Syarat grease
* Mempunyai sifat fisik yang sesuai untuk aplikasinya
· Kompatibel dengan seal dan material lainnya yang terkena langsung
· Dapat mentoleransi sejumlah kecil kontaminasi seperti kelembaban, dengan tanpa kehilangan
fungsinya.
· Dapat menahan perubahan struktur akibat waktu pemakaian yang lama.
· Tidak mudah mencair ketika panas dan tidak membeku ketika dingin.
· Bersifat toleransi terhadap kontaminan misal : moisture
Jika kita mempunyai mesin (mobil, pompa, turbine , motor listrik dll) mengharuskan kita untuk mengenal
pengetahuan soal “lubricating oil” atau “pelumasan”. Paling tidak kita diharuskan mengetahui apa itu
pelumas ,fungsinya & sifatnya, caranya bagaimana, bagaimana memilihnya. Hal ini perlu agar kita dapat
mendapartkan hasil guna yang sebesar2nya dari mesin tsb. Secara awam pastilah kita tahu, bahwa
akibat kekurangan pelumas bearing bisa macet bahkan hangus, mengapa?
Dua bagian mesin yang saling bergesek (misal roda thd poros) perlu pelumasan, tujuannya agar licin dan
sekaligus mendinginkan panas yang timbul akibat dua benda yang saling bergesek tsb.
Elemen mesin yang membutuhkan pelumasan al :
Gears,Cylinders,Flexible couplings,Chains,Cams dan mutlak untuk berbagai macam Bearings : Plain,
rolling element, slides, guides, ways.
Pelumasan yang berada diantara dua benda bergesek tsb, membentuk lapisan pelumas tipis dan disebut
“lubricating oil film” .
Bentuk2 sbb: Thick Hydrodynamic film, Elastohydrodynamic film, Hydrostatic film, Solid film
Thick Hydrodynamic Films :
tebal +/- 25 micron
utk beban ringan dan area yang agak luas
pemakaian pada ; journal & thrust bearings
Elastohydrodynamic (EHD) Films
“elasto” berarti deformasi elastis pada kedua permukaan harus terjadi sebelum lapisan film terbentuk.
Tekanan diantara permukaan pelumas dan logam sangat tinggi, karena pelumas dipaksa masuk kedalam
contact area. Lapisan film sangat tipis, 0.25 – 1.25 micron
Biasanya terjadi pada ball/roller bearing (kontak antara ball ball & races) & meshing gears .
Solid Films
Juga disebut boundary lubrication
Dipakai jika pelumas minyak atau grease tidak bisa dipakai karena masalah sealing, masalah lingkungan
dsb.
Umumnya memakai pelumas padatan seperti PTFE, MoS2, plastic bearings, polyethylene dsb.
Contoh : fan kecil, mesin jam tangan/beker/dinding.
Komposisi pelumas. Secara prinsip :
lubricating oil : terdiri dari base oil + additive
Grease : terdiri dari base oil + thickener + additive
INDUSTRIAL FLUID
Didalam dunia industri telah diproduksi type2 pelumas sbb :
Ø Lubricating Oils : pelumas berbentuk cair
Ø Lubricating Greases : pelumas berbentu semi cair
Ø Synthetic lubricants : pelumas buatan atau rekasa tehnology
Hasil dari proses pemurnian/refinery virgin oil, minyak mentah atau crude oil sbb:
1.Light products : gas, gasoline, kerosene, solvents, fuel oil, diesel fuel, chemicals, asphalts
2.Heavy products; Lubricating oil & waxes
Minyak mentah
Berasal dari : Sisa-sisa binatang & tumbuhan laut yang mengendap dan tertimbun oleh lapisan lumpur
dan tanah di dasar laut jutaan tahun yang lalu.Akibat tekanan dan temperatur yang tinggi, mengalami
transformasi kimiawi yang menghasilkan hidrokarbon, yang berupa gas, minyak mentah, batubara
dll.Minyak mentah ini di proses destilasi menjadi berbagai grade produk; al base oil.
Additive definisi :
Senyawa kimia yang ditambahkan pada pelumas untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang lebih baik.
Pada awal sebelum 1920 pelumas belum dicampur additive.
Pertama dipakai pada 1920, sekarang semua jenis pelumas mempunyai setidaknya 1 jenis aditive.
Aditive dapat mempunyai efek samping yang buruk jika: Dosis berlebih, dan atau berinteraksi dengan
aditive lainnya
Catatan : oleh sebab itu (praktisi lapangan ) sangat tidak menganjurkan untuk mencapur merk atau type
lubrican yang berbeda.
Macam2 additive.
Pour Point Depressants
Menghambat pembentukan struktur kristal wax (lilin), yang bisa menghambat kemampuan alir pelumas
pada temperatur rendah
Viscosity Index (VI) Improvers
Meningkatkan viskositas relatif pada temperatur tinggi
Dapat berfungsi sebagai Pour Point Depressant atau dispersant
Digunakan pada engine oils, automatic transmission fluids, multipurpose tractor fluids, & hydraulics fluid,
juga beberapa jenis gear lubricant
Defoamants
Membantu untuk menahan pembentukan gelembung busa /foaming
Molekul defoamant melekat pada gelembung udara dan membuat titik lemah.
Oxidation Inhibitor
menghambat oxidasi akibat pelumas yang dipanaskan (dalam mesin) bereaksi dengan udara.
Oksidasi akan menaikkan viskositas dan tingkat konsentrasi asam organic (SOOT formation)
Corrosion Inhibitor
Dua jenis korosi :
korosi akibat asam organik, dan korosi akibat kontaminan
Penggunaan material alkali (basa) dapat membantu menetralkan asam, Rust Inhibitor Membentuk
lapisan film untuk mencegah air mencapai permukaan logam
Detergents & Dispersants
Menghambat dan mengurangi pembentukan deposit akibat rusaknya pelumas pada motor bakar internal.
Pembentukan deposit dapat mengganggu sirkulasi pelumas, menyebabkan piston ring lengket dan aus,
mempengaruhi clearances dan fungsi-fungsi dari critical components.
Anti-wear Additives :
Mengurangi friksi, keausan dan scuffing pada kondisi boundary lubrication.
Terdiri atas : Mild wear & friction reducing additives
Extreme Pressure (EP) Additives
Catatan: tidak semua produsen pelumas menambahkan semua additive tsb diatas kedalam semua type
produknya. Penambahan additive disesuaikan dengan peruntuknya agar mencapai nilai ekonomisnya.
Misal hydrolic oil berbeda dengan turbine oil, dstnya.
Grease
Grease atau gemok adalah produk atau dispersi padatan/solid atau semifluida dari thickening agent
dalam pelumas cair. Bahan lain yang dapat mengubah sifat pelumas dengan menambah(aditive). (ASTM
D288 “Standard Definitions of Terms Relating to Petroleum”)
Dimana gease dipakai
Dipakai jika pelumas harus bertahan diposisinya (tidak berpindah)
Dipakai dimana kesempatan untuk relubrikasi terbatas atau terlalu mahal.
Dipakai jika pelumas tidak perlu berfungsi sebagai pendingin atau untuk membersihkan sistem
Umumnya dipakai pada putaran mesin <5000 RPM
Mengapa grease dipakai
Menyediakan pelumasan.
Mencegah korosi
Berfungsi sebagai SEAL untuk mencegah masuknya kotoran dan air
Menahan kebocoran, dripping, atau terlempar dari permukaan yang dilumasi
Grease yang baik syaratnya
Mempunyai sifat fisik yang sesuai untuk aplikasinya
Kompatibel dengan seal dan material lainnya yang terkena langsung
Dapat mentoleransi sejumlah kecil kontaminasi seperti kelembaban, tanpa kehilangan fungsinya.
Dapat menahan perubahan struktur akibat waktu pemakaian yang lama.Komposisi grease :
terdiri dari komponen cair + thickener/pengental + additive
Komponen cair : umumnya mineral oils
Pengental : Metallic soaps : calcium soaps, sodium soaps, aluminum soaps, lithium & barium soaps
Additives & modifiers : memperbaiki sifat2 lub oil sesuai dengan yang diinginkan pada pemakaian
tertentu.
Molybdenum Disulfide & modified Teflon (PTFE) dipakai untuk heavy loads Synthetic Lubricants
Synthetic Material : diproduksi dari kombinasi bahan menjadi bentuk baru.
Istilah “Synthetic” pada pelumas dipakai untuk menjelaskan fluida dasar (base fluids), yang dibuat dengan
proses sintesa (chemically combining) senyawa-senyawa dengan berat molekul yang rendah dan
mempunyai viscositas memadai
Synthetic based lubricants adalah rekayasa manusia, agar mendapatkan struktur molekul tertentu
dengan sifat-sifat yang dapat diperkirakan
Kebaikan
Dapat menghasilkan sifat-sifat yang tidak mungkin ditemui pada mineral oils (total non-flammability, tidak
dapat tercampur dengan air
Service range temperature lebar, dan satabil pada temeprature rendah ataupun tinggi.
Klasifikasi lubrikasi sinthetic
- Synthesized hydrocarbon
- Organic esters
- Polyglycols
- Phosphate esters
- Dll
(catatan : secara teknik tidak dianjurkan menambahkan atau mencampur lub.oil atau grease yang
berbeda merk atau type, karena lebih banyak efek jeleknya dibanding baiknya.
Pelumas rusak
June 17, 2008 Bearing 6 Comments
Lubrikan adalah bahan dan bagian paling pokok dari proses kerja bearing, lapisan tipis lubrikan (oil film)
harus selalu ada diantara ball , cage, inner race dan outer race, yang berfungsi menghilangkan gesekan
dan pendinginan. Kerusakan lubrikan berakibat hilangnya atau rusaknya oil film berakibat kerusakan
bearing.
Grease adalah produk atau dispersi padatan/solid atau semifluida dari thickening agent dalam
pelumas cair. Bahan lain dapat pula ditambahkan.
yang dapat mengubah atau meningkatkan kualitas dan sifat pelumas (misal:aditif) .(ASTM D288
“Standard Definitions of Terms Relating to Petroleum”)
Jadi Grease adalah campuran/mix dari :
> 80 % lubrikan cair,
merupakan virgin oil, atau semi cair atau wax atau bahan sintetis
> 10 % thickener ,
atau disebut “body of grease”, terbuat dari mettalic soap : al
o calsium : bersifat water resistance, low shock.
o Sodium : hight shock tapi kurang bersifat water resistance
o Lithium : multy purpose
> 10 % additive
bahan tambahan untuk memperbaiki sifat grease sbg :
· antioksidasi/oxidation inhibitor
· pencegah karat/ rust inhibitor
· extreme pressure
Sifat grease yang baik ialah :
· mencegah keausan dan memperkecil gesekan
· mencegah pengkaratan
· sebagai seal mencegah masuknya kotoran dan air
· tidak mengental saat dingin dan tidak bertambah cair saat panas
· mudah diaplikasikan
· cocok dengan seal terbuat dari elastomer.
· Toleran terhadap beberapa contaminan misal : moisure atau kelembaban.
Standard kekentalan atau placticity maka grease di berikan nomor
NLGI ( National Lubricating Grease Institute ) sbb :
1. NGLI No.000 encer
2. NGLI No 00
3. NGLI No 0 semi fluid
4. NGLI No 1
5. NGLI No 2 lunak/soft
6. NGLI No 3
7. NGLI No 4 sedang/firm
8. NGLI No 5
9. NGLI No 6 Keras/hard
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi grease :
Pilih grease dengan nomor NLGI yang sesuai dan tidak boleh berganti nomor.
Jika regreasing pilih grease yang sama ( NLGI, jenis thickener, merk )
dengan grease yang ada dalam motor.
Bila mengganti grease dengan merk atau thickener berbeda, harus membersihkan grease yang
digantikan.
Grease yang berbeda thickener dan atau merk/pabrikan kemungkinan besar tidak kompatibel
satu dengan yang lain.
Regreasing.
Pelumasan mesin2 rotary merupakan suatu hal yang amat sangat penting. Kerusakan motor yang
memakai rolling element bearing sebesar 51 % disebabkan oleh bearing yang salah
pelumasan/greasing. Mengontrol jumlah grease sudah lama menjadi masalah kebanyakan industri,
karena rekomendasi dari pabrikan motor terlalu sederhana sehingga tidak cukup untuk
menjawab masalah.
Problematic over-greasing motor2 listrik dicermati th1988 di sebuah Power Plant Nuclear,diketemukan
banyak motor listrik dari Power Plant Nuclear mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
penambahan grease yang keliwatan. Semenjak itu: Preventive & Predictive Maintenance
membuat penelitian yang kemudian menghasilkan program yang komprehensive.
Electric Power Research Institute ( EPRI ). Melakukan survey dan pada th 1922 membuat prosedur
kerja sebagai panduan ( N-7502 ). Panduan ini terutama untuk mencegah ”over greasing”.Karena
kebanyakan rusaknya motor lebih banyak disebabkan overgreasing dibanding kurang-greasing.
Pertanyaan yang paling banyak diutarakan regreasing motor ialah :
Berapa lama interval untuk regreasing bearing ? kemudian diikuti 2 pertanyaan sbb :
Berapa banyak yang harus diisikan atau ditambahkan. Bagaimana cara / metode yang benar.
Anehnya jawaban yang akan kita dapat sangat ber-beda2, yang biasanya tergantung kepada
siapa atau perusahaan apa, tempat dimana kita bertanya. Jawaban2 tsb tetap melekat pada
masing2 individu orang tsb. dan ia berfikir bahwa cara tsb adalah cara yang paling benar dan cukup
baik tetap diaplikasikan untuk motor2 di perusahaanya terus-menerus.
Motor listrik kapasitas medium kebawah umumnya menggunakan bearing jenis rolling element. Dan
yang sering terjadi ialah bearing rusak sebelum waktunya atau bahkan sering terjadi rusak fatal /
bearing failure. Fatalnya lagi, kadang dari kerusakan bearing mengakibatkan kerusakan
winding,rotor, dll sehingga harus dibayar mahal.
Sebab kerusakan Bearing
Banyak faktor penyebab kerusakan bearing, maka untuk keberhasilan suatu pekerjaan sangat diperlukan
tenaga skill yang harus memilki knowledge dan ketrampilan di bidangnya.
Peta sebab kerusakan motor
· Rotor 5%
· Shaft/kopling 2%
· Ekternal 16%
· Stator winding 16%
· Bearings 51%
Kerusakan komponent pada motor umumnya sbb :
Rotor motor induksi jenis squirel cage tidak mudah rusak karena bentuknya yang kompak,
kerusakan mekanis bisa terjadi terutama akibat dari kerusakan bearing yang parah sehingga rotor
berputar ber sentuhan dengan stator.
Shaft/kopling akibat dari misalignment yang sangat exsesive, atau terlambat mengganti/menambah
grease, atau juga kopling mengalami overload.
Ekternal, sebab2 kerusakan dari luar cukup banyak al : temperatur ruang terlalu tinggi/lembab, kurang
ventilasi ruang, misalignment, menyetel belt terlalu kencang dll.
Stator winding. Kerusakan normal rotor tentunya karena umur/aging, isolasi akan mengalami
deterioration.
Perlu di catat bahwa: akibat misalignment, v-belt terlalu kencang juga mengakibatkan komsumsi tenaga
listrik naik kira2 5%, berarti pemborosan tenaga.
Faktor kontribusi penyebab bearing failure al :
· Salah memilih bearing
· Spesifikasi Internal clearence tidak sesuai. Semua motor seharusnya memakai internal clearence C3,
terkecuali spesifikasi tertentu.
· Teknik penanganan dan pemasangan bearing berkwalitas sangat rendah.
· Salah atau kurang benar pembersihan bearing dan shaft/housing.
· Overheating dari bearing heater saat pemasangan ( < 250 F)
· Beban thrust atau beban samping terlalu berat saat operasi
. Tidak memperhatikan dan memperhitungkan magnetic centernya (motor horizontal).
. Salah pasang bearing axial (utk motor vertical)
· Grease terkontaminasi.
· Grease minim atau hilang.
· Grease tercampur dengan grease yang tidak kompatibel.
· Overgreasing.Terlalu banyak memberikan grease
. Dll.
Jenis Bearing Bearing motor menurut cara kerja digolongkan menjadi 2 :
1. Rolling bearing: yaitu bearing yang mempunyai bagian/element yang melakukan fungsinya
dengan rolling diantara shaft/inner race dan outer-race. Juga biasa disebut anti-frigtion bearing,
contoh: ball-bearing, roller-bearing, taper-roller bearing,nidle- bearing. Bearing ini banyak
dipakai oleh motor listrik dengan kapasitas Hp/Kw medium – kebawah.
2. Sliding bearing / sleeve bearing: yaitu bearing dimana shaft
sliding terhadap permukaan bearing. Bearing mempunyai resistansinya
shaft terhadap bearing, contoh: bearing2 yang dilapisi babbit. Motor2 medium- motor besar kebanyakan
memakai bearing ini.
Konstruksi bearing housing.
Pada dasarnya housing dibuat 2 macam ;
Gambar diatas hanya diperuntukan bearing yang dua sisinya terbuka
(open bearing). Fill plug dapat diganti dengan “grease nozle” untuk melakukan regreasing dan drain
plug untuk membuang grease lama. Arah panah menunjukan aliran grease dimasukan dan melewati
bearing kemudian grease bekas lewat drain.
Gambar diatas hanya diperuntukan bearing yang satu atau dua sisinya dipasang seal (single
atau double sealded bearing). Jika single sealded fill plug dapat diganti dengan “grease nozzle” untuk
melakukan regreasing dan drain plug untuk membuang grease lama. Tetapi jika double sealded kedua
plug harus dimatikan, karena tidak diperlukan regreasing.
Rolling Bearing
Bearing untuk motor pada dasarnya dibagi menjadi 4.
Rolling bearing yaitu bearing yang elementnya mengalami rolling atau berputar . ( ball rolling antara outer
dan inner race)
Open Face Bearing
Bearing ini terdiri dari bagian dengan nama : inner-race, outer race, ball, dan cage. Tidak ada bagian
yang dapat menahan/menyimpan grease di antara inner dan outer, sehingga sebelum dipasang harus
diisi grease dan harus di jadwal untuk regrease.
Single Shielded Bearing
ada Air-gap
Bearing ini mempunyai satu metalic shielded terdiri dari bagian dengan nama : inner-race, outer
race, ball, cage dan satu sisi metalic shield. Shield dibuat dari logam (misal bronze) dan memunyai
clearence terhadap inner .Biasanya shield dipasang disisi sebelah motor, sehingga sebelum dipasang
harus diisi grease dan harus di jadwal untuk regrease seperti open bearing
Double Shielded Bearing
Diisi grease oleh pabrikan sebelum dipasang sheild
Bearing ini mempunyai dua metalic shielded Sield dipasang di kedua sisi dengan tujuan untuk
menahan/menyimpan grease di antara inner
& outer
race.Pabrikan sudah mengisi grease sebelum dijual, grease ini untuk selama umur pakai / life time dan
memang dirancang untuk tidak di regrease. Tetapi masih ada yang berpendapat bahwa jenis ini bisa di
regrease. Konstrusi terdiri dari bagian dengan nama : inner-race, outer race, ball, cage dan dua
metalic shield dengan sedikit air-gap terhadap inner race .Double Sealed Bearing
Salah grease
Sangat penting memakai grease yang benar pada pemakaian yang benar. Kesalahan memilih untuk
aplikasi pertama ataupun regreasing dapat mengakibatkan kerusakan prematur, yaitu kesalahan sebelum
waktunya.
Harus diperhatikan sbb :
· Bearing yang dirancang untuk pemakaian yang memerlukan grease-purpose ( GP ) atau,
· Bearing yang dirancang untuk pemakaian yang memerlukan extreeme pressure grease- ( EP )
· Dan memilih grade atau angka NLGI harus sesuai dengan aplikasi, misal : 00, 0, 1. 2, 3
Tenanan berlebihan pada bearing shields
Ketika kita menambah grease kedalam rongga bearing, maka jumlah grease dan tekanan didalam
rongga bearing akan bertambah. Kerusakan bisa terjadi pada shield (single ataupun double shield
bearing) ketika regreasing, jika penambahan terlalu cepat, atau jika rongga dalam bearing penuh tanpa
ada ruang/jalan keluar nya grease kelebihan tsb. Ketika motor operasi/jalan maka grease memuai
karena panas, jika rongga dalam bearing penuh maka pemuaian menimbulkan tekanan ke shield
dan merusak.
· Shield bisa berubah posisi dari cage karena tekanan grease dari luar atau
· Shield bisa berubah posisi dari cage karena tekanan grease dari dalam.
Gb.diatas, Shield ditekan ketika regrease berlebihan sehingga gage bearing rusak, selanjutnya bearing
rusak parah (failure)
Gambar diatas
Diindentifikasi dari bearing double shielded bahwa :
· Bearing rusak karena overheating.
· Karena dari overheating menyebabkan grease mengalami panas, dan lubricant yang ada menguap
dan habis,
· Warna grease biasanya berwarna merah-coklat atau gray atau biru.
· Kondisi Bearing kering dan penuh powder.
Alat ini akan membatasi pemasukan grease ketika tekanan grease dalam rongga grease di bearing
melebihi 20 psi
Alat ini akan membatasi pemasukan grease ketika tekanan grease dalam rongga grease di bearing
melebihi 1 – 5 psi
Kedua macam ninple ini di buat oleh Pabrik Alemite dan telah diaplikasikan di Power Plant Nuclear
denagn sangat sukses.
Degradasi
Grease juga bisa mengalami degradasi. Kebayakan degradasi pada motor yang sedang running, tetapi
meskipun motor idle grease juga bisa mengalami degradasi.
Umumnya sebab degradasi sbb :
· Grease hardening, biasanya karena absorb kotoran, kelembaban atau oksidasi saat lama sekali tidak
dipakai. Bisa juga disebabkan karena motor lama tidak di operasikan, shingga lub-oil melepas / menguap
dari base material dari grease
· Chemical breakdown/kerusakan secara kimia, karena panas yang berlebihan. Overgreasing
menyebabkan overheating.
· High bearing load/ beban berlebihan, motor dibebani samping
(v-belt, gear box, pully dll) lebih besar dibanding beban yang senter atau dengan
kopling langsung (pompa,compressor). Misalignment juga menimbulkan beban yang berlebihan.
· Oil separation dari grease base material, bisa terjadi pada motor yang sangat lama idle, ketika motor di
operasikan grease teraduk- aduk dan oil lepas dari base grease.
· Rotational speed dari bearing, putaran yang sangat berlebihan menyebabkan grease degradasi.
· Terlalu besar ukuran bearing juga menyebabkan degradasi, karena terlalu besar demand
lubrikasinya. Besar bearing seharusnya sebanding dengan besar kapasitas (HP,Kw) motor
· Environmental , bearing dioperasikan di ambient temperatur lebih tinggi dari 140oF berakibat degradasi.
Karena temperatur bearing akanmencapai kenaikan saat operatio ditambah temperature ambient
temperatur.
Program Regreasing
Dari uraian2 maka dalam membuat program , faktor2 berikut harus di perhatikan :
1. Pastikan bearing yang terpasang di kedua sisi inboard atau sisi outboard. Pastikan apakah
bearing2 tsb regreasable (perlu regrease)
2. Pastikan apakah bearing housing grease chamber design (flow through atau satu sisi)
3. Pastikan grease yang terisi di rongga bearing untuk memastikan ruang untuk penambahan grease
dimasa kemudian dan apakah grease di rongga menyentuh bearing.
4. Pastikan type grease yang digunakan (GP, EP, lithium, polyurea gel, synthetic, dll)
5. Buatlah grease fitting mudah di lihat/capai/jangkau , apakah keduanya pengisian dan drain perlu
tambahan tubing.
6. Tetapkan kebersihkan sekitar nozle pengisian dan drain
7. Buatlah program masing2 motor sesuai dengan spesifikasinya.
Regreasing
Bagaimana cara menambah grease ?
Karena ball bearing sperti pompa sangat kecil dan grease menjadi lebih encer saat panas, bearing
harus di regrease saat motor sedang dioperasikan, jika tidak memungkin regrease dapat dilakukan saat
motor baru saja di stop sementara grease masih panas.
Meski belum ada cara untuk menghilagkan terjadinya over-greasing, ada step bisa membantu menguragi
over-grease.
Berikut tahap-demi tahap urutan melakukan regreasing :
1. Isilah dan Pastikan grease-gun dengan grease yang sesuai dengan jenis grease yang diperlukan
bearing yang akan di regrease. Jangan menukar-nukar grease dengan isi grease berbeda2. tandai dan
tulislah disetiap grease gun jenis grease/brand dan angka NGLI nya.
2. Bersihkan dari semua kotoran / debu disekitar nozle pengisian dan drain.
3. Bukalah drain-fitting, dan jika memungkinkan bersihkan dengan sikat spiral pembersih botol untuk
membersihkan ruang keluaran, ambil grease yang terikut sikat, biarkan tetap terbuka drain-fitting selama
proses regreasing. Jika memakai “plunyer type drain plug” maka step ini tidak diperlukan.
4. Pompakan grease dengan jumlah yang sesuai. Penambahan harus dilakukan dengan pelan2
untuk meminimize penambahan tekanan yang berlebihan didalam rongga bearing .
5. Motor harus di operasikan minimal satu jam agar ases grease bisa keluar. Jika motor dari idle ,
jalankan motor sampai mencapai temperature stabil untuk memberikan ekses grease keluar dari
rongga, pastikan bahwa drain masih terbuka. (kecuali jika memakai plunjer drain plug)
6. Setelah grease keluar dari drain, pasang kembali drain plug dan bersihkan keluaran grease.
Catatan: ekses grease tidak keluar jika grease hanya mengisi sebagian rongga bearing, atau jika
penambahan hanya mengisi sebagian ruang maka tidak ada ekses grease.
Jika sudah memakai nozle regreasing seperti gambar diatas , maka tidak perlu melepas drain fitting.
Pluger type drain plug akan melepas ekses grease ketika motor running, ini menghemat waktu
maintenace dan meminimizes over-pressure.
Tabel jumlah grease menurut diameter shaft
Skala garis keatas : skala 0 – 5 once berat grease
Skala garis kesamping: skala 1 – 6 inchi diameter shaft
Komparasi Lubrican
September 19, 2008 Uncategorized No comments
Dipasaran dunia kini telah tersedia ratusan macam dan merk minyak pelumas dengan segala macam
keunggulan. Semua pembuat menyatakan buatannya adalah yang terbaik. Sedangkan harganya sangat
bervariasi. Ada yang sangat tinggi ada yang murah. Sepintas membuat bingung para pemakai. Apakah
mengikuti kata TV, atau ikut kata orang, atau ikut diri sendiri. tetapi
yang terpenting kita harus berusaha tahu pengetahuan soal minyak lubrikasi. Pengetahuan soal minyak
lub. ini cukup banyak/luas. Sedikit dari pengetahuan tsb. kita coba bahas.
Dibawah ini tabel komparasi beberapa jenis lub oil industri (tidak terlalu lengkap) sebagai contoh untuk
memahami sedikit soal memilih lub oil.
Faktor yang utama memilih lub oil harus sesaui dengan penggunaan ialah “viscositas” atau bahasa
mudahnya ialah kekentalan.
Base oil yang banyak digunakan umumnya berasal dari minyak bumi (dihasilkan dari proses destilasi
minyak mentah di kilang).
Sedangkanbase oil yang tidak berasal dari minyak bumi dihasilkan dari proses rekasi kimia di pabrik atau
dihasilkan dari minyak nabati, ini biasa nya disebut Pelumas Sintetik.
Pelumas yang menggunakan base oil dari minyak bumi, sering disebut dengan Pelumas Mineral.
Sedangkan pelumas sintetik adalah sebutan bagi pelumas yang base oil-nya bukan berasal dari minyak
bumi tetapi dari campuran bahan kimia dan telah melewati beberapa kali proses penyempurnaan dan
menggunakan rumus yang sangat maju serta canggih untuk hasil terbaik.
Ada juga Pelumas Organik yang menggunakan bahan-bahan nabati/tumbuh-tumbuhan.
d. Bahan sintetik
Bahan sintetik adalah bahan kimia yang bukan hasil langsung pengolahan minyak bumi. Bahan
ini merupakan hasil rekayasa ahli kimia dan ahli pelumas didalam pembuatan minyak pelumas.
Additive Oil adalah zat tambahan yang digunakan untuk menambah perfomance dari base oil menjadi
lebih baik dalam penggunaandi beberap aplikasi.
Makin tinggi kualitas bahan additive maka harganya juga akan ikut tinggi.
Fungsi PELUMAS
Adapun fungsi dari Pelumas sendiri ada beberapa :
Suatu zat yang berada atau disisipan antaradua permukaan yang bergerak/bergesekan untuk
mengurangi gesekan antar dua permukaan tersebut.
Mengurangi Suhu / Temperatur
Mengurangi Korosi / Karat
Mengendalikan keausan
Mengisolasi Listrik
Meredam Kejutan
Membersihkan Kotoran/Kerak
Adapun untuk mengukur tingkat kekentalan oli maka digunakan "VISCOSITY GRADE"
Dimana dalam dunia industri dikenal dengan nama ISO VG (International Organization for
Standardization Viscosity Grade)
Sedangkan di dunia automotive lebih dikenal dengan SAE (Society of Automotive Engineers).
Kadang ada grease yang berwarna warni ataupun ada yang mengkilap, itu tidaklah menjadi acuan dari
kemampuan grease melumasi aplikasi yang ada di mesin. Itu cuman warna dari pabrik atau dari vendor.
Yang paling penting adalah melihat Base Oil dan Thickener dari grease itu.
Dijaman sekarang ini banyak produsen oli dan grease, kita harus lebih jeli dalam memilih dan
menggunakan oli dan grease yang cocok dengan aplikasi yang ada. Juga harus di perhatikan tanyakan
pabrik nya dimana, technical data sheet, spesifikasi yang ada , dan apakah sudah terdaftar di
deperindag. Jangan sampai kita memilih yang pabrik nya tidak jelas, kualitas nya sering menurun,
spesifikasi nya tidak lengkap. Dalam hal ini kita berbicara mengenai pemakaian oli dan grease di
industri-industri tapi tidak menutup kemungkinan buat automotive.
Yang mana didunia industri kerusakan terhadap mesin menjadi momok yang sangat-sangat sering
terjadi, downtime mesin membuat produksi terhenti dan puluhan, jutaan hingga ratusan juta bisa
menjadi kerugian buat Perusahaan itu sendiri.
FUNGSI, JENIS & KLASIFIKASI OLI
Fungsi Oli Pelumas secara umum, sebagai:
Pendingin (cooling), seperti membuang panas dari piston, liner, dll.
Pelumas (lubrication), seperti mengurangi gesekan (anti wear).
Anti karat (anti corrosion), seperti melindungi pengaruh senyawa sulfur dan oksidasi.
Penyekat gas (gas sealing), seperti mencegah kebocoran gas antara liner dan piston
Pembersih (cleaning), seperti membersihkan carbon dan lumpur.
Sebagai bantalan (oil film)
Jenis Oli
Hydraulic Oil
Engine Oil
Gear Oil
Auto Transmission Fluid (ATF) Oil
Brake Oil
Klasifikasi Oli
Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / API SAE 10-50
Hydraulic Oil : ISO VG ~ 32s/d ISO VG ~ 1500
Gear Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60~250)
Klasifikasi oli juga dibedakan berdasarkan kekentalannya. Untuk jenis Engine Oil tingkat
kekentalan ditandai dengan standard SAE yang diikuti dengan angka, misalnya SAE10,
SAE30, SAE40, SAE50, dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya maka oli tersebut
semakin kental.
Kandungan Aditif dalam oli secara langsung akan membedakan kualitas Oli Pelumas
yang dipakai. Berikut jenis additive oli
1. Anti foam : meminimalisir terjadinya gelembung udara yang timbul akibat kerja
piston, sehingga oksidasi dan kontak antar metal secara langsung juga dapat
diminimalisir
2. Anti Oxidant : mencegah reaks berantai proses oksidasi yang dapat berakibat
menebalnya lapisan pelumas secara berlebih dan berpotensi terjadinya sludge
3. Anti Wear : mencegah panas berlebih yang timbul akibat gesekan antar
permukaan metal karena akselerasi dan deselerasi serta beban berat terhadap kinerja
mesin.
4. Corrosion & rust inhibitor : mencegah kerusakan permukaan metal dan karat
yang mungkin timbul akibat reaksi acid (asam) ataupun oksidasi udara.
5. Detergent : mencegah terjadinya kontaminasi pelumas dari sisa pembakaran
dan mempertahankan permukaan metal tetap bersih.
6. Dispersant : menetralisir sisa pembakaran yang bersifat kontaminasi sehingga
dapat meminimalisir meningkatnya kekentalan pelumas dan terbentuknya sludge serta
oksidasi.
7. Friction modifier : meningkatkan kinerja pelumasan pada permukaan metal
yang bergerak sehingga gesekan yang bersifat abrasi dan noise dapat diminimalisir.
8. Pour point depressants : membantu stabilisasi kekentalan pelumas pada
temperatur sangat rendah, sehingga pelumas tidak mengental/membeku serta
timbulnya wax yang dapat menghambat flow pelumas dapat diminimalisir.
9. TBN : menetralisir sifat asam yang mungkin timbul akibat kinerja pelumasan
pada temperatur tinggi ataupun persenyawaan zat pembakar.
Arti & Tujuan TBN (Total Base Number) Pengertian : Angka yang menunjukkan
banyaknya unsur kandungan BASA di dalam Oli.Fungsi : menetralkan ASAM yang
timbul didalam oli karena pengaruh kadar sulfur pada fuel.
Reaksinya sebagai berikut :S + O2 --> SO2SO2 + H2O --> H2SO4 H2SO4 merupakan
ASAM, dan harus dinetralkan sebab akan menimbulkan proses karat.
Catatan:Oli yang telah terpakai angka TBN-nya akan menurun (untuk Indonesia angka
minimum yang diizinkan adalah 12).
Bila angka TBN dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan
cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan.
Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid
(ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric
acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan.
Jika nilai TAN (Total Acid Number) melewati batas, oli engine jangan digunakan
meskipun sisa nilai TBN masih tinggi. Sulfur yang terkandung didalam fuel pada
proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk
gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika
temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power).
Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran
dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S + O2 SO2 (gas) (1)
2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3) 2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun)
SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3) Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk
didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3)
berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-
by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk
akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.
Viscosity Index Improver : Berfungsi untuk memperlambat penurunan viskositas
akibat naiknya temperatur suhu sebagai dampak kinerja mesin yang optimal, sehingga
viskositas pelumas jadi lebih stabil.
Oil Flow Improver : Berfungsi untuk membantu laju alir pelumas menjadi lebih cepat,
sehingga kontak antar metal secara langsung dapat diminimalisir, terutama pada saat
start awal mesin.
Uraian tersebut di atas jelas memperlihatkan bahwa base oil dan additives merupakan
suatu paket yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai hasil pelumasan optimal.
Sumber: www.pelumas.net/tips-oli-pelumas-aditif-oli-motor-mobil/
MULTI GRADE OIL
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah
mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi.
Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada
engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, oil film pada multigrade
oil lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur
tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang
luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.
2. Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli
multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli
SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.
3. Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas
tinggi seperti SAE30 atau SAE40.
OKSIDASI pada oli : proses kimia yang terjadi pada oli yang berhubungan langsung
dengan udara luar pada temperature + 50 derajat Celcius.
Oli (CH) + O2 CO2 + H20
Baik serie S maupun C dimulai dari SA, SB, SC dst, demikian juga CA, CB, CC, CD,
dst. Semakin jauh huruf yang tercantum mengindikasikan semakin baik kualitas oli
tersebut. Standard klasifikasi berdasarkan kualitas ini biasa disebut API Service. Oleh
karena berhubungan dengan kualitas maka harus diperhatikan penggunaannya. Pada
OMM sering ditegaskan, misalnya ”Gunakan API klasifikasi CD untuk mesin, jika
menggunakan API klasifikasi CC maka percepat jadwal penggantiannya hingga
separuh jadwalnya”.
Adalah standard kualitas oli yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan automobil di eropa seperti
mercedezbenz, MAN, VOLVO, SCANIA, PEUGEOT, RENAULT dll.
Klasifikasi kualitas engine oil ditandai dengan kombinasi huruf (A,B,C,E) dan angka (1,2,3,4...dst)
untuk menunjukan aplikasi oli.
A : Gasoline/petrol engine (engine dengan bahan bakar bensin)
B : Light Diesel Engine (Engine diesel kecil beban ringan)
C : Engine Diesel yang dilengkapi catalyser atau low SAPS (Sulphated Ash, Phosphorus and
Sulphur).
E : Heavy Diesel Engine ( Engine Diesel dengan beban operasional besar)
Untuk engine truck dan alat berat menggunakan engine oil kategory E dengan klasifikasi sebagai
berikut :
GREASE (PELUMAS PADAT)
Grease merupakan pelumas padat, jenis pelumas yang paling tua/ lama.
Berfungsi untuk mencegah karat dan korosi dan diperlukan sebagai sistem
perlindungan.
Grease dari bahan dasar lemak hewan telah dipergunakan dari jaman Mesir kuno untuk
melumasi bantalan poros mesin-mesin perang mereka. Sementara grease pertama kali
terbuat dari lemak binatang, mampu digunakan untuk pelumasan dengan kecepatan
dan beban sedang, sementara untuk tehnology saat ini sudah tidak bisa diaplikasikan
lagi.
Beban yang tinggi, kecepatan tinggi dan temperature tinggi, dan beberapa persyaratan
khusus lainnya harus dapat dipenuhi oleh grease modern.
Secara umum, grease modern terdiri dari thickener atau matrix dan base oil (mineral
atau synthetic oil). Thickener atau matrix biasanya berupa “metalic soap” (seperti
sodium, calcium atau lithium), clay (bentonite), atau synthetic material, dan perlakuan
perawatan (service) grease tergantung pada type thickener yang digunakan.
Demikian halnya pada grease, thickener atau matrix pada grease akan menyerap oli
dan melepaskannya untuk menciptakan daya pelumasan ketika grease terkena beban
yang besar seperti misalanya kejadian pada sebuah bearing. Ketika beban berkurang,
misalnya bearing berputar (dan sebelum bagian bearing berikutnya terkena beban), oli
akan diserap kembali ke dalam thickener grease, siap untuk proses pelumasan
berikutnya.
Untuk meningkatkan beberapa kemampuan kusus dari grease, beberapa aditive telah
ditambahkan. Untuk meningkatkan kapasitas daya tahan beban (loadcarrying
capability), solid additive seperti PTFE (Polytetrafluoroethylene), molybdenum disulfide
atau graphite (pada beberapa waktu terakhir ini) juga sering digunakan. Beberapa
additive lain mungkin juga digunakan, tergantung kebutuhan yang diperlukan untuk
beberapa variasi grease.
KARAKTERISTIK GREASE
1. Grease tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk
waktu yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat)
2. Grease juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam
bagian yang dilumasi.
3. Mempunyai kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low
speed rotating parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban
kejut dan bagian yang saling bergesekan.
4. Melumasi bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya
oil film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat)
KLASIFIKASI GREASE (BERDASARKAN THICKENER)
Sodium Soap Base - Grease dengan kandungan serat tinggi didesain untuk
digunakan pada komponen dengan temperatur kerja yang tinggi seperti untuk bearing
roda. Grease type ini sekarang tidak banyak lagi digunakan arena kemampuannya yang
terbatas dan dayatahan terhadap air sangat buruk
Calcium Soap Base – Lebih lembut, dengan ketahanan terhadapa air yang cukup baik,
akan tetapi daya tahan terhadap temperature sangat terbatas. Grease ini juga
sebagian besar sudah jarang ditemukan dan tidak diproduksi lagi, bebera juga telah
diperbaiki kualitasnya
Lithium Soap Base - Lithium soap greases are secara umum disebut juga grease
serbaguna atau multi-purpose greases. Dengan water resistance yang bagus, dapat
juga digunakan seperti sodium grease. Mempunyai sifat penyimpanan aditive yang baik
dan akan membentuk semacam “grease collar” pada bagian luar bearing untuk
melundungi grease dari kotoran dan air.
Bentonite (Clay) Base – Greases dengan bentonite secara umum didesain sebagai
grease tahan temperature tinggi dan biasa digunakan untuk bearing roda pada unit
yang dilengkapi dengan disc brake. Bahan dasar bentonite tidak memiliki “drop point”
(indikator performance grease untuk maximum temperature grease) dan ini yang
membuat grease ini lebih cocok untuk aplikasi tersebut.
Calcium Complex – Greases dengan water resistance tang baik dan daya tahan
terhadap temperature tinggi, akan tetapi tidak cocok untuk jalur pemompaan yang
panjang.
Lithium Complex - Grease ini hampir sama dengan conventional lithium greases
dimana dapat digunakan untuk banyak aplikasi. Mempunyai daya tahan terhadap air
yang sempurna, daya tahan terhadap temperature tinggi juga sangat baik, daya tahan
beban baik, dapat dipompakan melalui lubang pelumasan, pipa kapiler dan mempunyai
daya rekat yang baik sehingga tidak mudah meleleh.
Polyurea Base - Polyurea greases mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap
oxidasi dan digunakan untuk aplikasi “long life” dan “fill-for-life”. Mempunyai daya tahan
beban yang tinggi dan tahan temperature tinggi. Dan juga baik untuk putaran tinggi,
pilihan yang tepat untuk ball bearing atau roller bearing dengan kecepatan yang sangat
tinggi.
sumber: coalminingindonesia