Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PELUMAS

NAMA KELOMPOK 11
ALDY REJEKI PANE
BAGUS AJI PRATAMA
CHEVIN SITANGGANG
PITER JONES NAINGGOLAN
MACAM – MACAM TEKNIK PELUMASAN
 Sistem Pelumasan Campur (Mix)
 Sistem Pelumasan Autolube
 Sistem Pelumasan Percik
 Sistem Pelumasan Tekan.
SISTEM PELUMASAN CAMPUR (MIX)
SISTEM PELUMASAN CAMPUR (MIX)
Pengertian
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan
mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli
campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara
minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.
SISTEM PELUMASAN CAMPUR (MIX)
Sifat-sifat sistem pelumasan campur :

 Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin
(pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi).
 Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi
 Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan
bensin dengan campuran 2% – 4% oli samping.
PELUMAS CAIR
Cara kerja :
Pada saat kran bensin dibuka, maka
campuran bensin dan oli samping akan
mengalir menuju karburator di karburator
bensin, oli samping dan udara bercampur
membentuk campuran yang homogen dan
masuk kedalam ruang engkol dan
selanjutnya campuran baensin dan oli
samping akan melumasi bagian mesin yang
berada di ruang engkol dan didinding
silinder.
Contoh kendaraan/mesin yang
menggunakan sistem pelumasan jenis ini
adalah motor stasioner, vespa.
SISTEM PELUMASAN AUTOLUBE
SISTEM PELUMASAN AUTOLUBE
Pengertian
Sistem pelumasan autolube adalah oli samping/campur masuk kedalam
ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli
samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem
pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang
masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan
pembukaan katup masuk (Reet Valve).
SISTEM PELUMASAN AUTOLUBE
 Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke
karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli
berputar yang menyebabkan oli samping/campur ditangki
terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran
dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi
satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam
ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
SISTEM PELUMASAN PERCIK
SISTEM PELUMASAN PERCIK
Pengertian
Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan
memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk
memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil
memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.
SISTEM PELUMASAN PERCIK
 Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang
menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak
pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.
SISTEM PELUMASAN TEKAN.
SISTEM PELUMASAN TEKAN
Pada sistem pelumasan tekan ini, pelumas atau oli akan disirkulasikan ke
seluruh bagian mesin oleh pompa oli. Pompa oli pada sistem pelumasan ini
berfungsi untuk memompa atau menekan oli, agar oli dapar bersirkulasi ke
seluruh bagian mesin sehingga semua bagian mesin mendapatkan pelumasan
Sifat-sifat pada sistem pelumasan tekan ini adalah :
 Pelumasannya merata dan teratur
 Sistem pelumasan ini dapat digunakan pada mesin 4 tak maupun 2 tak
 Penggantian oli atau pelumas ini dilakukan pada jarak waktu atau jerak
tempuh kilometer tertentu
SISTEM PELUMASAN TEKAN
 Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli
melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang
dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas
yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke
karter.
PELUMASAN PADA OTOMOTIF
  Fungsi utama sistem pelumasan pada otomotif tentu saja adalah untuk mengurangi
gesekan dan mencegah terjadinya keausan mesin. Namun pada praktiknya, pelumasan
menjadi syarat wajib untuk menunjang fungsi-fungsi lainnya. Fungsi-fungsi lain tersebut
akan menjadi sangat vital untuk menjalankan kerja komponen-komponen yang ada.
Sebuah mobil (mesin otomotif ringan secara umum) dan juga mesin manufaktur lainnya,
memiliki lebih dari empat puluh syarat untuk sebuah oli mesin. Pelumasan khusus
seperti oli hidrolik dan transmisi akan menambahkan ciri-ciri yang dipertimbangkan.
Akan tetapi untuk produk-produk padatan dan semi padatan seperti gemuk (grases)
memiliki fungsi dan ciri-ciri terbatas yang lebih dari sekedar oli yang diukur dengan cara
khusus.
 Oli memiliki peran penting pada setiap komponen pada saat sebuah mesin beroperasi
dan dapat dikatakan jika tidak ada oli (pelumasan secara umum) mesin hampir tidak
mungkin untuk dijalankan.
 Ciri-ciri yang dikehendaki dapat memiliki dampat positip, misalnya oli akan mencegah
terjadinya keausan. Oli yang baik adalah oli yang tidak menimbulkan efek negatip pada
mesin. Beberapa jenis oli, dapat merusak komponen mesin dalam bentuk bentuk korosi
(karat) yang akan menurunkan kinerja dari mesin itu sendiri.
 Sebuah oli mesin yang baik, seharusnya menunjang fungsi pelumasan pada mesin
sehingga akan meningkatkan kinerja dari mesin tersebut. Sebuah oli mesin memiliki ciri-
ciri yang kurang lebih dapat dituliskan seperti berikut ini:
1. Mengurangi Gesekan.
Oli yang baik seharusnya mampu untuk mengurangi gesekan antar bagian-bagian mesin. Sebuah oli
yang mampu untuk mengurangi gesekan antar komponen mesin, maka akan mengurangi tenaga yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan mekanisme dan juga mengurangi pembangkitan panas lokal.
2. Mengurangi Keausan.
Adanya oli mesin diharapkan untuk dapat mengurangi terjadinya keausan. Setiap komponen mesin
yang bekerja, maka akan meningkatkan untuk terjadinya keausan pada mesin. Keberadaan oli mesin
yang baik, diharapkan akan dapat mereduksi keausan yang terjadi pada mesin sehingga akan dapat
memberikan dampak berupa terjadinya peningkatan efisiensi kerja mesin.
3. Agen Transfer Bahang Utama
Dalam sebuah mesin, pelumasan adalah sebuah agen transfer bahang utama antara beberapa bagian
yang mengalami peningkatan temperatur akibat pembakaran (misal piston dan dinding silinder) dan
sistem disipasi bahan misalnya lobang pendinginan pada blok silinder, pompa oli dan lain sebagainya.
4. Anti Korosi.
Oli mesin yang baik seharusnya memiliki sifat anti korosi. Seperti telah diketahui bahwa korosi
adalah sesuatu yang tidak baik dan juga menganggu efisiensi dari kinerja mesin. Oleh karena itu,
fungsi sistem pelumasan pada mesin otomotif seharusnya melawan semua dampak korosif yang
menyerang tiap komponen-komponen mesin.
5. Mencegah Kotoran di Bagian Mekanik
Oli yang baik seharusnya mencegah kotoran pada bagian-bagian mekanik dari hasil penurunan
kualitas oli atau dari kontaminasi pembakaran. Simpanan biasanya diklasifikasikan dalam bentuk
deskriptif berupa “karbon”, “pernis” dan atau “pengendapan”. Keberadaan simpanan atau sisa-sisa
tersebut akan mengganggu operasi sistem kerja mesin yang akan mengakibatkan tidak bekerjanya
mesin secara maksimal dan juga mengurangi efisiensi mesin. Dalam kasus yaang ekstrim, ring-ring
piston akan dapat menjadi terhambat dan jalan oli menjadi terkunci.
6. Pelapis Antar Piston
Oli yang baik harus memiliki peran dalam membentuk pelapis antara piston-piston dan silinder-
silinder termasuk piston ke ring piston dan ring ke dinding silinder.
 Sebagai tambahan untuk menyajikan fungsi-fungsi pada pokok kontinyuitas dan juga
ekonomis, suatu sistem pelumasan harus memiliki ciri tertentu yang ditentukan oleh
sistem peralatan yang digunakan. Terdapat kesepakatan-kesepakatan antara peralatan
atagonistic, beberapa daftar batasan yang dapat diringkas sebagai berikut ini. Sebuah ili
yang baik seharusnya :
1. Memiliki nilai kekentalan yang terlalu rendah.
Nilai kekentalan (viscositas) yang terlalu rendah, akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan peluang singgungan antara metal dengan metal yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan kebocoran oli.
2. Mempunyai terlalu tinggi nilai kekentalan.
Oli yang terlalu kental akan dapat menyiakan adya dan pada kasus mesin, akan dapat
menyebabkan sulitnya untuk menghidupkan meisn awal.
3. Memiliki indeks kekentalan yang terlalu rendah.
Hal ini berarti baha oli tidak seharusnya terlalu tipis ketika mengalami suhu tinggi atau
dengan kata lain oli terlalu tipis pada saat oli dipanaskan.
4. Terlalu mudah menguap.
Tingkat penguapan yang tinggi akan tampak seperti ketika berkurangnya oli (semisal,
konsumsi oli yang tinggi) dari bak penampung oli.
5. Menjadi tidak stabil atas serangan oksidasi atau kimiawi.
Oli mesin secara khsusus adalah sesuatu yang tahan terhada suhu tinggi daan kontaminasi
oleh asam dan basa dari beberapa bahan kimia lainnya. Oli harus kuat dalam
mempertahankan keuntungan-keuntungan tersebut.
6. Serangan komponen Sistem emisi, mantel atau seals.
Beberapa komponen memuat warna dan mantel dan kebanyakan pembatan (seals) pada
komponen elastis. Tak satupun dari komponen-komponen ini yang secara serius di
degradasi oleh oli.
7. Menghasilkan endapan dari sisa.
Jika oli dikenakan pada komponen baja panas (seperti pada wilayah ring piston),
persinggungan tersebut menghasilkan produk oksidan yang berperilaku seperti polimer
untuk membentuk sebuah lapisan kuning atau coklat. hal ini dapat membentuk lapisan
karbon padat. Jenis endapan lain dapat menghambat pergerakan bagian-bagian yang
seharusnya bebas bergerak, seperti ring piston.
SEKIAN & TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai