Anda di halaman 1dari 26

Leukemia Dan Pemeriksaan Bmp

KELOMPOK : 1

NAMA : MAGDA SIBAGARIANG


PEBBY TAMPUBOLON
APRIANTO SIBARANI
LEUKIMIA
Defenisi

Leukimia dikenal dengan kanker darah adalah salah satu klasifikasi dalam penyakit
kanker pada darah atau sumsum tulang, ditandai dengan pertumbuhan secara tak normal
atau transformasi maligna dari sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid
Anatomi Darah dan Sumsum Tulang

Anatomi darah

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

a. Komposisi darah

komponen darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih,


serta trombosit (keping darah/platelet).

1. Plasma darah

Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian terdiri dari 92% air, 7%


protein, 1% nutrien, hasil metabolisme, gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor
pembekuan dan garam-garam organik.
Sel darah putih (leukosit)

• Berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi bakteri atau benda asing.
• Mempunyai inti, Ukurannya besar dan kemampuannya mengikat warna
• Dalam 1 mm3 terdapat 6000 – 9000 sel leukosit
Sel darah merah (eritrosit)

• Berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam 1 mm3 terdapat 5 juta buah
sel darah merah.
• Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah dilewati gas seperti O2 dan
CO2.
• Eritrosit Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%)
• Masa hidup: 120 hari.
b. Anatomi sumsum tulang
Ada dua jenis sumsum tulang:
Sumsum tulang (bone marrow, medulla
ossea) adalah jaringan lunak seperti
•Sumsum merah, dikenal juga
spons yang ditemukan pada rongga
sebagai jaringan myeloid. Sel darah
interior sebagian besar tulang yang
merah, keping darah, dan sebagian
merupakan tempat produksi sebagian
besar sel darah putih dihasilkan dari
besar sel darah baru Jaringan tersebut
sumsum merah.
memproduksi sel induk
•Sumsum kuning. Sumsum kuning
(hematopoietik), yang dapat
menghasilkan sel darah putih dan
memproduksi dan berkembang menjadi
warnanya ditimbulkan oleh sel-
sel darah merah, sel darah putih dan
sel lemak yang banyak dikandungnya.
keping darah
Epidemiologi
Leukimia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya merupakan sebagian
kecil dari kanker secara keseluruhan.

Etiologi
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
•Radiasi.
Sinar UV merusak DNA  menginduksi kanker kulit.
•Leukemogenik.
Obat kontrasepsi oral  meningkatkan risiko kanker payudara.
•Virus.
Infeksi: virus berperan dalam terjadinya kanker pada manusia.
Patofisiologi
Gejala Leukimia
Pada keadaan normal, sel darah putih
berfungsi sebagai pertahanan tubuh
Mudah lelah, lemas, sesak napas Kerap
terhadap infeksi. Leukemia
meningkatkan produksi sel darah putih terkena infeksi berulang; seperti seriawan,
pada sumsum tulang yang lebih dari
sakit tenggorokan, demam, Badan
normal. Mereka terlihat berbeda dengan
sel darah normal dan tidak berfungsi gampang memar, pendarahan, Sakit
seperti biasanya. Sel leukemi memblok
tulang, Gusi bengkak, Kulit ruam, Sakit
produksi sel darah normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel kepala, Gangguan penglihatan, Sering
leukemi juga merusak produksi sel
muntah, Limpa bengkak, Nyeri dada.
darah lain pada sumsum tulang
termasuk sel darah merah dimana sel
tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Jenis jenis leukemia

1. Leukemia myeloid akut (AML):


 kanker sel darah myeloid yang belum dewasa.
 jenis leukemia yang paling umum terjadi pada orang dewasa.
 Tingkat pertumbuhan sel kanker ini biasanya cepat dan memengaruhi produksi sel
darah normal pada awalnya.
 Pasien biasanya akan mengalami gejala Anemia
2. Leukemia Limfoblastik Akut (ALL):
• kanker sel limfoid yang belum dewasa.
• Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia yang paling umum
diderita oleh anak-anak.
3. Leukemia myeloid kronis (CML):
 kanker sel myeloid dewasa yang terkait dengan kehadiran kromosom
Philadelphia. Jenis leukemia ini kebanyakan terdeteksi pada orang dewasa.
 Sel kanker berkembang pada tingkatan yang relatif lambat,
4. Leukemia Limfositik Kronis (CLL):
o kanker sel limfoid dewasa.
o Sebagian besar diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). J
o enis ini jarang terjadi pada anak-anak. Sel kanker ini jugaditandai dengan laju
pertumbuhan yang lambat.
o Penyakit di stadium awal biasanya bersifat asimtomatik.
Mekanisme Pertumbuhan sel tumor pada
leukemia (apoptosis)

Leukimia terjadi akibat Karsinogen adalah senyawa yang menyebabkan


sel-sel di sumsum tulang tidak perubahan sel-sel normal menjadi sel-sel tumor
berkembang dengan normal. dengan mengubah DNA, dan ini akan menyebabkan
Berbeda dari sel darah putih dimulainya pertumbuhan tumor. Karena itu efek
normal yang akan mati, sel karsinogen dapat pula ditafsirkan sebagai efek
leukemia terus hidup, tetapi mutagen (gen toksik)
tidak membantu tubuh Karsinogen memasukkan materi genetiknya ke
melawan infeksi, dan malah dalam DNA manusia  terbentuk gen baru 
menekan perkembangan sel mengganggu pertumbuhan & pembelahan sel.
darah lain. Sel Tumor terbentuk akibat ketidakseimbangan
antara jumlah sel baru yang tumbuh dengan jumlah
sel lama yang mati. Kondisi ini bisa terjadi bila sel
baru terbentuk secara berlebihan, atau sel lama yang
seharusnya mati tetap hidup
Sel tumor menjadi kanker

Stadium 0
Stadium ini menggambarkan kanker in situ yang berarti di tempatnya, masih
berada pada lokasi awal dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya. Stadium ini
memiliki harapan hidup yang baik. Biasanya dapat dilakukan pembedahan.
Stadium 1
Ukuran tumor kecil, yang bertumbuh ke jaringan sekitarnya. Kanker masih belum
menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh yang lain. Stadium ini dikenal
juga dengan stadium awal/dini.
Stadium 2 & 3
Tumor sudah membesar, menyusup lebih dalam ke jaringan sekitar. Sel kanker
mungkin menyebar ke kelenjar getah bening tapi belum menyebar ke organ tubuh yang
lain.
Stadium 4
Stadium ini merupakan stadium akhir di mana kanker sudah menyebar ke organ
tubuh yang lain.
Tahapan kanker darah dibagi berdasarkan metastasis. Berikut ini adalah stadium
kanker: 

Tahap 1
Kanker darah stadium 1 meliputi pembesaran kelenjar getah bening. Ini terjadi
karena peningkatan jumlah limfosit secara tiba-tiba, kanker belum menyebar atau
memengaruhi organ fisik lainnya.
Tahap 2
Limpa, hati dan kelenjar getah bening membesar. Namun, pada tahap ini salah satu
organ sudah terkena kanker, juga pertumbuhan limfosit yang sangat tinggi.
Tahap 3
Anemia berkembang pada stadium ketiga dan organ mengalami pembesaran. Pada
tahap ini, sudah pasti lebih dari dua organ sudah terpengaruh oleh kanker. 
Tahap 4
Tingkat trombosit darah mulai turun dengan cepat. Sel-sel kanker mulai
memengaruhi paru-paru termasuk organ-organ lain. Pada tahapan ini, dapat terjadi
anemia akut
Pemeriksaan molekuler terkait leukemia

Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya


adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan,
magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.
prosedur pemeriksaan leukimia

Metode : apusan darah tepi


Tujuan : untuk mengetahui gambaran sel darah ( eritrosit, leukosit, trombosit)
Prinsip : Darah diteteskan di objek glass, dipaparkan (spreading) kemudian di keringkan
dengan bagian ekor di atas, dicat lalu dilihat di bawah mikroskop.

Alat dan bahan


Alat
• Objek glass.
• Deck glass.
• Pipet tetes.
• Mikroskop.

Bahan
• Sampel darah vena
• EDTA
Alat dan bahan untuk pewarnaan PENGECATAN GIEMSA
gyemsa 1. Cara kerja pembuatan larutan giemsa

•Siapkan campuran buffer A (KH2 PO4) dan


Alat
a. Kaca Objek 25x75 mm Buffer B (Na2HPO4) sebanyak 1:1
•Tambahkan ke dalam Buffer, giemsa pekat
b. Batang gelas
c. Rak kaca objek dengan perbandingan, giemsa pekat 1 bagian :
d. Pipet Tetes 7 bagian Buffer.

Bahan 2. Cara kerja pengecatan giemsa


• Larutan gyemsa
• Buffer •Preparat yang sudah kering di fiksasi dengan
• Metanol methanol 5-10 menit
• Mytelin blue •Genangi dengan larutan kerja giemsa selama
• air/aquades 20-30 menit
• Sampel darah •Sisa cat dibuang, cuci dengan air mengalir
hingga betul-betul bersih.
•Keringkan
1. Cara kerja pembacaan preparat AML, CML

• Siapkan alat dan bahan yang digunakan.


• Preparat CML diletakkan diatas meja preparat mikroskop.
• Cari lapang pandang dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi
• Dilihat sel-sel leukosit dari seri granulosit dan catat hasil pengamatan
2. Cara kerja pembacaan preparat ALL, CLL

• Siapkan alat dan bahan yang digunakan.


• Preparat CML diletakkan diatas meja preparat mikroskop.
• Cari lapang pandang dengan perbesaran 100x menggunakan oil imersi
• Dilihat sel-sel leukosit dari seri agranulosit (tidak bergranula) dan catat hasil
pengamatan
Jenis leukosit normal
Bone marrow puncture (BMP)

Bone marrow puncture (BMP) atau aspirasi sumsum tulang adalah metode untuk
mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia atau limfoma. Pemeriksaan ini
juga dapat dilakukan untuk melihat perkembangan dari pengobatan yang sedang
dijalani para pengidap kelainan darah.

Tujuan : Untuk mendeteksi sejumlah kelainan darah seperti leukemia atau limfoma.
Prosedur bone marrow puncture (BMP) 6. Spuit 5 ml atau 10 ml untuk anestesi
Alat dan Bahan 7. Jarum 22 dan 25 untuk menyuntikkan
alat anestesi
1. Pisau scalpel 8. Sediaan untuk anestesi lokal yaitu larutan
2. Mallet buprenorphine 0,5% dan lidokain hidroklorida
3. Spuit 30 cc 2%
4. Jarum aspirasi yang terdiri dari jarum trokar 9. Sarung tangan steril
dan kanul bone marrow aspiration (BMA) 10. Cairan antiseptik (povidone iodine atau
5. Antikoagulan di dalam tabung EDTA, jika klorheksidin glukonat)
spesimen tidak segera langsung dibuat dalam 11. Alkohol swab
bentuk slide 12. Perekat elastoplas
Instruksi Kerja

1. Cek Ketersediaan peralatan dan cuci tangan


2. Memonitor tanda vital, oksimetri, dan keadaan sedasi bila tindakan dilakukan pada
pasien anak
3. Singkirkan semua pelapis dan pakaian yang menutupi tulang lokasi tindakan
4. Pastikan posisi pasien, untuk aspirasi sumsum tulang iliaka posisi pasien dalam keadaan
lateral dekubitus atau pronasi
5. Seorang perawat atau asisten dapat membantu agar pasien tetap bertahan dalam posisi
yang sama, sedangkan untuk pasien anak dapat dibantu oleh orang tuanya
6. Tentukan lokasi aspirasi sumsum tulang dengan menandai lokasi tersebut dengan marker
7. Siapkan bahan anestesi dalam spuit untuk tindakan anestesi dengan larutan lidokain
8. Isi spuit 20 ml dengan sedikit EDTA untuk pemeriksaan sitologi, jika untuk
keperluan sitogenetika menggunakan larutan heparin
9. Cuci tangan dan memakai sarung tangan steril
10. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis dil lokasi aspirasi menggunakan kasa
steril yang dibasahi cairan povidone iodin 10% atau klorheksidin, dengan gerakan
memutar keluar atau sentrifugal sampai kira-kira 8-9 cm
11. Pasang duk steril
12. Lakukan penetrasi jarum aspirasi secara tegak lurus, dan gerakan memutar ke kiri
dan kanan, secara lembut menembus kulit sampai membentur tulang dan menembus
periosteum
13. Cabut mandrain dan memasang spuit 20 ml
14. Lakukan aspirasi secara perlahan dan pasti maksimal 5 ml untuk pemeriksaan
sitomorfologi dan immunophenotyping
15. Cabut spuit dengan jarum dibiarkan saja
16. Teteskan aspirat secukupnya di atas kaca objek dan diratakan, pastikan terdapat partikel
sumsum tulang
17. Jika spesimen sudah benar, sisa aspirat dimasukkan ke dalam botol koleksi dan dikirim ke
laboratorium
18. Pasang spuit 20 ml yang telah dibasahi heparin untuk mendapatkan spesimen untuk
pemeriksaan sitogenetika
19. Lakukan tindakan aspirasi sebanyak maksimal 5 ml seperti cara sebelumnya
20. Cabut jarum aspirasi perlahan-lahan dengan cara diputar seperti saat memasukkannya
21. Tekan daerah aspirasi selama minimal 5 menit
22. Tutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa steril dan plester
Pembuatan sediaan apusan dari sumsum tulang

Tujuan :
Prinsip :
Alat dan Bahan
1. Objek glass 6. Sampel sumsum tulang
2. Pipet tetes 7. Metanol
3. Cawan petri 8. Formalin
4. Tabung darah
5. Rak tabung
Cara kerja
1. Pembuatan preparat
 Siapkan alat dan bahan yang digunakan
 Letakkan objek glass di cawan petri dengan cara di miringkan
 Teteskan 3-4 tetes sampel sumsum tulang di atas objek glass tersebut
 Diambil bagian fragmen menggunakan ujung objek glass
 Letakkan di atas objek glass baru
 Ratakan dan tekan
 Kemudian geser secara datar sampai ujung objek glass dengan cepat
 Kering anginkan
 Fiksasi dengan metanol
 keringkan
 Amati di bawah mikroskop
Gambar bone marrow di bawah mikroskop
Terimakasih ❤

Anda mungkin juga menyukai