FISIKA KELAS X
SMA REGINA PACIS BOGOR
2023
PENGUKURAN
KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
Kesalahan sistematis
1. Kesalahan kalibrasi, penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala pada saat pembuatannya dan
mengakibatkan pembacaan terlalu besar atau kecil.
2. Kesalahan titik nol, seperti titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk atau
kegagalan
mengembalikan jarum penunjuk ke nol sebelum melakukan pengukuran.
3. Kesalahan paralaks, apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus di atas jarum
penunjuk/skala.
4. Waktu respon yang tidak tepat, akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan
dengan
saat munculnya data yang seharusnya diukur.
5. Kondisi yang tidak sesuai, kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur.
6. Kesalahan komponen lain, kesalahan yang disebabkan dengan kondisi alat-alat yang digunakan.
PENGUKURAN TUNGGAL DENGAN MISTAR
Dengan :
adalah panjang benda yang diukur dengan
penggaris.
∆L adalah ketidakpastian penggaris.
PENGUKURAN TUNGGAL DENGAN JANGKA SORONG
• NST jangka sorong ditentukan dari selisih antara satu skala nonius (0,1 cm) dengan skala utama (0,09
cm).
• Nilai satu skala nonius jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm.
• Ketidakpastian jangka sorong
Dengan :
adalah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong.
∆L adalah ketidakpastian jangka sorong.
Laporkan hasil pengukuran jangka
sorong berikut.
PENGUKURAN MIKROMETER SEKRUP
• Skala utama memiliki nilai terkecil 0,5 mm. Jumah garis pada skala nonius micrometer adalah 50.
• Nilai satu skala nonius mikrometer sekrup adalah
Dengan :
adalah panjang benda yang diukur dengan mikrometer sekrup.
∆L adalah ketidakpastian mikrometer sekrup.
Laporkan hasil pengukuran mikrometer
sekrup berikut.
PENGUKURAN NERACA
• Ketidakpastian stopwatch
KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN BERULANG
• Misalnya, besaran fisika diukur sebanyak N kali pada kondisi yang sama dan diperoleh hasil-hasil pengukuran 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3,
𝑥4, 𝑥5, … , 𝑥𝑁 (disebut sampel).
• Nilai rata-rata sampel 𝑥̅
𝑥̅ = ∑ 𝑥𝑖 = 𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑁
𝑁 𝑁
• Maka, nilai terbaik sebagai pengganti nilai benar 𝑥0 adalah nilai rata-rata 𝑥̅.
• Ketidakpastian pada pengukuran berulang ∆𝑥 melalui persamaan simpangan baku
1 𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ (𝑥 2 )
𝑆𝑥̅ = 𝑖 𝑖
𝑁 𝑁 − 1
• Ketidakpastian relatif dihitung dengan persamaan berikut
∆𝑥
Ketidakpastian relatif =
Suatu pengukuran arus listrik dengan menggunakan amperemeter sebanyak 6 kali menghasilkan
pembacaan 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA; 13,1 mA; 12,9 mA; dan 12,4 mA. Laporkan hasil pengukuran
tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya.
CONTOH SOAL
Langkah 1 : Buatlah tabel berikut Langkah 2 : Hitung data yang ada, totalkan data Xi, dan
kuadratkan total data Xi
Data Dihitung
No
1 12,8 163,84
2 12,2 148,84
3 12,5 156,25
4 13,1 171,61
5 12,9 166,41
6 12,4 153,76
Langkah 3 : Hitung rata-rata
mA
Langkah 6 : Tentukan jumlah angka penting untuk dilaporkan berdasarkan ketidakpastian relatif
Dari perhitungan langkah 5, pelaporan pengukuran arus listrik berhak atas 3 angka. Jadi, hasil
pengukuran harus dilaporkan dalam 3 angka.
Catatan : Selalu konsisten dengan aturan, banyak desimal hasil pengukuran harus sama dengan
banyak desimal ketidakpastian.
CONTOH SOAL 2
11,38 mm; 11,28 mm; 11,32 mm; 11,42 mm; dan 11;30 mm
• Keakuratan (ketelitian) adalah suatu aspek yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai hasil pengukuran alat ukur
terhadap nilai benar ().
• Keakuratan berkaitan dengan ketidakpastian relatif
• Kepresisian (ketepatan) adalah suatu aspek pengukuran yang menyatakan kemampuan alat ukur untuk
memberikan hasil pengukuran sama pada pengukuran berulang.
• Alat ukur dikatakan memiliki presisi yang tinggi apabila hasil pengukuran secara berulang tidak banyak yang
berubah.
LATIHAN KETELITIAN DAN KETEPATAN