Anda di halaman 1dari 13

OLI (PELUMAS CAIR)

FUNGSI, JENIS & KLASIFIKASI OLI


Fungsi Oli Pelumas secara umum, sebagai:
Pendingin (cooling), seperti membuang panas dari piston, liner, dll.
Pelumas (lubrication), seperti mengurangi gesekan (anti wear).
Anti karat (anti corrosion), seperti melindungi pengaruh senyawa sulfur dan oksidasi.
Penyekat gas (gas sealing), seperti mencegah kebocoran gas antara liner dan piston
Pembersih (cleaning), seperti membersihkan carbon dan lumpur.
Sebagai bantalan (oil film)

Fungsi lain dari Oli :


Sebagai pemindah tenaga, pada fluid cluth, torq converter, cylinder hydraulic
Sebagai bahan isolasi, digunakan pada trafo – trafo jaringan listrik PLN

Jenis Oli
Hydraulic Oil
Engine Oil
Gear Oil
Auto Transmission Fluid (ATF) Oil
Brake Oil

Klasifikasi Oli
Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / API SAE 10-50
Hydraulic Oil : ISO VG ~ 32s/d ISO VG ~ 1500
Gear Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60~250)
Klasifikasi oli juga dibedakan berdasarkan kekentalannya. Untuk jenis Engine Oil tingkat
kekentalan ditandai dengan standard SAE yang diikuti dengan angka, misalnya SAE10,
SAE30, SAE40, SAE50, dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya maka oli tersebut
semakin kental.

API (American Petrolium Institut)


SAE (Society of Automotive Engineer)
ISO VG (International Society of Organization - Viscosity Grade)
AGMA (American Gear Manufacturers Association)
ADDITIVE OIL
Additive Oli adalah kandungan kimiawi yang ditambahkan (zat tambah) pada Base Oil
(saat proses produksi) yang berguna untuk meningkatkan kinerja atau performansi Oli
Pelumas.

Kandungan Aditif dalam oli secara langsung akan membedakan kualitas Oli Pelumas
yang dipakai. Berikut jenis additive oli

1. Anti foam : meminimalisir terjadinya gelembung udara yang timbul akibat kerja
piston, sehingga oksidasi dan kontak antar metal secara langsung juga dapat
diminimalisir
2. Anti Oxidant : mencegah reaks berantai proses oksidasi yang dapat berakibat
menebalnya lapisan pelumas secara berlebih dan berpotensi terjadinya sludge
3. Anti Wear : mencegah panas berlebih yang timbul akibat gesekan antar
permukaan metal karena akselerasi dan deselerasi serta beban berat terhadap
kinerja mesin.
4. Corrosion & rust inhibitor: mencegah kerusakan permukaan metal dan karat
yang mungkin timbul akibat reaksi acid (asam) ataupun oksidasi udara.
5. Detergent : mencegah terjadinya kontaminasi pelumas dari sisa pembakaran
dan mempertahankan permukaan metal tetap bersih.
6. Dispersant : menetralisir sisa pembakaran yang bersifat kontaminasi sehingga
dapat meminimalisir meningkatnya kekentalan pelumas dan terbentuknya sludge
serta oksidasi.
7. Friction modifier : meningkatkan kinerja pelumasan pada permukaan metal
yang bergerak sehingga gesekan yang bersifat abrasi dan noise dapat
diminimalisir.
8. Pour point depressants : membantu stabilisasi kekentalan pelumas pada
temperatur sangat rendah, sehingga pelumas tidak mengental/membeku serta
timbulnya wax yang dapat menghambat flow pelumas dapat diminimalisir.
9. TBN : menetralisir sifat asam yang mungkin timbul akibat kinerja pelumasan
pada temperatur tinggi ataupun persenyawaan zat pembakar.

Arti & Tujuan TBN (Total Base Number) Pengertian : Angka yang menunjukkan
banyaknya unsur kandungan BASA di dalam Oli.Fungsi : menetralkan ASAM yang
timbul didalam oli karena pengaruh kadar sulfur pada fuel.
Reaksinya sebagai berikut :S + O2 --> SO2SO2 + H2O --> H2SO4 H2SO4 merupakan
ASAM, dan harus dinetralkan sebab akan menimbulkan proses karat.
Catatan:Oli yang telah terpakai angka TBN-nya akan menurun (untuk Indonesia angka
minimum yang diizinkan adalah 12).
Bila angka TBN dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan
cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan.
Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid
(ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric
acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan.
Jika nilai TAN (Total Acid Number) melewati batas, oli engine jangan digunakan
meskipun sisa nilai TBN masih tinggi. Sulfur yang terkandung didalam fuel pada
proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk
gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika
temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power).
Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran
dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S + O2  SO2 (gas) (1)
2SO2 + O2  2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun)  H2SO4(cair) (3) 2SO2 + O2  2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun)
SO3 + H2O(embun)  H2SO4(cair) (3) Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk
didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3)
berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-
by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk
akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.
Viscosity Index Improver : Berfungsi untuk memperlambat penurunan viskositas
akibat naiknya temperatur suhu sebagai dampak kinerja mesin yang optimal, sehingga
viskositas pelumas jadi lebih stabil.
Oil Flow Improver : Berfungsi untuk membantu laju alir pelumas menjadi lebih cepat,
sehingga kontak antar metal secara langsung dapat diminimalisir, terutama pada saat
start awal mesin.
Uraian tersebut di atas jelas memperlihatkan bahwa base oil dan additives merupakan
suatu paket yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai hasil pelumasan optimal.
Sumber: www.pelumas.net/tips-oli-pelumas-aditif-oli-motor-mobil/
MULTI GRADE OIL
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah
mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi.

Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada
engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, oil film pada multigrade
oil lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur
tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang
luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.
2. Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli
multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli
SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.
3. Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas
tinggi seperti SAE30 atau SAE40.

Karakteristik Multigrade oil : sifat kekentalan dapat menyesuaikan dengan perubahan


temperature.

Contoh Oli 10W-50. Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang dapat
berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 merupakan
singkatan kata winter ( musim dingin) . Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat
kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika
udara panas.

PENYEBAB MENURUNNYA KUALITAS OLI

Kontaminasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar system.


- Debu dan kotoran
- Penambahan dengan oli yang berbeda
- Air
- Zat kimia
Deteriorasi : Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam system
- Karena proses pembakaran (oxidation)
- Beroperasi pada tempat tinggi
- Reaksi kimia cepat.
- Kenaikan viskositas
- Banyak sludge (endapan) yang terjadi, dsb

OKSIDASI pada oli : proses kimia yang terjadi pada oli yang berhubungan langsung
dengan udara luar pada temperature + 50 derajat Celcius.
Oli (CH) + O2  CO2 + H20

DEMULSIBILITY pada oli : kemampuan oli untuk memisahkan diri terhadap air

VISCOSITY INDEX (VI)


Suatu angka yang menunjukkan ketahanan kestabilan oli terhadap perubahan
temperature. Angka Viscositas
V I = 1 ~ 29 Rendah
V I = 30 ~ 79 Sedang
V I = 80 ~ 100 Tinggi
V I = 100 ~ up Sangat baik.
Disarankan : Untuk Standard Industri angka VI berkisar antara 90 ~ 100

MENGAPA OLI HARUS DIGANTI :


Oli setelah dipakai akan mengalami kerusakan (perubahan kekentalan) akibat adanya:
 Oxidasi (tidak dapat dihindari)
 TimbuInya Kontaminasi & Deteriorasi serta angka TBN pada oli menjadi turun.

Penanganan Oli: Harus terlindung / tertutup terhadap sinar matahari dan hujan.

PENANGANAN OLI DALAM DRUM:

 Jangan membiarkan pipa isap pump (oil pump) menyentuh dasar drum pada
saat mengisi dan pipa outlet harus betul betul bersih.
 Pipa & pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan di campur dengan
pompa solar).

STANDAR API (AMERICAN PETROLIUM INSTITUTE)


Berdasarkan penggunaan ada 2 serie yaitu serie S (untuk gasoline) dan C. (untuk
diesel engine)

Baik serie S maupun C dimulai dari SA, SB, SC dst, demikian juga CA, CB, CC, CD,
dst. Semakin jauh huruf yang tercantum mengindikasikan semakin baik kualitas oli
tersebut. Standard klasifikasi berdasarkan kualitas ini biasa disebut API Service. Oleh
karena berhubungan dengan kualitas maka harus diperhatikan penggunaannya. Pada
OMM sering ditegaskan, misalnya ”Gunakan API klasifikasi CD untuk mesin, jika
menggunakan API klasifikasi CC maka percepat jadwal penggantiannya hingga
separuh jadwalnya”.

Category Status Service


Diperkenalkan pada 2006. Untukputaran tinggi, didesain
untuk engine empat langkah, menyesuaikan standard
emisi gas buang model tahun 2007 (EURO 4). CJ - 4
minyak dikombinasikan untuk penggunaan di semua
aplikasi dengan solar dengan kandunagn sulfur sampai
500 ppm (0. 05% dari berat). Bagaimanapun,
penggunaan diesel fuel dengan kandungan sulfur lebih
dari 15 ppm (0. 0015% dari berat) akan berdampak pada
ketahanan oli atau inetrval penggantian. Oli CJ - 4 efektif
CJ - 4 Current di sistem ketahanan kendali emisi dimana particulate filter
(sistem saringan) dan beberapa sistem aftertreatment
tambahan digunakan. Perlindungan optimum disediakan
untuk kontrol dari katalisatorvracun, kebuntuan filter,
keausan mesin, deposit piston, ketahanan temperatur
rendah dan tinggi, jelaga, oxidative, berbuih, dan
kehilangan viscositas. Oli API CJ - 4melebihi kriteria
kinerja dari API CI - 4 dengan CI - 4 TAMBAHAN, CI - 4,
CH - 4, CG - 4 dan CF - 4 dan dapat secara efektif
melumasi mesin. Ketika mempergunakan oli CJ -
4 dengan kandungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 15
ppm, perlu konsultasi pabrikan mesin untuk interval
penggantian oli.
Diperkenalkan pada tahun 2002 (EURO 3). Untuk engine
putaran tinggi, engine 4langkah yang didesain untuk
memenuhi standard emisi gas buang tahun 2004,
diimplementasikanpada tahun 2002. Oli CI-4
diformulasikan untuk meningkatkan ketahanan engine
CI - 4 Current dimana exhaust gas recirculation (EGR) mulai digunakan
dan dikususkan untuk penggunaan Diesel fuels dengan
range kandungan sulfur sampai dengan 0.5%. Dapat
digunakan sebagai pengganti oli CD, CE, CF-4, CG-4
dan CH-4, juga memenuhi kualitas untuk desain oli CI-4
PLUS.
Diperkenalkan tahun 1998. Untuk engine putaran tinggi,
diesel engine 4langkah yang didesain untuk memenuhi
standard emisi gas buang tahun 1998 (EURO 2). Oli CH -
CH - 4 Current 4 didesain kusus untuk digunakan dengan fuel pada
range kandungan sulfur sampai dengan 0.5%. Dapat
digunakan sebagai pengganti oli CD, CE, CF-4 dan CG-
4.
Diperkenalkan pada tahun 1995. Untuk pengoperasian
beban berat, engine putaran tinggi, engine diesel
4langkah yang menggunakan fuel dengan kandungan
CG-4 Obsolete sulfur kurang dari 0.5% dari berat. Oli CG-4 diperlukan
untuk engine yang memenuhi standard emisi gas buang
tahun 1994 (EURO 1). Dapat digunakan sebagai
pengganti oli CD, CE dan CF-4.
Diperkenalkan tahun 1990. Untuk engine putaran tinggi, 4
CF-4 Obsolete langkah naturally aspirated dan turbocharged engne.
Dapat digunakan sebagai pengganti oli CD dan CE
Diperkenalkan tahun 1994. Untuk bebean extra berat,
CF-2 Current engine diesel 2 langkah. Dapat digunakan sebagai
pengganti oli CD-II
Diperkenalkan pada tahun 1994. Untuk off road, indirect
injection dan engine diesel yang lain yang menggunakan
CF Current
fuel dengan kandungan sulfur lebih dari 0.5%. Dapat
digunakan sebagai pengganti oli CD
Diperkenalkan tahun 1985. Untuk engine putaran tinggi, 4
CE Obsolete langkah, naturally aspirated dan turbochraged engine.
Dapat digunakan sebagai pengganti oli CC dan CD
Diperkenalkan tahun 1985. Untuk engine putaran tinggi, 4
CD-II Obsolete
langkah.
Diperkenalkan tahun 1985. Untuk engine 4 langkah,
CD Obsolete
naturally aspirated dan turbochraged engine.
Tidak cocok digunakan untuk engine diesel yang
CC Obsolete
diproduksi diatas tahun 1990
Tidak cocok digunakan untuk engine diesel yang
CB Obsolete
diproduksi diatas tahun 1961
Tidak cocok digunakan untuk engine diesel yang
CA Obsolete
diproduksi diatas tahun 1959

STANDAR ACEA (Association des Constructeurs Européens d'Automobiles)

Adalah standard kualitas oli yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan automobil di eropa
seperti mercedezbenz, MAN, VOLVO, SCANIA, PEUGEOT, RENAULT dll.

Klasifikasi kualitas engine oil ditandai dengan kombinasi huruf (A,B,C,E) dan angka
(1,2,3,4...dst) untuk menunjukan aplikasi oli.
A : Gasoline/petrol engine (engine dengan bahan bakar bensin)
B : Light Diesel Engine (Engine diesel kecil beban ringan)
C : Engine Diesel yang dilengkapi catalyser atau low SAPS (Sulphated Ash,
Phosphorus and Sulphur).
E : Heavy Diesel Engine ( Engine Diesel dengan beban operasional besar)
Untuk engine truck dan alat berat menggunakan engine oil kategory E dengan
klasifikasi sebagai berikut :

CATEGORY STATUS SERVICE


Oli serbaguna untuk diesel engine naturally
Tidak
E1 aspirated dengan beban operasional normal dan
tersedia
interval penggantian normal
Oli serbaguna untuk engine diesel naturally aspirated
Tidak maupun menggunakan turbo dengan beban
E2
tersedia operasional medium sampai berat dan dengan interval
penggantian oli normal
Kategori pelumas dengan efectivitas tinggi untuk
mengontrol kebersihan piston, cylinder bore, keausan,
soot dan stabilitas pelumas. Direkomendasikan untuk
E3 Tersedia engine dengan standard emisi Euro 1 dan Euro 2 yang
bekerja pada kondisi extrem. Juga direcomendasikan
untuk perpanjangan interval penggantian oli
berdasarkan rekomendasi pabrikan.
Stabilitas viscositas sangat baik, dengan efectivitas dan
kemampuan lebih tinggi untuk mengontrol kebersihan
piston, cylinder bore, keausan, soot dan stabilitas
E4 Tersedia
pelumas jika dibandingakan dengan
E3. Direkomendasikan untuk engine dengan standard
emisi Euro 1, Euro 2 dan Euro 3 yang bekerja pada
kondisi extrem. Inetrval penggantian oli dapat
diperpanjang secara lebih signifikan.

Stabilitas viscositas sangat baik, dengan efectivitas dan


kemampuan lebih tinggi untuk mengontrol kebersihan
piston, cylinder bore, keausan, soot dan stabilitas
pelumas jika dibandingakan dengan E4. Terutama
kemampuan untuk mencegah keausan dan mencegah
E5 Tersedia
deposit kerak pada turbocharge. Sangat
direkomendasikan untuk engine dengan standard emisi
Euro 1, Euro 2dan Euro3 yang bekerja pada kondisi
extrem. Inetrval penggantian oli dapat diperpanjang
secara lebih signifikan.
Stabilitas viscositas sangat baik, dengan efectivitas dan
kemampuan lebih tinggi untuk mengontrol kebersihan
piston, cylinder bore, keausan, soot dan stabilitas
pelumas. Direkomendasikan untuk engine dengan
standard emisi Euro 1, Euro 2, Euro3, Euro IV dan Euro
E6 Tersedia V yang bekerja pada kondisi extrem. Juga untuk
engine yg menggunakan EGR dengan atau tanpa
particulate filter dan enbgine dengan SCR NOx
reduction system. Sangat direkomendasikan untuk
engine yang menggunakan particulate filter dan dengan
kandungan sulfur rendah.
Stabilitas viscositas sangat baik, dengan efectivitas dan
kemampuan lebih tinggi untuk mengontrol kebersihan
piston, cylinder bore, keausan, soot dan stabilitas
pelumas. Direkomendasikan untuk engine dengan
E7 Tersedia standard emisi Euro 1, Euro 2, Euro3, Euro IV dan Euro
V yang bekerja pada kondisi extrem dengan interval
penggantian oli yang lebih panjang. Juga untuk engine
yg menggunakan EGR dengan atau tanpa particulate
filter dan enbgine dengan SCR NOx reduction system.
Stabilitas viscositas sangat baik, dengan efectivitas dan
kemampuan lebih tinggi untuk mengontrol kebersihan
piston, cylinder bore, keausan, soot dan stabilitas
pelumas. Direkomendasikan untuk engine dengan
standard emisi Euro 1, Euro 2, Euro3, Euro IV dan Euro
E9 Tersedia
V yang bekerja pada kondisi extrem dan beban operasi
yang besar dengan interval penggantian oli yang lebih
panjang. Juga untuk engine yg menggunakan EGR
dengan atau tanpa particulate filter dan enbgine
dengan SCR NOx reduction system. Sangat
direkomendasikan untuk engine yang menggunakan
particulate filter dan dengan kandungan sulfur rendah.

GREASE (PELUMAS PADAT)


Grease merupakan pelumas padat, jenis pelumas yang paling tua/ lama.
Berfungsi untuk mencegah karat dan korosi dan diperlukan sebagai sistem
perlindungan.

Grease dari bahan dasar lemak hewan telah dipergunakan dari jaman Mesir kuno untuk
melumasi bantalan poros mesin-mesin perang mereka. Sementara grease pertama kali
terbuat dari lemak binatang, mampu digunakan untuk pelumasan dengan kecepatan
dan beban sedang, sementara untuk tehnology saat ini sudah tidak bisa diaplikasikan
lagi.

Beban yang tinggi, kecepatan tinggi dan temperature tinggi, dan beberapa persyaratan
khusus lainnya harus dapat dipenuhi oleh grease modern.

Komposisi grease dan daya tahannya

Secara umum, grease modern terdiri dari thickener atau matrix dan base oil (mineral
atau synthetic oil). Thickener atau matrix biasanya berupa “metalic soap” (seperti
sodium, calcium atau lithium), clay (bentonite), atau synthetic material, dan perlakuan
perawatan (service) grease tergantung pada type thickener yang digunakan.

Demikian halnya pada grease, thickener atau matrix pada grease akan menyerap oli
dan melepaskannya untuk menciptakan daya pelumasan ketika grease terkena beban
yang besar seperti misalanya kejadian pada sebuah bearing. Ketika beban berkurang,
misalnya bearing berputar (dan sebelum bagian bearing berikutnya terkena beban), oli
akan diserap kembali ke dalam thickener grease, siap untuk proses pelumasan
berikutnya.

Untuk meningkatkan beberapa kemampuan kusus dari grease, beberapa aditive telah
ditambahkan. Untuk meningkatkan kapasitas daya tahan beban (loadcarrying
capability), solid additive seperti PTFE (Polytetrafluoroethylene), molybdenum disulfide
atau graphite (pada beberapa waktu terakhir ini) juga sering digunakan. Beberapa
additive lain mungkin juga digunakan, tergantung kebutuhan yang diperlukan untuk
beberapa variasi grease.

Aditive “Tackiness” digunakan didalam grease untuk memperluas aplikasi grease,


terutama untuk bagian dimana terdapat gaya centrifugal yang cukup besar. Additive anti
oxidant digunakan pada grease untuk aplikasi industri dimana periode service lebih
panjang.

KARAKTERISTIK GREASE
1. Grease tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk
waktu yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat)
2. Grease juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam
bagian yang dilumasi.
3. Mempunyai kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low
speed rotating parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban
kejut dan bagian yang saling bergesekan.
4. Melumasi bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya
oil film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat)
KLASIFIKASI GREASE (BERDASARKAN THICKENER)

Sodium Soap Base - Grease dengan kandungan serat tinggi didesain untuk
digunakan pada komponen dengan temperatur kerja yang tinggi seperti untuk bearing
roda. Grease type ini sekarang tidak banyak lagi digunakan arena kemampuannya yang
terbatas dan dayatahan terhadap air sangat buruk

Calcium Soap Base – Lebih lembut, dengan ketahanan terhadapa air yang cukup baik,
akan tetapi daya tahan terhadap temperature sangat terbatas. Grease ini juga
sebagian besar sudah jarang ditemukan dan tidak diproduksi lagi, bebera juga telah
diperbaiki kualitasnya

Lithium Soap Base - Lithium soap greases are secara umum disebut juga grease
serbaguna atau multi-purpose greases. Dengan water resistance yang bagus, dapat
juga digunakan seperti sodium grease. Mempunyai sifat penyimpanan aditive yang baik
dan akan membentuk semacam “grease collar” pada bagian luar bearing untuk
melundungi grease dari kotoran dan air.

Bentonite (Clay) Base – Greases dengan bentonite secara umum didesain sebagai
grease tahan temperature tinggi dan biasa digunakan untuk bearing roda pada unit
yang dilengkapi dengan disc brake. Bahan dasar bentonite tidak memiliki “drop point”
(indikator performance grease untuk maximum temperature grease) dan ini yang
membuat grease ini lebih cocok untuk aplikasi tersebut.

“Complex” Soap Base – Perkembangan tehnology pembuatan grease menghasilkan


beberapa additive kimia tambahan yang kemudian disebut dengan “complex”grease.
Grease type ini menggunakan convensional soaps dengan beberapa proses tambahan,
dan type secara umum disebut sebagai lithium complex. Type lain dari complex
grease termasuk calcium complex dan aluminium complex.
Penambahan istilah complex menunjukkan bahan additive grease (grease properties)
untuk memperbaiki karakteristik grease, termasuk didalamnya daya tahan terhadap
temperature

Calcium Complex – Greases dengan water resistance tang baik dan daya tahan
terhadap temperature tinggi, akan tetapi tidak cocok untuk jalur pemompaan yang
panjang.

Aluminium Complex – Grease serbaguna termasuk untuk industri baja dimana


kapasitas dayatahan beban sangat tinggi, dikombinasikan dengan daya rekat yang
tinggi, sehingga sangat cocok untuk aplikasi mesin industri dengan beban berat.

Lithium Complex - Grease ini hampir sama dengan conventional lithium greases
dimana dapat digunakan untuk banyak aplikasi. Mempunyai daya tahan terhadap air
yang sempurna, daya tahan terhadap temperature tinggi juga sangat baik, daya tahan
beban baik, dapat dipompakan melalui lubang pelumasan, pipa kapiler dan mempunyai
daya rekat yang baik sehingga tidak mudah meleleh.

Polyurea Base - Polyurea greases mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap
oxidasi dan digunakan untuk aplikasi “long life” dan “fill-for-life”. Mempunyai daya tahan
beban yang tinggi dan tahan temperature tinggi. Dan juga baik untuk putaran tinggi,
pilihan yang tepat untuk ball bearing atau roller bearing dengan kecepatan yang sangat
tinggi.

KLASIFIKASI BERDASARKAN VISCOSITY (TINGKAT KEKENTALAN)

Selain diklasifikasikan berdasar thickener, grease juga diklasifikasikan berdasarkan


pada tingkat kekerasan dan kelembutannya. NLGI ( National Grease Lubrication
Institute) telah mengeluarkan beberapa klasifikasi angka yang menunjukkan tingkat
kekentalan grease.

ASTM worked (60


NLGI strokes) penetration at Consistency food
Appearance
number 25 °C tenths of a analog
millimetre
000 445-475 Fluid Cooking oil
00 400-430 Semi Fluid aple sauce
0 355-385 very soft brown mustard
1 310-340 Soft tomato paste
normal
2 265-295 peanut butter
grease
3 220-250 firm vegetable shortening
4 175-205 very firm frozen yogurt
5 130-160 hard smooth pate
6 85-115 very hard cheddar cheese

sumber: coalminingindonesia

Diposting 13th June 2014 oleh RIDWAN SOPYAN S.





Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai