KELOMPOK 5 :
z
Rasyigah Awanis Arka (16330005)
Elin fransiska 18330043
Wiji Novieyanti (18330046)
Thanty Zullyta Risky (18330050)
Dian Lianti (18330070)
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan Penyakit yang disebabkan oleh infeksi
z salah satu tanaman sayuran yang banyak TYLCV/ToLCV ini dapat menyebabkan terjadi
dibudidayakan di Indonesia dan termasuk dalam kehilangan hasil sampai 100% pada tanaman tomat
lima besar komoditas sayuran penting di samping budidaya, baik di daerah tropis maupun sub-tropis.
kubis, bawang putih, kacang kapri dan cabai. Spesies TYLCV/ToLCV dimasukkan ke dalam
genus Begomovirus dan famili Geminiviridae
Pengembangan tanaman tomat di lapangan
(kelompok Geminivirus).
banyak menghadapi kendala biotik dan abiotik.
Di dalam klasifikasinya, famili Geminiviridae dibagi
Kendala biotik yang banyak ditemukan saat ini
menjadi empat genus yang berbeda yaitu
adalah serangan penyakit keriting daun yang
Mastrevirus, Curtovirus, Topocuvirus dan
disebabkan oleh infeksi Tomato (yellow) leaf curl
Begomovirus berdasarkan organisasi genetik,
virus (TYLCV/ToLCV) dari genus Begomovirus
tanaman inang dan vektor yang menginfeksi.
dengan gejala berupa tanaman menjadi kerdil,
pengurangan ukuran daun, penggulungan daun ke Begomovirus ditularkan oleh serangga vektor kutu
atas, daun menguning, klorosis pada tepi daun, kebul/whitefly. Gennadius dari ordo Hemiptera,
burik (mottling) dan pengguguran bunga. famili Aleyrodidae) dan menginfeksi tanaman dikotil.
Begomovirus memiliki sebuah genom DNA utas
tunggal dan berbentuk sirkuler serta berukuran
relatif kecil yang dibungkus (encapsidated) dalam
sebuah partikel geminate.
z
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Begomovirus ditularkan oleh serangga vektor
TYLCV/ToLCV ini dapat menyebabkan terjadi kutu kebul/whitefly gennadius dari ordo
kehilangan hasil sampai 100% pada tanaman Hemiptera, famili Aleyrodidae) dan
tomat budidaya, baik di daerah tropis maupun menginfeksi tanaman dikotil.
sub-tropis. Spesies TYLCV/ToLCV
dimasukkan ke dalam genus Begomovirus
dan famili Geminiviridae (kelompok
Geminivirus).
Begomovirus memiliki sebuah genom DNA
Di dalam klasifikasinya, famili Geminiviridae
utas tunggal dan berbentuk sirkuler serta
dibagi menjadi empat genus yang berbeda
yaitu Mastrevirus, Curtovirus, Topocuvirus dan berukuran relatif kecil yang dibungkus
Reaction (PCR).
z Polymerase (Polymerase Chain Reaction, Proses PCR merupakan proses siklus yang
PCR) adalah suatu metode enzimatis untuk
berulang meliputi tahap denaturasi,
amplifikasi DNA dengan cara in vitro. PCR ini
pemisahan kedua untai DNA pada
pertama kali dikembangkan pada tahun 1985
oleh Kary B. Mullis. PCR atau reaksi berantai
temperatur tinggi. DNA akan terdenaturasi
polimerase adalah suatu metode enzimatis pada temperatur 90 hingga 97°C. Pada
dalam bidang biologi molekuler yang teknik PCR, denaturasi optimum terjadi
bertujuan untuk melipatgandakan secara pada temperatur 95ºC selama 30 detik
eksponensial suatu sekuen nukleotida
annealing, tahap penempelan primer pada
tertentu dengan jumlah kelipatan ribuan
pita DNA yang sesuai, pada suhu 55 hingga
hingga jutaan salinan secara in vitro. Ketika
awal perkembangannya, metode ini hanya 60ºC selama 30 detik; dan ekstensi oleh
digunakan sebagai metode untuk enzim DNA polimerase pada suhu 72ºC
melipatgandakan DNA. Kemudian, metode ini dalam waktu yang disesuaikan dengan
dikembangkan untuk melipatgandakan dan
panjang atau pendeknya ukuran DNA yang
melakukan kuantitasi molekul mRNA.
diharapkan sebagai produk amplifikasi.
z
Bahan Dan Metode Setiap reaksi ditutup dengan mineral oil untuk
mencegah penguapan. Reaksi amplifikasi dilakukan
Sampel-sampel tanaman tomat sakit yang diduga
dengan mesin PCR. dengan program sebagai berikut:
terinfeksi Begomovirus yang digunakan dalam
Tahap denaturasi pada suhu 94 0C selama 1 menit
penelitian ini diambil dari beberapa daerah.
Penempelan primer pada suhu 50 0C selama 1
Isolasi DNA Total (virus dan tanaman) dari
menit, dan pemanjangan/ sintesis DNA pada suhu 72
Tanaman Sakit 0C selama 3 menit.
Isolasi DNA virus dan DNA genom total dari Tahapan program PCR tersebut diulang sebanyak 30
tanaman sakit dilakukan menggunakan metode siklus. Pada tahap terakhir proses PCR dilakukan
yang dikembangkan oleh Doyle & Doyle (1990) pemanjangan akhir pada suhu 72 0C selama 3
yang telah dimodifikasi, yaitu dengan menit.
penambahan 2% polyvinil pyrolidone Setelah proses PCR selesai, sampel disimpan pada
(PVP)Sebanyak 3 g daun tanaman digerus suhu 4 0C atau bisa langsung divisualisasi dengan
dengan bantuan nitrogen cair sampai halus. elektroforesis gel.
z
• Amplifikasi DNA virus dengan primer Visualisasi hasil amplifikasi DNA
spesifik gen AV1. Hasil PCR baik dengan primer degenerate atau
primer spesifik divisualisasikan dengan
Denaturasi pada suhu 94 0C selama 1 elektroforesis gel agarosa 1% pada 0,5x bufer TBE
(Tris-Boric acid-EDTA). Sebanyak 10 µl produk
menit
PCR dari masing-masing sampel ditambahkan
dengan 2 µl loading dye dan dicampur sempurna,
• Penempelan primer pada suhu 55 0C kemudian dimasukkan ke dalam sumur di dalam
selama 2 menit, dan pemanjangan/ sintesis gel.