Anda di halaman 1dari 47

Sistem Pelumasan Motor Diesel Dan

Komponen Pendukungnya

Sistem Pelumasan Motor Diesel Dan Komponen Pendukungnya – istem pelumasan


merupakan salah satu sistem utama pada mesin, yaitu suatu rangkaian alat-alat mulai dari tempat
penyimpanan minyak pelumas, pompa oli (oil pump), pipa-pipa saluran minyak, dan pengaturan
tekanan minyak pelumas agar sampai kepada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

Sebagian besar mekanik engine yang bergerak memerlukan pelumasan, hal ini dimaksudkan agar
komponen – komponen engine tidak cepat aus dan kinerja engine tetap terjaga, melancarkan
komponen – komponen mesin yang bergerak atau berputar, dan mengurangi panas yang timbul.
Adapun komponen sistem pelumasan meliputi: Saringan (Strainer), pompa oli (Oil pump),
saringan oli (Oil filter), saluran oli (Hole).

Pelumas (oli mesin) pada motor diesel memiliki fungsi utama untuk mengurangi gesekan atau
persinggungan langsung diantara dua permukaan komponen mesin yang saling bergerak dengan
cara membentuk lapisan oli yang tipis (Oil film) pada permukaan kedua komponen tersebut.
Selain fungsi utama tersebut, oli mesin juga berfungsi sebagai :

1. Pendingin (penyerap panas komponen yang dilaluinya).


2. Perapat (pencegah kebocoran kompresi diantara ring piston dan selinder).
3. Pembersih (pelarut kotoran / partikel logam hasil gesekan).

Minyak pelumas motor diesel diklasifikasikan berdasarkan viskositas (kekentalan) dan kondisi
operasi. Menurut klasifikasi API (American Petroleum Institute), pelumas untuk diesel dibagi
menjadi 4 yaitu : kode CA (diesel beban ringan), kode CB dan CC (diesel beban sedang) serta
CD (diesel beban berat).

Untuk klasifikasi berdasarkan viskositas biasanya ditandai dengan nilai SAE. Minyak pelumas
yang biasanya digunakan untuk diesel generator adalah berkode CB atau CC dengan nilai
kekentalan SAE 30 atau SAE 40. Untuk minyak pelumas jenis multigrade (kekentalannya tidak
terpengaruh oleh suhu) biasanya berkode “W”. Dalam pemilihan minyak pelumas sebaiknya
mengacu pada buku manual motor diesel yang bersangkutan.

Berikut komponen – komponen pada sistem pelumasan motor diesel

#1. Oil Screen adalah saringan oli yang dipasangkan pada saluran masuk pompa berfungsi untuk
menyaring benda – benda kasar agar pompa tidak rusak.
Oil Screen

2.Oil Pan adalah tempat penampung minyak pelumas yang akan disirkulasikan oleh pompa oli.

Oil Pan

3.Oil Pump adalah berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak pelumas ke bagian –
bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Minyak pelumas yang dihisap terlebih dahulu
disaring oleh oil screen.
Oil Pump

4.Oil Filter adalah komponen sitem pelumas yang berfungsi untuk menyaring kotoran – kotoran
halus dalam oli agar tidak merusak bearing dan bagian – bagian mesin yang presisi. Oil filter ini
juga dilengkapi dengan katup pengaman (by pass valve) yang berguna untuk menyalurkan
langsung minyak pelumas ke bagian – bagian mesin jika saringan tersumbat.
Oil Filter

5.Oil Pressure Switch adalah bagian sistem pelumasan yang berguna untuk mensensor tekanan
minyak pelumasan. Alat ini dipasangkan pada saluran utama dan juga dihubungkan dengan
lampu dial indicator. Sehingga jika lampu menyala , pengemudi akan tau bahwa tekanan minyak
pelumas rendah. Sedangkan jika lampu mati maka tekanan minyak pelumasan adalah normal.
Oil Pressure Switch

Baca juga :

 Bagian-bagian karburator dan cara membersihkanya


 Jenis, fungsi dan cara kerja karburator

SIstem Pelumasan Mesin Diesel adalah sebagai berikut

System pelumasan adalah satu system pemeliharaan / perawatan terhadap perangkat mesin yang
selalu menampilkan masalah-masalah gerak, adapun sistem pelumasan pada motor 2 tak dan 4
tak yaitu :

# 1. Sistem Pelumasan Motor 4 Tak

Sistem pelumasan mesin pada motor 4 tak) hanya menggunakan 1 macam oli untuk melumasi
seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen ruang bakar, komponen kopling
dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di butuhkan oli sesuai dengan spasifikasi khusus untuk
motor.

Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase) dan dialirkan ke
seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya disebut Wet sump system.
Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin
motor atau biasa di sebut Dry sump system.

(1). Wet Pump System, Pelumas dari bak kruk – as dipompa ke ruang penggerak katup untuk
melumasi komponen noken – as, temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan akhirnya di
kembalikan ke ruang kruk – as lewat ruang rantai kamrat. Untuk pelumasan pada bagian silinder
dan piston biasanya cuma mengandalkan gayungan atau cipratan kruk – as saja, tetapi untuk
motor modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nosel yang yang menyemprot
langsung ke dinding silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat
langkah hisap maupun langkah usaha. Untuk kopling dan transmisi biasanya cuma
mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil
pelumasan dari pompa oli.

(2). Dry Pump System, Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan
pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump system. Setelah melumasi oli
kembali ke raung crankcase dan disalurkan kembali ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi
dilumasi oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli.
#2. Sistem Pelumasan Motor 2 Tak

Sistem pelumasan pada motor 2 tak terbagi menjadi 2 bagian. Pelumasan pertama untuk
melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumasan kesua untuk melumasi bagian ruang as-kruk atau
bagian di belakang piston.

Pelumasan dibuat berbeda karena ruang tansmisi dan ruang engkol (kruk – as) terpisah.
Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar dengan perbandingan
tertentu dan kekentalanya lebih encer bila dibandingkan dengan pelumasan untuk transmisi.

Pada pelumasan mesin 2 tak contohnya SUZUKI lebih dikenal dengan nama SUZUKI CCI atau
SUZUKI Crankshaft – Cylinder Oil Injection yang artinya pelumas di injeksikan ke kruk – as
dan silinder.
Sebagai salah satu cara untuk menjaga komponen mesin dari kerusakan, sistem pelumasan pasti
memiliki beberapa jenis tersendiri tergantung dari kebutuhan mesin yang akan diberikan
perlakuan pelumasan itu sendiri dan macam – macam dari pelumasan itu sendiri adalah :

1 .Sistem Pelumasan Campur (Mix)

Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur
langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga
antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.

2. Sistem Pelumasan Autolube

Sistem pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan
oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan
mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping atau campur yang masuk
ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet
Valve).

3. Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian
yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan
pelumasan, misal: Poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk melumasi
dinding silinder. Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping
(Side Valve) dan kapasitas kecil
4. Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi
dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian –
bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin,
hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada
mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah
melumasi bagian – bagian mesin akan kembali ke karter kembali.

Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang
bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Minyak
pelumas memiliki beberapa sifat fisik penting yang diantaranya adalah :

1. Viscosity

Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari mengalirnya bahan cair
dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard. Makin besar perlawanannya untuk
mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya, begitu juga sebaliknya.

2. Viscosity Index

Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas terhadap
perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil perubahan viscosity-
nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

80. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.


81. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
82. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.
83. Flash Point

Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak pelumas menyala
seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat yang standard, tetapi metodenya
berlainan tergantung dari produk yang diukur titik nyalanya.

4. Pour Point

Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan kemudian menjadi
beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang dalam pemakaiannya mencapai
suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan udara yang dingin.

5. Total Base Number (TBN)

Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh pengasaman,


biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak pelumas tersebut dipakai dalam
jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan menurun. Untuk mesin bensin atau diesel,
penurunan TBN ini tidak boleh sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan
minyak pelumas baru, karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.

6. Carbon Residue

Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada suatu tes khusus.

7. Density

Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.

8. Emulsification dan Demulsibility

Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang kemungkinan
bersentuhan dengan air.

Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak pelumas juga
memiliki sifat-sifat penting, yaitu:

9. Sifat kebasaan (Alkalinity)

Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-
asam yang terbentuk karena terjadinya oksidasi.

10. Sifat detergency dan dispersancy


11. Sifat detergency: Untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-bagian dari mesin
yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi penyumbatan.
12. Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas
tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat menjadi semacam lumpur (sludge).
Dengan sifat dispersancy ini, kotoran – kotoran tadi dipecah menjadi partikel – partikel
yang cukup halus serta diikat sedemikian rupa sehingga partikel – partikel tadi tetap
mengembang di dalam minyak pelumas dan dapat dibawa di dalam peredarannya melalui
sistem penyaringan. Partikel yang bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat
dibuang sewaktu diadakan pembersihan atau penggantian filter elemennya.
13. Sifat tahan terhadap oksidasi

Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang pasti ada di dalam
karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan berubah menjadi embun dan bercampur
dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental
dari yang diharapkan, serta dengan adanya air dan belerang sisa pembakaran maka akan bereaksi
menjadi H2SO4 yang sifatnya sangat korosif.

Tidak ada yang sempurna dalam dunia ini, karena setiap umat manusia sudah selayaknya
melakukan suatu kesalahan, tinggal kita saja yang bisa menyikapi dan membenahi diri ini agar
tidak melakukan kesalahan yang sama dalam waktu lain. Adapun kendala yang dirasakan
praktikan selama kegiatan praktikum ini adalah:
1. Entah apa yang membuat hal ini, tapi acara ini terkesan membuat komposisi 2 acara
menjadi 1 acara, sehingga membuat pembahasan terlalu banyak karena terbagi menjadi 2
acara. Untuk kedepannya lebih baik bila tiap satu pertemuan satu acara sehingga
praktikan dapat lebih fokus terutama dalam pembuatan laporannya.
2. Pembuatan accan yang membingungkan karena terbagi menjadi 2 acara.
3. Dalam kegiatan praktikum asisten terlihat melempar begitu saja kegiatan kepada
praktikan tanpa ada pengawasan yang cukup kondusif, walau beberapa praktikan terlihat
sangat antusias namun sebagian tidak. Ada baiknya seluruh praktikan dapat ikut andil
dalam acara ini nantinya.
4. Terlihat alat yang digunakan sudah begitu lama sehingga membuat beberapa mur atau
baut terlihat tua dan rawan dalam kerusakan akibat karat. Ada baiknya menggunakan
alternatif alat bantu yang serupa namun tidak menghilangkan hal – hal yang harus
diketahui dalam kegiatan acara praktikum ini.

Baca juga :

 Bagina-bagian saluran bahan bakar pada motor


 Prinsip kerja motor dengan bahan bakar bensin
 RINSIP DASAR PELUMASAN
 Prinsip dasar dalam pelumasan sebenarnya adalah mengurangi gesekan antara
dua material di mana gesekan tersebut selalu menimbulkan gaya yang
berlawanan sehingga terjadi kenaikan temperatur yang akan mengakibatkan
keausan atau tergerusnya material, dengan penyisipan pelumas pada dua
material tersebut akan menghindari kontak langsung sehingga laju dari dampak
gesekan bisa dikurang.

 PEMBAGIAN PRINSIP PELUMASAN
 1. Pelumasan batas
 pelapisan pelumas yang tipis dengan beberapa titik pada permukaan benda
(material) yang masih
 bersentuhan. Contohnya pada gear, bearing dengan bantalan peluru, dll.
 2. Pelumasan Film
 Pelapisan pelumas dengan pemberian pelumas yang tebal antara dua benda
tidak ada
 permukaanyang bersentuhan sehingga benda yang dilumasi seperti melayang
contohnya
 pada bearing poros turbin uap.


FUNGSI PELUMAS

•Mengurangi gesekan
 Mengurangi gesekan antara material yang bersentuhan
 •Pendingin
Pelumas menyerap panas yang dihasilkan akibat gesekan material lalu
kemudian dibuang pada sistem pendingin (pertukaran kalor)
 •Perapat
pelumas sebagai perapat poros, seperti mencegah kebocoran hydroen pada
alternator ke uadara bebas
 •Mengurangi laju korosi
Pelumas membentuk lapisan pelindung pada logam agar zat penyebab korosi
tidak kontak langsung dengan logam
 •Peredam kejut
Pelumas memperkecil benturan antara dua material akibat beban kejut
sehingga material tidak bergetar dan noise (ribut)
 •Kontrol
Pelumas masuk ke dalam sistem katup hidrolik menjadi penggerak katup uap
utama ataupun governor yang diatur dengan selenoid

JENIS PELUMAS

 •Pelumas cair
Pelumas yang mencair pada suhu ruangan,tidak berbentuk khusus, mudah
dituang dan menempati wadah aeperti minyak pelumas atau oli
 •Pelumas semi padat
Pelumas yang akan mencair jika suhu naik dan menjadi kental jika suhu turun
contohnya grease
 •Pelumas padat
pelumas yang umumnya berbentuk butiran butiran digunakan pada empeatur yg
lebih tinggi dari penggunaan di atas namun cara menggunakannya sama dengan
grease. Contohnya grafit dan molybdenum disulfide

KARAKTERISTIK PELUMAS

•Viskositas
 Tingkat kekentalan suatu pelumas,atau kemampuan cairan untuk mengalir
 •Indek viskositas
Tingkat perubahan kekentalan pelumas berkaitan dengan variasi suhu
 •Titik tuang
perkiraan temperatur terendah dimana pelumas dapat mengalir tanpa dorongan
ke inlet pompa (dampak buruk akan membuat kausan)
 •Titik nyala
Temperatur pelumas terpanasi sebelum menyala
 •Titik bakar
Temperatur yang lebih tinggi dari titik nyala yang membuat oli terbakar

 KOMPONEN SISTEM PELUMASAN
 1.Main oil Tank
 Sebagai penampung minyak pelumas
 2.Oil Pump
- Main oil pump
- Hp Oil Pump
- Turbo Oil Pump
- AC oil Pump
- DC emergency pump
- Jacking oil pump
 3.Oil Purifier
untuk membuang air dan kotoran yang terkandung pada pelumas
 4.Akumulator
Berfungsi menstabilkan tekanan pelumas khusunya ketika terjadi perubahan
posisi pada governor dan main stop valve
 5.Striner 4 buah masing-masing untuk control oil, lubricating oil, return oil,
dan untuk flushing ( temporary).
 6.Oil cooler
Mendinginkan pelumas agar Viskositas pelumas terjaga
 7.Oil gas extraktor
berfungsi membuang gas – gas dan membuang udara panas pada MOT
 8.Detektor suhu, detektor tekanan, detektor level
untuk mengukur parameter agar masih bekerja pada range standart

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR


DIESEL
LATAR BELAKANG

Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik
yang dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses
pembakaran.

Motor diesel tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :


Gambar 1 komponen
utama motor diesel

a. Bagian-bagian
yang diam :

1. Kepala
silinder
2. Blok silinder
3. Tabung silinder
4. Rumah engkol
5. Pan minyak pelumas
b. Bagian-bagian yang bergerak :

1. Torak
2. Batang torak
3. Poros engkol
4. Pompa bahan bakar
5. Katup pamasukan Katup pembuangan.

Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :

 Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.


 Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
 Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
 Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
 Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.

Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang
bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin
dari panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di
hasilkan dari proses pembakaran. Maka
dari itu pelumasan dapat dikatakan
sebagai salah satu elemen dasar dalam
permesinan, sebab apabila telah terjadi
kerusakan pada sistem pelumasan pada
suatu mesin, maka secara otomatis mesin
tersebut tidak dapat beroprasi.

SISTEM PELUMASAN PADA


MOTOR DIESEL

1. Pengertian Pelumasan
Gambar 2. Bagan sistem pelumasan

Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak
secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua
benda padat tadi yang :

a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan
kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.

Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan
yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan
mikroskop akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan
lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu
dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan saling
mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi
suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait harus saling
mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi
disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.

Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau diampelas,
karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.

Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih tetap
ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2. Fungsi Pelumasan

a. Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.


b. Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan

Fungsi lain dari pelumasan :

 Sebagai media pendingin

menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan

 Sebagai zat perapat kebocoran

menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder

 Sebagai zat pembersih.

menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.

 Sebagai peredam suara dari getaran

3. Sifat-sifat Minyak Pelumas

a. Umum.

Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan minyak pelumas adalah :

1) Tekanan bantalan

2) Kecepatan pergesekan

3) Bahan yang bergesekan

4) Ruang antara bahan yang bergesekan

5) Aksesabilitas

6) Suhu dan tekanan kerja

b. Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida
tersebut melawan untuk mengalir.

Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor

Angka Rentantang Viskositas, Saybolt seconds


viskositas
Pada suhu 1300F Pada suhu 2100F
SAE
Min Max Min Max
10 90 119
20 120 184
30 185 254
40 255 80
50 80 104
60 105 124
70 125 150

c. Viskositas Index

Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu
dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada
suhu tertentu.

d. Pour Point

Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.

e. Flash Point

Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat
percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil
didekatkan pada uap tadi.

Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C
tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.

f. Carbon Residu

Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.

g. Acidity atau Neutralization Number

Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide,
yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
h. Warna

Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan
kualitas suatu minyak.

4. Bagian-bagian yang dilumasi

Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang
saling bergesekan misalnya :

a. Antara torak dan tabung silinder

b. Antara poros dengan bantalan poros

c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN

1. Bak minyak pelumas.

Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan
saringan hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak
cuci.

2. Saringan minyak pelumas

Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci,
sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna
putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada bantalan-
bantalannya, segera lakukan perbaikan

3. Tekanan minyak pelumas

Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :

a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?

b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?

c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?


d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk
kedalam saluran minyak pelumas ?

e. Apakah ada bantalan yang rusak ?

f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya kotoran
didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.

MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN

1. Sistem pelumasan sump kering

Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak
pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.

Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah
filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor
tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali
sumpnya

Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang
menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari
pada minyak pelumasnya.
Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering

Keterangan :

1. Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung


2. Filter 6. Filter
3. Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
4. Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas

2. Sistem pelumasan sump basah

Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya
sebagai penampung minyak pelumas.

Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan
tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang
jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk
selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi.
Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:

a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa

b. Sistem percikan dan tekanan

c. Sistem tekanan
Gambar 4 sistem pelumasan sump basah

Keterangan :

1. Tangki penampungan

2. Saringan hisap (strainer)

3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)

4. Saringan (filter)

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bagian mesin yang dilumasi.

7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas

MEKANISME PELUMASAN

. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan,
dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak
pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-
lapisan, dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.

Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang,
permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada
gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak
dengan ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah
akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.

Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua
permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan pada
masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.

Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak
pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-
masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat
sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat
kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan
aliran film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin
pemisahan kedua permukaan.

Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok
terlihat pada gambar 6.
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS

Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak pelumas.
Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak
selalu berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat
(SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah
diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi golongan motor
bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf
pertama menyatakan commercial, kedua duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4
(empat) kelas berturut-turut.

SAE : Society of Automotive Engineers

API : American Petroleum Institute

ASTM : American Society for Testing Materials.

Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system
yang baru.

KLASIFIKASI
KLASIFIKASI SEKARANG
LAMPAU (A.P.I)
ML SA
MOTOR
MM SB
BENSIN
MS SC. SD
MOTOR DG CA
DIESEL DM CB. CC

DS CD

Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin ASTM


Untuk service motor bensin dan
diesel untuk mesin dalam Tak termasuk aditiv, selain dari
SA keadaan biasa, yang tak pada untuk pengentalan atau
memerlukan kombinasi aditiv minyak penetrasi
minyak
Untuk service motor bensin Miyak anti oxidant a gesekan
beban ringan.untuk mesin yang
SB bekerja alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
Motor bensin untuk truk dan
mobil yang dibuat antara 1964-
Miyak ini sesuai dengan
1967 dan bekerja dibawah tahun
permntaan pabrik-pabrik untuk
1964 dalam masa garansi
model 1964-1967 terutama
pabrik. Minyak ini mempunyai
SC dipakai untuk mobil da
sifat yang baik terhadap
mempunyai ketahanan pada
temperatur rendah dan tinggi,
temperatur rendah, anti
melindungi pengendapan dan
pelumpuran dan anti karat.
mempunyai sifat untuk
mengurangi gesekan
Minyak sesuai permintaan
pabrik-pabrik setelah 1968,
Untuk 1968 motor bensin truk
terutama dipakai untuk mobil dan
SD dan mobil yang beroprasi
mempunyai ketahanan pada
dibawah 1962
temperature rendah anti
pelumpuran dan anti karat
Motor diesel biasa memakai
bahan bakar bermutu tinggi.
Minyak yang dipakai ini untuk Dipakai untuk memenuhi
spesifikasi ini terutama pada kemampuan MIL-L-21004A pada
pemakaian antara 1940 dan motor-motor diesel tampa
CA
1950, minyak ini dipakai supercharger dan motor bensin
dengan mutu bahan bakar yang dengan pemakain bahan bakar
tinggi dan sifatnya anti karat kadar sulfur rendah
pada bearing/bantalan dan
mencegah pengendapan pada
temperatur tinggi
Motor diesel dengan beban
berat motor diesel yang bekerja
pada oprasi biassa dengan mutu
bahan bakar yang rendah yang
menyebabkan tempertur tinggi Minyak ini dipakai untuk motor
dan karat pada bantalan. bensin dan motor bensin tanpa
Kadang-kadang motor motor turbocharger ini termasuk minyak
CB
bensin dipakai dalam kasus ini. MIL-L-2104A yang ditest dengan
Minyak ini diformalisasikan kadar sulfur tinggi pada bahan
tahun 1949. Minyak ini bakar
dipergunakan untuk bahan
bakar dengan kadar sulfur tinggi
dan melindungi bantalan dari
karat dan temperature tinggi.

Kesimpulan :

1. Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena
apabila telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin
tidak dapat beroprasinal dengan baik.
2. Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat
mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
3. Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di
hasilkan dari gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
4. Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah
ditentukan.
5. Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.

Penulis :

Lutfi Jauhari

(Widyaiswara BPPP Tegal)

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya Paramita,
Jakarta.

Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel,
Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.

Suharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.

Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.

V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel,
Erlangga, Jakarta.

Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar Indonesia, Jakarta.

System Pelumasan

Setiap mesin pasti mebutuhkan pelumasan, mulai dari mesin jahit hingga jet sekalipun. mesin
terdiri dari berbagai logan (metal part) yang bergerak seperti katup,piston, gear dan sebagaiya.
Part tersebut harus terjaga sehingga perputaran/pergerakan mesin dapat berjalan lancar/baik
sehingga dapat berumur panjang/lama pemakaian.

Saat kita mengganti oli kendaraan kita baik setiap bulan-nya atau per 2 minggu, biasanya kita
hanya menyebut merk dagang oli tersebut dan menggantinya. tetapi taukan anda fungsi dan
klasifikasi oli?. Mari kita bahas satu per satu

Kita mulai dari fungsi oli pada mesin

1. Anti Gesekan
Oli mencegan hubungan langsung antara dua metal/part yang bergesekan sehingga dapat
mencegah keausan dengan membentuk laipsan (Oil Film) pada permukaan logam/part.

2. Pendingin
Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat pembakaran (pada
cylinder block & piston)

3. Pembersih
Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat membuka tutup oli
pada mesin, biasanya terlihat.

4. Perapat/sealing
Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut terbawa pada saat
kompresi dan ikut keluar pada saat expansi.

5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan udara.
6. Baffer / bantalan
Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi jika dua buah
gear saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak terjadi secara paksa/kasar.

nah.. anda sekarang telah mengetahui fungsi dari pelumas, jadi seperti itulah kegunaan Oli pada
motor yang bisa ditunggangi sehari-hari.

setelah fungsi, saatnya kita membahas masalah klasifikasi dari oli (seperti biologi?)

system klasifikasi oli di dasarkan atas nilai kekentalan dari oli tersebut. kekentalan adalah
besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Semakin besar
derajat/nilai nilai-nya maka semakin kental minyak pelumas tersebut.Tingkat kekentalan minyak
pelumas dinyatakan dengan SAE (Society of Automotive Engineers), tingkat kekentalan
merupakan juga kemampuan untuk bisa membuat lapisan oli (Oil film).

Jenis minyak pelumas terdiri dari single grade dan multi grade oil. Multin grade oil adalah oli
yang nilai kekentalannya tidak terpengaruh oleh temperatur (ada range temperatur), dan biasanya
di tandai dengan kode W dibelakangnya.

contohnya SAE 10W ; SAE 10W – 30 ; SEA 30

Huruf W pada 10W menunjukkan derajat viskositas/kekentalan pada -17,8 Derajat Celcius yang
merupakan patokan pada viskositas mesin untuk start pada keadaan dingin. nomor yang tidak
memakai huruf W merupakan derajat viskositas pada 98.9 derajat Celcius.

Selain SEA dengan klasifikasi berdasarkan nilai kekentalan, ada juga API (American Proteleum
Institute) yang berdasarkan mutu/penggunaan.

Biasanya dengan kode SA, SB, SC dan SD atau CA, CB, CC, CD untuk mesin diesel.

huruf pertama
S : Motor Bensin dan C: Motor Diesel

huruf kedua
A -> B : Tugas Ringan
C -> D : Tugas Berat

Kenapa dibedakan antara motor bensin dan diesel?

1. Diesel mempunya tekanan kompresi yang lebih tinggi dengan suhu kompresi yang tinggi
sehingga memudahkan oksidasi.
2. kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih kuat.

sedikit info lagi.. ya…


Oli itu terbuat dari proses minyak mentah dan bahan tambahan untuk meningkatkan kemampuan
panas.Bahan-bahan tambahan itu adalah:
1. Anti karat : Telah dijelaskan
2. Detergen : Melepas karbon sisa pembakaran
3. Anti Oksidan (pelindung hangus) : mepertahankan umur oli
4. penahan tekanan tinggi : mencegah lapisan oli akibar pressure yang tinggi
5. pengental : menahan encernya oli pada suhu tinggi.

RUDOLF DIESEL, PENEMU MESIN DIESEL

28/3/2007 14:45:35
OTOMOTIF, Jakarta, 2

Bicara tentang perkembangan mesin diesel, tak bisa lepas dari perjalanan hidup sang penemu,
Rudolf Diesel. Lahir dari keluarga menengah ke bawah, dia nyaris tak bisa menikmati bangku
sekolah. Meski taraf kehidupannya kemudian mengalami peningkatan, kemalangan bak enggan
pergi dari lelaki berdarah Jerman, tapi lahir di Paris pad 1858 ini. Terbukti, kematiannya hingga
kini tetap misterius. Ada versi soal kesehatannya yang makin memburuk. Peran mata-mata,
hingga bunuh diri.

Lulusan terbaik

Diesel kecil memang malang. Berasal dari keluarga pas-pasan, dia pun sering berpindah tempat
tinggal. Dari satu flat ke flat yang lain. Sampai akhirnya, perang Franco Prussia memaksa Rudolf
dan keluarganya hengkang ke Inggris.

Di tempat baru ini, kehidupan malah lebih sulit. Sampai-sampai, kedua orang tuanya terpaksa
menitipkan Diesel kepada pamannya di Augsburg. Di sinilah ia pertama kali merasakan dunia
sekolah. Bakat alamnya di bidang matematika dan mekanika segera terlihat, membawanya lulus
dengan predikat terbaik.

Dengan rekomendasi sang guru, Diesel diwawancara direktur pendidikan Bavaria. Alhasil, ia
mendapat beasiswa untuk belajar di Politehnik Munich yang cukup prestisius. Di tempat ini, ia
banyak mendapat bimbingan dosennya, Carl von Linde, penemu mesin pendingin amonia.

Gemblengan tadi, lagi-lagi membuatnya lulus sebagai predikat terbaik. Sekaligus terpilih
menjadi general manager sebuah pabrik es pertama di Paris. Karirnya terus berkembang, hingga
ia dipercaya sebagai distributor resmi mesin-mesin buatan Lindes ke Eropa Selatan.

Di usia 30, Rudolf Diesel menikah dan mempunya 3 orang anak. Saat itu, di komunitas ilmuwan
Eropa, ia sudah dikenal sebagai salah satu insinyur berbakat. Terbukti dari banyaknay paten yang
didapatnya dalam menciptakan metode produksi es dengan jernih.
Pada 1892 dan 1893, paten didapatkannya setelah menemukan tipe baru mesin yang disebutnya
Verbrennungskraftmaschinen. Mesin ini merupakan penyempurnaan mesin uap karena lebih
efisien dan bertenaga. Sayangnya, masih banyak kendala menghadang, terutama soal tekhis. Toh,
ia tak mau menyerah guna mewujudkan hasil temuannya dalam bentuk yang kongkret dan bisa
diproduksi massal.

Sampai akhirnya, ia mendesain mesin 4 langkah pertamanya yang bersilinder tunggal. Mesin ini
beroperasi dengan uap bensin yang disemprotkan ke ruang bakar di titik kompresi tertinggi.
Resmi beroperasi Juli 1893, sempat diadakan pembenahan bentuk piston dan pemasangan
indikator tekanan.

Namun mesin yang disebut ‘black mistress’ ini hanya mampu membangkitkan tenaga sekitar 2
hp. Tidak cukup untuk mengalahkan gesekan dan kompresi yang hilang. Konsekuensinya, mesin
kudu didesin ulang.

Jetset

Model kedua dites akhir 1894. perbedaan besar ada pada penempatan pompa bahan bakar.
Februari tahun berikutnya, ia mencatat sebuah kemajuan besar. Mesin ini disambungkan dengan
sabuk di sebuah pabrik pembuatan sabun dan menemukan sabuk itu aus. Ini menandakan, mesin
Diesel untuk pertama kalinya telah menghasilkan tenaga yang cukup untuk bisa beroperasi.

Tak lama, mesin disempurnakan dengan mendesain ulang nosel dan saluran bahan bakarnya.
Maklum, proses pembakaran masih belum teratur. Namun proses ini menemui jalan buntu,
sampai akhirnya Diesel meminta bantuan Robert Bosch. Kemajuan mulai nampak dengan cara
membedakan jumlah udara yang disemprotkan dengan cara membedakan jumlah udara yang
disemprotkan dengan bahan bakar, yang pada saat itu masih terbatas pada minyak tanah dan
bensin saja.

Sedangkan mesin generasi ketiga dibuat dengan perbandingan langkah dan diameter lebih kecil,
plus 2 injektor. Satu menyemprotkan cairan bahan bakar, satu lagi campuran udara dan bahan
bakar. Cara ini menghasilkan tenaga 25 hp di 200rpm. Modifikasi terus dilakukan pada injektor,
piston dan sistem pelumasan. Sampai akhirnya siap diproduksi massal pada akhir 1896.

Sejak itu, Diesel mulai mengalihkan perhatiannya pada keluarga, musik dan fotografi. Uang
makin mengalir, setelah sebuah konsorsium berniat memproduksi mesin Diesel di Prancis,
Inggris dan Rusia. Seorang pengusaha bir dari Amerika, Adolphus Busch bahkan membeli mesin
untuk pabriknya di St. Louis. Busch juga membeli hak paten untuk pasar Amerika senilai ¼ juta
dollar.

Sukses di industri, Diesel merambah dunia otomotif. Ada dua jenis mesin. Paling kecil bertenaga
5 hp, tapi penjualannya kurang menggembirakan. Langkahnya ini didikuti Mercedes-Benz pada
1936. menyusul Austin, Land Rover dan Peugeot. Begitunya, fokus utama diesel ini masih pada
penghematan bahan bakar dan umur panjang. Karena performanya jelas masih kalah dengan
mesin bensin.
Di dunia perkeretaapian, bekerja sama dengan Sulzer Brothers (Swiss), Diesel membuat mesin
lokomotif. Sayang, hasil tes pertamanya kurang menggembirakan. Sampai di tahun 1914,
Prussian and Saxon State Railways menggunakannya buat usaha mereka.

Buat maritim, mesin diesel mulai diaplikasi pada 1902. Hebatnya, angkatan laut Prancis ikut
menggunakan di kapal mereka. Keunggulan utama mesin, tak banyak menyita ruang. Selain itu,
dibanding mesin uap, mesin diesel lebih kompak dan bersih.

Toh, sehebat-hebatnya Diesel, sebagai manusia, dia juga punya keterbatasan. Di usia tua, sakit
kepala (migraine) mulai mengganggu. Pekerjaan pun terbengkalai, terlebih mulai banyak orang
baru yang lebih pintar bermunculan. Tambah parah, keuangannya juga makin amburadul,
lantaran gaya hidup jetset.

Nah, saat menyeberang feri dari Antwerp ke Warwick, diesel menghilang dari kabinnya. Ia
ditemukan meninggal beberapa hari kemudian di tengah selat itu. Banyak yang mensinyalir
kematiannya karena buhuh diri. Namun, beberapa surat kabar Inggris mencium bau campur
tangan agen rahasia asing, yang tidak ingin mesin Diesel dipakai angkatan laut Inggris

Setiap mesin pasti mebutuhkan pelumasan, muali dari mesin jahit hingga jet sekalipun. mesin
terdiri dari berbagai logan (metal part) yang bergerak seperti katup,piston, gear dan sebagaiya.
Part tersebut harus terjaga sehingga perputaran/pergerakan mesin dapat berjalan lancar/baik
sehingga dapat berumur panjang/lama pemakaian.

Saat kita mengganti oli kendaraan kita baik setiap bulan-nya atau per 2 minggu, biasanya kita
hanya menyebut merk dagang oli tersebut dan menggantinya. tetapi taukan anda fungsi dan
klasifikasi oli?. Mari kita bahas satu per satu

Kita mulai dari fungsi oli pada mesin

1. Anti Gesekan
Oli mencegan hubungan langsung antara dua metal/part yang bergesekan sehingga dapat
mencegah keausan dengan membentuk laipsan (Oil Film) pada permukaan logam/part.
2. Pendingin
Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat pembakaran (pada
cylinder block & piston)

3. Pembersih
Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat membuka tutup oli
pada mesin, biasanya terlihat.

4. Perapat/sealing
Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut terbawa pada saat
kompresi dan ikut keluar pada saat expansi.

5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan udara.

6. Baffer / bantalan
Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi jika dua buah
gear saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak terjadi secara paksa/kasar.

nah.. anda sekarang telah mengetahui fungsi dari pelumas, jadi seperti itulah kegunaan Oli pada
motor yang bisa ditunggangi sehari-hari.

setelah fungsi, saatnya kita membahas masalah klasifikasi dari oli (seperti biologi?)

system klasifikasi oli di dasarkan atas nilai kekentalan dari oli tersebut. kekentalan adalah
besarnya tahanan dari suatu pengaliran minyak pelumas melalui aliran tertentu. Semakin besar
derajat/nilai nilai-nya maka semakin kental minyak pelumas tersebut.Tingkat kekentalan minyak
pelumas dinyatakan dengan SAE (Society of Automotive Engineers), tingkat kekentalan
merupakan juga kemampuan untuk bisa membuat lapisan oli (Oil film).

Jenis minyak pelumas terdiri dari single grade dan multi grade oil. Multin grade oil adalah oli
yang nilai kekentalannya tidak terpengaruh oleh temperatur (ada range temperatur), dan biasanya
di tandai dengan kode W dibelakangnya.

contohnya SAE 10W ; SAE 10W – 30 ; SEA 30

Huruf W pada 10W menunjukkan derajat viskositas/kekentalan pada -17,8 Derajat Celcius yang
merupakan patokan pada viskositas mesin untuk start pada keadaan dingin. nomor yang tidak
memakai huruf W merupakan derajat viskositas pada 98.9 derajat Celcius.

Selain SEA dengan klasifikasi berdasarkan nilai kekentalan, ada juga API (American Proteleum
Institute) yang berdasarkan mutu/penggunaan.

Biasanya dengan kode SA, SB, SC dan SD atau CA, CB, CC, CD untuk mesin diesel.
huruf pertama
S : Motor Bensin dan C: Motor Diesel

huruf kedua
A -> B : Tugas Ringan
C -> D : Tugas Berat

Kenapa dibedakan antara motor bensin dan diesel?

1. Diesel mempunya tekanan kompresi yang lebih tinggi dengan suhu kompresi yang tinggi
sehingga memudahkan oksidasi.
2. kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih kuat.

sedikit info lagi.. ya…

Oli itu terbuat dari proses minyak mentah dan bahan tambahan untuk meningkatkan kemampuan
panas.Bahan-bahan tambahan itu adalah:
1. Anti karat : Telah dijelaskan
2. Detergen : Melepas karbon sisa pembakaran
3. Anti Oksidan (pelindung hangus) : mepertahankan umur oli
4. penahan tekanan tinggi : mencegah lapisan oli akibar pressure yang tinggi
5. pengental : menahan encernya oli pada suhu tinggi.

cukup sekian dulu arikel ini, lain kali akan disambung dengan system pelumasan

Sistem pelumasan mesin

Pelumas/oli berguna untuk :

-Mengurangi keausan mesin


-Mengurangi panas akibat pembakaran dan gesekan mesin
-mengendapkan kotoran-kotoran ke dalam karter
-mengurangi suara berisik pada mesin

Oli/pelumas mempunyai beberapa macam kekentalan yang menggunakan satuan pengukuran


SAE
semakin besar ukuran SAEnya maka akan semakin kental olinya.

Pelumasan pada mesin:


-Sistem percik:Oli dipercikkan dengan sendok percik dari karter ke onderdil-onderdil mesin
-Sistem roda gigi:Pompa oli roda gigi menyedot oli di karter & membagikan ke bagian-bagian
mesin dan kembali ke karter

Jalannya pelumasan:Selama mesin hidup,Oli di dalam karter ,Pompa oli menyedot oli dan
disalurkan ke bagian-bagian yang membutuhkan oli dan akhirnya kembali ke karter lagidengan
membawa kotoran-kotoran.

Oli mesin pada motor 4 takt biasanya menggunakan ukuran SAE 30-50.

Gangguan-gangguan pada sistem pelumasan:


-Oli kurang.akibatnya mesin cepat panas dan bisa mati
-Oli sudah terlalu lama,akibatnya mesin cepat panas dan cepat aus
-oli terlalu kental,akibatnya celah-celah mesin yang sempit tidak terjangkau sistem
pelumasan,bisa menyebabkan mesin rusak.

Diposkan oleh belahmesin di 08:07

Mengenal komponen sistem pelumasan

« on: January 17, 2004, 10:25:20 AM »

Berikut ini komponen-komponen sistem pelumasan :

Sistem pelumasan oli berfungsi untuk mensuplai oli ke permukaan bantalan – bantalan dari
semua bagian yang bergerak. Terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Ingin tahu
lebih lanjut? Berikut ini komponen-komponen sistem pelumasan :
 Oli Pelumas
Pelumas yang digunakan adalah oli mineral dengan tambahan bahan kimia yang
bervariasi. Oli mesin dibuat dalam derajat kualitas, viskositas atau kekentalan yang
berbeda.
 Pompa Oli
Pompa oli biasanya ditempatkan pada tutup peti engkol untuk mensuplai oli dalam panci
oli digerakkan dari poros engkol atau poros kam melalui perantaraan roda gigi atau
sebuah poros penggerak, tergantung dari lokasi dan lay out mesin. Pompa jenis roda gigi
dan pompa pemindah positif yang lain juga digunakan.
 Klep Relief Tekanan
Klep relief tekanan oli dipasang pada bodi pompa atau saluran utama oli. Klep ini
mencegah tekanan dari suplai yang terlalu besar jika mesin dioperasikan pada kecepatan
tinggi atau jika oli dingin dan tipis.
 Indikator Tekanan
Adalah suatu sakelar tekanan atau unit sender/pengukur dipasang pada saluran utama oli,
menutup ke saluran pengeluaran (outlet) pompa yang dioperasikan dengan sebuah lampu
peringatan pada panel instrumen jika ada tekanan oli.
 Sistem Distribusi Oli
Merupakan hubungan seri dari saluran oli utama yang dialiri oli ke berbagai mesin guna
mensuplai pelumasan dan pendinginan.
 Panci Oli
Berupa tangki untuk menyimpan oli yang diperlukan pada sistem pelumasan dan
diletakkan pada dasar mesin. Untuk memompanya diperlukan suatu pompa oli yang
dipasang pada panci oli.
 Batang Pemeriksa
Suatu alat yang berbentuk batang dari baja untuk mengetahui ketinggian atau kedalaman
cadangan oli di dalam panci. Batang pemeriksa dipasang pada suatu pipa semacam
tabung yang dilekatkan pada peti engkol atau panci oli.
 Tutup Saringan Oli
Dipasang untuk memungkinkan pengisian oli dari atas mesin. Terletak pada tube/pipa
yang terdapat pada peti engkol atau penci oli, umumnya pada bagian atas pengangkat
katup.
 Saringan Oli
Digunakan untuk melepaskan debu, kotoran, karbon, dan partikel lain di luar bahan oli
dan menjaga kebersihan elemen.
 Klep Bypas
Dipasang pada sistem saringan aliran penuh. Klep bypas dibuka jika saringan
diblok/tertutup kotoran atau tersumbat sehingga oli dapat mengalir dan melumasi bagian-
bagian mesin.
 Sistem Ventilasi Peti Engkol
Beberapa mesin termasuk diesel menggunakan sistem ventilasi dimana tabung kecil
dialirkan ke bawah mesin dengan aliran tekanan udara yang dimasukkan melalui tutup
saringan pengisi oli.
 Pendingin Oli
Pada beberapa kendaraan, menggunakan pendingin oli untuk mengedarkan udara yang
mengalir melalui permukaan panci oli ke penyerap panas sederhana yang berfungsi
seperti radiator pendingin mesin.

Mengenal Oli (Pelumas) Mesin Diesel


KOMPAS.com-Oli yang digunakan untuk mesin diesel, karakteristiknya berbeda dengan mesin
bensin. Penyebabnya, cara mesin yang berbeda. Mesin diesel disebut juga mesin pembakaran
yang dipicu oleh kompresi atau bahasa kerennnya CI (compression ignition).

Pada mesin ini, udara dimampatkan atau dikompresi dengan tekanan sangat tinggi sehingga suhu
naik sampai mencapai titik bakar diesel atau solar. Karena itulah, perbandingan kompresi mesin
diesel tinggi. Paling rendah saat ini 16: 1. Sedangkan yang efisien bisa sampai 20:1. Bandingkan
dengan mesin diesel, paling tinggi 12: 1. Untuk yang terakhir dibutuhkan bahan bakar dengan
persyaratan khusus.

Di samping itu, pada mesin diesel, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar. Pada mesin bensin
bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar pada mesin mutakhir. Sebelumnya,
dikabutkan oleh karburator dan disemprotkan oleh injektor pada lubang isap

Getaran yang terjadi pada mesin diesel juga lebih tinggi. Begitu juga suhunya. Faktor-faktor
tersebutlah yang ikut mempengaruhi kinerja pelumasnya.

Teknologi Diesel
Teknologi mesin diesel mempengaruhi oli atau pelumas yang digunakannya. Tahap
perkembangan teknologi mesin diesel sebagai berikut, sistem injeksi tidak langsung (indirect
injection) yang sekarang sudah banyak ditinggalkan, injeksi langsung (direct injection) dan yang
mutakhir adalah “common rail” (juga injeksi langsung).

Dengan teknologi baru, kinerja mesin, selain makin efisien, performaa juga mendekat mesin
bensin. Getaran dan suara yang ditimbulkan makin halus. Start dingin lebih mudah dan tak perlu
lagi pemanasan yang lama.

Keunggulannya, emisi gas beracun, yaitu karbondioksida (CO2), lebih rendah dibandingkan
mesin bensin. Hanya asap yang lebih banyak namun kini sudah dapat ditekan. Hasilnya,
penggunaan mesin diesel makin populer dan terus berkembang dengan pesat.

Di Indonesia, saat ini, kendaraan kecil dan kompak yang menggunakan mesin diesel common
rail adalah Hyundai i2 dan Ford Focu. Jenis kendaraan paling banyak menggunakan mesin diesel
adalah Sport Utility Vehicle ( Fortuner, Mitusbishi Pajero), dan Pick Up Double Cap (Isuzu D-
Max, Mitsubishi Strada, Toyota Hilux, Ford Ranger). Kijang Innova salah satu mobil terlaris di
Indonesia juga ada versi dieselnya.

Kendaraan dengan mesin diesel non-common rail masih banyak digunakan di Indonesia. Antara
lain Isuzu Panther, Toyota Kijang lama, Mitsubishi Kuda dan sebagainya.

Klasifikasi Oli Diesel


Nah, berkenaan dengan pemeliharaan, terutama oli yang akan digunakan untuk mesin-mesin
diesel tersebut, sangat penting mengetahui rekomendasi dari pabrik mobil atau mesinnya.
Dengan demikian penggunaanya tepat sasaran dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Jangan menggunakan oli versi mutakhir dengan kualitas lebih baik pada mesin lama. Selain
harganya mahal, juga akan menimbulkan gangguan pada mesin. Pasalnya, sebagian kompononen
mesin lama direkayasa dengan spesifikasi oli atau pelumas lama.

Selain klasifikasi API Service (CD, CG, CF-4 dan seterusnya), juga standar lain, yaitu SAE atau
viskositas.

Kendati demikian, juga oli yag bisa digunakan baik untuk mesin diesel maupun bensin.
Mislanya, bila produsen mencantumkan klasifikasi API Service sseperti SG/CD.

Selain, API, juga ada standar lain, yaitu ACEA dari Eropa yang justru perkembangan teknologi
mesin diesel lebih maju dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Mengenal Oli (Pelumas) Mesin Diesel

KOMPAS.com-Oli yang digunakan untuk mesin diesel, karakteristiknya berbeda dengan mesin
bensin. Penyebabnya, cara mesin yang berbeda. Mesin diesel disebut juga mesin pembakaran
yang dipicu oleh kompresi atau bahasa kerennnya CI (compression ignition).

Pada mesin ini, udara dimampatkan atau dikompresi dengan tekanan sangat tinggi sehingga suhu
naik sampai mencapai titik bakar diesel atau solar. Karena itulah, perbandingan kompresi mesin
diesel tinggi. Paling rendah saat ini 16: 1. Sedangkan yang efisien bisa sampai 20:1. Bandingkan
dengan mesin diesel, paling tinggi 12: 1. Untuk yang terakhir dibutuhkan bahan bakar dengan
persyaratan khusus.

Di samping itu, pada mesin diesel, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar. Pada mesin bensin
bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar pada mesin mutakhir. Sebelumnya,
dikabutkan oleh karburator dan disemprotkan oleh injektor pada lubang isap

Getaran yang terjadi pada mesin diesel juga lebih tinggi. Begitu juga suhunya. Faktor-faktor
tersebutlah yang ikut mempengaruhi kinerja pelumasnya.

Teknologi Diesel
Teknologi mesin diesel mempengaruhi oli atau pelumas yang digunakannya. Tahap
perkembangan teknologi mesin diesel sebagai berikut, sistem injeksi tidak langsung (indirect
injection) yang sekarang sudah banyak ditinggalkan, injeksi langsung (direct injection) dan yang
mutakhir adalah “common rail” (juga injeksi langsung).

Dengan teknologi baru, kinerja mesin, selain makin efisien, performaa juga mendekat mesin
bensin. Getaran dan suara yang ditimbulkan makin halus. Start dingin lebih mudah dan tak perlu
lagi pemanasan yang lama.

Keunggulannya, emisi gas beracun, yaitu karbondioksida (CO2), lebih rendah dibandingkan
mesin bensin. Hanya asap yang lebih banyak namun kini sudah dapat ditekan. Hasilnya,
penggunaan mesin diesel makin populer dan terus berkembang dengan pesat.

Di Indonesia, saat ini, kendaraan kecil dan kompak yang menggunakan mesin diesel common
rail adalah Hyundai i2 dan Ford Focu. Jenis kendaraan paling banyak menggunakan mesin diesel
adalah Sport Utility Vehicle ( Fortuner, Mitusbishi Pajero), dan Pick Up Double Cap (Isuzu D-
Max, Mitsubishi Strada, Toyota Hilux, Ford Ranger). Kijang Innova salah satu mobil terlaris di
Indonesia juga ada versi dieselnya.

Kendaraan dengan mesin diesel non-common rail masih banyak digunakan di Indonesia. Antara
lain Isuzu Panther, Toyota Kijang lama, Mitsubishi Kuda dan sebagainya.

Klasifikasi Oli Diesel


Nah, berkenaan dengan pemeliharaan, terutama oli yang akan digunakan untuk mesin-mesin
diesel tersebut, sangat penting mengetahui rekomendasi dari pabrik mobil atau mesinnya.
Dengan demikian penggunaanya tepat sasaran dengan nilai ekonomi yang tinggi.

Jangan menggunakan oli versi mutakhir dengan kualitas lebih baik pada mesin lama. Selain
harganya mahal, juga akan menimbulkan gangguan pada mesin. Pasalnya, sebagian kompononen
mesin lama direkayasa dengan spesifikasi oli atau pelumas lama.

Selain klasifikasi API Service (CD, CG, CF-4 dan seterusnya), juga standar lain, yaitu SAE atau
viskositas.

Kendati demikian, juga oli yag bisa digunakan baik untuk mesin diesel maupun bensin.
Mislanya, bila produsen mencantumkan klasifikasi API Service sseperti SG/CD.

Selain, API, juga ada standar lain, yaitu ACEA dari Eropa yang justru perkembangan teknologi
mesin diesel lebih maju dibandingkan dengan Amerika Serikat.

istem Pelumasan Mesin Diesel


Rahmad Hidayat Mesin Diesel Otomotif December 28, 2013

Sistem pelumasan pada mesin atau motor diesel pada dasarnya sama dengan pelumasan yang ada pada
mesin bensin. Mesin diesel reatif lebih banyak menghasilkan karbon dari pada mesin bensin selama
pembakaran, jadi diperlukan oil filter (saringan oli) yang dirancang khusus. Sistem pelumasan mesin
diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak pelumas, karena mesin
diesel temperatur kerjanya sangat tinggi dan bagian-bagian yang bergerak juga kerjanya lebih berat dari
pada yang ada pada motor bensin.

Motor diesel membutuhkan minyak pelumas atau oli yang jenisnya berbeda dengan minyak pelumas
pada mesin bensin, Jadi pastikan bahwa minyak pelumas yang anda gunakan jenisnya tepat. Apabila
minyak pelumas mesin bensin digunakan pada mesin diesel, maka mesin akan cenderung cepat aus yang
nantinya akan berujung dengan kerusakan dan penggantian komponen komponen mesin.

Sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :

a. Sistem pelumasan kering.

Penampung pelumas berada diluar mesin (Sump Tank).

b. Sistem pelumasan basah.

Penampung pelumas berada didalam mesin (Carter atau Crankcase).

Gambar Sistem Pelumasan Basah


Gambar Sistem Pelumasan Kering

Komponen Komponen Sistem Pelumasan Mesin Diesel

a). Saringan Oli

Mesin bensin pada umumnya mengunakan saringan full-flow type single elemen. Sedangkan mesin
diesel mengunakan filter dua elemen yang terdiri dari elemen aliran penuh dan elemen by-pass. Elemen
filter aliran penuh ditempatkan antara oil pump dan mesin dan seperti terlihat pada gambar dibawah,
elemen filter by-pass ditempatkan antara oil pan dari mesin.
Saringan Oli (Filter Oli)

Elemen aliran penuh menyaring kotoran-kotoran yang mempengaruhi kerja bagian-bagian mesin yang
berputar dan elemen bay-pass menyaring lumpur dan kerak karbon yang tercampur jadi satu di dalam
minyak pelumas. Kedua elemen ini mengalirkan minyak pelumas yang sangat bersih untuk melumasi
bagian-bagian mesin.

Baca Juga : Fungsi Saringan Oli (Filter Oli)

b. Pendingin Oli

Umumnya pendingin oil (oil cooler) yang digunakan pada mesin diesel adalah sejenis dengan pendingin
air. Tergantung pada tipe mesin, oil cooler dapat ditempatkan didepan mesin, di samping atau di bawah
radiator. Minyak pelumas dipompa oleh oil pump dan bersirkulasi melalui oil filter, oil pan dan oil cooler.
Minyak pelumas didinginkan oleh air pendingin mesin yang ada disekelilingnya selama mengalir di dalam
inti saluran minyak pelumas di dalam oil cooler. Dan kemudian mengalir kesaluran minyak utama pada
mesin. Pendingin oil (oil cooler) pada umumnya dilengkapi dengan relief valve untuk mencegah
terjadinya kerusakan karena kenaikan viskositas minyak pada temperatur rendah.

c. Pompa Oli

Pompa oli berfungsi untuk memompakan dan mensirkulasikan oli ke bagian bagian mesin.

Lebih lengkap : Pompa Oli (Oli Pump)

a). Sistem Pelumasan Campur (Mix)

Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara
mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar
(bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan
bakar. Sifat-sifat sistem pelumasan campur :

 Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran
bahan bakar dengan gaya gravitasi).
 Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi
 Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin
dengan campuran 2% – 4% oli samping.
Gambar 6. Sistem pelumasan campur

Keterangan :

1. Campuran bensin dan oli samping


2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol

Cara kerja :
Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan
mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara bercampur
membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan
selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang
berada di ruang engkol dan didinding silinder.

Contoh kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor
stasioner, vespa.

b). Sistem Pelumasan Autolube


Gambar 7. Sistem pelumasan autolube

Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol


dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif
sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli
samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran
dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).

Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring
dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping/campur
ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang
karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang
selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.

c). Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari
bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak
pelumas untuk melumasi dinding silinder.

Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side
valve) dan kapasitas kecil.
Gambar 8. Sistem pelumasan percik

Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok
membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi
dinding silinder.

d). Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang
dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk
melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung
pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.
Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan
merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan
kembali ke karter kembali.
Gambar 9. Sistem pelumasan tekan

Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan
dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter
oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke
karter.

Anda mungkin juga menyukai