Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK MEMBACA

HASIL LAB
1. Analisa Degradasi dan Kontaminasi Pelumas

1.1 Viskositas

Apakah viskositas itu?


Viskositas adalah ukuran kekentalan cairan dalam satuan centistokes
(cSt). 1 cSt adalah besarnya viskositas air pada temperatur kamar dengan
tekanan normal. Untuk test lab, kita hanya mempertimbangkan faktor
temperatur pada suhu 40°C atau 100°C
Sebab & akibat

Viskositas pelumas dapat berubah-ubah selama pemakaian akibat


degradasi dan kontaminasi. Efek dari perubahan ini ditandai pengentalan
ataupun pengenceran pelumas. Pada beberapa kasus, viskositas
pelumas yang sebenarnya seolah olah terselubung. Sebagai contoh,
sebuah sample pelumas bekas menunjukkan angka viskositas yang
masih dalam rentang toleransi aman, namun ternyata hal itu terjadi
karena adanya fuel dilution (berakibat pada penurunan viskositas) dan
kontaminasi soot (berakibat pada kenaikan viskositas) secara bersamaan.
Hal-hal yang dapat mengakibatkan naik-turunnya viskositas pelumas antara
lain :

Efek Penyebab Keterangan


Hasil oksidasi adalah karbon dengan molekul-molekul yang lebih besar daripada pelumas yang
Oksidasi masih baru, sehingga kekentalan pelumas pun bertambah. Selain kenaikan viskositas, efek
oksidasi pada pelumas juga ditandi oleh kenaikan kandungan asam.
Bila kemampuan engine oil dalam mendispersasikan soot berkurang, maka partikel-partikel
Soot karbon (soot) yang tidak terdispersi akan cenderung berkumpul menjadi pertikel yang lebih besar.
Kenaikan Pertikel yang besar ini akan menambah kekentalan pelumas.
Viskositas
Top-up grade Bila untuk top-up digunakan pelumas dengan grade yang tidak sama, maka viskositas pelumas
lain dapat bertambah.

Selain menimbulkan korosi, air juga menyebabkan kenaikan viskositas. Sebagai gambaran,
Air kontaminasi air sebesar 2% dapat menaikan viskositas sebesar 5%, sementara kontaminasi air
sebesar 6% dapat menaikkan viskositas sebesar 10%

Bahan bakar Kontaminasi bahan bakar pada peluma dapat dideteksi melalui keberadaan partikel-partikel

Penurunan Top-up grade Bila untuk top-up digunakan pelumas dengan grade yang tidak sama, maka viskositas pelumas
Viskositas lain dapat berubah.

Pernament Oli multigrade mengandung aditif viskosity Index Improvers. Pada kondisi shear stress yag tinggi,
shear loss aditif tersebut dapat terdegradasi dan karakter multigrade pun hilang.
Batas Toleransi

Toleransi perubahan viskositas adalah sebesar +/-20% dari viskositas asli.


Beberapa OEM juga menentukan limit toleransi perubahan viskositas
yang mungkin berbeda.

Mesin turbin dan mesin-mesin yang terdapat pada steel mill dan paper
mill, yang biasanya memiliki circulation system, pada umumnya memiliki
toleransi perubahan viskositas yang lebih kecil, biasanya +/- 5%. Namun,
perubahan sifat-sifat anti-corrosion, air release dan demulsibility dapat
menjadi bukti awal bahwa telah terjadi perubahan viskositas yang cukup
signifikan.
1.2 Air

Sebab dan akibat


Air yang terdapat dalam sistem yang akan dilumasi biasanya muncul akibat kondensasi,
kebocoran, ataupun penyimpanan pelumas yang tidak baik.
Kondensasi dapat terjadi pada mesin yang beroperasi stop-start pada kondisi lingkungan yang
lembab dan pada mesin yang beroperasi pada temperatur mendekati titik didih air. Dengan
demikian, instalasi breather yang memiliki pengering sangat diperlukan.
Pada mesin diesel/bensin, kontaminasi air dapat terjadi karena kebocoran sistem pendingin, dan
kerusakan seal. Pada kasus-kasus ini, biasanya terdapat unsur glycol pada sample pelumas.
Efek yang ditimbulkan oleh kontaminasi air adalah keausan (wear), sehingga dapat mengurangi
usia komponen mesin. Selain menyebabkan keausan, kontaminasi air juga menyebabkan
kenaikan viskositas pelumas, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
* kontaminasi air sebesar 2% dapat menyebabkan 5% kenaikan
viskositas.
* kontaminasi air sebesar 6% dapat menyebabkan 15% kenaikan viskositas.

Batas Toleransi
Batas toleransi kandungan air (water content) dalam pelumas adalah maksimum 0,1%.
Kebocoran sistem pendingin mesin diesel/bensin belum tentu menyebabkan adanya air pada
pelumas. Namun kebocoran tersebut dapat diidentifikasi lewat unsur-unsur boron, silicon, atau
sodium pada pelumas.
1.3 Kontaminasi oleh bahan bakar

Sebab dan Akibat


Kontaminasi oleh bahan bakar dapat terjadi karena saluran bahan bakar
yang bocor, kerusakan injektor, pompa, piiston ring ataupun mekanisme
distribusi pelumas.
Batas toleransi
Batas toleransi kontaminasi oleh bahhan bakar adalah maksimum 3%.
1.4 Soot Index (hanya untuk engine oil)

Apakah soot index itu?


Soot index adalah ukuran banyaknya pertikel-partikel hasil pembakaran
bahan bakar dan pelumas dalam sample pelumas, seperti karbon, silika
dan lain-lain.

Sebab dan akibat


Soot adalah produk pembakaran bahan bakar yyang tidak sempurna,
yang menghasilkan partikel-partikel karbon, bukan karbon monoksida.
Kebanyakan partikel-partikel soot tersebut terbuang lewat gas buang,
namun sebagian dapat melewati ruang bakar dan menjadi kontaminan
bagi pelumas. Disinilah tugas pelumas, terutama aditif dispersant, untuk
mendispersikan partikel-partikel soot tersebut.
1.5 Alkalinity

Apakah alkalinity itu?


Alkalinity adalah indicator banyaknya aditif yang tersisa dalam
sample pelumas, dengan demikian juga akan dapat
menunjukan kinerja pelumas tersebut selanjutnya.

Sebab dan akibat


Engine oil mengandung aditif yang didesain untuk mencegah
korosi yang dapat ditimbulkan oleh adanya unsur belerang
(sulphur) pada bahan bakar dan produk-produk hasil
pembakaran. Aditif ini adalah alkaline.
Batas toleransi
Penilaiannya bersifat kualitatif.
Total Base Number (TBN)-hanya untuk engine oil

Apakah TBN itu?


TBN adalah ukuran kemampuan pelumas untuk menetralisasikan produk-
produk yang bersifat asam, yang merupakan hasil pembakaran bahan
bakar yang mengandung sulphur.
TBN pelumas mengidentifikasikan sisa aditif antioksidan yang tersisa
dalam engine oil, sshingga dengan demikian memberikan gambaran
mengenai kinerja pelumas yang tersisa.

Sebab dan akibat.


Engine oil mengandung aditif detergent dan dispersan. Kedua aditif ini
bertugas menetralisasikan produk-produk oksidasi yang bersifat asam,
mencegah sludge (lumpur), dan deposit. Setiap kali menetralisasikan
asam, aditif detergent tersebut juga ikut ternetralkan, dengan demikian
TBN juga turun. Namun TBN bisa naik lagi bila dilakukan top-up.
TBN yang rendah juga dapat disebabkan oleh pembakaran yang buruk,
blow-by yang berlebihan, ataupun pelumas tersebut tercampur dengan
pelumas lain dengan TBN yang rendah.

Batas toleransi
Batas toleransi TBN adalah minimum 5 mgKOH/g. Beberapa OEM juga
merekomendasikan batas minimum TBN yang lain.
1.7 Total Acid Number (TAN), Oksidasi, Nitrasi-untuk non engine oil
Apakah TAN itu?
TAN adalah ukuran banyakknya produk-produk bersifat asam hasil oksidasi yang terkandung
didalam sample pelumas. Keasaman sample pelumas diukur dari banyaknya senyawa
potassium hydroxide (mgKOH/g) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam. Pengukuran
dilakukan dengan proses titrasi.
Proses Oksidasi dan nitrasi melibatkan unsur oksigen dan nitrogen dalam udara. Produk
oksidasi dan nitrasi kompleks, namun efeknya dapat dikenali dari naiknya viskositas dan
TAN.

Sebab dan akibat.


TAN akan meningkat selama pemakaian pelumas dengan pola kenaikan yang tidak linear.
Aditif yang berperan penting dalam mengendalikan produksi asam adalah aditif anti-oksidan.
Selama aditif tersebut masih terdapat dalam pelumas, maka TAN akan cenderung stabil. Bila
aditif tersebut sudah mulai berkurang atau habis, maka TAN akan naik dengan cepat.
Peningkaan keasaman akan berdampak pada munculnya keausan akibat korosi yang
ditimbulkan oleh asam tersebut. Pelumas yang baru, pada dsarnya memiliki keasaman yang
tinggi akibat adanya aditif anti-rust. Namun, segera setelah pelumas baru tersebut
difungsikan didalam mesin, maka keasamannya akan turun, dan cenderung stabil untuk
sekian lama, selanjutnya akan naik kembali akibat semakin berkurangnya aditif anti-oksidan,
seperti yang telah dijelaskan diatas.
Kecepatan oksidasi juga dipengaruhi oleh kontaminan dan logam-logam keausan, yang
merupakan katalis (pemercepat proses) oksidasi itu sendiri. Misal, logam logam keausan
seperti tembaga dan baja dapat mempercepat proses oksidasi, seperti halnya air.
Batas toleransi -> Akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
1.8 Dispercancy
Apakah dispercancy itu ?
Disperancy adalah kemampuan pelumas untuk menahan
karbon (soot) dalam suspensi.

Sebab dan akibat


Aditif dispercncy bertugas untuk menahan partikel-partikel
hasil pembakaran yang berupa karbon (soot) agar tetap
dalam suspensi, dengan cara "menyelimuti" molekul
karbon agar tidak bergabung dengan molekul karbon lain
dan membentuk partikel yang lebih besar lagi (seperti
sludge atau lumpur). Aditif ini akan berkurang seiring
dengan lamanya operasi.
Appearance/Penampakan

Apakah Appearance itu?


Appearance adalah perbandingan penampakan
visual antara pelumas baru dengan sample, dan
merupakan jenis uji pelumas yang paling mudah.

Appearance secara umum


1. Sample terlihat seperti susu (cenderung putih)
mengindikasikan adanya kontaminasi pelumas
oleh air.
2. Sample terlihat hitam gelap mengindikasikan
pelumas teroksidasi.
2. Petunjuk Diagnosa Hasil Test Lab
Bagian ini merupakan petunjuk diagnosa wear metal level (banyak & jenis logam keausan) dan kondisi pelumas,termasuk
mengidentifikasi sumber kontaminasi dan keausan. Perlu diingat bahwa batas maksimum banyaknya logam keausan berbeda-
beda tergantung pada tipe peralatan, kondisi operasi, beban, Oil drain interval (interval penggantian pelumas), dan oil Top-up
Rates (Frekwensi top-up pelumas).
2.1 Petunjuk Diagnosa Sample Engine Oil
Wear Warning levels Warning Potential Source
metal Diesel Engine Levels Of Particles
80-higher for
some engine Cylinder walls/liners, crank and camshafts. Valve guides, rockers, rings, bearings, gears,
Fe (Iron) type 50 shafts.
Generally used as an alloy (Babbit, Copper lead) in bearing. Big-end and crankshaft
Pb (Lead) 25 50 bearings, thrust washers.
Ussually alloyed in the form of brass, bronze or as sintered copper-lead, Big-eng and
crankshaft bearings, bushings, oil cooler and cooler core tubes, or copper-type antiseize
Cu (Copper) 20 20 compounds, thrust washers. Fuel transfer pump, govenor bushing and wrist pin bushings.
Commonly used as plating for cylinder liners and piston rings, valve sterns. Chromate
Cr Chromium) 15 5 treated cooling systems.
Dirt. Highly abrasive, source include inadequately filtered air due to cracked induction
piping or hoses, defective or incorrectly fitted air filters and gaskets. Dirty oil filling or
sampling equipment. Incorrectly fitted or missing oil filter cap. Ineffective reservoir breather.
Si (Silicon) 20 20 May also be silicone-based gasket/joining material. also anti foam additive.

Na (Sodium) 15 50 Coolant leakage, water or using the some container for coolant as for oil.
Pistons (scuffing, scoring or burning) Aluminium bearings. Alloy housing wear. In turbo-
Al chargers it can be housing or rotor wear. May also be associated with high Si levels in the
(Aluminium) 20 15 form of clay or stone dust contamination.
Sn (Tin) 20 10 Top bearing or slide bearing. Camshaft bushings.
Test Batas Toleransi Penyebab
Viscositas pada ±20% dari
suhu 100°C viskositas tipikal Viskositas tinggi:
Banyaknya kontaminan, pelumas yang teroksidasi, banyaknya soot (karbon), blow-by,
    penambahan pelumas dengan viskositas lebih tinggi, adanya glycol.

    Viskositas rendah:
    Fuel dilution, penambahan pelumas dengan viskositas lebih rendah.
Kebocoran saluran bahan bakar, kebocoran pompa, dribbling injectors, pompa injeksi aus,
Fuel dilution >3% pola penyemprotan yang tidak efisien.
Kebocoran sistem pendingin, kondensasi akibat ruangan crankcase yang dingin
Air > 0,1 % penyimpanan dan penanganan drum pelumas yang kurang baik.

Soot (karbon) Light Pembakaran yang krang baik, blow-by yang berlebihan.

  Medium

  High

Disperancy yang buruk merupakan indikasi bahwa aditif tidak mampu lagi menangani soot
(karbon). Hal ini tergantung kepada kesehatan mesin, blow-by, keccepatan injeksi bahan
Disperancy Good -> > 80% bakar, dll.

  Moderate -> 75-80%


  Poor -> < 75%

TBN <5 TBN turun akibat proses netralisasi produk-produk asam hasil oksidasi
Bila dalam report hasil uji lab menyatakan bahwa sample mengandung alkaline, hal ini
Netral atau mengindikasikan bahwa pelumas tersebut masih mengandung aditif yang dapat
Alkaline asam digunakan.
2.2 Petunjuk Diagnosa Sample Hydraulic Oils

Wear Metal Warning level Potential origin of particles

Fe (iron) 20 Pumps, valves, oil reservoirs

Cr (Chromium) 20  

Pb (Lead) 10 pump bearings, solder in coil coolers

Cu (Copper) 20 pump bearings, oil return lines, oil coolers.

Sn (Tin) 10  

Si (Silicon) 15 Dirt - highly abrasive.May come from:

    *oil filling

    *built-in dirt from construction

    *breather in reservoir

    *return line filter

    *cylinder ram seals

    *pump

    Silicon-based joining/seal fluids


Test Batas Toleransi Penyebab
Viskositas pada suhu ±20% dari viskositas
40°C tipikal Viskositas tinggi:

    Kontaminasi oleh air, kontaminasi oleh pelumas lain dengan viskositas lebih tinggi

    Viskositas rendah

    Kontaminasi oleh pelumas lain dengan viskositas lebih rendah.

TAN (mgKOH/gr) > 0,1 Oksidasi pelumas akibat naiknya temperatur operasi
Appearance
(penampakan) Tidak bersih/cerah Kontaminasi oleh air menyebabkan pelumas terlihat seolah-olah seperti susu.

Bau Tidak normal Kontaminasi oleh pelumas selain pelumas hidrolik


Kondensasi, penyimpanan dan penanganan pelumas yang kurang baik, filter ter-blok, ataupun tidak
Air > 0,1% (1000 ppm) adanya filter dalam tangki.
2.3 Petunjuk Diagnosa Sample Gear Oils
Wear metal Potensial source of particles

Iron Gear teeth, splines, bearings, shafts.

  Brake drum (wet brake transmission fluids)

Lead Bearings

Copper Bearings,thrust washers (final drive & diff)

  Transmissions-transmission discs, powershift transmission, streering clutch discs and gear bushings in direct drive transmissions.

  Oil tubes and pump bushings in track type tractor final drives

Aluminium Transmission-pump housing, torque converter and impeller or turbine

  Oil pump drive gear

  Dirt (see Silicon)

Silicon Brake linings-transmissions.

Dirt-contamination from external source (check condition of breathers) or contamination thouugh poor housekeeping. Increase in levels of Si
  may be accompanied by increases in Al which I an additional element in clay and stone dust.
Test Batas Toleransi Penyebab
Viskositas pada ± 20% dari viskositaas
suhu 100°C tipikal Viskositas tinggi:
Oksidasi, air yang teremulsi dalam pelumas, kontaminasi oleh pelumas dengan viskositas
    lebih tinggi
    Viskositas rendah:
    Kontaminasi oleh pelumas dengan viskositas lebih rendah
Kondensasi, penyimpanan dan penanganan pelumas yang kurang baik, kap filter yang tidak
Air > 0,2% (2000 ppm) diseal.

Warning Levels              

Gear type Fe Cu Pb Sn Cr Al Si
Industrial Gears (Straight cut &
Helical) 200 50 10 20 10 10 50

Worm drives 50 300 10 50 50    


Automatic & powershift
transmission 50 100 10 20 20 20 25

Differentials/final drives (Bevel


and hypoid) 500 50 10 20 20 20 50
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai