Anda di halaman 1dari 27

BAB III

SISTEM PELUMAS

3.1. Pengertian dan Sifat Sistem Pelumas

Gambar 3.1 Sistem Pelumasan

Sistem pelumas pada mesin kendaraan adalah suatu sistem yang


berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
Minyak pelumas yang di gunakan pada suatu mesin kendaraan mobil
adalah oli mesin. Oli pada suatu kendaraan memiliki beberapa sifat utama
yaitu :
A. sebagai pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan di dalam
mesin dengan cara membentuk lapisan oli (oil film). Lapisan ini berfungsi
mencegah kontak langsung antara permukaan metal dan membatsai keausan
dan kehilangan tenaga yang minim.

Gambar 3.2 Pengertian sistem pelumas

B. Bersifat Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen mesin akan menjadi
panas sekali. Hal ini akan mengakibatkan keausan yang cepat bila tidak di
turunkan temperaturnya. Untuk melakukan ini oli mesin harus di sirkulasi di
sekeliling komponen-komponen agar dapat menyerap panas dan
mengeluarkannya dari mesin. Peredaran minyak pelumas (oli) tersebut
dengan membawa panas yang bersikulasi kesegala arah sehingga pendinginan
dapat terjadi.

C. Sebagai Perapat

Oli mesin membentuk semacam lapisan antara torak dan silinder. Ini
sangat berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya
tenaga mesin. Oli mesin menutup kebocoran yaitu cacat-cacat kecil, lubang
berpori-pori sehingga ketidaksempurnaan pada cicin torak dapat tertutup oleh
oli dan tekanan dalam ruang pembakaran dapat dipertahankan serta tetap
berfungsi dengan baik.
Sebaliknya apabila terjadi kebocoran maka gas campuran yang
dikompresikan atau gas pembakaran akan menekan di sekeliling torak dan
masuk ke dalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.

D. Sebagai Pembersih
kotoran (lumpur) akan menguap dalam komponen-komponen mesin. Hal
ini akan menambah pergerakan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan
membersihkan kotoran yang menempel tersebut untuk mencegah tertimbun
didalam mesin.

E. Sebagai Penyerap Tegangan


Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal yang bereaksi pada
komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak
menjadi tajam saat terjadinya gesekan-gesekan pada bagian yang
bersinggungan.

3.2. Perinsif kerja Pelumas


Prinsif kerja sistem pelumas umumnya sama dan berulang, yaitu
memanfaatkan oli mesin yang disirkulasikan ke seluruh saluran pada sistem
pelumasan. Setelah oli mesin melumasi komponen mesin, maka oli akan
kembali ke dalam bak penampungan oli untuk kemudian disaring dan
disirkulasikan kembali. dapat dikatakan cukup sederhana namun juga rumit.
Sistem ini akan mulai bekerja ketika mesin kendaraan dihidupkan. Sedangkan
pada kondisi normal, yaitu mesin belum dihidupkan, pelumas atau oli
tertampung di dalam oil pan atau bak oli.
8

Gambar 3.3 Prinsip Kerja

Ketika itu, pompa oli memiliki pasokan pelumas yang berasal dari engkol
mesin. Pompa oli pada umumnya menggunakan rotary pump.
Kemudian ketika mesin dihidupkan, poros engkol memulai kerja sistem
pelumasan dengan memutar pompa oli. Proses ini menyebabkan adanya
penyedotan pada komponen inlet hose oil pump. Pelumas akan masuk pada
pompa oli lewat inlet valve, dan terjadi penekanan pelumas oleh pompa di sisi
lainnya.
Pelumas atau oli yang sudah memiliki tekanan mengalir lewat jalur oli
menuju filter oli. Di dalam komponen filter ini pelumas mengalami proses
penyaringan agar terbebas dari berbagai kerak, kotoran, dan partikel.
Pelumas atau oli lalu lewat pada komponen oil feed disalurkan ke oil jet
dan bagian atas mesin. Oli yang telah berada di permukaan mesin secara
otomatis akan langsung melakukan tugasnya, yaitu melumasi bagian rocker
arm dan poros cam. Setelah itu, oli kembali ke bak atau karter lewat saluran
oli.
Di sisi lain, oli dari oil jet di bawah blok silinder dikeluarkan dengan
cara disemprotkan. Oli atau pelumas ini bertugas untuk melumasi komponen
connecting rod dan piston. Seluruh perputaran pelumas tersebut dibantu dengan
adanya komponen weight balance.
Komponen weight balance merupakan bagian dari poros engkol yang
berbentuk menyerupai sekop. Komponen ini bertugas untuk mengobrak-abrik
oli yang berada di karter atau bak oli pada saat poros engkol berputar. Hal ini
bertujuan untuk menyebar oli ke semua bagian mesin.

3.4 Bagian penting dari mobil yang memerlukan pelumasan


a) Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main Bearing
pada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan main oil
gallery ke setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui lubang oli yang
terdapat pada crankshaft untuk melumasi connecting rod bearing kemudian
masuk melalui lubang yang terdapat pada connecting rod untuk melumasi
connecting rod small end bushing. Oli disemprotkan dari oil jet yang terdapat
pada connecting rod small end untuk melumasi piston.

Gambar 3.4 pelumasan pada connecting rod piston dan main bearing

b) Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup


Chamshaft bushing di lumasi oleh oli yang mengalir melalui saluran main
oil gallery kesetiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft journal
terdapat lubang oli yang menyalurkan oli untuk melumasi camshaft gear dan
mekanisme katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian depan, kemudian
masuk ke rocker shaft dan melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang
sama, oli memancar dari lubang yang terdapat bagian atas rocker arm untuk
melumasi permukaan atas dimana terdapat valve cam dan valve stem. Oli
masuk ke lubang push rod pada cylinder head dan crankshaft untuk melumasi
cam sebelum kembali ke oil pan.

6
Gambar 3.5 pelumasan pada mekanisme katup

c) Pelumasan Timing Gear


Oli yang melewati main oil gallery mengalir melaluii bagian dalam
camshaft dan idle shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar. Pada
bagian dalam timing gear case terdapat oil jet yang secara otomatis
memberikan tekanan pelumas secara konstan. Pada idle gear, shaft di lengkapi
oil jet untuk pelumasan auto timer.
Oi jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada setiap
silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oil ke arah bagian
dalam piston. Oil jet dipasang dengan check valve yang membuka dan
menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check valve menutup pada
putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya tekanan
volume oli pada komponen sistem pelumasan.

Gamabar 3.6 pelumasan timing gear

3.3 Jenis Jenis Sistem Pelumas


Jenis sistem pelumas dapat digolongkan menjadi 3 macam yakni sistem
percik, sistem pompa dan sistem kombinasi. Berikut ini merupakan berbagai
macam jenis dari sistem pelumas yakni :
a) Sistem percik
Konstruksinya sangatlah sederhana, oli yang hantarkan ke setiap
komponen mesin bergerak melalui poros engkol. Cara kerja sistem percik
sedikit kurang efektif pada saat melumasi komponen saat komponen tersebut
berada jauh dari ruang engkol. Oleh karena itu sistem ini di gunakan pada
mesin yang kecil.
b) Sistem pompa
Sistem pompa menggunakan tekanan oli dari pompa. Bisa di katakan sistem
pompa lebih efektif untuk menyalurka oli ke semua komponen karena komponen
pompa mempunyai saluran yang menggabungkan dengan pompa ke berbagai
mesin.
c) Sistem kombinasi
Sistem yang mengkombinasikan bagian-bagian sistem pompa dan juga sistem
percik.

3.3.1 Lubrikasi Hidrostatis


Lubrikasi hidrostatis merupakan sistem lubrikasi yang menggunakan
tekanan kerja luar untuk membentuk lapisan film agar selalu terjaga bentuknya
di tengah-tengah kedua permukaan yang bertemu. Lubrikasi tipe ini
mempergunakan pompa oli untuk menjaga tekanan oli agar lapisan film yang
terbentuk tetap berada di posisimya baik saat komponen dalam keadaan bekerja
maupun diam.

Gambar 3.7 Lubrikasi Hidrostatis

3.3.2 Lubrikasi Hidrodinamik


Lubrikasi hidrodinamik menggunakan komponen mensin internal untuk
menciptakan lapisan film di permukaan kedua komponen yang bertemu. Pada
sistem ini, lapisan film lubrikasi hanya akan berbentuk jika mesin dalam
kondisi beroprasi. Sedangkan jika keadaan diam, lapisan film akan rusak dan
hilang. Maka dari itu sistem lubrikasi tipe ini tidak bekerja pada saat
penyelaan awal mesin,mematikan, maupun posisi putaran balik (reverse).
3.3.3 Elastohydrodynamic Lubrication
Pada satu kondisi disaat kedua bidang kontak bekerja dengan putaran
tinggi dan beban yang tinggi (pada bearing misalnya), dimungkinkan beban
yang di tanggung oleh lapisan film lubrikasi akan sangat tinggi. Beban
tersebut akan menyebabkan tegangan tarik yang tinggi pada lapisan film, jika
lapisan film tidak mampu menahan beban tersebut maka di mungkinkan
kedua permukaan komponen akan saling bertemu dan timbul gesekan.
Solusi dari kondisi di atas adalah dengan menggunakan pelumas khusus
yang jika berada dalam kondisi di atas viskositasnya akan meningkat dan nilai
elasitasnyam naik. Sehingga seakan oli pelumas bersifat lentur untuk selalu
menjaga lapisan film agar tidak terlepas dari permukaan yang ia lindungi.

Gambar 3.8 Jenis jenis lubrikasi

3.4 Klasifikasi Pelumas


Berdasarkan wujudnya pelumas dapat digolongkan menjadi dua bentuk,
yaitu cair (liquid) atau bisa disebut oli, dan setengah padat (semi solid) atau
biasa disebut gemuk.
Minyak pelumas cair (oli) dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal, yaitu
berdasarkan bahan pelumas itu dibuat:
a) Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang
terbaik digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan
industri.

b) Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur
atau belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi.

c) Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun
mineral. Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari
pengolahan tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai sifat-
sifat khusus, seperti daya tahan terhadap suhu tinggi yang lebih baik
daripada pelumas mineral atau nabati, daya tahan terhadap asam, dll

3.4.1 Kekentalan menurut SAE (Society of Automotive Engineer).


Semakin besar nilai SAE maka minyak pelumas tersebut lebih kental.
a) Oli monograde, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu
angka.
b) Oli multigrade, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan dalam
lebih dari satu angka.

3.4.2 Karakteristik Minyak Pelumas


Minyak pelumas memiliki ciri-ciri fisik yang penting, anatara lain:
a) Viscosity
Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari
mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran
standard. Makin besar perlawanannya untuk mengalir, berarti makin tinggi
viscosity-nya, begitu juga sebaliknya.
b) Viscosity Index
Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak
pelumas terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas,
makin kecil perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai
viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
2. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
3. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40

c) Flash Point
Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak
pelumas menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat
yang standard, tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur
titik nyalanya.

d) Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir
dan kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas
yang dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada
lingkungan udara yang dingin.

e) Total Base Number


Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas terhadap
pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah
minyak pelumas tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN
ini akan menurun. Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak
boleh sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak
pelumas baru, karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
f) Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada
suatu tes khusus.

g) Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.

h) Emulsification dan Demulsibility


Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli
yang kemungkinan bersentuhan dengan air.

3.4.3 Ciri-Ciri Fisik Pelumas


Minyak pelumas juga memiliki sifat penting yaitu:

a) Sifat kebasaan (alkalinity)


Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar
(gas buang) dan asam-asam yang terbentuk karena terjadinya oksidasi.

b) Sifat detergency dan dispersancy


Sifat detergency untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-
bagian dari mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi
penyumbatan.
Sifat dispersancy untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh
minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat
menjadi semacam lumpur (sludge).

c) Sifat tahan terhadap oksidasi


Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang
pasti ada didalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan
berubah menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas.
3.5. Komponen dan Fungsi Sistem pelumas

3.5.1 Bak oli/Carter


Bak oli merupakan salah satu komponen pelumasan yang berfungsi
untuk menampung oli. Bak penampung oli (Oil Pan) berfungsi sebagai
penampung oli yang terletak di bagian bawah poros engkol. Baut
pembuangan terdapat pada oil pan yang berfungsi sebagai tempat
pembuangan oli saat akan mengganti oli yang lama dengan yang baru.
Pengencangan baut ini memiliki momen pengencangan tersendiri agar dalam
sirkulasi pelumasannya tidak mengalami kebocoran.

Gambar 3.9 Bak oli atau carter

3.5.2 Pompa Oli


Pompa oli (oil pump) komponen ini berfungsi untuk menghisap dan
menyalurkan oli pada mesin. Pompa oli bekerja dengan menyalurkan oli yang
bertekanan ke semua saluran mesin. Pompa oli ada yang di gerakan dengan
poros engkol dan ada juga yang di gerakan sumbu nok (Camshaft), timing
belt dan sebagainya.
Terdapat beberapa macam model pompa oli diantaranya yaitu :
A. Pompa Model Roda Gigi
Pompa model ini terdiri menghisap dan dari gigi yang bergerak (drive
gear) yang berputar secara bersamaan untuk memompakan oli keluar. Roda
gigi ini terdapat di dalam pompa oli.
3.5.3 Pompa Oli Internal Gear
Roda gigi yang di gerakan (driven gear) pada pompa oli di gerakan
oleh gigi penggerak yang di hubungkan langsung ke crankshaft. Ruang
volume di bentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada saat berputar. Oli
dihisap ke dalam pompa oli bila volume bertambah. Pompa model ini
digunakan oleh mesin Honda Civic 16 Valve yang memiliki konstruksi yang
sederhana dan kemampuannya dapat di andalkan karena dapat mensuplai
cairan pelumas ke komponen-komponen mesin lebih merata di bandingkan
dengan yang lainya.

Gambar 3.10 Pompa Oli Tipe Internal Roda Gigi

3.5.4 Pompa tipe eksternal gear


Pompa tipe eksternal gear tediri dari dua roda gigi, yaitu roda gigi
penggerak (drive gear) yang di gerakan oleh camshaft dan roda gigi yang di
gerakan (driven gear). Oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar saat
gigi berputar oleh karena tidak adanya ruangan didalam housing seperti
halnya dengan inlet dan saluran keluar (discharger opening) serta kecilnya
ruang antara gigi dengan housing. Pompa tipe ini sudah lama di gunakan
karena kontruksinya yang lebih sederhana di bandingkan tipe Eksternal Gear.
Gambar 3.11 Komponen dan fungsi sistem pelumas

3.5.5 Pompa Oli Model Trochoid


pompa oli model trochoid dilengkapi dengan 2 rotor (rotor penggerak
dan rotor yang di gerakan) didalam rumah pompa (pump body). Bila rotor
penggerak berputar, rotor yang di gerakan langsung ikut berputar. Poros rotor
penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakan sehingga
membentuk suatu ruangan yang dapat menghisap dan memompa oli. Oli
terhisap ke pompa oli saat ruangan membesar dan oli ditekan ketika
ruangannyaan mengecil. Tipe pompa ini lebih awet dari pada tipe internal
dan eksternal gear.

Gambar 3.12 Pompa Oli Model Trochoid


3.5.6 Filter oli
Komponen lain yang digunakan dalam sistem pelumasan adalah filter oli.
Komponen ini bertugas sebagai penyaring oli dari kotoran sehingga oli tidak
cepat kotor. Apabila oli yang diproses dalam sistem ini terkontaminasi oleh
kotoran, maka pelumasan tidak akan berfungsi secara maksimal.

Gambar 3.13 Filter Oli

Pelumas yang bekerja di sebuah kendaraan tidak boleh mengandung kotoran


sedikitpun. Partikel dan kotoran yang ada dalam oli dapat menyebabkan celah
mesin yang rapat akan tergores.

3.5.7 Strainer
Oil strainer merupakan komponen yang berbentuk saringan dan berfungsi
untuk memisahkan partikel yang ada di dalam mesin. Letaknya berada di
saluran masuk oli sehingga oli yang hendak beredar akan 'diseleksi' dulu oleh
oil strainer.

Gambar 3.14 Komponen Strainer


Komponen ini berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer
atau penyaring dapat menyaring kotoran hingga yang berdiameter satu
milimeter. Komponen pompa oli berada di antara lubang pompa oli dengan
pompa oli, yaitu bertugas sebagai lubang isap pelumas menuju pompa oli.

3.5.8 Pressure Valve


Pressure valve atau katup tekanan merupakan sebuah komponen pelumasan
yang bertugas untuk mengatur tekanan pelumas. Pengaturan ini dilakukan
utamanya ketika mesin sedang bekerja dengan perputaran yang tinggi.

Gambar 3.15 Pressure Valve

Ketika mesin berputar tinggi, volume oli yang bergerak dari pompa oli
mengalami pertambahan. Sedangkan saluran oli memiliki batas kemampuan.
Oleh karena itu, pengaturan tekanan pelumas dibutuhkan agar tekanan oli tetap
stabil.
Kerja dari komponen yang satu ini memiliki hasil akhir untuk
mengembalikan oli pada carter. Proses ini berlangsung ketika tekanan pelumas
atau oli sedang naik.

3.5.9 Switch Oli


Switch oli merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi untuk mengetahui
hasil kerja dari pompa oli. Komponen ini bertugas untuk memberitahukan
kepada Anda terkait cukup atau tidaknya tekanan pompa oli untuk melumasi
mesin.

Gambar 3.16 Cara Kerja Switch Oli

Anda akan dapat mengetahui hal tersebut ketika memutar kunci kontak
Anda pada posisi on. Lihatlah pada dashboard apakah lampu indikator oli
kendaraan Anda menyala. Apabila lampu ini menyala berarti komponen switch
berfungsi dengan baik.
Namun sebaliknya, ketika mesin dihidupkan lampu indikator oli harus
mati. Apabila lampu indikator oli hidup saat mesin dihidupkan, periksalah oli
mesin Anda. Kemungkinan ada sesuatu yang bermasalah pada pelumasan
kendaraan Anda.

3.5.10 Oil gallery


Oil gallery adalah saluran pelumasan yang berfungsi sebagai jalan oli atau
pelumas pada mesin. Komponen ini berupa lubang pada blok mesin yang akan
dilumasi. Lubang ini akan mengantarkan pelumas pada perangkat yang harus
mendapat pelumasan.
Gambar 3.17 Oil gallery

3.5.11 Oil jet


Oil jet merupakan sebuah komponen pelumasan yang berada di bawah
silinder mesin. Komponen ini bertugas menyemburkan oli atau pelumas ke
batang penggerak.

Gambar 3.18 Komponen Oil Jet


3.5.12 PCV valve
Komponen yang satu ini tidak kalah penting. Komponen Positive
Crankcase Ventilation valve atau disingkat PCV valve merupakan bagian dari
rangkaian saluran mesin. Komponen ini berupa saluran ventilasi udara yang
terdapat pada ruang engkol mesin.

Gambar 3.19 PCV Valve

PCV valve berguna untuk mengeluarkan gas atau udara yang telah
terkontaminasi. Pada rangkaian pelumasan mesin kendaraan, PCV valve
berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran dalam mesin. Pada akhirnya,
komponen ini dapat menjaga kestabilan tekanan pada mesin.

3.6. Trouble dan Penyelesaian pada sistem pelumas


TROUBLE PERBAIKANNYA
a. Minyak pelumas terlalu rendah. a. Ganti minyak pelumas dengan
minyak pelumas yang sesuai
b. Komponen-Komponen pompa b. Bongkar dan periksa komponen-
komponen pompa,ganti jika aus
c. Saringan oli tersumbat c. Ganrti saringan oli
d. Katup pengatur tekanan oli rusak d. Bongkat katup pengatur tekanan oli
dan ganti jika rusak
e. Alat pengukur tekanan oli rusak e. 1. Buka sending unit & hidupkan
mesin.apabila oli memancar berarti
alat pengontrol rusak
e. 2. periksa system pengontrol
tekanan oli,perbaiki/ganti jika rusak
f. Minyak pelumas terlalu sedikit f. Tambah minyak pelumas,sesuai
kebutuhan
g. Paking atau sil yang berhubungan g. Ganti paking atau sil dengan baik
dengan saluran minyak pelumas bocor
Tabel 3.6.1 Trouble dan penyelesaian

3.6.1 Pada waktu mesin beroperasi,tekanan oli berkurang


TROUBLE PERBAIKANNYA
a. Kekentalan minyak pelumas a. Periksa mesin,setel system
berkurang,karena mesin terlalu pengapian dan perbaiki system
panas bahan bakar
b. Kerusakan pada bantalan b. Bongkar mesin dan perbaiki
c. Tutup pembuangan oli pada c. perbaiki tutup pembuangan oli
panic oli bocor
d. Sil pada poros engkol bocor d. Ganti sil poros engkol
Tabel 3.6.2 trouble dan penyelesaian

3.6.3 Perubahan Warna Pada Minyak Mesin


a) Warna merah berarti minhyak tercampur bensin.
b) Warna kelabu berarti tercampur serbuk bantalan.
c) Warna susu berarti tercampur dengan air.
d) Warna coklat berarti tercampur dengan karbon.
Minyak pelumas bensin disarankan menggunakan minyak dengan
tingkat kekntalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE
keatas.

3.7. Pelepasan Sistem Pelumas


Adapun pelepasan atau pembongkaran yang di lakukan. Pembongkaran
terhadap komponen-komponen adalah sebagai berikut:
a) Pertama buka, bak oli atau carter.
b) Oil strainer.
c) Pompa oli
d) Saringan oli (oil filter)
e) Pengecekan pada oli.
Setelah melepas semua komponen yang terpasang pada sistem pelumas
lakukan lah pemeriksaan terhadap kekentalan oli dan semua komponen sistem
pelumas. Apabila terjadi keausan terhadap komponen sistem pelumas silahkan
menggantinya dengan yang baru.

3.8 Pemeriksaan Sistem Pelumas


Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memperhatikan lampu indikator
yang menyala atau mati-menyala, jika olinya tinggal 1 liter, jika ada
gangguan atau bocor. Pembongkaran pada sistem pelumasan dilakukan untuk
tujuan mengetahui, memeriksa, menganalisa komponen pelumasan mesin.
Langkah pemeriksaan.

3.8.1. Bak Penampung Oli (Carter)

Gambar 3.20 Bak oli atau carter

Terletak pada bagian bawah mesin tepatnya yaitu menempel pada blok
silinder bagian bawah. Cara melepas carter yaitu :
a) Menggunakan potongan plat ke celah antara bak oli dengan blok silinder
b) Buka bak penampung oli
c) Bersihkan bak penampung oli
d) Pasang gasket dan beri sealent
e) Pasang baut bak oli dengn kunci momen 2 kg
f) Periksa kembali bak oli
g) Periksa baut pembuangan oli

3.8.2. Oil Strainer

Gambar 3.21 Oil Strainer

Oil strainer merupakan komponen yang berbentuk saringan dan


berfungsi untuk memisahkan partikel yang ada di dalam mesin. Oil
strainer bertugas untuk menyaring kotoran yang tidak diinginkan di
dalam oli. Terletak pada bagian bawah bak penampung oli yang terhubung
langsung dengan pompa oli Langkah pemeriksaan Oil Strainer :
a) Bersihkan oil strainer dari kotoran yang menempel
b) Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Keterangan :
a) Diameter dalam pipa : 15 mm
b) Diameter luar pipa : 16,3 mm
c) Celah kawat : 0,5 mm
d) Diameter oil strainer : 110 mm

3.8.3. Pompa Oli


a) Memeriksa Komponen Pompa Oli Keausan yang dialami pompa minyak
akan berakibat timbulnya kelonggaran pada bagian – bagian tertentu,
sehingga pompa tidak bekerja maksimal. Sebelum diperiksa maka komponen
harus dibersihkan. Cara pemeriksaan kebebasan dudukan pompa dengan gir
pompa yaitu dengan menggunakan batang perata dan feller gauge dimana
celah tidak boleh dari spesifikasi.
b) Memasang Pompa Oli Pemasangan pompa oli ini tidak asal menempel,
pada dudukan untuk gir pompa oli ada titik, titik itu harus didekatkan dengan
titik yang terdapat pada gir pompa oli. Setelah itu pompa oli bias ditutup
dengan covernya dan dibaut. Pemasangan cover pompa oli jangan sampai
terbalik dibagian tekanan oli bagian rendah dan tinggi.

Gambar 3.22 Pompa Oli

3.8.4 Saringan Oli (Oil Filter)


Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ada pada minyak pelumas.
Katup pembebas dilengkapi pada saringan oli untuk menyalurkan minyak
pelumas apabila ada penyumbatan pada elemen saringan. Bila terjadi
pemampatan maka tekanan diluar saringan oli akan meningkat pada tekanan
kurang lebih 1,0 kg/c di atas tekanan pada tengah filter. Tekanan ini
menyebabkan katup pembebas terbuka, memungkinkan oli mengalir ke
bagian tiap mesin tanpa melalui elemen filter.
Gambar 3.23 Pengecekan Oil Filter

Keterangan :
a) Panjang saringan oli : 110 mm
b) Diameter Saringan oli : 90 mm
c) Diameter lubang oli : 5 mm
d) Diameter lubang outlet : 10 mm

3.8.5 Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan


Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan adalah bagian – bagian
mesin yang memiliki konsentrasi kerja penuh dengan mekanisme gerakan
antar logam.
Komponen yang memerlukan pelumasan :
a) Crank journal dan Crank pin poros engkol
b) Pin piston
c) Dinding silinder dan Piston
d) Bantalan poros camshaft dan mekanisme katup

3.8.6 Pengecekan Pada Oli


Pengecekan oli yang ada pada carter yaitu dengan cara menggunakan dip
stick. Dengan mengangkat dip stick keatas dan lihat apakah oli berada pada
titik minimum atau maximum, jika berada pada titik minimum maka harus
dilakukan pergantian oli. Untuk kendaraan disarankan menggunakan oli yang
SAE nya sesuai dengan kondisi wilayahnya. Biasanya disarankan
menggunakan oli yang mempunyai SAE 10w-40, 20w-50 dan 15w-30. Dan
juga perhatikan API Servicenya, untuk kendaraan jenis mesin besin maka harus
menggunakan oli yang mempunyai API Service dengan huruf awal yaitu “S”
dan untuk mesin diesel maka cari yang huruf awalnya “C”. Semakin jauh huruf
kedua dari A dan mendekati Z maka oli tersebut memiliki kualitas yang bagus.

Gambar 3.25 Pengecekan Oli

Lalu setelah semua di pasang dan oli sudah di masukan, pasang kembali
dip stick oli untuk mengecek kurang atau lebih nya bahan pelumas atau oli.
Setelah semua langkah pemasangan di lakukan dan selesai, di cek
kembali agar tidak ada yang kendor maupun tertinggal. Karena akan sangat
mempengaruhi kinerja mesin apabila ada yang bocor ataupun tidak kencang.

Pengecekan oli yang ada pada carter yaitu dengan cara menggunakan dip
stick. Dengan mengangkat dip stick keatas dan lihat apakah oli berada pada
titik minimum atau maksimum, jika berada pada titik minimum maka harus
dilakukan penggantian oli yang SAE nya sesuai dengan kondisi wilayah nya.
Biasanya di sarankan menggunakan oli yang memiliki SAE 10w-40, 20w-50
dan 15w-30.

3.9. Pemasangan Sistem pelumasan


Setelah pembongkaran dan pemeriksaan di lakukan pasang kembali
komponen-komponen tersebut komponen yang di pasang adalah:
a) Pasang kembali bak pelampung oli setelah di periksa dan di bersihkan
b) Kemudian pasang kembali oil strainer yang sudah di periksa dan di
bersihkan agar fungsi nya kembali berjalan dengan baik.
c) Memasang pompa oli. Pemasangan pompa oli ini tidak asal menempel,
pada dudukan untuk gir pompa oli adaz titik, titik itu harus di dekatkan
d) Dengan titik yang terdapat pada gir pompa oli, dan di tutup dengan baut.
e) Lalu pemasangan terhadap filter oli, di lakukan dengan kunci khusus dan
di pasang dengan kencang.
Setelah semua pemasangan di lakukan dan selesai cek kembali agar tidak
ada yang kendor maupun tertinggal. Karena akan sangat mempengaruhi kerja
mesin apabila ada yang bocor ataupun tidak kencang.

Anda mungkin juga menyukai