Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama
di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk
melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan
pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor
dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh
perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ) lingkar dnegan
dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar
dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut,
tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y
pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam
mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft,
tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm
Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara
push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk
pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa
kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang
sejenis dengan crank case)
FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada
yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan
gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas.
Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil
film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan
benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara
bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa,
terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah
pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan
/gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan
memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk
kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan
penggantian oli.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah
untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai
gesekan. Fungsi pelumas adalah memisahkan dua permukaan logam yang saling
bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa
dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas
akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan
cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan dititipkan di filter oli
setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk
memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu
besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga
sehingga konsumsi bahan bakar meningkat yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya
pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli
untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas
berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan
pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini
sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini
sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut
kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih
besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi
lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan
yang saling berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin
bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode
ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG
terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas
ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API
Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API)
Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang
diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk
mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan
tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG,
SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk
mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata
API Service, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API
Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan
API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk
mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari
pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan
spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan
pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi
masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih
rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang
bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini
diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada
kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau
kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur
tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40,
SAE 90, dll
1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50,
dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki
rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak
digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan
yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan
bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat
seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas)
pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut dingin tidak
beku, panas tidak cair. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada
berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri pelumas atau yang lebih popular disebut oli merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan
tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan
kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa
berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah
untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai
gesekan. Fungsi pelumas adalah memisahkan dua permukaan logam yang saling
bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa
dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas
akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan
cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan dititipkan di filter oli
setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk
memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu
besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga
sehingga konsumsi bahan bakar meningkat yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya
pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli
untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas
berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan
pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini
sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini
sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut
kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih
besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi
lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan
yang saling berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang
bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini
diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada
kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau
kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur
tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40,
SAE 90, dll
1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50,
dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki
rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak
digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan
yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan
bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat
seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas)
pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut dingin tidak
beku, panas tidak cair. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada
berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.
saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan
tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau
diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan
berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih
tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan
gesekan kering.
2. Fungsi Pelumasan
a. Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
b. Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
Fungsi lain dari pelumasan :
SAE
10
20
30
40
80
50
80
104
60
105
124
70
125
150
c. Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu
dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama
pada suhu tertentu.
d. Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat
mengalir.
e. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat
percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil
didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175 C sampai 260
C tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
f. Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
g. Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide,
yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
h. Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan
kualitas suatu minyak.
4. Bagian-bagian yang dilumasi
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang
saling bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan tabung silinder
b. Antara poros dengan bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.
PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1.
Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan
saringan hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau
minyak cuci.
2.
Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak
cuci, sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam
berwarna putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada
bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan
2. Filter
6. Filter
4. Pendingin minyak
2.
Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan
karakternya sebagai penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga
merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya,
minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat
ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem
pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:
a.
Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b.
Sistem percikan dan tekanan
c.
Sistem tekanan
buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga
akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi
kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap,
dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok
terlihat pada gambar 6.
MOTOR
BENSIN
MOTOR
DIESEL
KLASIFIKASI LAMPAU
(A.P.I)
KLASIFIKASI SEKARANG
ML
MM
MS
SA
SB
SC. SD
DG
DM
DS
CA
CB. CC
CD
Klasifikasi
SA
SB
SC
SD
CA
CB
Mesin mobil adalah suatu komponen mobil yang terdiri dari bagian-bagian logam yang
bergerak dan fungsinya saling berhubungan satu sama lain. Gerakan bagian-bagian logam
tersebut yang lama-kelamaan akan aus sehingga mesin mobil memerlukan suatu sistem
pelumasan yang berfungsi untuk mendistribusikan cairan pelumas atau oli ke bagian-bagian
yang bergesekan tersebut. Karena sistem pelumasan berperan sangat penting bagi mesin.
maka mutlak untuk melakukan perawatan, perawatan bisa di lakukan dengan mengganti oli
mesin secara berkala, perawatan juga bisa dengan mengganti filter oli secara berkala juga
Lihat juga :
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila
tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa
oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan
yang berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan
partikel yang besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang
secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
Sistem pelumasan pada mesin mobil mempunyai fungsi sebagai :
Perapat yaitu dengan menghasilkan sebuah seal (penyekat) sehingga dapat mencegah
terjadinya kebocoran gas (blow by gas) antara piston dan dinding silinder.