Pada dasarnya sistim MAC bekerja berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap,
dalam hal ini MAC berfungsi mengatur kondisi udara di dalam kabin kenderaan
atau mobil dengan cara mengambil panas atau kalor serta mengkondensasikan
uap air melalui evaporator. Proses perpindahan panas ini dapat terjadi karena
1
adanya refrigeran yang mengalir dalam instalasi dengan bantuan kompresor,pada
proses ini perlu adanya perbedaan tekanan untuk mengimbangi perbedaan
temperatur di dalam serta di luar kabin, dimana perbedaan tekanan ini
dipertahankan oleh kompresor dan katup ekspansi.
Dengan mengetahui prinsip kerja ini beserta komponennya diharapkan para
peserta pelatihan dapat memahami penanganan masaalah AC Mobil mulai dari
pemasangan sampai pada perawatan dan perbaikkan.
2
2.1.1.1 Mekanisme Kompresi.
Pada valve plate dipasang dua jenis valve yaitu suction valve yang
dipasang pada permukaan bagian bawah valve plate dan discharge valve
yang dipasang pada permukaan bagian atas valve plate seperti yang
dapat dilihat pada gambar 1-3
- Langkah Tekan.
3
Saat piston bergerak naik gas refrigeran didalam silinder ditekan keluar
melalui discharge reed valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan
dan suhu tinggi,pada saat yang sama suction reed valve tertutup akibat
tekanan yang tinggi tersebut seperti yang dapat dilihat pada gambar 1- 5.
4
Pada kompresor ini sejumlah piston diatur pada swash plate dengan jarak
72 derajat untuk kompresor 10 silinder dan 120 derajat untuk kompresor
6 silinder. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan
maka pada sisi yang lain melakukan langkah hisap.
2.1.2.1 Mekanisme Kompresi.
Pada Kompresor tipe ini gerakan rotasi dari shaft diubah menjadi gerakan
translasi piston melalui swash plate dan shoe, dimana sebuah piston
kerja ganda beroperasi untuk dua buah silinder yang terletak di sisi kiri
dan kanan yang langkah kerjanya dapat dilihat pada gambar 1-7
dibawah ini.
- Langkah Hisap
Ketika piston bergrak kekiri maka piston bagian kanan menghisap
refrigeran melalui suction valve pada silinder sebelah kanan dan
discharge valve sebelah kanan menekan valve plate sehingga valve ini
akan tertutup.
- Langkah Tekan
Bersamaan dengan itu piston bagian kiri menekan refrigeran keluar
melalui discharge valve pada silinder sebelah kiri dan suction valve
sebelah kiri ditekan ke valve plate sehingga valve tertutup
5
2.1.3. Kompresor Torak tipe Wobble plate ( 6 silinder ).
6
Pada kompresor ini dua buah sudut Through vane diletakkan saling
membentuk sudut diantara rotor, ketika rotor berputar vane akan bergerak
kearah radial di dalam rotor dan bergesekan dengan dinding silinder, dimana
gerakan ini akan menghisap dan menekan refrigeran seperti yang dapat dilihat
pada gambar 1-10 dibawah ini.
7
2.1.4.1 Mekanisme Kompresi.
- Langkah Hisap
Waktu rotor berputar ruangan vane (a),(b) dan dinding silinder bagian
dalam bertambah sehingga refrigeran akan terhisap kedalam silinder
melalui sisi masuk ( suction port ) proses ini berakhir ketika vane (b)
melewati suction port.
- Langkah Tekan.
Setelah menyekesaikan langkah hisap ruangan disekitar vane (a), dan
(b) berkurang, gerakan ini akan menekan refrigeran di dalam silinder,
sehingga refrigeran bertekanan keluar melewati discharge port dan
mengalir ke dalam ruangan tekanan tinggi.
8
2.2. Kondensor.
Fungsi dari kondensor ini adalah untuk mendinginkan refrigeran dalam bentuk
gas yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi yang keluar dari
kompresor dan mengubahnya menjadi cairan. Proses pendinginan ini disebut
dengan proses kondensasi yaitu dimana sejumlah besar panas dilepaskan dari
kondensor ke udara pendingin, untuk memperoleh aliran udara pendingin yang
cukup maka dari itu kondensor ditempatkan didepan radiator.
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat beberapa tipe kondensor yang banyak
digunakan.
2.2.1 Tipe laluan tunggal ( Single Passage )
Pada kondensor tipe ini uap refrigeran mengalir melewati satu laluan
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini
9
Kondensor tipe ini mempunyai tiga arah laluan refrigeran untuk menaikkan
unjuk kerja pendinginan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini
2.3. Evaporator.
Fungsinya adalah untuk menyerap panas dari ruangan yang akan didinginkan
dimana panas yang diserap ini digunakan untuk menguapkan refrigeran. Proses
penyerapan panas ini terjadi ketika udara dilewatkan melalui bagian luar
evaporator yang dilengkapi dengan sirip sirip dari alumunium.
Ketika udara hangat melewati evaporator dan didinginkan di bawah suhu
pengembunan maka uap air yang terdapat di dalam udara akan mengembun dan
10
menempel pada fin- fin evaporator membentuk titik titik air, jika saat suhu fin
evaporator di bawah 00 C maka titik air tersebut berubah menjadi bunga es atau
membeku, jika hal ini terjadi maka efisiensi perpindahan panas pada evaporator
menurun.
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat beberapa tipe evaporator yang banyak
digunakan.
11
Gambar 1-18 Evaporator tipe Drawn Cup.
12
Gambar 1- 19 Katup Ekspansi
13
Gambar 1- 20 Filter/ Receiver- dryer
14
Prinsip kerja kopling magnetik adalah sebagai berikut pada saat mesin mobil
hidup puli berputar karena terhubung dengan poros engkol ( crank shaft ) melalui
belt, tapi kompresor tidak bekerja sebelum magnetic clutch diberi arus listrik.
Ketika AC di hidupkan amplifier memberi arus ke koil stator sehingga pada stator
terbentuk medan magnet selanjutnya medan magnet yang terbentuk ini akan
menarik pressure plate dan pressure plate ini menekan permukaan gesek pada
puli. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran puli dan
memutar kompresor, seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-22 dibawah ini.
15
MODUL 2
REFRIGERAN
16
Tabel 1 Penggunaan berbagai jenis refrigeran
Refrigeran Penggunaan pada bidang Penggunaan pada bidang
pendingin Lain
R – 11 Chiller Sentrifugal Pengembang busa, Pelarut
R – 12 Lemari es rumah tangga Pengembang busa
Dispenser air,Cold storage,
Acmobil,Pendingin minuman
botol,Chiller,Display cabinet di
supermarket
R – 22 AC rumah tinggal dan komersial
Chiller,Cold storage.
17
3. Refrigeran Hidrokarbon murni (R-600a).
Refrigeran ini terdiri dari satu komponen zat hidrokarbon dan mempunyai
sifat azeotropik pada tekanan tetap serta menguap dan mengembun pada
temperatur tetap pula. Karakteristik termodinamika refrigeran ini identik
dengan refrigeran lain yang sama sama terdiri dari zat tunggal.
Contoh dari refrigeran ini adalah Iso-butana(R-600a) yang mempunyai titik
didih -11,80C dan Propana (R-290) dengan titik didih -42,40C pada tekanan
atmosfer, refrigeran ini digunakan secara umum pada lemari es rumah
tangga. Kapasitas pendinginan refrigeran hidrokarbon murni hanya 60%
dari kapasitas pendinginan refrigeran Chlorofluorocarbon (CFC-12),
refrigeran ini tidak dapat digunakan untuk me retrofit sistem yang
menggunakan CFC-12 karena prestasi sistem tidak akan sempurna.
4. Refrigeran Hidrokarbon campuran (HCR-12).
Refrigeran ini terdiri dari campuran beberapa komponen zat hidrokarbon
dan mempunyai sifat zeotropik, contoh refrigeran ini adalah campuran
antara Propna dan Iso-butana (HCR–12) dengan komposisi masing
masing 50%. Refrigeran ini mempunyai sifat yang sangat mirip dengan
CFC-12 sehingga dapat digunakan untuk me retrofit sistem yang
menggunakan CFC-12 tanpa memodifikasi sistem.Akan tetapi penanganan
refrigeran hidrokarbon campuran ini berbeda dengan CFC-12 seperti pada
saat proses pengisian refrigeran dimana HCR–12 ini harus dikeluarkan dari
tabung dalam bentuk cairan supaya komposisinya tepat. Apabila
dikeluarkan dalam bentuk gas maka komposisinya menjadi tidak tepat
sehingga sistem tidak akan mempunyai kapasitas pendinginan yang
sempurna. Disamping itu yang harus diperhatikan dalam penggunaan
refrigeran ini adalah tingkat kemurniannya, makin tinggi tingkat
kemurniannya semakin rendah tingkat kelembaban dan kontaminannya.
Pemakaian refrigeran yang tidak murni akan membuat filter dryer menjadi
jenuh sehingga menyebabkan terjadinya pembekuan pada katup ekspansi
atau pipa kapiler. Refrigeran hidrokarbon campuran ini menguap dan
mengembun pada suatu kisaran temperatur tertentu yaitu antara
18
temperatur penguapan dan temperatur pengembunan yang disebut dengan
temperatur glide.
Pada tabel 2 dibawah ini dapat dilihat refrigeran pengganti CFC
19
2. Dengan memeriksa tekanan dalam tabung refrigeran
Yang dimaksud dengan pemeriksaan tekanan dalam tabung adalah
mengukur lansung tekanan refrigeran dalam tabung kemasannya
memakai alat pengukur tekanan gauge manifold. Pengukuran tekanan ini
dapat dilakukan dengan cara memasang selang penghubung yang salah
satu ujungnya ketabung dan ujung yang lain ke pengukur tekanan (gauge
manifold), dengan demikian tekanan dalam tabung terbaca pada alat
pengukur tekanan, pada tabel 4 dibawah ini dapat dilihat perbedaan
tekanan tabung tiap jenis refrigeran.
Tabel 4 Perbedaan tekanan refrigeran pada tebung
Refrigeran Tekanan tabung (Bar)* Tekanan tabung (psig)*
*tekanan yang terukur adalah tekanan relatif (gage) pada 32 oC. Nilai tekanan akan berubah jika
temperatur sekeliling berubah.
20
Maksud dari pengukuran ini adalah untuk dapat membedakan R-12
dengan R-134a, pengukuran tekanan dilakukan sampai dengan
temperatur 600 C. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tabung
sampel yang diisi dengan refrigeran yang akan diukur ( jangan diisi
sampai penuh sisakan untuk uap ) yang disambungkan ke pengukur
tekanan, kemudian rendam tabung yang berisi refrigeran dalam air
hangat yang bertemperatur 400 C sampai 600 C setelah keadaan
setimbang catat tekanan yang terukur, Pada tabel 6 dibawah ini dapat
dilihat tekanan refrigeran pada temperatur tinggi.
21
MODUL 3
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
22
Gambar 3-1 Tang Multimeter digital
23
Sedangkan peralatan listrik lainnya yang mungkin diperlukan antara lain
cutter atau pembuka isolator kawat ( wire stripper ), tang pemutus kawat
dan isolator tape.
b. Peralatan pipa, peralatan pipa yang perlu disediakan adalah
- Pemotong pipa, agar hasil pemotongan pipa rata dan tetap bulat serta
tidak terjadi keretakan saat pemotongan karena pipa instalasi AC
bahannya dari tembaga sehingga pada saat pipa di flare atau di swage
pipa tidak pecah dan hasilnya baik maka digunakan alat ini seperti
yang dapat dilihat pada gambar 3-3 dibawah ini.
24
- Tool Set Flaring dan Swaging, untuk menyambung pipa dengan
nipple atau pipa lain maka salah satu ujung pipa harus dibesarkan.
Alat ini digunakan untuk membesarkan ujung pipa tersebut dan
dapat dilihat pada gambar 3-5 berikut.
25
1. Rumah Pompa
2. Rotor
8
3. Kaca Penduga Oli
7 9 4. Saluran Isap
6 10 5. Airing/katup isolasi
11 6. Perangkap debu Gauge Manifold
12
7. Terminal masukan –
8. Tuas katup ballast gas milibar
5 13 9. Terminal keluaran
10. Peredam suara
4 14 11. Filter Oli
3 12. Katup keluaran (terendam oli)
15 13. Saluran keluaran
14. Saluran ballast gas
2
16 15. Injeksi oli
1 16. Sudu (vane), 3 buah
26
untuk menganalisa kerusakan, dimana gauge manifold ini dapat di lihat
pada gambar 3-7 berikut.
27
Gambar 3- 8 Leak Detector Electronic
- Mesin recoveri dan recycle (2 R), fungsi dari mesin ini adalah untuk
mengeluarkan dan menampung (recovery) refrigeran serta mendaur
ulang (recycle) refrigeran yang ditampung, dimana mesin 2R ini dapat
di lihat pada gambar 3-9 berikut.
28
Gambar 3 - 10 Mesin Automatic Vacuum and Charging Electronic
3.2 Pemasangan.
1. Keselamatan teknisi atau mekanik,untuk menjaga keselamatan teknisi pada
saat melakukan pemasangan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Harus memakai kaca mata kerja selama melakukan pemasangan, karena
apabila gas refrigeran menyerap ke mata dapat menyebabkan kebutaan
akibat kandungan air dalam biji mata membeku.
b. Harus hati hati ketika mengisi refrigeran, ketika mengisi refrigeran sambil
menjalankan kompresor sekali kali jangan membuka katup tekanan tinggi
pada gauge manifold, apabila katup tersebut di buka kaleng servis akan
meledak.
29
1. Untuk tidak mengganggu fungsi dari bagian bagian mobil pada saat
melakukan pemasangan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pemasangan lepas kabel massa accu untuk
mencegah penyalaan api dari hubungan singkat.
b. Jangan merubah posisi saluran bensin, sistim rem dan sistim stir
c. Agar setiap komponen tidak bersinggungan satu sama lain jaraknya
harus diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
- Antara selang radiator dengan fan radiator minimal 15 mm.
- Antara fan radiator dengan radiator minimal 20 mm
- Antara fan radiator dengan crank shaft puli minimal 5 mm
- Antara pipa rem atau selang bahan bakar dengan komponen
lainnya minimal 15 mm.
d. Dalam pemasangan kabel kabel setiap hubungan stop kontak harus
dimasukkan sampai sedalam dalamnya, untuk kontak massa harus
dikencangkan tahanan sekerupnya serta setiap kabel yang
menembus plat rangka mobil harus diberi perlindungan dilubang
tersebut dengan karet.
e. Setelah instalasi AC dipasang pada mobil harus diperiksa apakah pipa
pipa instalasi tidak bersinggungan dengan bagian bagian mobil seperti
sistim rem, sistim pengapian, saluran bensin serta komponen lainnya,
keadaan ini perlu di periksa dengan menghidupkan mesin mobil
dengan melepas salah satu terminal busi dibuat kontak dengan massa
agar mesin mobil bergetar.
30
Langkah langkah Pemvakum dan Pengisian Refrigeran
31
3.3.1 Proses pemvakuman dan pengisian refrigeran.
Hal yang sangat penting dalam perawatan AC mobil ini adalah menghindari
adanya udara dalam instalasi karena udara ini mengandung uap air, apabila
terdapat sejumlah kecil udara maka uap air yang terkandung pada udara tersebut
akan membeku membentuk butiran es (frost). Dimana butiran es ini akan menutup
nozel katup ekspansi, sehingga sirkulasi refrigeran terhenti yang menyebabkan
sistim tidak bekerja. Satu satunya cara untuk menghilangkan kadar air ini adalah
dengan menguapkan kandungan air tersebut dengan cara memvakumnya dengan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Pasang manifold gauge pada kompresor dengan cara menghubungkan hose
tekanan tinggi ( selang warna merah ) ke discharge kompresor dan hose
tekanan rendah ( selang warna biru ) ke suction kompresor serta hose tengah
pada manifold gauge ( selang warna kuning ) ke inlet pompa vakum seperti
yang dapat dilihat pada gambar 3-11 beriktu.
32
Gambar 3 - 12 Pemasangan Manifold Gauge
33
2. Proses pengisian refrigeran, proses ini dilakukan dengan cara memasang
service can tap valve dengan memutar handle berlawanan arah jarum jam
terlebih dahulu sehingga jarumnya tertarik penuh ke atas, setelah itu putar disc
berlawanan arah jarum jam sampai mencapai posisi tertinggi. Kemudian
sekrupkan valve ke tabung serta putar penuh disc searah jarum jam dan
sambunkan hose tengah manifold gauge ke service can tap valve. Putar
handle searah jarum jam sampai tabung refrigeran berlubang, lalu putar
handle berlawanan arah jarum jam sehingga gas dapat masuk ke hose tengah
manifold gauge. Tekan pentil disamping manifold gauge sesaat untuk
mengeluarkan udara yang terkurung di hose tengah manifold gauge,kemudian
buka valve HI pada manifold gauge sehingga refrigeran dalam bentuk gas
masuk ke dalam sistim, ini merupakan pengisian awal. dalam hal ini posisi
mesin dalam keadaan mati. Dimana proses ini dapat dilihat pada gambar 3-13
berikut.
34
Gambar 3 - 14 Pengisian Refrigeran awal
35
Gambar 3 - 16 Pengisian Refrigeran akhir
36
1. Pemeriksaan melalui penglihatan dan pendengaran seperti pengecekan pada :
a. Apakah kondensor kotor, pada kasus ini pendinginan kondensor akan kurang
yang menyebabkan proses perpindahan panas kurang sempurna sehingga
kapasitas pendinginan rendah.
b. Apakah saringan udara tersumbat, kalau tersumbat maka aliran udara akan
berkurang sehingga kapasitas pendinginan rendah.
c. Apakah oli kompresor menempel pada sambungan pipa, pada bagian yang
kelihatan ada oli, kemungkinan disitu terjadi kebocoran refrigeran.
d. Periksa jumlah refrigeran melalui sight glass receiver.
e. Apakah belt kendor
f. Suara yang tidak normal ( noise )
1. Pemeriksaan menggunakan manifold gauge.
Dibawah ini dapat dilihat pemecahan masaalah dengan menggunakan
manifold gauge :
a. Kondisi normal,pemeriksaan pada kondisi normal ini dilakukan setelah
mesin dipanaskan beberapa saat dan pemeriksaan dilakukan pada kondisi :
- putaran mesin : 1500 rpm
- Suhu masuk blower : 30 – 350C
- Kecepata blower : HI
- Temperatur kontrol : Maksimum
37
b. Refrigeran kurang.
c. Sirkulasi tersumbat.
38
No Masaalah Penyebab Tindakan
1 Jika instalasi tersumbat Instalasi tersumbat, ada Periksa receiver,katup
sempurna tekanan LO kebocoran pada instalasi ekspansi,
dibawah 0 kg/cm2
2 Jika instalasi tersumbat Instalasi tersumbat Terasa adanya perbedaan
sebagian tekanan LO suhu masuk dan keluar pada
akan rendah komponen yg tersumbat.
Lakukan pemvakuman
setelah kerusakan diperbaiki
39
d. Kompresi kompresor Jelek.
40
g. Instalasi kemasukan udara
41
i. Mengatasi masaalah kelistrikan.
Untuk mengatasi masaalah kelistrikan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Persiapan, lakukan persiapan dan temukan lokasi komponen elektrik
menurut petunjuk pada car repair manual atau pada manual lain yang
berkaitan (multimeter, wiring diagram A/C Mobil)
- Prosedur, untuk memudahkan dalam mempelajarinya dibawah ini
diperlihatkan contoh wiring diagram, wiring diagram pada A/C dapat
dibagi dua bagian yaitu sirkuit blower dan sirkuit pendingin.
42
43
b. Pemeriksaan komponen pada sirkuit blower.
- Langkah 4 dan 5 Pemeriksaan Heater Relay,hidupkan kunci kontak,periksa
tegangan masuk pada terminal 3 dan 5 dengan Ohm meter, jika tidak ada
tegangan mungkin kabel antara heater relay dan gauge fuse putus atau kabel
antara battery dan heater putus dan perbaiki, sirkuit dari Heater Relay ini dapat
dilihat pada gambar 3-25
44
selanjutnya periksa hubungkan antara heater relay dengan terminal switch
blower dengan cara sebagai berikut :
- Periksa hubungan antara terminal 1 heater relay dengan terminal 12 blower
switch dan antara terminal 9 switch blower dan ground pada mobil.
- Periksa tahanan antara terminal 4 heater relay dan terminal 9 switch blower
pada masing masing posisi
Pemeriksaan ini dapat dilihat pada gambar 3 -26 dan 3 -27 berikut :
Saat kita merubah posisi switch blower pada posisi OFF sampai HI harga tahanan
berubah bertingkat sesuai posisi switch blower.
45
46
c. Pemeriksaan komponen pada sirkuit A/C.
Langkah 1 dan 2 Pemeriksaan switch A/C, hidupkan switch A/C dan switch blower
periksa tegangan pada terminal 10 dan 3 pada posisi switch A/C di ECON, jika
tegangan tidak 12 Volt maka kabel antara fuse A/C dengan terminal 3 dan 10 tidak
terhubung atau switch A/C rusak. Selanjutnya buka connector switch A/C dan periksa
hubungan masing masing terminal seperti yang diperlihatkan pada table berikut .
47
Gambar 3 - 29 A/C Switch
48
e. Pemeriksaan Cara kerja Fan Condensor
Pemeriksaan ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut, hidupkan switch A/C
dan switch blower periksa kerja Fan Condensor dengan memeriksa 4 buah relay
pada kondisi suhu air pendingin mesin dan beban pendingin rendah, jika pada
saat suhu air pendingin tinggi maka putaran kondensor akan berubah cepat.
Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel berikut,
Dimana sirkuit dari Fan Condensor ini dapat dilihat pada gambar 3-31,3-32 dan
gambar 3-33 berikut.
49
Gambar 3 - 31 The Circuit for Low Fan Speed Operation
50