
kebocoran saat mendapatkan tekanan.
• Lakukan pengencangan bolt sesuai dengan urutan pengencangan dan torque yang
tertera pada service manual.
41
• Lakukan pemasangan oil seal dengan cara press fit menggunakan tool yang sesuai.
• Berikan adhesive atau sealant pada bagian press fit dari oil seal. Gunakan pipe sealant
pada housing yang terbuat dari cast iron untuk mencegah kebocoran.
• Pastikan saat pemasangan, oil seal tidak miring.
42
43
• Jangan memberikan oli atau grease pada O-ring. O-ring dengan kuat menahan dan
menekan floating seal dengan gaya memilin dalam arah sesuai tanda panah pada
gambar di bawah. Ketika oli masuk, O-ring akan tergelincir dan gaya tekan yang
sesuai tidak dapat dihasilkan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran.
• Saat memasang O-ring pada seal ring, pastikan O-ring tidak terpuntir dan duduk
tertahan oleh retaining lip dari seal ring ramp. Gunakan lampu senter kecil sebagai
pandauan untuk memeriksa O-ring tersebut terpuntir atau tidak selama proses
pemasangan. Sinar lampu senter harus lurus dan seragam di sekeliling O-ring
tersebut.
• Saat memasang satu bagian seal ring ke housing-nya, berikan tekanan secara tiba-tiba
dan merata untuk mendorong O-ring masuk melalui retaining lip dari housing-nya. Jika
44
• Periksa variasi ketinggian pemasangan seal ring di empat tempat. Variasi ketinggian
tidak boleh lebih dari 1 mm.
• Berikan lapisan oli tipis pada masing-masing permukaan seal ring dan dengan
menggunakan jari tangan oli ke seluruh permukaan seal ring. Pastikan tidak ada oli
yang mengenai O-ring atau permukaan yang kontak dengan O-ring.
45
46
Beberapa contoh adhesive dari produk Komatsu yang sering digunakan pada pekerjaan
remove & install adalah:
a. LT-1A (790-129-9030)
Digunakan untuk mencegah terlepasnya rubber gaskets,
rubber cushions, dan cock plug.
b. LT-1B (790-129-9050)
Digunakan di tempat yang membutuhkan perekatan yang efektif dan kuat. Digunakan
untuk plastik (kecuali polyethylene, polyprophylene, tetrafluorroethlene and vinyl chloride),
karet, metal dan non-metal.
c. LT-2 (09940-00030)
Tahan terhadap panas dan bahan kimia digunakan untuk
mencegah baut dan plug mengendor dan sebagai
penyekat
48
f. Holtz MH (750-790-126-9120)
Digunakan sebagai penyekat/anti panas pada saat memperbaiki engine.
g. Three bond 1735 (790-129-9140)
Perekat dengan tipe cepat mengeras (waktu pengeringan antara 5 detik sampai 3 menit).
Digunakan sebagai perekat bahan metal, karet, plastic, dan kayu
h. Aron-alpha 201 (790-129-9130)
Perekat dengan tipe cepat mengeras. Tipe pengeringan cepat (pengerasan maksimum
setelah 30 menit). Digunakan untuk perekat karet, plastic, dan metal.
49
2. Sealant/Liquid Gasket
Yang termasuk sealant diantaranya adalah gasket sealant, pipe sealant/thread sealing,
dan retaining compound.
Beberapa contoh sealant dari produk Komatsu yang sering digunakan pada pekerjaan
remove & install adalah:
a. LG-1 (790-129-9010)
Digunakan untuk perekat atau penyekat pada gasket dan
packing dari power train case dan lain-lain. Digunakan
bersamaan dengan gasket dan packing untuk
meningkatkan efek sealing. Memiliki operating
temperature -50°C sampai 150°C.
50
c. LG-4 (790-129-9020)
Tahan terhadap air dan oli, digunakan sebagai penyekat
pada permukaan flange atau pada thread/ulir.
Memungkinkan juga untuk digunakan sebagai penyekat
pada celah yang lebar. Banyak digunakan sebagai
penyekat antara permukaan yang berpasangan pada
final drive case atau transmission case. Memiliki
operating temperature -50°C sampai 150°C. Thickness
setelah pengencangan adalah 0.07- 0.08 mm.
d. LG-5 (790-129-9080)
Digunakan sebagai penyekat pada bermacam-macam thread/ulir, sambungan pipa, dan
flange. Banyak digunakan sebagai penyekat pada plug yang berbentuk tirus, elbows /siku,
dan nipple pipa hidrolik.
e. LG-6 (09940-00011)
Berbentuk silicon, tahan terhadap panas dan dingin.
Digunakan sebagai penyekat pada permukaan flange,
thread/ulir. Banyak digunakan sebagai penyekat pada oil
pan dan final drive case. Namun, tidak dapat digunakan
pada cooper alloy. Memiliki operating temperature -60°C
sampai 230°C.
f. LG-7 (09920-00150)
Berbentuk silicon dan termasuk tipe pengerasan cepat.
Digunakan sebagai penyekat pada flywheel housing,
intake manifold, oil pan, dan thermostat housing. Memiliki
operating temperature -60°C sampai 230°C.
51
b. Gasket sealant
Gasket sealant berfungsi untuk menutup
kebocoran, dan lebih efektif dari pada gasket
biasa, karena kontak metal ke metal lebih rapat,
hanya mengisi jalur yang bocor. Contoh produk
gasket sealant adalah Three bond dan Loctite.
52
53
• Tekan-tekan seal tape dengan jari hingga ulir menggigit seal tape.
• Lilitkan seal tape ke arah kanan pada baut ulir kanan, agar seal tape tidak terurai saat
baut dikencangkan.
• Lilitkan seal tape tanpa terputus dan jangan terlalu banyak melilitkan seal tape (cukup dua
lilitan penuh), karena clearance dari baut dengan pasangannya tidak besar.
• Pemberian seal tape dilakukan pada ulir yang tidak memungkinkan untuk membersihkan
oli pada ulirnya.
• Hindari penggunaan seal tape pada fuel system atau air intake system, karena jika seal
tape rusak akan menyumbat kedua sistem tersebut.
54
c. Retaining compound
Dipakai sebagai perekat pada bushing, bearing, atau pin, pulley.
Memperkuat part yang dipasang dengan cara di-press, atau
mengencangkan kembali bagian yang sudah kendor dengan
cara mengisi celahnya. Mengatasi kebocoran cairan melalui
bagian rakitan. Contoh produk Loctite untuk retaining compound
diantaranya adalah :
1) Retaining compound 609, bahan yang cepat kering, mengisi
celah sampai dengan 0.15 mm. Digunakan untuk pemakaian
umum. Memiliki tegangan geser mencapai 24 N/mm2 pada
baja.
2) Retaining compound 603, merupakan adhesive
yang cepat kering dan encer. Digunakan untuk
merekatkan bagian-bagian yang tidak mungkin
dihilangkan seluruh minyaknya.
55
Molybde-num Disulphide lubricant, adalah lubricant dengan bahan dasar MoS 2 yang
memiliki kemampuan lubrikasi yang tinggi dan stabilitas yang baik terhadap oksidasi sampai
pada suhu 350o C. Beberapa produk lubricant yang biasa digunakan pada pekerjaan remove
& install adalah:
a. LM-G (09940-00051) (Rust Proof Oil)
Digunakan sebagai pelumas untuk bagian yang
bergesekan (untuk mencegah dari bunyi berderit).
Mencegah karat pada bolt, nut, dan plug.
b. LM-P (09940-00040)
Digunakan untuk mencegah keausan atau lecet pada
saat pemasangan secara press fit dan shrinkage fit,
serta mencegah lengket dan karat setelah
pemasangan. Digunakan sebagai pelumas pada taper
shaft, sambungan, atau bearing.
56
57
Disamping itu selama melakukan inspection dan repair, wiring dan connector lebih sering
dilepas dan dipasang kembali, sehingga pada keduanya kemungkinan besar akan terjadi
deformation atau kerusakan. Oleh sebab itu, hati-hati saat menangani wiring harness.
Beberapa kerusakan yang sering terjadi pada wiring harnessess diantaranya adalah:
• Defective contact of connectors
(between male and female),
berupa defective contact yang
mungkin terjadi karena male
connector tidak masuk dengan
tepat ke dalam female connector,
atau karena salah satu atau kedua connector telah berubah bentuk atau posisi
keduanya tidak lurus, atau karena terjadi corrosion atau oksidasi pada contact surface.
70
71
• When removing from clips. Kedua connector dan clip mempunyai stopper, untuk saling
meng-engaged-kan antara keduanya saat dipasang. Saat melepas connector dari clip,
tarik connector searah parallel dengan clip untuk membuka stopper. Jika connector
digerakan naik dan turun atau ke kanan kiri, housing mungkin malah akan rusak.
• Posisikan boot dan wiring harness dengan benar. Untuk connector yang dipasang
dengan boot, atur sedemikian rupa agar boot duduk dengan benar. Jika wiring harness
tidak lurus, atau clamp-nya keluar, aturlah agar posisinya tepat. Jika connector tidak
bisa diposisikan secara mudah, lepaslah clamp untuk menepatkan posisinya. Jika
connector clamp telah dilepas, pastikan untuk mengembalikannya keposisi semula,
dan pastikan tidak ada clamp yang hilang.
• Connecting DT connectors. Karena DT 8-pin dan 12-pin heavy duty wire connectors
masing-masing mempunyai 2 latch, tekan keduanya sampai terdengar 2 kali click.
1 : Male connector
2 : Female connector
Normal locking state (Horizontal): a, b, d
Incomplet locking state (Diagonal): c
73
74
Terkait pekerjaan troubleshooting electric circuit, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
• Selalu posisikan power OFF sebelum anda melepas/memasang connector.
• Sebelum melakukan troubleshooting, pastikan semua related connector telah terpasang
dengan tepat. Lepas dan pasang kembali related connector beberapa kali untuk
memastikannya.
• Selalu pasang connector yang telah dilepas sebelum melanjutkan kelangkah berikutnya.
Jika power anda posisikan ON dengan connector masih ada yang terlepas, kemungkinan
abnormality displays akan terjadi.
• Saat melakukan troubleshooting pada circuit (measuring voltage, resistance, continuity,
atau current), gerakan related wiring dan connector beberapa kali, pastikan tidak terjadi
perubahan nilai pada pembacaan tester. Jika terjadi perubahan, kemungkinan terjadi
defective contact dalam circuit.
75
• Change hydraulic oil when the temperature is high. Saat hydraulic oil atau oil yang
lainnya masih panas, sangat mudah untuk menyembur keluar. Disamping itu, sludge
(endapan kotoran) juga lebih mudah di-drain dari circuit bersamaan dengan oil, oleh
karena itu lebih baik melakukan penggantian oil saat masih hangat (warm). Saat
76
77
Connection:
1) Tahan hose adapter (1) atau hose (5) dan masukkan kedalam mating adapter (3),
sejajarkan satu dengan yang lainnya (lihat Fig. 4). Jangan menahan bagian rubber
cap (4).
2) Setelah memasukkan hose kedalam mating adapter dengan tepat, tarik hose
untuk memastikan connection-nya (lihat Fig. 5). Saat hose ditarik, bagian rubber
cap portion dapat tertarik keluar dari hose sekitar 3.5 mm. Akan tetapi hal ini tidak
mengindikasikan adanya keabnormalan.
78
79
A. Tools
1. Tightening Tools
a. Torque Wrench
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengikat atau menghubungkan dua atau
lebih part. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan threaded fastener (bolt/nut).
Kunci Momen (Torque Wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir yang dikerahkan
pada waktu mengencangkan ikatan bolt/nut agar mencapai kekencangan tertentu.
Sebuah socket dapat dipasang pada kunci momen ini dengan ukuran yang sesuai dengan
yang dibutuhkan berbagai macam ukuran bolt dan sebagainya. Beberapa tipe torque
wrench diantaranya adalah dial type, preset type, single purpose type, dan angle type
• Dial type torque wrench, dalam penggunaannya torque wrench tipe ini berpasangan
dengan socket, dan akan menunjukan torsi yang dicapai pada dial indicator yang
terdapat di bagian tengah torque wrench.
• Preset type torque wrench, dalam penggunaannya torque wrench tipe ini berpasangan
dengan socket. Sebelum digunakan torque wrench harus diset pada nilai tertentu
dengan cara memutar adjuster pada handle torque wrench sesuai dengan torsi yang
akan dicapai. Dalam mengencangkan bolt atau nut torque wrench akan berbunyi
sebagai penanda torsi sudah tercapai sesuai seting awal.
80
Torque wrench digunakan untuk mengencangkan bolt sesuai dengan tightening torque
yang diizinkan, namun dapat juga digunakan untuk mengukur kekuatan patah bolt akibat
dari pemberian beban puntir. Jika diperlukan penggunaan extension saat
mengencangkan bolt, maka nilai tightening torque yang ada pada ujung extension
tersebut akan membesar. Hal ini dikarenakan adanya penambahan lengan pada torque
wrench tersebut.
81
82
83
c. Power Wrench
Power wrenches merupakan alat yang digunakan untuk meringankan kerja saat
mengencangkan bolt atau nut yang membutuhkan torque yang tinggi. Dengan adanya
reduksi pada power wrenches ini kita tidak perlu mengeluarkan tenaga sebesar torque
yang akan diberikan.
84
85
86
Semakin banyak jumlah kawat yang terdapat dalam jalinan, semakin fleksibel tali itu.
Sebuah wire sling umumnya terdiri dari 6 untaian kawat baja, diman satu untaian terdiri
dari 19 lilitan, seperti pada gambar dibawah.
Wire sling ini dapat digunakan untuk sistem penggerak, penderek, pengangkut,
perlengkapan penggantung dan pengangkat. Saat menggunakannya, yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah hindari tekukan, gunakan pelindung untuk melindungi
sling dari tepi yang tajam, suhu pemakain sling maksimum 95oC, dan gunakan sling
yang tidak kusut atau terpuntir.
87
Simpan wire sling ditempat yang kering, bersih dan bertutup, serta jangan langsung
meletakkannya diatas tanah. Jangan biarkan sling bersentuhan dengan permukaan
yang lembab, basah atau berdebu, atau dengan besi-besi yang berkarat dan berkerak.
Gantilah lapisan pelindung dengan yang baru bila perlu.
2) Webbing Sling
Webbing sling tidak dipengaruhi oleh kelembaban atau zat kimia tertentu. Webbing
sling juga mampu menahan goncangan yang kuat karena sifat materialnya yang lentur,
tidak mudah merusak permukaan atau menghancurkan benda-benda yang mudah
pecah. Webbing sling dibuat dari bahan nilon, polyester, polypropylene atau aramid
88
Terdapat 3 jenis webbing sling, yaitu tidak berujung (endless), dengan lubang pada
satu atau kedua ujungnya (single/double eye & eye), dan dengan pengait/sangkutan
akhir pada satu atau kedua ujungnya (with basket/chocker fitting).
Selain melihat kondisi label WLL (ada atau tidak, baik atau rusak), perlu diperhatikan
juga kriteria webbing sling tidak layak pakai yaitu, sling kehilangan 10% dari
kekuatannya, lapisan pelindung rusak, bahan sling nilon terkontaminasi dengan asam
(acid), bahan sling polyester terkontaminasi dengan zat alkaline (kapur), bahan sling
polypropylene terkontaminasi dengan bahan/larutan organik, misal cat, thiner, atau
aspal. Lakukan pemeriksaan kondisi sling secara berkala. Periksalah seluruh bagian
sling, dimana kerusakan biasanya mudah untuk dilihat. Jika terkena larutan asam atau
basah, cucilah baik-baik sebelum menyimpannya.
89
90
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memakai chain sling adalah:
• Jangan mengangkat beban lebih dari SWL-nya.
• Jangan dipakai bila kondisi mata rantai lentur dan rapuh.
• Jangan dipakai bila terdapat keausan lebih 10% diameter rantai.
• Jangan menjatuhkan rantai dari ketinggian.
• Jangan menggulung rantai pada beban yang diangkat.
• Gunakan pelindung saat mengangkat benda dengan tepi yang tajam.
• Jangan menggunakan rantai pada kondisi suhu lebih dari 260oC.
91
c. Eye Bolt
Eye bolt adalah bolt bermata yang digunakan untuk mengangkat sebuah object
dengan menggunakan hook. Jenis eyebolt yang biasa digunakan adalah:
92
d. Hook
Hook sebaiknya dilengkapi dengan sebuah kaitan pengaman, khususnya dimana ada
kemungkinan sling bergeser. Terdapat beragam hook yang digunakan pada sling, seperti
terlihat pada gambar dibawah.
Hook pada umumnya berupa baja campuran kelas (grade) 80. Jika lubang hook
membesar lebih dari 5%, maka hook tersebut tidak boleh digunakan lagi. Jangan coba
mengelas atau memperbaikinya. Perhatikan posisi pemasangan wire rope pada hook.
Memasang mendekati ujung hook dapat menyebabkan rope terlepas dari hook saat
pengangkatan. Hook mempunyai kekuatan maksimum pada bagian tengah tengahnya.
93
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengoperasikan hydraulic jack adalah:
• Pastikan semua hose dan sambungannya (coupler) tidak rusak dan dikencangkan
dengan baik sebelum memberikan tekanan hydraulic.
• Gunakan spacer di atas swivel head, jika diperlukan.
• Jangan mengangkat beban terlalu tinggi, karena akan menyebabkan beban menjadi
tidak stabil.
• Dongkrak tube bisa dioperasikan bersama-sama. Bila hal ini dilakukan, amati dan atur
lift rate dengan needle valve.
94
f. Safety Stand
Safety stand merupakan alat penopang dan
pengaman kendaraan/alat berat yang sudah diangkat
dengan jack/dongkrak atau dengan menggunakan crane.
Safety stand mutlak digunakan karena jack/dongkrak
tidak dapat menjamin keamanan terhadap terjadinya slip
antara jack/dongkrak dengan titik tumpu pada
kendaraan/alat berat, dan crane hanya digunakan
sebagai alat angkat, bukan untuk menopang/menahan
beban.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan safety stand adalah pastikan
bahwa kondisi fisik safety stand dalam kondisi yang baik, dan gunakan safety stand
dengan kapastitas yang sesuai dengan beban yang ditopang. Berikut contoh penggunaan
safety stand pada Komatsu Wheel Loader model WA500-6.
95
96
97
98
99
h. Chain Block
Chain block merupakan alat pengangkat manual sederhana yang menggunakan pulley
(roll), roda gigi (gear), rantai (chain), dan pengait (hook). Alat ini relatif kecil dan cocok
untuk berbagai jenis pengangkatan. Beban pengangkatan chain block dapat beragam,
mulai dari 0,5 ton sampai dengan 10 ton. Umumnya dipergunakan untuk pengangkatan
rendah dan juga dapat digunakan dengan hand overhead crane, fixed hoist crane dengan
rel tunggal kecil, dan lain-lain.
100
101
• Pasanglah sling di tengah hook dan jaga keseimbangan beban untuk masing-masing
sling saat akan mengangkat barang.
• Jangan melambungkan boom dengan muatan di atas pekerja atau peralatan lain.
103
104
105
106
107
Convex Scale
Steel Ruller
Beberapa contoh tools lain yang termasuk kelompok mesurement tools adalah:
a. Vernier Caliper
Vernier caliper atau slide caliper adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter luar, mengukur diameter dalam, dan mengukur kedalaman.
109
2) Pegang vernier caliper pada skala utama (main scale), dan ibu jari pada skala geser
(slider), sehingga slider dapat kita geser dengan mudah.
3) Pasang object yang akan diukur pada jaws (outside diameter), beak (inside diameter)
atau depth bar (kedalaman) pada posisi yang tepat.
4) Geser slider hingga object yang akan diukur dapat dipegangi oleh vernier caliper,
kemudian kunci/lock agar skala tidak berubah.
5) Baca skala utama dan skala geser dengan akurat, amati dengan tepat agar hasil tidak
salah dalam pembacaan.
6) Berikut ini adalah posisi-posisi pengukuran yang tepat:
110
Pada aplikasi pemakaian vernier caliper, sangat perlu diperhatikan selain dari
pemakaian yang tepat adalah cara pembacaan skala pada vernier caliper. Terdapat dua
skala yang saling terkait dan mendukung keakuratan data yang akan didapatkan.
111
112
b. Micrometer
Micrometer memiliki fungsi yang sama dengan vernier caliper, tetapi memiliki tingkat
ketelitian yang lebih baik dari vernier caliper. Jika vernier caliper digunakan untuk
mengukur dengan ketelitian sampai 0,05 mm, maka micrometer dapat digunakan untuk
mengukur dengan ketelitian sampai 0,01 mm. Sama halnya dengan vernier caliper,
micrometer juga memiliki dua skala, disebut skala utama dan skala nonius. Terdapat tiga
jenis micrometer, yaitu outside micrometer, inside micrometer, dan depth micrometer.
113
Micrometer yang sudah digunakan/dipakai dalam waktu yang lama, akan mengalami
deviasi pada pembacaan titik nol-nya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyetelan titik nol
(kalibrasi). Terdapat dua metode kalibrasi micrometer, tergantung dari besar
penyimpangan pembacaan titik nol-nya, yaitu:
1) Jika penyimpangan titik nol 2 garis atau kurang
• Kunci spindle dengan spindle lock.
• Masukkan kunci ke dalam lubang yang terdapat
pada sleeve.
• Putar sleeve untuk mengoreksi titik nol.
• Periksa kembali titik nol-nya.
114
Untuk mendapatkan hasil ukur yang tepat, pembacaan skala yang tepat menjadi
sebuah critical point dalam pemakaian micrometer. Berikut adalah ilustrasi penggunaan
dan pembacaraan skala outside micrometer:
115
2) English System
• Ketelitian 1/1000 in
• Ketelitian 1/10000 in
116
Depth micrometer berfungsi untuk mengukur kedalaman, dimana proses kalibrasi dan
pembacaannya, sama dengan inside maupun outside micrometer
117
118
Dial gauge indicator digunakan untuk mengukur bending, end play, run out, dan backlash
119
2) Pastikan dial gauge indicator terpasang pada magnetic base stand dengan kuat dan
pada posisi yang datar.
3) Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, pastikan posisi dial vertikal dan
spindle/plunger dapat bergerak bebas naik dan turun.
4) Gerakan part/komponen yang diukur secara perlahan, agar pergerakan hand/pointer
dapat bergerak perlahan dan mudah dibaca.
Skala utama adalah skala dengan pointer yang panjang (long hand). Satu putaran long
hand/pointer menunjukan ukuran 1 mm. Jika long hand/pointer telah berputar satu kali,
maka short hand/pointer akan bergerak satu strip, dengan kata lain telah terjadi
pergerakan spindle/plunger sebesar 1 mm. Tingkat akurasi dial gauge indicator untuk
metric system adalah 0,01 mm atau 0,001 mm. Sedangkan tingkat akurasi dial gauge
indicator untuk english system adalah 0,001 in. atau 0,0005 in. atau 0,0001 in.
120
d. Feeler Gauge
Feeler gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur celah diantara dua
part/bagian, misal valve clearance.
e. Stop Watch
Stop watch merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur waktu. Ada dua macam stop
watch, yaitu analog dan digital, dimana untuk
stop watch digital memiliki ketilitian hingga 1
ms, sedangkan stop watch analog pada
umumnya hanya sampai tingkat detik (s).
Contoh penggunaan stop watch adalah saat
Digital Analog
mengukur kecepatan gerakan attachment.
121
122
123
2) Digital Thermometer
Digunakan untuk mengukur temperatur/suhu -99.9 sampai dengan 1299°C.
124
b) Bar Sensor
Cocok untuk mengukur temperatur fluida yang
bertekanan, seperti water/coolant temperature, oil
temperature, atau exhaust gas temperature. Terdapat
dua jenis mounting adapter, yaitu untuk temperatur
normal, dan untuk temperatur tinggi (lebih dari
200°C).
3) Blow-by Checker
Berfungsi untuk mengetahui blow by pressure pada engine.
125
126
131
132
Step 2
Bersihkan permukaan benda yang akan dicek dari kotoran dan pelumas, semprot dengan
Cleaner (bisa dilakukan pengulangan jika diperlukan). Pastikan permukaan benda kerja
yang akan di cek bersih dan kering sebelum disemprot penetrant
133
Step 4
Step 5
Semprot permukaan yang sudah bersih dari penetrant dengan Developer secara merata
dan biarkan antara 15-20 menit agar crack dapat terlihat semua. Bagian yang crack akan
memunculkan penetrant (merah) saat disemprot dengan developer.
134
135
l. Multimeter
Multimeter digunakan untuk mengukur besar tegangan, arus yang mengalir, dan nilai
tahanan. Terdapat dua tipe multimeter, yaitu analog dan digital.
1) Mengukur tegangan
• Pastikan multimeter dalam kondisi baik, dimana display (multimeter digital) atau
pointer (multitester analog) menunjuk angka 0. Untuk multimeter analog jika pointer
tidak menunjuk angka 0, maka putar zero point adjusting screw sehingga pointer
menunjuk angka 0.
• Tentukan tegangan yang akan diukur AC atau DC, selanjutnya posisikan rotary
switch multimeter pada pengukuran tegangan (DCV atau ACV).
• Posisikan rotary switch pada skala pengukuran yang lebih tinggi (pada multimeter
analog), atau pilih range pengukuran yang lebih tinggi (pada multi tester digital)
nilainya dari perkiraan besar tegangan yang akan diukur.
• Pengukuran dilakukan secara paralel terhadap object, sebagaimana diilustrasikan
seperti gambar berikut.
136
137
m. Hydrometer
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit battery.
Terdapat beberapa jenis hydrometer, diantaranya adalah:
1) Hydrometer dengan floating beam. Menyerupai pipet, dan memiliki pelampung
(floating beam) dimana terdapat skala yang akan menunjukan hasil pengukuran. Untuk
menggunakannnya, langsung dimasukan air battery (elektrolit battery) pada
hydrometer dengan cara menyedotnya.
138
B. Lifting Procedure
1. Safe Working Load (SWL)
Pada prinsipnya, beban maksimal yang dapat diangkat harus sama dengan batas aman
penggunaan (Safe Working Load-SWL) lifting tools yang digunakan. Batas aman
penggunaan (SWL) dalam suatu pengangkatan ditentukan oleh kapasitas lifting tools/batas
beban penggunaan (Working Load Limit-WLL), serta tipe dan sudut ikatan pada muatan.
a. Weight of Load
Saat menentukan daya tahan/kapasitas lifting tools yang akan digunakan, harus
diperhatikan berat muatan yang akan diangkat. Teliti surat-surat yang memberikan data
tentang berat muatan/barang tersebut, misalnya surat pengiriman barang, spesifikasi
barang, dan lain sebagainya. Bila tidak ada, hitung dengan seksama berat muatan
tersebut, dengan kata lain tidak boleh hanya dengan perkiraan sepintas saja.
Untuk menghitung berat barang, dapat dilakukan dengan cara mencari volume kubik,
kemudian dikalikan dengan berat jenis (specific gravity) dari material yang diangkat
tersebut. Untuk bentuk berikut, ukuran luas dapat dihitung dengan perkalian dimensi yang
ditandai dengan tanda panah.
139
2) Conical dan Pyramid, dihitung dengan mengalikan luas area dasar dengan tinggi dan
dibagi tiga.
3) Sphere dan Ellipsoid, dimana untuk mencari volume kubik sphere dilakukan dengan
cara diameter dipangkatkan tiga dan dikalikan dengan ½. Untuk ellipsoid, perkalian 3
arah diameter dikalikan dengan ½.
140
Untuk bentuk lain yang lebih rumit, volume kubik dihitung dengan membaginya menjadi
beberapa bagian dengan bentuk yang lebih sederhana, kemudian dihitung volume kubik
dari setiap bagian, selanjutnya menjumlahkan volume kubik dari seluruh bagian tersebut.
Jika volume kubik yang telah dihitung, kemudian dikalikan dengan berat jenis material
barang yang akan diangkat, maka didapatkan berat barang yang akan diangkat tersebut.
Berat jenis (specific gravity) satu material dengan material yang lain akan berbeda.
Berikut adalah berat jenis (specific gravity) dari beberapa material.
141
Muatan yang stabil adalah muatan yang pusat gravitasinya berada tepat di bawah
hook dan di bawah titik terendah dari perangkat tambahan pada sling. Pada saat
mengangkat muatan yang bentuknya beraturan, pusat gravitasi dari beban itu mudah
untuk diketahui. Untuk muatan yang bentuknya tidak beraturan, pusat gravitasi biasanya
diperoleh berdasarkan pengalaman. Lakukan angkatan percobaan dengan terlebih dahulu
memperkirakan pusat gravitasi muatan tersebut. Angkat sedikit dari tanah untuk menguji
keseimbangan muatan, turunkan lagi, dan atur kembali bila perlu. Waspada terhadap
142
Jangan mengangkat muatan terlalu cepat. Perkiraan pusat gravitasi adalah salah jika
muatan miring saat diangkat. Jika muatan miring, maka pusat gravitasi yang benar berada
di bawah pusat gravitasi yang diperkirakan sebelumnya.
143
Sekalipun garis tegak lurus dari pusat gravitasi melalui dasar muatan, namun melewati
dekat tepinya, maka ketika muatan dimiringkan, garis tegak lurus itu akan bergeser di luar
dasar muatan, sehingga muatan akan jatuh. Penempatan muatan dengan cara ini adalah
berbahaya.
Prinsip yang sama ketika memegang muatan di atas balok/block dan forklift. Balok harus
diletakkan di bawah kedua sisi dari muatan. Jika suatu muatan pada forklift tidak stabil,
muatan akan jatuh ke depan, pada saat forklift direm.
Suatu muatan dengan pusat gravitasi yang tinggi adalah tidak stabil. Sebagai contoh,
kedudukan pensil seperti pada gambar di bawah akan jatuh dengan mudah, oleh karena
itu tidak ada yang dapat meletakkannya seperti itu, karena pusat gravitasinya tinggi.
144
Ketika menempatkan balok di bawah suatu muatan, gunakan balok yang tingginya sama.
Penggunaan balok yang berbeda ketinggiannya, memungkinkan balok untuk menggulung
sekalipun muatan tidak jatuh.
Ketika menggantung suatu muatan, pusat gravitasi muatan harus berada di bawah hook,
jika tidak, muatan akan miring atau mengayun.
145
c. Type of Hitches
Type of hitches (tipe ikatan) yang digunakan akan mempengaruhi kapasitas/daya
tahan lifting tools seperti sling. Beberapa tipe ikatan (hitches) dasar adalah vertical,
chocker, dan basket.
146