Anda di halaman 1dari 26

SISTEM PELUMASAN PADA

MOTOR DIESEL

Materi Kuliah Online Tanggal 16 April 2020


Pengertian
• Beroperasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk
melumasi bagian-bagian yang bergerak, yang saling bergesekan pada
bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari panas
yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari
panas yang di hasilkan dari proses pembakaran. Maka dari itu
pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam
permesinan, sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem
pelumasan pada suatu mesin, maka secara otomatis mesin tersebut
tidak dapat beroperasi.
• Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda
padat yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan
cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :
• Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat
memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
• Tetap membasahi permukaan kedua benda.
• Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
• Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
• Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas /
lubricant.
Fungsi Pelumasan
• Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak
bergesekan.
• Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
• Sebagai media pendingin : menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang
bergesekan
• Sebagai zat perapat kebocoran : menyekat udara antara ring piston
dengan dinding silinder
• Sebagai zat pembersih : menghilangkan karbon didalam sylinder dan
debu dan menyaringnya.
• Sebagai peredam suara dari getaran
Sistem Pelumasan
• Pada mesin 4 langkah, terdapat dua tipe sistem pelumasan yang
sering di temui yaitu;

• Wet sump lubrication system (sistem pelumasan basah)


• Dry sump lubrication system (pelumasan kering)
Wet Sump
• Sistem wet sump biasa juga dikenal dengan sistem pelumasan basah. Sistem ini
meletakan penampung oli (oil pan/kalter) di ruang engkol, jadi ruang engkol
juga berfungsi untuk menampung minyak pelumas yang di butuhkan mesin.

Untuk itulah mengapa ruang engkol pada mesin yang menggunakan sistem
pelumasan basah berukuran relatif besar.

Sistem pelumasan basah sendiri di bagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu;
• a. Sistem celup/percik
• b. Sistem tekan
• c. Kombinasi percik dan tekan
Sistem celup
• Merupakan sistem pelumasan yang paling sederhana. Sistem ini tidak menggunakan
komponen tambahan untuk mensirkulasi oli kebagian mesin yang membutuhkan
pelumasan.
• Stang seher (conecting rod) didesain sedemikian rupa sehingga dapat membawa sedikit
oli yang akan memancar (percikan) ke dinding silinder akibat gaya sentrifugal dari
putaran poros engkol.
• Desain pada batang seher berbentuk seperti sendok, dapat membawa minyak pelumas
dan akan memercikan kearea dinding silinder untuk melumasi piston.
• Sistem ini umumnya ditemukan pada mesin dengan posisi katup disamping (side Valve).
Karena pada konstruksi mesin Side Valve, semua bagian penting dari mesin yang perlu
dilumasi berada di bawah mesin jadi tidak diperlukan pompa oli untuk mengirim oli ke
head silinder.
Gambar Sistem Celup
Sistem tekan
• Minyak pelumas ditampung di karter mesin pada ruang engkol, oli di
pompa ke seluruh bagian mesin yang membutuhkan pelumasan dan
kemudian kembali ke ruang karter.
• Jika anda pernah mendengar istilah tunggu oli naik saat memanaskan
mesin, maksudnya adalah menunggu hingga sekiranya oli sudah
cukup melumasi bagian poros cam yang biasanya berada lebih tinggi
dari posisi karter (untuk mesin tegak)
Gambar Sistem Tekan
Kombinasi sistem tekan dan celup
• Poros engkol terendam oli dan dapat memercik oli ke dinding silinder saat mesin
bekerja. Sedangkan untuk melumasi bagian mesin lainnya digunakan sistem tekan
agar mudah dijangkau.
• Oli jalan-jalan keseluruh bagian mesin yang perlu dilumasi dengan bantuan
pompa, pompa ini biasanya digerakan secara mekanis yang terhubung dengan
poros engkol dan akan kembali ke penampungan oleh gaya grafitasi
• Secara konstruksi, pelumasan tipe basah lebih sederhana dengan komponen
pelumasan relatif lebih sedikit dan sirkulasi pelumas ke komponen mesin lebih
cepat. Namun gesekan antara poros engkol dan genangan oli di karter memberi
hambatan tersendiri meskipun nilainya relatif kecil.
• Itulah sebabnya pengisian oli pada mesin tidak boleh melebihi batas yang telah
ditentukan karena akan memberatkan kerja mesin.
Dry Sump
• Sistem pelumasan kering memiliki wadah penampung oli yang diletakan di luar mesin.
Untuk sepeda motor, penampung oli biasanya diletakan pada rangka tengah dekat dengan
aki, beberapa juga memanfaatkan frame seperti yang diterapkan pada Aprilia RSV Mille
atau pada swingarm untuk dijadikan penampung oli.
• Sistem palumasan kering membutuhkan pompa untuk menyalurkan pelumas dari wadah
penampungan ke mesin. Biasanya oli akan di salurkan melalui kepala silinder kemudian
mengalir ke komponen mesin lainnya hingga ke poros engkol.
• Setelah sampai ke poros engkol maka pelumas akan jatuh ke dasar mesin yang selanjutnya
akan di sedot oleh pompa untuk mengembalikannya ke wadah penampungan. Jadi terdapat
dua buah pompa untuk mensirkulasikan minyak pelumas.
• Di wadah penampungan (reservoir) oli didinginkan terlebih dahulu untuk kemudian dikirim
kembali kemesin, sehingga oli dapat juga berfungsi untuk membantu mendinginkan mesin.
• Dry sump lubrication system atau dikenal dengan sistem pelumasan
kering, memiliki desain ruang engkol yang lebih kecil. Hal ini dapat
membuat ground clearance motor di buat serendah mungkin dengan
tanah. Dengan pusat grafitasi yang rendah akan meningkatkan stabilitas
motor sehingga menghasilkan motor yang memiliki handling cukup baik.
• Dengan absennya minyak pelumas di ruang engkol maka kerja mesin
menjadi sedikit lebih ringan akibat berkurangnya gesekan antara poros
engkol dan minyak pelumas seperti yang terjadi pada sistem celup.
• Sistem dry sump memiliki konstruksi yang lebih kompleks tapi disisi lain
ukuran mesin menjadi lebih kecil. Sehingga lebih leluasa mengatur posisi
mesin di motor khususnya pada mesin-mesin berkonvigurasi V-engine.
Gambar Sistem Sump Kering
Cara Kerja Sistem Pelumasan
•Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada bagian inlet hose
oil pump.
•Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh pompa.
•Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
•Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
•Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan ke oil jet,
•Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm selanjutnya oli kembali
ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
•Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah silinder untuk melumasi
bagian piston dan connecting rod.
•Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika
poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh
bagian mesin.
Klasifikasi Minyak Pelumas
• Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak
pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan
pelumasan tidak selalu berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga
organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system
klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi
yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan
sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua
duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.

• SAE : Society of Automotive Engineers
• API : American Petroleum Institute
• ASTM : American Society for Testing Materials.
Klasifikasi Minyak Pelumas

KLASIFIKASI LAMPAU KLASIFIKASI


(A.P.I) SEKARANG
ML SA
MOTOR
BENSIN MM SB
MS SC. SD
MOTOR
DG CA
DIESEL DM CB. CC
DS CD
Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin ASTM

Untuk service motor


bensin dan diesel untuk Tak termasuk aditiv, selain
mesin dalam keadaan dari pada untuk
SA
biasa, yang tak pengentalan atau minyak
memerlukan kombinasi penetrasi
aditiv minyak
Untuk service motor
bensin beban Miyak anti oxidant a
ringan.untuk mesin yang
gesekan
SB bekerja alam keadaan
biasa ang membtuhkan
sedikit aditiv kombinasi
dari minyak.
Motor bensin untuk
truk dan mobil yang
dibuat antara 1964-
Miyak ini sesuai
1967 dan bekerja dengan permntaan
dibawah tahun 1964
pabrik-pabrik untuk
dalam masa garansi model 1964-1967
pabrik. Minyak ini
terutama dipakai
mempunyai sifat
SC yang baik terhadap untuk mobil da
mempunyai
temperatur rendah
ketahanan pada
dan tinggi, temperatur rendah,
melindungi
anti pelumpuran dan
pengendapan dan
anti karat.
mempunyai sifat
untuk mengurangi
gesekan
Minyak sesuai
permintaan pabrik-
pabrik setelah 1968,
Untuk 1968 motor terutama dipakai
SD bensin truk dan untuk mobil dan
mobil yang beroprasi mempunyai
dibawah 1962 ketahanan pada
temperature rendah
anti pelumpuran dan
anti karat
Motor diesel biasa
memakai bahan
bakar bermutu
tinggi. Minyak yang
dipakai ini untuk Dipakai untuk
spesifikasi ini memenuhi
terutama pada kemampuan MIL-L-
pemakaian antara 21004A pada motor-
1940 dan 1950, motor diesel tampa
CA minyak ini dipakai supercharger dan
dengan mutu bahan motor bensin dengan
bakar yang tinggi dan pemakain bahan
sifatnya anti karat bakar kadar sulfur
pada rendah
bearing/bantalan
dan mencegah
pengendapan pada
temperatur tinggi
Motor diesel dengan
beban berat motor
diesel yang bekerja
pada oprasi biassa
dengan mutu bahan
bakar yang rendah
yang menyebabkan
tempertur tinggi dan Minyak ini dipakai
untuk motor bensin
karat pada bantalan.
Kadang-kadang motor dan motor bensin
motor bensin dipakai tanpa turbocharger ini
CB termasuk minyak MIL-
dalam kasus ini. L-2104A yang ditest
Minyak ini
diformalisasikan dengan kadar sulfur
tinggi pada bahan
tahun 1949. Minyak bakar
ini dipergunakan
untuk bahan bakar
dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi
bantalan dari karat
dan temperature
tinggi.
Kesimpulan :
• Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan,
karena apabila telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut
maka mesin tidak dapat beroprasinal dengan baik.
• Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga
dapat mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
• Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di
hasilkan dari gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
• Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah
ditentukan.
• Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai