Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

• Nur Afri Waruwu


• Dian Magdalena Lase
• Selina Saferia Yawok
Analisa volumetri adalah analisa kimia kuantitatif yang dilakukan
dengan jalan mengukur volume suatu larutan
standar yang bereaksi langsung dengan larutan yang dianalisis,
dimana kadar dan komposisi dari sampel ditetapkan
berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui)
yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen
yang ditetapkan bereaksi secara kuantitatif
dengan pereaksi tersebut. Proses ini dikenal dengan titrasi.
Prinsip dasar volumetri :
1. pencapaian reaksi titik akhir eki:alen harus berlangsung
secara stoikiometri.
2. Titik ekivalen adalah titik pada saat senyawa yang
ditambahkan (pentiter) telah tepat mencukupi bereaksi
dengan analit.
Syarat-syarat yang harus dilakukan analisis volumetri adalah
sebagai berikut:
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan
persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen
tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan
kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula
digunakan.
Macam-macam analisa volumetri ada tujuh, yakni:
1. Gasometri
Gasometri adalah volumetri gas dan yang diukur
(kuantitatif) adalah volumegas yang direaksikan atau hasil
reaksinya.
2. Titrimetri
Titrimetri atau titrasi adalah pengukuran volume dalam lar
utan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sevolume
atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan. Dalam setiap
metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen
analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran.
3. Alkalimetri
Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk
menentukan kadar suatu zat yang bersifat asam dengan
menggunakan larutan standar yang bersifat basa.
4. Acidimetri
Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar
suatu zatyang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang
bersifat asam. Pada titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa menurut
reaksi.
5. Permanganometri
Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar
KMnO4
yang bersifat oksidator. Pada titrasi permanganometri terjadi reaksi redoks. Tit
rasi permanganometri tidak menggunakan indikator karena KMnO4
sudah berfungsi sebagai auto indikator.
6. Iodometri
Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar
suatu zat
yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar 12 yang bersifat
oksidator.
7. Iodimetri
Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang
bersifat oksidator (12) dengan menggunakan larutan standar yang
bersifat reduktor.
D. Klasifikasi analisa volumetri atau titrimetri
Penggolongan analisis volumetri ini, berdasarkan:
1. Reaksi kimia asam basa:
a. reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan
ditentkan haruslah bersifat asam dan sebaliknya.
2. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ion yang bersifat
sebagai oksidator dengan senyawa/ion yang bersifat sebagai reduktor dan
sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
a. Oksidimetri
adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang
digunakan bersifat sebagai oksidator.
b. Eduksimetri
adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat
sebagai reduktor.
3. Reaksi Pengendapan (presipitasi)
reaksi Pengendapan adalah reaksi penggabungan ion yang menghasi
lkan endapan senyawa yang praktis tidak terionisasi.
Reaksi kompleksometri Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan
kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ion-ion logam. Larutan bakunya: EDTA

E. Pembagian Analisa Volumetri


Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan
larutan standar, maka analisis volumetri dibagi atas :
1. Titrasi asam-basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant. Titrasi asam-basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai
keadaan ekuivalen. Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana
asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Tirasi yang di
pakai biasanya asam kuat/basa kuat titrasi muda diketahui dengan kurva plot
antara Ph larutan sebagai fungsi dari volume titran yang di tambahkan.
Rumus Normalitas:
N*V asam = N*V basa
2. Titrasi Pengendapan
Suatu proses terbentuknya endapan dari zat-zat yang saling
bereaksi. Terdapat 3 cara penentuan suatu senyawa titrasi pengendapan yaitu:
a. Cara Mohr
b. Cara Volhard, dan
c. Cara Fayans
3. Titrasi Reduksi-Oksidasi
Titrasi reduksi-oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar
reduktor atau oksidator. Reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum
sebagai berikut.
a. Reaksi harus sempurna
b. Reaksi berlangsung secara stiokiometri, yaitu terdapat kesetaraan
yang pasti antara oksidator dan reduktor.
c. Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan
indikator redoks atau secara potoniometrik.
4. Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah cara penetapan kadar ion logam
berdasarkan terbentuknya senyawa kompleks antara ion logam dan senyawa
pembentuk.
Dalam titrasi kompleksometri perlu diperhatikan PH larutan yang di
tirtrasi, sebagai asam edtat terionisasi dalam 4 tingkat (PK1=2,0 ; PK2=2,67 ;
PK3=6,16 dan PK4=10,20) dan spesies pembentuk kompleks akan terbentuk
lebih efisien dan lebih stabil dalam larutan alkalis.

Anda mungkin juga menyukai