Pemateri : PETROLAB
LABORATORIUM
PETROLAB
BODY SHAPE OF REPORT
Physical Test
Contaminant Data
FTIR Data
Cleanliness Data
Foaming Data
Trending Graphics
Recommendation
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Customer and Unit Identity
• Header berisi nama customer, lokasi/site unit berada, unit yang diujikan
sampelnya pada report ini, model unit serta komponen apa yang
diujikan
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Sample Identity
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Pemberian Kode
• Ada 4 kategori (tingkatan) yang diberikan oleh Petrolab untuk
menyimpulkankan kondisi setiap parameter uji yaitu: N
(normal), B (attention), C (urgent) dan D (severe)
• Pemberian kode dinyatakan dengan 2 cara: (1) kode huruf di
samping nila uji dan (2) kode warna pada nilai hasil uji. Hal ini
disesuaikan dengan permintaan customer
• Kode huruf. Huruf B, C dan D ditulis di samping (setelah garis
miring) tiap nilai uji. Nilai yang tidak diberi kode berarti masih
normal (N).
• Kode warna. Warna hitam untuk N (normal), warna kuning
untuk B (attention) dan warna merah untuk C (urgent) dan D
(severe)
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kinematics Viscosity (ASTM D 445)
• Definisi Umum: Kental atau Encernya Suatu Fluida yang diukur dengan
parameter waktu alir suatu fluida dari titik A ketitik A’
• Definisi Teknik: Adalah ukuran kemudahan suatu fluida untuk menahan
tegangan geser
Munson, “Fundamental of fluid mechanic”
LABORATORIUM
PETROLAB
Resume: ASTM D 445
Diketahui:
t = waktu alir
K = Konstanta Labu
T = Temperature Pengukuran
g=9,8 m/s2
Contoh Penulisan:
LABORATORIUM
PETROLAB
Viscosity terlalu kental Viscosity terlalu encer
Peningkatan panas, berdampak Terjadi penipisan lapisan film
peningkatan oxidation, varnish, pelumas mengakibatkan
sludge peningkatan gesekan yang dapat
Aliran pelumas ke bearing meningkatkan wear (ausan)
menjadi berkurang Peningkatan panas & oxidation
Peningkatan konsumsi energi Sensitif terhadap adanya
Mesin susah dihidupkan (susah kontaminasi partikel padat
start) (abrasive wear)
Lapisan film pelumas mudah
rusak saat suhu operasi tinggi
dan beban berlebih
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Sebagai contoh, terlihat pada potongan report dibawah,
menggunakan pelumas SAE 15W-40
Batasan yang digunakan dapat terlihat pada bagian paling kanan
report
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Viscosity Analysis
Fuel dilution
Overheating
Grease contamination
Mixture of oils
Other components
Contamination by a volatile substance
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Visco-Graph Analysis Tanda bahwa Oksidasi
telah banyak terjadi dan
pelumas mendekati akhir
umur
Kesalahan TOP-UP
dengan ISO VG 32
Visco-Graph
Screw Compressor
A-21 ECJ17
Telat!!!
70
60
Viscosity Kinematics
50
40
30
Running Hour
LABORATORIUM
PETROLAB
Tabel SAE (ENGINE)
LABORATORIUM
PETROLAB
Tabel SAE (TRANSMISSION)
LABORATORIUM
PETROLAB
Memahami ISO VG
LABORATORIUM
PETROLAB
TBN (Total Base Number) – ASTM D 2896
• Definisi: Jumlah Nilai Basa yang dimiliki oleh pelumas sehingga mampu untuk
mentralisir asam- asam yang terbentuk
• Satuan: mg KOH / g
LABORATORIUM
PETROLAB
Resume: ASTM D 2896
12
10
6 Perhitungan komputer
untuk mendapatkan
4 aproximasi akhir titrasi
0
Computation 0 10 20 30 40 50 60 70
Analysis m l Titer
Electrode
BACK TITRATION
• Titrasi kedua, untuk memvalidasi apakah
Titrasi pertama benar. Sangat dianjurkan
Gambar alat untuk pengujian Engine Oil
TITRATOR
• Titrator: HCl
Preparat
LABORATORIUM
PETROLAB
Grafik Penurunan TBN
TB N (m g K O H / g )
12
10
8
6 Kita memantau jumlah
4
Pasukan yang tersedia
untuk mengatasi
2 TBN
Batas Min
pengganggu
0
0 1000 2000 3000 4000
Waktu pemakaian (jam)
LABORATORIUM
PETROLAB
TAN (Total Acid Number)
2.5
1.5
1
TAN
0.5 Batas Max
0
0 500 1000 1500 2000 2500
LABORATORIUM
PETROLAB
Resume: ASTM D 664
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Resume: ASTM D 974
LABORATORIUM
PETROLAB
Batasan-batasan umum TBN dan TAN
TBN TAN
OIL TYPE
Typ Att Crt Typ Att Crt
LABORATORIUM
PETROLAB
Wear Metals
Tujuan:
• Mengetahui jenis-jenis logam ausan yang ada
di oli. Setiap logam ausan mencerminkan
berasal dari komponen tertentu
• Mengetahui konsentrasi logam ausan di oli,
sehingga dapat dipantau kelayakan kerja dari
sebuah komponen
• Kombinasi dengan antara logam satu dengan
logam yang lain dapat memberikan panduan
lebih pasti tentang sumber komponen yang
bermasalah
LABORATORIUM
PETROLAB
How Atomic Adsorption Spectrophotometer (AAS) Works
Diabsorpsi -3 foton
untuk eksitasi elektron
ke tingkat energi lebih
Lampu katoda tinggi
Mesin AAS
untuk metal A: -3
Diberi intensitas
10 foton Sample Oli
7
Lampu Diterima detector 7
Katoda foton untuk kemudian
diconvert ke ppm
10
burner Detector
LABORATORIUM
PETROLAB
How Induction Couple Plasma (ICP) Works
Detector
Na Cu Fe
Plasma Torch
Sample Oli
Mesin ICP
Plasma Source
LABORATORIUM
PETROLAB
Condemning Limit for Metal Wear
Na Si FE Cu Al Cr Ni Sn Pb
EQUIPMENT TYPE
Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr Att Crt Svr
Engine Light Truck 35 50 250 30 45 135 50 80 200 20 30 90 18 25 75 10 15 45 5 10 30 10 20 60 15 25 75
Engine Heavy Duty Truck 35 50 250 30 45 135 100 150 375 30 40 120 20 30 90 10 15 45 10 15 45 10 20 60 35 50 150
Engine Tractor Type 35 50 250 30 45 135 100 150 375 35 45 135 20 30 90 10 15 45 10 15 45 10 20 60 35 50 150
Engine for Marine [Main Engine Low Speed] 35 50 250 15 25 75 100 150 375 35 45 135 20 30 90 10 15 45 10 15 45 10 20 60 35 50 150
Engine for Marine [Main Engine High Speed] 35 50 250 15 25 75 50 100 250 25 35 105 18 25 75 10 15 45 5 10 30 10 20 60 35 50 150
Engine for Marine [Auxelary Engine] 35 50 250 15 25 75 50 100 250 20 30 90 18 25 75 10 15 45 5 10 30 10 20 60 15 25 75
Engine - GENSET Stationary Low Speed 35 50 250 15 25 75 100 150 375 30 45 135 20 30 90 10 15 45 10 15 45 10 20 60 35 50 150
Engine - GENSET Stationary High Speed 35 50 250 15 25 75 50 100 250 25 35 105 18 25 75 10 15 45 5 10 30 10 20 60 35 50 150
Engine - DIESEL GENERAL 35 50 250 30 45 135 75 125 312.5 25 35 105 18 25 75 10 15 45 5 10 30 10 20 60 15 25 75
Engine - GASOLINE GENERAL 35 50 250 30 45 135 25 40 100 20 30 90 15 20 60 10 15 45 5 10 30 10 20 60 15 25 75
COMPRESSOR - Screw 50 70 350 10 15 45 20 30 75 25 35 105 10 15 45 5 10 30 4 8 24 5 10 30 10 15 45
COMPRESSOR - PISTON 50 70 350 10 15 45 40 60 150 20 30 90 18 25 75 5 9 27 5 10 30 10 20 60 15 20 60
COMPRESSOR - Turbo 50 70 350 10 15 45 20 30 75 18 25 75 10 15 45 4 9 27 4 8 24 5 10 30 10 20 60
Hydraulic - Industrial 50 70 350 10 15 45 30 40 100 18 25 75 18 25 75 8 13 39 10 15 45
Hydraulic - Mobile Equipment 50 70 350 30 45 135 20 30 75 30 50 150 15 20 60 10 15 45 10 15 45
Transmission - Automotive used 60 80 400 30 45 135 120 200 500 70 100 300 10 15 45 6 10 30 15 20 60
Transmission - TRACTORS 60 80 400 45 60 180 150 250 625 150 300 900 10 15 45 10 15 45 10 15 45 15 20 60
Final Drive - Automotive Used 60 80 400 30 45 135 200 300 750 40 60 180 20 30 90 6 10 30 10 15 45 30 40 120
Final Drive - TRACTORS 60 80 400 60 80 240 300 500 1250 100 150 450 20 30 90 10 15 45 35 50 150
Gearboxes - Industrial 60 80 400 30 50 150 100 200 500 35 50 150 15 25 75 6 10 30 5 10 30
Turbine - Steam 30 60 300 10 15 45 20 30 75 25 35 105 10 15 45 4 9 27 4 8 24 5 10 30 10 15 45
Turbine - Gas 25 50 250 10 15 45 20 30 75 25 35 105 10 15 45 4 9 27 4 8 24 5 10 30 10 15 45
Gas Engine - Industrial 35 50 250 10 15 45 25 40 100 20 30 90 15 20 60 10 15 45 5 10 30 15 25 75
Gas Engine - Mobile Equipment 35 50 250 30 45 135 25 40 100 20 30 90 15 20 60 10 15 45 5 10 30 15 25 75
Bushing M* M* M M
Camshaft / Crankshaft M
Certain Transmission Fluid X
Cylinder Walls m M
Exhaust Valve m M
Gasket Materials X X
Housing / Casting M M t
Jurnal Bearing M* M* M M
Oil Cooler M
Oil Pump Bushing M* M* m m
Oil Pumps M M
Piston M M m
Rings M M
Rolling element bearing M m m
Thrust Washer M m
Timing Gears M
Turbo Charger / Super Charger M M
Valve Guides m M
Whrist Pin M
Whrist Pin Bushing M* M*
KODE KETERANGAN
M MAJOR, dari hasil analisa wear, nilai ini yang paling mencolok
m minor, lebih kecil dari MAJOR (M), nilainya kurang lebih 20 - 50% dari MAJOR
t Trace, cukup kecil untuk dibandingkan. Pada suatu kasus, meskipun kecil nilainya dia tetap muncul sebagai indikator
X Tidak tentu, terkadang muncul, terkadang tidak
* Complementary, Saling mengganti. Artinya Jika asterik yang satu tidak muncul berarti wear akan muncul di asterik yang
berikutnya
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Possible Source of Metal Wear (2)
DIESEL ENGINE Al Cr Co Cu Fe Pb Mn Mo Ni P Ag Sn V Zn
Air Compressor m M M
Bearing Metal M* M*
Bearing Metal Overlay (main, rod & cam) t M* t M*
Blowers (echaust and intake system) X
Brake Saver M
Bushing - Various M m t
Cam Follower M t t
Cam Roller Shaft M t t
Cam Shaft M t t
Cam Shaft Intermediate Bearing M
Cooler Core Leaching M
Crank Shaft M t t
Cylinder Liner m M t t t
Exhaust Valve M
Fuel Injector Pump M
Fuel Pump Lifter M
Gears M t t
Governor M
Idle / Timing Gear M* M*
Oil Pump - Drive M M
Oil Pump - Miscelanous M
Oil Pump Bearing M
Piston - Misc M
Piston Rings - Various M m m m t
Rocker Arm M
Rocker Arm Bushing M
Trubo cam plate M
Turbocharger Bearing M
Valve Train M t t
Water Pump M
Wrist Pin and Bushing M M m
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Possible Source of Metal Wear (3)
Bearing m M t t
Clutch Plates M t t
Cooler Core Leaching M
Gears M t t
Lockup Clutch Disc (Sintered Bronze type) M m
Pump Bushing M
Pump Housing M t t
Shaft M t t
Speed/Direction Clutch Discs M m m
Spilnes M t t
Steering/Brake Disc (Sintered Bronze type) M
Steering/Brakes M t t
Torque Converter Bearing M
Torque Converter Impeller M m m
Transmission Housing M t t
Bearing M t t
Carrier M t t
Duo Tone Seal Retainer M
Gear M t t
Housing M t t
Shaft M t t
Sleeve Bearing M* M*
Splines M t t
Thrust Button M t t
Trust Washer M
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Possible Source of Metal Wear (4)
HYDRAULIC SYSTEM Al Cr Cu Fe Pb Mn Ni
INDUSTRIAL GEAR Al Cr Cu Fe Pb Mn Ni P Sn Zn
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Possible Source of Metal Wear (5)
Accesory Drive M
Gear Box m M
Oil Pump Housing M M
Seal M
Shaft Gear Bearing Journal M
Seal Plate Hub M
Bearing Cage M
Bearing Seal M
Bearing Support M
Bearing M
Turbine Blade X X X
Various turbine component X
COMPRESSOR Al Cr Cu Fe Ni Mn Pb Sn
Bearing - Journal M* M* m m
Bearing - Roller element and cages m M M
Case / Block Housing M* M*
Crosshead X X
Cylinder Liner m M t t t
Gear and Shaft M t t
Impeller M
Oil Cooler Leaching M
Oil Pump M
Piston X X
Piston Rings X X
Rotors M
Screw / Turbines M
Thrust Washer / Bushing M* M* m m
Valve Train m M t t
Wear Plate M
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Infrared Analysis
Contoh:
Pada wave number 800
cm-1, diberi intensitas 10 Detector
10 Sample Oli
7
Lampu
Excitator
LABORATORIUM
PETROLAB
Panduan singkat untuk analisa Infrared di Lube Oil
Wave Number
Parameter
(cm-1)
Mineral Oil – 1750
Oxidation Oraganic Ester – 3450
Phosphat Ester - 815
Suphation 1150
Nitration 1630
Soot 2000
Diesel – 800
Fuel Gasoline – 750
Jet Fuel: 795-815
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Water Content on Lube Oil
Kandungan air pada pelumas adalah hal Amount of water, ppm Appearance of oil
yang bebahaya karena:
0 Bright and clear
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Water Content by Visual Check and Crackle Test
Resume: Field Method
Crackle Test ok
!
Bletak! et
Pl • Crackle test dapat dilakukan menggunakan
cawan besi dimana oli ditempatkan dan
dibakar di bawahnya
• Sample dengan water content > 250 ppm
akan menimbulkan bunyi gemeritik (crackle)
• Semakin keras bunyi semakin tinggi water
content
LABORATORIUM
PETROLAB
Water Content by FTIR analysis
Resume: FTIR Method
LABORATORIUM
PETROLAB
Water Content by Distillation
Resume: ASTM D 95
LABORATORIUM
PETROLAB
Water Content by Karl Fischer
Resume: Karl Fischer Method (Volumetric)
• Metode = Titrasi
LABORATORIUM
PETROLAB
Analisa Kontaminan :
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan pelumas dan keausan
mesin
Pengendalian Kontaminasi sangat penting & strategis untuk
‘Proactive Maintenance Program’
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Partikel
Deskripsi Sumber Penyebab
•Partikel abrasif akan meningkatkan •Kontaminasi Saat Pengisian Pelumas :
pembentukan wear yang dapat Penggunaan wadah, selang, corong
mengakibatkan terjadinya kerusakan yang kurang bersih saat mengisikan
mekanikal. pelumas ke dalam karter
•Besarnya kerusakan yang ditimbulkan •Filtrasi:
tergantung pada ukuran (size), bentuk - Filter udara/oli yang sudah penuh
(shape), kekerasan (hardness) dan kotoran / rusak dapat melepaskan
susunan kimia. kembali partikel kotorannya
(desorption).
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Partikel (2)
Pengaruh Pada Pelumas Pengaruh Pada Mesin
•Partikel debu (Silika) meningkatkan •Partikel abrasif akan meningkatkan
proses abrasi pada komponen mesin pembentukan wear yg mengakibatkan
sehingga meningkatkan keausan mesin komponen mekanikal cepat rusak.
•Partikel khususnya partikel logam spt •Pada kondisi sliding, partikel yang
tembaga (Cu), besi (Fe) dan timbal (Pb) berukuran lebih kecil dari tebal lapisan
merupakan katalis yang dapat pelumas akan menggores komponen
mempercepat proses oksidasi pelumas. metal (cutting wear).
•Partikel-partikel akan menurunkan •Pada kondisi rolling contact, dimana
polaritas aditif (antiwear, extreme partikel berada di antara dua komponen
pressure, rust inhibitor, dispersant) & yg bergerak dapat menyebabkan surface
membentuk suspensi yg stabil dgn fatique, pitting & spalling.
partikel shg menurunkan kemampuan •Partikel yang bergerak dg kecepatan
aditif dan meningkatkan viskositas. tinggi dapat menyebabkan abrasif wear.
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Fuel/BBM
Deskripsi Sumber Penyebab
•Fuel contamination terjadi pada aplikasi •Tidak sempurnanya sistem pembakaran
pelumas mesin karter. karena :
– idling yang berlebihan
•Terjadi karena pemakaian pelumas yang – rusaknya/tersumbatnya injektor
terlalu lama, buruknya operasi mesin BBM
maupun kinerja mesin. – fuel/air ratio tidak sempurna
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Fuel/BBM (2)
Pengaruh Pada Pelumas Pengaruh Pada Mesin
•Premature Oxidation
Molekul fuel mudah teroksidasi •Peningkatan wear karena viskositas encer
menghasilkan senyawaan reaktif yang & menurunnya anti-wear additive (karena
mempercepat proses degradasi terencerkan).
pelumas.
•Peningkatan korosi pada permukaan
•Viscositas menjadi encer yang logam karena adanya peningkatan asam
menyebabkan penipisan lapisan pelumas.
sulfur dan asam-asam organik.
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Soot/Jelaga
Deskripsi Sumber Penyebab
•Soot merupakan produk hasil •Soot mencemari pelumas melalui
pembakaran & tidak terkait blowby bersama-sama dengan gas-gas
dengan kualitas pelumas. hasil pembakaran dan disebabkan oleh :
Pemakaian pelumas yang terlalu – Kompresi mesin terlalu rendah (shg
lama atau tidak sempurnanya pembakaran tidak sempurna
proses pembakaran menyebabkan peningkatan
menyebabkan akumulasi soot pembentukan soot)
yang abnormal yang
– Rasio Fuel/Udara terlalu tinggi (krn
membahayakan kondisi pelumas
tersumbatnya filter udara atau
dan mesin.
setting campuran yang tidak benar)
•Penggunaan sistem EGR untuk – Temperatur udara terlalu rendah
pengendalian emisi pada masa (operasi pada kondisi suhu dingin)
mendatang akan semakin
– Lugging (kelebihan beban atau
meningkatkan kandungan soot
dalam pelumas karter. penggunaan gigi terlalu tinggi)
– Idle yang berlebihan (berhenti
terlalu lama atau kecepatan/speed
operasi terlalu rendah)
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Soot/Jelaga (2)
Pengaruh Pada Pelumas Pengaruh Pada Mesin
•Dispersancy loss : •Penyumbatan filter
Soot akan mengadsorpsi molekul •Peningkatan abrasive wear
aditif dispersant shg menurunkan
•Pembentukan deposit, sludge yang
kemampuan mendispersikan partikel
insoluble. berpotensi penyumbatan aliran pelumas.
•Antiwear performance loss : Oil soluble tail
(oleophilic)
Molekul aditif antiwear akan diserap Polar
Head
(adsorp) oleh permukaan soot shg
tidak dapat mencegah terjadinya
gesekan pada komponen mesin.
•Peningkatan viskositas : Dispersant
forms micelle by
Mesin menjadi cepat panas dan aliran enveloping
particle
pelumas ke bagian mesin menjadi
lambat.
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Air
• Sumber Penyebab
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
Kontaminasi Air (2)
• Pengaruh Pada Pelumas • Pengaruh Pada Mesin
• Air akan bereaksi dengan aditif • Free & emulsified water dapat
membentuk endapan dan menurunkan kekuatan lapisan
senyawaan yang berbahaya. pelumas sehingga berpotensi
• Air dapat bertindak sebagai katalis terjadi peningkatan keausan
yang mempercepat oksidasi (abrasive, adhesive, fatique wear).
terutama bila ada wear metal • Air menyebabkan korosi pada
seperti Cu, Fe, Pb. permukaan besi dan baja.
• Air merupakan media
pertumbuhan mikroba, dapat
menyebabkan dekomposisi
menghasilkan senyawaan asam
yang mempercepat oksidasi dan
penyumbatan filter (plugging).
PETROLAB Laboratory
www.petrolab.co.id
ISO Clean Lines Code / NASS Class
LABORATORIUM
PETROLAB
Resume: ISO 4406
Number of Particle per mL
Up to and Number
More Than
including (R)
ISO 4406 Code:
80.000 160.000 24
Metode tahun 1987 : ISO R2/R5/R15
Dipersingkat : ISO R5/R15 40.000 80.000 23
20.000 40.000 22
Metode tahun 1999 : ISO R4/R6/R14
10.000 20.000 21
Dipersingkat: : ISO R6/R14
5.000 10.000 20
2.500 5.000 19
Contoh: 1.300 2.500 18
Hasil analisa pelumas menunjukkan nilai berikut:
640 1.300 17
Particle 4 mikron = 15.000 particle / mL 320 640 16
Particle 6 mikron = 9.000 particle / mL 160 320 15
Particle 10 mikron = 4.000 particle /mL
80 160 14
Particle 14 mikron = 1100 particle / mL
40 80 13
Jadi ISO Clean Lines Code = ISO 21/20/17 20 40 12
10 20 11
5 10 10
2.5 5 9
1.3 2.5 8
0.64 1.3 7
0.32 0.64 6
0.16 0.32 5
LABORATORIUM
Source: NORIA
PETROLAB
Foam Characteristic Test
Penyebab Foaming:
• Degradasi Additive antifoam
• Masuknya contaminant yang dapat menaikkan
tegangan permukaan
• Perubahan sifat pelumas, umumnya jika terlalu
sering berkontak dengan air
Identifikasi bahaya:
• Foam menyebabkan kavitasi pada pompa, terutama
system hydraulic
• Foam adalah penghantar panas yang buruk.
Sehingga panas dari system akan terlokalisir akibat
terhambat foam
• Foam tidak memiliki efek lubrikasi. Keberadaannya
akan menggeser lapisan film sehingga
menyebabkan wear lebih lanjut
LABORATORIUM
PETROLAB
Resume: ASTM D 892
TYPICAL RESULTS
Foam Foam
Volume Volume at
at end of end of
5 minute 10 minute
stand stand
Level of Level of
foam foam
ml ml
Sequence 01 @ 75 F 10 0 ~ Trace
Sequence 02 @ 200 F 20 0 ~ Trace
Sequence 03 @ 75 F 10 0~5
5 minute
blowing time
LABORATORIUM
PETROLAB
Advance Oil Analysis
• Grease analysis
LABORATORIUM
PETROLAB
Terimakasih
Semoga Menjadi Ilmu yang Bermanfaat
(kami mohon maaf jika dalam presentasi maupun slide terdapat kesalahan)
Pemateri : PETROLAB