A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Merawat Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings) Alat
Berat.
H. C. Uraian Materi 3
Sistem pelumasan bekerja ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar
bersama poros bubungan yang dihubungkan dengan ujung poros pompa.
Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli pelumas yang berada di panci oli atau
karter tersedot ke atas dengan melalui saringan kasar terlebih dahulu. Setelah
47
melewati pompa, minyak pelumas (oli) mengalami penyaringan kedua pada
saringan oli (oil filter) yang lebih halus. Setelah disaring oli dialirkan ke indicator
minyak pelumas, kemudian mengalir ke komponen-komponen yang
membutuhkan pelumasan seperti ke kepala selinder (mekanisme katup), ke
bantalan-bantalan (poros engkol, pena torak, poros bubungan dan sebagainya).
Setelah melumasi komponen-komponen tersebut oli pelumas kembali lagi turun
ke panci oli atau karter membawa kotoran-kotaran atau partikel logam hasil
gesekan juga panas komponen yang dilaluinya. Begitu seterusnya.
48
Gambar 35.Fungsi pelumas sebagai pelumas
49
Gambar 37.Pelumas sebagai pembersih
d. Membantu penyekatan
Pelumas membantu untuk menyumbat (menyekat)dengan baik rongga-rongga
yang terdapat pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder atau membentuk
lapisan film yang tipis (penyekat) di antara komponen bergerak.
50
7. Menghindari terbentuknya gelembung (menghentikan pelumas cair berubah
menjadi uap atau gelembung-gelembung udara yang sangat keciil karena
panas yang tinggi.
Pada minyak pelumas tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar
51
Indeks Keterangan
52
b. Oil Strainer
Komponen ini difungsikan untuk mencegah masuknya kotoran besar yang
terdapat pada sistem, sehingga oli terhisap menuju ke oil pump.
Pompa oliberfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan
dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.
d. Dipstick
Dipstick berfungsi untuk pengukur tinggi permukaan oli dan sebagai tutup
lubang tempat mengisi pelumas mesin
Gambar 42.Dipstick
53
e. Oil Pressure Switch
Berfungsi untk mengaktifkan peringatan bila tekanan oli mencukupi
54
Terdapat dua macam tipe dari oil cooler, yaitu:
Plate tube type (multiple plate type)
Shell & tube type (multiple tube type)
Jenis pelumasan yang digunakan pada mesin agar tidak mengalami kerusakan
pada sistem digolongkan menjadi 3 (tiga) :
55
Gambar 46.Pelumasan ciprat
56
c. Pelumasan campur (Premix type lubrication)
Pelumasan ini digunakan pada gazolin engine (motor bensin) karena merupakan
bagian terpenting dari sebuah unit, untuk penghasil tenaga (momen putar).
Pelumasan ini merupakan paling sederhana dan murah tanpa membutuhkan
bantuan pompa. Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas
motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin
pada perbandingan tertentu. Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20
– 25 : 1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli ( Perhatikan
spesifikasi pabrik )
57
b. Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1) Pengabutan pada karburator kurang halus,
2) Proses pembakaran kurang sempurna,
3) Tenaga mesin menurun
4) Banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5) Emisi gas buang tinggi
c. Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan
putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah,
tetapi kurang saat putaran tinggi.
d. Sistem pelumasan jenis pelumas yang paling sederhana
e. Pemakaian pelumas boros, timbul polusi
d. Sistem Autolube
Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah
oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan motor.
Kebutuhan oli untuk beban ringan sebesar 80 - 120 : 1, untuk beban / putaran
menengah 40 –70 :1, sedangkan untuk beban tinggi / putaran tinggi sebesar 18 –
30 :1. Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur
dapat teratasi. Sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan
campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub
pump,pelumas dipompakan dari tangki pelumas menuju saluran masuk
58
Gambar 49.Pelumasan Autolub
4. PelumasGrease/gemuk
Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada
komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease
bisa dianggap terdiri dari dua bagian: bahan pelumas, yaitu pelumas dan bahan
dasar (atau holder atau sabun) yang membawa pelumas. Bahan dasar tersebut
terbuat dari bahan campuran seperti sodium, calcium, lithium atau zinc dicampur
dengan lemak nabati dan hewani.
Grease melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan
melepaskan pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang
dilumasi. Kekentalan grease berbeda-beda untuk berbagai macam penggunaan
pada komponen mesin. Grease yang encer hampir berbentuk cair, dengan
kandungan pelumas kandungan sabun yang rendah. Hal ini memudahkan
grease encer mengalir melalui celah yang kecil. Grease yang kental akan
memberikan pelumas dengan kekentalan yang lebih tinggi dan bahan dasar yang
lebih pekat, dan hanya akan digunakan pada komponen yang bergerak pelan
dengan banyak celah diantara permukaan komponen mesin.
59
grease tersebut akan mengalir dari bearing dan dari antara permukaan yang
berhubungan, dan tertutup oleh oil seal. Bila konsistensi terlalu pekat, grease
akan menggumpal. Hal ini berarti, komponenn yang bergerak pada bearing
racenya seperti ball dan roller akan membuat alur pada gumpalan grease
tersebut,namun grease tidak dapat menutup galur tersebut, sehingga bearing
bisa menjadi kering (tidak terlumasi) meskipun grease berada dalam housing.
Pemilihan grease yang terakhir adalah berdasarkan persetujuan, menurut
konsistensi dan efek pengenceran pada temperatur yang mungkin sekali
ditemui.Grease dengan titik lebur yang tinggi sudah tersedia yang akan
melumasi bearing hingga temperatur 2000C. Grease jenis ini memiliki bahan
tambahan dan bahan dasar khusus. Grease yang anti air terbuat dari sabun
limau, dan grease yang larut dalam air terbuat dari sabun soda. Beberapa jenis
pelumas dan grease untuk pemakaian sehari-hari ditunjukan dalam tabel
dibawah.
60
Pelumasan dengan grease yang terlalu banyak (Overpacking) menyebabkan
kerusakan pada bearing. Dalam hal ini terjadi tekanan ekspansi internal di seal
bearing yang mengakibatkan kebocoran dan fitting grease rusak yang
mengakibatkan hilangnya pelumas. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap
pelumasan bearing saat ini, ditemukan bahwa untuk berbagai peralatannya
diturunkan biasanya kapasitas pelumasnya dalam kondisi normal adalah 20%,
banyaknya grease tidak boleh berada diantara 69% hingga 70% dari kapasitas
bearing. Overpacking diakibatkan tidak adanya mangaan didalamproses
pembuatan untuk pemuaian saat bearing dan grease menjadi panas.
61
Gemuk memiliki beberapa sifat yang tidak dapat dilakukan oleh cairan oli
pelumas. Keuntungannya :
Dan kerugiannya :
1) Dibandingkan dengan oli pelumas, gemuk lebih sulit untuk penanganan,
pengisian dan pengantian.
2) Memiliki daya tahan gerak yang besar.
3) Kemampuan pendinginan rendah.
4) Sulit untuk membersihkan kotoran.
Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan
berfungsi seperti sediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan
produksinya dapat berjalan dengan lancar .
62
3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat (reduce repair
cost).
63
20.29.2 Melaksanakan Perawatan Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet
(grease fitting) Alat Berat
1) Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.
64
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui
3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.
Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :
1. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
2. Bahan pemeliharaan dan spare part.
3. Buku-buku manual dan katalog.
4. Mesin atau peralatan itu sendiri
65
Satu-satunya cara yang tepat untuk menguji ketidak sesuaian ini adalah
mengujinya di labotarium. Oleh karena itu, membersihkan semua pelumasan
yang telah terpakai dari komponen-komponen mesin sebelum menggantinya
kembali dengan pelumas yang baru adalah langkah yang efisien dan ekonomis
Pemeriksaan pelumas di alat berat dapat dilakukan oleh operator dan mekanik.
Pemeriksaan oleh operator (pengemudi) alat berat dilakukan sebelum
mengoperasikan alat berat, meliputi :
Pada sistem hidrolis jumlah pelumas hidrolis dapat dilihat pada pipa kaca
ditangki, oli hidrolis tepat pada tanda penuh (F) atau kurang (L). Pada track untuk
penggerak yang menggunakan rantai, sambungan track dilumasi dengan
menggunakan pelumas padat (grease). Pena rol pada sepatu besi terdapat
kebocoran grease maka perlu diganti sil pelindung grease yang ada pada
sepatu-sepatu besi.
66
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan pemakaian jenis-jenis pelumas, jumlah
pelumas dan air pendingin yang digunakan pada unit alat berat.
Dengan melihat tabel diatas jumlah pelumas (oli) setiap sistem yang ada sangat
banyak, bila pelumas diganti semua tentu pada alat berat akan mengeluarkan
biaya yang besar.
67
Label harus meliputi informasi di bawah ini :
Nama Customer
Model mesin
Serial number
ldentifikasi tempat penggunaan
Merk dan type pelumas
Apakah pelumas diganti
Usia pakai pelumas
lsi label dengan tepat. Tidak dibenarkan untuk menulis informasi pada botol
karena lab tidak menggunakannya. Label yang benar seharusnya bersama
dengan sample pelumas yang tepat.
Sampel yang baik, adalah sample yang tidak dicemari oleh faktor luar, hal
ini sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sangat
menentukan kesuksesan dari programSOSadalah singkatan dari Schedule
Oil Sampling, waktu pengujian sampel adalah 48 jam.
68
Keterbatasan Oil Sampling
Tidak dapat meramalkan keretakan komponen.
Kurang akurat ketika filter sentrifugal dipergunakan karena partikel kecil
tidak bersirkulasi kesistem.
SOS dapat diambil dari pelumas yang berada pada sistem seperti : Mesin,
Transmissi, Sistem Hidraulic, , Roda Depan, Rear axle housing.
Analisa Fisik
Terdiri dari pemeriksaan secara fisik unsur-unsur yang mana merusak
kualitas pelumas.akibat hambatan aliran pelumas yang normal.
69
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh pelumas disebut pompa vakum
Ada dua cara pengambilan sebuah sample (contoh) untuk analisa SOS yang
baik, yaitu :
Tanpa alat (sample valve / live sample point)
Pompa vakum (vacuum pump)
70
b. Pemeriksaan Ketinggian Oli
Pemeriksaan ketinggiaan oli engine dilakukan dengan memanaskan engne
terlebih dahulu hingg mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal
periksalah ketinggian oli dengan terlihat dipstick. Ketinggian oli harus berada
antara L dan F pada tangki pengukur oli. Bila terlalu rendah periksa dan
perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran atau tidak.
D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pelumasan dan
pemberian vet (grease fitting) serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
71
F. Latihan/ Kasus /Tugas/Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan system pelumasan!
2. Jelaskan prinsip kerja system pelumasan!
3. Sebutkan komponen utama system pelumasan dan jelaskan fungsinya!
4. Jelaskan jenis pelumasan yang secara umum digunakan pada unit alat berat
dengan mesin diesel!
5. Jelaskan bagaimana prosedur perawatan pada system pelumasan!
G. Rangkuman
Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak serta
menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.Sistem pelumasan bekerja
ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar bersama poros bubungan yang
dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan
oli pelumas yang berada di panci oli atau karter tersedot ke atas dengan melalui
saringan kasar terlebih dahulu. Setelah melewati pompa, minyak pelumas (oli)
mengalami penyaringan kedua pada saringan oli (oil filter) yang lebih halus.
Setelah disaring oli dialirkan ke indicator minyak pelumas, kemudian mengalir ke
komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan. Pemeliharaan dan
pemeriksaan pelumasan perlu dilakukan pada semua sistem
Komponen sistem pelumasan antara laian : tangki oli (oil pan), oil strainer,
pompa oli, oil pressure switch, oil filter, oil cooler dan dipstick.
72
melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan melepaskan
pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang dilumasi.
Grease berfungsi antara lain : uuntuk teteap terus menempel dan melumasi dua
bagian part mesin, merupakan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.
Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang ditentukan dalam
tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick mesin, mematikan mesin dan
menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas
mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin
untuk klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan
"full" tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan kualitas & merk yang
sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain
73
Kegiatan Pembelajaran 4 : Memperbaiki Sistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat.
C. Uraian Materi
74
baik akan membuat mesin unit berumur panjang (long live) dan biaya
perbaikan akan semakin kecil.
Dalam waktu pemakaian yang lama, mutu pelumas akan berkurang, hal tersebut
disebabkan karena :
1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam
minyak pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.Setelah pelumas baru dimasukan ke dalam sebuah mesin, pelumas
tersebut sedikit demi sedikit kehilangan keefektifannya sebagai bahan pelumas.
Hal ini disebabkan karena pengumpulan bermacam-macam bahan dan
keefektifan bahan-bahan tambahan yang semakin berkurang.
Dalam merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan dapat dilakukan
sebagai berikut :
75
b. Oil Strainer
Terletak pada bagian bawah oli yang terhubung dengan pompa olli. Untuk
memperbaikinya dengan cara :
Membersihkan oik strainer dari motoran yang menempel.
Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Ukur bagian komponen pada diameter dalam pipa, diameter luar pipa,
celah kawat dan diameter oil strainer.
c. Pompa Oli
Bila gasket atau o-ring rusak maka udara akan memasuki pada sistem
pelumasanmenyebabkan oli menjadi rendah. Akibatnya komponen mengalami
keausan. Keausan akan berakibat timbulnya kelonggaran pada bagian-bagian
tertentu, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal
d. Saringan Oli
Pemeriksaan saringan oli secara visual dengan melihat pada bagian elemen
dalam filter.
Penggantian pelumas berpedoman pada jam pemakaian dan jarak tempuh unit
yang digunakan. Penggantian pelumas pada unit alat berat meliputi, penggunaan
pelumas pada komponen, antara lain :
76
a. Pelumas mesin
Untuk kendaraan / unit yang bekerja diam (stasioner) seperti excavator memakai
pedoman jam pemakain dalam penggantian pelumas mesin, untuk kendaraan
angkut memakai pedomaan Km dalam penggantiannya.
Motor bensin: 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Motor Diesel: 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Excavator : 250 jam Sebaiknya lihat buku manual untuk penggantian.
b. Pelumas tansmisi
Proses penggantian pelumas ini lebih lama dibanding pelumas (oli) mesin karena
kerja dari pelumas ini hanya untuk menahan beban kerja dan gesekan dari
transmisi. Khusus transmisi otomatis proses penggantian sebaiknya
menggunakan alat yang khusus, pada transmisi otomatis terdapat banyak
saluran yang dilalui oleh pelumas ATF. Bila pada saluran yang dilalui pelumas
terdapat udara dapat menyebabkan transmisi tidak berfungsi (bekerja), untuk
penggantian pelumas pada transmisi otomatis gunakan prosedur yang sesuai
pada unit yang digunakan.
c. Pelumas hidrolis
Penggantian pelumas hidrolis lihat petunjuk buku manual pada unit yang
digunakan, penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat
bekerja dengan baik.
d. Pelumas Grease
Menjaga tingkat kebersihan yang sangat baik selama grease digunakan adalah
sangat penting. Kotoran tidak boleh memasuki bearing melalui fitting grease atau
peralatan pelumasan otomatis (dispersing equiptment) yang kotor. Periksalah
grease dalam penampung untuk memastikan apakah tidak terkontaminasi
kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya (dengan menggunakan sebuah aplikator
untuk dua jenis grease). Bersihkan sebelum digunakan kembali untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang merugikan.
77
e.Minyak rem
Penggantian minyak rem lihat petunjuk buku manual pada unit yang digunakan,
penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat bekerja dengan
baik.
Pencegah Penanganan minyak rem adalah sebagai berikut :
1) Jangan mencampur minyak rem
2) Mencampur minyak rem dengan spesifikasi berbeda akan menyebabkan
penurunan titik didih minyak rem. Reaksikimia suatu saatakan terjadi,
menyebabkan komposisi berubah
3) Jangan tercemar air
4) Bila minyak rem tercampur dengan air akan berakibat menurunnya
kemampuan mendidih
5) Jangan tercemar dengan oli
6) Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet lain pada
sistem yang berkerja, seperti pada seal dust (karet penahan debu).
7) Penyimpanan minyak rem
Simpan minyak rem pada tempat yang sesuai untuk mencegah minyak rem
dari penyerapan air, simpan minyak pada tempat tertutup rapat dan hindari
dari debu dan kotoran.Pada sistem untuk penggunaan minyak rem dan
kopling hidrolis, cara memperbaiki gejala vapour lock biasanya dilakukang
dengan pembuangan udara atau yang biasa disebut dengan bleeding dan
gejala vapour lock sering terjadi sebaiknya minyak diganti baru.
78
a. Tekanan Oli Rendah
Pelumas oli masuk kedalam komponen-komponen engine dengan mendapatkan
tekanan oleh seebuah pompa oli. Teekanan pada oli menyebabkan oli dapat
;masuk ke dalam saringan oli, lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke
kepala silinder, jurnal poros hubungan, mekanisme katub kemudian minyak
pelumas kekomponen-komponen engine yang emerlukan pelumasan. Tekanan
oli hang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas tidak seluruhnya dapat
m;elumasi komponen-komponen engine yang bergerak, akibatnya komponen-
komponen tersebut akan mengalami kerusakan. Diagnosa Tekanan oli rendah
seperti pada table.
Bagian yang
No Diagnosa Cara Mengatasi
diperiksa
1 Oli engine Oli engine kurang baik Tambahkan oli engine
Kualitas oli engine buruk Gantimoli engine
2 Saringan Oli Saringan oli tersumbat Bersihkan atau ganti
saringan oli
3 Katup Relief valve Katup relief valve rusak Ganti katup relief valve
4 Pompa oli Pompa oli rusak Perbaiki atau ganti pompa
jika rusak
5 Baut pembuangan Baut pembuangan atau Tambahkan sealer
pada oli baut ulurnya habis kemudian kencangkan
baut
6 Roda gigi atau Roda gigi atau rumah Ganti roda gigi atau
rumah pompa pompa aus rumah pompa
Tabel 10.Diagnosa Tekanan Oli rendah
79
No Masalah Penyebab gangguan Cara mengatasi
1 Tercampurnya Paking kepala silinder Ganti paking akepala
air dengan oli rusak silinder
Ganti dinding dan kepala
silinder
2 Terdapat bahan Keausan pada dinding Ganti dengan yang baru
bakar
Kurangnya oli pada suatu engine dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran
bagian-bagian engine yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan
terjadinya kebocoran dapat diperiksa pada abaeberapa komponen-komponen
pelumasan diantaranya:
1) Oli keluar dari kepala dan tutup silinder
Keluarnya oli daari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking kurang
yang sudah rusak juga dapat memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada
kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli ini dapat diatasi deengan cara
m;engencangkan baut pengikat dan mengganti paking bial telah m;engalami
kerusakan.
2) Kebocoran pada saringan oli
Pemasangan saringan oli harus dilakukan denegan tepat dan kencang. Hal
ini dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan
oli dan gantilah seal oli yang rusak apaabila terjadi kebocoran pada
saringan oli.
3) Kebocoran baut pembuangan oli
Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya saat pemasangan seeelah melakukan pembuangan oli.
Kencangkan baut sesuai spesifikasi agar tidak terjadi kevbocoran pada
bautang oli.
80
4) Kebocoran oli ke ruang bakar
Komponen-komponen engine seperti dinding silinder, piston dan ring piston
suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan
menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder. Langkah yang diambil
dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti diding silinder, piston dan
ring piston.
Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oeh kerusakan pada saluran katup
relief . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan teradinya penyumbatan pada
saringan oli.Cara mengatasi masalah tekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan
mengganti katup relief.
81
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
a. Kerusakan pada ring piston
Berakibat proses pembakaran berupa gas turun keruang mesin.
c. Pompa oli
Kerusakan disebabkan karena bagian roda gigipompa mengalami keausan
ataupun pada bagian dinding dudukan pompa.Keausan pada roda gigi
mekanik pengisap dan penekan pelumas berupa 2 buah roda gigi yang saling
berkaitan di dalam yang dibatasi oleh pemisah.Roda gigi dalam (penggerak)
digerakkan oleh poros engkol.Kerusakan ini pada pompa oli jenis roda gigi
dalam. Untuk datacelah antara roda gigi luar dan bodibertoleransi 0,20
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi dan pemisah Toleransi 0,35
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi terhadap pompa ( memakai mistar
baja ) bertoleransi 0,10 mm. Hasil ukur pemeriksaan pada pompa bila
melampai
batas sebaiknya pompa diganti
d. Filter oli
Kerusakan filter disebabkan karena tersumbatnya filter oleh kotoran. Kotoran
berasal dari serbuk-serbuk kecil pada bantalan poros engkol, gesekan ring
piston dengan dinding silinder. Kerusakan filter sebaiknya diganti baru,
penggantian filter oli pada jarak 10.000 km atau 1500 jam.
82
Kerusakan pelumas mesin dapat dilihat dari warna antara lain :
83
Gambar 53.Warna Oli kecampur air
Pada materi ini akan dibahas greassing pada bagian alat berat dan unit
pengangkut pada truck, meliputi pekerjaan pada bagian :
84
a. Idler assembly
Pelumasan ini menggunakan oli SAE 30 sebesar 70 – 80 cc sebagai contoh unit
komatsu PC 220
b. Recoil spring
Pelumasan ini menggunakan gease G2-L1 secukupnya hanya pada bagian
silinder sebagai contoh unit komatsu PC 220.
85
Gambar 56.Pemberian grase pada sprocket
Lebih jelas lihat tabel pelumasan dibawah ini. Tabel pelumasan ini sifatnya
umum untuk unit yang lain lihat spesifikasi pada buku manual.
86
Tabel 13.Jumlah pelumasan pada sistem
87
e. Single differensial
Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.
g. Hub Reduction
Pada bagian pelumasan hub reduction ini menggunakanpelumasan SAE 90
Penggunaan pada truk besar.
88
Gambar 60.Pelumasan Hub Reduction
Setelah oli mengalir ke saluran utama (main oil hole) yang terletak diblok silinder
oli akan dibagi menuju ke bagian-bagian pelumasan diantaranya yaitu :
89
Pada jurnal utama terdapat alur di sekitar bagian dalam pada bantalan, yang
berfungsi untuk menyuplai pelumas dan menyimpan oli pada bantalan batang
piston (connecting rod bearing). Bantalan pada batang piston tidak terdapat alur
pelumas.
90
Gambar 63.Pelumasan pada bantalan poros kam
Pada jenis penggerak katup yang menggunakan batang penekan (push rod),
pelumas dari saluran utama (main gallery) akan menuju ke bantalan poros kam.
Bantalan poros kam akan terlumasi dan sebagian disalurkan ke mangkok
penekan (lifter) selanjutnya menuju ke batang penekan (push rod) dan oli naik ke
tuas penekan katup (rock arm), berakhir disini oli akan kembali ke kalter.
91
Gambar 65.Pelumasan pada dudukan batang penumbuk (lifter)
92
Gambar 67.Pelumasan pada rantai timing
Saat mematikan mesin pada konsisi panas atau rpm tinggi harus dihindarkan
pada sistem turbo charger. Aliran pelumas yang tidak cukup pada kondisi
tersebut akan membuat kerusakan turbocharger yang lebih cepat.
93
Turbocharger memerlukan pelumas untuk mendinginkan dan melumasi
bantalan-bantalannya.
Saat kondisi dingin dan temperatur kerja belum tercapai injektor (nosel) oli tidak
akan menyemprotkan oli pada piston. Hal ini digunakan agar pada bagian piston
cepat panas yang berakibat temperatur kerja motor cepat tercapai. Proses
pendinginan yang berlebihan pada bagian piston akan berdampak pemborosan
pada pemakaian bahan bakar, karena waktu kerja mesin akan lama.
Saat kondisi kerja tercapat injektor oli belum menyemprotkan pelumas kepada
piston, hal ini disebakan adanya katup tekan yang membuka pada tekanan
pyang cukup besar 2 bar. Untuk mencapai tekanan yang 2 bar pompa oli harus
diputar lebih cepat atau putaran mesin dinaikkan.
94
Rpm mesin dinaikkan akan akan menghasilkan tekanan yang meningkat,
sehingga mendorong katup terbuka. Saat katup terbuka oli akan menyemprotkan
pelumas ke piston. Tersemprotnya piston membuat menjadi dingin dan berakibat
pemakaian piston yang lebih panjang disamping juga membantu proses
pelumasi pada dinding silinder. Perlu di ingat bahwa proses pelumas untuk
pendingin torak diambil dari saluran utama disemprotkan ke bagian bawah torak,
bila tekanan pelumas melebihi 200 Kpa ( 2 bar ), yaitu tekanan pembukuan katup
pada nosel akan menyemprot oli. Katup ini mencegah kerendahan tekanan
pelumas pada putaran yang rendah (misal idle / stasioner)
Kompresor udara adalah alat untuk menghasilkan udara yang akan digunakan
pada sistem rem angin. Dalam proses kerjanya kopresor udara juga
membutuhkan pelumas mesin. Pelumas kopresor udara diambilkan melalui
saluran utama dari pelumas dari mesin, untuk saluran pengembali dari
95
kompresor ada saluran penghubung yang terpasang dibok silinder atau pada
kover dari mekanisme roda gigi timing.
D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.
96
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
LANGKAH KERJA :
1. Tuang pelumas bekas 1 liter pada bak plastik sebagai contoh oli yang akan
digunakan media tercampur.
2. Tuang bahan bakar solar 0,5 liter ke dalam bak plastik yang terdapat oli
bekas
3. Aduklah pelumas dan bahan bakar yang tertuang pada bak plastik
4. Amati perubahan warna, kekentalan, dan bandingkan struktur pelumas saat
sebelum terjadi bercampur dan tercampunya pelumas.
5. Ulangi pekerjaan tersebut dengan berbagai macam tercampurnya pelumas
(oli) dengan unsur yang lain. Unsur yang lain yaitu air, minyak pelumas
hidrolik dan minyak rem, serta oli power steering.
97
Lembar Kegiatan Praktik Sistem Pelumasan
Nama : ....................................................................
Tempat/Tgl/Bl/Thn : ....................................................................
Pembimbing : ....................................................................
Identifikasi Kondisi Pelumas
HASIL
PENGGUNAAN
NO PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PELUMAS
(BAIK / JELEK)
Identitas pelumas mesin
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
1 b. Di campur air
b. Dicampur bahan bakar
Grese / Vet
2 a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
3 Pelumas Hidrolik
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
4 Pelumas Rem
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
5 Pelumas ATF
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
98
C. Latihan soal Jawablah semua pertanyaan berikut.
1.Minyak pelumas mesinmempunyai kualitas yangditunjukan oleh ...
a. Indeks kekentalan
b. Daya tahan pengguna
c. Daya lumas
d. Harga
e. Indeks keenceran
99
c. Strator
d. Radial
e. Roda gigi luar
F. Rangkuman
100
3. Jenis Oli berdasarkan pembuatan
a.Dari fosil yang dikenal pelumas mineral
b.Dari bahan tumbuh-tumbuhan dikenal pelumas (oli) sintetis
4. Alasan penggantian oli
a. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam minyak
pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
b. Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya
memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu. Kelemahan bahan
tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen, berkurangnya bahan tambah
karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat proses penggantian pelumas.
c. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.
5. Sistem pelumas terdiri dari komponen sebagai berikut :
a. Kalter (Oil pan atau sump)
b. Filter kasar (strainer filter/ suction bell dan Oil pick-up tube)
c. Pompa oli (Oil pump) dengan Oil pressure valve
d. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve
e. Filter halus dan katup by pass
f. Oil gallerie (penyuplai pelumas ke mesin)
g. Sakelar tekanan
h. Saluran pernafasan mesin (PCV)
6. zat-zat aditif yang memperbaiki prestasinya antara lain adalah:
a. zat pengental (viscosity index improver)
b. Zat penyebaran titik ruang (pour point dispersant)
c. zat penghambat oksidasi (Oxidation inhibitor)
d. zat penghambat kerusakan dan karat (corrosion dan rust inhibitor)
e. Zat penghambat timbulnya gelembung (foam inhibitor)
f. Zat deterjen, zat pengendap (dispersant), zat penambah tekanan sangat
tinggi
101