‘’ TITRASI VOLUMETRI’’
DISUSUN OLEH :
Marningsi M.
51422011126
KELAS C2 2022
JURUSAN FARMASI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini berisi tentang
Titrasi Volumetri yang di buat dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Analisis
Farmasi, selain itu dapat membantu pembaca dalam memahami tentang Titrasi Volumetri
ini juga dapat membantu pembaca dalam menambah wawasan tentang Titrasi Volumetri.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah
ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang komposisi, struktur dan sifat kimia atau
materi berdasarkan perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia serta dapat menjelaskan
proses atau reaksi yang ditimbulkan dari kejadian tersebut misalnya terjadi perubahan materi
dan energi.
dipertemukan dengan suatu praktek yang disebut dengan titrasi, Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi. Proses titrasi juga sering disebut
Pada percobaan volumetri, penentuan dilakukan dengan jalan titrasi yaitu, suatu proses
di mana larutan baku (dalam bentuk larutan yang telah diketahui konsentrasinya) ditambahkan
sedikit demi sedikit dari sebuah buret pada larutan yang ditentukan atau yang dititrasi sampai
keduanya bereaksi secara sempurna dan mencapai jumlah equivalen larutan baku sama dengan
nol equivalen larutan yang dititrasi dan titik titrasi ini dinamakan titik equivalen atau titik akhir
titrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan jalan
mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan larutan yang dianalisis,
dimana kadar dan komposisi dari sampel ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume
diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan
bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses diatas dikenal dengan titrasi. Oleh
karena itu, analisa volumetri disebut juga analisa titrimetri. Dasar –dasar dari Metode analisis
volemu tertentu suatu larutanterhadap larutan yamg lain disebut titrasi. Larutan yang sudah di
2. titik ekivalen adalah titik pada saat senyawayang ditambahkan (pentiter) telah tepat
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti,
dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas). Indikator
adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya
indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai
perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri
antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi
perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang
titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada
suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu
bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini
dinamakan indikator.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah
sebagai berikut :
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika.
1. Gasometri
Gasometri adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif) adalah volume
2. Titrimetri
Titrimetri atau titrasi adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan
untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan
ditentukan. Dalam setiaptitrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit
3. Alkalimetri
Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar yang bersifat basa.
4. Acidimetri
Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang bersifat asam. Pada titrasi
5. Permanganometri
suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar KMnO4yang
6. Iodometri
Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar I2 yang bersifat oksidator.
7. Iodimetri
Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat oksidator (I2)
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator
a. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang digunakan
b. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat
sebagai reduktor.
4. Reaksi kompleksometri
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar, maka analisis
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titrant. sebelum melakukan titrasi, ada Cara Mengetahui Titik
Ekuivalen.
dilakukan dengan mengunakan prosedur yang disebut titrasi. dalam percobaan titrasi,
suatu larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti, disebut dengan larutan standar
tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsun sampai
sempurna jika kita mengetahui volume larutan standard dan larutan tidak diketahui
yang digunakan dalam titrasi,maka kita dapat menghitung konsentrasi larutan tidak
diketahui itu.
Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi
dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa
selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat
kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang
ditambahkan.
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam
basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan
indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator
yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”.
dalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan warna
Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena penambahan
suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana terjadinya perubahan warna indikator
ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis (titik ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perbedaan yang
Untuk analisis titrimetri atau volumetri lebih mudah kalau kita memakai sistem
ekivalen (larutan normal) sebab pada titik akhir titrasi jumlah ekivalen dari zat yang
dititrasi = jumlah ekivalen zat penitrasi. Berat ekivalen suatu zat sangat sukar dibuat
definisinya, tergantung dari macam reaksinya. Pada titrasi asam basa, titik akhir titrasi
ditentukan oleh indikator. Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang
mempunyai satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada sutau harga
tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Pada saat titik ekuivalen
maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah
ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
2. Titrasi pengendapan
terbentuknya endapan dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ). Suatu reaksi
endapan dapat berkesudahan bila kelarutan endapannya cukup kecil. konsentrasi ion-
ion yang akan mengalami perubahan yang besar di dekat titik ekuvalennya. Terdapat 3
a. cara mohr
c. cara fayans
netral dan sebagai indicator digunakan ion kromat, ion kromat bertindak sebagai
indikator yang banyak digunakan untuk titrasi argentometri ion klorida dan bromida.
Titik akhir titrasi dalam metode ini ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata
Cara volhard digunakan untuk menetapkan kadar ion klorida secara tidak
langsung dalam suasana asam kuat ke dalam larutan klorida ditambahkan larutan baku
perak nitrat dalam jumlah sedikit dan berlebihan. Kelebihan ion perak dititrasi dengan
larutan baku tiosianat mengunakan indicator Fe(III).Titik akhir titrasi ditandai dengan
balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atu jika tidak ada indicator pemastian TE.
Cara Fajans menggunakan indikator suatu senyawa organik yang dapat diserap
3. Titrasi reduksi-oksidasi
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau
oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi
dan oksidator akan tereduksi. Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka reaksi
b. Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara
c. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau
secara potentiometrik.
Salah satu aplikasi titrasi redoks khususnya iodometri dengan I2 sebagai
kemampampuan mengoksidasi yang tidak besar, tidak banyak zat yang dapat dititrasi
rangkap zat organic untuk mengadisi iod. Penentuan kadar vitamin C (asam arkobat)
Aplikasi lain dadi titrasi redoks ini adalah penentuan kadar air cara Karl
Fischer. Pereaksinya tediri dari iod, belerang dioksida, piridin dan methanol. Iod dan
belerang dioksida membentuk kompleks dengan piridin, dan bila terdapat air, maka
4. Titrasi Kompleksometri
terbeentuknya senyawa kompleks antara ion logam dan senyawa pembentuk kompleks,
yang merupakan donor elektron.. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
sebab asam edtat terionisasi dalam 4 tingkat (pKl = 2,0 ; pK2 = 2,67 ; pK3 = 6,16 dan
pK4 = 10,20) dan spesies pembentuk kompleks yang sebenarnya adalah Y=. Dengan
demikian, kompleks akan terbentuk lebih efisien dan lebih stabil dalam larutan alkalis.
Salah satu senyawa pembentuk kompleks yang banyak digunakan adalah
Na.EDTA. senyawa EDTA ini dengan banyak kation membentuk kompleks dengan
Spektrofotometri UV (Ibuprofen)
dan bobot molekul 206.28 memiliki pemerian berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih,
berbau khas lemah, dan tidak berasa dengan titik lebur 75.0 – 77.50C. Ibuprofen praktis tidak
larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton, dan dalam
kloroform serta sukar larut dalam etil asetat. Rumus bangun dari ibuprofen adalah sebagai
berikut:
Ibuprofen adalah obat anti radang non steroid yang mempunyai aktivitas
antiradang dan analgesik yang tinggi, terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri
akibat peradangan pada berbagai kondisi rematik dan arthritis. Ibuprofen memiliki efek
samping iritasi saluran cerna. Ibuprofen memiliki sifat antipiretik yang merangsang
pusat pengaturan panas di hipotalamus (bagian otak yang bersifat sangat peka salah
Untuk menetapkan kadar ibuprofen dalam bahan awal obat dengan metode
telah diketahui. Pereaksi harus bereaksi stoikiometri dengan analit dan kadar zat
dihitung dari volume pereaksi yang bereaksi ekuivalen dengan analit. Analisis
volumetri yang cocok untuk ibuprofen adalah reaksi penetralan. Reaksi penetralan
adalah suatu cara penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan prinsip
netralisasi. Bila sebagai titran digunakan larutan baku asam, maka penetapan tersebut
dinamakan asidimetri. Sebaliknya bila larutan baku basa sebagai titran, maka penetapan
itu disebut alkalimetri. Untuk analisis ibuprofen dilakukan titrasi alkalimetri yang
merupakan suatu metode sederhana, akurat, ekonomis, dan merupakan alternatif yang
baik yang telah banyak dilakukan karena jika ditinjau dari nilai pKa, ibuprofen dapat
ditetapkan kadarnya secara alkalimetri. Kadar ibuprofen dapat ditetapkan secara titrasi
menggunakan larutan NaOH 0.1 N dengan indikator fenolftalein yang dapat bereaksi
dengan air sehingga cincin laktonnya terbuka dan membentuk asam yang berwarna.
Metode ini didasarkan pada perpindahan proton dari zat yang bersifat asam.
Kadar ibuprofen juga dapat ditentukan dengan metode baku luar (external
gugus kromofor yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet yaitu pada
panjang gelombang maksimum 265 nm. Metode bahan baku luar merupakan metode
dengan membuat serangkaian larutan sampel yang diketahui kadarnya lalu diukur
menggunakan instrumen pada kondisi yang sama dengan yang dipakai untuk sampel
uji. Kemudian dibuat kurva kalibrasi antara respon instrumen dengan konsentrasi analit
dan sampel uji dapat dihitung melalui interpolasi terhadap persamaan garis yang
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu dimana sinar ultraviolet mempunyai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah ini yaitu :
1. Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan jalan
mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan larutan yang
dianalisis.
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah
sebagai berikut :
yang kuantitatif/stokiometrik.
c. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
d. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
4. Penggolongan analisis titrimetri yaitu: Reaksi Kimia asam basa, Reaksi oksidasi-
5. Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar, maka analisis
volumetri dibagi atas : Titrasi asam-basa, Titrasi pengendapan, Titrasi redoks dan Titasi
kompleksometri
B. Saran
tidak salah dalam menganalisis. Karena jika terdapat kesalahan kecil yang disebabkan
Ritawidya, Rien, Martalena Ramli dan Cecep Taufik Rustendi. 2014. Validase Metode
Penentuan Kadar Gadolinum (III) dan Ligan Diethyl Tetramine Penta Acetic (
DTPA) dalam Contrast Agent Gd. DTPA. Jurnal Radisotop dan Radiofarmaka.
ISSN: 1410-8542. 17 (1)
Suirta I,W. 2010. Sintesis senyawa orto fenilazo -2-Naftol Sebagai Indikator dalam Titrasi.
Jurnal Kimia 4 (1).
Tim Dosen Kimia UNHAS. 2012. Kimia Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin
Tim Penyusun Modul Kimia UNY. 2011. Kimia. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
CONTOH ANALISIS SATU JENIS OBAT
1) Metode Iodometri
➢ Cincin beta laktam pada penisilin dapat dipecah oleh alkali atau penisilinase
karena dapat mengikat iod, sedangkan penisilin tidak dapat mengikat iod.
➢ Cara kerja: Na-ampisilin dihidrolisis dengan basa kuat (NaOH), larutkan dalam
dapar asetat. Tambahkan asam klorida dan iodium. Titrasi dengan baku tiosulfat
➢ Metode ini cukup spesifik karena senyawa bukan penisilin tida ikut ditetapkan.
➢ Perlu diperhatikan pada waktu titrasi blanko juga perlu dibiarkan 20 menit untuk
pH 4,5.
➢ Prokain penisilin juga dapat ditetapkan dengan metode ini walaupun sebaiknya