Anda di halaman 1dari 12

METODE TITRASI SERIMETRI

- ANALISIS FARMASI 1-
Kelas : B
KELOMPOK 9 :
Rasyigah Awanis A 16330005
Annes Aulidya 16330072
Ricelein Jesica Lengayu 16330074
M Bagus Nur Rohim 17330039
Hasyatillah 19330708
PENDAHULUAN

 Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan


sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang
telah diketahui kadarnya (larutan standar) secara bertahap.

 Salah satunya adalah titrasi serimetri. Serimetri merupakan titrasi oksidasi-


reduksi yang didasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan analit.
Dalam metode ini larutan baku yang digunakan adalah serium (IV) sulfat.
Larutan serium (IV) sulfat dalam asam sulfat encer merupakan oksidator yang
kuat dan stabil karena larutan serium (IV) sulfat jika direduksi selalu
menghasilkan ion serium (III).

Ce4+ + e- → Ce3+

 Larutan serium (IV) sulfat dalam asam klorida pada suhu didih tidak stabil karena
terjadi reduksi oleh asam dan terjadi pelepasan klorin menurut reaksi berikut:
Serimetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar beberapa senyawa
diantaranya besi (II) sulfat. Pada penetapan kadar besi (II) sulfat reaksi
yang terjadi adalah:

Fe2+ + Ce4+ → Ce3+ + Fe3+

Dari reaksi ini dapat diketahui bahwa berat ekivalen (BE) dari besi (II)
sulfat adalah sama dengan berat molekulnya karena tiap molekul besi
(II) sulfat setara dengan 1 mol serium (IV) yang berarti setara dengan 1
elektron sehingga valensinya 1 (Mursyidi dan Rohman, 2006).
Titrasi serimetri menggunakan ortofenantrolin sebagai indikatornya. Indikator ini
merupakan kompleks yang berwarna merah terang, terbentuk dari kombinasi
ortofenantrolin basa dengan ion besi (II).

Kompleks ini dengan mudah teroksidasi menjadi kompleks ion ortofenantrolin-besi (III) yang
reversibel dan berwarna biru.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN :
 Larutan baku ( Serium Sulfat ) sangat stabil pada penyimpanan
yang lama dan tidak perlu terlindung dari cahaya dan pada
pendidihan yang terlalu lama tidak mengalami perubahan
konsentrasi. KEKURANGAN :
 Serium Sulfat juga merupakan oksidator yang baik sehingga
semua senyawa yang dapat ditetapkan dengan kalium  Larutan serium (IV) sulfat dalam
permanganat dapat ditetapkan dengan serium (IV) sulfat, asam klorida pada suhu didih tidak
larutannya kurang berwarna sehingga jelas pembacaan titik
akhir dengan indicator. stabil karena terjadi reduksi oleh
 Dapat digunakan untuk menetapkan kadar larutan yang asam dan terjadi pelepasan klorin.
mengandung klorida dalam konsentrasi tinggi.
 Reaksi ion serium (IV) dengan reduktor dalam larutan asam
memberikan perubahan valensi yang sederhana (valensinya
satu) Ce4+ + e- → Ce3+ sehingga berat ekivalennya adalah sama
dengan berat molekulnya.
KELEBIHAN KEKURANGAN

 Sangat stabil pada penyimpanan yang lama  Pada metode ini jarang
dan tidak perlu terlindung dari cahaya dan pada disukai karena bahan yang
pendidihan yang terlalu lama tidak mengalami diperlukan tergolong mahal.
perubahan konsentrasi
 Larutan serium (IV) sulfat
 Kurang berwarna sehingga tidak dalam asam klorida pada
mengkaburkan pengamatan titik akhir dengan suhu didih tidak stabil karena
indikator. terjadi reduksi oleh asam dan
 Merupakan oksidator yang baik sehingga terjadi pelepasan klorin
semua senyawa yang dapat ditetapkan dengan
kalium
PRINSIP : Titrasi zat uji yang mengandung ion
ferro:

 Larutan zat uji dalam


suasana asam dititrasi
dengan larutan baku
serium sulfat (Ce(SO4)2).
REAKSI :

Titrasi dilakukan dalam suasana  Serium sulfat merupakan zat


asam karena padakebasaan yang pengoksid yangsangat kuat,
relatif rendah mudah terjadi potensial reduksinya dalam
hidrolisisdari garam serium (IV) asamsulfat 1-8 N pada 250 C
sulfat menjadi seriumhidroksida adalah 1,43+/-0,05 volt.
yang mengendap, oleh karena itu
titrasiharus dilakukan pada media
 Ia dapat digunakan hanya
asam kuat.
dalam larutan asam,paling baik
Perubahan warna indikator pada dalam konsentrasi 0,5 N atau
titik akhir titrasiadalah dari merah lebihtinggi, selagi larutan
menjadi biru pucat. dinetralkan, atau garam-garam
yang mengendap.
PROSEDUR

Pembakuan larutan titer (Ce(SO4)2) dengan larutan


baku.
Titrasi, tentukan kadar larutan titran (dalam erlenmeyer)
dengan larutan titer.
Ukur volume titer yang terpakai setelah tercapai titik
akhir.
Lakukan perhitungan matematis:
kadar sampel X :
Pembuatan larutan baku serium (IV) sulfat

Pembuatan larutan baku serium (IV) sulfat


dilakukan dengan cara :
 Pindahkan 59 gram serium amonium nitrat pada
becker glass.
 Tambahkan 31 ml asam sulfat.
 Campur dan dengan hati-hati tambahkan 20 ml air
sampai larut sempurna.
 Tutup becker dan biarkan selama satu malam.
 Lalu saring melalui krus gelas dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml.
Pembakuan larutan baku serium (IV) sulfat

Cara pembakuan larutan baku serium (IV) sulfat 0,1 N adalah :


 Timbang seksama kurang lebih 200 mg arsentrioksida yang sebelumnya
dikeringkan pada suhu 100oC selama 1 jam, masukkan ke dalam labu takar.
 Cuci dinding labu dengan 25 ml NaOH (2 gram dalam 25 ml air), goyang-
goyangkan hingga arsentrioksida larut.
 Setelah larut semua tambah 100 ml air, dan 10 ml asam sulfat (1 dalam 3).
 Tambahkan 2 tetes orto fenantrolin dan larutan osmium tetraoksida (1 dalam 400
ml 0,1 N asam sulfat).
 Titrasi perlahan-lahan dengan larutan baku serium (IV) sulfat sehingga warna
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai