• Dian Magdalena Lase • Selina Saferia Yawok Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan jalan mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan larutan yang dianalisis, dimana kadar dan komposisi dari sampel ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses ini dikenal dengan titrasi. Prinsip dasar volumetri : 1. pencapaian reaksi titik akhir eki:alen harus berlangsung secara stoikiometri. 2. Titik ekivalen adalah titik pada saat senyawa yang ditambahkan (pentiter) telah tepat mencukupi bereaksi dengan analit. Syarat-syarat yang harus dilakukan analisis volumetri adalah sebagai berikut: 1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat 2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik 3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika. 4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan. Macam-macam analisa volumetri ada tujuh, yakni: 1. Gasometri Gasometri adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif) adalah volumegas yang direaksikan atau hasil reaksinya. 2. Titrimetri Titrimetri atau titrasi adalah pengukuran volume dalam lar utan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan. Dalam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran. 3. Alkalimetri Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar yang bersifat basa. 4. Acidimetri Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zatyang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang bersifat asam. Pada titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa menurut reaksi. 5. Permanganometri Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar KMnO4 yang bersifat oksidator. Pada titrasi permanganometri terjadi reaksi redoks. Tit rasi permanganometri tidak menggunakan indikator karena KMnO4 sudah berfungsi sebagai auto indikator. 6. Iodometri Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar 12 yang bersifat oksidator. 7. Iodimetri Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat oksidator (12) dengan menggunakan larutan standar yang bersifat reduktor. D. Klasifikasi analisa volumetri atau titrimetri Penggolongan analisis volumetri ini, berdasarkan: 1. Reaksi kimia asam basa: a. reaksi asam-basa (reaksi netralisasi) Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentkan haruslah bersifat asam dan sebaliknya. 2. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas : a. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator. b. Eduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor. 3. Reaksi Pengendapan (presipitasi) reaksi Pengendapan adalah reaksi penggabungan ion yang menghasi lkan endapan senyawa yang praktis tidak terionisasi. Reaksi kompleksometri Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ion-ion logam. Larutan bakunya: EDTA
E. Pembagian Analisa Volumetri
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar, maka analisis volumetri dibagi atas : 1. Titrasi asam-basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam-basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Tirasi yang di pakai biasanya asam kuat/basa kuat titrasi muda diketahui dengan kurva plot antara Ph larutan sebagai fungsi dari volume titran yang di tambahkan. Rumus Normalitas: N*V asam = N*V basa 2. Titrasi Pengendapan Suatu proses terbentuknya endapan dari zat-zat yang saling bereaksi. Terdapat 3 cara penentuan suatu senyawa titrasi pengendapan yaitu: a. Cara Mohr b. Cara Volhard, dan c. Cara Fayans 3. Titrasi Reduksi-Oksidasi Titrasi reduksi-oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator. Reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut. a. Reaksi harus sempurna b. Reaksi berlangsung secara stiokiometri, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor. c. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau secara potoniometrik. 4. Titrasi kompleksometri Titrasi kompleksometri adalah cara penetapan kadar ion logam berdasarkan terbentuknya senyawa kompleks antara ion logam dan senyawa pembentuk. Dalam titrasi kompleksometri perlu diperhatikan PH larutan yang di tirtrasi, sebagai asam edtat terionisasi dalam 4 tingkat (PK1=2,0 ; PK2=2,67 ; PK3=6,16 dan PK4=10,20) dan spesies pembentuk kompleks akan terbentuk lebih efisien dan lebih stabil dalam larutan alkalis.