Anda di halaman 1dari 50

MODUL I

PRINSIP KERJA AC MOBIL ( MAC)


Air Conditioner adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengatur :
a. Suhu Udara
b. Sirkulasi Udara
c. Kelembaban Udara
d. Kebersihan Udara.

1. PRINSIP KERJA AC MOBIL ( MAC )

Gambar 1-1 Skema dasar AC Mobil

Pada dasarnya sistim MAC bekerja berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap,
dalam hal ini MAC berfungsi mengatur kondisi udara di dalam kabin kenderaan
atau mobil dengan cara mengambil panas atau kalor serta mengkondensasikan
uap air melalui evaporator. Proses perpindahan panas ini dapat terjadi karena

1
adanya refrigeran yang mengalir dalam instalasi dengan bantuan kompresor,pada
proses ini perlu adanya perbedaan tekanan untuk mengimbangi perbedaan
temperatur di dalam serta di luar kabin, dimana perbedaan tekanan ini
dipertahankan oleh kompresor dan katup ekspansi.
Dengan mengetahui prinsip kerja ini beserta komponennya diharapkan para
peserta pelatihan dapat memahami penanganan masaalah AC Mobil mulai dari
pemasangan sampai pada perawatan dan perbaikkan.

2. KOMPONEN UTAMA AC MOBIL ( MAC )


Komponen utama dari AC Mobil terdiri dari :
2.1. Kompresor.
Fungsi dari kompresor ini adalah untuk mensirkulasikan refrigeran di dalam sistim
sekaligus untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan evaporasi ke tekanan
kondensasi, kompresor AC Mobil ini dapat dikelompokkan menjadi :
2.1.1 Kompresor Torak tipe Crank shaft ( 1- 6 silinder ),
Pada Kompresor ini putaran dari crank shaft diubah menjadi gerakan
translasi (naik-turun) torak seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-2
dibawah ini.

Gambar 1- 2 Kompresor Torak tipe Crank shaft.

2
2.1.1.1 Mekanisme Kompresi.
Pada valve plate dipasang dua jenis valve yaitu suction valve yang
dipasang pada permukaan bagian bawah valve plate dan discharge valve
yang dipasang pada permukaan bagian atas valve plate seperti yang
dapat dilihat pada gambar 1-3

Gambar 1- 3 Valve Plate


- Langkah Hisap
Saat piston bergerak turun, discharge reed valve pada posisi tertutup
karena tekanan refrigerant pada sisi tekan lebih besar dari tekana di
dalam silinder dan pada saat yang sama suction reed valve terbuka
akibat kevakuman di dalam silinder sehingga refrigeran mengalir masuk
seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-4.

Gambar 1- 4 Langkah Hisap

- Langkah Tekan.

3
Saat piston bergerak naik gas refrigeran didalam silinder ditekan keluar
melalui discharge reed valve dan dialirkan ke kondensor dengan tekanan
dan suhu tinggi,pada saat yang sama suction reed valve tertutup akibat
tekanan yang tinggi tersebut seperti yang dapat dilihat pada gambar 1- 5.

Gambar 1- 5 Langkah Tekan

2.1.2 Kompresor Torak tipe Swash plate ( 6, 10 silinder )

Gambar 1- 6 Kompresor Torak tipe Swash plate

4
Pada kompresor ini sejumlah piston diatur pada swash plate dengan jarak
72 derajat untuk kompresor 10 silinder dan 120 derajat untuk kompresor
6 silinder. Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan
maka pada sisi yang lain melakukan langkah hisap.
2.1.2.1 Mekanisme Kompresi.
Pada Kompresor tipe ini gerakan rotasi dari shaft diubah menjadi gerakan
translasi piston melalui swash plate dan shoe, dimana sebuah piston
kerja ganda beroperasi untuk dua buah silinder yang terletak di sisi kiri
dan kanan yang langkah kerjanya dapat dilihat pada gambar 1-7
dibawah ini.

Gambar 1- 7 Mekanisme kerja Kompresor Torak tipe Swash plate

- Langkah Hisap
Ketika piston bergrak kekiri maka piston bagian kanan menghisap
refrigeran melalui suction valve pada silinder sebelah kanan dan
discharge valve sebelah kanan menekan valve plate sehingga valve ini
akan tertutup.
- Langkah Tekan
Bersamaan dengan itu piston bagian kiri menekan refrigeran keluar
melalui discharge valve pada silinder sebelah kiri dan suction valve
sebelah kiri ditekan ke valve plate sehingga valve tertutup

5
2.1.3. Kompresor Torak tipe Wobble plate ( 6 silinder ).

Gambar 1- 8 Kompresor Torak tipe Wobble plate

2.1.3.1 Mekanisme Kompresi.


Gerakan rotasi dari shaft diubah menjadi gerakan translasi oleh pelat
penggerak ( drive plate ) dan wobble plate, selama bekerja wobble plate
dipandu oleh guide ball. Gerakan translasi ini diteruskan ke piston melalui
batang penghubung seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-9 dibawah ini.

Gambar 1- 9 Mekanisme Kerja Kompresor Wobble plate.


2.1.4 Kompresor Rotary ( Through vane ).

6
Pada kompresor ini dua buah sudut Through vane diletakkan saling
membentuk sudut diantara rotor, ketika rotor berputar vane akan bergerak
kearah radial di dalam rotor dan bergesekan dengan dinding silinder, dimana
gerakan ini akan menghisap dan menekan refrigeran seperti yang dapat dilihat
pada gambar 1-10 dibawah ini.

Gambar 1- 10 Kompresor Through vane

7
2.1.4.1 Mekanisme Kompresi.

Gambar 1- 11 Mekanisme Kerja Kompresor Through vane.

- Langkah Hisap
Waktu rotor berputar ruangan vane (a),(b) dan dinding silinder bagian
dalam bertambah sehingga refrigeran akan terhisap kedalam silinder
melalui sisi masuk ( suction port ) proses ini berakhir ketika vane (b)
melewati suction port.
- Langkah Tekan.
Setelah menyekesaikan langkah hisap ruangan disekitar vane (a), dan
(b) berkurang, gerakan ini akan menekan refrigeran di dalam silinder,
sehingga refrigeran bertekanan keluar melewati discharge port dan
mengalir ke dalam ruangan tekanan tinggi.

8
2.2. Kondensor.
Fungsi dari kondensor ini adalah untuk mendinginkan refrigeran dalam bentuk
gas yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi yang keluar dari
kompresor dan mengubahnya menjadi cairan. Proses pendinginan ini disebut
dengan proses kondensasi yaitu dimana sejumlah besar panas dilepaskan dari
kondensor ke udara pendingin, untuk memperoleh aliran udara pendingin yang
cukup maka dari itu kondensor ditempatkan didepan radiator.
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat beberapa tipe kondensor yang banyak
digunakan.
2.2.1 Tipe laluan tunggal ( Single Passage )
Pada kondensor tipe ini uap refrigeran mengalir melewati satu laluan
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1- 12 Kondensor Laluan Tunggal.


2.2.2 Tipe laluan ganda ( Two Passage )
Kondensor tipe ini mempunyai dua arah laluan refrigerant untuk menaikkan
unjuk kerja pendinginan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1- 13 Kondensor Laluan Ganda.


2.2.3 Tipe tiga laluan ( Three Passage ) .

9
Kondensor tipe ini mempunyai tiga arah laluan refrigeran untuk menaikkan
unjuk kerja pendinginan seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1- 14 Kondensor Tiga Laluan.

2.2.4 Tipe laluan banyak ( Multy Passage ).


Kondensor tipe ini dikembangkan untuk mengurangi berat dan ukurannya
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1- 15 Kondensor Laluan banyak.

2.3. Evaporator.
Fungsinya adalah untuk menyerap panas dari ruangan yang akan didinginkan
dimana panas yang diserap ini digunakan untuk menguapkan refrigeran. Proses
penyerapan panas ini terjadi ketika udara dilewatkan melalui bagian luar
evaporator yang dilengkapi dengan sirip sirip dari alumunium.
Ketika udara hangat melewati evaporator dan didinginkan di bawah suhu
pengembunan maka uap air yang terdapat di dalam udara akan mengembun dan

10
menempel pada fin- fin evaporator membentuk titik titik air, jika saat suhu fin
evaporator di bawah 00 C maka titik air tersebut berubah menjadi bunga es atau
membeku, jika hal ini terjadi maka efisiensi perpindahan panas pada evaporator
menurun.
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat beberapa tipe evaporator yang banyak
digunakan.

2.3.1 Tipe Plate Fin

Gambar 1- 16 Evaporator tipe plate fin.


2.3.2 Tipe Serpentine Fin

Gambar 1- 17 Evaporator tipe serpentine fin.

2.3.3 Tipe Drawn Cup

11
Gambar 1-18 Evaporator tipe Drawn Cup.

2.4. Katup Ekspansi.


Fungsi dari katup ekspansi ini adalah untuk mengatur jumlah aliran refrigeran
yang akan diuapkan di evaporator,akibat dari pengaturan aliran refrigeran ini
maka suhu ruangan dapat diturunkan berdasarkan beban panas yang ada di
evaporator. Jumlah aliran refrigeran yang melewati ekspansion valve
ditentukan oleh gerakan turun naik valve akibat adanya perbedaan tekanan
antara tekanan di dalam sensing bulb, tekanan spring dan tekanan di dalam
evaporator. Pada beban pendingin tinggi ( suhu ruangan tinggi ) tekanan gas
pada keluaran evaporator tinggi akibatnya suhu dan tekanan pada sensing
bulb juga tinggi selanjutnya akan menekan kebawah valve sehingga valve
terbuka lebar dan jumlah alira refrigeran bertambah besar begitu sebaliknya,
seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-19 halaman berikut.

12
Gambar 1- 19 Katup Ekspansi

3. KOMPONEN PEMBANTU AC MOBIL ( MAC )


Komponen pembantu dari AC Mobil terdiri dari :
3.1. Filter/ Receiver- dryer
Receiver adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan cairan refrigeran,
di dalam receiver terdapat filter ( penyaring ) dan dryer ( pengering ) yang
berfungsi untuk menyerap kotoran dan air yang ikut bersirkulasi dengan
refrigeran. Receiver memisahkan refrigeran dalam bentuk gas dan cairan oleh
perbedaan berat jenis dan memastikan bahwa aliran refrigeran yang memasuki
katup ekspansi dalam fasa cair. Dryer yang berisi desiccant yaitu zat zeolit yang
berfungsi untuk menyerap uap air yang masuk kedalam sistim (instalasi) pada
saat service atau karena adanya kebocoran dan kevakuman pada sisi tekanan
rendah. Pada receiver ini juga terdapat sight glass yang dipasang pada bagian
atas untuk mengetahuikondisi jumlah refrigeran di dalam instalasi, seperti yang
dapat dilihat pada gambar 1-20 halaman berikut.

13
Gambar 1- 20 Filter/ Receiver- dryer

3.2. Kopling Magnetik (Magnetic Clutch)


Fungsi dari Kopling magnetik ini adalah untuk menghubungkan dan memutuskan
hubungan antara kompresor dengan poros dari mesin penggerak, komponen
utamanya adalah stator, rotor dan pressure plate. Dimana konstruksinya dapat
dilihat pada gambar 1-21 berikut.

Gambar 1- 21 Konstruksi Magnetic Clutch

14
Prinsip kerja kopling magnetik adalah sebagai berikut pada saat mesin mobil
hidup puli berputar karena terhubung dengan poros engkol ( crank shaft ) melalui
belt, tapi kompresor tidak bekerja sebelum magnetic clutch diberi arus listrik.
Ketika AC di hidupkan amplifier memberi arus ke koil stator sehingga pada stator
terbentuk medan magnet selanjutnya medan magnet yang terbentuk ini akan
menarik pressure plate dan pressure plate ini menekan permukaan gesek pada
puli. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran puli dan
memutar kompresor, seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-22 dibawah ini.

Gambar 1- 22 Komponen Magnetic Clutch

15
MODUL 2
REFRIGERAN

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin,fungsi


refrigeran ini adalah untuk menyerap panas dari benda atau udara yang
didinginkan kemudian membuangnya ke udara sekeliling di luar benda atau udara
yang didinginkan.
2.1 Jenis refrigeran.
Secara garis besar refrigeran ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Refrigeran alami yaitu refrigeran yang terdapat di alam, refrigeran ini tidak
dapat langsung digunakan karena masih memerlukan pabrik untuk
penambangan dan pemurniannya.
Contoh refrigeran ini adalah hidrokarbon (HC), karbondioksida (CO2), air
(H2O) udara dan ammonia (NH3)
2. Refrigeran sintetik yaitu refrigeran yang dibuat dari unsur unsur kimia
Contoh refrigeran ini adalah Chlorofluorocarbon (CFC-11,CFC-12),
Hydrochlorofluorocarbon (HCFC-22) dan Hydrofluorocarbon (HFC-134a).
Refrigeran CFC-11 dan CFC-12 terdiri dari unsur Chlor (Cl), Fluor (F) dan
karbon (C) serta tidak mengandung hidrogen. Refrigeran ini merupakan
senyawa yang sangat stabil, tidak mudah bereaksi dengan zat lain
meskipun terlepas ke atmosfer akan tetapi unsur chlor yang terdapat dalam
refrigeran ini akan merusak lapisan ozon di atmosfer sehingga refrigeran ini
disebut sebagai bahan perusak ozon (BPO).
2.2. Penggunaan Refrigeran.
Penggunaan jenis refrigeran tergantung pada keperluannya apakah digunakan
pada bidang pendingin atau pada bidang lain, penggunaan pada bidang pendingin
yaitu pada mesin refrigerasi seperti pada Chiller,AC rumah tinggal, lemari es
ataupun AC mobil, sedangkan pada bidang lain misalnya untuk pengembang
busa, pelarut dan lain sebagainya.Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan
refrigeran ini dapat di lihat pada tabel 1 halaman berikut.

16
Tabel 1 Penggunaan berbagai jenis refrigeran
Refrigeran Penggunaan pada bidang Penggunaan pada bidang
pendingin Lain
R – 11 Chiller Sentrifugal Pengembang busa, Pelarut
R – 12 Lemari es rumah tangga Pengembang busa
Dispenser air,Cold storage,
Acmobil,Pendingin minuman
botol,Chiller,Display cabinet di
supermarket
R – 22 AC rumah tinggal dan komersial
Chiller,Cold storage.

2.3. Refrigeran alternatif.


Refrigeran yang biasa digunakan seperti yang tertera pada tabel 1 merusak
lapisan ozon maka dari itu perlu dicari refrigeran alternatif untuk penggantinya.
Refrigeran alternatif ini dapat dikelompokkan menjadi refrigeran alternatif jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk menentukan apakah
refrigeran tersebut merupakan refrigeran alternatif jangka pendek,jangka
menengah ataupun jangka panjangnya dipengaruhi oleh dampak lingkungan yang
ditimbulkannya.Dimana refrigeran alternatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Refrigeran Hydrochlorofluorocarbon (HCFC-22).
Refrigeran ini mengandung atom chlor dan hidrogen, atom hidrogen yang
terdapat dalam refrigeran ini dapat mengurangi sifat perusak ozon yang
dimiliki oleh atom chlor sehingga ODP refrigeran ini lebih kecil dari ODP
refrigeran CFC-12. Hal inilah yang menyebabkan refrigeran HCFC-22 dan
campurannya masuk kedalam kelompok refrigeran peralihan atau
jangka pendek.
2. Refrigeran Hydrofluorocarbon (HFC-134a).
Refrigeran ini tidak mengandung atom khlor sehingga sama sekali tidak
merusak lapisan ozon namun demikian refrigeran ini dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global, hal inilah yang menyebabkan refrigeran
HFC-134a masuk ke dalam kelompok refrigeran alternatif jangka
menengah.

17
3. Refrigeran Hidrokarbon murni (R-600a).
Refrigeran ini terdiri dari satu komponen zat hidrokarbon dan mempunyai
sifat azeotropik pada tekanan tetap serta menguap dan mengembun pada
temperatur tetap pula. Karakteristik termodinamika refrigeran ini identik
dengan refrigeran lain yang sama sama terdiri dari zat tunggal.
Contoh dari refrigeran ini adalah Iso-butana(R-600a) yang mempunyai titik
didih -11,80C dan Propana (R-290) dengan titik didih -42,40C pada tekanan
atmosfer, refrigeran ini digunakan secara umum pada lemari es rumah
tangga. Kapasitas pendinginan refrigeran hidrokarbon murni hanya 60%
dari kapasitas pendinginan refrigeran Chlorofluorocarbon (CFC-12),
refrigeran ini tidak dapat digunakan untuk me retrofit sistem yang
menggunakan CFC-12 karena prestasi sistem tidak akan sempurna.
4. Refrigeran Hidrokarbon campuran (HCR-12).
Refrigeran ini terdiri dari campuran beberapa komponen zat hidrokarbon
dan mempunyai sifat zeotropik, contoh refrigeran ini adalah campuran
antara Propna dan Iso-butana (HCR–12) dengan komposisi masing
masing 50%. Refrigeran ini mempunyai sifat yang sangat mirip dengan
CFC-12 sehingga dapat digunakan untuk me retrofit sistem yang
menggunakan CFC-12 tanpa memodifikasi sistem.Akan tetapi penanganan
refrigeran hidrokarbon campuran ini berbeda dengan CFC-12 seperti pada
saat proses pengisian refrigeran dimana HCR–12 ini harus dikeluarkan dari
tabung dalam bentuk cairan supaya komposisinya tepat. Apabila
dikeluarkan dalam bentuk gas maka komposisinya menjadi tidak tepat
sehingga sistem tidak akan mempunyai kapasitas pendinginan yang
sempurna. Disamping itu yang harus diperhatikan dalam penggunaan
refrigeran ini adalah tingkat kemurniannya, makin tinggi tingkat
kemurniannya semakin rendah tingkat kelembaban dan kontaminannya.
Pemakaian refrigeran yang tidak murni akan membuat filter dryer menjadi
jenuh sehingga menyebabkan terjadinya pembekuan pada katup ekspansi
atau pipa kapiler. Refrigeran hidrokarbon campuran ini menguap dan
mengembun pada suatu kisaran temperatur tertentu yaitu antara

18
temperatur penguapan dan temperatur pengembunan yang disebut dengan
temperatur glide.
Pada tabel 2 dibawah ini dapat dilihat refrigeran pengganti CFC

Tabel 2 Refrigeran pengganti CFC


Refrigeran CFC Refrigeran pengganti Penggunaan Keterangan
R 11 (CFC-11) R-123 (HFC-123) Pelarut/pembersih Tidak dapat digunakan
lansung pada mesin R-11
R 12 (CFC-12) R-134a (HFC-134a) AC Mobil Tidak dapat digunakan
Lemari es lansung pada mesin R-12
Cold Storage
Chiler
R 12 (CFC-12) HCR-12 AC Mobil dapat digunakan lansung
Lemari es pada mesin R-12 tanpa
Cold Storage harus mengganti atau
Chiler memodifikasi komponen

2.4. Cara membedakan jenis refrigeran.


Terdapat beberapa cara untuk membedakan jenis refrigeran yang beredar secara
komersial yaitu :
1. Dengan memeriksa kemasan.
Pemeriksaan kemasan ini dapat dilakukan dengan cara memeriksa warna
tabung, menurut standar internasional tabung tiap jenis refrigeran harus
diberi warna yang khas seperti yang dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Standar warna tabung tiap jenis refrigeran


Jenis refrigeran Warna
R-11 Oranye
R-12 Putih
R-134a Biru langit muda
R-22 Hijau muda
R-600a Belum ada ketentuan
HCR-12 Putih

19
2. Dengan memeriksa tekanan dalam tabung refrigeran
Yang dimaksud dengan pemeriksaan tekanan dalam tabung adalah
mengukur lansung tekanan refrigeran dalam tabung kemasannya
memakai alat pengukur tekanan gauge manifold. Pengukuran tekanan ini
dapat dilakukan dengan cara memasang selang penghubung yang salah
satu ujungnya ketabung dan ujung yang lain ke pengukur tekanan (gauge
manifold), dengan demikian tekanan dalam tabung terbaca pada alat
pengukur tekanan, pada tabel 4 dibawah ini dapat dilihat perbedaan
tekanan tabung tiap jenis refrigeran.
Tabel 4 Perbedaan tekanan refrigeran pada tebung
Refrigeran Tekanan tabung (Bar)* Tekanan tabung (psig)*

R-12 6,83 100,4


R-134a 7,15 105,1
R-22 11,55 169,7
R-600a 3,31 48,6
HCR-12 7,28 107,0

*tekanan yang terukur adalah tekanan relatif (gage) pada 32 oC. Nilai tekanan akan berubah jika
temperatur sekeliling berubah.

3. Dengan melakukan pengukuran massa sampel refrigeran


Maksud dari pengukuran ini adalah membandingkan massa refrigeran
pada volume yang sama dengan menggunakan tabung sampel yang
mampu menahan tekanan tinggi lebih kurang satu setengah kali tekanan
refrigeran yang diukur.Pada tabel 5 dibawah ini dapat dilihat perbedaan
massa refrigeran pada tabung sampel tiap jenis refrigeran.

Tabel 5 Perbedaan massa refrigeran pada tebung sampel


Refrigeran Massa refrigeran (gram)*
Volume sampel 100 ml 200 ml 500 ml
R-12 128,5 257,0 642,5
R-134a 117,2 234.4 586,0
HCR-12 51,1 102,2 255,5

* massa yang tertulis adalah massa refrigeran pada 32 oC, Nilai


tekanan akan berubah jika temperatur sekeliling berubah.

4. Dengan melakukan pengukuran tekanan pada temperatur tinggi

20
Maksud dari pengukuran ini adalah untuk dapat membedakan R-12
dengan R-134a, pengukuran tekanan dilakukan sampai dengan
temperatur 600 C. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tabung
sampel yang diisi dengan refrigeran yang akan diukur ( jangan diisi
sampai penuh sisakan untuk uap ) yang disambungkan ke pengukur
tekanan, kemudian rendam tabung yang berisi refrigeran dalam air
hangat yang bertemperatur 400 C sampai 600 C setelah keadaan
setimbang catat tekanan yang terukur, Pada tabel 6 dibawah ini dapat
dilihat tekanan refrigeran pada temperatur tinggi.

Tabel 6 Tekanan refrigeran pada temperatur tinggi

Refrigeran Tekanan refrigeran sampel*


32oC 40oC 60oC
(Bar) (psig) (Bar) (psig) (Bar) (psig)
R-12 6,83 100,4 8,58 126.1 14,22 209,0
R-134a 7,15 105,1 9,16 134.6 15,81 232,4

5. Dengan menggunakan refrigerant identifier


Refrigerant Identifier seperti pada gambar 2-1 merupakan alat yang dapat
menditeksi komposisi refrigeran, dengan memasukan sedikit sampel
refrigeran maka akan terbaca dilayar komposisi R-12 atau R-134a.

Gambar 2-1 Refrigerant Identifier

21
MODUL 3
PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Sebelum melakukan perawatan dan perbaikan maupun pemasangan baru


terhadap AC Mobil terlebih dahulu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
3.1 Persiapan persiapan sebelum pemasangan
1. Pemeriksaan keadaan mobil, sebelum memasang AC terlebih dahulu harus
dilakukan pemeriksaan dan pengamatan terhadap keadaan mobil terutama
dalam hal hal berikut :
a. Bodi mobil, apabila terdapat cacat atau lecet dan sebagainya pada bodi
mobil catatlah posisi dan keadaan cacat tersebut.
b. Keutuhan alat alat sinyal seperti lampu depan dan belakang,lampu sein,
wiper, klakson dengan cara menghidupkannya sambil mengamati amper
meter
c. Keadaan radiator, jika mobil yang akan dipasang AC bukan mobil baru
maka kotoran yang terdapat di dalam radiator harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan cara membuka keran pembuang air.
d. Keadaan kerapatan ruang yang tertutup, agar udara dingin tidak bocor
keluar ruangan mobil lakukan pemeriksaan terhadap sela sela
pintu,jendela dan kaca.
2. Persiapan peralatan servis
a. Peralatan listrik, peralatan listrik yang perlu disediakan adalah
- Tang multimeter digital, tang multimeter digital digunakan ini untuk
mengukur tahanan,tegangan DC dan AC serta arus listrik,
penggunaan tang ini cukup dengan melingkarkannya pada salah satu
kabel yang bertegangan sehingga dapat terbaca data yang
dikehendaki.Tang ini dilengkapi dengan kabel penghubung biasa
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sambungan dan
kumparan motor. Dimana tang multimeter digital tersebut dapat di lihat
pada gambar 3-1 halaman berikut.

22
Gambar 3-1 Tang Multimeter digital

- Termometer digital, Fungsi termometer ini adalah untuk mengukur


temperatur dengan waktu pengukuran relatif cepat dan dapat dibaca
dengan mudah pada display dengan kisaran kemampuan antara -500C
sampai 700C.Termometer ini mempunyai sensor batang yang cukup
panjang yang dihubungkan dengan kabel, dimana sensor ini
dipasangkan pada media yang akan diukur. Dan termometer digital
tersebut dapat di lihat pada gambar 3-2 berikut.

Gambar 3-2 Termometer digital

23
Sedangkan peralatan listrik lainnya yang mungkin diperlukan antara lain
cutter atau pembuka isolator kawat ( wire stripper ), tang pemutus kawat
dan isolator tape.
b. Peralatan pipa, peralatan pipa yang perlu disediakan adalah
- Pemotong pipa, agar hasil pemotongan pipa rata dan tetap bulat serta
tidak terjadi keretakan saat pemotongan karena pipa instalasi AC
bahannya dari tembaga sehingga pada saat pipa di flare atau di swage
pipa tidak pecah dan hasilnya baik maka digunakan alat ini seperti
yang dapat dilihat pada gambar 3-3 dibawah ini.

Gambar 3-3 Peralatan Pipa

- Pembengkok pipa, karena pipa instalasi AC ini bahannya terbuat dari


tembaga maka untuk membengkokkannya harus menggunakan
peralatan khusus pembengkok agar penampang pipa pada belokan
tidak berubah, pembengkok pipa ini dapat dilihat pada gambar 3-4
berikut.

Gambar 3-4 Pembengkok Pipa

24
- Tool Set Flaring dan Swaging, untuk menyambung pipa dengan
nipple atau pipa lain maka salah satu ujung pipa harus dibesarkan.
Alat ini digunakan untuk membesarkan ujung pipa tersebut dan
dapat dilihat pada gambar 3-5 berikut.

Gambar 3-5 Tool Set Flaring dan Swaging

c. Peralatan penanganan refrigeran, peralatan penanganan refrigeran yang


perlu disediakan adalah
- Pompa vakum, pompa vakum ini berfungsi untuk mengosongkan
instalasi dari udara dan uap air maupun dari gas gas yang tidak
terkondensasi. Dimana uap air yang terdapat di dalam instalasi dapat
memperpendek umur operasi filter dryer dan penyumbatan khususnya
pada katup ekspansi,disamping itu juga dapat menimbulkan korosi.
serta menyebabkan pelumas menjadi asam. Dalam proses
pemvakuman ini pompa vakum harus mampu mengosongkan sampai
dengan tekanan 20 – 50 mikron air raksa, untuk melihat tekanan
kevakuman diperlukan alat pengukur tekanan vakum yang dapat
mengukur tekanan dari 5 samapi 5000 mikron air raksa,.Apabila tidak
memiliki alat pengukur tekanan kevakuman maka sistim harus
dipompa selama paling tidak 30 menit setelah penunjuk tekanan di
gauge manifold menunjukkan minus 760 mm Hg/0 milibar, dimana
pompa vakum ini dapat dilihat pada gambar 3-6 halaman berikut.

25
1. Rumah Pompa
2. Rotor
8
3. Kaca Penduga Oli
7 9 4. Saluran Isap
6 10 5. Airing/katup isolasi
11 6. Perangkap debu Gauge Manifold
12
7. Terminal masukan –
8. Tuas katup ballast gas milibar
5 13 9. Terminal keluaran
10. Peredam suara
4 14 11. Filter Oli
3 12. Katup keluaran (terendam oli)
15 13. Saluran keluaran
14. Saluran ballast gas
2
16 15. Injeksi oli
1 16. Sudu (vane), 3 buah

Gambar 3-6 Pompa Vakum

- Gauge Manifold, alat ini berfungsi untuk mengukur tekanan


refrigeran pada sisi keluar evaporator atau tekanan hisap dan tekanan
keluar kompresor refrigeran baik pada saat pengisian refrigeran maupun
saat beroperasi. Pada sistim AC yang menggunakan refrigeran R -134a
sambungan untuk pengisian telah diubah menggunakan quick
disconnect adapter sesuai standar SAE, hal ini untuk menghindari
kesalahan pengisian. Pada Gauge Manifold ini terdapat dua katup untuk
mengatur aliran yaitu katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan
katup berwarna merah pada sisi tekanan tinggi. Saat proses
pemvakuman atau pengosongan refrigeran dari sistim posisi kedua katup
dalam keadaan terbuka sehingga refrigeran dari sisi hisap akan mengalir
melalui selang penghubung berwarna biru dan refrigeran dari sisi
keluaran kompresor akan mengalir melalui selang penghubung berwarna
merah memasuki Gauge Manifold dan keluar menuju tangki penampung
mesin recovery atau pompa vakum melalui selang penghubung
berwarna kuning. Disamping itu Gauge Manifold ini juga dapat digunakan

26
untuk menganalisa kerusakan, dimana gauge manifold ini dapat di lihat
pada gambar 3-7 berikut.

Gambar 3-7 Gauge Manifold.

- Alat penditeksi kebocoran (Leak detector), alat ini berfungsi untuk


menditeksi kebocoran refrigeran. Untuk menditeksi kebocoran dapat
dilakukan dengan dua cara, pertama secara konvensional yaitu
dengan menggunakan gas nitrogen dan air sabun dan kedua dengan
menggunakan leak detector electronic seperti yang dapat dilihat pada
gambar 3-8 halaman berikut, dimana sensor dari alat ini diarahkan
atau didekatkan pada bagian bagian yang dicurigai bocor seperti pada
sambungan kemudian sensor akan memberikan sinyal alarm apabila
terdapat kebocoran.

27
Gambar 3- 8 Leak Detector Electronic

- Mesin recoveri dan recycle (2 R), fungsi dari mesin ini adalah untuk
mengeluarkan dan menampung (recovery) refrigeran serta mendaur
ulang (recycle) refrigeran yang ditampung, dimana mesin 2R ini dapat
di lihat pada gambar 3-9 berikut.

Gambar 3 - 9 Mesin Recoveri,Recycle (2R)

- Mesin Automatic Vacuum and Charging Electronic (VAC) , fungsi dari


mesin ini adalah untuk melakukan proses pemvakuman dan
pengisian kembali refrigeran yang telah di daur ulang atau refrigeran
baru, dimana mesin VAC ini dapat dilihat pada gambar 3-10 berikut.

28
Gambar 3 - 10 Mesin Automatic Vacuum and Charging Electronic

d. Peralatan umum, Peralatan umum yang perlu disediakan adalah


- Tool Set
- Gergaji besi
- Kunci L
- Palu
- Kikir datar dan bulat
- Tang dan Obeng.

3.2 Pemasangan.
1. Keselamatan teknisi atau mekanik,untuk menjaga keselamatan teknisi pada
saat melakukan pemasangan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Harus memakai kaca mata kerja selama melakukan pemasangan, karena
apabila gas refrigeran menyerap ke mata dapat menyebabkan kebutaan
akibat kandungan air dalam biji mata membeku.
b. Harus hati hati ketika mengisi refrigeran, ketika mengisi refrigeran sambil
menjalankan kompresor sekali kali jangan membuka katup tekanan tinggi
pada gauge manifold, apabila katup tersebut di buka kaleng servis akan
meledak.

29
1. Untuk tidak mengganggu fungsi dari bagian bagian mobil pada saat
melakukan pemasangan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pemasangan lepas kabel massa accu untuk
mencegah penyalaan api dari hubungan singkat.
b. Jangan merubah posisi saluran bensin, sistim rem dan sistim stir
c. Agar setiap komponen tidak bersinggungan satu sama lain jaraknya
harus diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
- Antara selang radiator dengan fan radiator minimal 15 mm.
- Antara fan radiator dengan radiator minimal 20 mm
- Antara fan radiator dengan crank shaft puli minimal 5 mm
- Antara pipa rem atau selang bahan bakar dengan komponen
lainnya minimal 15 mm.
d. Dalam pemasangan kabel kabel setiap hubungan stop kontak harus
dimasukkan sampai sedalam dalamnya, untuk kontak massa harus
dikencangkan tahanan sekerupnya serta setiap kabel yang
menembus plat rangka mobil harus diberi perlindungan dilubang
tersebut dengan karet.
e. Setelah instalasi AC dipasang pada mobil harus diperiksa apakah pipa
pipa instalasi tidak bersinggungan dengan bagian bagian mobil seperti
sistim rem, sistim pengapian, saluran bensin serta komponen lainnya,
keadaan ini perlu di periksa dengan menghidupkan mesin mobil
dengan melepas salah satu terminal busi dibuat kontak dengan massa
agar mesin mobil bergetar.

3.3 Pemvakum dan Pengisian Refrigeran.


Setelah pemasangan instalasi selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah
melakukan proses pemvakuman dan pengisian refrigeran dengan langkah seperti
yang dapat dilihat pada diagram halaman berikut.

30
Langkah langkah Pemvakum dan Pengisian Refrigeran

Perhatian saat menggunakan refrigeran !


1. Selalu gunakan pelindung mata atau kaca mata
2. Jangan menangani refrigeran pada tempat tertutup atau dekat dengan api.
3. Hati hati jangan sampai terkena kulit dan mata oleh refrigeran.
4 Kalau refrigeran mengenai kulit atau mata bagian yang kena jangan digosok tapi
bilas dengan air.

31
3.3.1 Proses pemvakuman dan pengisian refrigeran.
Hal yang sangat penting dalam perawatan AC mobil ini adalah menghindari
adanya udara dalam instalasi karena udara ini mengandung uap air, apabila
terdapat sejumlah kecil udara maka uap air yang terkandung pada udara tersebut
akan membeku membentuk butiran es (frost). Dimana butiran es ini akan menutup
nozel katup ekspansi, sehingga sirkulasi refrigeran terhenti yang menyebabkan
sistim tidak bekerja. Satu satunya cara untuk menghilangkan kadar air ini adalah
dengan menguapkan kandungan air tersebut dengan cara memvakumnya dengan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Pasang manifold gauge pada kompresor dengan cara menghubungkan hose
tekanan tinggi ( selang warna merah ) ke discharge kompresor dan hose
tekanan rendah ( selang warna biru ) ke suction kompresor serta hose tengah
pada manifold gauge ( selang warna kuning ) ke inlet pompa vakum seperti
yang dapat dilihat pada gambar 3-11 beriktu.

Gambar 3 - 11 Pemasangan Manifold Gauge

32
Gambar 3 - 12 Pemasangan Manifold Gauge

2. Proses pemvakuman, ini dilakukan dengan cara membuka kedua katup LO


dan HI pada manifold gauge, setelah sepuluh menit lihat jarum pada manifold
gauge apakah sudah menunjukkan tekanan ke vakuman 60 cm Hg, kalau
kurang berarti terdapat kebocoran pada instalasi maka dari itu tutup kedua
katup LO dan HI dan matikan pompa vakum serta periksa kebocorannya. Jika
tidak terjadi kebocoran teruskan proses pemvakuman sampai tekanannya
mencapai 76 cm Hg, Setelah itu tutup kedua katup LO dan HI serta matikan
pompa vakum kemudian tunggu selama lima menit dan lihat posisi jarum
penunjuk pada manifold gauge apakah berubah atau tidak, kalau berubah
bearti terjadi kebocoran kalau tidak berubah dapat diteruskan ke proses
pengisian refrigeran.

33
2. Proses pengisian refrigeran, proses ini dilakukan dengan cara memasang
service can tap valve dengan memutar handle berlawanan arah jarum jam
terlebih dahulu sehingga jarumnya tertarik penuh ke atas, setelah itu putar disc
berlawanan arah jarum jam sampai mencapai posisi tertinggi. Kemudian
sekrupkan valve ke tabung serta putar penuh disc searah jarum jam dan
sambunkan hose tengah manifold gauge ke service can tap valve. Putar
handle searah jarum jam sampai tabung refrigeran berlubang, lalu putar
handle berlawanan arah jarum jam sehingga gas dapat masuk ke hose tengah
manifold gauge. Tekan pentil disamping manifold gauge sesaat untuk
mengeluarkan udara yang terkurung di hose tengah manifold gauge,kemudian
buka valve HI pada manifold gauge sehingga refrigeran dalam bentuk gas
masuk ke dalam sistim, ini merupakan pengisian awal. dalam hal ini posisi
mesin dalam keadaan mati. Dimana proses ini dapat dilihat pada gambar 3-13
berikut.

Gambar 3 - 13 Pengisian refrigeran

34
Gambar 3 - 14 Pengisian Refrigeran awal

Proses pengisian berikutnya adalah pengisian refrigeran sampai penuh atau


cukup, ini dilakukan pada kondisi mesin mobil dan AC dalam keadaan hidup.
Untuk melihat apakah jumlah refrigeran dalam sistim sudah cukup atau belum
dapat dilihat pada sight glass yang terdapat pada receiver. Jika pada receiver
masih terlihat adanya gelembung gelembung ini menandakan jumlah
refrigeran masih kurang, tapi kalau sudah tidak kelihatan lagi gelembung
gelembung pada receiver itu menandakan jumlah refrigeran dalam sistim
sudah cukup, seperti yang dapat dilihat pada gambar 3-15.

Gambar 3 - 15 Keadaan refrigeran dalam sight glass

35
Gambar 3 - 16 Pengisian Refrigeran akhir

3.4 Perawatan dan Perbaikan.


Untuk memudahkan dalam pemecahan masaalah perawatan dan perbaikan
terhadap AC Mobil ini harus dilakukan dengan melihat dan memperhatikan gejala
gejala kerusakan yang timbul dengan cara menghidupkan mesin mobil pada
putaran stasioner, menghidupkan switch blower dan switch A/C, kemudian periksa
kerja dari sistim AC melalui tekana refrigeran, dimana tekanan sirkulasi refrigeran
pada kondisi normal adalah sebagai berikut :
- Tekanan suction ( LO ) : 1,5 - 2,5 kg/cm 2
- Tekanan discharge ( HI ) : 14 – 16 kg/cm 2
Setelah diperiksa, ternyata tekanan sirkulasi refrigeran normal maka kemungkinan
penyebab kerusakannya adalah pada sistim kelistrikan atau pada komponen.

36
1. Pemeriksaan melalui penglihatan dan pendengaran seperti pengecekan pada :
a. Apakah kondensor kotor, pada kasus ini pendinginan kondensor akan kurang
yang menyebabkan proses perpindahan panas kurang sempurna sehingga
kapasitas pendinginan rendah.
b. Apakah saringan udara tersumbat, kalau tersumbat maka aliran udara akan
berkurang sehingga kapasitas pendinginan rendah.
c. Apakah oli kompresor menempel pada sambungan pipa, pada bagian yang
kelihatan ada oli, kemungkinan disitu terjadi kebocoran refrigeran.
d. Periksa jumlah refrigeran melalui sight glass receiver.
e. Apakah belt kendor
f. Suara yang tidak normal ( noise )
1. Pemeriksaan menggunakan manifold gauge.
Dibawah ini dapat dilihat pemecahan masaalah dengan menggunakan
manifold gauge :
a. Kondisi normal,pemeriksaan pada kondisi normal ini dilakukan setelah
mesin dipanaskan beberapa saat dan pemeriksaan dilakukan pada kondisi :
- putaran mesin : 1500 rpm
- Suhu masuk blower : 30 – 350C
- Kecepata blower : HI
- Temperatur kontrol : Maksimum

Gambar 3 - 17 Kondisi normal

37
b. Refrigeran kurang.

Gambar 3 - 18 Refrigeran kurang

No Masaalah Penyebab Tindakan


1 Tekanan LO dan HI Jumlah refrigeran kurang Periksa kebocoran, perbaiki
rendah Tambah refrigeran
2 Pada sight glass trelihat Terdapat kebocoran Jika tekanan LO dan HI
gelembung gelembung pada instalasi mendekati Nol cari kebocoran
dan perbaiki

c. Sirkulasi tersumbat.

Gambar 3 - 19 Instalasi tersumbat

38
No Masaalah Penyebab Tindakan
1 Jika instalasi tersumbat Instalasi tersumbat, ada Periksa receiver,katup
sempurna tekanan LO kebocoran pada instalasi ekspansi,
dibawah 0 kg/cm2
2 Jika instalasi tersumbat Instalasi tersumbat Terasa adanya perbedaan
sebagian tekanan LO suhu masuk dan keluar pada
akan rendah komponen yg tersumbat.
Lakukan pemvakuman
setelah kerusakan diperbaiki

d. Ada air dalam instalasi.

Gambar 3 - 20 Ada air dalam instalasi

No Masaalah Penyebab Tindakan


1 Saat AC mulai ON kerja Expansion valve Periksa katup ekspansi, ganti
AC normal tapi beberapa tersumbat bunga es receiver lakukan pemvakuman
saat kemudian tekanan setelah diperbaiki.
LO rendah.

39
d. Kompresi kompresor Jelek.

Gambar 3 - 21 Kompresi kompresor jelek

No Masaalah Penyebab Tindakan


1 Tekanan LO tinggi Kompresor Periksa kompresor,
Tekanan HI rendah,saat rusak.fungsi kompresor
AC dimatikan secara jelek,saat disentuh
cepat tekanan LO dan HI tidak panas
menjadi sama

f. Refrigeran terlalu banyak atau pendinginan kondensor kurang.

Gambar 3 - 22 Refrigeran terlalu banyak

40
g. Instalasi kemasukan udara

Gambar 3 - 23 Instalasi kemasukan udara


No Masaalah Penyebab Tindakan
1 Tekanan LO dan HI terlalu Ada udara di dalam Keluarkan refrigeran,lakukan
tinggi,saat disentuh pipa teka instalasi pemvakuman,isi kembali
nan rendah terasa panas,Pada refrigeran, periksa kebocoran
sight glass trelihat gelembung
gelembung

h. Katup ekspansi membuka terlalu lebar.

Gambar 3 - 24 Katup ekspansi membuka terlalu lebar.

No Masaalah Penyebab Tindakan


1 Tekanan LO tinggi dan Katup ekspansi Periksa katup ekspansi,periksa pe
tekanan HI rendah, rusak atau masangan sensor indera panas pd
pada pipa suction ada salah pasang katup ekspansi,masaalah ini terjadi
air (frost) setelah mengganti katup ekspansi

41
i. Mengatasi masaalah kelistrikan.
Untuk mengatasi masaalah kelistrikan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Persiapan, lakukan persiapan dan temukan lokasi komponen elektrik
menurut petunjuk pada car repair manual atau pada manual lain yang
berkaitan (multimeter, wiring diagram A/C Mobil)
- Prosedur, untuk memudahkan dalam mempelajarinya dibawah ini
diperlihatkan contoh wiring diagram, wiring diagram pada A/C dapat
dibagi dua bagian yaitu sirkuit blower dan sirkuit pendingin.

Gambar 3 - 24 Wiring diagram A/C Mobil

j. Diagram alir mengatasi masaalah.

42
43
b. Pemeriksaan komponen pada sirkuit blower.
- Langkah 4 dan 5 Pemeriksaan Heater Relay,hidupkan kunci kontak,periksa
tegangan masuk pada terminal 3 dan 5 dengan Ohm meter, jika tidak ada
tegangan mungkin kabel antara heater relay dan gauge fuse putus atau kabel
antara battery dan heater putus dan perbaiki, sirkuit dari Heater Relay ini dapat
dilihat pada gambar 3-25

Gambar 3 - 25 Heater Relay


Saat tegangan diperiksa , buka relay dan periksa hubungan sebagai berikut
Standar : Terminal no 1-3 terhubung
Terminal no 2-4 terhubung
Terminal no 4-5 tidak terhubung
Berikan tegangan 12 Volt pada terminal 1-3, periksa hubungan antara terminal 4
dan 5 ( terhubung )
- Langkah 6 pemeriksaan Switch Blower,kalau blower tidak bekerja baik,buka
switch blower serta periksa hubungan masing masing terminal pada posisi LO,
ME, ME2,dan HI
Standar : Posisi LO – terminal 9 dan 12
Posisi ME1 – terminal 9,12 dan 1
Posisi ME2 – terminal 9,12 dan 8
Posisi HI– terminal 9,12 dan 11
Jika kondisi diatas baik kembalikan connector blower switch ke wiring kenderaan

44
selanjutnya periksa hubungkan antara heater relay dengan terminal switch
blower dengan cara sebagai berikut :
- Periksa hubungan antara terminal 1 heater relay dengan terminal 12 blower
switch dan antara terminal 9 switch blower dan ground pada mobil.
- Periksa tahanan antara terminal 4 heater relay dan terminal 9 switch blower
pada masing masing posisi
Pemeriksaan ini dapat dilihat pada gambar 3 -26 dan 3 -27 berikut :

Gambar 3 - 26 Blower Switch

Gambar 3 - 27 Blower Motor Control Unit.

Saat kita merubah posisi switch blower pada posisi OFF sampai HI harga tahanan
berubah bertingkat sesuai posisi switch blower.

45
46
c. Pemeriksaan komponen pada sirkuit A/C.
Langkah 1 dan 2 Pemeriksaan switch A/C, hidupkan switch A/C dan switch blower
periksa tegangan pada terminal 10 dan 3 pada posisi switch A/C di ECON, jika
tegangan tidak 12 Volt maka kabel antara fuse A/C dengan terminal 3 dan 10 tidak
terhubung atau switch A/C rusak. Selanjutnya buka connector switch A/C dan periksa
hubungan masing masing terminal seperti yang diperlihatkan pada table berikut .

Jika switch A/C baik maka periksa hubungan dibawah ini


- Fuse A/C dengan terminal 4 switch A/C
- Terminal 3 pada A/C switch dengan terminal 10 Amplifier.
- Terminal 6 pada A/C switch dengan terminal 3 Amplifier.
Pemeriksaan ini dapat dilihat pada gambar 3-28 dan 3-29 berikut :

Gambar 3 - 28 A/C Switch

47
Gambar 3 - 29 A/C Switch

d. Pemeriksaan Relay Magnetic Clutch


Langkah 4 pemeriksaan Relay Magnetic Clutch ini dilakukan untuk memeriksa
hubungan antara terminal 2 dan 4 (harusnya terhubung) dengan cara memberi
tegangan sebesar 12 Volt pada terminal 1 dan terminal 3 seperti yang dapat dilihat
pada gambar 3-30 berikut.

Gambar 3 - 30 Magnetic Clutch Relay

48
e. Pemeriksaan Cara kerja Fan Condensor
Pemeriksaan ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut, hidupkan switch A/C
dan switch blower periksa kerja Fan Condensor dengan memeriksa 4 buah relay
pada kondisi suhu air pendingin mesin dan beban pendingin rendah, jika pada
saat suhu air pendingin tinggi maka putaran kondensor akan berubah cepat.
Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel berikut,

Dimana ke empat relay yang diperiksa adalah


- Engine Main Relay, pemeriksaannya dilakukan persis seperti memeriksa
relay heater.
- Condensor Fan relay no 3, pemeriksaannya dilakukan persis seperti
memeriksa Relay Magnetic Clutch.
- Condensor Fan relay no 2, pemeriksaannya sama dengan memeriksa
relay heater tapi layout nya berbeda kemudian periksa hubungan antara
terminal 1 dan 4 dengan cara memberikan tegangan 12 Volt pada
terminal 5 dan 2.
Sandar : terminal 5 - 2 terhubung
terminal 1 - 3 terhubung
terminal 1 - 4 tidak terhubung

Dimana sirkuit dari Fan Condensor ini dapat dilihat pada gambar 3-31,3-32 dan
gambar 3-33 berikut.

49
Gambar 3 - 31 The Circuit for Low Fan Speed Operation

Gambar 3 - 31 The Circuit for High Fan Speed Operation

Gambar 3 - 33 Condenser Fan Relay

50

Anda mungkin juga menyukai