Kelas : 1 EGB
Kimia Analisis, yaitu cabang ilmu kimia yang mempelajari teknik analisis materi untuk
menentukan komposisi dan struktur dari materi.
Kimia Anorganik, mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. dari cabang ini muncul
sub cabang ilmu yang lain seperti Kimia Katalis yang mempelajari cara membuat dan
mempelajari katalis, Kimia Organometalik yaitu mempelajari sifat dan reaksi perpaduan
senyawa organik-logam.
Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari zat-zat kimia, reaksi kimia, dan
interaksi zat-zat yang terdapat di dalam makhluk hidup. Biokimia berkolerasi dengan kimia
organik, kimia medisinal, biologi molekular dan genetika.
Kimia Fisika adalah cabang ilmu kimia yag mempelajari sifat fisika dan sifat dasar materi dari
suatu sistem kimia atau proses kimia. Fokus kimia fisika umumnya berkisar energi dan sifat
thermodiamik suatu sistem. Sub cabang yang sangat penting dari kimia fisika adalah Kinetika
Kimia, Elektrokimia, Spektroskopi, dan Thermokimia.
Kimia Inti adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari bagaimana partkiel-partikel subatom
bergabung satu sama lain membentuk inti atom.
Kimia Teori adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kimia berdasarkan teori dengan
dukungan ilmu matematika dan fisika dan penerapan kuantum mekanik yang disebut kimia
kuantum.
PERAN ILMU KIMIA
Ilmu Kimia telah menghantarkan produk-produk baru yang sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari banyak produk yang telah
kita pergunakan seperti, sabun, deterjen, pasta gigi dan kosmetik. Penggunaan polimer
pengganti untuk kebutuhan industri dan peralatan rumah tangga dari penggunaan bahan baku
logam telah beralih menjadi bahan baku plastik polivynil clorida (PVC). Kebutuhan makanan
juga menjadi bagian yang banyak dikembangkan dari kemasan, makanan olahan sampai
dengan pengawetan.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu bidang ilmu dengan bidang
ilmu lainnya menjadi sangat erat. Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu
lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari berbagai material bumi dan teknik
analisisnya telah mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam
maupun minyak bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan
tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan
tumbuhan/tanaman yang tepat.
a. Padatan
Jumlah zat terlarut (solut) yang dibutuhkan = M x V x BM
b. cairan
Molaritas awal didapat dari :
Untuk % v/v :
% x ρ x 1000
M = BM
Untuk %w/v :
% x 1000
M = BM
GRAVIMETRI
Analisis gravimetric merupakan salah satu bagian dari analisis kimia. Langkah
pengukuran pada cara gravimetrik adalah pengukuran berat atau berdasarkan penimbangan,
dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisis direaksikan. Hasil reaksi
ini dapat berupa
- sisa bahan
- suatu gas
- suatu endapan
Berdasarkan hasil yang ditimbang, cara gravimetrik dibedakan menjadi :
- Cara evolusi
- Cara pengendapan
Dalam produk gravimetrik, suatu endapan ditimbang dan dari harga ini berat analit
dalam contoh hitung. Presentase analit A adalah :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴
% A = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 100
Untuk menghitung berat analit dari berat endapan digunakan suatu factor gravimetrik.
Faktor ini di definisikan sebagai jumlah gram analit dalam g dari endapan. Perkalian endapan
P dengan faktor gravimetrik memberikan jumlah gram analit dalam contoh
Titrimetri
Titrimetri merupakan salah satu metoda dari analisis kimia yang perhitungannya
berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia. Suatu larutan yang
telah diketahui konsentrasinya dinamakan larutan standar atau larutan baku. Titrasi adalah
suatu proses di mana larutan standar tersebut ditambahkan secara perlahan-lahan dari sebuah
buret pada suatu larutan analit sampai terjadi reaksi yang sempurna dari kedua larutan tersebut.
Volume yang dibutuhkan sampai reaksi berjalan sempurna didapatkan dari perbedaan antara
volume awal dan volume akhir pada buret.
Saat di mana jumlah titran ekivalen secara kimia dengan jumlah analit dinamakan titik
ekivalen. Contohnya titik ekivalen pada titrasi NaCl dengan AgNO3 akan terjadi setelah 1 mol
NaCl bereaksi dengan 1 mol AgNO3. Begitu pula pada titrasi H2SO4 dengan NaOH, maka titik
ekivalen akan tercapai setelah 2 mol basa bereaksi dengan 1 mol asam.
Dalam analisis titrimetri dikenal istilah titrasi balik, titrasi kembali atau titrasi tak
langsung. Seringkali seorang analis melewati titik akhir dengan menambahkan terlalu banyak
titran dengan volume yang diketahui, dan kemudian melakukan titrasi kembali dengan larutan
kedua. Akan tetapi normalitas dan volume larutan kedua harus diketahui.
Titrasi balik biasanya dilakukan apabila tidak adanya indikator yang sesuai apabila
titrasi dilakukan secara langsung. Adapun persamaan yang digunakan adalah :