Anda di halaman 1dari 108

General Industry Equipment Lubrication

Integrated Lubrication Management


Academy
Pertamina Lubricants
Oil Center Lt. 7
Jl. MH. Thamrin 55, Jakarta Pusat 10350
Daftar Isi

• Pelumasan Mesin Diesel


• Industrial Gear Oil
• Pelumas Hidrolik Industri
• Pelumasan Kompresor
• Pertamina Turbine Oil

Page 2
Pelumasan Mesin Diesel

Integrated Lubrication Management


Academy
Pertamina Lubricants
Oil Center Lt. 7
Jl. MH Thamrin 55, Jakarta Pusat 10350
ENGINE LUBRICATION

• ENGINE LUBRICATION
– MESIN DIESEL
– MESIN BENSIN (GASOLINE
ENGINE)
– MESIN 2 LANGKAH/TAK (TWO-
STROKES ENGINE)

Page 4
DIESEL ENGINE LUBRICATION
Tipe langkah kerja mesin diesel :
1 : Mesin dua langkah (two stroke engine), ukurannya besar-besar

2 : Mesin empat langkah (four stroke engine), ukurannya relative lebih kecil

Configurasi cylinder :
1 : Vertikal (in line engine) untuk mesin putaran rendah dan menengah

2 : Tipe V (V type engine) untuk putaran menengah dan tinggi

Tipe piston :
1 :Trunk piston ; diameter berbanding langkah = 1 : 1.5, Bi Bakar: Solar/MDF

2 :Cross head piston ; diameter berbanding langkah = 1 : 3, Bi Bakar: MFO/Residu

Page 5
6
Page 6
7
Page 7
Mesin diesel empat langkah

Page 8
Klasifikasi Diesel Engine

CROSSHEAD TRUNK PISTON


LOW SPEED MEDIUM SPEED MED/HIGH SPEED HIGH SPEED

Speed 60 – 120 300 – 1000 600 – 1500 600 – 2250


(rpm)
Bore (mm) 350 – 900 200 – 620 195 – 255 98 – 185
Output 760 – 5170 103 – 1350 100 – 250 20 – 170
(bhp/Cyl)
Applicatio Semua jenis kapal Mesin utama Locomotif Truk, Bus, Alat Berat
Carco ukuran ULCC maupun auxilary
n (Ultra large cargo
Trawlers Power Gen
mesin diesel Tug Boats Auxillary Generator
Carrier), Tanker, Bulk,
Container mulai dari kapal, genset Small Cargo Compressor
2000-500.000 DWT ukuran kecil, vessels
sedang sampai
Electric Power
besar
Generation
Ro-Ro, Ferry
vessels

Page 9
Prinsip Motor Bakar

Mesin pembakaran internal (internal combustion engine) adalah mesin yang


bekerja dengan melakukan pembakaran bahan bakar langsung di dalam mesin
tersebut. Ia bekerja dengan membakar hidrokarbon atau bahan bakar hidrogen
yang menekan piston.
Mesin tersebut diklasifikasikan sebagai reciprocating atau rotary, spark
ignition atau compression ignition, dan two-stroke atau four-stroke;

+ CO2
FUEL + OXYGEN
+ H2O(Water)
ENERGY
ENERGY
+ Nox
+ Sox
+ Soot
+ Unburned HC
+ Partial burned HC

Page 10
PERBEDAAN
Gasoline MESIN DIESEL DENGAN
& Diesel Engine
MESIN BENSIN
Gasoline engine Diesel engine

Air + Fuel
Air

Spark plug
Fuel injector

Variable Air/Fuel Ratio


Air to Fuel Ratio About 14.6:1
High Compression Ratio 14~20:1
Compression Ration 9.5:1
Cheap Fuel
High Power to Weight Ratio
More Fuel Efficient
Small in Size, and Light
Longer Life Span
Cheap to Buy
Good Reliability
Generally Quieter
Cheap to Run

Page 11
PERBEDAAN PEMBAKARAN MESIN DIESEL
Diesel Engine Fuelling Systems
DIRECT DAN INDIRECT
Indirect injection Direct injection

More Efficient Operation


Cheaper Injection Equipment Higher Injection Pressures
Engines Operate at Higher rpm Most Diesel Engines over
Fuel Quality Not as Critical 2.5L Are Direct
Injection

Ketika injeksi langsung digunakan, suhu ruang pembakaran juga naik dan katup akan
memiliki deposit suhu tinggi. Ini membutuhkan peningkatan dalam kinerja anti-oksidasi
suhu tinggi dan kinerja deterjen pada suhu tinggi.

Page 12
EngineDIESEL ENGINE
Breathing System LUBRICATION
Turbo Charging

Sebuah pompa berpenggerak knalpot yang menekan udara masuk dan


memaksa masuk ke dalam ruang pembakaran pada tekanan yang lebih
tinggi dari tekanan atmosfer.

Page 13
DIESEL ENGINE LUBRICATION
Engine Breathing System

Turbo Charger with Intercooler

Turbo dapat meningkatkan tenaga mesin secara signifikan tanpa meningkatkan


bobotnya, hal ini merupakan manfaat besar yang membuat penggunaan turbo
sangat populer!

Page 14
DIESEL ENGINE LUBRICATION

PELUMAS MESIN (crank case oils)

BAGIAN-BAGIAN YANG HARUS DILUMASI


 UPPER
• BANTALAN DUDUK (JOURNAL BEARINGS)
• BANTALAN JALAN (BIG-END BEARINGS)
• BANTALAN PENA TORAK (SMALL-END BEARINGS)
• SILINDER ( CYLINDER LINERS) & CINCIN TORAK
 LOWER
• SISTEM KATUP/KLEP (VALVE TRAIN)
• GIGI-GIGI DAN BANTALAN ALAT-ALAT BANTU
MESIN LAINNYA
• LAIN-LAIN

Page 15
Permasalahan yang berkaitan dengan pelumas

Page 16
DIESEL ENGINE LUBRICATION
• PELUMAS MESIN

– FUNGSI & SIFAT-SIFAT PELUMAS YANG


HARUS DIPENUHI :
• MENGHILANGKAN/MENGURANGI GESEKAN
• PENDINGIN
• PERAPAT (Sealing)
• PENCEGAH KARAT
• MEMBERSIHKAN
• TIDAK BEREAKSI DENGAN BAGIAN-BAGIAN
MESIN YANG DILUMASI ATAU BERSENTUHAN
DENGANNYA

Page 17
The Engine Lubrication System
DIESEL ENGINE LUBRICATION
FUNGSI PELUMAS MESIN DIESEL
 Lubrication of all sliding parts
 Cooling of the engine parts
: over heating protection
 Removal oil deposits,
combustion
residues and wear debris
 Corrosion protection
 Damping of noises and
vibrations
 Micro sealing (e.g. piston rings)
 Traction

Page 18
DIESEL ENGINE LUBRICATION

• PELUMAS MESIN

– KLASIFIKASI KEKENTALAN (VISCOSITY) PELUMAS MESIN


– KLASIFIKASI PERFORMANCE PELUMAS MESIN

Di AS ada tiga badan independen yang membentuk suatu


organisasi untuk masalah Standar Kualifikasi Performance di
bidang industri otomotif
Sistem tripartitie pada US Industry :
• SAE (Society of Automtive Engineer)
• ASTM (American Standard Testing Machine)
• API (American Petroleum Institute)

Page 19
DIESEL ENGINE LUBRICATION

• PELUMAS MESIN

– KLASIFIKASI PELUMAS MESIN


• SAE : Mewakili pihak pembuat mesin dan para
supliernya serta menentukan tuntutan (need)
dari spesifikasi minyak pelumas mesin baru
• ASTM : Mengembangkan dan memonitor
prosedure pengetesan serta membuat uraian
performance untuk suatu spesifikasi baru
• API : Mewakili pihak pembuat pelumas, membuat
serta mengeluarkan “service description” untuk
spesifikasi yang baru. Pemegang lisensi “donut
trademark”
Page 20
DIESEL ENGINE LUBRICATION

ORGANISASI INDUSTRI OTOMOTIF AS

SAE

US

INDUSTRY

TRIPARTITE SYSTEM
ASTM API

Page 21
DIESEL ENGINE LUBRICATION
– KLASIFIKASI API PELUMAS MESIN DIESEL
» CA
» CB
» CC
» CD, where CD 2 (UNTUK DIESEL 2
LANGKAH)
» CE
» CF & CF 4
» CG & CG 4
» CH & CH 4
» CI & CI 4
» CJ & CJ 4

Page 22
DIESEL ENGINE LUBRICATION

• KLASIFIKASI PELUMAS MESIN

SELAIN KLASIFIKASI PERFORMANCE MESIN API DIATAS DIKENAL


JUGA KLASIFIKASI EROPA ACEA (DULUNYA CCMC), KLASIFIKASI
TERBARUNYA SAAT INI UNTUK DIESEL ADALAH D4 DAN D5
UNTUK MESIN BENSIN ADALAH G4 DAN G5.
ADA JUGA KLASIFIKASI PERFORMANCE MESIN JEPANG, UNTUK
MESIN DIESEL YANG TERBARUNYA SAAT INI ADALAH DH4 & DH5

Page 23
DIESEL ENGINE LUBRICATION

ORGANISASI INDUSTRI OTOMOTIF EROPA

ACEA

CEC

ATIEL ATC

Page 24
DIESEL ENGINE LUBRICATION
ORGANISASI INDUSTRI OTOMOTIF EROPA

• ASEA (Assoc. des Constructeur Europeenne


Automobiles) : Mewakili pembuat mesin
(menggantikan CCMC). Yang akan menentukan
pelumas mesin Eropa
• ATIEL (Technique de I’Industrie Europeenne
des Lubricants : Mewakili pembuat pelumas
Eropa
• ATC (Additive Technical Committee) : Mewakili
pembuat aditif dan bahan bakar Eropa.
• CEC (Coordinating European Council) : Sebagai
kordinator badan-badan independen diatas.

Page 25
DIESEL ENGINE LUBRICATION

ORGANISASI INDUSTRI OTOMOTIF INTERNASIONAL*

ILSAC International Lubricant Standardisation


and Approval Commitee

AAMA JAMA
American Automobile Japan Automobile

Manufacturers Assoc. Manufactures Assoc.

Page 26
DIESEL ENGINE LUBRICATION

Parameter penting pemilihan pelumas

• Viskositas
• Base Number
• Kesesuaian dengan Bahan bakar
• Performance level
• Flash Point
• Ash content (CJ4)
• Menyesuaikan dengan parameter lainnya sesuai rekomendasi
OEM Manual

27
Page 27
DIESEL ENGINE LUBRICATION

Parameter penting pemilihan pelumas


• Viskositas

28
Page 28
DIESEL ENGINE LUBRICATION

TBN (Total Base Number)

• Definisi:
– Menunjukan kemampuan pelumas menetralisir
asam hasil pembakaran yang di lambangkan
dengan mg KOH/g
Efek Kelebihan TBN:
Filter Oli tersumbat karena banyaknya sludge dari TBN
yang tidak terpakai
Dinding mesin cepat menjadi aus karena TBN berlebih
menghasilkan abu dan menggosok permukaan

Efek Kekurangan TBN:


Mesin berkarat karena pelumas tidak mampu menetralisir
asam hasil pembakaran

Page 29
TERIMA KASIH

30
Page 30
Industrial Gear
Oil

Integrated Lubricants Management


Academy
Pertamina Lubricants
Oil Center Lt. 7
JL. MH Thamrin 55, Jakarta Pusat
Definisi

Gear adalah suatu peralatan mekanis untuk meneruskan


daya/energy atau merubah arah putaran dari suatu
poros ke poros yang lain melalui pasangan roda gigi.

Page 32
GEAR TYPE

• Energy is transmitted from


a power source to a
terminal point, through
gears that change :
– speeds
– directions
– torque

Page 33
Gear Lubrication

• Pelumasan adalah aspek yang paling kritis dalam aspek gear


maintenance
• Incorrect Lubrication :
– Menghasilkan noise level yang tinggi
– Frictional power losses
– Unnecessary maintenance cost
• Dengan pelumasan yang tepat dan benar, gear power
transmission lebih halus dan lebih merata
• Noise adalah tanda dari vibrasi- hampir selalu didefinisikan
sebagai “destructive force” dalam mesin

Page 34
Gear Lubricant

Pelumas pada roda gigi diformulasikan dan diaplikasikan


untuk:
• Mencegah kegagalan komponen
• Menjamin daya tahan kerja roda gigi
• Mengurangi biaya operasi
• Meningkatkan masa pakai roda gigi

Page 35
Fungsi Gear Lubricant

Page 36
Persyaratan Gear Oil

Page 37
Persyaratan Gear Oil

Page 38
Standard & Spesifikasi

Standard Industri Spesifikasi OEM


 AGMA 9005-E02  Cincinnati Machine Gear
 AIST classification 224  David Brown S1.53.101
 DIN 51517 Pt I, II & III  Flender Micropitting
 ISO 12925-1  GM LS2
 SEB 181226

Page 39
Standar Spesifikasi Utama Industri
 Lembaga Independen
Gear Oil
– AIST classification 224 (menggantikan US Steel
224)
– AGMA 9005 –E02
– DIN 51 517 Part 3
– ISO 12925-1
– SEB 181226

 Lembaga Komersial (OEM)


– David Brown S1.51.101 (SE)
– Cincinati Lamb Landis P-74 (C-220)
– General Motor LS-2
– Flender Micropitting

Page 40
Standard Industrial Gear Oil - Eropa
ISO 12925-1 CKC, CKD

 C: aplikasi gear
 K: no meaning
 Huruf ketiga terkait kondisi aplikasi

• CKB dengan anti oksidasi , Anti-Korrosi, dan Anti-foam (AF)


• CKC ditambah EP and AW
• CKD peningkatan thermal and oxidative stability untuk operasi
temperatur tinggi
• CKE CKB plus low coefficient of friction
• CKS CKE plus extreme temp cond (high/low)
• CKT CKS plus kemampuan operasi pada beban lebih tinggi

Page 41
Standard Industrial Gear Oil - US
AGMA 9005-E02, latest update 31 December 2002
• Is an update to the AGMA 9005-D94
• Main change Timken (ASTM D2782) has been removed for EP oils

AIST (Association of Iron & Steel Technology) Classifaction 224


• Third edition from 2007
• Includes FZG, Timken, Four Ball wear and load

GM LS 2 Version 5 from 30. Nov. 2004 Doc No: GM 1721


• Scope: EP gear oils, Worm Gear oils and Synthetic EP Gear oils
• Contains Four Ball Wear and Weld Load, Timken and FZG

David Brown No. S1.53 101


• Type M –Rust & Oxidition Gear Oil
• Type A –Antiwear Gear Oil
• Type E –EP Gear Oil

Page 42
MASRI SUPER FLG SERIES

• Premium Industrial Gear Oil (Flender Approved)


• Specially develop for Flender Gear Oil
• Better micropitting protection
• Better oxidation stability
• Prevent foaming and corrosion

Specification :
• Flender Rev. 13
• DIN 51517 Part 3
• AIST 224
• AGMA 9005-E02 (EP0

Page 43
Approval Masri Super FLG

Page 44
Terima Kasih

Page 45
PERTAMINA
Pelumas Hidrolik
Industri

Integrated Lubrication
Management Academy
Pertamina Pelumas
PT Pertamina Lubricants
Oil Center Blg Lt 6-7
http://www.pertamina.com
JL. MH Thamrin 55, Jakarta Pusat 10350
Basic Hydraulic - Hukum Pascal

100
kgs
1000
kgs
100 cm2
10
cm2

F
P= F= P XA
A

100
= 10 10 Kg/cm2 X 100 cm2 =
kgs
10 Kg/cm2 1000 kgs
cm2

Page 47
Klasifikasi Pompa & Motor

Brendan Casey, Preventing Hydraulic Failure

Page 48
Klasifikasi Pompa & Motor

Mungkin piunger?)

• Pompa Vane : • Pompa Piston: • Pompa Gear :


Vane design cam ring Pompa gear dan motor
yang berentuk elips beroperasi pada
memungkinkan letak kondisi tekanan yang
outlet pressure saling tidak setimbang
beroposisi sehingga sehingga
mengurangi beban menghasiklkan beban
mekanis pada shaft tinggi pada bearing.
dan bearing.
Brendan Casey, Preventing Hydraulic Failure

Page 49
Keunggulan Sistem Hidrolik
1. Padat/Compact

2. Mampu memproduksi daya yang


besar

3. Handal/Reliable

4. Tahan terhadap cuaca

5. Tahan terhadap air

6. Mudah dan cepat distart

7. Memberikan torsi yang besar

8. Mudah dikendalikan

9. Mudah dilakukan otomatisasi

Page 50
Definisi Sistem Hidrolik

Penggunaan Suatu Fluida Untuk Mentransmisikan Tenaga


guna Menjalankan Suatu Pekerjaan

Machine
Machine
Peralata
Peralata Tool
Tool
nn Locomotiv
Locomotiv
Pertania
Pertania e
e
nn Presses
Presses
Civil
Civil
Steel Mill
Steel Mill Engineeri
Engineeri
ng
ng
Mining
Mining
Injection
Injection Welding
Welding
Peralata
Peralata
Moulding
Moulding Robots
Robots
n
n
Konstruk
Konstruk
si
si

Page 51
Prinsip Kerja Hidrolik

Pemindah Tenaga
Pemindah Tenaga

Sebagai Perapat
Sebagai Perapat

Fungsi
Fungsi
Fluida
Fluida Mengendalikan Tekanan
Mengendalikan Tekanan
Hidrolik
Hidrolik

Media Pemindah
Media Pemindah Panas
Panas

Pelumas Mekanisme
Pelumas Mekanisme yang
yang
Kritis
Kritis

Page 52
Prinsip Kerja Hidrolik

Filler Breather
Cap
Komponen Sistem Hidrolis
Filter
Reservoir

Screen Baffle

Silinder
Saluran Saluran
Hisap Balik
Piston

Relief
Valve Saluran Aktif
Pompa
Valve
Saluran Bertekanan

Page 53
Tuntutan Pelumas Hidrolik

Page 54
Standar Performance

Pelumas Hidrolik
Antiwear

Pembuat peralatan (OEM),


lembaga pemerintah dan
organisasi-organisasi
standar menetapkan
srandar performance.

• Di A.S: OEM
• Di Eropa: Organisasi
standar nasional.

Pertamina Lubricants & Lubrizol, Ready Reference

Page 55
Spesifikasi Pelumas Hidrolik

Page 56
Spesifikasi Pelumas Hidrolik

Association Française de Normalisation (AFNOR)


• HH - Refined Mineral Non-Inhibited Oil
• HL - HH Oils Protected against rust and Oxidation

R&O
• HM – HL Oils with Improved Anti-Wear Properties
• HR – HL Oils with Improved viscosity / temperature

Properties
• HV – HM Oils with Improved vicosity / temperature

Properties
• HG – HM Oils with Anti-Slip properties
• HS – Synthetic Oil
• HF – Fire Resistant Oils

Page 57
Spesifikasi Pelumas Hidrolik

DIN (Deutsches Institut für Normung)

Page 58
Spesifikasi Pelumas Hidrolik

GM (LS-2) LH-03, 04, 06

Page 59
Pelumas Hidrolik Pertamina

Page 60
Turalik Series
Memenuhi Standard Mutu

• Denison HF-0 (approved)

• Vickers I-286 S, M-2950-S (approved)

• Cincinnati Milacron P-68 (approved for Turalik


43)

• Cincinnati Milacron P-69 (approved forTuralik


52)

• Cincinnati Milacron P-70 (approved for Turalik


48)

• JCMAS HK (Turalik 43 ISO VG 32)


Page 61
Approval Turalik Series

Page 62
Turalik XT Series
• Diformulasikan dari campuran base oil group I dengan III yang
berkualitas tinggi & aditif pilihan

• Telah memenuhi kebutuhan berbagai macam sistem hidrolik di industri

• Cepat dalam melepaskan properti ke udara, disipation heat yang baik,


memisahkan air dengan sangat baik & karakteristik busa untuk
memastikan kinerja yang unggul & perlindungan yang maksimal dalam
sistem hidrolik industri.

• Memaksimalkan usia servis pada peralatan

• Wear characteristic yang baik terhadap kontak logam dengan logam


untuk memperpanjang usia sistem hidrolik

• Stabilitas thermal & Oksidasi yang sangat baik sehingga


memperpanjang masa pakai minyak
Page 63
TURALIK XT

Page 64
TERIMA KASIH

Page 65
Pelumasan
Kompresor
By
Zainulfatiin Husin

Integrated Lubrication Management


Academy
PT. Pertamina Lubricants
Jl. MH Thamrin, Kav 55, Jakarta Pusat 10350
Klasifikasi Kompresor
I. Positive Displacement terbagi menjadi :
A. Reciprocating Compressor
– Trunk Piston
– Crosshead
B. Rotary Compressor
– Screw
– Roots
– Sliding Vane
– Liquid Ring
II. Kompresor dinamis :
A. Centrifugal Compressor
B. Axial Flow Compressor

Page 67
Compressor Type Classification

Types of Compressor

Compressor

Page 68
Pelumasan kompresor

• Pemilihan pelumas kompresor bukan hanya


bergantung pada jenis kompresor tetapi juga
gas yang dimampatkan. Secara umum, gas
terdiri dari empat jenis :
– Udara
– Inert gas
– Gas hydrocarbon
– Gas kimia aktif

Page 69
Gas Yang Dimampatkan
(Compressed)
• INERT GAS • REACTIVE GAS
– Hydrogen Chlorine
– Nitrogen Ammonia
Hydrogen
– Helium
Sulphide
– Carbon Dioxide Sulphur Dioxide
• AIR (UDARA) Oxygen
• GAS
HYDROCARBON

Page 70
Pelumasan kompresor

Pada kompresor dibedakan dua jenis pelumasan


– Pelumasan dalam (internal lubrication) atau
pelumasan silinder, yaitu pelumasan bagian-
bagian kompresor yang bersentuhan langsung
dengan udara/gas yang dikompresi

– Pelumasan luar (external lubrication) atau


pelumasan bering, yaitu pelumasan bagian-
bagian kompresor yang tidak bersinggungan
langsung dengan gas/udara yang dikompresi

Page 71
Pelumasan kompresor

• Ada beberapa perbedaan kebutuhan antara


pelumasan cylinder dan pelumasan bearing

• Pada berbagai kasus memungkinkan


menggunakan satu jenis pelumas untuk
pelumasan silinder dan bearing.

Page 72
Pelumasan kompresor

• Untuk reciprocating compressor, pelumasan dapat


terjadi dengan dua cara :
– Pelumasan silinder yang terpisah dengan
pelumasan bantalan crankshaft
– Pelumasan silinder menjadi satu dengan
pelumasan bantalan crankshaft

Page 73
Fungsi Pelumas Reciprocating
Kompresor

• Penyekat (seal) untuk mencegah Blow By


• Pembuang panas
• Pelindung terhadap korosi
• Single acting : sebagai pelumasan bearing dan cylinder
• Double Acting : pelumasan bearing dan cylinder terpisah
• Mencegah keausan

Page 74
Bagian yang dilumasi

• Secara umum bagian yang dilumasi adalah :


– Piston dan Ring piston
– Silinder
– Klep/Katup/Valve
– Crankshaft
– Connecting rod
– Main bearing dan crank pin bearing

Page 75
Karakteristik/Sifat-sifat Penting
Pelumas Reciprocating Compressor

• Mengurangi friksi dan wear : ring piston dengan silinder


• Pendingin : naiknya tekanan menaikkan temperatur
• Stabilitas oksidasi tinggi : reaksi pelumas yang panas
dengan Oksigen
• Tendensi pembentukan karbon rendah
• Volatility rendah : berhubungan dengan konsumsi
pelumas
• Foaming Tendency/Stability yang rendah
• Demulsibility : memisahkan air (embun)

Page 76
Karakteristik/Sifat-sifat Penting
Pelumas Reciprocating Compressor… (Lanjutan)

- Deterjensi/dipersant khususnya pada pelumasan silinder


- tahan terhadap panas (suhu 200 – 270 °C)
- Air Release yang baik
- Viscosity : ISO VG 32 - 150
- Viscosity Rendah ; Pelumasan silinder terpisah
(Viscosity terlalu rendah menyebabkan lapisan film tidak
memadai dan blow by)
- Viscosity tinggi : Trunk piston type
(Viscosity terlalu tinggi menyebabkan :
 gagal menyebar (dispersed), wear tambah
 fluid friction , kehilangan daya
 tendensi deposit tinggi

Page 77
Performance dan Sifat Penting
Pelumas Reciprocating Compressor

• FZG Antiwear ; stage 9/10


• RBOT (Test Oksidasi)

Page 78
Vertical Single Acting Air Compressor

Page 79
Vertical Double Acting Single Stage
Pelumas disirkulasikan dengan
tekanan dari pompa ke crankpin
bearing, dan melalui lubang pada
connecting rod diteruskan ke
crosshead pin bearing dan
crosshead guide.

Pelumas kembali dari crosshead


bearing dengan cara tetesan
melumasi main bearing
Untuk pelumasan silinder dan
ring piston digunakan pompa
melalui feed lubricator

Page 80
Ingersoll Rand Compressor (screw type)

Page 81
Screw compressor

Page 82
Single Stage Centrifugal Compressor

Page 83
Basic Single Stage Compression Refrigerating
System

Page 84
Kompresor Udara
• Single atau two stage trunk piston compressor
yang beroperasi pada kondisi tekanan dan
temperatur moderat menghasilkan udara
tekan dalam keadaan kering, umumnya dapat
dilumasi oleh pelumas type R&O kualitas
tinggi.

• Untuk compressor jenis portable biasanya


digunakan engine oil SJ, SH, SG ataupun
HDDO CF-4, CF

Page 85
Kompresor Udara
• Jenis minyak pelumas mesin juga digunakan bila
udara basah atau dari pengalaman diperoleh data
adanya keausan dan deposit yang cukup berat ketika
hanya menggunakan pelumas jenis sirkulasi (R&O)
• Kekentalan dipilih berdasarkan ambient
temperaturnya, bisa ISO VG 68, 100, atau SAE 20 dan
SAE 30
• Kompresor type crosshead pada operasi temperatur
discharge tinggi, yang menyebabkan valve deposit
bila menggunakan pelumas biasa, maka pelumas
sintetis (di-ester) atau paling tidak semi sintetis
diperlukan
• Dalam kondisi operasi relative ringan (mild),
kompresor type crosshead biasanya penggunaan
pelumas R&O Turbine PageOil 86
cukup memberikan
Cara Pemilihan Pelumas Kompresor Udara
Berdasarkan tekanan dan temperatur udara discharge
Kenaikan temperature atau tekanan

180 °C
or
30 bar
100 °C
or
10 bar

Piston Screw
(reciprocating) (rotary)
Compressors Compressors

Page 87
Kompresor Udara

• Bila diduga adanya kemungkinan ledakan


atau kebakaran, maka penggunaan pelumas
tahan api (fire resistant oil) sangat dianjurkan
umumnya dari jenis base oil sintetis fosfat
ester.

• Running gear dari kompresor crosshead


biasanya cukup dilumasi pelumas sirkulasi
jenis R&O (untuk penyederhanaan, silinder
sudah menggunakan sintetis oil) running
gearnya dapat menggunakan oli yang sama

Page 88
Kompresor Gas Inert

• Inert gas adalah jenis gas yang tidak beraksi dengan


pelumas, serta tidak terkondensasi didalam silinder,
meskipun pada tekanan yang sangat tinggi.
• Gas inert diantaranya :
– Nitrogen
– CO2
– CO
– Helium
– H2
– Neon
– blast furnace gas.

Page 89
Kompresor Amonia
• Ammonia umumnya memakai kompresor type dinamik,
meskipun ada yang menggunakan tipe reciprocating.
• Dalam kondisi sedikit basah, ammonia dapat bereaksi
dengan additive dan produk hasil oksidasi membentuk
sabun. Amoniak sedikit larut dalam pelumas.
• Pelumas yang dianjurkan jenis straight mineral oil
kualitas tinggi ataupun non additive sintetis
hydrocarbon based
• Bila kompresor digunakan untuk menekan consumable
gas (misalnya CO2 untuk Coca Cola), untuk pelumasan
silinder yang kontak dengan gas harus digunakan
medicinal grade (white oil).
• Namun ini tidak berlaku bagi operasi Kompresor
(penekanan) Oksigen uintuk kebutuhan medis, dalam
hal ini treatment dalam proses pemisahan oksigen
akan menghasilkan oksigen yang bebas pelumas
Page 90
Kompresor Gas Hydrocarbon
• Gas hydrocarbon yang umum adalah gas alam yang
utamanya adalah :
– Gas Methan
– Sebagian kecil jenis hydrocarbon lebih berat
seperti Ethan, dan Buthan
– Gas impurities N2, CO2.

Kompresor Gas Senyawa Kimia Aktif


• Gas dalam kelompok ini diantaranya adalah O2,
Chlorine, HCl, SO2, dan H2S
• Pelumas dari mineral petroleum sebaiknya tidak
digunakan disini mengingat kecenderungan tinggi
terjadinya ledakan

Page 91
Rotary Kompresor
• Stright Lobe
– Pelumas yang digunakan dari jenis R&O, anti wear type
mungkin diperlukan untuk meningkatkan umur roda gigi.
– Viskositas biasanya ISO VG 150 (normal ambient
temperature), dan ISO VG 220 untuk ambient temperature
tinggi.

• Screw (helical Lobe) Compressor


– Biasanya dilumasi oleh pelumas mesin SAE 20 ataupun
pelumas ATF
– Untuk kondisi basah, temperatur ambient rendah, pelumasan
sirkulasi (umumnya digunakan) pelumas sirkulasi R&O
kualitas tinggi
– Untuk kondisi operasi berat dimana dengan pelumas mineral
terjadi pembentukan sludge dan deposit maka diperlukan
pelumas sintetis
– Dry screw compressor hanya memerlukan pelumasan
bearing dan gear, sehingga cukup dilumasi dengan pelumas
sirkulasi R&O
Page 92
Rotary Kompresor
• Pengenceran juga terjadi bila gas
hydrocarbon terlarut dalam pelumas

• Untuk mengurangi kondensasi dianjurkan


untuk menurunkan temperature silinder wall
dengan meningkatkan pendinginan di dinding
silinder (cooling jacket)

• Penurunan viskositas ini dapat diatasi dengan


menggunakan viskositas satu grade
diatasnya.

Page 93
Standar Performance & Kekentalan

• Beberapa lembaga yang menetapkan standar


performance pelumas kompresor :
– German standard DIN : 51503, 51506
– British standard : BS 2626/1992
• Type A
• Type B

• Standar kekentalan pelumas kompresor mengikuti


standar ISO VG, biasanya pada kisaran ISO VG 32 -
150

Page 94
PERTAMINA TURBINE OIL

Integrated Lubrication Management


Academy
PT. Pertamina Lubricants
Oil Center Lt 5-7
JL. MH Thamrin 55, Jakarta Pusat
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION

DEFINISI JENIS TURBINE & APLIKASI


• Turbine adalah rotating equipment GAS TURBINE
machinery yg merupakan salah satu  Power Generation
penggerak utama (prime mover),  Industri (mechanical drive)
yang memberikan energi mekanis  Aircraft
pada suatu industri , dan mengambil STEAM TURBINE
energi dari aliran fluida.  Power Generation
• Mesin penggerak utama selain turbin  Industri
adalah diesel engine, gas engine, WATER TURBINE
 Hydro-power Generation
gasoline engine.
WIND TURBINE
 Power Generation

Page 96
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Gas Turbine section

Page 97
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Steam Turbine section
Steam
Labyrinth control
seal valve casing
Main rotor
LO Rear
pump bearing

Front Labyrint
bearing Thrust
h seal
bearing

Page 98
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Combine Cycle Turbine

Page 99
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Water/Hydro Turbine

Page 100
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Komponen yang Memerlukan Pelumas
Thrust Plain/
Bearin Rolling
g Bearin
Journal
g Hydrauli
Bearin
g c Control
System

Komponen yang
Couplin Dilumasi Gearbox
g (Reducer/
Increaser
)

Turning Sealing
Gear System

Page 101
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Fungsi Pelumas Turbin

• Pelumas Turbin adalah komponen yang sangat kritis dalam sistim


turbin untuk menjaga reliability/kehandalan sistim.

• Fungsi Pelumas Turbin :


– Melumasi bearing dan rodagigi untuk mengurangi keausan/
gesekan
– Sebagai media pemindah panas/pendingin
– Hydraulic medium untuk governor, actuator pd control valve
dan safety devices.
– Mencegah terbentuknya karat pada komponen turbine
– Media pembersih dg membawa wear debris dr bearing/
komponen lain ke sump tank dan filter.

Page 102
TURBINE THEORY, TYPE & APPLICATION
Formulasi Pelumas Turbin

• Antioxidants

• Rust Inhibitor

• Foam Inhibitor

• Demulsifiers

• AW/EP

Base Oil

Additive

Page 103
PERFORMANCE LEVEL / SPESIFIKASI

Page 104
Pertamina Turbine Oil
Pelumas Turbine
Pertamina
TURBOLUBE SERIES
• Menggunakan Base Oil Group II
• Tersedia 5 grade Viscosity : ISO VG 32, 46, 68, 100, 150

TURBOLUBE XT SERIES
• Menggunakan Base Oil Synthetic Group III
• Tersedia 3 Grade Viscosity : ISO VG 32, 46, 68

Page 105
Quality
Setara dengan Major Oil Company

Page 106
Quality Approval

Approval

Page 107
TERIMA KASIH

Page 108

Anda mungkin juga menyukai