PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini akan membahas tentang latar belakang, tujuan praktikum,
fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fisika dasar modul teori
dasar pengukuran dan ketidakpastian.
1.1 Latar Belakang
Untuk memenuhi tugas praktikum fisika dasar modul teori dasar pengukuran
dan ketidakpastian ini dibuat berdasarkan teori dan uji coba yang sudah dilakukan
sebelumnya. Adapun materi yang dibahas didalam modul teori dasar pengukuran
dan ketidakpastian. Materi ini bertujuan menentukan nilai ketidakpastian suatu alat
yang diujikan lewat perhitungan pada suatu benda dengan mempertimbangkan nilai
skala terkecil (NST) pada alat ukur.
Menurut Kartoyo (2017), pengukuran adalah suatu proses pembanding sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai acuan (standard) yang disebut
satuan. Pengukuran dilakukan pada umumnya dimaksudkan agar orang dapat
berkomunikasi sesama secara kuantitatif dalam berbagai bidang, seperti
perdagangan, industri, ilmu pengetahuan dan lain-lain untuk mengkaitkan suatu
bilangan pada suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran
standard yang telah diterima sebagai suatu satuan.
Menurut Alonso (2016), menggunakan pengukuran ini (dan dengan
menggunakan perjanjian tertentu seperti yang tertera pada rumus-rumus) dapat kita
peroleh besaran yang diinginkan.
Dengan demikian, suatu hasil pengukuran atau percobaan harus dilaporkan
bersama dengan nilai ketidakpastian. Begitu banyak alat ukur yang digunakan
didunia ini misalnya jika kita ingin mengukur panjang kit adapt menggunakan
jangka sorong dan mikrometer sekrup, namun mikrometer sekrup lebih cocok
digunakan untuk mengukur tebal suatu benda. Dari alat tersebut mikrometer sekrup
yang memiliki tingkat ketelitian yang paling tepat yaitu 0,01 mm. Kemudian untuk
mengukur massa sebuah benda kita dapat menggunakan neraca teknis, alat ukur
waktu berupa stopwatch.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan dilakukannya praktikum fisika dasar modul pengukuran
dan ketidakpastian.
1. Mampu mengetahui kegunaan alat ukur dasar.
2. Mampu melakukan pengukuran benda menggunakan alat ukur dasar.
3. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran baik pengukuran tunggal
dan pengukuran berulang.
4. Mampu menerapkan kegunaan dari suatu alat ukur dalam kehidupan sehari-
hari.
1.3 Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum fisika dasar
modul pengukuran dan ketidakpastian.
1. Jangka sorong, adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan
tinggi suatu benda.
2. Mikrometer sekrup, adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar
dan tinggi suatu benda.
3. Stopwatch digital, adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
dalam melakukan kegiatan.
4. Stopwatch analog, adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
dalam melakukan kegiatan.
5. Neraca teknis, adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda.
Bahan – bahan yang digunakan :
1. Balok kayu, sebagai objek benda yang diukur lama waktu jatuhnya dari
ketinggian.
2. Balok besi, objek benda yang di ukur panjang, lebar, tinggi dan massanya.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Pada bab ini akan membahas tentang pengertian dari ketidakpastian dalam
pengukuran, standar deviasi, dan nilai skala terkecil (NST) dari teori pengukuran
dari ketidakpastian.
1.1 Ketidakpastian Dalam Pengukuran
Menurut Kristiantoro (2016), sebelum menentukan nilai ketidakpastian
terlebih dahulu ditentukan nilai ketidakpastian dengan alat penunjang, yaitu jangka
sorong dan neraca teknis. Selanjutnya akan didapat nilai ketidakpastian gabungan.
Metode ketidakpastian yang digunakan adalah dengan cara statistik dan berlaku
hanya untuk serangkaian observasi. Penentuan nilai ketidakpastian dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran yang berulang sebanyak sepuluh kali terhadap
sampel yang sama. Ketidakpastian adalah rentang nilai yang menyatakan perkiraan
nilai benar hasil penelitian/pengujian berada. Nilai ketidakpastian juga menyatakan
mutu hasil pengukuran atau pengujian, semakin kecil nilai ketidakpastian maka
semakin baik hasil penelitian atau pengujian.
Menurut Joko (2018), keragu-raguan yang diperoleh dari hasil pengukuran
dapat diartikan sebagai nilai ketidakpastian, ketidakpastian itu sendiri dapat
diartikan ukuran reliabilitas suatu hasil pengukuran sehingga ketidakpastian
menentukan mutu dari hasil pengukuran. Nilai ketidakpastian dapat diperoleh
dengan cara mengkalibrasi alat ukur khususnya timbangan, data yang diperoleh dari
kalibrasi diolah menggunakan analisis ketidakpastian.
2.2 Standar Deviasi
Menurut Yusniyanti, dkk (2017), apabila penyebarannya data sangat besar
terhadap nilai rata-rata maka nilai akan besar, tetapi apabila penyebaran data sangat
kecil terhadap nilai rata-rata maka nilai akan kecil. Deviasi standar dari distribusi
sampling parameter statistik itu sendiri. Sebuah nilai deviasi yang lebih besar akan
memberikan makna bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Nilai dihitung
dengan rumus berikut :
∑(xi− x̅)2
Sn – 1 = √ n −1
Pada bab pengumpulan data akan membahas tentang data pengamatan dan
tujuan dari praktikum fisika dasar modul teori pengukuran dan ketidakpastian.
3.1 Data Pengamatan
Dibawah ini merupakan hasil pengamatan pada saat praktikum fisika dasar
modul teori pengukuran dan ketidakpastian, serta menjelaskan langkah kerja pada
saat praktikum.
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan
No Pengukuran ke-
Alat Pengukuran Satuan NST KTP
1 2 3 4 5
Panjang Mm 31 31,2 30,8 30,9 31,2 1,83
1 Jangka
Lebar Mm 33 32,7 33,2 33,3 32,8 0,02 1,26
sorong
Tinggi Mm 25 24,8 25,3 25 24,9 2,11
Panjang Mm 25,16 25,14 25,15 25,16 25,2 1,01
Mikrometer
2 Lebar Mm 20,33 20,32 20,3 20,34 20,3 0,01 1,35
sekrup
Tinggi Mm 17,33 17,3 17,31 17,34 17,3 1,02
Neraca
3 Massa Gram 196 198 197,5 198,5 197 0,1 1,93
teknis
Stopwatch
4 Waktu Ms 5,6 3,4 4,7 2,2 3,7 1 2,30
digital
Stopwatch
5 Waktu Ms 0,2 0,2 0,3 0,2 0,2 20 1,04
analog
Pada bab pengolahan data, akan membahas tentang data kuantitatif dan
kualitatif dari pengumpulan data pada saat saat praktikum fisika dasar modul teori
pengukuran dan ketidakpastian.
4.1 Data Kuantitatif
Berikut adalah data kuantitatif dari hasil praktikum fisika dasar modul teori
pengukuran dan ketidakpastian.
1. Pengukuran Panjang Balok Kayu Menggunakan Jangka Sorong
Percobaan pengukuran panjang balok kayu menggunakan jangka sorong yang
dilakukan sebanyak lima kali.
Tabel 4.1 Hasil data dari pengukuran panjang menggunakan jangka sorong.
No Xi x̅ (xi-x̅) (xi-x̅)2
1. 31,3 31,8 -0,5 0,25
2. 31,2 31,8 -0,6 0,36
3. 30,8 31,8 -1 1
4. 30,9 31,8 -0,9 0,81
5. 31,2 31,8 -0,6 0,36
Σxi= 155,4 Σ(xi-x̅)2= 2,78
∑ xi 155,4
x̅ = = = 31,8
n 5
Σ(xi−x̅)2 2,78
Sn-1 = √ =√ = √0,695 = 1,83 mm
n−1 4
Σ(xi−x̅)2 0,26
Sn-1 = √ =√ = 1,26 mm
n−1 4
Maka pengukuran lebar balok kayu menggunakan jangka sorong didapatkan rata –
rata lebar 33 mm dengan ketidakpastiannya 1,26 mm sehingga ditulis l = (33 ±
1,26) mm.
3. Pengukuran Tinggi Balok Kayu Menggunakan Jangka Sorong
Percobaan pengukuran tinggi balok kayu menggunakan jangka sorong yang
dilakukan sebanyak lima kali.
Tabel 4.3 Hasil data dari pengukuran tinggi menggunakan jangka sorong.
No Xi x̅ (xi-x̅) (xi-x̅)2
1. 25 26 -1 1
2. 29,8 26 1,1 1,21
3. 25,3 26 -0,7 0,49
4. 25 26 -1 1
5. 24,9 26 -1,1 1,21
Σxi= 130 Σ(xi-x̅)2 = 4,91
∑ xi 130
x̅ = = = 26
n 5
Σ(xi−x̅)2 4,91
Sn-1 = √ =√ = √1,2275 = 2,11 mm
n−1 4
Maka pengukuran tinggi balok menggunakan jangka sorong didapatkan rata – rata
tinggi 26 mm dengan ketidakpastiannya 2,11 mm. Sehingga ditulis t = (26 ± 2,11)
mm
4. Pengukuran Panjang Balok Kayu Menggunakan Mikrometer Sekrup
Percobaan pengukuran panjang balok kayu menggunakan mikrometer sekrup
yang dilakukan sebanyak lima kali.
Tabel 4.4 Hasil data dari pengukuran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
No Xi x̅ (xi-x̅) (xi-x̅)2
1. 26,16 25,16 0,004 0,000016
2. 25,14 25,16 -0,016 0,000256
3. 25,15 25,16 -0,006 0,000036
4. 25,16 25,16 0,004 0,000016
5. 25,17 25,16 0,014 0,000196
Σxi= 125,78 Σ(xi-x̅)2= 0,00052
∑ xi 125,78
x̅ = = = 25,16
n 5
Σ(xi−x̅)2 0,00052
Sn-1 = √ =√ = √0,00013 = 1,01 mm
n−1 4
Σ(xi−x̅)2 0,497
Sn-1 = √ =√ = √0,12425 = 1,35 mm
n−1 4
Σ(xi−x̅)2 0,00108
Sn-1 = √ =√ = √0,00027 = 1,0164316767 mm
n−1 4
Σ(xi−x̅)2 3,508
Sn-1 = √ =√ = √0,877 = 1,93 mg
n−1 4
Maka pengukuran massa balok besi menggunakan neraca teknis didapatkan rata –
rata massa 197,48 gram dengan ketidakpastiannya 1,93 mg. Sehingga ditulis m =
(197,48 ± 1,93) mg.
8. Pengukuran Waktu Jatuh Balok Kayu Menggunakan Stopwatch Digital
Percobaan pengukuran panjang balok kayu menggunakan stopwatch digital
yang dilakukan sebanyak lima kali.
Tabel 4.8 Hasil data dari pengukuran waktu menggunakan stopwatch digital.
No Xi x̅ (xi-x̅) (xi-x̅)2
1. 5,6 3,92 1,68 2,8224
2. 3,4 3,92 0,52 0,2704
3. 4,7 3,92 0,78 0,6084
4. 3,3 3,92 -1,72 2,9584
5. 3,7 3,92 -0,22 0,0484
Σxi= 19,6 Σ(xi-x̅)2= 6,708
∑ xi 19,6
x̅ = = = 3,92
n 5
Σ(xi−x̅)2 6,708
Sn-1 = √ =√ = √1,677 = 2,30 ms
n−1 4
Σ(xi−x̅)2 0,008
Sn-1 = √ =√ = √0,002 = 1,04 ms
n−1 4
31.6
31.4
31.2
31
30.8
30.6
30.4
30.2
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
33.2
33.1
33
32.9
32.8
32.7
32.6
32.5
32.4
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
29
28
27
26
25
24
23
22
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
26.5
Ukuran Panjang (mm)
26
25.5
25
24.5
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
20.34
Ukuran Lebar (mm)
20.33
20.32
20.31
20.3
20.29
20.28
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
17.34
17.33
17.32
17.31
17.3
17.29
17.28
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
198
197.5
197
196.5
196
195.5
195
194.5
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
0
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5
Pengukuran ke-
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari praktikum fisika
dasar modul pengukuran dan ketidakpastian.
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum fisika dasar modul teori dasar pengukuran dan ketidakpastian
dapat disimpulkan :
1. Dalam pengukuran digunakan alat ukur dasar berupa jangka sorong,
mikrometer sekrup, neraca teknis, stopwatch digital dan stopwatch analog.
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan
tinggi suatu benda. Neraca teknis adalah untuk mengetahui bobot/massa suatu
benda atau sebagai alat ukur massa/berat. Mikrometer sekrup adalah alat yang
digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi suatu benda. Stopwatch
digital adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu dalam
melakukan kegiatan. Stopwatch analog adalah alat yang digunakan untuk
mengukur lamanya waktu dalam melakukan kegiatan.
2. Untuk mendapatkan nilai yang akurat cara menggunakan jangka sorong adalah
dengan membaca skala utama dan skala nonius yang berhimpitan dengan skala
utama kemudian ditambahkan. Mikrometer sekrup dalam menentukan hasil
pengukuran dengan menambahkan hasil ukur skala utama, skala putar, dan
skala nonius. Kemudian untuk neraca teknis cara mendapatkan nilainya dengan
menggeser-geser slider sampai jarum mencapai zero mark. Sedangkan
penggunaan stopwatch digital dan analog hampir sama hanya berbeda saat
akan mereset ulang stopwatchnya.
3. Dalam praktikum fisika dasar modul teori dasar pengukuran dan ketidakpastian
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
a. Pengukuran panjang menggunakan jangka sorong dengan NST 0,02
menghasilkan ketidakpastian 1,83.
b. Pengukuran lebar menggunakan jangka sorong dengan NST 0,02
menghasilkan ketidakpastian 1,26.
c. Pengukuran tinggi menggunakan jangka sorong dengan NST 0,02
menghasilkan ketidakpastian 2,11.
d. Pengukuran panjang menggunakan mikrometer sekrup dengan NST 0,01
menghasilkan ketidakpastian 1,01.
e. Pengukuran lebar menggunakan mikrometer sekrup dengan NST 0,01
menghasilkan ketidakpastian 1,35.
f. Pengukuran tinggi menggunakan mikrometer sekrup dengan NST 0,01
menghasilkan ketidakpastian 1,02.
g. Pengukuran massa menggunakan neraca teknis dengan NST 0,1 menghasilkan
ketidakpastian 1,93.
h. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch digital dengan NST 1
menghasilkan ketidakpastian 2,30.
i. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch analog dengan NST 20
menghasilkan ketidakpastian 1,04.
Masing – masing alat ukur mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda – beda.
Dalam praktikum ini kami melakukan lima kali pengukuran untuk setiap kali proses
pengukuran agar menghasilkan data yang lebih akurat.
4. Dalam kehidupan sehari-hari alat ukur dasar sangat bermanfaat. Contohnya
stopwatch yang sering digunakan untuk menghitung waktu minimum pekerja
dapat menghasilkan satu produk atau jangka sorong untuk mengukur lebar
sparepart seperti baut.
5.2 Saran
Pada proses praktikum teori dasar pengukuran dan ketidakpastian berjalan
masih banyak hal membuat kita belum sepenuhnya memahami apa yang
disampaikan oleh asisten laboratorium. Saran ini ditunjukkan ke asisten
laboratorium dalam menyampaikan materi praktikum kalau menjelaskan materi
terlalu cepat. Untuk praktikum selanjutnya agar kalau menjelaskan lebih pelan lagi
agar kita bisa memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh:
Sultan Afli (181020700015)
A. Faisal B. (181020700081)
M. Kharis Alwi (181020700072)
Dimas Wahyu F. (181020700075)
Ainul Yaqin (181020700073)
Rosa Firdausi (181020700070)
Kelompok : 5
Tanggal Praktikum : 20 April 2019