Anda di halaman 1dari 17

MODUL

SISTEM PELUMASAN

A. Memahami Prinsip Kerja Sistem Pelumasan


1. Pendahuluan
Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas diantara dua
permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen motor yang bergerak
seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama pelumasan
ada dua yaitu mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila terjadi suatu
keadaan luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan
langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan timbulnya keausan dan panas
yang tinggi. Bahan pelumas di dalam mesin bagaikan lapisan tipis (film) yang
memisahkan antara permukaan logam dengan permukaan logam lainnya yang saling
meluncur sehingga antara logam-logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti
yang diterangkan diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada cincin
torak yang dapat menolong memperbesar kompresi motor.

Gambar 1. Sirkulasi Sistem Pelumasan Dalam Mesin

Kegagalan pada sistem pelumasan tidak hanya berakibat rusaknya sepeda motor
tetapi juga dapat menimbulkan kebakaran dan kecelakaan pengemudi. Kebakaran akan
terjadi disebabkan oleh bagian yang panas dapat melelehkan pembalut kabel dan
karenanya akan segera terjadi hubungan singkat dan percikan api. Bahan bakar bensin
menyambar percikan api dan akan terjadi kebakaran.
Pelumasan dinding silinder merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan.
Fungsi pelumasan disini sebagaimana dikatakan bukan saja untuk mengurangi gesekan
tetapi juga untuk perapat. Dengan adanya minyak pelumas antara ring piston dan
dinding silinder maka diharapkan kebocoran kompresi dari langkah usaha dapat
dihindarkan. Untuk menjamin pelumasan dinding silinder maka dipasang ring oli. Ring
oli tidak dapat bekerja dengan baik jika pelumas terlalu kental, atau bila terjadi lumpur
(sludge) pada celah ring.
Begitu pentingnya fungsi dan peran minyak pelumas, maka diperlukan sistem
pelumasan yang bekerja dengan pasti, mudah dikontrol dan dipelihara.
1. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin
Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Pelumasan: mengurangi gesekan mesin
1. Mengurangi friksi (gesekan)
Bagian engine terlumasi dan mengurangi gesekan pada bagian engine,
mencegah bagian besi bersentuhan, mengurangi keausan, gesekan, dan
kehilangan daya / power.
2. Mencegah keausan
Dapat dicegah saat bagian engine oleh film oil.

Gambar 2. perbandingan gesekan dengan dan tanpa oli mesin


2) Perapatan
Yaitu oli mesin memastikan bahwa ruang pembakaran tertutup rapat. Oli mesin
berfungsi merapatkan celah-celah untuk membantu merapatkan ruang
pembakaran dan mencegah lolosnya tekanan pembakaran ke dalam bagian
dalam dari piston.
Mesin beroperasi berkat adanya tekanan yang diakibatkan oleh pembakaran
campuran udara/bahan bakar. Agar ada perapatan dari ruang pembakaran,
piston ring dipasang antara bagian luar piston dan bagian dalam cylinder. Akan
tetapi, oleh karena piston, cylinder, dan piston rings dibuat dari logam, maka
celah-celah kecil terbentuk pada titik-titik kontak, sehingga terjadi kebocoran
kompresi. Oli mesin merapatkan celah-celah sedemikian, membantu
merapatkan ruang pembakaran dan mencegah lolosnya tekanan pembakaran ke
dalam bagian dalam dari piston.
Gambar 3. Perapatan Oleh Oli Mesin

3) Pendinginan
Yaitu oli mesin mendinginkan komponen-komponen mesin. Oli mesin
berfungsi untuk mendinginkan atau menyalurkan panas dari komponen-
komponen mesin seperti cylinder head dan piston yang tersingkap terhadap
panas pembakaran maupun kopling yang juga membangkitkan panas.

.
Gambar 4. Pendinginan Oleh Oli Mesin
4) Pembersihan
Yaitu oli mesin mencegah terbentuknya kotoran-kotoran atau membantu proses
pembuangan kotoran. Oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, untuk mencegah
kotoran-kotoran seperti karbon melekat pada komponen mesin, yang akan
mengakibatkan karat dan aus. Kotoran seperti karbon terbentuk di dalam mesin
akibat pembakaran. Kotoran melekat pada komponen mesin dan dapat
mengakibatkan persoalan seperti pendinginan mesin yang kurang dan karat
terlalu dini atau keausan komponen mesin. Oli mesin mempunyai efek
pembersihan yang mencegah persoalan-persoalan ini.
 Efek pembersihan
Oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, mencegah dibentuknya kotoran di
dalamnya. Ini juga disebut sebagai efek pembersihan oli.
 Efek peredaran
Kotoran yang mengikat bersatu membentuk massa besar (sludge) yang
melekat pada komponen di dalam mesin. Untuk mencegah gejala ini,
kotoran masing-masing dilapisi oleh oli mesin sehingga sludge tidak dapat
terbentuk. Ini disebut sebagai efek pengedaran dari oli mesin. Kotoran-
kotoran halus yang dilapisi oleh oli mesin kemudian tersaring oleh filter
oli.

Gambar 5. Proses Pembersihan Oleh Oli Mesin

5) Pencegahan karat
Oli mesin mencegah terjadinya karat pada permukaan karat. Oli mesin
membentuk selaput tipis pada permukaan komponen di dalam mesin untuk
menghindari kontak langsung dengan asam dan kelembaban.
Jika asam yang disebabkan oleh pembakaran atau kelembaban yang berada di
dalam udara ada kontak langsung dengan komponen di dalam mesin yang
dibuat dari logam, komponen ini dapat berkarat. Oli mesin membentuk selaput
tipis pada permukaan komponen di dalam mesin untuk menghindari kontak
langsung dengan asam dan kelembaban.

Kelembaban

Gambar 6. Pelapisan Oleh Oli Mesin Untuk Mencegah Karat

Jika sistem pelumasan pada suatu mesin tidak dilakukan maka akan
mengakibatkan hal-hal berikut ini:
 Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus.
 Timbulnya panas yang berlebihan;
 Tenaga mesin berkurang;
 Timbul karat/korosi;
 Umur pemakaian berkurang.
Sehingga pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak
pelumas dapat memperpanjang usia motor bakar terhadap kerusakan, karena
terhindar dari:
 Keausan silinder
 Terbakarnya bantalan
 Pengotoran busi
 Kemacetan cincin-cincin torak
 Pelumpuran
 Deposit
 Pemborosan bahan bakar

2. Pelumasan Pada Sepeda Motor Empat Langkah


Bahan pelumas harus dapat didistribusikan secara meyakinkan ke semua bagian
yang memerlukan. Ada tiga jenis pelumasan pada motor empat langkah:
a. Boundary lubrication, yaitu bila permukaan bearing dilapisi dengan lapisan
halus minyak pelumas. Lapisan minyak pelumas ini mempunyai keterbatasan.
Bila kekuatan atau berat komponen melebihi batas kemampuannya, maka
lapisan tersebut dengan mudah hancur dan akan terjadi keausan.
b. Pelumasan tekan (thin film lubrication), yaitu pelumasan antara dua permukaan
juga, tetapi minyak pelumas dialirkan dengan pompa minyak pelumas
(tekanan) untuk penggantian dengan minyak pelumas yang baru.
c. Hydrodynamic lubrication yaitu pelumasan yang mampu menahan beban berat
seperti batang penggerak dan pada pelumasan roda gigi. Minyak pelumas
dengan kekentalan yang lebih tinggi dialirkan sehingga dapat memelihara
sistem pelumasan dengan baik.

Sepeda motor empat langkah pelumasannya hanya ada satu macam, yaitu dari bak
engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol minyak pelumas
dipercikkan ke dinding silinder untuk melumasi dinding silinder motor. Ring oli yang
dipasang pada piston bertugas meratakan dan membersihkan oli pada dinding silinder
tersebut. Oleh karena itu pada sepeda motor empat langkah dilengkapi dengan
ring oli.
 Penyimpanan Pelumas
Dasar dari pekerjaan sistim resirkulasi pada mesin empat langkah adalah
terletak pada perbedaan dalam cara oli disimpan pada mesin.
Ada dua sistem :
1. Sistem Tempat Oli Kering (Dry-Sump System)
Oli ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan pompa melalui
saluran yang sama dalam sistem wet sump. Setelah melumasi oli kembali ke
crankcase dan disalurkan kembali ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi
dilumasi oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli.

Gambar 7. Sistem Dry-Sump

2. Sistem Tempat Oli Basah (Wet sump system)


Minyak pelumas berada diruang oli yang ditempatkan dibawah crankcase, dari
ruangannya oli naik dan diberikan menurut tekanan. Sebagian oli diberikan ke
poros engkol dan sebagian ke pengerak katup. Sebagian oli pelumas dalam
crankcase digunakan untuk melumasi dinding silinder. oli melumasi silinder
piston dan ring piston dan kelebihan oli disapu kebawah oleh ring dan
kemudian kembali ke crankcase. Kopling dan trasmisi dilumasi dengan
cipratan oli dari bak oli atau tekanan pompa oli.
Keuntungan Sistem Wet sump :
a) Konstuksi sangat sederhana
b) Memanasi mesin tidak terlalu lama.
c) Jika oil dalam bak berkurang mudah mehambah.
d) Sirkulasi oil lebih cepat dan cepat mencuci.
e) Effisiensi pendinginan lebih rendah.

Ket :
1 Oil delivery pipe to cylinder head 4 Oil filter 7 Oil strainer
2 Inlet camshaft 5 Bypass valve 8 Oil pump
3 Exhaust camshaft 6 Pressure relief valve 9 Sump (oil pan)
Gambar 8 Pelumasan sistem basah (wet sump) dari mesin 4 silinder

Gambar 9. Pelumasan sistem basah dari mesin satu silinder

Oli dibagian bawah crankcase dipompa keatas dengan pompa trochoid dengan
sistim tekan dan disaring oleh filter sebelum di alirkan ke semua komponen
yang perlu pelumasan.
 Pompa Oli untuk sistem pelumasan mesin empat langkah
Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk menyemprotkan oli agar
bercampur dengan gas baru dan masuk ke dalam ruang bakar. Jumlah oli yang
disemprotkan ke dalam ruang bakar tersebut harus sesuai dengan ketentuan. Oli
yang disemprotkan tidak boleh terlalu banyak tetapi juga tidak boleh kurang. Jika
oli yang disemprotkan terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat
kotor oleh kerak/arang karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap gas buang.
Jika oli yang disemprotkan kurang maka akan mengakibatkan motor menjadi cepat
panas. Hal ini akan memungkinkan piston macet di dalam silindernya. Untuk
mendapatkan penyemprotan yang sesuai pompa oli harus disetel. Karena jenis dan
macam pompa oli cukup banyak maka cara penyetelannya juga berbeda-beda.
Berikut ini beberapa tipe pompa oli yang sering digunakan:
1) Pompa oli tipe plunger
Pompa oli tipe plunger sering ditemukan digunakan pada mesin kuno dengan
pelumasan sistem kering.
2) Pompa oli tipe gear
Oleh putaran 2 gigi didalam rumah pompa, oli ditarik kedalam melalui lubang
pemasukan dan keluar melalui lubang pengeluaran.
3) Pompa oli tipe trochoid
Disini dua rotor berputar pada kecepatan yang berbeda, sehingga menyebabkan
perbedaan volume diantara dua rotor tersebut, karena adanya perbedaan
volume tadi menyebabkan oli mengalir keluar dan kedalam.

a. Pompa Oli Tipe Plunger

b. Pompa Oli Gear c. Pompa Oli Tipe Trochid


Gambar 10. Tipe-Tipe Pompa Oli
3. Sistem Pelumasan Sepeda Motor Dua Langkah
Sistem pelumasan pada sepeda motor dua langkah tidak sama dengan dengan
sepeda motor empat langkah. Pada sepeda motor dua langkah transmisi nya diberi
pelumasan tersendiri terpisah dengan poros engkol. Hal ini dikarenakan terpisahnya
ruang transmisi dengan ruang engkol, makanya mesin dua langkah harus menggunakan
dua macam minyak pelumas. Seperti kita ketahui bahwa kontruksi bak engkol motor
dua langkah terbagi ke dalam dua bagian antara lain bak engkol untuk perangkat motor
bakar dan bak engkol untuk perangkat kopling, dan gigi transmisi.

Gambar 11. Lokasi yang membutuhkan pelumasan pada mesin dua langkah
Sistem pelumasan sepeda motor dua langkah dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Sistem Pelumasan Campur.
Pada sistem ini oli dicampurkan dengan bahan bakar (bensin) pada tangki.
Contohnya adalah pada sepeda motor vespa.

Gambar 12. Pelumasan dengan sistem campur pada mesin dua langkah

Sistem campur langsung banyak digunakan pada sepeda motor lama seperti
Vespa. Pada sistem ini oli sebagai pelumas dicampurkan langsung ke dalam tangki
bensin. Perbandingan antara oli dengan bensin antara 1: 20 sampai dengan 1: 50,
tergantung pada keperluannya. Besarnya oli yang dicampur ke dalam bensin
tersebut didasarkan pada kebutuhan pelumasan pada putaran tinggi, agar mutu
pelumas dan perbandingannya memenuhi syarat sebaiknya pencampurannya
dilakukan sendiri dengan memperhatikan mutu oli pelumas dan prosentase
perbandingannya.
Oli yang digunakan untuk mesin tidak sama dengan oli yang digunakan untuk
transmisi. Oli mesin lebih encer. Kekentalan oli tersebut ditandai dengan bilangan
SAE (The Society Of Automotive Engineer). Semakin besar SAE-nya semakin
kental minyak pelumas tersebut.
Cara mencampur oli dengan bensin adalah sebagai berikut:
 Siapkan satu tempat bensin dalam ukuran liter yang sudah diketahui dengan
pasti volumenya.
 Isikan bensin ke dalam tempat penampungan tersebut sampai penuh atau sesuai
dengan kebutuhan. Ingat volume bensin yang diisikan harus diketahui.
 Isikan oli ke dalam bensin dengan perbandingan sesuai dengan ketentuannya.
 Aduk dengan batang yang bersih atau kocok agar bensin dan oli benar-benar
bercampur.
 Isikan campuran bensin dan oli tersebut ke dalam tangki bensin kendaraan.

b) Pelumasan sistem terpisah (untuk produk Yamaha dinamakan dengan Auto


lube).
Pada sistem ini oli ditampung pada tempat tersendiri. Oleh karena itu
digunakan dua jenis minyak pelumas, yaitu pelumasan untuk bak engkol dan
pelumasan untuk motornya. Untuk menjalankan tugas tersebut, sistem ini
dilengkapi dengan pompa oli.

Gambar 13 Sistem Pelumasan Auto Lube

4. Unjuk Kerja Oli Mesin Yang Diperlukan


a) Viskositas yang sesuai
Semakin tinggi viskositas oli mesin, makin kecil kemungkinan bahwa
komponen-komponen logam mesin bersentuhan langsung satu sama lain. Ini berarti
bahwa oli mesin dengan viskositas tinggi mengurangi gesekan pada permukaan-
permukaan luncur, tetapi mungkin mesin tidak dapat dihidupkan dengan mudah
dalam keadaan dingin oleh karena oli menaikkan tahanan gesekan di dalam mesin.
Oli mesin dengan viskositas rendah meningkatkan kemudahan dihidupkannya
mesin dalam keadaan dingin, Akan tetapi, ia dapat memperbesar gesekan pada
permukaan-permukaan luncur jika mesin dalam keadaan panas oleh karena selaput
oli tidak dapat dipertahankan pada suhu mesin tinggi. Inilah sebabnya mengapa oli
mesin dengan viskositas yang sesuai harus dipakai tergantung pada lingkungan, tipe
kendaraan, tujuan, dan faktor-faktor lain.
Lapisan oli
Gambar 14. Perbandingan Viskositas

b) Efek pembersih-penyebar
Crankcase (bak mesin) secara tak terelakkan mengandung karbon, bahan bakar
yang tidak terbakar, kelembaban, dan macam-macam oksida. Kotoran juga
terbentuk didalamnya dengan pemburukan kualitas oli mesin yang tersingkap
terhadap panas. Jika efek pembersih-penyebar di dalam oli mesin menurun, sludge
akan dengan mudah terbentuk oleh karena kehadiran oksida atau kotoran. Sludge
menyumbat filter oli dan menempel pada komponen-komponen mesin, sehingga
menghambat aliran oli mesin.
* Sludge : Bahan yang tidak dapat larut di dalam oli mesin yang terbentuk
sewaktu kondisi oli mesin memburuk.

Gambar 15. Oli mesin mencuci dan menyebar kotoran-kotoran

5. Jenis Dan Sifat Oli Mesin


a) Standard oli
Bermacam-macam standard oli mesin seperti :
 SAE (viscosity grades = tingkat viskositas/kekentalan)
 API (quality standards = standard kualitas)
b) SAE Viscosity Grades
SAE (Society of Automotive Engineering) viscosity grades digolongkan ke
dalam oli single grade (kelas tunggal) atau multi-grade (kelas majemuk).
 Oli Single Grade
Oli single-grade disebut sebagai SAE 30, SAE 40, dan sebagainya. Masing-
masing jenis harus dipakai pada daerah jangkauan suhu tertentu. Makin
rendah angkanya, makin rendah viskositas oli
Visko
sitas
kinem Su
atik hu
Daerah jangkauan suhu
untuk 10W
 Oli Multi-Grade
Oli multi-grade disebut sebagai SAE 10W-30, SAE 20W-50, dan
sebagainya. Daerah jangkauan suhu yang lebih lebar daripada untuk oli
single-grade yang sebanding ditentukan untuk masing-masing jenis.

10W-
30
Viskos
itas
kinem
atik Su
hu
Daerah jangkauan suhu
untuk10W-30
c) Cara membaca indikasi
10W – 30
“10W’’ menunjukkan viskositas pada suhu dingin. ‘W’ berarti ‘winter’ (musim
dingin). Oli ‘10W’ memberikan kemungkinan menghidupkan mesin dengan
mudah pada suhu dingin.
‘’30’’ menunjukkan viskositas pada suhu tinggi (100 oC). Makin besar angka,
makin tinggi viskositas.

Tingkat viskositas SAE


Viskositas pada suhu dingin

0W 5W 10W 15W 20W 25W

Viskositas pada suhu tinggi


20 30 40 50 60
Rendah Viscositas Tinggi

d) Klasifikasi API service


API service classifications adalah standard kualitas oli yang ditentukan oleh API
(American Petroleum Institute). Kode-kode untuk oli mesin bensin diawali
dengan “S” seperti pada SL dan SM.
Untuk mesin diesel

e) API service classifications: Oli untuk mesin bensin


Dibandingkan dengan oli dengan grade SA dan SC, oli dengan grade
SE SE mempunyai perlawanan baik sekali terhadap oksidasi dan adalah
sangat baik untuk mencegah endapan panas, dan karat.

Dibandingkan dengan oli grade SE, oli grade SF lebih unggul dalam
SF
stabilitas terhadap oksidasi dan sifat-sifat pencegahan keausan.

Dibandingkan dengan oli grade SF dan lebih rendah, oli grade SG


SG mempunyai perlawanan baik sekali terhadap oksidasi dan adalah
sangat baik untuk mencegah pembentuk endapan, keausan, dan karat.

Sifat-sifat oli grade SH adalah lebih unggul daripada persjaratan unjuk


kerja minimum untuk oli grade SG. Digandingkan dengan oli grade
SH SG, oli grade SH lebih unggul dalam pencegahan pembentukan
endapan, perlawanan terhadap oksidasi, dan sifat-sifat pencegahan
keausan dan karat.
Sifat-sifat oli grade SJ adalah lebih unggul daripada persyaratan unjuk
kerja minimum untuk oli grade SH. Dibandingkan dengan oli grade
SJ SH, oli grade SJ lebih unggul dalam pencegahan pembentukan black
sludge, perlawanan terhadap oksidasi, dan sifat-sifat pencegahan
keausan dan karat.

f) JASO standards
JASO standards adalah standard untuk oli mesin empat-langkah sepedamotor
yang ditentukan oleh JASO (Japan Automobile Standards Organization).
Standards digolongkan ke dalam dua jenis, MA dan MB, menurut perbedaan
dalam sifat-sifat gesekan dari oli mesin.
Pada dasarnya, oli jenis MA dan MB tidak berbeda dalam unjuk kerja, tetapi
pada sifat-sifat gesekan mereka. Jika oli jenis MA dipakai di dalam mesin yang
memerlukan oli jenis MB, pemakaian bahan bakar dan tenaga mesin akan
terpengaruh, tetapi mesin tidak akan mengalami kerusakan. Di lain pihak, jika
oli jenis MB dipakai di dalam mesin yang memerlukan oli jenis MA, maka dapat
terjadi slip pada kopling.
B. Merawat sistem pelumasan
1. Pemakaian & Penurunan Kualitas Oli Mesin
Sehubungan oli mesin akan mengalami penurunan kualitas, berubah dan
memburuk kondisinya dan agar mesin selalu mendapatkan pelumasan yang
baik, periksalah dengan teratur, isi kembali, dan ganti oli mesin.
1) Pemakaian oli mesin
Oli mesin secara berangsur memasuki ruang pembakaran bercampur dengan
campuran udara/bahan bakar, dan kemudian terbakar. Oleh karena itu, secara
berangsur oli mesin akan dikonsumsi dan berkurang volumenya.
2) Penurunan kualitas oli mesin
a. Penurunan viskositas
Oli mesin melumasi permukaan-permukaan logam yang meluncur, dan
ini menyebabkan bahwa additives yang menaikkan viskositas oli akan
dipotong oleh gesekan di dalam mesin, menurunkan viskositas dari oli
mesin.
b. Kenaikan viskositas
Seiring pertambahan waktu dan pemakaian, additives dari oli mesin
secara berangsur akan hilang akibat oksidasi atau penguapan. Ini
menaikkan viskositas oli mesin.
3) Interval penggantian oli mesin
Tingkat penurunan kualitas oli mesin dapat ditentukan oleh perubahan warna
oli. Oleh karena itu, oli mesin harus diganti secara teratur sesuai aturan BPR.

2. Memeriksa & Mengganti Oli Mesin


1) Berikut ini masalah-masalah yang akan muncul apabila Oli mesin tidak
secara rutin diperiksa, atau diganti:
a. Terlalu banyak oli mesin
Jika tinggi permukaan oli terlalu tinggi, akan menyebabkan sebagian
besar oli yang terbuang akan menempel dan menyumbat pada air filter
element, hal ini akan menyebabkan masalah pada mesin.
b. Jumlah oli mesin kurang
Jika tinggi permukaan oli terlalu rendah memungkinkan strainer akan
menghisap udara, sehingga mengakibatkan pelumasan tidak sempurna.
c. Penggunaan aditif yang tidak sesuai
Penggunaan additive yang tidak sesuai dapat mengakibatkan slip pada
kopling mesin sepedamotor. Misal: additive mobil digunakan untuk
sepeda motor.
2) Pemeriksaan tinggi permukaan oli mesin:
Gunakan tangkai pengukur yang menyatu dengan tutup pengisian oli (oil
filler cap/dipstick)

3. Prosedur pengisian ulang oli mesin:


a. Siapkan oli mesin yang sesuai (baca buku pedoman reparasi)
b. Panaskan mesin selama 3 menit kemudian matikan
c. Letakkan kendaraan menggunakan standar utama
d. Bersihkan sekitar tutup pengisian oli/tangkai pengukur menggunakan lap
bersih atau udara bertekanan
e. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur dan bersihkan menggunakan
kain lap bersih
f. Masukkan tutup pengisian oli atau tangkai pengukur tanpa memutar
g. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur dan periksa tinggi
permukaan oli , bila dibawah tanda lower maka harus tambahkan oli mesin
sampai batas upper.
h. Sekrupkan tutup pengisian oli atau tangkai pengukur ke dalam dengan erat

Gambar 16. Ketinggian Oli mesin

4. Prosedur penggantian oli mesin:


a. Panaskan mesin selama 2-3 menit.
b. Letakkan panci penampung oli di bawah baut pembuangan, kemudian
lepaskan baut pembuangan dan sealing washer untuk mengeluarkan oli
mesin. Bersihkan oli mesin dari baut pembuangan dengan kain lap. Catatan:
Sealing washer mungkin menempel pada lubang pembuangan oli. Jangan
lupa untuk melepaskannya.
c. Kencangkan baut pembuangan oli dengan torsi yang ditentukan
Catatan:
i. Pasang sealing washer baru
ii. Periksa torsi yang ditentukan pada baut pembuangan dan jumlah oli
mesin yang diperlukan sesuai Buku Pedoman Reparasi

Gambar 17. Pemeriksaan torsi baut oli

d. Tuangkan jumlah oli mesin yang ditentukan ke dalam lubang pengisian oli.
e. Pasang tutup pengisian oli/tangkai pengukur dan biarkan mesin berputar stasioner
selama 2-3 menit sehingga oli beredar di dalam seluruh mesin.
f. Matikan mesin dan tunggu 2-3 menit. Kemudian, periksa tinggi permukaan oli
mesin.
g. Kencangkan tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan erat untuk mencegah
masuknya bahan-bahan asing seperti air dan debu ke dalam mesin.
h. Oli bekas yang telah dikeluarkan dari mesin harus dikumpulkan, di daur-ulang,
atau dibuang dengan mengikuti garis bimbingan negara bagian atau lokal agar
tidak mengganggu lingkungan hidup.

Gambar 18. Pengisian oli mesin

5. Pemilihan Oli Mesin


1) Oli mesin yang direkomendasi
Oli mesin yang direkomendasi dicantumkan di dalam buku pedoman
reparasi dan buku pedoman pemilik. Oli ini dijamin memiliki sifat dan
kualitas yang paling sesuai bagi kendaraan. Contoh uraian dalam Buku
Pedoman Reparasi:
2) Pemilihan oli mesin yang sesuai untuk penggunaan
Jika oli yang ekuivalen dengan oli yang direkomendasi dipakai, oli harus
memenuhi semua API service classifications, JASO standards, dan SAE
viscosity grades yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi atau buku
pedoman pemilik.
Jika oli pengganti memenuhi API service classification tetapi tidak
memenuhi jenis MA atau MB yang ditentukan oleh JASO standards, oli
pengganti itu tidak sesuai untuk kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai