Anda di halaman 1dari 30

PENGUKURAN TEKNIK

Oleh : Citra Zaskia Pratiwi, ST, MT

Prodi Mekanisasi Perikanan


Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Materi

Ketidakpastian
01
Pengukuran

Analisis Ketidakpastian
02
Pengukuran
KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
Ketidakpastian Pengukuran (1)
Jenis dan Sumber Ketidakpastian

 Ketidakpastian Bersistem
Ketidakpastian (kesalahan) bersistem akan menyebabkan hasil yang
diperoleh menyimpang dari hasil sebenarnya
Ketidakpastian Pengukuran (2)
Sumber-sumber ketidakpastian bersistem ini antara lain:

1. Kesalahan kalibrasi alat, dapat diketahui dengan membandingkannya


dengan alat yang lain.
2. Kesalahan titik nol (KTN).
3. Kerusakan komponen alat, misalnya pegas yang telah lama dipakai
sehingga menjadi tidak elastis lagi
4. Gesekan
5. Kesalahan karena keadaan saat bekerja, kondisi alat pada saat dikalibrasi
berbeda dengan kondisi pada saat alat bekerja.
Ketidakpastian Pengukuran (3)
 Ketidakpastian Rambang (Acak)
Ketidakpastian ini menyebabkan pengukuran jatuh agak ke kiri dan ke
kanan dari nilai yang sebenarnya.
Ketidakpastian Pengukuran (4)
Sumber-sumber ketidakpastian acak ini antara lain:

1. Ketidakpastian menaksir bagian skala.


• Sumber pertama ketidakpastian pada pengukuran adalah keterbatasan
skala alat ukur.
• Harga yang lebih kecil dari nilai skala terkecil alat ukur (NST) tidak dapat
lagi dibaca, sehingga dilakukan taksiran.

2. Keadaan yang berfluktuasi


• Artinya keadaan yang berubah cepat terhadap waktu.
• Misalnya, kuat arus listrik, tegangan jala-jala PLN, dan sumber tegangan
lain yang selalu berubah-ubah secara tidak teratur
Ketidakpastian Pengukuran (5)
3. Gerak acak (gerak Brown) molekul-molekul udara.
• Gerak ini menyebabkan penunjukkan jarum dari alat ukur yang
sangat halus menjadi terganggu.

4. Landasan yang bergetar.

5. Bising (Noise)
• Gangguan pada alat elektronika yang berupa fluktuasi yang
cepat pada tegangan karena komponen alat yang meningkat
temperatur kerjanya.

6. Radiasi latar belakang seperti radiasi kosmos dari angkasa luar.


ANALISIS KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (1)
 Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

- Pengukuran tunggal adalah adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
- Keterbatasan skala alat ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati serta
banyak sumber kesalahan lain, mengakibatkan:

“Hasil Pengukuran Selalu Dihinggapi Ketidakpastian”

- Pengukuran tunggal :

Dimana ∆x adalah ketidakpastian pengukuran tunggal.


Analisis Ketidakpastian Pengukuran (2)
Hasil pengukuran dilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan seperti berikut.

dimana:
X = simbol besaran yang diukur
(x ± ∆x ) = hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya
[X] = satuan besaran x (dalam satuan SI)
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (3)
Contoh 1:

Misalkan arus dalam rangkaian diukur dengan skala miliamperemeter dari


jarum penunjuk tampak pada gambar berikut.

• Nilai arus yang terbaca lebih dari 3,5 mA tetapi kurang dari 3,7 mA.
• Maka yang dilaporkan adalah:
I = (3,60± 0,05) mA
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (4)
Dapat disimpulkan:
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (5)
Contoh 2:

Arus listrik diukur dengan ammeter yang ujung jarum penunjuknya cukup halus dan
goresan skalanya cukup tajam (tipis) seperti pada gambar berikut

• Nilai arus listrik yang ditunjukkan adalah


I = (3,63 ± 0,03) mA atau I = (3,64 ± 0,02) mA
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (6)
- Ketidakpastian yang ditunjukkan alat ditaksir lebih kecil dari ½ NST, karena
jarak pisah antara dua goresan yang berdekatan tampak jelas dengan ujung
jarum penunjuk yang cukup halus.

- Ini memberikan alasan untuk menaksir ketidakpastiannya kurang dari ½ NST


misalnya 1/3 NST (0,03 mA) atau 1/5 NST (0,02 mA)
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (5)
 Ketidakpastian Mutlak dan Ketepatan Pengukuran

- ∆x disebut ketidakpastian mutlak pada nilai { x } dan memberi gambaran


tentang mutu alat ukur yang digunakan.

- Dari kedua contoh yang telah diberikan (contoh 1 dan 2), dapat disimpulkan
bahwa meteran (alat ukur) kedua lebih baik dari alat ukur pertama
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (6)
- Dengan menggunakan alat ukur yang lebih bermutu, maka diharapkan
pula hasil yang diperoleh lebih tepat, oleh karena itu ketidakpastian
mutlak menyatakan ketepatan hasil pengukuran

- Jadi kuat arus listrik I = 3,64 mA adalah lebih tepat daripada I = 3,6 mA
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (7)
 Ketidakpastian Relatif dan Ketelitian Pengukuran

- Perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukuran


disebut ketidakpastian relatif pada nilai {x}, sering dinyatakan dalam %
(tentunya harus dikalikan dengan 100%)

- Contoh 1, ketidakpastian relatifnya :

- Contoh 2, ketidakpastian relatifnya :


Analisis Ketidakpastian Pengukuran (8)
- Ketidakpastian relatef menyatakan tingkat ketelitian hasil pengukuran

- Pada contoh 1 dan 2, kuat arus listrik kedua telah berhasil diukur dengan
tingkat ketelitian sekitar tiga kali lebih baik daripada pengukuran kuat arus
listrik pertama.
Analisis Ketidakpastian Pengukuran (9)
 Ketidakpastian pada Pengukuran yang Diulang (Pengukuran Berganda)

a. Pengulangan yang Beberapa Kali Saja


- Jika pengukuran 3 kali dengan hasil x1, x2 dan x3 atau dua kali lipat saja
misalnya pada awal percobaan dan pada akhir percobaan, maka {X} dan
Δx dapat ditentukan sebagai berikut:

Nilai rata-rata pengukuran dilaporkan


sebagai {X} sedangkan deviasi
mutlak terbesar atau deviasi mutlak
rata-rata dilaporkan sebagai Δx jadi
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(10)

• Δx adalah yang terbesar di antara δ1, δ2 dan δ3 atau ∆x adalah


• Disarankan supaya diambil sebagai Δx oleh ketiga nilai x1, x2 dan x3 akan
tercakup dalam interval: (x + Δx) dan (x – Δx)
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(11)
Contoh: Jawab:
Misalkan
x1 = 12,1
x2 = 11,7
x3 = 12,2
Berapa (x ± Δx) yang harus dilaporkan:

• nilai x yaitu x1, x2 dan x3 tercakup


dalam interval (12,0 + 0,3) = 12,3
sampai (12,0 - 0,3) = 11,7
 Pengukuran yang Diulang Cukup Sering

- Pengukuran yang diulang cukup sering, menghasilkan sampel, misalkan


pengukuran diulang n kali menghasilkan sampel; x1, x2, x3, …, xn
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(12)
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(13)
Contoh :

Tebal sebuah kubus alumunium diukur dengan menggunakan jangka sorong


menghasilkan sampel sebagai berikut:
t= 15,0 - 14,8 – 15,0 – 14,9 – 15,1 – 15,1 – 15,0 – 14,8 – 15,2 – 15,1
(dalam satuan mm)
Laporan dalam bentuk (t + Δt) menurut hasil pengukuran di atas.
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(14)
Jawab :
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(15)
- Penentuan angka berarti
• Jumlah angka berarti yang harus digunakan dalam melaporkan hasil suatu
pengukuran.
• Jumlah ini harus tepat sesuai dengan ketepatan yang tercapai dalam
pengukurannya agar orang lain yang membaca laporan atau tidak mendapat
kesan yang keliru tentang ketelitian pengukuran itu
• Jumlah angka berarti ditentukan oleh ketidakpastian relatifnya.
Analisis Ketidakpastian Pengukuran
(16)
• Dalam hal ini orang sering menggunakan suatu aturan praktis sebagai berikut.

Atau dengan persamaan :


REFERENSI
Riskawati, Nurlina, dan Rahman Karim. 2018. Alat Ukur dan Pengukuran.
Makassar : LPP Unismuh Makassar
Thank you

Anda mungkin juga menyukai