Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN

MOTOR BAKAR TORAK


Pengampu: Bambang Yunianto, MSc.

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Muhammad Fajrur Rochmat (21050115120016)

Sabilly Rasyad (21050115120017)

Monica Pranita Hendraswari (21050115120018)

Bagas Bayu Bharata (21050115120019)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
SISTEM PELUMASAN DAN SISTEM PENDINGINAN

I. SISTEM PELUMASAN
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif.
Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan
pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-
mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai
akibat ledakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan
mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari
pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor dari
ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.

Gambar 1. Sistem pelumasan pada mesin mobil

1.1 Fungsi Pelumasan


Berikut adalah fungsi pelumasan, antara lain:
a. Cairan pelumas yang membentuk minyak film untuk melapisi komponen-komponen
logam yang bergerak dan bergesekan sehingga dapat mencegah keausan.
b. Pendingin pada komponen-komponen yang bergerak dan menghasilkan panas dari
gesekan dua benda tersebut.
c. Pembersih Kotoran yang dihasilkan dari gesekan komponen-komponen logam.
d. Perapat yaitu dengan menghasilkan sebuah seal (penyekat) sehingga dapat mencegah
terjadinya kebocoran gas (blow by gas) antara piston dan dinding silinder.
e. Pencegah karat pada komponen-komponen logam.

1.2 Komponen-komponen sistem pelumasan


a. Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan
bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.

Gambar 2. Oil Pressure Switch


b. Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan
memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.

Gambar 3. Oil Pump


c. Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai
tekanan yang berlebihan.
d. Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk
memisahkan partikel yang besar dari oli.
e. Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin
yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.

Gambar 4. Oil Filter


f. Oil Pan
Oil Pan adalah tempat penampung minyak pelumas yang akan disirkulasikan oleh
pompa oli.

Gambar 5. Oil Pan

1.3 Prinsip Kerja Pelumasan

Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli melakukan hisapan oli
dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang terhisap kemudian ditekan melalui
sistem pengatur tekanan dan melalui filter oli kemudian oli melumasi komponen-komponen
mesin dan kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi
pelumasan terjadi terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.
Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki
tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah
dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini
dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar
atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik
ke pompa oli atau saluran oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan
kerusakan /gangguan tekanan oli :
a. Lampu peringatan
b. Pengukur tekana oli
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik
dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk
kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan
penggantian oli.
Suatu pendistribusian oli adalah rangkaian seri yang berhubungan dengan saluran oli
utama yang sercara langsung mengalirkan oli ke berbagai bagian mesin yang memiliki
kegunaan sebagai penyuplai pelumas dan pendinginan.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk
memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan
akibat gesekan. Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan
untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan. Sebuah saringan oli
dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang
dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli
tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh kotoran.
Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan
campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar
dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak
engine. Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang
diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas. Beberapa engine menggunakan sistem
pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang
terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian
mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh saluran
serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi
komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana
sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki
oli untuk disirkulasikan ulang.
Pada Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput,
menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan
ujung besar batang torak terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling
bagian-bagian setengah bagian bawah engine. kop kecil terkadang dipasangkan pada ujung
besar batang torak untuk membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine
meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.

1.4 Macam - macam sistem pelumasan


Sebagai salah satu cara untuk menjaga komponen mesin dari kerusakan, sistem
pelumasan pasti memiliki beberapa jenis tersendiri tergantung dari kebutuhan mesin yang
akan diberikan perlakuan pelumasan itu sendiri dan macam – macam dari pelumasan itu
sendiri adalah :
A. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian
bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan
memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi
yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah
lebih sempit. Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan
gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas
untuk melumasi dinding silinder.

Gambar 6. Pelumasan Jenis percik ( splash type)


Cara kerja :

Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok
membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi
dinding silinder.

B. Jenis tekanan ( pressure feed type )


Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk
mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik
mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
a. model roda gigi ( gear type )
b. model trocoid

Gambar 7. Pelumasan Jenis tekanan ( pressure feed type )

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang
dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk
melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada
jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem
pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan
teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter
kembali.
C. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe
2.

Gambar 8. Sistem Pelumasan Jenis kombinasi.

Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang
diperlukan untuk pelumasan engine. Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan
sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.Tongkat kedalaman
merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan
jumlah oli engine dengan benar. Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-
komponen engine untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak
sehingga mecegah keausan akibat gesekan. Katup pembebas tekanan oli memungkinkan
takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli
pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk
oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang
memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan
buntu/ penuh klotoran. Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju
engine. Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli
pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan
memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk
membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk
keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan
karena kebocoran perapat oli pada silinder.

Gambar 9. Positive Crankcase Valve (PCV).


1.5 Sifat yang Harus Dimiliki Pelumas
Berikut adalah sifat yang harus dimiliki oleh pelumas, antara lain:
a. Appearance
Penampilan pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan :
1. clear : Pelumas terlihat jernih.
2. hazy : Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut.
3. dark : Appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya kandungan
produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
b. Spesific Grafity (SG)
Yaitu perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada
suhu tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
c. Warna (color)
Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat fisiknya
secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.
d. Viscosity/ kekentalan
Besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat
kekentalan merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya,
sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang
bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:
1. Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).
2. Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.
3. Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F.
4. Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.
5. Nomor SAE
e. Viscocity Index (VI)
Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan
temperature tertentu. Standar temperatur pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F. Pada
umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi tidak banyak
mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature. Nilai viscosity index ini
dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
2. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
3. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40
f. Pour Point (titik tuang)
Menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah
berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas tersebut.
g. Flash Point (titik nyala)
Merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh
adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety
precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui titik
nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik nyala
mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
h. Total Base Number (TBN)
Besarnya angka kebasaan pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut
mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas
bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk
menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran.
Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak
pakai.
i. Total Acid Number (TAN)
Besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau
karena pengaruh adanya air/uap air.
j. Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada suatu tes
khusus
k. Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi)
Sifat yang diperlukan pada pelumas untuk melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara
bila ada kontak dengan pelumas akan menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk
asam, pelumas menjadi kental dan akhirnya membentuk lumpur korosif.

l. Sifat detergency dan dispersancy


 Sifat detergency: Untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-bagian dari
mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi penyumbatan.
 Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh minyak
pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat menjadi semacam
lumpur (sludge).

1.6 Lima kondisi yang menyebabkan oli pelumas menjadi kotor :


Berikut adalah penyebab kondisi oli pelumas menjadi kotor, sebagai berikut:
1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.
2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi
bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston
kedalam ruang engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine
II. SISTEM PENDINGINAN

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam
(maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan
mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi
sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian
terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas hasil
pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian
kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi,
tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah
lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin mengakibatkan mesin
dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan
desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang
tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang
sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem
pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan
ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida sebagai perantara
disebut pendinginan air.

A. Pendinginan udara

Gambar 10. Silinder mesin dengan sirip pendingin


Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin dengan sistem
pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin terdapat sirip pendingin. Sirip
pendingin ini untuk memperluas bidang singgung antara mesin dengan udara sehingga
pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas
eletkris atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin, sebagian yang lain
tanpa menggunakan kipas.
Kelebihan
 Desain mesin lebih ringkas.
 Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe pendinginan air.
 Mudah perawatannya.

Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan di daerah dingin atau
panas terutama mesin berkapasitas besar.
Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar sepeda motor, mobil
tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru. Hampir semua mesin dengan kapasitas kecil
menggunakan tipe ini, seperti mesin pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin
pemotong kayu (chain saw) dan sebagainya.

B. Pendinginan air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas ke udara.
Kendaraaan akan mengalami panas akibat dari pembakaran bahan bakar. Walaupun sebagian
efisiensi panas itu dimanfaatkan kembali oleh mesin. Mesin akan mengalami panas yang
tinggi atau yang disebut over heating bila panas mesin tidak dikurangi.
Sistem pendinginan dirancang untuk menjaga efisiensi panas itu. Umumnya mesin
didinginkan oleh sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air. Mesin mobil
kebanyakan menggunakan sistem pendinginan air.

Cara Kerja Sistem Pendinginan Air


Proses pendinginan adalah proses berpindahnya energi panas atau kalor dari zat yang
bertemperatur lebih tinggi ke zat lain yang bertemperatur lebih rendah. Cara kerja sistem
pendinginan air pada mesin dapat dijelaskan pada saat mesin sudah hidup, mulai dari kondisi
temperatur mesin masih dingin atau bertemperatur udara luar atmosfir, kemudian diharapkan
mesin cepat panas atau cepat mencapai temperatur kerja yang diinginkan (80°C s.d 1000 C)
dan selanjutnya mempertahankan temperatur kerja mesin tersebut, jangan sampai temperatur
mesin dibawah batas tersebut dan juga jangan sampai temperatur mesin diatas batas atas
tersebut diatas (overheating).

Gambar 11. Sistem Pendinginan Air pada Mesin

Sistem pendinginan air lebih rumit, tetapi mempunyai banyak keuntungan , Karena
ruang bakar diselimuti oleh air yang berada di water jacket maka selain mendinginkan juga
berfungsi sebagai peredam bunyi. Kontruksi sistem pendinginan dilengkapi oleh water jacket,
thermostat, radiator, kipas radiator, pompa air dan komponen – komponen lain
pendukungnya.

Komponen – Komponen Sistem Pendinginan dan Fungsinya:

1. Water Jacket

Gambar 12. Water Jacket


Jika mesin dibelah maka akan terlihat ada ruang-ruangan seperti saluran air yang
menyelimuti ruang bakardan komponen di sekitarnaya. Saluran itu adalah tempat
bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin.

2. Thermostat

Gambar 13. Thermostat

Thermostat seperti katup otomatis yang mengatur masuk atau tidaknya air pendingin
masuk ke radiator. Cara kerjanya jika air pendingin yang berada di water jacket masih dingin
maka thermostat tidak akan membuka saluran ke radiator karena uap yang dari panasnya tidak
mempu untuk membuka katup thermostat maka air pendingin itu akan kembali untuk
bersirkulasi di dalam mesin melalui saluran by pass. Thermostat akan membuka kira-kira
ketika temperatur air pendingin antar 80 – 900C (176 – 1940F). Termostat yang digunakan
pada sistem pendinginan kebanyakan adalah jenis wax thermostat/termostat lilin (gambar 2).
Kerja termostat mengikuti temperatur air pendingin, ketika air masih dibawah temperatur
kerja, lilin belum meleleh dengan cukup sehingga termostat menutup, dan ketika air mulai
mencapai temperatur kerja, lilin semakin mencair dan mampu melawan pegas yang ada
sehingga termostat mulai membuka dan akan semakin membuka penuh bersamaan dengan
naiknya temperatur kerja mesin. Jadi, air pendingin semakin panas, termostat semakin
terbuka, maka air yang didinginkan radiator semakin banyak. Demikian juga sebaliknya jika
air pendingin semakin turum temperaturnya, termostat semakin tertutup, maka air yang
didinginkan radiator semakin sedikit.
3. Radiator
Ketika Thermostat membuka karena temperatur air pendinginnya telah panas maka air
pendingin itu harus segera didinginkan. Komponen nya adalah radiator. Bagian-bagian
radiator adalah ada reservoir(tangki cadangan), tutup radiator, radiator bagian atas,inti
radiator, dan radiator bagian bawah. Reservoir (tangki cadangan) berfungsi sebagai tangki
cadangan bila air pada radiator berlebihan. Inti tadiator terdiri dari sirip-sirip tempat saluran
air pendingin yang nantinya akan dipercepat pendinginan nya oleh kipas radiator. Jika air
pendingin telah didinginkan oleh inti radiator dibantu dengan kipas radiator maka ai
pendingin itu akan masuk ke radiator bagian bawah yang nantinya akan masuk ke mesin
untuk bersirkulasi di dalam mesin di water jacket. Air pendingin masuk ke radiator ataupun
keluar dari radiator menuju mesin di hubungkan oleh selang radiator yang tahan panas. Tutup
radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air didalam sistem pendinginan. Pada temperatur
kerja, air sistem pendinginan bertekanan 80-120 kPa (0,8-1,2 bar). Dengan tekanan air
melebihi tekanan atmosfir tersebut, maka titik didih air pendingin dapat naik mencapai 120
derajat Celcius, maka sistem pendinginan menjadi lebih aman, karena air tidak cepat
mendidih.

Gambar 14. Radiator

4. Kipas Radiator dan Pompa Air

Gambar 15. Kipas Radiator dan Pompa Air


Berfungsi untuk mempecepat proses pendinginan air pendingin yang telah panas.
Kipas radiator ada yang digerakkan secara mekanik oleh poros engkol dan ada pula yang
digerakkan oleh motor listrik yang menempel di kipas radiator itu.Sedangkan untuk
mempercepat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin maka pompa air lah yang
mempercepat sirkulasinya.

C. Pendinginan Oli
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin pada dasarnya memiliki fungsi
sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan.
Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Untuk fungsi pendingin, oli cukup
penting perannya dalam sebuah mesin, Oli bertanggung jawab besar terhadap suhu mesin.
Radiator hanya bertanggung jawab untuk pendinginan bagian atas mesin, sedangkan sisanya
(crankshaft, camshaft, timing gears, piston, baut, dan masih banyak lagi komponen mesin
yang kritis didinginkan oleh oli).
Panas pada mesin dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar dan gesekan antara
komponen mesin. Ketika oli melewati bagian komponen mesin yang panas, panas dialihkan
ke oli. Karena oli menjadi panas, maka oli tersebut perlu didinginkan, bisanya oli tersebut
didinginkan menggunakan air tawar.
Proses penukaran panas ini terjadi di suatu alat yang dinamakan Heat Exchanger,
dimana fluida yang di dinginkan adalah oli, sedangkan fluida yang mendinginkan adalah air
tawar. Untuk peletakan Heat Exchanger pada mesin tertentu di letakkan jadi satu dengan
mesin, namun ada juga yang terpisah dengan mesin sehingga memerlukan sistem perpipaan
yang lebih banyak. Heat Exchanger secara umum terdapat 2 tipe, yaitu tipe shell & tube (U-
tube) dan tipe plate, namun sekarang tipe plate lebih cenderung di minati ketimbang tipe tube
karena dari segi perawatannya, tipe plate lebih mudah untuk di bersihkan.
Gambar 16. Sistem Pendinginan Oli

Sistem pendinginan oli sangat diperlukan dalam mendinginkan oli mesin, jika sistem
pendinginan oli ini gagal atau rusak, maka oli akan menjadi over heat, yang akan
menyebabkan oli menjadi sangat encer dan tidak akan dapat melakukan fungsinya dengan
baik terhadap komponen dalam mesin, dan tentu saja akan sangat membahayakan mesin itu
sendiri.
Keuntungan dari menggunakan oil cooler perawatan relatif lebih mudah, cukup
mengganti filter oli tepat waktu dan selalu gunakan oli minimal sesuai dengan spesifikasi
pabrikan. Umur dari sistem pendingin oli juga bisa dikatakan lebih awet, karena jarang sekali
terkena sentuhan. Hanya saja sistem pendingin oli rata-rata berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan radiator, dan umumnya tidak diberikan ekstra fan pada oil cooler
tersebut. Hal tersebut dapat mengakibatkan panas berlebih pula pada saat mengalami
kemacetan yang sangat parah karena oil cooler membutuhkan sirkulasi udara yang bagus.
Umumnya orang – orang sering menambahkan ekstra fan pada oil coolernya agar sirkulasi
udara tetap bagus.

Untuk mesin – mesin sekarang sudah dilengkapi dengan safety device, sehingga jika
oli menjadi sangat panas dan melebihi batas yang di ijinkan, maka mesin akan mati dengan
sendirinya, dan pada layar monitoring akan muncul alaram kalau oli mesin terlalu panas.

Anda mungkin juga menyukai