Anda di halaman 1dari 55

Kegiatan Pembelajaran 3 :MerawatSistem

Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)Alat


Berat

A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Merawat Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings) Alat

Berat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan
pembelajaran ini adalah:

1. Merencanakan interval perawatan berkala sistem pelumasan dan pemberian


vet (grease fitting) alat berat.
2. Melaksanakan perawatan sistem pelumasan dan pemberian vet (grease
fittings) alat berat

H. C. Uraian Materi 3

Merawat Sistem Pelumasan Dan Pemberian Vet (Grease Fittings)


Alat Berat

Sistem pelumasan diperlukan untuk semua mesin dan peralatan mekanis,


pelumasan dan vet, dapat memberikan perlindungan pada komponen mesin lain
yang bergerak sehingga komponen tersebutterlumasi dibagian dalam saat
meluncur atau berputar dengan bebas sewaktu mesin atau peralatan sedang
beroperasi. Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak
serta menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.

Sistem pelumasan bekerja ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar
bersama poros bubungan yang dihubungkan dengan ujung poros pompa.
Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli pelumas yang berada di panci oli atau
karter tersedot ke atas dengan melalui saringan kasar terlebih dahulu. Setelah

47
melewati pompa, minyak pelumas (oli) mengalami penyaringan kedua pada
saringan oli (oil filter) yang lebih halus. Setelah disaring oli dialirkan ke indicator
minyak pelumas, kemudian mengalir ke komponen-komponen yang
membutuhkan pelumasan seperti ke kepala selinder (mekanisme katup), ke
bantalan-bantalan (poros engkol, pena torak, poros bubungan dan sebagainya).
Setelah melumasi komponen-komponen tersebut oli pelumas kembali lagi turun
ke panci oli atau karter membawa kotoran-kotaran atau partikel logam hasil
gesekan juga panas komponen yang dilaluinya. Begitu seterusnya.

Gambar 34.Sistem pelumasan


1. Fungsi pelumas
Pelumas yang digunakan pada unit alat berat tergantung kondisi (komponen)
yang memerlukan pelumasan. Karena tugas sangat berat pada pelumas maka
minyak pelumas dibuat dengan memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mengurangi gesekan dan keausan.


Untuk mengurangi keausan dan gesekan bagian-bagian yang bergerak,
permukaan yang bergerak dibatasi dengan lapisan pelumas yang membantu
untuk mencegah keausan pada permukaan. Permukaan yang bergerak pada
lapisan pelumas memerlukan tenaga sedikit untuk membuatnya bergerak, hal ini
berarti bahwa pelumas tersebut dapat mengurangi timbulnya gesekan. Dapat
memperkecil hilangnya tenaga dalam mesin peralatan.

48
Gambar 35.Fungsi pelumas sebagai pelumas

b. Mendinginkan komponen-komponen bergerak


Pelumas harus dapat mendinginkan komponen-komponen mesin dengan
menghanyutkan panas. Pada saat pelumas mengalir melewati komponen-
komponen dibagian dalam mesin/peralatan, pelumas tersebut menyerap
(membawa) panas dari bagian dalam atau permukaan komponen. Kemudian
pelumas mengalir kembali ke tangki penampungan untuk didinginkan.

Gambar 36.Pelumas sebagai pendingin

c. Menjaga Komponen Mesin agar tetap bersih


Pelumas harus dapat membersihkan komponen mesin pada kondisi operasi
yang berbeda.Pelumas mesin membantu menjaga agar kontaminan tidak
berkumpul pada mesin.

49
Gambar 37.Pelumas sebagai pembersih

d. Membantu penyekatan
Pelumas membantu untuk menyumbat (menyekat)dengan baik rongga-rongga
yang terdapat pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder atau membentuk
lapisan film yang tipis (penyekat) di antara komponen bergerak.

Gambar 38.Pelumas sebagai perapat

Guna menghindari kerusakan komponen mesin maka pelumas harus


mempunyaikemampuan sebagai berikut :
1. Mempunyai kekentalan ganda
2. Menahan oksidasi (menyulitkan oksigen diudara bercampur dengan
pelumas).
3. Menahan pembentukan karbon (menyulitkan partikel karbon yang sangat
kecil bergabung bersama di dalam pelumas).
4. Mencegah karat (melindungi lepasnya material dari permukaan metal
dengan cara kimia).
5. Mencegah kerusakan (melindungi kerusakan metal dari pengaruh
kelembaban).
6. Menahan tekanan yang sangat kuat, membentuk lapisan tipis diantara dua
benda yang bergesekan ketika tekanan tinggi.

50
7. Menghindari terbentuknya gelembung (menghentikan pelumas cair berubah
menjadi uap atau gelembung-gelembung udara yang sangat keciil karena
panas yang tinggi.
Pada minyak pelumas tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar

tertentu, antara lain :

a. Klaksifikasi SAE (Kekentalan pelumas/ Viskositas)


Kekentalan adalah ukuran resistensi / hambatan cairan pelumas untuk mengalir
atau ketebalan lapisan film yang dibentuk oleh pelumas pada temperatur
tertentu dan merupakan ciri penting dalam menentukan pemakaian pelumas
dalam menyekat dan melindungi komponen. Klasifikasi S.A.E ada 2 (dua)
berikut:

1.Kekentalan tunggal (single grade)


Tingkatan S.A.E. (Society of Automotive enginer) ini pada umumnya disebut jenis
(grade), dan tidak berhubungan dengan mutu kekentalan pelumas saja.Ada
beberapa jenis pelumas mesin dengan kekentalan tunggal. Untuk pemakaian
lainnya selain di musim dingin (panas) menggunakan jenis SAE20, SAE30,
SAE40 dan SAE50, semakin tinggi angkanya, semakin tinggi pula kekentalannya
Pelumas ini hanya memiliki keunggulan kekentalan pada suhu rendah atau suhu
panas saja.

2.Kekentalan Ganda (Multy grade)


Dengan kekentalan ganda pelumas dapat digunakan saat kondisi temperatur
rendah dan temperatur tinggi (panas). Dikenal dengan SAE multy grade,
pengkodeanya jenis adalah SAE 5W40, SAE10W50, SAE15W40 dsb.

b. Menurut Penggunaan (API)


American Petroleum Institute (API) mengembangkan tingkatan yang sekarang
digunakan, tingkatan ini menggunakan huruf ”S” untuk mesin bensin dan huruf
”C” untuk mesin disel.Huruf S kepanjangan dari service dan Huruf C
kepanjangan dari commercial.

51
Indeks Keterangan

CA........CB Tugas ringan, untuk motor daya rendah

CC.......CD Tugas biasa, untuk kebanyakan


kendaraan

CE.......CF Tugas berat, untuk motor “ Turbo “

Tabel 6.Penggunaan minyak pelumas mesin diesel

Dengan memberikan kekentalan dan bahan tambahan yang tepat, pelumas


cocok digunakan untuk berbagai macam pemakaianantara lain pelumas mesin,
pelumas transmisi manual dan otomatis,pelumassistem hidrolik, pelumas
penggerak akhir (final drive), pelumas rantai, dan penggerak roda gigi di alat
berat. Dari berbagai kebutuhan penggunaan pelumas tersebut pelumas berfungsi
untuk :

 Melumasi , mendinginkan, menyekat dan membersihkan komponen


 Melindungi timbulnya karat dan kerusakan
 Menyerap tegangan, saat bekerja pada komponen mesin akan timbul getaran-
getaran yang kecil dengan adanya lapisan film terbentuk getaran akan diserap
oleh pelumas. Berakibat suara pada mesin menjadi halus.

2. Komponen Sistem Pelumasan


a. Tangki Oli (Oil Pan)
Oil pan ini berfungsi untuk membuang panas dari oli mesin ke atmosfer juga
terdapat internal baffle yang berfungsi untuk mencegah oli teraduk, oil pan
ini terdapat pada bagian bawah engine.

Gambar 39.Tangki oli

52
b. Oil Strainer
Komponen ini difungsikan untuk mencegah masuknya kotoran besar yang
terdapat pada sistem, sehingga oli terhisap menuju ke oil pump.

Gambar 40.Oil Strainer

c. Pompa oli(oil pump)

Pompa oliberfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan
dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.

Gambar 41.Pompa oli

d. Dipstick
Dipstick berfungsi untuk pengukur tinggi permukaan oli dan sebagai tutup
lubang tempat mengisi pelumas mesin

Gambar 42.Dipstick

53
e. Oil Pressure Switch
Berfungsi untk mengaktifkan peringatan bila tekanan oli mencukupi

Gambar 43.Oil Pressure Switch

f. Saringan oli (oil filter)


Saringan oli berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan
serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-bantalan
(bearing) atau bagian mesin lainnya.

Gambar 44.Saringan oli

g. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve


Oil Cooler adalah pendingin oil yang didalamnya menggunakan air sebagai
media pendingin, sehingga panas engine dan bagian-bagiannya yang dibawa
oleh oli ke tangki akan dinetralisir sebelum diteruskan ke sisteim untuk
pelumasan. Ketika oli pada engine temperaturnya mengalami peningkatan
hingga melebihi batas atasnya, oil film akan mengalami penipisan. Hal ini akan
merusak komponen-komponen engine yang bergesekan. Untuk mencegah
kejadian tersebut maka pada sebuah engine dilengkapi dengan adanya oil
cooler. Umumnya pendingin oil yang didalamnya menggunakan air sebagai
media pendingin, sehingga panas engine dan bagian-bagiannya yang dibawa
oleh oil ke karter akan dinetralisir sebelum diteruskan ke sistem untuk pelumasan

54
Terdapat dua macam tipe dari oil cooler, yaitu:
 Plate tube type (multiple plate type)
 Shell & tube type (multiple tube type)

Gambar 45.Oil cooler

3. Jenis Sistem Pelumasan

Jenis pelumasan yang digunakan pada mesin agar tidak mengalami kerusakan
pada sistem digolongkan menjadi 3 (tiga) :

a. Pelumasan ciprat ( splash type)


Pada jenis ini batang piston dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung
bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok
pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing.
Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk
melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem
pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan

Sifat-sifat antara lain :


 Sistem pelumasan jenis panci yang paling sederhana
 Pelumasan bantalan luncur kurang sempurna
 Hanya dipergunakan pada jenis pengggerak katup samping (Side Valve).
 Pada saat ini hanya dipergunakan pada motor penggerak kecil

55
Gambar 46.Pelumasan ciprat

b. Pelumasan sirkuit tekanan


Pelumas mengalir ke semua sistem pada mesin dengan menggunakan bantuan
pompa. Pompa bekerja didapatkan karena putaran dari mesin saat hidup.
Pelumas dari tangki penampung oli dipompakan oleh sebuah pompa pelumas
ke saluran bagian motor yang memerlukan pelumasan dan oli akan kembali ke
kalter turun dengan sendirinya, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 47.Pelumasan tekan

Sifat-sifat pada pelumasan tekan :


 Pelumasan teratur dan merata
 Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang aliri
 Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya tergantung
pada putaran motor
 Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel

56
c. Pelumasan campur (Premix type lubrication)
Pelumasan ini digunakan pada gazolin engine (motor bensin) karena merupakan
bagian terpenting dari sebuah unit, untuk penghasil tenaga (momen putar).
Pelumasan ini merupakan paling sederhana dan murah tanpa membutuhkan
bantuan pompa. Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas
motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin
pada perbandingan tertentu. Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20
– 25 : 1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli ( Perhatikan
spesifikasi pabrik )

Saat mesin hidup bensin yang bercampur oli mengalir ke karburator, di


karburator campuran bensin dengan oli dikabutkan, dan masuk ke dalam bak
engkol (crank case), campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan,
batang piston, pena piston dan dinding silinder. Saat proses bilas campuran
masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.
Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar, sisa gas buang
dibuang melalui saluran buang.

Gambar 48.Pelumas campur

Sistem pelumas premix type lubrication mempunyai beberapa kelemahan,


diantaranya:

a. Di dalam tangki dan di dalam karburator ada kemungkinan oli mengendap,


sehingga campuran kurang homogen,komposisi campuran tidak stabil,
pelumasan kurang sempurna.

57
b. Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1) Pengabutan pada karburator kurang halus,
2) Proses pembakaran kurang sempurna,
3) Tenaga mesin menurun
4) Banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5) Emisi gas buang tinggi
c. Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan
putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah,
tetapi kurang saat putaran tinggi.
d. Sistem pelumasan jenis pelumas yang paling sederhana
e. Pemakaian pelumas boros, timbul polusi

d. Sistem Autolube
Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah
oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan motor.
Kebutuhan oli untuk beban ringan sebesar 80 - 120 : 1, untuk beban / putaran
menengah 40 –70 :1, sedangkan untuk beban tinggi / putaran tinggi sebesar 18 –
30 :1. Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur
dapat teratasi. Sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan
campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub
pump,pelumas dipompakan dari tangki pelumas menuju saluran masuk

Komponen sistem pelumas injeksi adalah:


a. Tangki oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b. Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan
menekan oli pada intake manifold.
c. Kabel pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.

58
Gambar 49.Pelumasan Autolub

4. PelumasGrease/gemuk
Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada
komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease
bisa dianggap terdiri dari dua bagian: bahan pelumas, yaitu pelumas dan bahan
dasar (atau holder atau sabun) yang membawa pelumas. Bahan dasar tersebut
terbuat dari bahan campuran seperti sodium, calcium, lithium atau zinc dicampur
dengan lemak nabati dan hewani.

Grease melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan
melepaskan pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang
dilumasi. Kekentalan grease berbeda-beda untuk berbagai macam penggunaan
pada komponen mesin. Grease yang encer hampir berbentuk cair, dengan
kandungan pelumas kandungan sabun yang rendah. Hal ini memudahkan
grease encer mengalir melalui celah yang kecil. Grease yang kental akan
memberikan pelumas dengan kekentalan yang lebih tinggi dan bahan dasar yang
lebih pekat, dan hanya akan digunakan pada komponen yang bergerak pelan
dengan banyak celah diantara permukaan komponen mesin.

Gambar 4.49 Aplikasi grease

Konsistensi pada grease sama dengan kekentalan dalam pelumas. Konsistensi


ini adalah ukuran “kekentalan” produk pelumas yang padat dan setengah
padat.Grease mencair bila dipanaskan, seperti pelumas pada titik lebur
(meleleh). Titik jatuh grease digunakan oleh pabrik pembuatnya untuk mengukur
efek panas, dan menunjukan temperature dimana tetesan pertama jatuh terpisah
dari sejumlah grease bila dipanaskan. Bila konsistensi grease terlalu encer,

59
grease tersebut akan mengalir dari bearing dan dari antara permukaan yang
berhubungan, dan tertutup oleh oil seal. Bila konsistensi terlalu pekat, grease
akan menggumpal. Hal ini berarti, komponenn yang bergerak pada bearing
racenya seperti ball dan roller akan membuat alur pada gumpalan grease
tersebut,namun grease tidak dapat menutup galur tersebut, sehingga bearing
bisa menjadi kering (tidak terlumasi) meskipun grease berada dalam housing.
Pemilihan grease yang terakhir adalah berdasarkan persetujuan, menurut
konsistensi dan efek pengenceran pada temperatur yang mungkin sekali
ditemui.Grease dengan titik lebur yang tinggi sudah tersedia yang akan
melumasi bearing hingga temperatur 2000C. Grease jenis ini memiliki bahan
tambahan dan bahan dasar khusus. Grease yang anti air terbuat dari sabun
limau, dan grease yang larut dalam air terbuat dari sabun soda. Beberapa jenis
pelumas dan grease untuk pemakaian sehari-hari ditunjukan dalam tabel
dibawah.

Bahan Pelumas Penggunaan


Pelumas mesin Mesin, sebagai gearboxes, saringan udara,
bushing, distributor as. Bagian-bagian yang
bergerak di bagian luar seperti link-link
accelerator.
Pelumas roda gigi (EP) As belakang, dan gearboxes yang
mengalami/menerima beban yang besar
Pelumas roda-roda gigi Gearboxes yang mengalami/menerima beban
(straight mineral) yang sedang.
Fluida transmisi otomatis Transmisi otomatis, peralatan dengan poser
steering.
Grease Multifungsi Pelumas rangkal/chassis, joint universal, wheel
bearing-bearing roda, pemakaian umum.
Grease Molydenum Paket gabungan untuk memperpanjang periode
disulphide servis
Grease oksida Zinc oxide Bagian-bagian plat penahan brake, bonet
cathes, dan bagian-bagian kopling
Pelumas shock absorber Shock absorber, beberapa bagian suspensi
depan
Pelumas penetrasi Shift-link, baut-baut dan nut, pegas daun.
Fluida rem pelumas Pelumas rem pelumas dan sistem kopling.
Pelumas hidrpelumask Kendaraan/peralatan dengan sistem hidrolik

Tabel 7.Bahan pelumas (pelumas dan grease) untukkendaraan/peralatan

60
Pelumasan dengan grease yang terlalu banyak (Overpacking) menyebabkan
kerusakan pada bearing. Dalam hal ini terjadi tekanan ekspansi internal di seal
bearing yang mengakibatkan kebocoran dan fitting grease rusak yang
mengakibatkan hilangnya pelumas. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap
pelumasan bearing saat ini, ditemukan bahwa untuk berbagai peralatannya
diturunkan biasanya kapasitas pelumasnya dalam kondisi normal adalah 20%,
banyaknya grease tidak boleh berada diantara 69% hingga 70% dari kapasitas
bearing. Overpacking diakibatkan tidak adanya mangaan didalamproses
pembuatan untuk pemuaian saat bearing dan grease menjadi panas.

5. Fungsi Grease atau Gemuk


a. Fungsi utama dari Oli Gemuk
Untuk teteap terus menempel dan melumasi dua bagian part mesin. Oli Gemuk
dan oli adalah dua pelumas yang tidak dapat saling menggantikan. Oli Gemuk
biasanya digunakan pada mesin yang lebih sering di hidupkan dan dimatikan.
Mesin mesin yang sesuai dengan penggunaan Oli Gemuk adalah

1. Mesin yang berjalan di waktu yang pendek.


2. Mesin yang bagiannya tidak terjangkau dengan oli. Tugas dari Oli Gemuk ini
adalah menyegel atau seal jangka waktu yang lama seperti pada gearbox
3. Mesin yang bekerja pada kondisi yang ekstrim seperti pada temperature tinggi,
tekanan yang tingg, shock yang tinggi dan mesin yang berjalan dalam kecepatan
lambat dengan muatan besar
b. Fungsi kedua dari grease
Sebagai sealant untuk meminimalizir kebocoran dan untuk menjaga mesin dari
kontaminan yang tidak diinginkan.Karena ke konsistensi dari sifat Oli Gemuk, Oli
Gemuk juga mencegah masuknya kontaminan yang bersifat korosif dan benda
asing.
c. Fungsi yang tiga OliGemuk
Meruapkan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.Pelumas oli
biasanya membutuhkan system penggantian dan pemasangan yang mahal.

61
Gemuk memiliki beberapa sifat yang tidak dapat dilakukan oleh cairan oli
pelumas. Keuntungannya :

1) Pelumasannya lama tanpa penambahan karena gemuk tidak dapat mengalir


dan menyebar.
2) Bersifat perapat yang sempurna pencegah menempelnya benda- benda asing
seperti kotoran, gas dan air pada permukaan yang dilumasi.
3) Memiliki daya tahan terhadap beban tinggi.

Dan kerugiannya :
1) Dibandingkan dengan oli pelumas, gemuk lebih sulit untuk penanganan,
pengisian dan pengantian.
2) Memiliki daya tahan gerak yang besar.
3) Kemampuan pendinginan rendah.
4) Sulit untuk membersihkan kotoran.

6. Perencanaan Interval Perawatan Berkala Sistem Pelumasan dan


Pemberian Vet (Grease Fitttings) Alat Berat

Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan
berfungsi seperti sediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan
produksinya dapat berjalan dengan lancar .

Pemeliharaan dan pemeriksaanpelumasan perlu dilakukan pada semua sistem


untuk menjaga kinerja pada semua sistem tetap maksimal.nterval pemeliharaan
danpemeriksaanpada semua sistem unit di alat berat berbeda-beda dan
sebaiknya lihat pada manual book pada unit yang digunakan.

Tujuan dari pemeliharaan dan pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:


1. Agar pelumas tidak cepat mengalami kerusakan dan siap pakai setiap saat
(high availability / berdaya guna fisik yang baik).
2. Agar unit alat berat tersebut selalu dalam keadaan prima, berdaya guna
mekanis yang baik (good Performance).

62
3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat (reduce repair
cost).

Memeliharan pada minyak pelumas dilakukan untuk menjaga kemampuan dan


mencegah kerusakan unit di alat berat. Pekerjaan pada pemeliharaan pelumas
diantaranya menjaga kebersihan dan pengantian pelumas yang sesuai pada
komponen-komponen di unit. Kebersihanbahan dapat menurunkan kemampuan
pelumas dan pelumas yang mutunya jelek dapat memperpendek usia pelumas
serta komponen-komponen mesin. Bercampurnya pelumas dapat merubah
struktur kimia pelumas dan bentuk fisik melumas, contoh pelumas mesin
bercampur dengan bahan bakar akan berakibat warna akan berubah dan
kekentalan akan berubah menjadi encer.

Pemeliharaan kebesihan peralatan kerja untuk sistem pelumas sangat penting


agar pelumas tidak bercampur dengan kotoran dan debu, merupakan penyebab
kegagalan pelumasan, yang paling sering adalah karena kontaminasi kotoran.
Periksalah pelumas dalam penampung untuk memastikan apakah tidak
terkontaminasi kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya dengan menggunakan
sebuah aplikator untuk jenis-jenis pelumas. Bersihkan sebelum digunakan
kembali untuk menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang
merugikan.

Dalam merencanakan interval perawatan system pelumasan harus berdasarkan


service manual (manual book). Atau juga dengann melihat petunjuk penggunaan
oli yang tertera pada tempat/drum oli. Dengan demikian interval perwatan ini
betul-betul sesuai dengan petunjuk perawatan. Tidak jauh berbeda dengan
interval pemberian grease juga berdasar pada service manual ketika melakukan
maintenance pada unit alat berat.

63
20.29.2 Melaksanakan Perawatan Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet
(grease fitting) Alat Berat

1. Merencanakan Pemeriksaan Berkala


Kurangnya pemeliharaan sistem pelumasan adalah penyebab utama kegagalan
sistem komponen. Untuk mencegahnya maka dilakukan perawatan berkala
(preventive maintenance), dalam hal ini dilakukan sesuai prosedur pada manual
book. Disamping itu perlu pemeliharaan korektif, dilakukan dengan standar.
ketika melakukan perawatan berkala harus memperhatikan cara prosedural dari
manual book. Perawatan berkala jika dilakukan akan menambah usia dan daya
tahan sistem pendingin khususnya komponen, dari kerusakan dan hal-hal yang
tidak diinginkan agar unit beroperasi dengan baik. Pekerjaan perawatan berkala
antara lain meliputi dengan mengikuti petunjuk pada buku manual :

a. Per 2-3 Jam (Wajib)


b. Per 8 Jam (Harian)
c. Per 50 Jam (Mingguan)
d. Per 100 Jam (2 Minggu)
e. Per 500 Jam (Bulanan)
f. Per 1000 Jam (Tahunan)

Untuk mendukung agar dalam sistem pelumasan pada mesin mendapatkan


perawatan secara berkala dengan interval perawatan yang benar, maka
dibuatlah suatu perencanaan secara administratif yang benar. Untuk itu dibuat :

1) Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.

2) Kartu Pemeliharaan (Maintenance Record).


Kartu pemeliharaan ini perlu dibuat untuk mencatat segala perbaikan yang telah
dilakukan terhadap suatu unit. Kartu ini berupa tabel yang berisi waktu

64
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui

TANGGAL JENIS SPAREPARTS BAHAN PETUGAS


PERBAIKAN
NAMA/PARAF

Tabel 8.Kartu Pemeliharaan Sistem pelumasan

3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.
Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :
1. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
2. Bahan pemeliharaan dan spare part.
3. Buku-buku manual dan katalog.
4. Mesin atau peralatan itu sendiri

Banyak pekerja di ruang perbaikan (workshop) yang kurang berpengalaman


masih menganggap semua pelumas adalah sama. Mereka mengganti pelumas
dengan pelumas yang lain tanpa memperhatikan jenis pelumas yang digunakan
pada unit. Bahwa ketidak sesuaian pelumas akan timbul saat digunakan pada
komponen-komponen di mesin.

65
Satu-satunya cara yang tepat untuk menguji ketidak sesuaian ini adalah
mengujinya di labotarium. Oleh karena itu, membersihkan semua pelumasan
yang telah terpakai dari komponen-komponen mesin sebelum menggantinya
kembali dengan pelumas yang baru adalah langkah yang efisien dan ekonomis

Pemeriksaan pelumas di alat berat dapat dilakukan oleh operator dan mekanik.
Pemeriksaan oleh operator (pengemudi) alat berat dilakukan sebelum
mengoperasikan alat berat, meliputi :

a. Pemeriksaan batas minyak pelumas mesin dan transmisi


b. Pemeriksaan batas minyak pada sistem hidrolik
c. Pelumas pada trak yang bergerak

Bila terdapat kekurangan pada sistem pelumas maka operator memberikan


informasi ke pada teknisi untuk menambahkan pelumas hingga batas yang
ditentukan. Untuk penambahan menggunakan pelumas dan oli yang tepat atau
sesuai rekomendasi pabrikan. Pemeriksaan pelumas mesin dengan melihat
batang pelumas (stickt oil) dalam tanda penuh (F) atau kurang (L)

Gambar 50.Jumlah oli pada stik

Pada sistem hidrolis jumlah pelumas hidrolis dapat dilihat pada pipa kaca
ditangki, oli hidrolis tepat pada tanda penuh (F) atau kurang (L). Pada track untuk
penggerak yang menggunakan rantai, sambungan track dilumasi dengan
menggunakan pelumas padat (grease). Pena rol pada sepatu besi terdapat
kebocoran grease maka perlu diganti sil pelindung grease yang ada pada
sepatu-sepatu besi.

66
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan pemakaian jenis-jenis pelumas, jumlah
pelumas dan air pendingin yang digunakan pada unit alat berat.

Tabel 9Jenis pelumas, jumlah pelumas dan air pendingin

Dengan melihat tabel diatas jumlah pelumas (oli) setiap sistem yang ada sangat
banyak, bila pelumas diganti semua tentu pada alat berat akan mengeluarkan
biaya yang besar.

2. Metode Sampling Oli


Analisa mesin pelumas dapat menunjukkan adanya partikel besi akibat
keausan yang dapat menunjukkan adanya keusakan akibat asam atau
keausan lainnya yang tidak normal. Sebelum mengambil contoh pelumas,
hidupkan mesin sampai mencapai temperatur kerja normal. Katup untuk
mengambil pelumas dan adapter-nya telah tersedia pada mesin. lsi botol
untuk contoh pelumas sampai kira-kira 75% dari botol. Berhati-hatilah pada
saat mengambil pelumas untuk mencegah luka bakar akibat pelumas yang
masih panas. lsi label botolnya dengan lengkap dan benar.

67
Label harus meliputi informasi di bawah ini :
 Nama Customer
 Model mesin
 Serial number
 ldentifikasi tempat penggunaan
 Merk dan type pelumas
 Apakah pelumas diganti
 Usia pakai pelumas

lsi label dengan tepat. Tidak dibenarkan untuk menulis informasi pada botol
karena lab tidak menggunakannya. Label yang benar seharusnya bersama
dengan sample pelumas yang tepat.

Sampel yang baik, adalah sample yang tidak dicemari oleh faktor luar, hal
ini sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sangat
menentukan kesuksesan dari programSOSadalah singkatan dari Schedule
Oil Sampling, waktu pengujian sampel adalah 48 jam.

Program SOS adalah analisa peralatan bukan memanjangkan umur pelumas.


Program Caterpillar dirancang untuk memaksimalkan umur peralatan
sedangkan kebanyakan program analisa pelumas kompetitor lebih
memusatkan pada sebuah makna untuk memanjangkan interval penggantian
pelumas. Jika pemahaman ini berkembang pada analisa yang kualitasnya
tidak terjamin, praktek ini dapat menjadi gangguan yang serius.

Program SOS adalah bagian dari program pemantauan kondisi (Condition


monitoring) mesin secara keseluruhan. lni perlu untuk digunakan bersama
dengan indikator kondisi yang lain. Sebagian dari aktivitas Condition
Monitoring ini sudah diuraikan di atas. Mereka akan berperan dalam
memaksimalkan umur peralatan dengan pembuatan keputusan perbaikan
yang benar pada waktu yang tepat, yang didasarkan pada indikasi -
indikasi yang ada.

68
Keterbatasan Oil Sampling
 Tidak dapat meramalkan keretakan komponen.
 Kurang akurat ketika filter sentrifugal dipergunakan karena partikel kecil
tidak bersirkulasi kesistem.
SOS dapat diambil dari pelumas yang berada pada sistem seperti : Mesin,
Transmissi, Sistem Hidraulic, , Roda Depan, Rear axle housing.

Program SOS meliputi teknik analisa yang terdiri dari :


 Analisa Keausan Logam

lni merupakan analisa pelumas untuk mengidentifikasi persentase dari


partikel kecil yang umumnya dihasilkan dari suatu sistem. Partikel ini cukup
kecil sehingga menerobos melalui sebuah filterbiasa.

 Analisa Kondisi Pelumas


Analisa ini diharapkan untuk mengukur tingkat penurunan kualitas pelumas
karena pemakaian

 Analisa Fisik
Terdiri dari pemeriksaan secara fisik unsur-unsur yang mana merusak
kualitas pelumas.akibat hambatan aliran pelumas yang normal.

Contoh pelumas mesin sudah diambil, kemudian diteliti akan menghasilkan


sebuah laporan. Laporan tadi dikirim kepada seorang kontak operator,fasimile
atau telepon kepada pihak telah melakukan pengujian.

69
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh pelumas disebut pompa vakum

Gambar 51.Pompa vakum untuk pengambilan contoh pelumas

Ada dua cara pengambilan sebuah sample (contoh) untuk analisa SOS yang
baik, yaitu :
 Tanpa alat (sample valve / live sample point)
 Pompa vakum (vacuum pump)

Gambar 52.Pengambilan sampel oli.

Selanjutnya dengan mengggunakan perawatan system pelumasan yang bagus


agar komponen-komponen system pelumasann tidak cepat mengalami
kerusakan, maka perawatan system pelumasan dapat dilakukan dengan cara

a. Pemeriksaan kualitas oli


Pemeriksaan diakukan dengan memeriksa oli dari berubah warna atau sudah
encer sekali.

70
b. Pemeriksaan Ketinggian Oli
Pemeriksaan ketinggiaan oli engine dilakukan dengan memanaskan engne
terlebih dahulu hingg mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal
periksalah ketinggian oli dengan terlihat dipstick. Ketinggian oli harus berada
antara L dan F pada tangki pengukur oli. Bila terlalu rendah periksa dan
perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran atau tidak.

c. Pemeriksaan Tekanan Oli


Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan oli pressure gauge
dihubungkan dengan switcih tekanan oli.Hidupkan engine dan panaskan
sampai temeratur kerja normal. Pada putaran idle tekanan oli disesuaikan
dengan spesifikasi.

d. Pemeriksaan Saringan Oli


Periksa saringan oli dari terjadinya penyumbatan.

e. Pemeriksaan Pompa Oli


Pompa minyak pelumas yang rusak dapat dikarenakan oleh adanya endapan
kotoran yang mengumpul paada bagian bawah oli dari penampung minyak.

D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pelumasan dan
pemberian vet (grease fitting) serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

71
F. Latihan/ Kasus /Tugas/Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan system pelumasan!
2. Jelaskan prinsip kerja system pelumasan!
3. Sebutkan komponen utama system pelumasan dan jelaskan fungsinya!
4. Jelaskan jenis pelumasan yang secara umum digunakan pada unit alat berat
dengan mesin diesel!
5. Jelaskan bagaimana prosedur perawatan pada system pelumasan!

G. Rangkuman
Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak serta
menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.Sistem pelumasan bekerja
ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar bersama poros bubungan yang
dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan
oli pelumas yang berada di panci oli atau karter tersedot ke atas dengan melalui
saringan kasar terlebih dahulu. Setelah melewati pompa, minyak pelumas (oli)
mengalami penyaringan kedua pada saringan oli (oil filter) yang lebih halus.
Setelah disaring oli dialirkan ke indicator minyak pelumas, kemudian mengalir ke
komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan. Pemeliharaan dan
pemeriksaan pelumasan perlu dilakukan pada semua sistem

Dari berbagai kebutuhan penggunaan pelumas tersebut pelumas berfungsi


untuk:

1. Melumasi , mendinginkan, menyekat dan membersihkan komponen


2. Melindungi timbulnya karat dan kerusakan
3. Menyerap tegangan, saat bekerja pada komponen mesin akan timbul getaran-
getaran yang kecil dengan adanya lapisan film terbentuk getaran akan diserap
oleh pelumas. Berakibat suara pada mesin menjadi halus.

Komponen sistem pelumasan antara laian : tangki oli (oil pan), oil strainer,
pompa oli, oil pressure switch, oil filter, oil cooler dan dipstick.

Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada


komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease

72
melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan melepaskan
pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang dilumasi.
Grease berfungsi antara lain : uuntuk teteap terus menempel dan melumasi dua
bagian part mesin, merupakan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.

Dalam melaksanakan perawatan pada system pelumasan , maka lakukanlah


beberapa pekerjaan dibawah ini :

Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang ditentukan dalam
tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick mesin, mematikan mesin dan
menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas
mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin
untuk klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan
"full" tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan kualitas & merk yang
sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain

H.Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di
bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 10) x 100 %


Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke


Kegiatan Belajar 4. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 % harus
mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum

73
Kegiatan Pembelajaran 4 : Memperbaiki Sistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat

A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan
pembelajaran ini adalah:
1. Merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan.
2. Menganalisa kerusakan pada komponen sistem pelumasan

C. Uraian Materi

Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)


Alat Berat.

1. Merencanakan Perbaikan Komponen Sistem Pelumasan.


Guna mendapatkan komponen system pelumasan untuk dapat berumur panjang
dan dapat digunakan dengan maksimal perlu kiranya dilaksanakan perbaikan.
Perbaikan komponen sistem pelumasan yang dalam hal ini dilakukan
penggantian komponen untuk mendapatkan unit alat berat bisa bekerja dengan
maksimal. Kurangnya perencanaan dapat berakibat yang fatal pada mesin
dimana unit alat berat akan cepat rusak sehingga masa pakai unit tidak bisa
digunakan dalam waktu lama dan biaya perbaikan akan menjadi lebih tinggi.
Pemilihan jenis pelumas, zat tambah (aditif) yang tepat dan perawatan yang

74
baik akan membuat mesin unit berumur panjang (long live) dan biaya
perbaikan akan semakin kecil.

Dalam waktu pemakaian yang lama, mutu pelumas akan berkurang, hal tersebut
disebabkan karena :

1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam
minyak pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan

2. Kelemahan bahan tambahan


Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi
hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
Kelemahan bahan tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen,
berkurangnya bahan tambah karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat
proses penggantian pelumas.

3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.Setelah pelumas baru dimasukan ke dalam sebuah mesin, pelumas
tersebut sedikit demi sedikit kehilangan keefektifannya sebagai bahan pelumas.
Hal ini disebabkan karena pengumpulan bermacam-macam bahan dan
keefektifan bahan-bahan tambahan yang semakin berkurang.
Dalam merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan dapat dilakukan
sebagai berikut :

a. Bak Penampung Oli


Komponen ini terletak pada bagian bawah tepatnya menempel pada blok
silinder bagian bawah. Untuk melaksanakan perbaikan bak penampung oli
dengan cara :
 Setelah bak penampung dibuka bersihkan bak penampung oli
 Ganti gasket dan beri sealent
 Periksa baut pembuangan

75
b. Oil Strainer
Terletak pada bagian bawah oli yang terhubung dengan pompa olli. Untuk
memperbaikinya dengan cara :
 Membersihkan oik strainer dari motoran yang menempel.
 Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
 Ukur bagian komponen pada diameter dalam pipa, diameter luar pipa,
celah kawat dan diameter oil strainer.
c. Pompa Oli
Bila gasket atau o-ring rusak maka udara akan memasuki pada sistem
pelumasanmenyebabkan oli menjadi rendah. Akibatnya komponen mengalami
keausan. Keausan akan berakibat timbulnya kelonggaran pada bagian-bagian
tertentu, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal
d. Saringan Oli
Pemeriksaan saringan oli secara visual dengan melihat pada bagian elemen
dalam filter.

Melalui pengoperasian mesin yang biasa, pelumas tersebut mengumpulkan


kotoran yang semakin banyak dan setelah berkilo-kilo meter atau bejam-jam
dalam pengoperasian,pelumas tersebut akan berkurang keefektifannya hingga
tidak lagi dapat digunakan. Untuk pemakaian selanjutnya pelumas tersebut
diganti dengan pelumas baru, komponen mesin tidak semakin aus. Untuk
memudahkan pemahanan mengenai penggantian pelumas pada materi ini
dibahas sekilas untuk detainya penggantian pelumas harus diuji dulu. Prosedur
pemeriksaan pelumas telah dipelajari dan pahami cara pengujian sebelum
melakukan penggantian pelumas. Secara visual saat sampel pelumas diambil,
kita lihat bila pada pelumas terdapat banyak kotoran sebaiknya pelumas diganti.

Penggantian pelumas berpedoman pada jam pemakaian dan jarak tempuh unit
yang digunakan. Penggantian pelumas pada unit alat berat meliputi, penggunaan
pelumas pada komponen, antara lain :

76
a. Pelumas mesin
Untuk kendaraan / unit yang bekerja diam (stasioner) seperti excavator memakai
pedoman jam pemakain dalam penggantian pelumas mesin, untuk kendaraan
angkut memakai pedomaan Km dalam penggantiannya.
Motor bensin: 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Motor Diesel: 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Excavator : 250 jam Sebaiknya lihat buku manual untuk penggantian.

b. Pelumas tansmisi
Proses penggantian pelumas ini lebih lama dibanding pelumas (oli) mesin karena
kerja dari pelumas ini hanya untuk menahan beban kerja dan gesekan dari
transmisi. Khusus transmisi otomatis proses penggantian sebaiknya
menggunakan alat yang khusus, pada transmisi otomatis terdapat banyak
saluran yang dilalui oleh pelumas ATF. Bila pada saluran yang dilalui pelumas
terdapat udara dapat menyebabkan transmisi tidak berfungsi (bekerja), untuk
penggantian pelumas pada transmisi otomatis gunakan prosedur yang sesuai
pada unit yang digunakan.

c. Pelumas hidrolis
Penggantian pelumas hidrolis lihat petunjuk buku manual pada unit yang
digunakan, penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat
bekerja dengan baik.

d. Pelumas Grease
Menjaga tingkat kebersihan yang sangat baik selama grease digunakan adalah
sangat penting. Kotoran tidak boleh memasuki bearing melalui fitting grease atau
peralatan pelumasan otomatis (dispersing equiptment) yang kotor. Periksalah
grease dalam penampung untuk memastikan apakah tidak terkontaminasi
kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya (dengan menggunakan sebuah aplikator
untuk dua jenis grease). Bersihkan sebelum digunakan kembali untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang merugikan.

77
e.Minyak rem
Penggantian minyak rem lihat petunjuk buku manual pada unit yang digunakan,
penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat bekerja dengan
baik.
Pencegah Penanganan minyak rem adalah sebagai berikut :
1) Jangan mencampur minyak rem
2) Mencampur minyak rem dengan spesifikasi berbeda akan menyebabkan
penurunan titik didih minyak rem. Reaksikimia suatu saatakan terjadi,
menyebabkan komposisi berubah
3) Jangan tercemar air
4) Bila minyak rem tercampur dengan air akan berakibat menurunnya
kemampuan mendidih
5) Jangan tercemar dengan oli
6) Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet lain pada
sistem yang berkerja, seperti pada seal dust (karet penahan debu).
7) Penyimpanan minyak rem
Simpan minyak rem pada tempat yang sesuai untuk mencegah minyak rem
dari penyerapan air, simpan minyak pada tempat tertutup rapat dan hindari
dari debu dan kotoran.Pada sistem untuk penggunaan minyak rem dan
kopling hidrolis, cara memperbaiki gejala vapour lock biasanya dilakukang
dengan pembuangan udara atau yang biasa disebut dengan bleeding dan
gejala vapour lock sering terjadi sebaiknya minyak diganti baru.

2. Menganalisis Kerusakan Pada komponen Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan memegang peranan penting dalam proses kerja engine,


apabila terjadi kerusakan pada system pelumasan maka kerja engine akan
terganggu. Dalam proses kerjanya komponen-komponen dalam system
pelumasan dapat mengalami gangguan-gangguan atau masalah setelah
digunakan dalam waktu yng lama. Gangguan-gangguan yang bisanya terjadi
pada system pelumasan diantaranya :

78
a. Tekanan Oli Rendah
Pelumas oli masuk kedalam komponen-komponen engine dengan mendapatkan
tekanan oleh seebuah pompa oli. Teekanan pada oli menyebabkan oli dapat
;masuk ke dalam saringan oli, lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke
kepala silinder, jurnal poros hubungan, mekanisme katub kemudian minyak
pelumas kekomponen-komponen engine yang emerlukan pelumasan. Tekanan
oli hang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas tidak seluruhnya dapat
m;elumasi komponen-komponen engine yang bergerak, akibatnya komponen-
komponen tersebut akan mengalami kerusakan. Diagnosa Tekanan oli rendah
seperti pada table.

Bagian yang
No Diagnosa Cara Mengatasi
diperiksa
1 Oli engine Oli engine kurang baik Tambahkan oli engine
Kualitas oli engine buruk Gantimoli engine
2 Saringan Oli Saringan oli tersumbat Bersihkan atau ganti
saringan oli
3 Katup Relief valve Katup relief valve rusak Ganti katup relief valve
4 Pompa oli Pompa oli rusak Perbaiki atau ganti pompa
jika rusak
5 Baut pembuangan Baut pembuangan atau Tambahkan sealer
pada oli baut ulurnya habis kemudian kencangkan
baut
6 Roda gigi atau Roda gigi atau rumah Ganti roda gigi atau
rumah pompa pompa aus rumah pompa
Tabel 10.Diagnosa Tekanan Oli rendah

b. Oli Berubah Encer


Pada umumnya minyak pelumas setelah mengalami beberapa kali pemakaian
maka akan berubah menjadi encer. Tetapi apabila oli encer dan batang pengukur
oli berada diatas tanda F maka system pelumasan terdapat beberapa
kemungkinan masalah. Penyebab hal ini antara lain:

79
No Masalah Penyebab gangguan Cara mengatasi
1 Tercampurnya Paking kepala silinder Ganti paking akepala
air dengan oli rusak silinder
Ganti dinding dan kepala
silinder
2 Terdapat bahan Keausan pada dinding Ganti dengan yang baru
bakar

Tabel 11.Diagnosa Oli Buerubah Encer

c. Pemakaian Oli Boros

Kurangnya oli pada suatu engine dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran
bagian-bagian engine yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan
terjadinya kebocoran dapat diperiksa pada abaeberapa komponen-komponen
pelumasan diantaranya:
1) Oli keluar dari kepala dan tutup silinder
Keluarnya oli daari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking kurang
yang sudah rusak juga dapat memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada
kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli ini dapat diatasi deengan cara
m;engencangkan baut pengikat dan mengganti paking bial telah m;engalami
kerusakan.
2) Kebocoran pada saringan oli
Pemasangan saringan oli harus dilakukan denegan tepat dan kencang. Hal
ini dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan
oli dan gantilah seal oli yang rusak apaabila terjadi kebocoran pada
saringan oli.
3) Kebocoran baut pembuangan oli
Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya saat pemasangan seeelah melakukan pembuangan oli.
Kencangkan baut sesuai spesifikasi agar tidak terjadi kevbocoran pada
bautang oli.

80
4) Kebocoran oli ke ruang bakar
Komponen-komponen engine seperti dinding silinder, piston dan ring piston
suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan
menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder. Langkah yang diambil
dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti diding silinder, piston dan
ring piston.

No Masalah Penyebab Gangguan Cara mengatasi


1 Oli keluar dari Kurang kuat baut Mengencangkan baut
kepala silinder pembuangan saat dengan pengikat
pengencangan Ganti paking denga
Keadaan paking rusak yang baru
2 Kebocoran pada Kurang kencang atau ulir Mengencangkan
saringan oli bautnya habis saringan oli
Keadaan oli seal rusak Mengganti oli seal
Saringan oli rusak dengan yang baru
Ganti saringan oli
dengan yang baru
3 Kebocoran pada Kurang kencang baut Kencangkan baut
baut pembuangan pembungannya pembuangan oli
4 Kebocoran oli ke Keausan pada dinding Ganti dinding silinder,
ruang bakar silinder, piston, ring pisto, dan cincin piston
piston

Tabel 12.Diagnosa Pemakaian oli Boros

d. Tekanan Oli Terlalu Tinggi

Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oeh kerusakan pada saluran katup
relief . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan teradinya penyumbatan pada
saringan oli.Cara mengatasi masalah tekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan
mengganti katup relief.

81
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
a. Kerusakan pada ring piston
Berakibat proses pembakaran berupa gas turun keruang mesin.

b. Kerusakaan pada dinding silinder tergores dalam.


Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penggantian pada ring piston
dan bantalan pada pena piston.

c. Pompa oli
Kerusakan disebabkan karena bagian roda gigipompa mengalami keausan
ataupun pada bagian dinding dudukan pompa.Keausan pada roda gigi
mekanik pengisap dan penekan pelumas berupa 2 buah roda gigi yang saling
berkaitan di dalam yang dibatasi oleh pemisah.Roda gigi dalam (penggerak)
digerakkan oleh poros engkol.Kerusakan ini pada pompa oli jenis roda gigi
dalam. Untuk datacelah antara roda gigi luar dan bodibertoleransi 0,20
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi dan pemisah Toleransi 0,35
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi terhadap pompa ( memakai mistar
baja ) bertoleransi 0,10 mm. Hasil ukur pemeriksaan pada pompa bila
melampai
batas sebaiknya pompa diganti

d. Filter oli
Kerusakan filter disebabkan karena tersumbatnya filter oleh kotoran. Kotoran
berasal dari serbuk-serbuk kecil pada bantalan poros engkol, gesekan ring
piston dengan dinding silinder. Kerusakan filter sebaiknya diganti baru,
penggantian filter oli pada jarak 10.000 km atau 1500 jam.

3 Memperbaiki Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fitting) Alat Berat


1. Perbaikan Minyak Pelumas
Pekerjaan memperbaiki pelumasan sangat penting dilakukan untuk menentukan
tindakan yang diperlukan untuk menganti pelumas pada sistempelumasan.
Penggantian pelumas dilakukan sesuai dengan prosedur pada maual book pada
preventive maintenance.Perubahan warna pelumas juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan menganalisa kerusakan pada unit. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan melihat jumlah oli (pelumas) pada mesin, hidrolis silinder, transmisi
otomatis, rem hidrolis, dan bantalan.

82
Kerusakan pelumas mesin dapat dilihat dari warna antara lain :

a. Warna hitam encer berarti pelumas tercampur dengan solar


Kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1). Injektor bahan bakar disemprotakan berjumlah banyak dan tekanan
injektor terlalu rendah
2). Pompa bahan bakar rusak pada bagian penyekat (seal)
Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penyetelan pada injektor
dan pompa injeksi.
b. Warna hitam kekuningan berarti pelumas bercampur serbuk bantalan.
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1) Kerusakan pada bantalan utama poros engkol
2) Kerusakan pada bantalan utama batang piston
3) Kerusakan pada bantalan poros roda gigi timing
4) Kerusakan pada bantalan poros kam
Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penurunan mesin atau
melakukan pekerjaan overhoul. Pengukuran pada bagiian poros engkol, poros
kam, batang piston. Hasil pengukuran terdapat kerusakan perlu penggantian
pada bantalan. Baik bantalan pada poros engkol, poros kam, batang piston dan
bantalan pada pena piston.

c. Warna putih susu berarti pelumas bercampur dengan air,


Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1) Kerusakan pada paking kepala silinder karena korosi
2) Kerusakan pada kepala silinder karena korosi
3) Keretakan yang sangat kecil pada kepala silnder yang terhubung dengan
saluran pelumas
4) Keretakan pada blok silinder yang terhubung dengan sistem pelumasan

83
Gambar 53.Warna Oli kecampur air

Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penurunan mesin atau


melakukan pekerjaan overhoul, selanjutnya mengganti kepala silinder atau
blik silinder. Pekerjaan overhoul juga melakukan penggantian paking pada
semua bagian.

d. Warna coklat berarti pelumas bercampur dengan karbon


3. Melaksanakan greassing pada bagian alat berat
Melaksanakan greassingpada bagian alat berat dilakukan secara berskala
dengan melihat prosedur pada unit.Sebelum pekerjaan geassing dilakukan
sebaiknya pekerjaan pemeriksaan terlebih dahulu dilakukan pada sistem.Unit
harus dibersihkan atau dicuci agar kotoran tidak ikut terbawa saat
gressing.Melaksanakan greassing sangat penting agar sistem bekerja secara
baik dan efisien. Dalam pekerjaan pemeriksaan diikuti pula pekerjaan lain seperti
perbaikan, perawatan, mendiagnosa dan menganalisa kerusakan pada sistem.
Semua pekerjaan ini saling berkaitan antara pekerjaan perbaikan sampai
menganalisa kerusakan.Untuk melakukan pekerjaan greassing pasti suatu
sistem terlebih dahulu ada kerusakan, kerusakan tersebut harus diperiksa dan di
analisa pada bagian mana terjadi kerusakan atau gangguan pada sistem
pelumasan.Setelah semua pekerjaan selesai dilakukan pekerjaan yang
terpenting adalah perawatan pada semua sistem yang ada pada unit alat berat.

2. Pemberian Vet (Grease Fitting)

Pada materi ini akan dibahas greassing pada bagian alat berat dan unit
pengangkut pada truck, meliputi pekerjaan pada bagian :

84
a. Idler assembly
Pelumasan ini menggunakan oli SAE 30 sebesar 70 – 80 cc sebagai contoh unit
komatsu PC 220

Gambar 54.Pelumasan idler assembly

b. Recoil spring
Pelumasan ini menggunakan gease G2-L1 secukupnya hanya pada bagian
silinder sebagai contoh unit komatsu PC 220.

Gambar 55.Recoil spring

c. Removal And Installation Of Sprocket


Pada bagian Sliding portion of wear ring pelumasan ini menggunakanGrease
(G2-L1) sebagai contoh unit komatsu PC 220

85
Gambar 56.Pemberian grase pada sprocket

d. Komponen Center Swivel Joint


Pada bagian Contact surface of rotor, shaft pelumasan ini menggunakanGrease
(G2-L1)

Gambar 57.Pelumasan pada Center Swivel Joint

Lebih jelas lihat tabel pelumasan dibawah ini. Tabel pelumasan ini sifatnya
umum untuk unit yang lain lihat spesifikasi pada buku manual.

86
Tabel 13.Jumlah pelumasan pada sistem

Gambar 58.Pelumasan pada unit excavator

87
e. Single differensial
Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.

Gambar 59.Pelumasan differensial

f. Single differensial Dengan tranfer gear box


Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.

g. Hub Reduction
Pada bagian pelumasan hub reduction ini menggunakanpelumasan SAE 90
Penggunaan pada truk besar.

88
Gambar 60.Pelumasan Hub Reduction

3. Komponen Mendapat Pelumasan

Setelah oli mengalir ke saluran utama (main oil hole) yang terletak diblok silinder
oli akan dibagi menuju ke bagian-bagian pelumasan diantaranya yaitu :

a. Bantalan jurnal poros engkol (Crank jurnal hole)


Pada masing-masing jurnal poros engkolterdapat saluran oli, 1 saluran oli pada
jurnal utama akan terhubung dengan 1 saluran oli pada pena batang piston.
Seperti gambar dibawah ini, pada bantalan jurnal utama dan jurnal pena batang
piston oli ditekan masuk celah-celah bantalan sehingga terlumasi.

Gambar 61.Saluran pelumasan pada poros engkol

89
Pada jurnal utama terdapat alur di sekitar bagian dalam pada bantalan, yang
berfungsi untuk menyuplai pelumas dan menyimpan oli pada bantalan batang
piston (connecting rod bearing). Bantalan pada batang piston tidak terdapat alur
pelumas.

b. Pelumasan torak dan dinding silinder


Oli dari jurnal utama ditekan melalui lubang-lubang poros engkol, melumasi
bantalan batang torak, dan sebagian keluar dicipratkan kedinding silinder. Untuk
memperbaiki pelumasan pada dinding silinder, pangkal batang torak diberi
lubang oli yang mengarah pada dinding silinder yang mengarah pada daerah
sisa kerja (gaya samping). Lihat gambar dibawah ini.

Gambar 62.Pelumasan pada piston

Pelumasdisemburkan (diseprotkan) menuju bagian bawah dinding silinder saat


tekanan pompa oli besar atau saat putaran mesin dinaikan.

c. Pelumasan mekanisme katup


Pelumas padasaluran utama di salurkan keatas menuju kepala silinder (cylinder
head) dan masuk pada dudukan poros kam. Disini oli akan menuju ke poros
tuas katup, kemudian dibagikan ketempat – tempat yang harus dilumasi seperti
gambar dibawah ini jenis OHV (over head valve) dengan penggerak roda gigi
timing.

90
Gambar 63.Pelumasan pada bantalan poros kam

Gambar 64.Pelumasan mekanisme katup

Pada jenis penggerak katup yang menggunakan batang penekan (push rod),
pelumas dari saluran utama (main gallery) akan menuju ke bantalan poros kam.
Bantalan poros kam akan terlumasi dan sebagian disalurkan ke mangkok
penekan (lifter) selanjutnya menuju ke batang penekan (push rod) dan oli naik ke
tuas penekan katup (rock arm), berakhir disini oli akan kembali ke kalter.

91
Gambar 65.Pelumasan pada dudukan batang penumbuk (lifter)

d. Pelumasan pada gigi (gear) atau rantai timing


Alur di bantalan dari poros kam (camshaft) bearing depan sampai belakang
dan juga oli disalurkan ke roda gigi timing beserta roda gigi yang lain, seperti
pada gambar dibawah ini.

Gambar 66.Pelumasan gear timing

Untuk jenis penggerak rantai pelumas dipercikan melalui tensioner (penegang


rantai), pada tensioner saluran pelumas berasal dari saluran utama dan sisa
kerja dari penegangan rantai diberikan ke gear proros engkol serta disalurkan ke
rantai timing. Lihat gambar dibawah ini.

92
Gambar 67.Pelumasan pada rantai timing

e. Pelumasan untuk turbochearger


Saluran pelumas untuk turbocharger dihubungkan dengan saluran setelah
filter, diberikan pelumas yang dingin, dan bersih. Turbocharger menerima
pelumas sebelum pelumas komponen-komponen mesin lainya. Pelumas
mendinginkan dan melumasi bantalan (bearing-beraing) pada turbocharger.
Dari turbocharger, pelumas akan mengalir kembali menuju kalter (oil pan).

Gambar 68.Peluasan pada turbo

Saat mematikan mesin pada konsisi panas atau rpm tinggi harus dihindarkan
pada sistem turbo charger. Aliran pelumas yang tidak cukup pada kondisi
tersebut akan membuat kerusakan turbocharger yang lebih cepat.

93
Turbocharger memerlukan pelumas untuk mendinginkan dan melumasi
bantalan-bantalannya.

f. Pendinginan torak ( motor dengan turbo-charjer)


Pelumas yang bersih dan dingin dari filter diteruskan menuju saluran utama
(main gallery) pada blok mesin. Pada bagian ini dibawah piston terdapat injektor
oli yang akan menyemprotkan pelumas ke bagian bawah piston untuk
mendinginkan. Pada bagian ini terdapat katup tekan sebelum disemprotkan dan
bekerja pada tekanan 2 bar.

Saat kondisi dingin dan temperatur kerja belum tercapai injektor (nosel) oli tidak
akan menyemprotkan oli pada piston. Hal ini digunakan agar pada bagian piston
cepat panas yang berakibat temperatur kerja motor cepat tercapai. Proses
pendinginan yang berlebihan pada bagian piston akan berdampak pemborosan
pada pemakaian bahan bakar, karena waktu kerja mesin akan lama.

Saat kondisi kerja tercapat injektor oli belum menyemprotkan pelumas kepada
piston, hal ini disebakan adanya katup tekan yang membuka pada tekanan
pyang cukup besar 2 bar. Untuk mencapai tekanan yang 2 bar pompa oli harus
diputar lebih cepat atau putaran mesin dinaikkan.

Gambar 69.Pelumasan pada piston

94
Rpm mesin dinaikkan akan akan menghasilkan tekanan yang meningkat,
sehingga mendorong katup terbuka. Saat katup terbuka oli akan menyemprotkan
pelumas ke piston. Tersemprotnya piston membuat menjadi dingin dan berakibat
pemakaian piston yang lebih panjang disamping juga membantu proses
pelumasi pada dinding silinder. Perlu di ingat bahwa proses pelumas untuk
pendingin torak diambil dari saluran utama disemprotkan ke bagian bawah torak,
bila tekanan pelumas melebihi 200 Kpa ( 2 bar ), yaitu tekanan pembukuan katup
pada nosel akan menyemprot oli. Katup ini mencegah kerendahan tekanan
pelumas pada putaran yang rendah (misal idle / stasioner)

g. Pelumasan pompa injeksi dan pompa kompresor.


Saluran pelumas pada pompa injeksi dimbilkan melalui saluran utama (main
gallery) yang sudah melalui pendingin oli (oil cooler). Dengan kekentalan masih
terjaga gesekan pada bagian pompa injeksi semakin kecil.Seliain itu juga pada
sistem bahan bakar yang menggunakan pompa torak dan pompa injeksi
sebaris (pump & line), pengatur banyaknya bahan bakaryang disemprotkan ke
ruang bakar (governor) dan pengajuan saat penyemprotan hydraulic timing
advance).

Gambar 70.Pelumasan pada pompa bahan bakar

Kompresor udara adalah alat untuk menghasilkan udara yang akan digunakan
pada sistem rem angin. Dalam proses kerjanya kopresor udara juga
membutuhkan pelumas mesin. Pelumas kopresor udara diambilkan melalui
saluran utama dari pelumas dari mesin, untuk saluran pengembali dari

95
kompresor ada saluran penghubung yang terpasang dibok silinder atau pada
kover dari mekanisme roda gigi timing.

Gambar 71.Pelumasan pada kompresor udara

Data-data penting pelumasan tekan


Isi panci pelumas Truk/Bus 20 - 30 liter
Unit angkut 40 - 50 liter

Hasil pemompaan pompa pelumas rpm idle 2 – 5 liter / menit


rpm tinggi 20 – 50 liter / menit
Tekanan oli maksimum (katup pelepas terbuka) 300–500Kpa(3-5 bar)
Tekanan pelumas minimum ( untuk beban penuh ) 150 Kpa ( 1,5 bar)
Lampu kontrol mulai menyala  50 Kpa ( 0,5 bar )

Data teknis pelumasan tekan ini diberikan dengan maksud memberikan


informasi pada materi pelumasan (lubrication system) saat sistem bekerja akan
menghasilkan tekanan yang besar.

D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.

96
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

E. Latihan/ Kasus /Tugas


a. Latihan kasus Sistem Pelumasan
1. Identifikasikan sistem pelumasan pada mesin yang menggunakan sistem
campur, CCI dan autolube serta yang menggunakan sistem pelumasan paksa
(tekan) pada mesin, rem, transmisi manual, otomatis dan hidrolis. Sebutkan
pada mesin apa saja sistem pelumasan tersebut ditemui!
2. Gambarkan sirkulasi sistem pelumasan mesin, hidrolis, rem di unit alat berat
dan jelaskan!

b. Tugas 1 : Identifikasi Pelumas Akibat Bercampur Dengan Air, Oli Dan


Serbuk Tembaga, Alumunium Pada Bantalan

LANGKAH KERJA :
1. Tuang pelumas bekas 1 liter pada bak plastik sebagai contoh oli yang akan
digunakan media tercampur.
2. Tuang bahan bakar solar 0,5 liter ke dalam bak plastik yang terdapat oli
bekas
3. Aduklah pelumas dan bahan bakar yang tertuang pada bak plastik
4. Amati perubahan warna, kekentalan, dan bandingkan struktur pelumas saat
sebelum terjadi bercampur dan tercampunya pelumas.
5. Ulangi pekerjaan tersebut dengan berbagai macam tercampurnya pelumas
(oli) dengan unsur yang lain. Unsur yang lain yaitu air, minyak pelumas
hidrolik dan minyak rem, serta oli power steering.

97
Lembar Kegiatan Praktik Sistem Pelumasan
Nama : ....................................................................
Tempat/Tgl/Bl/Thn : ....................................................................
Pembimbing : ....................................................................
Identifikasi Kondisi Pelumas
HASIL
PENGGUNAAN
NO PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PELUMAS
(BAIK / JELEK)
Identitas pelumas mesin
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
1 b. Di campur air
b. Dicampur bahan bakar
Grese / Vet
2 a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
3 Pelumas Hidrolik
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
4 Pelumas Rem
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
5 Pelumas ATF
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar

98
C. Latihan soal Jawablah semua pertanyaan berikut.
1.Minyak pelumas mesinmempunyai kualitas yangditunjukan oleh ...
a. Indeks kekentalan
b. Daya tahan pengguna
c. Daya lumas
d. Harga
e. Indeks keenceran

2. Kapasitas oli mesinyang terdapat pada olifilter sebanyak ... liter


a. 0,3
b. 0,5
c. 0,3
d. 0,7
e. 0,8

3. Batas celah radial antaraouter totor dengan innertotor sebesar ... mm


a. 0,24
b. 0,15
c. 0,34
d. 0,20
e. 0,25

4. Komponen yangberfungsi untukmenghisap oli dari bak olikemudian menekan


danmenyalurkan ke bagian-bagian mesin yengbergerak adalah ...
a. Oli filter
b. Relief valve
c. By pass valve
d. Oil pump
e. Oil pan

5. Pompa yang carakerjanya berdasarkanpembesaran danpengecilan


ruangan yangterbentuk oleh rotoradalah tipe ...
a. Rotor
b. Roda gigi dalm

99
c. Strator
d. Radial
e. Roda gigi luar

6. Pompa model trochoiddilengkapi dengan ...rotor.


a. 4
b. 5
c. 6
d. 2
e. 1

7. Komponen yangberfungsi untuk menjagatekanan oli agar tetapkonstan


tanpaterpengaruh dengankecepatan mesin adalah ...
a. By pass valve
b. Oil pump
c. Relief valve
d. Oil pan
e. Rotor
8. Komponen yangberfungsi untukmemisahkan kotoran darioli adalah ...
a. By pass valve
b. Oli filter
c. Oil pump
d. Oil pan

F. Rangkuman

1. Fungsi pelumas ada 4 yaitu :


a.Mengurangi gesekan pada bagian yang bergerak
b. Pendingin pada bagian yang bergesekan dan panas dari mesin
c. Penyekat pada bagian-bagian yang bergerak
d. Membersihkan dengan jalan dialirkan saat pompa pelumas bekerja
2. Klasifikasi pelumas ada 2yaitu.
a. Sae (kekentalan)
b. API (Penggunaan)

100
3. Jenis Oli berdasarkan pembuatan
a.Dari fosil yang dikenal pelumas mineral
b.Dari bahan tumbuh-tumbuhan dikenal pelumas (oli) sintetis
4. Alasan penggantian oli
a. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam minyak
pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
b. Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya
memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu. Kelemahan bahan
tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen, berkurangnya bahan tambah
karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat proses penggantian pelumas.
c. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.
5. Sistem pelumas terdiri dari komponen sebagai berikut :
a. Kalter (Oil pan atau sump)
b. Filter kasar (strainer filter/ suction bell dan Oil pick-up tube)
c. Pompa oli (Oil pump) dengan Oil pressure valve
d. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve
e. Filter halus dan katup by pass
f. Oil gallerie (penyuplai pelumas ke mesin)
g. Sakelar tekanan
h. Saluran pernafasan mesin (PCV)
6. zat-zat aditif yang memperbaiki prestasinya antara lain adalah:
a. zat pengental (viscosity index improver)
b. Zat penyebaran titik ruang (pour point dispersant)
c. zat penghambat oksidasi (Oxidation inhibitor)
d. zat penghambat kerusakan dan karat (corrosion dan rust inhibitor)
e. Zat penghambat timbulnya gelembung (foam inhibitor)
f. Zat deterjen, zat pengendap (dispersant), zat penambah tekanan sangat
tinggi

101

Anda mungkin juga menyukai