BAB I
MENERAPKAN CARA PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
A. Deskripsi Singkat
Mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang
berhubungan langsung secara tetap satu dengan yang lainnya seperti poros engkol, piston,
dan mekanisme katup. Pada saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara
komponen komponen mesin tersebut akan mengakibatkan hilangnya tenaga, dan bagian
bagian mesin tersebut relatif menjadi lebih cepat aus atau bahkan mengalami kerusakan.
Maka dari itu pada setiap mesin, komponen komponennya harus di lumasi agar hilangnya
tenaga dan keausan serta kerusakan dapat diminimalisir.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta didik akan dapat :
1. Menjelaskan fungsi perawatan sistem pelumasan
2. Menyebutkan fungsi komponen yang perlu dirawat.
3. Melaksanankan cara perawatan sistem pelumasan
4. Mendiagnosis kerusakan sistem pelumasan
C. Uraian Materi
1. Fungsi Sistem Pelumasan
a. Pelumasan berfungsi untuk:
1. Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
2. Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
3. Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
4. Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas
5. Pelindung permukaan komponen dari kari Karena oksidasi (penguraian mineral yg
mengandung logam oleh 02 dan menimbulkan karat yg merupakan satu bentuk
pelapukan kimia)
6. Peredam suara akibat komponen yang saling bergesekan
3. Model Pelumasan
Bagian-bagian yang bergerak dalam mesin dilumasi dengan empat macam cara yaitu
dengan cara percikan (splash), tekanan (force feed), gabungan dari percikan serta
tekanan, yang terakhir adalah pelumasan campur bahan bakar dengan pelumas (patrol
lubrication)
a. Sistem percikan
4. Minyak pelumas
Oli pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan motor. Oleh karena itu
ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:
Anti karat
Untuk melindungi motor dari karatan
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi
Oli pelumas dasar/base oil tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor. Oleh karena itu
perlu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya/kualitasnya.
Bahan tersebut antara lain :
Anti karat
Untuk melindungi motor dari kartan
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu tinggi
Karekter engine oil yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Mempunyai viscosity pada working condition yang tepat
Mempunyai performa pelumasan yang baik
Mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas dan corrosion
Tidak bergelembung
Bahan tambah atau Additive dapat digunakan jika umur kendaraan sudah lama beroperasi dan di
overhoul dan getaran motor juga sudah mulai terasa besar.
Anjuran :
Dalam penggunaan Additive sebaiknya dituang diluar bersama oli, kemudian diaduk hingga
merata kemudian dimasukkan dalam motor.
Klasifikasi Oli
Pada oli motor selalu tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar tertentu, yaitu :
Klasifikasi SAE : Viskositas (kekentalan)
Contoh : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 20W/50
Semakin tinggi indeks SAE, semakin kental oli tersebut.
Oli dengan dua batas indeks disebut “Oli Multigrade” (contoh SAE 20W/50)
Klasifikasi API : Mutu (petunjuk penggunaan)
Contoh : SA, SB, SC, SD CA, CB, CC, CD
Indeks Keterangan
SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30 Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
Digunakan pada motor yang bekerja pada temperatur tinggi
SAE 50
OLI MULTIGRADE
Dalam operasional kekentalan oli/viskositas oli tidak tetap, semakin tinggi temperatur semakin
encer oli motor.
Pada oli multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini.
Keterangan :
Pada oli multigrade viskositas oli sedikit berbeda dengan oli biasa, pada temperatur rendah oli
menjadi encer pada saat temperatur panas oli semakin kental. Sehingga dalam operasional seperti
iklim di Indonesia yang konstan, pemakaian oli multigrade tersebut tidak banyak manfaatnya.
Motor Bensin
Indeks Keterangan
SA, SB, SC, SD Tugas ringan, untuk motor daya rendah, dilapangan sulit
didapatkan
SE, SF Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
Banyak beredar dilapangan
SG, SH, SI, SJ Tugas sangat berat, untuk motor daya tinggi
Banyak beredar dilapangan
Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan
dengan tahun pembuatannya.
Motor Diesel
Indeks Keterangan
Keterangan :
Klasifikasi tersebut diatas bisa juga tidak berdasarkan tugas-tugasnya, melainkan dengan tahun
pembuatannya.
Informasi :
Pada kondisi lapangan klasifikasi mutu/API, terdapat satu klasifikasi atau dua klasifikasi.
Contoh : SF, CC – SE, SF – CD, SG – CE, dsb.
Untuk dua klasifikasi maka oli tersebut dapat digunakan untuk motor Bensin dan Diesel
Tinggi oli harus berada diantara tanda/lubang Max (ketinggian penuh) dan tanda/lubang
Min (ketinggian rendah).
Pada level di stik oli msin bisa dibaca tiga kondisi yaitu:
1.Rendah (LOW) atau dibawah LOW atau ada yang tertulis dengan huruf L
2.Normal artinya level oli berada diantara LOW dan Full
3.Terlalu banyak atau diatas Full
Jika tinggi oli rendah, tambahkan oli yang disarankan untuk memenuhi lubang ketinggian
(Max)
Kualitas oli :
Oli mobil harus terlihat bersih dan halus. Jika Oli terlihat
Berkurang,Kotor,Kasar,Hitam,dan Encer dan mengandung serpihan logam (GRAM),maka
Oli Tersebut perlu diganti.
1. Gunakan fuller gauge untuk mengukur celah ujung rotor. Untuk jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini!
2. Batas servis untuk pemeriksaan mobil Toyota adalah 0,20mm
3. Bila hasil pengukuran melebihi 0,20 mm berarti rotor sudah aus.
4. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah mengganti kedua rotor tersebut
1. Gunakan mistar baja, dan letakan di bagian atas rotor serta menyentuh bodi pompa oli.
Perhatikan gambar untuk lebih jelas!
2. Ukur celah sisi rotor dengan mistar baja, menggunakan fuller gauge.
3. Batas servis celah sisi rotor adalah 0, 15 mm
4. Jika celah sisi rotor sudah melebih 0,15 mm, maka gantilah rotor atau ganti pompa oli
secara 1 unit utuh.
1. Seal oli atau gasket mesin bocor. Jika seal oli atau gasket mesin bocor, ganti seal tersebut.
1. Minyak pelumas jarang diganti. Gantilah pelumas secara rutin dan berkala.
2. Mutu atau kualitas minyak pelumas rendah. Gantilah minyak pelumas sesuai standard
anjuran produk.
1. Pompa oli tidak bekerja dengan baik. Jika pompa oli tidak bekerja denga baik, maka
perbaiki pompa oli tersebut dan bila gantilah dengan yang baru.
2. Gigi-gigi penggerak oli rusak / aus. Jika gigi-gigi penggerak oli rusak / aus maka harus
diganti dengan yang baru.
3. Saluran oli tersumbat kotoran. Saringan oli tersumbat karena adanya kotoran, bersihkan
saringan tersebut dari kotoran yang menempel bila perlu diganti
Suara kegaduhan pada pengangkat katup dan bantalan juga merupakan tanda-tanda tekanan oli
yang rendah. Penyebab terjadinya tekanan oli yang rendah antara lain:
a. Pegas penekan katup pada filter lemah atau patah.
b. Pompa oli rusak.
c. Saluran oli pecah atau retak.
d. Saluran oli sebelum unit saklar tekanan terhalang atau tersumbat.
e. Oli yang tidak tepat atau terlalu encer
f. Bantalan mesin aus.
g. Kebocoran pada filter oli
Cara mengatasi gangguan tekanan oli yang rendah tersebut antara lain:
a. Ganti pegas katup filter.
Untuk mengatasi gangguan oli yang terlalu tinggi, lakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Longgarkan katup tekanan oli.
b. Ganti pegas katup oli.
c. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
d. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi
D. Rangkuman
1. Pelumasan berfungsi untuk:
a.Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
b.Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
c.Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
d.Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas
e.Pelindung permukaan komponen dari kari Karena oksidasi (penguraian mineral yg
mengandung logam oleh 02 dan menimbulkan karat yg merupakan satu bentuk
pelapukan kimia)
2. Komponen sistem pelumasan
a. Karter, sebagai tempat persediaan minyak pelumas
b. Saringan kasar, mencegah pompa dari kotoran kasar
c. Pompa oli, menghisap dan menekan oli ke pemakai
d. Katup pelepas, mencegah kelebihan tekanan oli
e. Saringan, untuk menyaring oli sebelum pemakai
f. Katup by pass, untuk menjamin pelumasan sewaktu saringan halus tersumbat
g. Sakelar tekanan, untuk mengaktifkan lampu kontrol, jika tekanan olikurang
3. Model pelumasan
a. Sistem percikan
b. Sistem tekanan
c. Sistem kombinasi
A. Deskripsi Singkat
Sebagaimana fungsi dari sistem pelumasan adalah untuk melumasi komponen
supaya hilangnya tenaga dan keausan dapat diminimalisir maka seluruh komponen sistem
pelumasan perlu dirawat agar kinerja mesin tetap optimal. Seluruh komponen sistem
pelumasan perlu diperhatikan masa pakai dan kondisnya, maka setiap komponen perlu
dirawat secara berkala sesuai buku petunjuk service.
Perlu perhatian bagi pengguna mesin penggerak untuk secara periodik mengontrol
keberadaan minyak pelumas dengan menambahkan bila kurang dan mengganti dengan
pelumas yang baru bila sudah kotor atau usang
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta didik akan dapat :
1. Melaksanakan perawatan berkala sistem pelumasan.
2. Mengontrol hasil perawatan sistem pelumasan
C. Materi
1. Perawatan berkala sistem pelumasan
Pemeriksaan kuantitas dan kualitas minyak pelumas
a. Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
b. Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).