Kendaraan Hybrid

DAFTAR ISI

• Apakah kendaraan Hybrid ?

• THS II (TOYOTA Hybrid System)
• Engine
• Hybrid Transaxle
• Inverter Assembly
• HV Battery
• THS II Operation
• ECB (Electronically Controlled Brake)
• Indicator dan Warning
• System lainnya
• Service Point
• Kendaraan Hybrid lainnya

2
Apakah kendaraan Hybrid?

3
APAKAH KENDARAAN HYBRID ?
• Mengapa kendaraan hybrid diperlukan? (ppmv)

600

500

CO2 Concentration
400

300

Naiknya penjualan 1970 2006 260

1200 1400 1600 1800 2000
kendaraan
Bertambahnya konsumsi 2100

energi

Diperlukan kendaraan dengan emisi CO2 dan

4
konsumsi bahan bakar yang rendah
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Mengapa kendaraan hybrid diperlukan?
• Hybrid technology merupakan inti dari pengembangan eco-car

Ultimate eco-car
•Konsumsi bahan bakar
rendah
•Emisi CO2 rendah
DPNR: Diesel Particulate NOx Reduction
DPR: Diesel Particulate active Reduction system
D-4: Direct Injection 4-stroke
EV: Electric Vehicle THS II
CNG: Compressed Natural Gas FCHV
THS

DPNR D-4

CNG DPR Lean Burn EV

Common-rail VVT-i

Alternative Diesel Gasoline Electric

5

Energy Engine Engine Vehicle

APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Jenis Sistem Hybrid
• Seri Sistem Hybrid
• Dalam sistem ini, mesin yang digunakan untuk memasok daya
listrik ke motor, yang kemudian memutar roda

6
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Jenis Sistem Hybrid
• Paralel Hybrid System
• Roda diputar oleh mesin dan motor

7
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Jenis Sistem Hybrid
• THS (TOYOTA Hybrid System)
• Poin utama dari kedua sistem seri / paralel diwujudkan dalam satu sistem

8
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Jenis Sistem Hybrid
• Perbandingan sistem Hybrid

Fuel Economy Improvement Driving Performance

System
Idling Energy High-efficiency Total Continuous
Acceleration
Stop Recovery Operation Control Efficiency High Output

Series
     
Parallel
     
THS
(Series /
Parallel)
     
9
: Sangat bagus : Bagus : Kurang bagus
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Kendaraan Hybrid lainnya
• Fuel cell hybrid vehicle
PRIUS FCHV
(THS) (Fuel Cell Hybrid Vehicle)

Engine Fuel Cell

Power Power
Control Control
Unit Unit
Battery Battery

Motor Motor
10
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• THS II (TOYOTA Hybrid System)
• Konsep

Konsumsi bahan Tenaga

bakar rendah besar
11
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Metode mengemudi
• Kendaraan dapat berjalan pada bensin saja, dan tidak perlu mengisi ulang
• Jika muatan baterai turun, mesin menggerakkan generator, yang mengisi kembali
baterai

12
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Metode mengemudi
• Kendaraan dapat dikendarai jika lampu  "READY" on.
• Mesin akan mati saat kendaraan berhenti, untuk meningkatkan ekonomi bahan
bakar
• Mesin dihidupkan secara otomatis setelah kendaraan sudah berjalan

13
APAKAH KENDARAAN HYBRID?
• Jumlah Kendaraan Hybrid Dijual

PRIUS
(NHW11)
LS600h
PRIUS
Cumulative Sales

(NHW20)
ESTIMA* RX400h

GS450h

CROWN* ALPHARD* C-HR

CAMRY

HIGHLANDER
Aqua
Corolla

1997
14
THS II
(TOYOTA Hybrid System)
PRIUS [NHW20]

15
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Komponen THS II

HV Battery

Generator (MG1)

Engine

Inverter
Power-
dividing
Motor (MG2)
Device

16
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• System Diagram

Click here to see

Shift Position operation of
Hybrid Transaxle Electric A/C
Sensor shift lever Compressor
(Shift, Select)
MG1 MG2
Accelerator
Pedal Position
Sensor
A/C
HV Inverter
EV Mode Inverter
ECU
Switch

Engine Boost DC – DC
ECU Converter Converter
Engine

Skid Control SMR1, 2 and 3

Brake ECU
Actuator
CAN Auxiliary
Speed Battery HV Battery
DLC3 ECU
Sensors Battery
17
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Lokasi komponen

HV Battery
Inverter

Engine

Hybrid Transaxle
•Generator (MG1)
•Motor (MG2) 18
•Power-dividing Mechanism
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Outline
• Tekanan dari kendaraan konvensional

Kendaraan
Item THS II Catatan untuk THS II
konvensional
•Dapat digerakkan motor
•Mesin (Engine OFF)
Power
Mesin •Motor •Kekuatan mesin dibagi
Source
•Generator untuk menggerakkan dan
sumber listrik
•Membagi tenaga mesin,
Trans- •A/T
Power Splitter motor dan generator
misi •M/T
•Berfungsi seperti CVT

Kontrol kerjasama antara

•Hydraulic Brake
Rem Hydraulic Brake rem hidrolik dan
•Regenerative Brake
regeneratif
•12V Battery High-voltage supply untuk
Baterai 12V Battery
•201.6V Battery motor drive
Kontrol •HV ECU 19
Mengontrol mesin, motor
Power Engine ECU •Engine ECU
dan generator
Train •Inverter
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Outline
• Kerja sistem

Normal
Start-off Driving Acceleration Deceleration Stop

Electric Motor and Motor dan mesin Battery Engine

motor only Engine (daya tambahan charging automatically
diambil dari baterai) shuts off

20
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Outline
• Kerja sistem

Kendaraan berhenti Start-off, Pengendaraan normal

Pengendaraan beban
rendah, mundur

21

Pengendaraan beban Deselerasi Kendaraan berhenti

tinggi (Mengisi)
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• 1NZ-FXE Engine
• 1.5 liter, In-line 4-cylinder, 16-valve DOHC, gasoline engine

1NZ-FXE

X = Atkinson Cycle

22
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Hybrid Transaxle
• Termasuk motor AC 500V, generator dan mekanisme pembagi power
• Menggunakan mekanisme transmisi continuously variable untuk menghasilkan
kerja yang lembut dan halus

MG2
MG1

mekanisme
pembagi power

23
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• HV Battery
• Baterai Full sealed nickel metal hydride (Ni-MH)
• DC 201.6V
• Terletak di belakang kursi belakang

24
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)

• Inverter Assembly
• Inverter
• DC  Tegangan tinggi AC
• Variable-voltage System
• DC 200V bertahap naik hingga Max.
DC 500V
• DC-DC Converter
• DC 200V bertahap turun hingga DC
12V
• A/C Inverter
• DC  AC untuk memutar kompresor
A/C
25
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Brake System
• ECB (Electrically Controlled Brake)
• Tekanan hydraulic rem dikontrol oleh signal listrik dan bersamaan
dengan regenerative brake

Keperluan Kontrol
pengemudian hidraulik rem
Skid
Control
HV ECU
ECU

Regenerative
Kondisi kendaraan Brake Control

26
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Steering System
• Menggunakan EPS (Electric Power Steering)

EPS ECU

EPS Motor

27
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Air Conditioning System
• Compact, high-performance scroll compressor diputar oleh
motor

Electric Inverter Compressor 28

THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Multi Display
• Energy Monitor

29
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Multi Display
• Fuel consumption indicator

30
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Auxiliary Battery (12V)
• Auxiliary battery mensuplai power ke lampu besar, audio dan
kesemua ECU
• Menggunakan baterai Sealed-type battery

Auxiliary
Battery

31
THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Power Cable
• Orange-colored wire harness / connector

High-voltage circuit

High-voltage Wire Harness

32

High-voltage Wire Harness

THS II (TOYOTA HYBRID SYSTEM)
• Service Plug
• Shut off the high-voltage circuit

Service Plug

33

Perhatian: Pakailah sarung tangan terisolasi ketika melepaskan / menghubungkan Service Plug untuk
mencegah sengatan listrik
Mesin

34
ENGINE
• Atkinson Cycle
• The “X” of the 1NZ-FXE menunjukkan
Atkinson cycle
penggunaan siklus Atkinson, prinsip yang
diterapkan untuk mesin kendaraan ini
High thermal efficiency

35
1NZ-FXE (PRIUS)
ENGINE
• Gambaran
• Atkinson cycle

Compression Stroke < Expansion Stroke

High thermal efficiency

36

Compression Expansion
ENGINE
• Overview
• Atkinson cycle
• Tergantung dari kondisi pengendaraan, volume silinder langkah kompresi
bervariasi oleh VVT-i

Valve Timing (Intake Valve) Cylinder Volume

TDC
105º

105º 90º

VVT-i
Operation
72º
72º
37

BDC
ENGINE
• Overview
• Spesifikasi

Item 1NZ-FXE (’04 PRIUS) 1NZ-FE (Corolla)

Jumlah silinder dan susunan 4-Cylinder, in-line 
16-Valve DOHC,
Valve Mechanism 
Chain Drive, VVT-I
Displacement cm3 (cu. in.) 1497 (91.3) 
Bore x Stroke mm (in.) 75.0 x 84.7 (2.95 x 3.33) 
Compression Ratio 13.0 10.5
Max. Output EEC (-W, -Q) 57 kW @ 5000 rpm 78 kW @ 6000 rpm
Max. Torque EEC (-W, -Q) 115 N·m@ 4200 rpm 145 N·m@ 4200 rpm
Open 18 - -15 BTDC 42 - -2 BTDC
Intake
Valve Close 72 - 105 ABDC 10 - 50 ABDC
Timing Open 34 BBDC 42 BBDC
Exhaust
Close 2 ATDC 
Emission Regulation STEP IV STEP III 41
ENGINE
• Overview
• Ruang Mesin

Drive belt simply layout

TOYOTA Genuine Radiators (untuk mesin

Super LLC dan inverter) satu buah 43
ENGINE
• Throttle Body (ETCS-i)
Prius menggunakan linkless electronic throttle control

Besarnya injekan pedal

gas tidak sama dengan
pembukaan pada sistem
THS II
.

44
ENGINE
• Throttle Body (ETCS-i)
Throttle valve di kendalikan oleh motor DC.

Throttle valve initial opening angle 3°

Untuk mencegah katup menempel saat
dingin.
Throttle Control Motor Return spring

Throttle Position Sensor Throttle Valve

45
ENGINE
• Throttle Body (ETCS-i)
Throttle valve di kontrol oleh HV ECU.

ETCS-i juga mengontrol cruise control system. 46

ENGINE

 Cooling System
Radiator (untuk mesin dan inverter) satu piece

depan
Radiator
(untuk mesin)

Drain Plug
(untuk mesin)

Radiator
(untuk Inverter)

47
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• General
• Sistem ini mengurangi jumlah bahan bakar yang menempel di dinding intake
port setelah mesin start

Coolant pada
Before engine start
tangki

Jumlah bahan
bakar yang
menempel
berkurang
saat setelah
Coolant panas ke
mesin start
cylinder head Dipanaskan

48
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Komponen
Ke/dari heater
Engine Coolant core
Temp. Sensor

Water Pump
(dari Heater)

Coolant Heat
Storage
Water Water Pump
Valve

Coolant Heat
Storage Tank
49

Coolant Heat Storage Reverse Side

Tank Outlet Temp. Sensor
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Coolant Heat Storage Tank
• Tangki ini menyimpan coolant panas dan dijaga hangat

Coolant Heat
Storage Tank

Coolant Heat
Storage Front
Tank Outlet
Temp. Sensor

Drain Plug

50
Perhatian: Coolant dalam tangki ini panas
bahkan saat mesin dan radiator dingin
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Coolant Heat Storage Tank
ENGINE
• Aliran coolant pada kerja preheat

dari Engine

Vacuum

Depan

Drain
Plug
Cross-section
51

ke Water Valve
(Cylinder Head)
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Coolant Heat Storage Water Pump
• Spesifikasi
ENGINE

Tipe Pompa Centrifugal Pump

Tipe Motor DC Brush Motor

Volume aliran 23.5 liter

(per menit) (24.84 US qts., 20.68 Imp qts.)
Kerja Preheat (14V)
32 kPa
Tekanan Keluaran
(4.64 psi, 0.326 kgf/cm)

Volume aliran 21 liters

(per menit) (22.19 US qts., 18.48 Imp qts.)
Kerja Penyimpanan (12V)
25.5 kPa
Tekanan Keluaran
(3.70 psi, 0.260 kgf/cm)
52
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Water Valve
• Katup ini merubah aliran coolant antara mesin, tangki penyimpanan panas coolant dan
heater core

Coolant Heat
Storage Tank
Rotary
Valve Coolant Heat
Storage Tank

Heater Motor
Core
Engine Heater
Core Engine
53
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Service Point
• Penggantian Coolant
• Membuang engine coolant

Perhatian: Coolant dalam tangki ini panas bahkan saat

mesin dan radiator dingin

1. Lepas konektor coolant heat storage water pump

2. Lepas radiator cap
3. Hubungkan selang vinyl ke drain cocks (engine, radiator,
coolant heat storage tank)
4. Kendurkan drain cock plug (engine, radiator, coolant heat
storage tank), dan buang coolant
5. Buang coolant didalam tangki reservoir radiator

54
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Service Point
• Penggantian Coolant
• Mengisi engine coolant

1. Kencangkan drain cock plug dan lepas selang vinyl (engine, radiator,
coolant heat storage tank)
2. Hubungkan selang vinyl ke bleeder plug dari radiator dan masukkan
sisi lain selang ke reservoir tank
3. Gunakan kunci sock 6 mm , kendurkan radiator bleeder plug dari
lubang service
4. Isi coolant ke radiator
5. Kencangkan bleeder plug radiator dan pasang tutup radiator
6. Isi tangki reservoir radiator dengan coolant sampai ke level full
7. Hubungkan konektor pompa air coolant heat storage
8. Hubungkan Intelligent Tester II ke DLC3 dan IG/ON 55
ENGINE
• Coolant Heat Storage System
• Service Point
• Penggantian Coolant
• Mengisi engine coolant

9. Lakukan ACTIVE TEST dari pompa air (pompa air coolant heat
storage bekerja selama 30 sec.)
10. Kendurkan bleeder plug radiator dan isi coolant ke radiator
11. Kencangkan bleeder plug radiator
12. Ulangi langkah 9 sampai 11 sampai coolant tidak bisa ditambah lagi
13. Lepas selang vinyl
14. Panaskan mesin sampai thermostat terbuka (inspection mode)
15. Matikan mesin, dan tunggu sampai coolant dingin
16. Isi coolant ke radiator
17. Ulangi langkah 14 hingga 16 sampai level coolant berhenti dan turun
18. Periksa DTC dan hapus DTC yang berkaitan dengan pompa air 56
ENGINE
• Drive Belt System
• A/C compressor pulley tidak ada
• Simply belt layout

Adjust Bolt

Idler Pulley

Water Pump Pulley

Crank Pulley

A/C compressor pulley

is not existing
57
ENGINE
• HV Immobiliser System
Mesin tidak dapat hidup tanpa kunci yang teregistrasi

Transponder Key Engine ECU

Amplifier and Coil
Transponder
Chip

Transponder HV
ID Key ECU ECU
Injector
Key Code Spark
Plug
Key Slot
Power
Smart Supply
Control MG1, 2
ECU
ECU

58
Hybrid Transaxle

60
HYBRID TRANSAXLE
• Overview
• Tipe P112
• Komponen:
• MG (Motor Generator) 1
• MG (Motor Generator) 2
• Power-dividing Mechanism (Planetary
Gears)
• Reduction Mechanism
• Differential Mechanism
• Fluid type: ATF WS
• Capacity: 3.8 liters

61
HYBRID TRANSAXLE
• Overview
• Tipe P112
Chain-drive
Planetary Gears Sprocket

MG2 MG1

62
HYBRID TRANSAXLE
• Overview
• Tipe P112

Counter Drive
Gear
Chain-driven Counter-
Sprocket driven Gear
Reduction
Final Drive Mechanism
Pinion Gear

Final Ring
Gear
Differential 63

Mechanism
HYBRID TRANSAXLE
• MG1 / MG2
• Kompak dan ringan, efesiensi tinggi AC500V motor generator

MG1 MG2

Planetary
Gear

64
HYBRID TRANSAXLE
• MG1
• Main operations  Generator
• Saat mesin starting  Starter

Stator Coil
MG1
Rotor

65

Speed Sensor
HYBRID TRANSAXLE
• MG2
• Saat jalan  Main power ke tenaga mesin (Starting off) atau sebagai tenaga
tambahan
• Saat mengerem  Merubah energi kinetik ke energi listrik

Stator Coil MG2

Rotor

66

Speed Sensor
HYBRID TRANSAXLE
• Speed Sensor (Resolver)
• Mengetahui posisi, kecepatan dan arah dari MG1 / MG2 rotor

Speed Sensor
Speed Sensor (untuk MG2)
(untuk MG1)

67
HYBRID TRANSAXLE
• Transaxle Damper
• Terpasang pada lokasi Ply Wheel

Mengurangi shock yang terjadi saat energi kinetik disalurkan

68
HYBRID TRANSAXLE
• Cooling System
• Cooling circuit digunakan untuk kedua dari MG1 / MG2
• Sistem pendingin terpisah dari mesin

Reservoir Reservoir Tank

Pump

MG1 / 2

Radiator
Electric
Radiator Water Pump
69
Inverter
HYBRID TRANSAXLE
• Oil Pump
• Sistem pelumasan bertekanan melalui penggunaan pompa trochoid untuk melumasi
main shaft bearing
• Pompa oli berfungsi saat mesin hidup

Oil Pump

70
MOTOR LISTRIK
• Motor Induksi
• MotorInduksi terdiri dari 2 bagian.
Stator dan Torotr

MOTOR INDUKSI
71
MOTOR LISTRIK
• Motor Induksi
• Stator menghasilkan Rotating Magnetic Field bila diberi tegangan AC 3 phase

STATOR
72
MOTOR LISTRIK
• Motor Induksi
• Rotating Magnetic Field

73

RMF
MOTOR LISTRIK
• Motor Induksi
• Rotor terdiri dari batang konduktor.

ROTOR
74
MOTOR LISTRIK
• Motor Induksi
• Magnet yang berputar.
Dengan memerikan tegangan AC 3 pase pada stator maka arah magnet pada stator akan
berputar oleh karena terjadi induksi pada konduktor stator

75
MOTOR LISTRIK
• Motor Magnet Permanen

76
MOTOR LISTRIK
• Motor Magnet Permanen

77
MOTOR LISTRIK
• Motor Magnet Permanen

78
MOTOR LISTRIK
• Motor Magnet Permanen
 Back emf pada stator akibat potongan magnet permanen rotor

79
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)
 Relukstansi

V
I=
R

β
ɸ=
R

80
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)
 Relukstansi

81
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)

82
Relukstansi tinggi
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)

83
Relukstansi rendah
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)

84
MOTOR LISTRIK
• Internal Permanen Magnet Synchronous reluctance
motor (IPMSynRM)

Rotor Ferrit
dengan
Relukstansi
rendah

85

Magnet Permanen
MOTOR LISTRIK
• Internal Permanen Magnet Synchronous reluctance
motor (IPMSynRM)

86
MOTOR LISTRIK
• Synchronous reluctance motor (SynRM)

87
Inverter Assembly

88
INVERTER ASSEMBLY
• Komponen

• Inverter
• DC  AC tegangan tinggi

• Variable-voltage System
• DC201.6V bertahap naik hingga max.
DC500V

• DC-DC Converter
• DC201.6V diturun kan ke DC 12V

• A/C Inverter
• DC  AC untuk menjalankan
kompresor A/C
89
INVERTER ASSEMBLY
• Komponen

Inverter Assembly

MG1
Variable-
voltage Inverter
System
MG2
HV Battery

A/C
Inverter

DC - DC
Converter
90
INVERTER ASSEMBLY
• Variable-voltage System
• Merubah DC 201.6V  Max. DC 500V

Max. DC 500V
 
Inverter Assembly
DC 201.6V

MG1
Variable-
DC 201.6V voltage System DC500V
Inverter AC500V
•IPM (IGBT)
•Reactor
MG2
HV Battery

: Discharge : Charge 91
INVERTER ASSEMBLY
• Kerja Inverter
• Motor control

Torsi Motor dikontrol Kecepatan Motor dikontrol oleh

dengan besarnya arus frekwensi

Kecepatan
Torsi tinggi
tinggi

Torsi Kecepatan
rendah rendah

92
INVERTER ASSEMBLY
• DC – DC Converter
• DC201V  DC 12V

Inverter Assembly
HV Battery
Variable- MG1
voltage Inverter
System
MG2

DC – DC Converter

DC AC 201.6V AC
DC 12V
  
DC 201.6V AC AC 12V DC
Auxiliary
Battery
93
INVERTER ASSEMBLY
• A/C inverter
• Merubah DC201.6V  AC201.6V

A/C ECU

Target DC 201.6V
Compressor HV ECU 
Speed AC 201.6V

AC 201.6V
DC 201.6V A/C Inverter

HV Battery
Electric
Inverter Assembly Inverter
Compressor
94
INVERTER ASSEMBLY
• Cooling System
• Cooling circuit yang digunakan untuk inverter assembly
• Untuk pendingin mesin terpisah

Reservoir Reservoir Tank

Pump

MG1 / 2

Radiator
Electric
Radiator Water Pump
95
Inverter
HV Battery Assembly

96
HV BATTERY ASSEMBLY
• Power Supply
• Baterai HV yang mensuplai ke MG1 / MG2
• Auxiliary battery mensuplai power ke HV ECU dan Engine ECU (semua ECU)
• Saat keduanya berfungsi baik, kendaraan akan bisa start.

97
HV Battery Auxiliary Battery
(DC 201.6V) (DC 12V)
HV BATTERY ASSEMBLY
• Komponen

Module

Current
Sensor

Battery ECU
SMR3

SMR2 SMR1

Service
Resister
Plug
Connector
98
HV BATTERY ASSEMBLY
• Battery Module
• Nickel metal hydride (Ni-MH) battery
(1.2V x 6 cells) x 28 modules = 168 cells = DC 201.6 V

28 Module

Module
(1.2V x 6 cells)

99
HV BATTERY ASSEMBLY
• Battery ECU
• Kontrol utama dari baterai HV SOC (State of charge)
• Memastikan kapasitas baterai

Battery ECU
CAN
SOC HV Battery Cooling Fan
Battery Control Condition Detection Control
Cooling Fan
Relay Electrical Leakage Detection Diagnosis Function •HV ECU
for High-voltage System for HV Battery •Engine ECU
•A/C ECU
Battery
Cooling Fan
Controller Voltage x 14 Temp. x 4
+
Temp. Sensors
Service
Plug
(Thermistor)
Battery
Cooling Fan
Motor - 100
Current
Sensor HV Battery
HV BATTERY ASSEMBLY
• Battery ECU
• Mengontrol SOC (kondisi pengisian) sesuai karakteristik THS
• SOC menjaga kira kira, 60%. Kekurangan ini diperuntukkan saat mengisi
melalui regenerative braking
• Mengirim permintaan ke HV ECU untuk menjaga bekerjanya SOC

101
HV BATTERY ASSEMBLY
• SOC Control
• Saat SOC menurun, Baterai ECU akan mengirim signal “Charge Request” ke
HV ECU

Battery ECU
Charge Power
SOC Request Request Engine
HV ECU
ECU

Control

Voltage
(SOC)

Charging
Charge Drive
MG1

HV Battery Engine102
HV BATTERY ASSEMBLY
• SMR (System Main Relay)
• Meng ON / OFF rangkaian tegangan tinggi

SMR3

SMR1

SMR2

103
HV BATTERY ASSEMBLY
• SMR
• Shutdown control

READY OFF At Collision

104

Interlock Switch OFF

(Service plug grip disconnection, Inverter cover open)
HV BATTERY ASSEMBLY
• Service Plug
• Meng OFF kan rangkaian tegangan tinggi secara manual

Service Plug

105
HV BATTERY ASSEMBLY
• Auxiliary Battery
• Auxiliary battery mensuplai power ke headlights, audio, dan semua ECU

Auxiliary
Battery

106
HV BATTERY ASSEMBLY
• Auxiliary Battery
• Menggunakan baterai tipe Sealed-type

Catatan:
menjaga dari pengisian cepat
Karena cairan baterai tidak
dapat diisi ulang
Jangan gunakan baterai biasa

107
HV BATTERY ASSEMBLY
• Auxiliary Battery
• Jump Start Terminal
• Terminal ”+” dari auxiliary battery untuk jump start

Jump Start
Terminal

108
Kerja THS II

109
KERJA THS II
• Komponen

HV Battery

Generator (MG1)

Engine

Inverter
Power-dividing
Device
Motor (MG2)
Differential
Mechanism

110
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

MG2
Engine MG1

Power-dividing
Rantai Mechanism

111

Ke roda depan
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

MG 1 MG 2
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

Starting Off
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

Engine start
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

Charging
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

Mundur
KERJA THS II
• Power-dividing Mechanism (Planetary Gears)
• Sun gear: MG1
• Planetary Carrier: Engine
• Ring Gear: MG2 (Roda Depan)

Acceleration
KERJA THS II
• Engine Starting dan Idling

Kecepatan
kendaraan

118
KERJA THS II
• Kendaraan mulai berjalan

Kecepatan
kendaraan

119
KERJA THS II
• Akselerasi dengan beban ringan(Light Throttle)
• Permintaan power lebih, MG1 menghidupkan mesin

Kecepatan
kendaraan

120
KERJA THS II
• Akselerasi dengan beban berat (Full Throttle)

Kecepatan
kendaraan

121
KERJA THS II
• Deselerasi (perlambatan)

Kecepatan
kendaraan

122
KERJA THS II
• Jalan mundur

Kecepatan
kendaraan

123
KERJA THS II
• Kontrol THS-II
• Motive Force Suppression Control
• Ketika terdeteksi roda slip, HV ECU mengontrol MG2 Motif Force dan menerapkan
kekuatan rem hidrolik

Each
wheel Slipping
Skid High Speed
Speed Control HV ECU
Sensors ECU

Traction
Control

Speed
Sensor
MG2
Brake
Force
Inverter
124
KERJA THS II
• Kontrol THS-II
• Motor Drive Mode Control (kecuali model U.S.A.)
• Dalam mode ini, kendaraan dijalankan oleh hanya Mg2 dengan mengoperasikan EV
mode Switch

EV Engine ECU
Mode
Combination Switch Battery ECU
Meter
•SOC Condition
EV Mode Gateway •Battery Temp.
Indicator
Light
ECU
HV ECU HV
Battery
Accelerator Pedal Drive
Position Sensor

Inverter
Speed Skid Control
Sensors ECU
125
KERJA THS II
• Kontrol THS-II
• Motor Drive Mode Control (kecuali model U.S.A)
• EV Mode Switch merupakan tipe momentari

EV Mode
Switch

126
LHD Model
KERJA THS II
• Kontrol THS-II
• Motor Drive Mode Control (momentary )
• Kondisi kerja

Push

Normal EV Mode

EV mode canceling conditions

•EV mode switch is pushed
•HV battery SOC drops
•HV battery temp. is low or high
or •Engine is warming up
•Vehicle speed exceeds the
specified speed 127
•The accelerator pedal position
angle exceeds the specified value
ECB
(Electronically Controlled Brake)

128
ECB (ELECTRONICALLY CONTROLLED BRAKE)
• Umum
• Jumlah kekuatan rem yang disediakan oleh kedua
rem hidrolik dan regeneratif sesuai dengan daya
pengereman yang dibutuhkan

129
Regenerative Brake Hydraulic Brake
ECB (ELECTRONICALLY CONTROLLED BRAKE)
• Kerja ECB
• Tekanan rem hidrolik dihasilkan oleh elektrikal
• (brake by wire)

ECB Vehicle Brake Force

Generation
Skid Control
Sensor Control
ECU

Conventional Vehicle

Brake Force
Generation 130
Indicator and Warning

131
INDICATOR AND WARNING
• Combination Meter
• Lampu READY menunjukkan bahwa kendaraan siap untuk drive

Ready Light

132
INDICATOR AND WARNING
• Multi Display
• Energy monitor memperlihatkan aliran energi

133
INDICATOR AND WARNING
• Multi Display
• Warning display
• Tanda Peringatan

High Engine
Oil EPS
Discharge Coolant
Pressure Warning
Warning Temperature
Warning
Warning

Automatic
Hybrid HV Headlight
System Battery Leveling System
Abnormal Warning Warning

134
INDICATOR AND WARNING
• Multi Display
• Warning message

135
Sistem Lain Lain

136
SISTEM LAINNYA
• General
• Mesin bekerja secara intermiten, hingga
power steering dan kompresor A/C
menggunakan power elektrikal

EPS (Electric Power Steering) Electric Inverter Compressor

137
SISTEM LAINNYA
• EPS (Electric Power Steering)
• Column assist menggunakan tipe EPS

EPS ECU

DC Motor
(12V)

Reduction Torque Sensor

Mechanism

138

Column Assist Tipe EPS

SISTEM LAINNYA
• Air Conditioning
• Service Point
• Jangan menggunakan oli kompresor selain ND11

ND
-O
L1I
1

ND-OIL8

139
Service Point

140
SERVICE POINT
• Mode Pemeriksaan
• Pada mode pemeriksaan, mesin secara terus menerus bekerja (P range) dan motor
TRC akan off

Kondisi
Mode Perihal Prosedur Transfer
Kendaraan

•Manual
Mode pemeriksaan •Biarkan mesin •Exhaust gas test
procedure
-Pemeriksaan 2WD hidup (P range) •Engine adjusting
•Intelligent tester
(Inspection Mod1) •Motor TRC OFF •Speedometer test
(Active Test)

Mode pemeriksaan
Speedometer test
-Pemeriksaan 2WD Intelligent tester
Motor TRC OFF (chassis
Chassis-Dynamo (Active Test)
dynamometer)
(Inspection Mod2)
141

Note: Other hybrid vehicle has several types of inspection mode.

For derails, please refer to the repair manual.
SERVICE POINT
• Inspection Mode
• Prosedur Manual

within 60 seconds

with brake

Accelerator
Pedal
OFF

IG-ON
IG-ON

Depress Depress Depress READY
twice twice twice 142

Ganti power mode ke OFF  Mode permeriksaan di batalkan

SERVICE POINT
• High-voltage Wire Harness
• Semua wire harness tegangan tinggi berwarna orange

High-voltage Wire Harness

143

High-voltage Wire Harness

SERVICE POINT
• High-voltage Wire Harness
• Gunakan megohmmeter untuk mengukur tahanan insolator (Standard: 2  10
M)

Tidak dapat memeriksa

Megohmmeter tahanan insulator
dengan benar
menggunakan TOYOTA
Electrical Tester
Umumnya menggunakan range 500V

Catatan: Jika menggunakan range 1000V, 144

akan menyebabkan part rusak

SERVICE POINT
• High-voltage Wire Harness
• Resiko electric shock
Kasus Kondisi Resiko Electric Shock

Menyentuh high-voltage bagian + Tidak beresiko

Menyentuh bodi (bagian high-voltage)

Tidak beresiko
Saay terdapat kebocoran elektrikal

Menyentuh sisi + high-voltage saat Kemungkinan

terjadi kebocoran elektrikal electric shock

Menyentuh sisi + dan - high-voltage Electric shock

145 !
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Sebelum pekerjaan pada area high voltage
• Pastikan lakukan sebagai berikut;

1. Gunakan tanda "CAUTION: HIGH VOLTAGE. DO NOT

TOUCH DURING OPERATION"
2. Power mode di off kan
3. Cabut kunci dari slot dan simpan kunci
4. Lepas terminal negatif auxiliary battery
5. Periksa sarung tangan insulator
6. Lepas service plug
7. Tunggu lebih dari 5 min.
8. Ukur tegangan terminal inverter (pemeriksaan 0V)
146
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Sebelum pekerjaan pada area high voltage
1.Gunakan tanda "CAUTION: HIGH VOLTAGE. DO NOT TOUCH DURING
OPERATION“ untuk memperingatkan teknisi lainnya

147
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Sebelum pekerjaan pada area high voltage
5.Periksa sarung tangan insulator

Tidak retak, pecah, sobek

atau rusak

148

Tidak basah
• Peringatan Keselamatan
• Sebelum pekerjaan pada area high voltage
6.Lepas service plug

Simp
a
dika n
nton
g

Service Plug

149
Lepas sebelum pengerjaan
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Sebelum pekerjaan pada area high voltage
8.Ukur tegangan terminal inverter (pemeriksaan 0V)

0V

Antara 3
phases

3 phases dan
body ground

0V

150

Inverter Assembly
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Pada saat pekerjaan pada area high voltage
• Lapisi isolasi peralatan dengan vinyl tape

Insulated Vinyl Tape

151
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Pada saat pekerjaan pada area high voltage
• Isolasi konektor tegangan tinggi dengan isolasi vinyl tape

Insulated Vinyl Tape

152
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Pada saat pekerjaan pada area high voltage
• Jalur tegangan tinggi menggunakan mur non-reusable untuk pemasangannya

Baru Cintoh penggunaan

Wire x SMR
Bekas

153
Non- Junction Block x Module
reusable
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Setelah pekerjaan pada area high voltage
• Sebelum memasang service plug, periksa kembali sebagai berikut

Tidak meninggalkan part

atau tool didalam

Mur dan baut terminal

tegangan tinggi
dikencangkan dengan benar

Konektor harus benar benar

terhubung

154
SERVICE POINT
• Peringatan Keselamatan
• Setelah pekerjaan pada area high voltage
• Pastikan pemeasangan service plug sebelum menghidupkan hybrid system

Kendaraan
rusak
Setelah
Pekerjaan

Pemasangan 155

READY ON
SERVICE POINT
• Respon Saat HV Baterai (201.6V) Habis
• Kondisi kendaraan saat baterai HV tegangannya rendah

 Lampu Peringatan Baterai HV Nyala

 Didak dapat READY ON

 DTC P3000-389 (Baterai HV malfunsi) terdeteksi

156
SERVICE POINT
• Respon Saat HV Baterai (201.6V) Habis
• Charge baterai HV menggunakan THS Charger

THS
Charger

THS Charger
157

Catatan: Peralatan THS charger yang direkomendasi

SERVICE POINT
• Pembongkaran/Pemasangan Battery
• Jika elektrolit HV battery bocor, jangan disentuh

Menetralkan
battery
electrolyte

Boric Acid Solution

Jangan menyentuh
elektrolit baterai !

158
Boric Acid Water
(800 g) (20 liters)
SERVICE POINT
• Derek

159

Catatan: Jika terjadi kebocoran elektrikal, motor

menghasilkan listrik oleh putaran roda