Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerakan relatif dua buah benda yang saling bersentuhan akan
menimbulkan gesekan antar kedua benda. Gesekan yang terjadi pada motor
bakar, misalnya antara poros dan bantalan, antara (cincin) torak dan dinding
silinder, antara roda gigi, dan masih banyak lagi.Untuk mengatasi gesekan
pada motor bakar ,maka gesekan tersebut perlu dibatasi agar daya mesin tidak
banyak yang hilang pada bantalan, roda gigi dan sebagainya.
Besarnya gesekan dapat dikurangi dengan menggunakan pelumas yang
fungsinya memisahkan dua permukaan bersentuhan. Akan tetapi, didalam
kenyataanya tidak ada gerakan tanpa gesekan karena tidaklah mudah untuk
memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada
permukaan yang dilumasi , karena adanya tegangan geser pada pelumas
sendiri.Permasalahan mengenai penggunaan pelumas dalam motor bakar
secara khusus dibahas dalam makalah ini.
1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Apa itu gesekan dan pelumasan mesin ?
b. Apa saja tujuan dari pelumasan ?
c. Apa saja jenis-jenis pelumasan pada mesin ?
d. Apa saja komponen-komponen yang berkaitan dengan sistem
pelumasan?
e. Apakah fungsi dari Oli pelumas ?
f. Bagaiana syarat sebuah oli dijadikan sebuah pelumas?
g. Apa saja zat Aditif yang umumnya digunakan dalam oli pelumas?
h. Bagaimana sistem penyaringan pada sistem pelumasan?
i. Bagaimana cara menentukan jenis pelumas yang digunakan ?

1
1.3Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Menjelaskan mengenai gesekan pada mesin dan peran pelumas dalam
mengatasi gesekan.
b. Mengetahui tujuan pelumasan pada mesin.
c. Mengetahui jenis-jenis pelumasan pada mesin.
d. Mengetahui komponen-komponen yang berkaitan dengan sistem
pelumasan mesin.
e. Mengetahui fungsi oli pelumas.
f. Mengetahui syarat sebuah oli dijadikan pelumas.
g. Mengetahui zat aditif apa saja yang umumnya dipakai dalam oli
pelumas.
h. Mengetahui mengenai sistem peyaringan pada pelumasan.
i. Mengetahui cara menentukan jenis pelumas yang digunakan.

2
BAB II

ISI

2.1 Gesekan dan Pelumasan Mesin


Gesekan adalah alasan utama mengapa pelumasan diperlukan pada mesin
kendaraan. Gambar berikut adalah dua permukaan logam yang diperbesar.
Catatan : Kenyataannya bahwa kedua permukaan tersebut adalah kasar.
Pada saat kedua permukaan tersebut bergesekan, ujung-ujung tonjolan akan
beradu dan menyebabkan panas dan keausan. Gambar ini menunjukkan apa
itu gesekan :

Gambar 1. Permukaan Logam yang Kasar

Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak diantara dua bidang
permukaan yang bergesekan, lapisan tersebut akan memberikan jarak kepada
kedua permukaan sehingga kedua permukaan tersebut tidak saling
bersentuhan. Gesekan didefinisikan sebagai perlawanan terhadap gerakan
antara dua benda yang bersinggungan satu sama lain. Setiap kali ada dua
benda bergerak terjadi gesekan. Besarnya gesekan tergantung pada komposisi
bagian-bagian, kehalusan permukaan, besarnya gerakan dan besarnya

3
tekanan yang menggerakkan keduanya. Catat bahwa pada pembakaran
tekanan bantalan poros kadang-kadang sebesar 1.000 pound atau 450 kg.
Perlu diperhatikan bahwa setiap gesekan mengakibatkan keausan. Selain itu
gesekan juga menimbulkan panas. Sebagaimana dua buah ranting yang jika
saling digesekkan akan menimbulkan nyala api, dua komponen yang bergerak
dapat menimbulkan panas yang sangat besar, kadang- kadang dapat
mengakibatkan bantalan poros menjadi meleleh. Ada dua macam gesekan.
Jenis pertama yang disebut pada paragraf pertama bab ini disebut sebagai
gesekan kering, karena tidak ada bahan yang berada di antara kedua benda
bergerak. Jenis yang ada pada otomotif adalah gesekan basah. Gesekan basah
terjadi di antara dua benda bergerak yang permukaanya telah dilapisi dengan
suatu bahan. Pada otomotif, bahan tersebut adalah minyak pelumas.
Mengapa diperlukan pelumasan pada mesin? Jika anda memperhatikan
komponen saat ini yang diproduksi dengan presisi oleh pabrik dengan
teknologi tinggi, - tersebut tampak sangat halus dan tanpa cacat. Tetapi jika
kita lihat dengan mikroskop, permukaan yang paling mulus ternyata
mempunyai bagian- bagian bergerigi dan ujung-ujung yang mempunyai
bentuk tidak beraturan. Jika dua bagian bergerak, yang memiliki permukaan-
permukaan tidak rata tersebut, saling bertemu satu sama lain, maka akan
menjadi panas dan memuai. Saat pergerakan berlanjut bagian yang panas
menggores logam dan saling menggerus. Kadang-kadang bagian tersebut
menjadi tersangkut dan tidak bisa bergerak. menjadi macet. Gaya yang
menyebabkan bagian bergerak bertemu satu sama lain dan menjadi panas,
memuai serta aus disebut dengan gesekan. pelumas, arus fluida pendingin ,
dan sebagainya).

4
Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kendaraan
2.2 Tujuan Pelumasan Mesin
Pelumasan yang dilakukan pada mesin bertujuan untuk:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.
4. Melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. 
2.3 Jenis Sistem Pelumasan Mesin
Sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
1. Sistem percik (circulating splash system)
Dalam sistem ini pompa oli mensuplai oli ke panci perecik (splash
pan) yang terletak di bawah poros engkol. Pada saat batang torak berputar
sendok (scoop) pada ujung batang terbenam ke dalam laluan panci
perecik untuk mengambil oli.

Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di


sekitarnya. Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan
dengan gaya beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli. Bagian atas

5
silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari
percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang
piston. Sistem percik harus memiliki :
• batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli
• oli yang sesuai untuk percikan yang baik

2. Kombinasi percik dan tekan (internal force feed and splash system)
Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran (galeri)
utama dalam blok mesin. Dari galeri utama oli ditekan melalui saluran-
saluran ke bantalan-bantalan utama (main bearings), bantalan batang
piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft
bearings), poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan
unit pengindera (oil sending unit). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan
menghasilkan kabut yang melumasi dinsing silinder atas, piston dan pena
piston.
3. Sistem tekanan penuh (full internal force feed system)
Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Oli tidak
saja ditekan saja ke crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending
unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa ke bantalan pena piston.
Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak
piston. Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari
bantalan pena piston atau bantalan batang penggerak piston.

6
4. Sistem campur (mixing system)
Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda
motor 2 langkah jenis scooter. Oli pelumas mesin dicampur bersama
bensin di dalam tangki bensin.
2.4 Komponen Sistem Pelumasan Mesin
Berikut adalah komponen-komponen dalam sistem pelumsan mesin;
1. Karter atau Panci
Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk
menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine.

2. Penutup Oli
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang
yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.

7
3. Tongkat Kedalaman
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan
mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan
benar.

4. Pompa Oli
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen
engine untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang
bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

8
5. Katup Pembebas Tekanan Oli
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang
berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli
pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen
sistem pelumasan.

6. Saringan Oli
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-
partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan
kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli
tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan
buntu/ penuh klotoran.

9
7. Pipa Oli
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju
engine.

8. Indikator Tekanan Oli


Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan
jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk
kerja engine yang efektif.

10
9. Pendingin Oli
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli

pelumas dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara


yang dilewatkan pada inti pendingin.

10. Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)


Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation
(PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh
pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini
dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena
kebocoran perapat oli pada silinder.

11
2.5 Fungsi Minyak Pelumas
Sebagai pelumas oli mempunyai beberapa fungsi , yaitu;
1. Cairan pelumas yang membentuk minyak film  untuk melapisi
komponen-komponen logam  yang bergerak dan bergesekan sehingga
dapat mencegah keausan.
2. Pendingin pada komponen-komponen yang bergerak dan menghasilkan
panas dari gesekan dua benda tersebut.
3. Pembersih Kotoran yang dihasilkan dari  gesekan komponen-komponen
logam.
4. Perapat yaitu dengan menghasilkan sebuah seal (penyekat) sehingga dapat
mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) antara piston dan
dinding silinder.
5. Pencegah karat pada komponen-komponen logam.
2.6 Syarat Oli Pelumas
Syarat sebuah oli dapat dijadikan sebagai sebuah pelumas adalah sebagai
berikut;
• Daya lekatnya baik
• Titik nyalanya tinggi
• Tidak mudah menguap
• Titik beku rendah

12
• Mudah memindahkan panas

Kekentalan oli ditandai dengan SAE (The Society of Automotive


Engineers). Semakin besar angka SAE -nya berarti semakin kental. Oli SAE
40 lebih kental dari pada oli SAE 20. Kekentalan oli tersebut makin lama
makin berkurang sehingga daya lumasnya pun menurun. Panas dan proses
pembakaran sangat berpengaruh terhadap kualitas oli. Sisa pembakaran
seperti H2O yang mengembun masuk ke dalam bak oli dan bereaksi
akhirnya menghasilkan lumpur yang merusak kualitas oli. Di samping itu
karbon yang tidak terbakar akan bercampur dengan oli dan mengendap
menjadi kerak.

2.7 Zat Aditif pada Minyak Pelumas

Type aditif Kegunaannya Type aditif Kegunaannya

1. Mencegah terjadinya oxidasi pada


1. Anti Oxidant
molekul pelumas

2. Menjaga permukaan metal bebas dari


2. Detergent
kotoran dan menetralisir asam
3. Mengendalikan kotoran/contaminant
3. Dispersant agar terdispersi secara merata dalam
pelumas
4. Mencegah terjadinya korosi/karat pada
4. Anti karat/anti korosi bagian metal yang berhubungan dengan
pelumas
5. Mencegah gesekan & keausan bagian
5. Anti wear/extreme pressure
dalam kondisi beban berat

6. Menekan titik beku pelumas agar


6. Pour point depressant
mudah mengalir pada suhu rendah

7. Friction medifier 7. Meningkatkan kelicinan dari film pelumas

8. Mencegah pelumas dari terbentuknya


8. Anti foam
busa

9. Mengandung efek katalis dari partikel


9. Metal deactivator
keausan dalam mencegah akselerasi

13
proses oksidasi pelumas.

2.8 Sistem Penyaringan Minyak Pelumas


Lima kondisi umum yang menyebabkan oli pelumas menjadi kotor :
• Kotoran karbon dari pembakaran .
• Debu dan kotoran yang terbawa masuk oleh udara atau bahan bakar.
• Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan ,yang
bercampur dengan oli.
• Gas pembakaran yang bocor melalui ring piston ke dalam ruang engkol
(blow by).
• Kondensasi / pengembunan air dari udara.

Dengan kondisi tersebut, maka setiap kendaraan mempunyai suatu sistem


penyaringan minyak pelumas dari salah satu
cara di bawah ini :

1. Sistem penyaringan oli aliran penuh (Full


filtration system)
Minyak pelumas setelah dipompa
kemudian disaring lewat filter oli. Minyak
pelumas mengalir melalui filter dan
kemudian mengalir untuk melumasi
komponen . Ini yang disebut sistem
penyaringan aliran penuh (full-flow
filtering system). Tidak ada minyak pelumas yang mengalir pada
bagian yang dilumasi tanpa terlebih dahulu disaring. Hal ini untuk
menjamin tidak adanya partikel kecil kotoran atau logam terbawa dalam

14
minyak pelumas menuju bagian komponen . Elemen filter dan
wadahnya dibuat menjadi satu unit dengan sekat yang terpasang pada
titik rakitan filter menyentuh blok. Rakitan filter terpasang langsung
pada tabung galeri utama minyak pelumas untuk mencegah kebocoran
minyak pelumas dari luar maupun kebocoran yang terjadi akibat
tekanan. Minyak pelumas dari pompa mengalir menuju filter pada
bagian luar elemen dan menembus elemen menuju pusat filter kemudian
menuju galeri utama selanjutnya ke bantalan-bantalan.
Sistem penyaringan minyak pelumas aliran penuh mempunyai
sebuah kekurangan. Filter yang tidak diganti pada waktunya akan
menjadi tersumbat. Elemen yang tersumbat akan mengakibatkan
terhambatnya aliran minyak pelumas menuju bantalan poros sehingga
bisa menimbulkan kerusakan. Untuk mengatasi kekurangan ini
kebanyakan filter minyak pelumas memiliki katup by-pass. Jika elemen
tersumbat, tekanan minyak pelumas akan mengakibatkan katup
membuka dan minyak pelumas mengalir tanpa melalui penyaringan dan
melumasi mesin. Pada keadaan seperti ini minyak pelumas yang tanpa
disaring masih lebih baik daripada tidak ada minyak pelumas sama
sekali. Penggantian filter akan menjadikan sistem bekerja kembali
secara normal.
2. Sistem penyaringan oli by pass (Bypas filtration system)
Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh
(full flow) dan penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran
penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau
cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk
menyaring semua kotoran / partikel sebelum menggores bantalan dan
bagian-bagian penggerak lainnya. Sementara sistem penyaringan tipe
by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang pada
sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli.
Sebuah pembatas pada bagian dalam panci oli dipasang sehingga kira-
kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa akan tersaring.

15
2.9 Menentukan Jenis Pelumas
Minyak pelumas mempunyai banyak jenis dan grade yang berbeda-beda,
karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih jenis pelumas yang akan
digunakan pada kebutuhan dan kodisi yang berbeda.
Menggunakan indeks oli atau tabel pelumas adalah penting pada saat kita
memilih pelumas yang sesuai.
Pada saat kita menggunakan indek oli atau daftar pelumas kita akan
temukan beberapa hal seperti :
• Penggunaan oli yang berbeda untuk bensin, diesel, dengan turbo,
kendaraan baru dan kendaraan lama.
• Perbedaan oli transmisi untuk kendaraan ringan dan berat.
• Bebera oli transmisi dapat digunakan untuk oli gardan tetapi bukan gardan
jenis anti selip (LSD : Limited Slip Differential) yang diperlukan oli khusus.
Hal tersebut di atas penting sebagai petunjuk penggunaan untuk memilih
jenis pelumas yang cocok untuk kendaraan atau unit yang sedang
dikerjakan. Jika tidak menggunakan daftar yang benar, akan menyebabkan
kesalahan mengunakan minyak pelumas yang akan berakibat merusak
komponen.
Salah satu contoh Tabel Pelumas Produk Castrol

TIPE PELUMAS TIPE PELUMAS


GTX 2 MESIN DIESEL, BENSIN, LPG.
XL 20W - 50 Oli mesin dan transmisi dimana 20

16
atau 30 oli motor disetujui
EPX 80W - 90 Oli gardan dan transmisi manual.
L5 X 90 Oli gardan anti selip (LSD).
Oli untuk transmisi otomatik dan
TQ DEXTRON II
power steering
Oli untuk shock absorber pada sepeda
FORK OIL (5,10,15&20)
motor.
SUPER II Oli menis 2 tak
Grease untuk bearing roda yang
APX GREASE
menggunakan rem piringan.
LMM GREASE Grease untuk ball joint
Cairan untuk sistem rem tromol dan
ULTRA STOP BRAKE FLUID
piringan
Oli untuk engsel pintu dan kunci.
HANMDY OIL Kunci kap mesin (pin bonet) dan boot
catches.
Cairan untuk sistem pendinginan
ANTI FREEZE ANTI BOIL
otomotif.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak diantara dua
bidang permukaan yang bergesekan, lapisan tersebut akan memberikan
jarak kepada kedua permukaan sehingga kedua permukaan tersebut tidak
saling bersentuhan.
2. Pelumasan bertujuan untuk Menyerap dan memindahkan panas,Sebagai
penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran, Sebagai bantalan untuk meredam suara
berisik dari bagian-bagian yang bergerak, Melenyapkan gesekan, keausan
dan kehilangan daya. 
3. Sistem Pelumasan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:sistem
percik ,sistem Kombinasi tekan dan percik, sistem tekanan penuh , dan
sistem campur.
4. Komponen yang menjadi bagian sistem pelumasan yaitu :Karter atau
panci oli, penutup oli, tongkat kedalaman ,pompa oli, katup pembebas
tekanan oli, saringan oli, pipa oli, indikator tekanan oli, pendingin oli,
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)
5. Syarat sebuah oli dapat dijadikan sebagai sebuah pelumas adalah sebagai
berikut ;daya lekatnya baik, titik nyalanya tinggi, tidak mudah menguap,
titik beku rendah, mudah memindahkan panas.
6. Minyak pelumas mempunyai banyak jenis dan grade yang berbeda-beda,
karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih jenis pelumas yang akan
digunakan pada kebutuhan dan kodisi yang berbeda.
7. Menggunakan indeks oli atau tabel pelumas adalah penting pada saat kita
memilih pelumas yang sesuai.

18

Anda mungkin juga menyukai