MOTOR DIESEL
Untuk itulah mengapa ruang engkol pada mesin yang menggunakan sistem
pelumasan basah berukuran relatif besar.
Sistem pelumasan basah sendiri di bagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu;
• a. Sistem celup/percik
• b. Sistem tekan
• c. Kombinasi percik dan tekan
Sistem celup
• Merupakan sistem pelumasan yang paling sederhana. Sistem ini tidak menggunakan
komponen tambahan untuk mensirkulasi oli kebagian mesin yang membutuhkan
pelumasan.
• Stang seher (conecting rod) didesain sedemikian rupa sehingga dapat membawa sedikit
oli yang akan memancar (percikan) ke dinding silinder akibat gaya sentrifugal dari
putaran poros engkol.
• Desain pada batang seher berbentuk seperti sendok, dapat membawa minyak pelumas
dan akan memercikan kearea dinding silinder untuk melumasi piston.
• Sistem ini umumnya ditemukan pada mesin dengan posisi katup disamping (side Valve).
Karena pada konstruksi mesin Side Valve, semua bagian penting dari mesin yang perlu
dilumasi berada di bawah mesin jadi tidak diperlukan pompa oli untuk mengirim oli ke
head silinder.
Gambar Sistem Celup
Sistem tekan
• Minyak pelumas ditampung di karter mesin pada ruang engkol, oli di
pompa ke seluruh bagian mesin yang membutuhkan pelumasan dan
kemudian kembali ke ruang karter.
• Jika anda pernah mendengar istilah tunggu oli naik saat memanaskan
mesin, maksudnya adalah menunggu hingga sekiranya oli sudah
cukup melumasi bagian poros cam yang biasanya berada lebih tinggi
dari posisi karter (untuk mesin tegak)
Gambar Sistem Tekan
Kombinasi sistem tekan dan celup
• Poros engkol terendam oli dan dapat memercik oli ke dinding silinder saat mesin
bekerja. Sedangkan untuk melumasi bagian mesin lainnya digunakan sistem tekan
agar mudah dijangkau.
• Oli jalan-jalan keseluruh bagian mesin yang perlu dilumasi dengan bantuan
pompa, pompa ini biasanya digerakan secara mekanis yang terhubung dengan
poros engkol dan akan kembali ke penampungan oleh gaya grafitasi
• Secara konstruksi, pelumasan tipe basah lebih sederhana dengan komponen
pelumasan relatif lebih sedikit dan sirkulasi pelumas ke komponen mesin lebih
cepat. Namun gesekan antara poros engkol dan genangan oli di karter memberi
hambatan tersendiri meskipun nilainya relatif kecil.
• Itulah sebabnya pengisian oli pada mesin tidak boleh melebihi batas yang telah
ditentukan karena akan memberatkan kerja mesin.
Dry Sump
• Sistem pelumasan kering memiliki wadah penampung oli yang diletakan di luar mesin.
Untuk sepeda motor, penampung oli biasanya diletakan pada rangka tengah dekat dengan
aki, beberapa juga memanfaatkan frame seperti yang diterapkan pada Aprilia RSV Mille
atau pada swingarm untuk dijadikan penampung oli.
• Sistem palumasan kering membutuhkan pompa untuk menyalurkan pelumas dari wadah
penampungan ke mesin. Biasanya oli akan di salurkan melalui kepala silinder kemudian
mengalir ke komponen mesin lainnya hingga ke poros engkol.
• Setelah sampai ke poros engkol maka pelumas akan jatuh ke dasar mesin yang selanjutnya
akan di sedot oleh pompa untuk mengembalikannya ke wadah penampungan. Jadi terdapat
dua buah pompa untuk mensirkulasikan minyak pelumas.
• Di wadah penampungan (reservoir) oli didinginkan terlebih dahulu untuk kemudian dikirim
kembali kemesin, sehingga oli dapat juga berfungsi untuk membantu mendinginkan mesin.
• Dry sump lubrication system atau dikenal dengan sistem pelumasan
kering, memiliki desain ruang engkol yang lebih kecil. Hal ini dapat
membuat ground clearance motor di buat serendah mungkin dengan
tanah. Dengan pusat grafitasi yang rendah akan meningkatkan stabilitas
motor sehingga menghasilkan motor yang memiliki handling cukup baik.
• Dengan absennya minyak pelumas di ruang engkol maka kerja mesin
menjadi sedikit lebih ringan akibat berkurangnya gesekan antara poros
engkol dan minyak pelumas seperti yang terjadi pada sistem celup.
• Sistem dry sump memiliki konstruksi yang lebih kompleks tapi disisi lain
ukuran mesin menjadi lebih kecil. Sehingga lebih leluasa mengatur posisi
mesin di motor khususnya pada mesin-mesin berkonvigurasi V-engine.
Gambar Sistem Sump Kering
Cara Kerja Sistem Pelumasan
•Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada bagian inlet hose
oil pump.
•Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh pompa.
•Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
•Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
•Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan ke oil jet,
•Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm selanjutnya oli kembali
ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
•Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah silinder untuk melumasi
bagian piston dan connecting rod.
•Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika
poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh
bagian mesin.
Klasifikasi Minyak Pelumas
• Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak
pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan
pelumasan tidak selalu berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga
organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system
klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi
yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan
sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua
duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.
•
• SAE : Society of Automotive Engineers
• API : American Petroleum Institute
• ASTM : American Society for Testing Materials.
Klasifikasi Minyak Pelumas