Anda di halaman 1dari 131

Danial's Mandala Putra

Ilmu Pengetahuan Diantara Kita


Sabtu, 14 Desember 2013
pengertian, fungsi, komponen, cara kerja dan diagnosa Sistem Pelumasan Mesin Bensin dan Diesel
Sistem Pelumasan Mesin Bensin dan Diesel
Sistem pelumasan mesin bensin

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan
service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya.
Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini
terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan
gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang
pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya
pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran
roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang
berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk
memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau
berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini
kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem
Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung
menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak
ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke
bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli
disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam
pipa yang sejenis dengan crank case)

FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang
bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan
mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi
gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi,
sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan
menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam
benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar
logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian


Macam - macam sistem pelumasan

Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem
pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan . Sistem
pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam
yaitu :

1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang
seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke
dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk
melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah
tidak lagi digunakan.

2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak
pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
model roda gigi ( gear type )
model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.

3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .




Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.


Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk
pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat
dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk
menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan pelumasan
kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli,
termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-
komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli
engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli
tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun
dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan
kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang
kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini
dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada
silinder.


Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Fungsi dari oli pelumas adalah :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.
2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang
engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.


Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran dengan
bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui
karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan diatur
oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah
tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan
menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh
saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi
komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa
pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk disirkulasikan
ulang.



Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.


Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem pelumasan
tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam
penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses pengambilan
oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang
bergerak.


Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass adalah
bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang
terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel ukuran besar
sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.



Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.




Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang
pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang
sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.



Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.


Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan sebuah
saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan
elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk
pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk
mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.


Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan
tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan memegang
partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat
menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.

Komponen-komponen Sistem Pelumasan :
Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli
tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut
ke seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang
berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang
besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara
bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.

Apabila mesin mulai distart, gesekan antara
bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara
tetap pada bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh
sistem pelumasan mesin.






CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS


1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan
tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN

Warna merah berarti minyak tercampur bensin

Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan

Warna susu berarti bercampur dengan air

Warna coklat berarti bercampur dengan karbon

Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan (viskositas)
SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

REFEREENSI LAIN

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri pelumas atau yang lebih popular disebut oli merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan
bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja
sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu
pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas
yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk
mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi
pelumas adalah memisahkan dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat
dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat
gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara
mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan dititipkan di filter oli setiap sirkulasi.
Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan
mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas)
yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat yang berarti
pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri
sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada
bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini sejak
ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang
lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak
pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval
pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Memelihara mesin tetap bersih
Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan dan Keausan :
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak
relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua
crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya
di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil
ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi
tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang
ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan,
meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas
tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah
mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan
kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai
untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan
pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para
mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil
sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan kepentingan mekanik. Lalu
bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan
persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan
ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel
berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil
yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada
pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk
keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya
tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu
menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan
sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang
harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan
pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service.
American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh
dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel
(berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA,
CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai
dengan pencantuman kata API Service, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ
lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas
dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat
mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam
buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat
mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih
rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang bergerak
untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan
ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah
karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas
yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat
kekentalan pelumas dipakai standar SAE Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang
yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah
pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar,
sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50.
Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan
bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut dingin tidak beku,
panas tidak cair. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu,
maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri pelumas atau yang lebih popular disebut oli merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan
bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja
sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu
pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas
yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk
mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi
pelumas adalah memisahkan dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat
dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat
gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara
mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan dititipkan di filter oli setiap sirkulasi.
Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan
mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas)
yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat yang berarti
pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri
sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada
bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini sejak
ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang
lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak
pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval
pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Memelihara mesin tetap bersih
Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan dan Keausan :
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak
relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua
crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya
di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil
ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi
tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang
ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan,
meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas
tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah
mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan
kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai
untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan
pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para
mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil
sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan kepentingan mekanik. Lalu
bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan
persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan
ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel
berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil
yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada
pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk
keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya
tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu
menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan
sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang
harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan
pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service.
American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh
dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel
(berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA,
CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai
dengan pencantuman kata API Service, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ
lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas
dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat
mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam
buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat
mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih
rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang bergerak
untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan
ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah
karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas
yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat
kekentalan pelumas dipakai standar SAE Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang
yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah
pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar,
sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50.
Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan
bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut dingin tidak beku,
panas tidak cair. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu,
maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL

Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik yang
dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.
Motor diesel tebagi
menjadi 2 komponen
utama yaitu :


















Gambar 1 komponen
utama motor diesel
a. Bagian-bagian
yang diam :
Kepala silinder
Blok silinder
Tabung silinder
Rumah engkol
Pan minyak pelumas
b. Bagian-bagian yang
bergerak :
Torak
Batang torak
Poros engkol
Pompa bahan bakar
Katup pamasukan Katup pembuangan.
Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :
Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.
Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.
Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang
bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari
panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di hasilkan dari
proses pembakaran. Maka dari itu pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam
permesinan, sebab apabila telah terjadi
kerusakan pada sistem pelumasan pada
suatu mesin, maka secara otomatis mesin
tersebut tidak dapat beroprasi.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL
1. Pengertian Pelumasan





Gambar 2. Bagan sistem pelumasan
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan
dari dua permukaan benda padat yang
begerak secara tangensial terhadap satu
sama lain dengan cara menempatkan suatu
zat diantara kedua benda padat tadi yang :
Mempunyai jumlah yang cukup dan secara
terus menerus dan dapat memisahkan kedua
benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
Tetap membasahi permukaan kedua benda.
Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan yang licin
secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan
terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan lekukan-lekukan
mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang
merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua
permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan
dan lekukan yang saling mengait harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan
menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut
gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau diampelas, karena
tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih tetap ada,
yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2. Fungsi Pelumasan
Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
Fungsi lain dari pelumasan :
Sebagai media pendingin
menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan
Sebagai zat perapat kebocoran
menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder
Sebagai zat pembersih.
menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.
Sebagai peredam suara dari getaran

3. Sifat-sifat Minyak Pelumas
a. Umum.
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan minyak pelumas adalah :
1) Tekanan bantalan
2) Kecepatan pergesekan
3) Bahan yang bergesekan
4) Ruang antara bahan yang bergesekan
5) Aksesabilitas
6) Suhu dan tekanan kerja
b. Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida tersebut
melawan untuk mengalir.
Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor
Angka
viskositas
SAE
Rentantang Viskositas, Saybolt seconds
Pada suhu 1300F Pada suhu 2100F
Min Max Min Max
10 90 119

20 120 184

30 185 254

40 255

80
50

80 104
60

105 124
70

125 150
c. Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan
dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
d. Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.
e. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat percobaan,
sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175 C sampai 260 C
tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
f. Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
g. Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide, yang
diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
h. Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas suatu
minyak.

4. Bagian-bagian yang dilumasi
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling
bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan tabung silinder
b. Antara poros dengan bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1. Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan hisap
dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2. Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci,
sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih
atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada bantalan-bantalannya,
segera lakukan perbaikan
3. Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :
a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?
c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?
d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk kedalam saluran
minyak pelumas ?
e. Apakah ada bantalan yang rusak ?
f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya kotoran didalam
saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.
MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
1. Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas,
tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah filter,
dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini
mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang menggunakan
air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari pada minyak
pelumasnya.













Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering
Keterangan :
Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung
Filter 6. Filter
Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas
2. Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai
penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan tangki
supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes
dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali
dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum
diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan tekanan
c. Sistem tekanan














Gambar 4 sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas
MEKANISME PELUMASAN
. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan, dengan
ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas
membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis
titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang, permukan
bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal
terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan
yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua permukaan,
sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan pada masing-masing
lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak pelumas
pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik pada
kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat sedikit
miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini
minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak
pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua
permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada
gambar 6.

Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas




Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas




















































Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

final drive/gardan mobil




Final drive/gardan terdiri dari drive pinion geaar dan ring gear. drive pinion gear dibuat lebih kecil dri
ring gear, karena untuk mereduksi putaran agar diperoleh momen putar yang lebih besar, dan fungsi
dari drive pinion sendiri adalah untuk memberi putaran awal yang diderikan oleh poros propeler yang
nantinya akan diteruskan oleh ring gear putarannya.



ring gear (gigi matahari) itu sendiri akan meriduksi putaran yang diberikan oleh pinion gear yang
nantinya akan memutar side gear (roda gigi samping)yang akan mengubah gerak putar menjadi gerak
lurus pada sistem final drive.


Fungsi dari side gear adalah :
Sebagai gigi perantara.
Akan memungkinkan putaran tidak sama saat berbelok.
Menyamakan putaran saat berjalan lurus.


Diposkan oleh wahyudi di 21.28









transmisi

Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi sendiri untuk
menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar
gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan dirangkai didalam kotak gerbox untuk beberapa
kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju
ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kcepatan
kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau
kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan
diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.


Transmisi dibagi menjdi beberapa tipe :
Type synchromesh





Type Synchromesh adalah Type Synchromesh ini dikenal juga dengan istilah synchronous trnsfer
mode(STM). Proses mengirim dan menerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan
yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik oleh setiap komponennya.
Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap waktu dalam mengirimkan syinal.Waktu ini
diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock atau trimer. Kenapa
pengaturan clock ini penting? Clock merupakan suatu yang sangat penting dalam setiap aspek
pada komunikasi dengan menggunakan sistem komputer, baik itu pada komputer itu sendiri
maupun dengan bagian luar yang terhubung dengan komputer untuk pemrosesan data.
Fungsi dari ring synchromesh adalah meyinkronkan putaran agar saat pengemudi memasukkan/
mengurangi pesneleng/ gigi dapat ringan dilakukan.





Gambar diatas adalah beberapa gambar ring synchromesh yang sedang dilakukan pengetesan
penyingkronan.



Type hybrid





Type hybrid adalah Sebuah transmisi konsep dalam tahap evaluasi, hibrida paralel listrik yang
memiliki sistem kekuasaan ganda kontrol jalur transmisi. Sistem ini akan memantau kondisi
operasi dan memilih kombinasi yang baik dan listrik dari tenaga diesel untuk mengoptimalkan
produktivitas sambil mengurangi konsumsi bahan bakar, emisi, kebisingan, dan mesin
pemalasan. kontrol emisi merupakan suatu pertimbangan utama bagi produsen peralatan off-
jalan raya ketika mereka mengembangkan kendaraan baru untuk memenuhi peraturan yang
berkembang di seluruh dunia, standar emisi dan Environmental Protection Agency Tingkat 4
standar emisi. Sebagai produsen mengadopsi teknologi yang sama dengan yang digunakan
dalam-truk di jalan raya dan bus.

Type hybrid trnasaxle



Type hybrid trnasaxlePemilihan mesin berkapasitas lebih besar bertujuan untuk mendapatkan
torsi besar pada putaran rendah. Target seterusnya, konsumsi bahan bakar makin irit. Tenaga
mesin tidak diutamakan. Karena itu jangan heran, tenaga yang dihasilkan mesin hanya 98
PS.Mesin Prius bekerja lebih efisien mengganti komponen mekanis dengan listrik. Untuk itu,
pompa radiator, digerakkan oleh tenaga listrik dan tidak lagi mengandalkan tenaga langsung
dari mesin. Sistem sabuk untuk mengoperasikan kipas radiator, kompresor AC, dan alternator
juga diganti dengan motor listrik. Pengembangan lainnya adalah dimensi dan bobot inverter
yang lebih ringan dan kecil. Penyatuan inverter, motor listrik, dan transaxle juga mengurangi
bobot sampai 20%. Di samping itu, kemampuan kerja sistem rem regeneratif (memulihkan
energi yang terbaik) dikontrol secara logika elektronik. Tidak ada lagi belt yang menggerakkan
kompresor AC dan water pump. Semuanya sudah digerakkan listrik, sehingga kerja mesin
menjadi lebih efisien.







Ac mobil
Ac (Air Conditioner) Merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain, AC
Berfungsi Sebagai Penyejuk Udara. Ac Lebih Banyak digunakan di wilayah yang beriklim tropis dengan
kondisi temperatur udara yang relatif tinggi (panas).

Komponen dari sistem Ac serta fungsiny :
Komponen ac dibagi menjadi 4 bagian, 4komponen tersebut adalah komponen utama pada ac,
komponen pendukung ac, kelistrikan ac, dan yang terakhir referigeran(bahan pendingin).

1). komponen utamanya terdiri dari :
A). Kompresor.
B). Kondensor.
C). Pipa kapiler.
D). Evaporator.

A). Kompresor berfungsi untuk memompakan gas referigeran keseluruh sistem AC, cara kerja kompresor
AC layaknya seperti jantung di Tubuh Manusia. Kompresor Memiliki 2 Pipa," Pipa Hisap Dan Pipa tekan".
Dan Memiliki 2 daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi.


B). Kondensor Berfungsi sebagai alat penukar panas, menurunkan temperatur refrigeran, dan mengubah
wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC biasanya di simpan pada luar
ruangan, Kondensor biasanya didinginkan Oleh extra fan (kipas pendingin), Fan mempunyai fungsi
menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan Kalor yang di serap Oleh gas
refrigeran.


kondensor


extra fan(kipas pendingin)

C). Pipa kapiler Pipa kapiler merupakan komponen utama fungsi pipa tersebut untuk menurunkan
tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini
sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan
rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan
tekananya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah
(pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Letak dari pipa kapiler itu sendiri
terletak dantara saringan(filter) dan evaporator.


Pipa kapiler


D). Evaporator fungsinya menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya, Wujud
cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud menjadi gas. Secara sederhana,
evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh
Blower indoor. Biasanya Evaporator ditempatkan pada dalam ruangan.





Evaporator

yang dimksud dari ruangan tersebut adalah rumah dari evaporator yang berbentuk seperti dibawah ini



2). Komponen pendukung ac :
A). Strainer atau saringan.
B). Accumulator.
C). Minyak pelumas kompresor.
D). kipas (Fan atau blower).

A). Saringan atau strainer fungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di dalam sistem AC,
Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler.
Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggu.




B). Accumulator sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran
minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan
refrigeran agar bisa keluar-masuk melalui saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair
tidak mengalir ke kompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas.




B). Minyak pelumas kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar
tidak cepat aus karena gesekan. Minyak pelumas juga berfungsi meredam panas di bagian-bagian
kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi
di dalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus
memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang
tinggi, memiliki titik beku yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran
serta komponen AC yang dilewatinya.

C). Kipas ( Fan atau Blower ) pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi
menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor
yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk membantu pelepasan panas pada
kondensor.





3). Komponen Kelistrikan Pada AC :

A). Thermistor
B).PCB Kontrol
C). Kapasitor
D).Overload Motor Protector (OMP)
E). Motor Listrik

1. Thermistor
Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor mampu mengatur kerja
kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya, termistor dipasang di bagian
evaporator. Thermistor dibuat dari bahan semikonduktro yang dibuat dalam beberapa bentuk, seperti
piringan, batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran,
memiliki diameter (kira-kira 3-5 mm). Kemudian, beberapa butir thermistor tersebut dibungkus dengan
kapsul yang terbuat dari bahan gelas (kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki
terminal (pin). Karena ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu memberikan reaksi
yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang agar memiliki tahanan yang
nilainya semaking mengecil ketika temperatur bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis thermistor,
yaitu thermistor temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor temperatur ruangan
berfungsi menerima respon perubahan temperatur dan hembusan evaporator. Thermistor pipa
berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.




2.PCB Kontrol
PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di analogika, fungsi PCB kontrol
menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol terdiri dari bermacam-macam alat
elektronik, sperti thermistor,sensor,kapasitor,IC,trafo,fuse,saklar,relay , dan alat elektronik lainnya.
Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan blower indoor, pergerakan swing, mengatur
temperatur, lama pengoperasian(timer), sampai menyalakan atau menonaktifkan AC.




3. Kapasitor
Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan muatan listrik sementara.
Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua muatan listrik yang terkandung secara tiba-
tiba dalam waktu yang sangat singkat. Besarnya muatan yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas
kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor adalah Farad (F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai
penggerak kompresor pertama kali atau starting kapasitor. Dengan bantuan starting kapasitor, hanya
dibutuhkan waktu sepersekian detik atau sangat singkat untuk membuat motor kompresor berputar
pada kecepatan penuh. Lama atau singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan
listrik yang tersimpan pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran penuh, secara
otomatis hubungan listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan dengan hubungan langsung dari
PLN. Kapasitor akan mengisi kembali muatan dan akan digunakan kembali sewaktu-waktu pada saat
menyalakn kompresor lagi. Pada unit AC, biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu sebagai
penggerak kompresor dan motor kipas (fan). pada kompresor AC bertenaga 0.5 2 PK memiliki start
kapasitor berukuran 15-50 nF. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor
berukuran 1-4 nF.






3.Overload Motor Protector (OMP)
Overload Motor Protector(OMP) merupakan alat pengaman motor listrik kompresor (biasanya terdapat
pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran
bahan logam dan bukan logam (bimetal). Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik
secara otomatis ke motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus menerus atau
kondisi kompresor yang terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus listrik menuju kompresor
akan putus. Begitu juga sebaliknya. Ketika suhu kompresor turun, bimetal akan menutup, arus listik
akan mengalir menuju kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja. Penempatan OMP pada
kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP (diletakan di luar body kompresor) dan
internal OMP(diletakan di dalam kompresor). Biasanya,External OMP digunakan untuk mesin compresor
AC yang tidak terlalu besar(0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada mesin kompresor
AC yang besar(1,5-2 PK).






4. Motor Listrik
Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower (indoor). Bentuk dan ukuran
motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu memaksimalkan putaran, baik pada motor
listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi menggerakan motor listrik
pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya, fungsi start capasitor akan digantikan oleh
arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut.
Blower Motor




cara merawat transmisi otomatis





Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang.
Perawatan transmisi otomatis sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap transmisi manual,
berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis minyak/ oli dari transmisi fiskositasny
hampir sama dengan fluida rem, dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Transmisi otomatis
digunakan oleh kendaraan matic seperti, Honda All New Jazz, Honda All New CRV dan Mobil Honda
terbaru lainnya. kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli
transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung.
Pada transmisi Mobil Honda CRV otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa
menanganinya adalah memang benar.
Tetapi bukankah kalau kendaraan Honda CRV dan Honda Jazz diperlakukan dengan benar dalam artian
dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil yang
digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,.


Dengan alasan, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk memutar
roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Bila ditarik yang
terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup
solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan.
Yang sering terjadi kerusakan adalah pada sistem seal-seal, bila sudah parah pompa minyak transmisi
tersebut yang akan rusak,.




tergantung pada pemakaian kendaraan tersebut.

cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung dari
pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban
lebih.Oleh karena itu setiap pengemudi haruslah tahu fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang
tertera dituas transmisi otomatis tersebut.


Misalnya angka 1, diperuntukkan dalam pemakaian angka 1 hanya pada saat awal jalan dan saat
melewati jalanan yang mendaki/ naik (tanjakan), jika dipakai pada jalan lurus akibatnya bahan bakar
menjadi boros dan beban menjadi berat.
untuk angka 2 fungsinya untuk menghadapi jalanan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu
menjorok/ curam.


untuk posisi D artinya sama dengan pada posisi 3, untuk perjalanan kotan atau perjalanan yang normal,
dan untuk menghadapi jalan yang lurus yg tidak terlalu panjang dengan kecepatan tinggi.
Over Drive (O/D)dapat diaktifkan dalam waktu lama pada saat posisi tuas di 3/D, fungsinya untuk
menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat mengurangi beban dan keborosan bahan bakar,
posisinya sama dengan posisi tuas 4,.Percepatan pada transmisi otomatis yang sekarang tidak hanya
sampai 4 saja, tetapi sudah dalam 5 percepatan. posisinya pada tuas yang di tuliskan denga angka dan
huruf 1,2,3,D dan Over drive.


Ada juga posisi lain yang harus diperhatikan fungsinya yaitu pada huruf N,P,dan R. tuas diarahkan ke
posisi N pada saat berada di lampu merah, Dari posisi D sebaiknya digeser keposisi N, Dan huruf P yang
harus diperhatikan kegunaannya, posisi ini dgunakan pada saat kendaraan diparkir. 'Mobil tidak akan
jalan jika dstart. huruf R digunakan untuk berjalan mundur atau atret.





Pelumas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Minyak sintetik yang dipakai sebagai pelumas pada mesin pembakaran dalam.
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang
memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin
yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya.
A. Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan
antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan
tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah
atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang
usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang
mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.
1. Tugas pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan
sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan
logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang
terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas
yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
2. Tugas tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin
mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat
dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka maka gesekan
akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus
bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara
otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan
tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi
pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.
B. Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan
penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas b. Gemuk pelumas c. Cairan pelumas
2. Dilihat dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati b. Pelumas dari bahan hewani c. Pelumas sintetis
3. Dilihat dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan b. Pelumas industri c. Pelumas perkapalan d. Pelumas penerbangan
4. Dilihat dari pengaturannya :
i. Pelumas kendaraan bermotor :
1. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel 2. Minyak pelumas untuk
transmisi 3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid
ii. Pelumas motor diesel untuk industri :
1. Motor diesel berputar cepat 2. Motor diesel berputar sedang 3. Motor diesel berputar lambat
iii. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor 2. Untuk perahu motor 3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin
pemotong rumput )
iv. Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di
antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas
anti karat, dan lain-lain.
C. Penggunaan pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka
mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis
pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah
pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.
1. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin
industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini
sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu
tertentu.
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar
bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada
ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam
penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada :
- Data teknis dari mesin - Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi - Pengalaman dari
para teknisi
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara
pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ).
Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan
mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ). 2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas. 3.
Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk
mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan.
Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan.
Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui
istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau tepat
tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1. Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran kecepatan
bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur normal, pelumas
dengan viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi.
Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan
untuk digunakan, sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas
dengan viscosity tinggi
2. Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu
pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan
semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan
temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai
130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu pelumas
dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk
campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala
sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir dengan
leluasa.
6. Cloud point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam minyak
pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya
dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai
temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas adan aniline dapat
dicampur
8. Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk
menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang
ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat
kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang
lebih tinggi.
9. Ash; Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat. Hal ini
berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas. (dari berbagai sumber : by
irf/lumasmultisarana/2010)


















SISTEM PELUMASAN

A. Pengertian
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang
diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor
bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap
peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan
pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang
baik di dalam suatu kendaraan. Mesin terdiri dari banyak komponen yang bergerak dan bersentuhan satu sama
lainnya seperti Crankshaft, connecting rod, dan komponen mekanisme katup. Pada saat mesin bekerja, gesekan
antar komponen yang saling bersinggungan membuat mesin kehilangan tenaga, dan keausan dari komponen,
bahkan mesin dapat berhenti beroperasi. Oleh karena itu, fungsi minyak pelumas adalah mencegah kontak
langsung antara dua logam yang bergesekan.


B. Prinsip Kerja
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi
yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa
pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1
) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari
udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas
diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini
kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada
Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak
rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melal ui celah antara
push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal -
metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank
case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

C. Fungsi
1. Fungsi Pelumasan

a. Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak.
Gerakan omponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga,
menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang
bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
b. Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat
menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik.
Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin
lebih halus.
c. Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam
dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. Dinding silinder dan torak
2. Bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. Bantalan poros kam
4. Mekanisme katup
5. Pena poros
6. Kipas pendingin
7. Pompa
8. Mekanisme pengapian
2. Fungsi Oli
Fungsi dari oli pelumas adalah :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine
D. Macam - Macam Sistem Pelumasan
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher .
Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan
bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang
memiliki celah lebih sempit. Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari
bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, misal:
poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.


Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas
dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.

2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak
pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
a. model roda gigi ( gear type )
b. model trocoid


Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan menggunakan
pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran
minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem
pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas
yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.

3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .


E. Komponen Sistem Pelumasan
a. Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi
pada saat mesin mobil dinyalakan.


b. Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh
bagian mesin mobil. Jenis - jenis oil pump :
1. Pompa oli Tipe Internal Gear
Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan oleh gigi penggerak (drive gear) yang
dihubungkan langsung ke chamsaft. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada saat berputar.
Oli dihisap dalam pompa oli bila volume bertambah, dan oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe
internal (internal gear type) kontruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.




Gambar Cara Kerja Pompa Tipe Internal
2. Pompa eksternal gear
Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua roda gigi seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Roda gigi
penggerak (drive gear) digerakkan oleh chamshaft. Karena tidak adanya ruangan didalam housing seperti halnya
dengan inlet dan saluran keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi
berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Pompa oli tipe external gear sudah lama digunakan,
sebab kontruksinya lebih sederhana serta lebih akurat.


Gambar Cara Kerja Pompa Tipe Eksternal Gear
3. Pompa Trochoid
Pompa oli model trochoid dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan) didalam rumah pompa.
Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar, rotor yang digerakkan langsung ikut sama-sama berputar. Poros
rotor penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan.
Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar
Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar, oli terhisap ke pompa ketika ruangan
membesar dan oli tertekan keluar ketika ruangannya mengecil. Tipe ini lebih sederhana dibandingkan dengan model
gigi dan lebih dapat diandalkan. Selain itu juga, volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini
berarti ukuran atau bentuk pompa dapat diperkecil.

Gambar Cara Kerja Tipe Trochoid
c. Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.


d. Oil Strainer

Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari
oli.



e. Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara bertahap akan
terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.



F. Cara Kerja

PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN
Posted by fefen dwi ardianto on November 17, 2008







78 Votes

Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan tenaga yang
kemudian menlmbulkan gerak putar. Bagian-bagian motor dapat dipisahkan menjadi dua yakni
bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak. Sistim yang ada pada sebuah motor terdiri
atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan, dan sistim pendingin Motor dibedakan dari proses
kerjanya yaitu motor empat (4) takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan
bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada motor gerak).
Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan pada teknik mobil.
Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan menggunakan bahan bakar
bensin(premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak
diesel.
Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik melalui
pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia dimana
Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika pembakaran
berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor b)Bahan
bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran menimbulkan panas dan menghasilkan
tekanan, kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Campuran masuk kedalam motor
mengandung udara dan bahan bakar. Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara
12-15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar. Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15
% atau 1/5 bagian dengan karbon dioksida dan zat air. Zat lemas (N) tidak mengambil bagian
dalam pembakaran.
Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel:
Perbedaan motor diesel dan bensin:
1. Gas yang diisap pada langkah motor bensin adalah campuran antara bahan bakar dan
udarasedangkan pada motor diesel adalah udara murni.
2. Bahan bakar pada motor bensin terbakar oleh loncatan bunga api busi, sedangkan pada motor
diesel oleh suhu kompresi tinggi.
3. Motor bensin menggunakan busi sedangkan motor diesel menggunakan injector (nozzel)
Kelebihan dan kekurangan antara motor bensin dan motor diesel;
Kelebihan dan kekurangan antara motor bensin dan motor diesel
kelebihan
Getaran motor bensin lebih halus dan pada ukuran dan kapasitas yang sama mesin motor
bensin lebih ringan
kekurangan
Motor bensin tidak tahan bekerja terus-menerus dalam waktun yang lama sedangkan diesel
sebaliknya. Dengan medan yang berat
Motor bensin peka pada suhu yang tinggi terutama komponen sistem pengapiannya,
sedangkan motor diesel tahan bekerja pada suhu yang tinggi
Bahan bakar motor bensin harus bermutu baik karena peka terhadap bahan bakar, beda dengan
dengan motor diesel hampir dapat menggunakan bahan bakar dari berbagai jenis dan mutu.
Keduanya baik motor bensin dan diesel keduanya bekerja dengan proses 4 tak dan 2 tak, dimana
motor 4 tak adalah motor yang bekerja setiap satu kali pembakaran bahan bakamya
memerlukan
4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.
PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH
Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke dalam silinder.Katup hisap
membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak dari titik mati atas ( TMA ) ke
titik mati bawah (TMB), menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan
masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan adanya tekanan
udara luar. ( Sumber: New Step 1, hal 3 4)
Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup hisap dan katup
buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA),
campuran yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik,
sehingga akan
mudah terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi . Poros engkol berputar satu kali ketika
torak mencapai titk mati atas ( TMA ). ( Sumber : New Step 1, hal 3 -4)
Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan. Saat torak
mencapai titik mati atas ( TMA ) pada saat langkah kompresi, busi memberikan loncatan bunga
api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari
tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga
mesin.
Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder. Katup buang
membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak bergarak dari titik mati bawah ( TMB ) ke
titik mati atas ( TMA ), mendorong gas bekas keluar dari silinder. Pada saat akhir langkah buang
dan awal langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit ( valve overlap ) yang berfungsi
sebagai langkah pembilasan ( campuran udara dan bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil
pembakaran ). Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah
berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus
yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1
langkah buang yang merupakan dasar kerja dari pada mesin empat langkah.
Proses Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan untuk terjadinya satu siklus kerja dari
motor. Proses kerja ini terjadi berurutan dan berulang-ulang. Piston motor bergerak bolak balik
dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan dari titik mati bawah (TMB) ke titik
mati atas (TMA) pada langkah selanjutnya
Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat langkah piston.
Langkah pertama yaitu piston bergerak dari TMA ke TMB, disebut langkah pengisian. Langkah
kedua yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah kompresi. Langkah ketiga piston
bergerak dari TMA ke TMB disebut langkah usaha. Pada langkah usaha in terjadilah proses
pembakaran bahan bakar (campuran udara dan bahan bakar) didalam silinder motor / ruang
pembakaran yang menghasilkan tenaga yang mendorong piston dariTMA keTMB. Langkah
keempat yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah pembuangan. Gas hasil
pembakaran didorong oleh piston keluar silinder motor. Jadi pada motor empat langkah proses
kerja mptor untuk menghasilkan satu langkah usaha (yang menghasilkan tenaga) diperlukan
empat langkah piston. Empat langkah piston berarti sama dengan dua kali putaran poros engkol.
Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali langkah usaha
hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah yang paling sederhana, pintu
masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi
bawah pada dinding silinder motor. Proses kerjanya adalah sebagai berikut. Piston berada TMB,
kedua lubang (masuk dan buang) sama sama terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar
dimasukkan kedalam silinder melalui lubang masuk. Gerakan piston dari TMB ke TMA, maka
lubang masukakan tertutup dan tertutup pula lubang buang.maka terjadilah langkah kompresi.
Pada akhir langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas bahan bakar. Dengan terjadinya
pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan tenaga pembakaran yang mendorong piston ke
bawah dari TMA ke TMB. Langkah usaha terakhir terjadilah pembuangan gas bekas begitu
terbuka lubang buang. Sesudah itu terbuka pula lubang masuk sehingga terjadi pemasukkan gas
baru sekaligus mendorong mendorong gas bekas keluar melalui lubang buang. Dengan demikian
pada motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan satu kali langkah usaha / pembakaran
gas dalam silinder , hanya diperlukan dua langkah piston . dilihat dari putaran poros engkolnya
diperlukan satu kali putaran poros engkol.
Prinsip Dasar Motor Bensin


Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin ke dalam silinder. Katup hisap membuka
sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder
menjadi vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder
yang disebabkan adanya tekanan udara luar
Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup hisap dan katup
buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA),
campuran bensin yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan
naik, saat ini percikan api dari busi terjadi sebingga akan mudah terbakar. Poros engkol berputar
satu kali ketika torak mencapai TMA.
Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenga untuk menngerakkan kendaraan. Sesaat torak
mencapai TMA pada saaat langkah kompresi,busi atau meberi loncatan api pada campuran yang
telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang
tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.
Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar, akan dibuang dalam siinder. Katup buang terbuka dan
torak bergarak dari TMA ke TMB, mendorong gas bekas keluar dari silinder. Ketika torak
mencapai TMA, kan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah
hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat
langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang
merupakan dasar kerja dari pada mesin empat langkah.



Sistem Pelumasan Mesin Diesel
RAHMAD HIDAYAT
ADD COMMENT
SATURDAY, DECEMBER 28, 2013

Sistem pelumasan pada mesin atau motor diesel pada dasarnya sama dengan pelumasan yang ada
pada mesin bensin. Mesin diesel reatif lebih banyak menghasilkan karbon dari pada mesin bensin
selama pembakaran, jadi diperlukan oil filter (saringan oli) yang dirancang khusus. Sistem
pelumasan mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak
pelumas, karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi dan bagian-bagian yang bergerak
juga kerjanya lebih berat dari pada yang ada pada motor bensin.

Motor diesel membutuhkan minyak pelumas atau oli yang jenisnya berbeda dengan minyak pelumas
pada mesin bensin, Jadi pastikan bahwa minyak pelumas yang anda gunakan jenisnya tepat.
Apabila minyak pelumas mesin bensin digunakan pada mesin diesel, maka mesin akan cenderung
cepat aus yang nantinya akan berujung dengan kerusakan dan penggantian komponen komponen
mesin.

Sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
a. Sistem pelumasan kering.
Penampung pelumas berada diluar mesin (Sump Tank).
b. Sistem pelumasan basah.
Penampung pelumas berada didalam mesin (Carter atau Crankcase).

Gambar Sistem Pelumasan Basah

Gambar Sistem Pelumasan Kering
Komponen Komponen Sistem Pelumasan Mesin Diesel
a). Saringan Oli
Mesin bensin pada umumnya mengunakan saringan full-flow type single elemen. Sedangkan mesin
diesel mengunakan filter dua elemen yang terdiri dari elemen aliran penuh dan elemen by-pass.
Elemen filter aliran penuh ditempatkan antara oil pump dan mesin dan seperti terlihat pada gambar
dibawah, elemen filter by-pass ditempatkan antara oil pan dari mesin.

Saringan Oli (Filter Oli)
Elemen aliran penuh menyaring kotoran-kotoran yang mempengaruhi kerja bagian-bagian mesin
yang berputar dan elemen bay-pass menyaring lumpur dan kerak karbon yang tercampur jadi satu
di dalam minyak pelumas. Kedua elemen ini mengalirkan minyak pelumas yang sangat bersih untuk
melumasi bagian-bagian mesin.
Baca Juga : Fungsi Saringan Oli (Filter Oli)

b. Pendingin Oli
Umumnya pendingin oil (oil cooler) yang digunakan pada mesin diesel adalah sejenis dengan
pendingin air. Tergantung pada tipe mesin, oil cooler dapat ditempatkan didepan mesin, di samping
atau di bawah radiator. Minyak pelumas dipompa oleh oil pump dan bersirkulasi melalui oil filter, oil
pan dan oil cooler. Minyak pelumas didinginkan oleh air pendingin mesin yang ada disekelilingnya
selama mengalir di dalam inti saluran minyak pelumas di dalam oil cooler. Dan kemudian mengalir
kesaluran minyak utama pada mesin. Pendingin oil (oil cooler) pada umumnya dilengkapi dengan
relief valve untuk mencegah terjadinya kerusakan karena kenaikan viskositas minyak pada
temperatur rendah.



c. Pompa Oli
Pompa oli berfungsi untuk memompakan dan mensirkulasikan oli ke bagian bagian mesin.
Lebih lengkap : Pompa Oli (Oli Pump)
Untuk Mesin Bensin : Sistem Pelumasan

Fungsi Filter Oli (Saringan Oli)
RAHMAD HIDAYAT
ADD COMMENT
FRIDAY, NOVEMBER 22, 2013

Fungsi saringan oli atau filter oli dalam Sistem Pelumasan.
Oli mesin berangsur angsur akan menjadi kotor bercampur dengan carbon, endapan lumpur,
kotoran kotoran dan lain lain. Filter oli dibutuhkan untuk menyaring kotoran kotoran tersebut, jadi
dapat disimpulkan bahwa fungsi saringan oli pada sistem pelumasan adalah untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli, sebelum oli itu melumasi bagian-bagian mesin seperti
poros engkol, mekanisme katup, dan lain sebagainya. Karena apabila bagian bagian yang bergerak
dan bergesekan tersebut dilumasi oleh oli yang kotor atau terdapat kotoran, maka dapat
mengakibatkan komponen komponen tersebut akan cepat menjadi aus, lebih lagi dapat
menyebapkan kerusakan.

Gambar Filter Oli (Saringan Oli)
Pada filter oli juga dipasang relief valve. Apabila elemen eleman saringan tersumbat oleh kotoran-
kotoran, maka akan terjadi perbedaan tekanan antara saluran masuk dan saluran keluar. Dan
apabila sudah melebihi tekanan yang sudah ditetapkan (yakni 1kg/cm2, 14 psi, 98 KPa), maka katup
bypass akan membuka dan menyalurkan oli langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk
menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal dan parah.

Peringatan :
Kinerja sistem pelumasan salah satunya tergantung pada kualitas minyak pelumas atau oli,
sedangkan kualitas oli sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh filter oli ini, oleh karenanya
lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik
pembuat, agar oli selalu bersih dan dapat berfungsi dengan baik. Karena apabila kualitas oli yang
buruk dapat menyebapkan komponen komponen mesin menjadi cepat aus.








Sistem Pelumasan
RAHMAD HIDAYAT
ADD COMMENT
TUESDAY, DECEMBER 24, 2013

Pengertian Sistem Pelumasan
Mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan
langsung secara tetap satu dengan yang lainnya seperti poros engkol, piston, dan mekanisme
katup.
Pada saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara komponen komponen mesin tersebut
akan mengakibatkan hilangnya tenaga, dan bagian bagian mesin tersebut relatif menjadi lebih cepat
aus atau bahkan mengalami kerusakan. Maka dari itu pada setiap mesin, komponen komponennya
harus di lumasi agar hilangnya tenaga dan keausan serta kerusakan dapat diminimalisir. Sistem
yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian mesin adalah sistem pelumasan, berikut ini fungsi
dari sistem pelumasan :
1) Melumasi secara kontiyu bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mengurangi gesekan
sehingga tidak kehilangan tenaga dan meminimalizir terjadinya keausan dan kerusakan.
2) Untuk membentuk lapisan oli (oil film) mencegah kontak langsung permukaan logam dengan
logam. Mengurangi gesekan dan mencegah keausan serta panas.
3) Oli juga berfungsi untuk mendinginkan bagian-bagian mesin
4) Sebagai seal antara piston dengan lubang dinding silinder.
5) Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin
6) Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.

Macam-macam Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan yang biasa dikenal dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu;
1) Sistem Pelumasan Kering (Dry Sump System)
Sistem pelumasan kering adalah sistem pelumasan dimana tangki oli ditempatkan di luar mesin,
sehingga ruangan bak engkol selalu kering. Sistem ini sudah sangat jarang sekali digunakan pada
kendaraan bermotor. Kebanyakan saat ini menggunakan sistem pelumasan yang basah, seperti di
bawah ini.

2) Sistem Pelumasan Basah (Wet Sump System)
Sistem pelumasan basah yaitu sistem yang menggunakan tanki oli pada bak engkol. Sistem
pelumasan basah dibedakan lagi atas tiga tipe, yaitu
(a) sistem percikan,
(b) sistem penyaluran dengan tekanan,
(c) sistem kombinasi tekanan dan percikan.
Umumya kendaraan menggunakan sistem penyaluran dengan tekanan. Dalam sistem ini, oli ditekan
oleh gerakan mekanik dari pompa oli dan disalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Dan
saat ini kebanyakan mobil, khususnya toyota menggunakan sistem pelumasan basah tipe kombinasi
tekanan dan percikan, atau yang biasa disebut dengan sistem pelumasan tekanan penuh.

Sistem Pelumasan Tekanan
Komponen Utama Sistem Pelumasan

1) Pompa Oli
Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari bak oli dan menekan atau
menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.
Lebih lengkap : Pompa Oli (Oli Pump)

2) Saringan Oli
Fungsi saringan oli adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang
terdapat di dalam oli sebelum oli itu melumasi bagian-bagian mesin.
Lebih lengkap : Fungsi Saringan Oli





Pengertian Tune Up
RAHMAD HIDAYAT
ADD COMMENT
THURSDAY, OCTOBER 17, 2013

Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang
maximql, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang baik dan prima. Karena mesin
dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh
karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up
motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya, baik
urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain lain. Ini dimaksudkan untuk
efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan
mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan
misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak
normal pada mesin dan lain sebagainya.

Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan engine/mesin/mobil
yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil tersbut lebih maksimal, dan pekerjaannya
dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan dengan standar pabrik, penyetelan,
perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen jika diperlukan.


Pengertian Tune Up
Berikut ini komponen dan sistem sistem dalam engine atau mobil yang diperiksa, disetel,
diperbaiki, dirawat dan atau diganti komponennya dalam pekerjaan tune up adalah :
1. Pemeriksaan sistem pendingin.
2. Pemeriksaan tali kipas.
3. Pembersihan saringan udara.
4. Pemeriksaan baterai.
5. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.
6. Pemeriksaan oli mesin.
7. Pemeriksaan busi.
8. Pemeriksaan distributor.
9. Penyetelan celah katup.
10. Pemeriksaan karburator.
11. Penyetelan campuran dan putaran idle
12. DLL

Biasanya tune up di lakukan secara berkala, hal ini bertujuan agar mobil ketika akan digunakan
selalu dalam kondisi yang prima dan maksimal.














Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas


































Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak pelumas. Kadang-
kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu
berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat
(SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan
pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor
diesel ; dan diklasifikasikan sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan
commercial, kedua duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.

SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing Materials.

Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system yang
baru.

KLASIFIKASI LAMPAU (A.P.I) KLASIFIKASI SEKARANG
MOTOR
BENSIN
ML
MM
MS
SA
SB
SC. SD
MOTOR
DIESEL

DG
DM
DS
CA
CB. CC
CD

Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin ASTM
SA
Untuk service motor bensin dan
diesel untuk mesin dalam keadaan
biasa, yang tak memerlukan
kombinasi aditiv minyak
Tak termasuk aditiv, selain dari pada
untuk pengentalan atau minyak
penetrasi
SB
Untuk service motor bensin beban
ringan.untuk mesin yang bekerja
alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
Miyak anti oxidant a gesekan

SC
Motor bensin untuk truk dan
mobil yang dibuat antara 1964-
1967 dan bekerja dibawah tahun
1964 dalam masa garansi pabrik.
Minyak ini mempunyai sifat yang
baik terhadap temperatur rendah
dan tinggi, melindungi
Miyak ini sesuai dengan permntaan
pabrik-pabrik untuk model 1964-
1967 terutama dipakai untuk mobil
da mempunyai ketahanan pada
temperatur rendah, anti
pelumpuran dan anti karat.
pengendapan dan mempunyai
sifat untuk mengurangi gesekan
SD
Untuk 1968 motor bensin truk dan
mobil yang beroprasi dibawah
1962
Minyak sesuai permintaan pabrik-
pabrik setelah 1968, terutama
dipakai untuk mobil dan
mempunyai ketahanan pada
temperature rendah anti
pelumpuran dan anti karat
CA
Motor diesel biasa memakai
bahan bakar bermutu tinggi.
Minyak yang dipakai ini untuk
spesifikasi ini terutama pada
pemakaian antara 1940 dan 1950,
minyak ini dipakai dengan mutu
bahan bakar yang tinggi dan
sifatnya anti karat pada
bearing/bantalan dan mencegah
pengendapan pada temperatur
tinggi
Dipakai untuk memenuhi
kemampuan MIL-L-21004A pada
motor-motor diesel tampa
supercharger dan motor bensin
dengan pemakain bahan bakar
kadar sulfur rendah
CB
Motor diesel dengan beban berat
motor diesel yang bekerja pada
oprasi biassa dengan mutu bahan
bakar yang rendah yang
menyebabkan tempertur tinggi
dan karat pada bantalan. Kadang-
kadang motor motor bensin
dipakai dalam kasus ini. Minyak ini
diformalisasikan tahun 1949.
Minyak ini dipergunakan untuk
bahan bakar dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi bantalan
dari karat dan temperature tinggi.
Minyak ini dipakai untuk motor
bensin dan motor bensin tanpa
turbocharger ini termasuk minyak
MIL-L-2104A yang ditest dengan
kadar sulfur tinggi pada bahan bakar
Kesimpulan :
Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah terjadi
kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal dengan baik.
Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat mengurangi
keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan
yang terjadi dan dari proses pembakaran.
Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.
Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.






Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada gambar 6.






























Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas

Anda mungkin juga menyukai