Setiap pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran yang dimiliki suatu alat yang besarannya sejenis dengan cara
membaca skala.
Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur. Hasil pengukuran merupakan
nilai taksiran besaran ukur. Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran
mempunyai kesalahan.
Banyak alat pengukur yang bisa digunakan, contohnya: mistar, timbangan, thermometer,
jangka sorong, micrometer sekrup, dll. Sedangkan Yang diukur adalah besaran-besaran fisika,
yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Contoh: panjang, massa dan waktu
Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan, baik kesalah alat maupun
kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada ketidakpasitian dalam pengukuran.
Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Kesalahan pengukuran ada tiga
macam:
1.
Kesalahan Sistematis
a.
Kesalahan Kalibrasi (Faktor alat)
Penyesuaian kembali perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar akurasi
semula.
b.
Kesalahan Titik Nol (0)
Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.
c.
Kelelahan Alat
Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi. Contoh: pegas
yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan garis skala.
d.
Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek
yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.
e.
Kondisi Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan berubah sehingga tidak bisa dilakukan
pengukuran seperti biasa.
2.
Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada kondisi-kondisi pengukuran . contoh fluktuasi
tegangan listrik; gerak brown molekul udara; landasan obyek bergetar.
3.
Keteledoran Pengamat
Keterbatasan pengamat dalam membaca hasil pengukuran.
Ketepatan pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam fisika untuk
memperoleh hasil/data dari suatu pegukuran yang akurat dan dapat dipercaya. Suatu pengukuran
selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya
nilai skala terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya
gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling
mempengaruhi serta ketrampilan pengamat.
Nilai suatu besaran termasuk besaran lazim dituliskan dalam bilangan desimal dengan
pangkat dari bilangan dasar 10. Banyaknya angka yang dipakai dalam penulisan disebut angka
berarti (AB). Sebagai contoh,penulisan yang lazim dipakai adalah sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel 2. Misal,untuk suatu nilai 1,4273x10,dituliskan sebagai:
AB
5
Tabel 1.
Ketidakpastian Relatif (%)
0,05
Penulisan
(1,4273 0,0005) x
0,5
(1,427 0,005) x
(1,43 0,05) x
10
(1,4 0,1) x
Pengolahan Data
1.Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST) dan ketidakpastian suatu alat ukur.
Tabel 1.
Nama Alat
NST
Ketidakpastian
Penggaris
Inci :
0,3125
0,01525
Dari 1- 3 inci
0.01565
0,0078125
Dari 3-4 inci
0.0625
0,01325
Dari 4-12 inci
Ngka Cm:
0.05cm
0,025cm
Dari 1-10 cm
0,1cm
0,5cm
Dari10-30 cm
1 sekon
0,5 sekon
Jam tangan
Voltmeter
1 volt
Timbangan
0,01 gram
0.005 gram
Jangka sorong
0,02 mm
0,01 mm
Mikrometer sekrup
0,01mm
0,005 mm
Termometer suhu
1C
0,5volt
0,5C
0,01 sekon
Stopwacth
0,005 sekon
nilai
0,85 0,005 sekon
67,29 0.05 gram
71,55 0.05 gram
232,8 4,5 volt
3. menentukan volume
Tabel 3.
dimens
i
P
L
t
V
Balok
dimensi Silinder
D
T
Analisis Data
1. Pada tabel 1 diatas merupakan tabel penentuan nilai skala terkecil(NST) dan ketidakpastian,
NST adalah nilai skala yang ada dalam suatu alat ukur terkecil yang bisa di gunakan untuk
mengukur suatu benda atau objek . sedangkan ketidakpstian adalah toleransi yang kita berikan
saat pengukuran dilaksanakan yang biasanya didapatkan setengah dari NST. Untuk lebih jelas
bisa dilihat dari tabel berikut :
Tabel menentukan NST dan ketidakpastian
Nama alat
NST
Ketidakpastian ( NST/2 )
Voltmeter
1 volt
Timbangan
0,01 gram
termomoter
1C
= 0,5C
2. Pada tabel 2 diatas merupakan tabel penentuan nilai ukur , dalam tabel tersebut adad 2 macam
pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran sekali dan pengukuran berkali kali ,
untuk pengukuran sekali dalam mementukan ketidakpastian sama dengan tabel 1 . yaitu
setengah dari NST.
X = 1/2 NST
dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai :
X = X X
sedangkan untuk pengukuran berkali kali nilai ketidakpastian bisa dicari dengan cara yaitu
menggunakan setengah dari nilai tertinggi pengukuran dikurangi dengan nilai terendah
pengukuran.
dengan penulisan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata X
nb : Xrata-rata = X1 + X2 + X3 +.........../ n
berikut ini perhitungannya :
perhitungan sekali untuk periode degup jantung yaitu alat yang digunakan adalah stopwach yang
memiliki NST = 0.01 sekon sehingga diperoleh ketidakpastian dari NST yaitu 0,05
setelah dilakukan ternyata degup jantung temen sekelompok adalah 85 sehngga hasil akhr bisa di
tuliskan
T= XX
= 85* 0.01 0.05
= 0,85 0.05 sekon
Perhitungan ini sama juga untuk massa balok dan silinder yang sama sama pengukuran sekali.
l
=101,14
t = 97,36
t =50,46
t =600,04
d = 10,10-10,08/2
= 0,02
l= 20,24-20,22/2
= 0.01
= 0,01
t = 120,02 120,00/2
= 0,01
Volume balok
V=pxlxt
= 60,02 x20,22 x 19,47
= 23628,87
= 0,40
V = 5,05
1. Pengukuran
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan
suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan.
Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai
patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu
perbandingan dan patokan (standar).
2. Mistar
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu
atau skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan
banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong
dengan jangka sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala,
dan bahkan ada yang memiliki skala nonius sebanyak 50 skala.
Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong diberikan
oleh persamaan:
Hasil Pengukuran (HP) = Nilai Skala Utama Nilai Skala Nonius
dengan
Nilai Skala Utama = Penunjukan skala utama x
NST skala utama dan,
Nilai Skala Nonius = Penunjukan skala nonius x NST skala nonius.
atau,
Hasil Pengukuran (HP) (PSU NST SU) + (PSN NST Jangka Sorong)
dengan
NST SU
N
nonius.
3. Mistar
Dimana mistar mempunyai skala terkecil 1 mm dengan batas ketelitian 0,5
mm atau setengah dari nilai skala terkecilnya.
4. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM)
sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST
mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya
dengan jangka sorong, yaitu :
NST Mikrometer
NS Skala Mendatar
Jumlah Skala Putar
0.5 mm
=0.01 mm
50 skala
1
x= . NST
n
1
x= .0 .01 mm=0.005 mm
2
Pada umumnya mikrometer sekrup memiliki NST skala mendatar
(skala utama) 0,5 mm dan jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala.
Hasil pengukuran dari suatu mikrometer dapat ditentukan dengan cara
membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan
garis horisontal (yang membagi dua skala utama menjadi skala bagian atas
dan bawah) terhadap skala putar.
5. Neraca Ohauss
a. Neraca ohauss 311 gram
Neraca ini mempunyai 4 (empat) lengan dengan NST yang
berbeda-beda, masing-masing lengan mempunyai batas ukur dan
NST yang berbeda-beda. Untuk menggunakan neraca ini terlebih
dahulu tentukan NST masing-masing lengan kemudian jumlahkan
penunjukan lengan neraca yang digunakan.
b. Neraca ohauss 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan dan skala berputar yang
dilengkapi dengan nonius. Nonius pada alat ini tidak bergerak
seperti pada mistar Geser dan mikrometer, cara menentukan NST
dari alat ini, sama saja dengan mistar geser. Menentukan hasil
pengukurannya adalah dengan menjumlahkan pembacaan masingmasing lengan, skala berputar dan penunjukan nonius.
NS lengan 1
NS lengan 2
NS skala putar
NS Skala Nonius
19 SU
10 SN
= 100 gram
= 10 gram
= 0,1 gram
= 10 SN
= 10 SN
= 19 SU = 1,9 gram
1.9
=0.19 gram
1 SN = 10
NST
0.20
=0.01 gram
0.19
Metode Eksperimen
Alat Dan Bahan
1. Alat
Mistar
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Neraca ohauss
Termometer
Stopwatch
Kaki tiga dan kasa
Pembakar bunsen
Gelas ukur
2. Bahan
Air secukupnya
Balok / Kubus
Bola (kelereng)
3. Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1. Pengukuran Panjang
a. Variabel terukur: panjang balok, tinggi balok, lebar balok, diameter bola
b. Variabel terhitung: volume balok dan bola
2. Kegiatan 2. Pengukuran Massa
a. Variabel terukur: massa balok dan bola
b. Variabel terhitung: massa jenis balok dan bola
3. Kegiatan 3. Pengukuran Waktu dan Suhu
4.
5. Prosedur Kerja
6. Kegiatan 1 pengukuran panjang
a. Mengambil mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup kemudian menentukan NST dari
masing-masing alat ukur.
b. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan tinggi balok
berbentuk kubus yang telah disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur diatas.
Mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan pada table hasil pengamatan dengan
disertai ketidakpastiannya.
c. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (mengukur di tempat
berbeda) yang telah disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur diatas. Mencatat
hasil pengukuran yang telah dilakukan pada table hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.
7.
8. Kegiatan 2 pengukuran massa
a. Menentukan NST masing-masing neraca yang akan digunakan
b. Mengukur massa balok kubus dan bola (yang digunakan di pengukuran panjang) sebanyak
3 kali secara berulang.
c. Mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan ketidakpastian pengukuran.
9.
10. Kegiatan 3 pengukuran suhu dan waktu
a. Menyiapkan gelas ukur, pembakar Bunsen lengkap dengan kaki tiga dan lapisan asbesnya
dan sebuah thermometer.
b. Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan meletakkan di atas kaki tiga tanpa ada
pembakar.
c. Mengukur temperaturnya sebagai teperatur mula-mula (To)
d. Menyalakan pembakar bunsen dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya terlihat
normal
e. Meletakkan pembakar Bunsen tepat dibawah gelas kimia bersamaan dengan menjalankan
alat pengukur waktu.
f. Mencatat perubahan temperature yang terbaca pada thermometer tiap selang waktu 1
menit sampai diperoleh 10.
11.
12.
13.
14.
15. Hasil Eksperimen Dan Analisis Data
1. Hasil Eksperimen
16. Kegiatan 1 : Pengukuran Panjang
17.
18. Tabel 1.1 Pengukuran Panjang
20. B
e
n
d
a
19.
N
y
a
n
g
d
i
u
k
u
r
21. Be
sar
an
ya
ng
diu
kur
26. Mistar
28. Mikrometer
Sekrup
29.
32. Pa
nja
ng
30.
1
31. B
a
l
o
k
50. Le
bar
33.
|19,0 0,5| mm
34.
|20,20 0,05|mm
35.
|20,010 0,005| mm
39.
|20,0 0,5|mm
40.
|20,15 0,05| mm
41.
|19,890 0,005| mm
45.
|20,0 0,5|mm
46.
|20,20 0,05|mm
47.
|19,970 0,005| mm
51.
|19,0 0,5| mm
52.
|20,20 0,05|mm
53.
|19,430 0,005| mm
57.
|20,0 0,5|mm
58.
|20,20 0,05|mm
59.
|19,890 0,005| mm
63.
|20,0 0,5|mm
64.
|20,20 0,05|mm
65.
|19,930 0,005| mm
70.
|20,20 0,05|mm
75.
|20,0 0,5|mm
76.
|20,00 0,05|mm
77.
81.
|20,0 0,5|mm
82.
|20,25 0,05| mm
83.
|19,910 0,005| mm
87.
|16,00 0,5| mm
88.
|16,60 0,05| mm
89.
|16,490 0,005| mm
93.
|16,00 0,5| mm
94.
|16,60 0,05| mm
95.
|16,584 0,005|mm
99.
100.
69.
|20,0 0,5|mm
68. Tin
ggi
84.
85. B
o
l
a
86. Di
am
ete
r
|19,890 0,005| mm
101.
|16,00 0,5| mm
|16,60 0,05| mm
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
= -
|16,490 0,005| mm
1. B
e
n
d
a
2. Penunj
ukan
lengan
1
1. 0,00 g
2. 0,00 g
3. 0,00 g
3. Penunj
ukan
lengan
2
1. 60,00 g
2. 60,00 g
3. 6,00 g
4. Penunj
ukan
Lengan
3
1. 2,40 g
2. 2.40 g
3. 2,30 g
7. B
5. Massa Benda
6. (g)
8. 1.
|62.40 0,05|
g
a
l
o
k
9. 2.
|27,24 0,01|
K
u
b
u
s
g
10. 3.
|27,23 0,01|
1. 0,00 g
2. 0,00 g
3. 0,00 g
1. 0,00 g
2. 0,00 g
3. 0,00 g
1. 5,70 g
2. 5,70 g
3. 5,70 g
g
12. 1.
|5,26 0,01|
g
11. B
13. 2.
|5,24 0,01|
l
a
g
14. 3.
|5,31 0,01|
g
110.
111.
Be
115.
Penun.
leng
an 2
117.
Penun
.
le
ng
an
4
118.
Massa
benda (g)
119.
Ba
120. 123.
1.
1.
60,000
124.
2.
0,0
00 60,000
3.
121. 125.
60,000
2.
0,0
00
122.
3.
0,0
00
126.
1.
2,0
00
127.
2.
2,0
00
128.
3.
2,0
00
129.
132. 1.
1.
|62,340 0,005|
0,
133.
2.
34
|62,190 0,005|
0
130.
134. 3.
2.
|62,250 0,005|
0,
19
0
131.
3.
0,
25
0
135.
B
136.
1.
0,0
00
137.
2.
0,0
00
138.
3.
0,0
00
142.
1.
5,0
00
143.
2.
5,0
00
144.
3.
5,0
00
145.
1.
0,
76
0
146.
2.
0,
77
0
147.
3.
0,
77
139.
1.
0,00
0
140.
2.
0,00
0
141.
3.
0,00
0
148.
1.
|5,760 0,005|
149.
2.
|5,770 0,005|
150.
3.
|5,770 0,005|
0
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
: 10 SN = 19 SP (1,9 gram)
1,9
gram
1 SN = 10
1 SN = 0,19 gram
NST = (0,2 0,19) gram
= 0,01 gram
Tabel 1.4 Pengukuran Massa( Neraca Ohauss 310 gram)
164.
163.
Bend
a
166.
Penun.
len
ga
n1
167.
Penun.
len
ga
n2
171.
Balok
K
u
b
us
172.
1.
0,0
0
173.
2.
0,0
0
174.
3.
0,0
0
175.
1.
60,
00
176.
2.
60,
00
177.
3.
60,
00
169.
Penun
.
sk
al
a
no
ni
us
178.
1.
2,
4
0
179.
2.
2,
4
0
180.
3.
2,
4
181.
1.
0,
03
182.
2.
0,
02
183.
3.
0,
04
170.
Ma
ssa benda
184.
1.
|62,43 0,01|
185.
2. ,
|62,42 0,01|
186.
3. ,
|62,44 0,01|
188.
1.
0,0
0
189.
2.
0,0
0
190.
3.
0,0
0
187.
Bola
191.
1.
0,0
0
192.
2.
0,0
0
193.
3.
0,0
0
194.
1.
5,
7
0
195.
2.
5,
7
0
196.
3.
5,
7
0
197.
1.
0,
04
198.
2.
0,
05
199.
3.
0,
05
200.
1. ,
|5,74 0,01|
201.
2. ,
|5,75 0,01|
202.
3. ,
|5,75 0,01|
203.
204.
205.
206.
207.
NST termometer
= 1C
Temperatur mula-mula (To) = 30C
NST Stopwatch
= 1 sekon
208.
Tabel 1.5 Hasil pengukuran waktu dan suhu
209.
N
212.
210.
Waktu(
211.
Temper
atur(oC)
s)
Peruba
han
Temperatur
(oC)
213.
214.
60 1
218.
120 1
221. 222.
180 1
1
217.
2
215.
31,0
216.
0,5
219.
32,5
0,5
220.
0,5
223.
34,5
1,0
1,5
0,5
224.
2,0
3
225.
4
229.
5
233.
6
237.
0,5
226.
240 1
230.
300 1
234.
360 1
227.
0,5
36,5
228.
0,5
231.
0,5
38,5
232.
0,5
235.
2,0
0,5
40,5
0,5
2,0
236.
2,0
0,5
2. Analisis Data
238.
Kegiatan 1
a. Balok
Mistar
Panjang
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
Lebar
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
Tinggi
257.
258.
259. V =
p l t
= 19,7 mm 19,7
260.
mm 20,0 mm
= 7761,8 mm3
261. V =
p l t
262.
dV =
v
v
v
dp+ d l+ d t
p
l
t
263.
dV =
( p .l .t )
( p . l. t)
( p .l . t)
dp+
d l+
dt
p
l
t
264.
dV ( l . t ) dp+ ( p . t ) d l+ ( p . l ) d t
=
V
p .l .t
265.
dV dp d l d t
= + +
V
p l
t
266. dV =
|dpp + dll + dt t |v
267. V =
| pp + ll + tt | v
268. V =
269.
14,0+9,9
|14,0+394
| 7716,8 mm
270.
|37,9
394 | 7716,8 mm
271.
272.
273. V
Jangka sorong
Panjang
274.
275.
276.
277. p =
278. =
p1 + p2 + p3
3
p1= 20,20 mm
p2= 20,15 mm
p3= 20,20 mm
279.
= 20,18 mm
=| pi p| mm
280.
1=|20,2020,18|
mm
281.
3
= |20,15 20,18| mm
= |20,20 20,18| mm
282.
= 0,02 mm = 0,03 mm
= 0,02 mm
maks
283.
= 0,03 mm
284.
maks
285.
{p} = [
= p
p p ] =
[ 20,18 0,03 ] mm
286.
Lebar
287.
l1
=20,20 mm
288.
l2
=20,20 mm
289.
l3
=20,20 mm
290.
l
=
291. =
292.
l 1 +l 2 +l 3
3
( 20,20+ 20,20+20,20 ) mm
3
= 20,20 mm
{ l } = [ l l
293.
= [ 20,20 0,05 ] mm
294.
Tinggi
295.
t1
=20,20 mm
296.
t2
=20,20 mm
297.
t3
=20,25 mm
298. t =
299. =
t 1 +t 2+t 3
3
( 20,20+ 20,20+20,25 ) mm
3
300.
= 20,22 mm
=|t it |mm
301.
1
302.
|20,25 20,22| mm
303.
mm
= 0,02 mm = 0,02 mm
304.
maks
305.
{t} = [
= t
t
= 0,03
t ] =
[ 20,22 0,03 ] mm
306.
V =
p l t
307.
mm 20,22 mm
= 8242,40 mm3
308.
309.
V =
p l t
dV =
v
v
v
dp+ d l+ d t
p
l
t
= 20,18 mm 20,20
310.
dV =
( p .l .t )
( p . l. t)
( p .l . t)
dp+
d l+
dt
p
l
t
311.
dV ( l . t ) dp+ ( p . t ) d l+ ( p . l ) d t
=
V
p .l .t
312.
dV dp d l d t
= + +
V
p l
t
313.
dV =
|dpp + dll + dt t |v
314.
V =
| pp + ll + tt | v
315.
V =
316.
20,40+12.23
|12,25+8242,40
| 8242,40 mm
317.
44,88
|8242,40
| 8242,40 mm
38
318.
319.
320.
(8240 40) mm3
321.
Mikrometer sekrup
Panjang
322.
323.
324.
p1= 20,010 mm
p2= 19,890 mm
p3= 19,970 mm
= (V V) mm3 =
325.
326.
p1 + p2 + p3
3
( 20,010+19,890+ 19,970 ) mm
3
327.
= 19,957 mm
=| pi p| mm
328.
1
329.
330.
= |20,010 19,957| mm
= 0,053 mm
2
= |19,890 19,957| mm
331.
332.
333.
= 0,067 mm
3
= |19,970 19,957| mm
334.
= 0,013 mm
335.
maks
= 0,067 mm
336.
maks
337.
{p} = [
= p
p p ] =
[ 19,957 0,067 ] mm
338.
Lebar
339.
l1
=19,430 mm
340.
l2
= 19,890 mm
341.
l3
19,930 mm
342.
343.
l
=
l 1 +l 2 +l 3
3
( 19,430+19,890+19,930 ) mm
3
344.
= 19,750 mm
=|l il|mm
345.
346.
1=|19,43019,750|
347.
= 0,320 mm
2=
|19,890 19,750|
348.
349.
= 0,140 mm
mm
mm
3=|19,750 19,930| mm
350.
351.
= 0,180 mm
352.
= l
{ l } = [ l l
354.
= [ 19,750 0,320 ] mm
355.
Tinggi
t1
356.
=19,340 mm
357.
t2
=19,890 mm
358.
t3
=19,910 mm
359.
t
=
360.
t 1 +t 2+t 3
3
( 19,340+19,890+19,910 ) mm
3
361.
= 19,713 mm
=|t it |mm
362.
363.
1=|19,34019,713| mm
364.
= 0,283 mm
2
= |19,890 19,713| mm
365.
366.
367.
= 0,177 mm
= |19,910 19,713| mm
368.
= 0,197 mm
369.
maks
370.
maks
371.
{t} = [
[ 19,713 0,283 ] mm
372.
= 0,320 mm
maks
353.
maks
V =
p l t
= 0,283 mm
= t
t
t ] =
373.
dV =
v
v
v
dp+ d l+ d t
p
l
t
374.
dV =
( p .l .t )
( p . l. t)
( p .l . t)
dp+
d l+
dt
p
l
t
375.
dV ( l . t ) dp+ ( p . t ) d l+ ( p . l ) d t
=
V
p .l .t
376.
dV dp d l d t
= + +
V
p l
t
377.
dV =
|dpp + dll + dt t |v
378.
V =
| pp + ll + tt | v
379.
V =
380.
125.892+111,545
|26,085+7769,894
| 7769,894 mm
381.
263,522
|7769,894
| 7769,894 mm
382.
383.
384.
b. Bola (Kelereng)
Mikrometer sekrup
d 1=16,490
385.
mm
386.
d 2=16,580
mm
d 3=16,490
387.
388. d =
389. =
mm
d 1+ d2 + d3
3
( 16,490+16,580+16,490 ) mm
3
390. = 16,520 mm
=|d i d |mm
391.
392.
1=|16,49016,520|
393.
= 0,030 mm
2
= |16,580 16,520| mm
394.
395.
396.
mm
= 0,060 mm
3
= |16,490 16,520| mm
397.
= 0,030 mm
maks
398.
maks
399.
= d
{d} = [ d d ] =
400.
= 0,060 mm
[ 16,520 0,060 ] mm
401.
Jangka sorong
d 1=16,60
402.
mm
403.
d 2=16,60
mm
404.
d 3=16,60
mm
405. d =
406. =
d 1+ d2 + d3
3
( 16,60+16,60+ 16,60 ) mm
3
407. = 16,60 mm
{ d }=|d d|mm
408.
409.
Mistar
|16,60 0,05| mm
410.
d 1=16,0
mm
411.
d 2=16,0
mm
412.
d 3=16,0
mm
413. d =
414. =
d 1+ d2 + d3
3
( 16,0+16,0+ 16,0 ) mm
3
415. = 16,0 mm
{ d }=|d d|mm
416.
417.
418.
|16,0 0,5| mm
Kegiatan 2
a. Balok
Neraca ohauss 2610
419.
m1=62,40
420.
m2=
421.
m3=62,30
422.
m=
423.
gr
62,40 gr
gr
m1+ m2 +m3
3
( 62,40+ 62,40+62,30 ) gr
3
424.
62,37 gr
425.
=|mm
i| gr
1=|62,4062,37| gr
426.
2=|62,4062,37| gr
3=|62,3062,37| gr
427.
= 0,03 gr
= 0,03 gr
maks
428.
= 0,07 gr
= 0,07 gr
429.
maks
430.
m ] = [
{m} = [ m
= m
62,37 0,07 ] gr
431.
Neraca ohauss 311
432.
m1=62,340
gr
433.
m2=62,190
gr
434.
m3=62,250
gr
435.
m=
436.
m1+ m2 +m3
3
(62,340+62,190+62,250)gr
3
62,260 gr
437.
=|m i m
| gr
438.
439.
440.
441.
442.
= |62,340 62,260| gr
= 0,080 gr
= |62,190 62,260| gr
= 0,070 gr
443.
= |62,250 62,260| gr
444.
= 0,010 gr
maks
445.
= 0,080 gr
446.
maks
447.
m ] =
{m} = [ m
= m
[62,260 0,080 ] gr
m1=62,43
449.
m2=
62,42gr
450.
m3=
62,54gr
451.
m=
452.
gr
m1+ m2 +m3
3
(62,43+62,42+62,54)gr
3
62,46 gr
453.
=|m i m
| gr
454.
455.
2
= |62,43 62,46| gr
= |62,42 62,46| gr
= |62,54 62,46| gr
456.
457.
= 0,03 gr
maks
= 0,08 gr
= 0,04 gr
= 0,08 gr
458.
maks
459.
m ] =
{m} = [ m
[62,46 0,08 ] gr
460.
b. Bola
Neraca ohauss 2610
461.
m1=
5,70 gr
462.
m2=
5,70 gr
463.
m3=5,70
464.
m=
465.
466.
gr
m1+ m2 +m3
3
(5,70+5,70+5,70) gr
=5,70 gr
3
m1=5,760
468.
m2=
469.
m3=5,770
470.
m=
471.
gr
5,770gr
gr
m1+ m2 +m3
3
(5,760+5,770+5,770)gr
3
= m
5,767 gr
472.
=|m i m
| gr
473.
474.
= |5,760 5,767| gr
475.
476.
= 0,007 gr
2
= |5,770 5,767| gr
477.
478.
= 0,003 gr
3
= |5,770 5,767| gr
479.
= 0,003 gr
maks
480.
481.
maks
482.
m ] = [
{m} = [ m
5,767 0,007 ] gr
= 0,007 gr
483.
Neraca ohauss 310
484.
m1=
485.
m2=5,75
gr
486.
m3=5,75
gr
487.
m=
5,74 gr
m1+ m2 +m3
3
= m
488.
(5,74+5,75+5,75) gr
3
5,75 gr
489.
=|m i m
| gr
490.
1
491.
= |5,74 5,75| gr
= |5,75 5,75| gr 1 =
|5,75 5,75| gr
492.
= 0,01 gr
= 0 gr
= 0 gr
maks
493.
= m
m ] = [ 5,75 0,01 ] gr
{m} = [ m
494.
495.
Massa Jenis
496.
m
v
497.
*Massa yang digunakan adalah massa rata-rata yang diukur
dengan neraca ohauss 310 gr
498.
1. Balok
62,46 gr
1
499.
= 7716,8 mm3 = 0,008094 gr/mm3
500.
501.
2 =
62,46 gr
3
8242,40mm
3 =
62,46 gr
3
7769,894 mm
= 0,007578 gr/mm3
502.
503.
= 0,008038 gr/mm3
2. Bola
Mistar
504.
v=
1
6
d3
1=
m
v
505.
1
6
1
3
6 3,14 4096 mm
3,14 ( 16,0 mm )
62,46 gr
2143,57 mm 3
506.
0,02914 gr/mm3
507.
= 2143,57 mm3
508.
Jangka Sorong
509.
v=
510.
1
6
d3
1
6
1
3
6 3,14 4096 mm
1
6
d3
1
6
2 =
m
v
3,14 ( 16,0 mm )
62,46 gr
3
2143,57 mm
511.
0,02914 gr/mm3
512.
= 2143,57 mm3
513.
Mikrometer sekrup
514.
v=
515.
62,46 gr
2359,45 mm 3
3 =
m
v
3,14 ( 16,520 mm )
516.
1
3
6 3,14 4508,5 mm =
0,02647 gr/mm3
517.
= 2359,45 mm3
518.
519.
520.
Pembahasan
521.
diatas dengan melakukan percobaan tentang dasar pengukuran dan ketidakpastian dengan
menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup untuk mengukur
panjang, tinggi, dan lebar balok dan bola, serta mengukur massa dengan neraca ohauss
pada balok dan bola. Dilakukan pengukuran berulang sebanyak 3 kali dan menghasilkan
pengukuran rata-rata. Kemudian stopwatch, dan termometer pada air dilakukan
pengukuran sampai menit ke 10. Dari hasil pengamatan kami, yang menjadi implikasi
percobaan adalah karena adanya gangguan angin dari AC ruangan sehingga
menyebabkan susahnya mengukur dengan menggunakan neraca ohauss. Juga, karena
permukaan meja yang tidak rata kemungkinan menyebabkan kesahalan kalibrasi pada
neraca.
522.
523.
524.
Dari percobaan dasar pengukuran dan ketidakpastian ini, dapat ditarik kesimpulan
yaitu NST suatu alat ukur akan mempengaruhi hasil pengukuran alat ukur itu sendiri dan
semakin kecil NST suatu alat ukur maka semakin teliti pula alat ukur tersebut. Untuk
mengurangi kesalahan pengukuran, sebelum melakukan percobaan, kita harus
memastikan tidak ada gangguan apapun yang dapat membuat kesalahan pada percobaan
tersebut.
525.
526.
Daftar Rujukan
527.
Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM. 2014. Penuntun Praktikum Fisika
Dasar 1. Makassar
528.
529.