Tujuan praktikum
Melalui praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menggunakan alat ukur dasar
2. Memahami sifat besaran yang diukur
3. Memahami dasar – dasar ketidakpastian dalam suatu pengukuran
4. Menghitung besaran fisika dengan nilai ketidakpaastiannya
Teori dasar
Setiap pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran yang dimiliki suatu alat yang besarannya sejenis dengan cara
membaca skala.
Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur. Hasil pengukuran merupakan
nilai taksiran besaran ukur. Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran
mempunyai kesalahan.
Banyak alat pengukur yang bisa digunakan, contohnya: mistar, timbangan, thermometer,
jangka sorong, micrometer sekrup, dll. Sedangkan Yang diukur adalah besaran-besaran fisika,
yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Contoh: panjang, massa dan waktu
Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan, baik kesalah alat maupun
kesalahan si pengukur. Dengan kata lain pasti akan ada ketidakpasitian dalam pengukuran.
Kesalahan adalah penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Kesalahan pengukuran ada tiga
macam:
1. Kesalahan Sistematis
a. Kesalahan Kalibrasi (Faktor alat)
Penyesuaian kembali perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar akurasi semula.
b. Kesalahan Titik Nol (0)
Hal ini terjadi karena titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.
c. Kelelahan Alat
Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat lagi. Contoh: pegas yang mulai
mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan garis skala.
d. Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek yang dilihat
berbeda dengan obyek pertama yang diamati.
e. Kondisi Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan berubah sehingga tidak bisa dilakukan pengukuran seperti
biasa.
2. Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada kondisi-kondisi pengukuran . contoh fluktuasi tegangan
listrik; gerak brown molekul udara; landasan obyek bergetar.
3. Keteledoran Pengamat
Keterbatasan pengamat dalam membaca hasil pengukuran.
Ketepatan pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam fisika untuk memperoleh
hasil/data dari suatu pegukuran yang akurat dan dapat dipercaya. Suatu pengukuran selalu disertai oleh
ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST),
kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta ketrampilan pengamat.
Variabel ...............Operasi............Hasil.............Ketidakpastian
...............................Penjumlahan.... p = a + b........∆p = ∆a + ∆b
a ± ∆ a....................Pengurangan ....q = a - b .........∆q = ∆a + ∆b
b ± ∆b ....................Perkalian ..........r = a x b ........∆r/r = ∆a/a + ∆b/b
...............................Pembagian....... s = a/b ..........∆s/s = ∆a/a + ∆b/b
.............................. Pangkat............ t = a^n ..........∆t/t = n∆a/a
Nilai suatu besaran termasuk besaran lazim dituliskan dalam bilangan desimal dengan
pangkat dari bilangan dasar 10. Banyaknya angka yang dipakai dalam penulisan disebut angka
berarti (AB). Sebagai contoh,penulisan yang lazim dipakai adalah sebagaimana ditunjukkan
dalam tabel 2. Misal,untuk suatu nilai 1,4273x10⁵,dituliskan sebagai:
Tabel 1.
AB Ketidakpastian Relatif (%) Penulisan
5 0,05 (1,4273 ± 0,0005) x
3 5 (1,43 ± 0,05) x
2 10 (1,4 ± 0,1) x
Pengolahan Data
1.Penentuan Nilai Skala Terkecil (NST) dan ketidakpastian suatu alat ukur.
Tabel 1.
Nama Alat NST Ketidakpastian
Penggaris
Inci :
Dari 1- 3 inci 0,3125 0,01525
Dari 3-4 inci 0.01565 0,0078125
Dari 4-12 inci 0.0625 0,01325
Ngka Cm:
Dari 1-10 cm 0.05cm 0,025cm
Dari10-30 cm 0,1cm 0,5cm
Jam tangan 1 sekon 0,5 sekon
3. menentukan volume
Tabel 3.
Analisis Data
1. Pada tabel 1 diatas merupakan tabel penentuan nilai skala terkecil(NST) dan ketidakpastian, NST adalah nilai
skala yang ada dalam suatu alat ukur terkecil yang bisa di gunakan untuk mengukur suatu benda atau objek .
sedangkan ketidakpstian adalah toleransi yang kita berikan saat pengukuran dilaksanakan yang biasanya
didapatkan setengah dari NST. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel berikut :
Tabel menentukan NST dan ketidakpastian
Nama alat NST Ketidakpastian ( NST/2 )
2. Pada tabel 2 diatas merupakan tabel penentuan nilai ukur , dalam tabel tersebut adad 2 macam pengukuran
yang dilakukan yaitu pengukuran sekali dan pengukuran berkali – kali ,
untuk pengukuran sekali dalam mementukan ketidakpastian sama dengan tabel 1 . yaitu setengah dari NST.
∆X = 1/2 NST
dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai :
X = X ± ∆X
sedangkan untuk pengukuran berkali kali nilai ketidakpastian bisa dicari dengan cara yaitu menggunakan
setengah dari nilai tertinggi pengukuran dikurangi dengan nilai terendah pengukuran.
dengan penulisan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
nb : Xrata-rata = X1 + X2 + X3 +.........../ n
berikut ini perhitungannya :
perhitungan sekali untuk periode degup jantung yaitu alat yang digunakan adalah stopwach yang
memiliki NST = 0.01 sekon sehingga diperoleh ketidakpastian ½ dari NST yaitu 0,05
setelah dilakukan ternyata degup jantung temen sekelompok adalah 85 sehngga hasil akhr bisa di
tuliskan
T= X±∆X
= 85* 0.01 ± 0.05
= 0,85 ± 0.05 sekon
Perhitungan ini sama juga untuk massa balok dan silinder yang sama sama pengukuran sekali.
Volume balok
V=pxlxt
= 60,02 x20,22 x 19,47
= 23628,87
ΔL = 0,40
ΔV = 5,05
Volume silinder
V = .D2.t
= x 10,092 x 120,00
= 9391,46 mm3
ΔV = 61,85 mm3
4. Rapat massa Balok dan Silinder
1. Rapat Jenis Balok
ρ=
Pengukuran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui nilai suatu benda
Dalam menentukan suatu besaran digunakan alat bantu pengukuran yang mana tiap alat memiliki ketelitian
yang berbeda – beda
Suatu alat ukur memiliki nilai skala yang terkecil yang mana skala tersebut menunjukkan kemampuan terkecil
yang bisa di ukur oleh suatu alat itu, semakin kecil nilainya maka alat itu memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi, dan sebaliknya
Hasil suatu pengukuran biasanya sangat sulit untuk menentukan keakuratannya sehingga ada nilai
ketidakpastian yang digunakan .
Referensi :
Suparno satira.dkk, modul praktikum fisika dasar , deltamas . 2011
www. Scrbd.com( tanggal akses 05 desember 2011)
www. Veethe.blogspot.com (tanggal akses 05 desember 2011)