Tujuan
a. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar.
b. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang.
c. Mengerti arti angka berarti.
b. Penggaris
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari
mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-
siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat
dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat
penggaris yang dapat dilipat. Mistar dengan skala terkecil yaitu mistar
dengan skala sentimeter (cm) dengan mempunyai tingkat ketelitian 1 mm
atau 0,1 cm.
c. Jangka Sorong
d. Mikrometer Sekrup
e. Stopwatch
f. Busur Derajat
h. Amperemeter
i. Voltmeter
j. Neraca Teknis
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat
lagi dibagi-bagi. Inilah yang disebut Nilai Skala Terkecil (NST). Pada
gambar 1.1 tampak bahwa:
l. Nonius
Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam praktikum ini
adalah jangka sorong, micrometer sekrup, barometer, neraca teknis,
penggaris, busur derajat, stopwatch dan beberapa alat ukur besaran listrik.
Masing-masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikan dan juga
cara untuk membaca hasil yang terukur.
∆𝑥
𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝑥
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan
sebagai:
𝑋 = 𝑥 ± (𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥 100%)
1
o. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan 2 –
Rentang
Rata-ratanya adalah:
153,2 + 153,6 + 152,8 + 153,0
x̄ = = 153,2 𝑚𝑚
4
Penjumlahan p=a+b ∆𝑝 = ∆𝑎 + ∆𝑏
Pengurangan q=a–b ∆𝑝 = ∆𝑎 − ∆𝑏
Perkalian r=axb ∆𝑟 ∆𝑎 ∆𝑏
𝑎 ± ∆𝑎 = +
𝑟 𝑎 𝑏
𝑏 ± ∆𝑏 𝑎 ∆𝑠 ∆𝑎 ∆𝑏
Pembagian s=𝑏
= +
𝑠 𝑎 𝑏
Pangkat t = 𝑎𝑛 ∆𝑡 ∆𝑎
=𝑛
𝑡 𝑎
berulang
Mikrometer
mikrometerse
no benda besaran penggaris Jangka sorong
penggaris
Jangka
sorong
krup
sekrup
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Pd 4,2 4,29 4,276 4,3 4,2 4,2 4,31 4,29 4,30 4,277 4,278 4,285
Pipa
4.
paralon DL 4,7 4,6 4,8 4,7 4,6 4,8 4,75 4,79 4,76 4,771 4,765 4,768
Batu
8. timbangan P 1,6 1,7 1,6 1,6
10gr
Batu
9. timbangan P 1,10 1,1 1,0 1,0
2gr
VI. Data Perhitungan
A. Pengukuran Tunggal
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 1 𝑐𝑚
(1). Penggaris = NST = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = = 0,1 cm
10
x = (14,5±0,05) cm
x = (2,4±0,05) cm
x = (4,2 ± 0,05) cm
x = (4,7 ± 0,05) cm
x = (3,5 ± 0,05) cm
x = (2,6 ± 0,05) cm
x = (1,5 ± 0,05) cm
x = (1,6 ± 0,05) cm
g). Batu timbangan 2gr
x = (1,0 ± 0,05) cm
1 1
∆𝑥 = 𝑁𝑆𝑇 = (0,01 𝑐𝑚) = 0,01 𝑐𝑚
2 2
a). Keping silinder
x = (2,38 ± 0,05) cm
x = (4,37 ± 0,05) cm
x = (1,96 ± 0,05) cm
x = (2,46 ± 0,05) cm
x = (4,29 ± 0,05) cm
x = (4,75 ± 0,05) cm
x = (2,21 ± 0,05) cm
f). Batu timbangan 50gr
x = (1,78 ± 0,05) cm
x = (1,15 ± 0,05) cm
1 1
∆𝑥 = 𝑁𝑆𝑇 = x 10-3 = 0,5 x 10-3
2 2
x = (2,484 ± 0,05) cm
B. Pengukuran Berulang
(1) Penggaris
14,6−14,5
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 14,57 ±0,05) cm
2,4+2,4+2,5
-diameter = 𝑥 = = 2,43 𝑐𝑚
3
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,43 ±0,05) cm
4,3−4,2
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,23 ±0,05) cm
4,7+4,6+4,8
- diameter luar = 𝑥 = 3
= 4,7 𝑐𝑚
4,8−4,6
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,7 ±0,05) cm
3,6−3,5
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 3,57 ±0,05) cm
2,7−2,6
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,63 ±0,05) cm
e). Batu timbangan 20gr
2,1+2,1+2,2
- panjang = 𝑥 = = 2,13 𝑐𝑚
3
2,2−2,1
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,13 ±0,05) cm
1,7−1,6
𝑥= = 0,05 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 1,63 ±0,05) cm
1,1−1,0
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 1,03 ±0,05) cm
2,38−2,37
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,377 ±0,005) cm
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,74 ±0,01) cm
1,94−1,96
𝑥= = 0,01 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 1,953 ±0,01) cm
2,46−2,45
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,457 ±0,005) cm
4,31−4,29
𝑥= = 0,01 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,30 ±0,01) cm
4,76−4,75
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,757 ±0,005) cm
e). Batu timbangan 100gr
2,20+2,21+2,19
- diameter= 𝑥 = = 2,20𝑐𝑚
3
2,46−2,45
𝑥= = 0,01 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,20±0,005) cm
1,79−1,78
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 1,783 ±0,005) cm
1,16−1,15
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 1,153 ±0,005) cm
2,584−2,581
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 2,5877 ±0,05) cm
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,280 ±0,004) cm
4,771−4,765
𝑥= = 0,005 𝑐𝑚
2
x = 𝑥 ± ∆𝑥
= ( 4,763 ±0,003) cm
VII. Analisis Data
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku
(standar) yang diterima sebagai satuan. Setiap pengukuran selalu dianggap
oleh ketidakpastian. Sumber ketidakpastian disebabkan oleh adanya nilai
skala terkecil alat ukur, adanya ketidakpastian bersistem, dan keterbatasan
pada pengamat.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama
masalah ketelitian (presisi) dan kedua masalah ketepatan (akurasi). Presisi
menyatakan derajat kepastian hasil suatu pengukuran, sedangkan akurasi
menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang
sebenarnya. Presisi bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Umumnya, semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin
presisi hasil pengukuran alat tersebut.
Alat yang dapat digunakan dalam praktikum ini adalah alat ukur jangka
sorong dan penggaris. Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang
digunakan di laboratorium dan di bengkel, dapat digunakan untuk mengukur
dalam satuan millimeter (mm) ataupun inci (in). Jangka sorong umumnya
terdiri dari batang pengukur yang terbuat dari baja antikarat yang dikeraskan,
mempunyai rahang ukur tetap pada salah satu ujungnya dan bagian yang
bergerak yang mempunyai rahang ukur dan skala nonius. Skala nonius
digerakkan dalam satu bagian (unit) sepanjang batang sampai kedua
rahangnya bertemu benda kerja yang diukur. Umumnya dua macam skala
dibuat dalam batang, satu dalam millimeter (mm) dan satunya lagi dalam inci
(in). Bagian yang bergerak juga mempunyai dua macam skala nonius yaitu
dalam millimeter (mm) dan inci (in) mengikuti skala dari batang. Skala nonius
adalah skala yang kedua, pembagian garisnya lebih pendek dari pembagian
garis pada skala utama. Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk
memungkinkan mengukur benda dengan teliti lagi. Penggaris merupakan alat
ukur yang sering kita gunakan. Penggaris pada umumnya terbuat dari dua
bahan yaitu plastik dan baja antikarat yang biasa digunakan pada bengkel.
Penggaris sendiri hanya berfungsi untuk mengukur panjang atau lebar benda
datar atau rata dengan ketelitian 1mm dan untuk membuat garis lurus. Dengan
ketelitian tersebut, penggaris kurang efektif untuk mengukur ketebalan benda
ataupun diameter benda bulat seperti bola ataupun pipa. Penggaris umumnya
memiliki skala millimeter(mm) dan inci (in).
Saat percobaan, salah satu alat ukur yang menggunakan skala nonius
adalah jangka sorong. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,05mm. Sehingga
jangka sorong sangat tinggi tingkat akurasinya bila digunakan untuk
mengukur benda-benda yang kecil bahkan sulit untuk diukur dengan
penggaris. Jangka sorong juga sangat efektif karena dapat digunakan untuk
mengukur panjang, tebal, diameter, dan kedalaman benda. Berbeda dengan
penggaris yang memiliki NST (Nilai Skala Terkecil) 1mm. Penggaris kurang
efektif dibandingkan dengan jangka sorong. Selain itu, penggaris juga kurang
akurat dibandingkan dengan jangka sorong karena hanya memiliki skala
utama tanpa skala nonius. Jadi penggaris hanya bisa digunakan pada
pengukuran panjang atau lebar suatu benda.
VIII. Pertanyaan dan Tugas Akhir
1
∆𝑥 → 𝑁𝑆𝑇 = 2 . ∆𝑥
2
= 2 . 0,05 cm
= 0,1 cm
1 3 (3,14 ± 0,01)
3,141592
10 2 (3,1 ± 0,1)
6 3 (3,14 ± 0,01)
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggaris plastik digunakan untuk mengukur panjang dan lebar suatu benda,
nilai skala terkecilnya adalah 0,1cm, tidak memiliki skala nonius dan tidak
akurat untuk benda yang kurang datar.
2. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan, diameter dalam, dan
diameter luar benda, nilai skala terkecilnya adalah 0,1cm, nilai skala
noniusnya adalah 0,05mm, tingkat akurasinya tinggi.
3. Penggunaan alat ukur dapat disesuaikan dengan bentuk benda yang akan
diukur dan batas ketelitian dari alat ukur.
4. Sumber utama penyebab ketidakpastian sistemik adalah ketidakpastian alat,
kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, fluktuasi parameter pengukuran, dan
lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan pengamat.
X. Daftar Pustaka
Braid, D.C., Experimentation: An Introduction to Measurement Theory and
Experiment Design, 1962.
http://fisikahappy.wordpress.com/2011/12/30/pengukuran/
http://lia-sipit.blogspot.com/2013/02/pengukuran-mekanik-dan-
ketidakpastian.html
Gambar Alat
Keping Silinder
Batu Timbangan
LAPORAN TETAP FISIKA TERAPAN
PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Dziihiiraa Sazia Abila (062140412427)
Khairul Apandi (062140412431)
M. Heru Kurniawan (062140412433)
Nadya Anastasya Zahra (062140410337)
Sella Sal Shabila (062140410339)