Jenis Oli
Hydraulic Oil
Engine Oil
Gear Oil
Auto Transmission Fluid (ATF) Oil
Brake Oil
Klasifikasi Oli
Engine Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF / API SAE 10-50
Hydraulic Oil : ISO VG ~ 32s/d ISO VG ~ 1500
Gear Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60~250)
Klasifikasi oli juga dibedakan berdasarkan kekentalannya. Untuk jenis Engine Oil tingkat
kekentalan ditandai dengan standard SAE yang diikuti dengan angka, misalnya SAE10,
SAE30, SAE40, SAE50, dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya maka oli tersebut
semakin kental.
Kandungan Aditif dalam oli secara langsung akan membedakan kualitas Oli Pelumas
yang dipakai. Berikut jenis additive oli
1. Anti foam : meminimalisir terjadinya gelembung udara yang timbul akibat kerja
piston, sehingga oksidasi dan kontak antar metal secara langsung juga dapat
diminimalisir
2. Anti Oxidant : mencegah reaks berantai proses oksidasi yang dapat berakibat
menebalnya lapisan pelumas secara berlebih dan berpotensi terjadinya sludge
3. Anti Wear : mencegah panas berlebih yang timbul akibat gesekan antar
permukaan metal karena akselerasi dan deselerasi serta beban berat terhadap
kinerja mesin.
4. Corrosion & rust inhibitor: mencegah kerusakan permukaan metal dan karat
yang mungkin timbul akibat reaksi acid (asam) ataupun oksidasi udara.
5. Detergent : mencegah terjadinya kontaminasi pelumas dari sisa pembakaran
dan mempertahankan permukaan metal tetap bersih.
6. Dispersant : menetralisir sisa pembakaran yang bersifat kontaminasi sehingga
dapat meminimalisir meningkatnya kekentalan pelumas dan terbentuknya sludge
serta oksidasi.
7. Friction modifier : meningkatkan kinerja pelumasan pada permukaan metal
yang bergerak sehingga gesekan yang bersifat abrasi dan noise dapat
diminimalisir.
8. Pour point depressants : membantu stabilisasi kekentalan pelumas pada
temperatur sangat rendah, sehingga pelumas tidak mengental/membeku serta
timbulnya wax yang dapat menghambat flow pelumas dapat diminimalisir.
9. TBN : menetralisir sifat asam yang mungkin timbul akibat kinerja pelumasan
pada temperatur tinggi ataupun persenyawaan zat pembakar.
Arti & Tujuan TBN (Total Base Number) Pengertian : Angka yang menunjukkan
banyaknya unsur kandungan BASA di dalam Oli.Fungsi : menetralkan ASAM yang
timbul didalam oli karena pengaruh kadar sulfur pada fuel.
Reaksinya sebagai berikut :S + O2 --> SO2SO2 + H2O --> H2SO4 H2SO4 merupakan
ASAM, dan harus dinetralkan sebab akan menimbulkan proses karat.
Catatan:Oli yang telah terpakai angka TBN-nya akan menurun (untuk Indonesia angka
minimum yang diizinkan adalah 12).
Bila angka TBN dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan
cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan.
Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid
(ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric
acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan.
Jika nilai TAN (Total Acid Number) melewati batas, oli engine jangan digunakan
meskipun sisa nilai TBN masih tinggi. Sulfur yang terkandung didalam fuel pada
proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk
gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika
temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power).
Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran
dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif. S + O2 SO2 (gas) (1)
2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3) 2SO2 + O2 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun)
SO3 + H2O(embun) H2SO4(cair) (3) Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk
didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3)
berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-
by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk
akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.
Viscosity Index Improver : Berfungsi untuk memperlambat penurunan viskositas
akibat naiknya temperatur suhu sebagai dampak kinerja mesin yang optimal, sehingga
viskositas pelumas jadi lebih stabil.
Oil Flow Improver : Berfungsi untuk membantu laju alir pelumas menjadi lebih cepat,
sehingga kontak antar metal secara langsung dapat diminimalisir, terutama pada saat
start awal mesin.
Uraian tersebut di atas jelas memperlihatkan bahwa base oil dan additives merupakan
suatu paket yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai hasil pelumasan optimal.
Sumber: www.pelumas.net/tips-oli-pelumas-aditif-oli-motor-mobil/
MULTI GRADE OIL
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah
mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi.
Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada
engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, oil film pada multigrade
oil lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur
tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang
luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.
2. Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli
multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli
SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.
3. Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas
tinggi seperti SAE30 atau SAE40.
Contoh Oli 10W-50. Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang dapat
berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 merupakan
singkatan kata winter ( musim dingin) . Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat
kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika
udara panas.
OKSIDASI pada oli : proses kimia yang terjadi pada oli yang berhubungan langsung
dengan udara luar pada temperature + 50 derajat Celcius.
Oli (CH) + O2 CO2 + H20
DEMULSIBILITY pada oli : kemampuan oli untuk memisahkan diri terhadap air
Penanganan Oli: Harus terlindung / tertutup terhadap sinar matahari dan hujan.
Jangan membiarkan pipa isap pump (oil pump) menyentuh dasar drum pada
saat mengisi dan pipa outlet harus betul betul bersih.
Pipa & pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan di campur dengan
pompa solar).
Baik serie S maupun C dimulai dari SA, SB, SC dst, demikian juga CA, CB, CC, CD,
dst. Semakin jauh huruf yang tercantum mengindikasikan semakin baik kualitas oli
tersebut. Standard klasifikasi berdasarkan kualitas ini biasa disebut API Service. Oleh
karena berhubungan dengan kualitas maka harus diperhatikan penggunaannya. Pada
OMM sering ditegaskan, misalnya ”Gunakan API klasifikasi CD untuk mesin, jika
menggunakan API klasifikasi CC maka percepat jadwal penggantiannya hingga
separuh jadwalnya”.
Adalah standard kualitas oli yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan automobil di eropa
seperti mercedezbenz, MAN, VOLVO, SCANIA, PEUGEOT, RENAULT dll.
Klasifikasi kualitas engine oil ditandai dengan kombinasi huruf (A,B,C,E) dan angka
(1,2,3,4...dst) untuk menunjukan aplikasi oli.
A : Gasoline/petrol engine (engine dengan bahan bakar bensin)
B : Light Diesel Engine (Engine diesel kecil beban ringan)
C : Engine Diesel yang dilengkapi catalyser atau low SAPS (Sulphated Ash,
Phosphorus and Sulphur).
E : Heavy Diesel Engine ( Engine Diesel dengan beban operasional besar)
Untuk engine truck dan alat berat menggunakan engine oil kategory E dengan
klasifikasi sebagai berikut :
Grease dari bahan dasar lemak hewan telah dipergunakan dari jaman Mesir kuno untuk
melumasi bantalan poros mesin-mesin perang mereka. Sementara grease pertama kali
terbuat dari lemak binatang, mampu digunakan untuk pelumasan dengan kecepatan
dan beban sedang, sementara untuk tehnology saat ini sudah tidak bisa diaplikasikan
lagi.
Beban yang tinggi, kecepatan tinggi dan temperature tinggi, dan beberapa persyaratan
khusus lainnya harus dapat dipenuhi oleh grease modern.
Secara umum, grease modern terdiri dari thickener atau matrix dan base oil (mineral
atau synthetic oil). Thickener atau matrix biasanya berupa “metalic soap” (seperti
sodium, calcium atau lithium), clay (bentonite), atau synthetic material, dan perlakuan
perawatan (service) grease tergantung pada type thickener yang digunakan.
Demikian halnya pada grease, thickener atau matrix pada grease akan menyerap oli
dan melepaskannya untuk menciptakan daya pelumasan ketika grease terkena beban
yang besar seperti misalanya kejadian pada sebuah bearing. Ketika beban berkurang,
misalnya bearing berputar (dan sebelum bagian bearing berikutnya terkena beban), oli
akan diserap kembali ke dalam thickener grease, siap untuk proses pelumasan
berikutnya.
Untuk meningkatkan beberapa kemampuan kusus dari grease, beberapa aditive telah
ditambahkan. Untuk meningkatkan kapasitas daya tahan beban (loadcarrying
capability), solid additive seperti PTFE (Polytetrafluoroethylene), molybdenum disulfide
atau graphite (pada beberapa waktu terakhir ini) juga sering digunakan. Beberapa
additive lain mungkin juga digunakan, tergantung kebutuhan yang diperlukan untuk
beberapa variasi grease.
KARAKTERISTIK GREASE
1. Grease tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk
waktu yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat)
2. Grease juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam
bagian yang dilumasi.
3. Mempunyai kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low
speed rotating parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban
kejut dan bagian yang saling bergesekan.
4. Melumasi bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya
oil film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat)
KLASIFIKASI GREASE (BERDASARKAN THICKENER)
Sodium Soap Base - Grease dengan kandungan serat tinggi didesain untuk
digunakan pada komponen dengan temperatur kerja yang tinggi seperti untuk bearing
roda. Grease type ini sekarang tidak banyak lagi digunakan arena kemampuannya yang
terbatas dan dayatahan terhadap air sangat buruk
Calcium Soap Base – Lebih lembut, dengan ketahanan terhadapa air yang cukup baik,
akan tetapi daya tahan terhadap temperature sangat terbatas. Grease ini juga
sebagian besar sudah jarang ditemukan dan tidak diproduksi lagi, bebera juga telah
diperbaiki kualitasnya
Lithium Soap Base - Lithium soap greases are secara umum disebut juga grease
serbaguna atau multi-purpose greases. Dengan water resistance yang bagus, dapat
juga digunakan seperti sodium grease. Mempunyai sifat penyimpanan aditive yang baik
dan akan membentuk semacam “grease collar” pada bagian luar bearing untuk
melundungi grease dari kotoran dan air.
Bentonite (Clay) Base – Greases dengan bentonite secara umum didesain sebagai
grease tahan temperature tinggi dan biasa digunakan untuk bearing roda pada unit
yang dilengkapi dengan disc brake. Bahan dasar bentonite tidak memiliki “drop point”
(indikator performance grease untuk maximum temperature grease) dan ini yang
membuat grease ini lebih cocok untuk aplikasi tersebut.
Calcium Complex – Greases dengan water resistance tang baik dan daya tahan
terhadap temperature tinggi, akan tetapi tidak cocok untuk jalur pemompaan yang
panjang.
Lithium Complex - Grease ini hampir sama dengan conventional lithium greases
dimana dapat digunakan untuk banyak aplikasi. Mempunyai daya tahan terhadap air
yang sempurna, daya tahan terhadap temperature tinggi juga sangat baik, daya tahan
beban baik, dapat dipompakan melalui lubang pelumasan, pipa kapiler dan mempunyai
daya rekat yang baik sehingga tidak mudah meleleh.
Polyurea Base - Polyurea greases mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap
oxidasi dan digunakan untuk aplikasi “long life” dan “fill-for-life”. Mempunyai daya tahan
beban yang tinggi dan tahan temperature tinggi. Dan juga baik untuk putaran tinggi,
pilihan yang tepat untuk ball bearing atau roller bearing dengan kecepatan yang sangat
tinggi.
sumber: coalminingindonesia
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.