Fungsi
Tingkat viskositas pada oli mesin ini hanya ada satu macam saja. Misalnya
SAE 20, SAE 30, SAE 40. Tingkat viskositas oli single grade tetap, pada suhu
rendah maupun tinggi. Namun seiring perkembangan, oli mesin single grade
mulai ditinggalkan. Ini disebabkan karena tingkat viskositasnya terlalu tinggi
ketika dalam suhu dingin, sehingga mesin berat saat dinyalakan.
Oli mesin multi grade memiliki 2 tingkat viskositas, seperti SAE 10W – 40.
Huruf W adalah singkatan dari Winter. Jadi oli tersebut akan berada pada
tingkat viskositas (kekentalan) 10 pada musim dingin (winter), lalu berada
pada tingkat 40 pada saat panas.
Oli mesin multi grade sekarang lebih mendominasi pasar kita, karena wilayah
geografis Indonesia memiliki cuaca yang cukup bervariasi, bergantung pada
waktu (cuaca) dan ketinggian. Oli multigrade diciptakan untuk memudahkan
penyalaan mesin (khususnya daerah dingin, seperti pegunungan Indonesia),
tetapi juga dapat melindungi komponen mesin ketika berada pada suhu tinggi.
Kekentalan oli mesin juga berpengaruh terhadap kinerja mesin dan konsumsi
bahan bakar. Oli mesin dengan tingkat viskositas rendah seperti SAE 10W –
40, relatif irit bahan bakar, namun kurang baik untuk perlindungan mesin.
Sifat oli pelumas pada engine yang paling penting adalah kekmpuan oli
tersebut harus mampu mengalami perubahan yang kecil pada saat terkena
fluktuasi temperatur. Hal ini disebabkan karena oli pelumas digunakan pada
area temperatur yang sangat luas, yaitu pada temperatur tinggi yang
disebabkan oleh adanya gesekan komponen dan pembakaran bahan bakar
dan pada temperatur rendah (-30 - 140°C) saat digunakan di daerah dingin.
Di Indonesia yang beriklim tropis, SAE no.30 adalah yang paling baik untuk
digunakan.
Nomer kekentalan seperti SAE10W atau 30 berarti oli tersebut hanya cocok
digunakan untuk satu standar kekentalan saja, dan disebut dengan istilah
single grade oils.
D. Jenis-Jenis Oli
Oli terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Oli Mineral, Oli Synthetic dan Oli
Semi Synthetic.
Mineral terbuat dari bahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak
bumi yang telah diolah dan disempurnakan kemudian ditambahkan
dengan zat-zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya.
Pada mesin berteknologi lama atau keluaran lama yang sudah
memiliki celah antar komponen mesin lebih renggang, maka lebih
disarankan untuk menggunakan oli jenis mineral. Beberapa ahli/pakar
mesin memberikan saran apabila menggunakan oli mineral selama
bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli
sintetis karena oli sintetis umumnya mengikis sisa komponen dan
partikel yang ditinggalkan oli mineral sehingga sisa partikel tersebut
terangkat dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga dapat
mengganggu performa mesin.
b. Oli Synthetic
Oli Synthetic merupakan hasil campuran dari Poly Alpha Olefin
dengan oli mineral. Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk
menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli
mineral. Oli Synthetic lebih direkomendasikan untuk mesin teknologi
baru seperti mesin turbo, supercharge, DOHC (Double Over Head
Camshaft) dimana mesin tersebut membutuhkan pelumasan lebih baik
karena celah komponen mesin lebih kecil
Synthetic Blend Oil atau oli Semi Synthetic yang merupakan oli
dengan campuran antara oli mineral dan oli sintetik. Kadar oli sintetik
yang terdapat pada oli ini antara 10% hingga 25%. Kelebihan dari oli
semi sintetik ini adalah harganya yang relatif lebih murah dari pada oli
sintetik dan kualitasnya juga lebih baik dari pada oli mineral. Untuk oli
Semi Synthetic sendiri penggunaanya berada diantara oli mineral dan
Synthetic
a. Kekentalan
b. Indeks Kekentalan
c. Titik Tuang
d. Stabilitas
e. Kemampuan pelumasan
ANALISIS OLI
A. Oli Pelumas
Untuk dapat mengetahui kualitas minyak pelumas yang sesuai, ada beberapa
Warna (colour)
Berdasarkan referensi dari ASTM D 156-94
Angka warna adalah defenisi empiris dari warna suatu cairan produk
minyak bumi.
Spesific Gravity/Densitas
Berdasarkan referensi dari ASTM D 1298-85
Specific gravity adalah perbandingan massa dari zat cair per volume
pada suhu 15 C dengan massa dari air murni per volume pada suhu
15C.
Daya guna oli pelumas pada engine lama-kelamaan akan menurun untuk
alasan sebagai berikut:
1. Karena adanya oksidasi
2. Pengkonsumsian bahan tambah
3. Pencampuran antara material-material asing, seperti serbuk logam dan
hasil pembakaran.
BAB III
PENYEBAB KEAUSAN OLI
A. Kontaminasi
1. Penyebab : Silikon
6. Penyebab : Besi
Akibat : Air yang tercemar dengan oli akan membentuk emulsi yang
akan menyumbat filter. Air dan oli dapat pula membentuk asam
penggerogot logam yang berbahaya. Pada kebanyakan
kontaminasi air mengakibatkan pemampatan di dalam bak engkol.
Kontaminasi lebih gawat lagi terjadi jika ada kebocoran pada
system pendinginan yang mengakibatkan air masuk kebagian luar
system oli mesin.
B.) Degradasi
Faktor lainnya berasal dari degradasi pada oli. Berikut beberapa akibat
terjadinya degradasi oli terhadap mesin anda: