Anda di halaman 1dari 10

Sistem Pelumasan Motor Diesel Dan Komponen Pendukungnya

Oleh Tohir

Sistem Pelumasan Motor Diesel Dan Komponen Pendukungnya – istem


pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada mesin, yaitu suatu
rangkaian alat-alat mulai dari tempat penyimpanan minyak pelumas, pompa oli
(oil pump), pipa-pipa saluran minyak, dan pengaturan tekanan minyak pelumas
agar sampai kepada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

Sebagian besar mekanik engine yang bergerak memerlukan pelumasan, hal ini
dimaksudkan agar komponen – komponen engine tidak cepat aus dan kinerja
engine tetap terjaga, melancarkan komponen – komponen mesin yang bergerak
atau berputar, dan mengurangi panas yang timbul. Adapun komponen sistem
pelumasan meliputi: Saringan (Strainer), pompa oli (Oil pump), saringan oli
(Oil filter), saluran oli (Hole).

Pelumas (oli mesin) pada motor diesel memiliki fungsi utama untuk mengurangi
gesekan atau persinggungan langsung diantara dua permukaan komponen mesin
yang saling bergerak dengan cara membentuk lapisan oli yang tipis (Oil film)
pada permukaan kedua komponen tersebut. Selain fungsi utama tersebut, oli
mesin juga berfungsi sebagai :

1. Pendingin (penyerap panas komponen yang dilaluinya).

2. Perapat (pencegah kebocoran kompresi diantara ring piston dan selinder).

3. Pembersih (pelarut kotoran / partikel logam hasil gesekan).

Minyak pelumas motor diesel diklasifikasikan berdasarkan viskositas


(kekentalan) dan kondisi operasi. Menurut klasifikasi API (American Petroleum
Institute), pelumas untuk diesel dibagi menjadi 4 yaitu : kode CA (diesel beban
ringan), kode CB dan CC (diesel beban sedang) serta CD (diesel beban berat).
Untuk klasifikasi berdasarkan viskositas biasanya ditandai dengan nilai SAE.
Minyak pelumas yang biasanya digunakan untuk diesel generator adalah
berkode CB atau CC dengan nilai kekentalan SAE 30 atau SAE 40. Untuk
minyak pelumas jenis multigrade (kekentalannya tidak terpengaruh oleh suhu)
biasanya berkode “W”. Dalam pemilihan minyak pelumas sebaiknya mengacu
pada buku manual motor diesel yang bersangkutan.

Berikut komponen – komponen pada sistem pelumasan motor diesel

#1. Oil Screen adalah saringan oli yang dipasangkan pada saluran masuk pompa
berfungsi untuk menyaring benda – benda kasar agar pompa tidak rusak.

komponen pada sistem pelumasan mesin diesel

Oil Screen

2.Oil Pan adalah tempat penampung minyak pelumas yang akan disirkulasikan
oleh pompa oli.

komponen pada sistem pelumasan mesin diesel

Oil Pan

3.Oil Pump adalah berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak pelumas ke
bagian – bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Minyak pelumas yang
dihisap terlebih dahulu disaring oleh oil screen.

komponen pada sistem pelumasan

Oil Pump

4.Oil Filter adalah komponen sitem pelumas yang berfungsi untuk menyaring
kotoran – kotoran halus dalam oli agar tidak merusak bearing dan bagian –
bagian mesin yang presisi. Oil filter ini juga dilengkapi dengan katup pengaman
(by pass valve) yang berguna untuk menyalurkan langsung minyak pelumas ke
bagian – bagian mesin jika saringan tersumbat.

komponen pada sistem pelumasan

Oil Filter

5.Oil Pressure Switch adalah bagian sistem pelumasan yang berguna untuk
mensensor tekanan minyak pelumasan. Alat ini dipasangkan pada saluran utama
dan juga dihubungkan dengan lampu dial indicator. Sehingga jika lampu
menyala , pengemudi akan tau bahwa tekanan minyak pelumas rendah.
Sedangkan jika lampu mati maka tekanan minyak pelumasan adalah normal.

komponen pada sistem pelumasan

Oil Pressure Switch

Baca juga :

Bagian-bagian karburator dan cara membersihkanya

Jenis, fungsi dan cara kerja karburator

SIstem Pelumasan Mesin Diesel adalah sebagai berikut

System pelumasan adalah satu system pemeliharaan / perawatan terhadap


perangkat mesin yang selalu menampilkan masalah-masalah gerak, adapun
sistem pelumasan pada motor 2 tak dan 4 tak yaitu :

# 1. Sistem Pelumasan Motor 4 Tak


Sistem pelumasan mesin pada motor 4 tak) hanya menggunakan 1 macam oli
untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen
ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di
butuhkan oli sesuai dengan spasifikasi khusus untuk motor.

Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase)


dan dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan
biasanya disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan
bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut
Dry sump system.

(1). Wet Pump System, Pelumas dari bak kruk – as dipompa ke ruang
penggerak katup untuk melumasi komponen noken – as, temlar (pelatuk),
batang klep (katup) dan akhirnya di kembalikan ke ruang kruk – as lewat ruang
rantai kamrat. Untuk pelumasan pada bagian silinder dan piston biasanya cuma
mengandalkan gayungan atau cipratan kruk – as saja, tetapi untuk motor
modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nosel yang yang
menyemprot langsung ke dinding silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah
oleh ring piston pada saat langkah hisap maupun langkah usaha. Untuk kopling
dan transmisi biasanya cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat
mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli.

sistem pelumasan mesin diesel

(2). Dry Pump System, Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan
diberikan tekanan pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump
system. Setelah melumasi oli kembali ke raung crankcase dan disalurkan
kembali ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli
dari pompa ke tangki oli.

sistem pelumasan mesin diesel#2. Sistem Pelumasan Motor 2 Tak


Sistem pelumasan pada motor 2 tak terbagi menjadi 2 bagian. Pelumasan
pertama untuk melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumasan kesua untuk
melumasi bagian ruang as-kruk atau bagian di belakang piston.

Pelumasan dibuat berbeda karena ruang tansmisi dan ruang engkol (kruk – as)
terpisah. Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar
dengan perbandingan tertentu dan kekentalanya lebih encer bila dibandingkan
dengan pelumasan untuk transmisi.

Pada pelumasan mesin 2 tak contohnya SUZUKI lebih dikenal dengan nama
SUZUKI CCI atau SUZUKI Crankshaft – Cylinder Oil Injection yang artinya
pelumas di injeksikan ke kruk – as dan silinder.

sistem pelumasan mesin diesel

Loading...

Sebagai salah satu cara untuk menjaga komponen mesin dari kerusakan, sistem
pelumasan pasti memiliki beberapa jenis tersendiri tergantung dari kebutuhan
mesin yang akan diberikan perlakuan pelumasan itu sendiri dan macam –
macam dari pelumasan itu sendiri adalah :

1 .Sistem Pelumasan Campur (Mix)

Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan
cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan
bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar
bercampur di tangki bahan bakar.
2. Sistem Pelumasan Autolube

Sistem pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang
engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau
campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini
digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping atau campur yang masuk ke dalam
ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet
Valve).

3. Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan


gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke
bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, misal: Poros engkol berputar
sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem
pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (Side
Valve) dan kapasitas kecil

4. Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian


yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat
cocok untuk melumasi bagian – bagian mesin yang sangat presisi. Aliran
minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan
pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4
tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas
yang telah melumasi bagian – bagian mesin akan kembali ke karter kembali.

Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua
permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar
permukaan tersebut. Minyak pelumas memiliki beberapa sifat fisik penting yang
diantaranya adalah :

Viscosity

Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari


mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard.
Makin besar perlawanannya untuk mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya,
begitu juga sebaliknya.

Viscosity Index

Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak


pelumas terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas,
makin kecil perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai
viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

HVI (High Viscosity Index) di atas 80.

MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.

LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.

Flash Point

Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak
pelumas menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat
yang standard, tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur
titik nyalanya.

Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan
kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang
dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan
udara yang dingin.

Total Base Number (TBN)

Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh


pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak
pelumas tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan
menurun. Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak boleh
sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak
pelumas baru, karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.

Carbon Residue

Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada
suatu tes khusus.

Density

Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.

Emulsification dan Demulsibility

Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang
kemungkinan bersentuhan dengan air.
Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak
pelumas juga memiliki sifat-sifat penting, yaitu:

Sifat kebasaan (Alkalinity)

Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas
buang) dan asam-asam yang terbentuk karena terjadinya oksidasi.

Sifat detergency dan dispersancy

Sifat detergency: Untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-


bagian dari mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi
penyumbatan.

Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh


minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat menjadi
semacam lumpur (sludge). Dengan sifat dispersancy ini, kotoran – kotoran tadi
dipecah menjadi partikel – partikel yang cukup halus serta diikat sedemikian
rupa sehingga partikel – partikel tadi tetap mengembang di dalam minyak
pelumas dan dapat dibawa di dalam peredarannya melalui sistem penyaringan.
Partikel yang bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat dibuang sewaktu
diadakan pembersihan atau penggantian filter elemennya.

Sifat tahan terhadap oksidasi

Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang pasti
ada di dalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan berubah
menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan
mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental dari yang diharapkan,
serta dengan adanya air dan belerang sisa pembakaran maka akan bereaksi
menjadi H2SO4 yang sifatnya sangat korosif.
Tidak ada yang sempurna dalam dunia ini, karena setiap umat manusia sudah
selayaknya melakukan suatu kesalahan, tinggal kita saja yang bisa menyikapi
dan membenahi diri ini agar tidak melakukan kesalahan yang sama dalam
waktu lain. Adapun kendala yang dirasakan praktikan selama kegiatan
praktikum ini adalah:

Entah apa yang membuat hal ini, tapi acara ini terkesan membuat komposisi
2 acara menjadi 1 acara, sehingga membuat pembahasan terlalu banyak karena
terbagi menjadi 2 acara. Untuk kedepannya lebih baik bila tiap satu pertemuan
satu acara sehingga praktikan dapat lebih fokus terutama dalam pembuatan
laporannya.

Pembuatan accan yang membingungkan karena terbagi menjadi 2 acara.

Dalam kegiatan praktikum asisten terlihat melempar begitu saja kegiatan


kepada praktikan tanpa ada pengawasan yang cukup kondusif, walau beberapa
praktikan terlihat sangat antusias namun sebagian tidak. Ada baiknya seluruh
praktikan dapat ikut andil dalam acara ini nantinya.

Terlihat alat yang digunakan sudah begitu lama sehingga membuat beberapa
mur atau baut terlihat tua dan rawan dalam kerusakan akibat karat. Ada baiknya
menggunakan alternatif alat bantu yang serupa namun tidak menghilangkan hal
– hal yang harus diketahui dalam kegiatan acara praktikum ini.

Baca juga :

Anda mungkin juga menyukai