Anda di halaman 1dari 9

Oseana, Volume xxxvm, NomOI 4, Tahun 2013: 17- 25 ISSN 0216-1877

PENGGUNAAN Agrobacterium tumefaciens SEBAGAI


PERANTARA DALAM TRANSFORMASI GENETIK PA.DA
RUM PUT LAUT
Oleb

Trl Handayaoil)

ABSTRACI'

Agrobacterium tumefaciens-MEDIATED TRANSFER IN SEA WEED GENETIC


TRANSFORMA TION. The major problem in the cultivation of seaweed is the availability of
quality seeds. Quality of seeds included growth, disease resistance and high yield The seeds can
be obtained by conventional or genetic engineering techniques. Genetic transformation using
Agrobacterium tumefaciens - mediated can be used in seaweed. The technique hasadventage, i.e.
low cost, low gene copy number and reproducible. The technique has been used in transformation
ofseaweedKappapbycus alvarezii. Several gene have been transformed into Kappapbycus alvarezii
using Agrobacterium tumefaciens - mediated, i.e. gus, lysozyme (bacterial infection resistance
gene), Citrate synthase (environmental stress resistance gene), metallothionien II (heavy metal
resistance gene), superoxide dismutase (environmentalstress resistance gene) and alginate (gene
for increasing the yield of alginate).

PENDAHULUAN komoditas ekspor karena permintaan pasar


Makroalgae atau yang lebih umum delapan kali lebih banyak dari jenis lainnya
disebut sebagai rumput laut banyak memiliki (Sulistijo, 2002). Sampai sekarang, kenaikan
manfuat baik untuk keperluan industri (makanan, permintaan tidak seimbang dengan kenaikan
kosmetik.,farmasi, tekstil, dan fotografi) maupun produksinya. Upaya peningkatan produksi
nOD industri (dimakan secara langsung dan dilakukan dengan memperluas penanaman
produk olaban rumab tangga). Pentingnya rumput laut pada daerab pantai yang cocok
rumput laut untuk keperluan industri untuk budidaya atau dengan divertifikasi
dikarenakan kandungan fitokoloidnya yang teknologi budidaya. Namun demikian, upaya
bernilai ekonomis penting. Fitokoloid tersebut tersebut tidak cukup untuk memenuhi
antara lain karagenan, alginat, dan agar. kebutuhan rumput Iaut. Kendala yang paling
Pemanfaatannya yang cukup luas besar adalab penyediaan bibit unggul rumput
menyebabkan permintaan rumput laut ini terus laut yang membawa sifat-sifat penting dalam
meagalami peningkatan. Rumput laut ini menjadi budidaya, antara lain pertumbuhan cepat, tahan

I) Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi UPI

17
penyakit, kandungan karagenan yang tinggi membentuk spora (endospora) (Bucbanan &
serta toleran terhadap kondisi lingkungan yang Gibbons, 1974), dan dapat menimbulkan
kurang menguntungkan (pencemaran penyakit pada tumbuhan yang terinfeksi. Dalam
lingkungan dan perubahan kualitas air secara budidaya pertanian, penyakit ini tergolong
drastis). penting dan sebagian besar terjadi pada
Penyediaan bibit unggul dapat tanaman dikotil (Draper et al. 1993). Menurut
dilakukan dengan beberapa cara baik seeara Miller &Bassler (2001) terdapat dua spesies
konvensional maupun menggunakan teknik Agrobacterium yang bersifat patogen yaitu A.
yang lebih maju. Penyediaan bibit unggul secara tumefaciens sebagai penyebab penyakit tumor
konvensional adalah dengan cara pengambilan (crown gall) dan A. rhizogenes sebagai
bibit rumput laut dari alam secara langsung. Cara penyebab penyakit akar rambut (hairy rool)
ini sangat tidak dianjurkan, karena akan merusak pada berbagai tanaman dikotil yang peka.
alam dan mengganggu keseimbangan Escobar & Dandekar (2003) menyebutkan ada
lingkungan. Cara konvensionallainnya adalah beberapa spesies Agrobacterium yang
dengan mengambil sebagian basil panen untuk menyebabkan penyakit pada tanaman, antara
dijadikan sebagai bibit kembali. Cara ini sangat lain: A. tumefaciens (crown gall disease), A.
praktis dan murab, namun bibit yang akan rhizogenes (hairy root disease), A. rubi (cane
dihasilkan berikutnya akan terus mengalami gall disease) danA. vitis (crown gall ojgrape).
penunman kualitas. Transfer gen dengan perantaraAgrobacterium
Penyediaan bibit ungguJ rumput laut tumefaciens umumnya digunakan dalam
menggunakan teknik yang Iebih modern dapat produksi tanaman transgenik. Namun demikian,
dilakukan dengan cara seleksi dan teknik teknik inijuga dapat diaplikasikan dalam transfer
rekayasa genetik. Penggunaan metode seleksi gen pada rumput laut. Penggunaan A.
memiliki peluang yang sangat besar untuk tumefaciens dalam transfer gen pada rumput laut
mendapatkan bibit unggul rumput laut, Namun pertama kalidilaporkan oleh Cheney et al. (200 1).
metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu Bakteri ini bersifat patogen yang dapat
membutuhkan waktu yang sangat lama, biaya melakukan transformasi genetikkesel inangnya,
besar dan kondisi lingkungan yang sangat baik hingga menyebabkan tumor (crown gall).
untuk proses seleksi. Sedangkan teknik Selama ini interaksi antara Agrobacterium
rekayasa genetik memberikan kemungkinan bagi dengan sel tanaman merupakan suatu fenomeoa
kita untuk memperoleb bibit unggul rumput Iaut alami transpor T-DNA dari Agrobacterium tipe
yang mem.ilik:isifat-sifat yang diharapkan. Salah liar ke dalam inti sel tanaman (Songstad et al.
satu teknik rekayasa genetika yang dapat 1995). Ketika Agrobacterium menginfeksi
digunakan adalah transformasi gen secara tidak tanaman, bagian dari molekul DNAnya yang
langsung dengan perantara bakteri disebut T-DNA terintegrasi pada DNA
Agrobacterium tumefaciens. Dalam tulisan ini krcmosontaaaman (Loedin,1994).
akan memaparkan informasi mengenai Transformasi menggunakan Agro-
penggunaanA. tumefaciens dalam transformasi bacterium memiliki beberapa keuntungan
genetik pada rumput taut. antara lain relatiflebih murah, jumlah salinan
gen sedikit dan teknik pengulangan percobaan
Agrobllcterillm tllmejllCiens memberikan basil serupa (reproducible) (Hiei
Agrobacterium adalah bakteri Gram et al. 1997). Terdapat tiga kompooeo utama pada
negatifyang hidup bebas dalam tanah. Bakteri Agrobacterium yang berperan dalam transfer
ini hidup optimum pada suhu 28-30"C, tidak DNAke dalam sel tanaman (Sheng & Citovsky,

18
1996). Ketigakomponen tersebut adalah T-DNA, alkohol dan etilpiruvat (Wmans, 1992). Aktivasi
virulence (Vir: A, B, C, D, E, o,H) dan gen gen vir dimulai dengan penerimaan sinyal oleh
chromosomal virulence (chv), yang terdiri atas VirA. VirA merupakan protein sensor trans-
chvA, chvB, pscA dan att (Broek & membran yang berfungsi mendeteksi molekul
Vanderleyden, 1995; Tzfira & Citovsky, 2(03). sinyal berupa senyawa fenolik seperti
asetosiringon. Beberapa jenis monosakarida
lRANSFORMASI GEN MELALUI juga berfungsi sebagai sinyal. Deteksi
monosakarida dimungkinkan oleh adanya
Agrobacterium tumefaciens interaksi dan asosiasi antara protein VuA
Kemampuan bakteri mentransfonnasi sel dengan CbvE yang berfungsi sebagai protein
tanaman berhubungan dengan adanya plasmid pengikat gula (glukosa/galaktosa) pad a
penginduksi tumor (Ti) atau penginduksi akar periplasma (de la Riva et al. 1998). Proses
(Ri) dalam Agrobacterium (Sbeng & Citovsky, penerimaan sinyal ini dijelaskan pada Gambar
1996; Gelvin, 2000). Interaksi antara 1.Protein dari VrrA ini akan menginduksi VrrG
Agrobacterium dan sel tanaman didahului melalui fosforilasi, yang selanjutnya VlTGakan
dengan mekanisme secara kimiawi yaitu sel mengaktifkan ekspresi berbagai Vir lainnya
tanaman yang luka menghasilkan suatu
metabolit yang berperan sebagai isyarat bagi
Agrobaeterium. Metabolit tersebut dapat
berupa senyawa gula, asam, asam amino atau
senyawa fenol (Winans, 1992). Adanya senyawa
tersebut menginduksi Agrobacterium untuk
bergerak aktifmenujuke sel sasaran. Gerakan
yang bersifat kemotaksis ini dipandu oleh
senyawa yang disekresikan oleh sel tanaman
rentan yang luka. lnteraksi dilanjutkan dengan
adanya kontak antara Agrobaeterium dengan
sel tanaman sasaran. Untuk memperkuatkontak
tersebut Agrobaeterium mengeluarkan suatu
metabolit yaitu a-I-2-glukan. Beberapa gen
dalam kromosom Agrobacterium diketahui
merupakan penyandi enzim yang berperan dalam
sintesis berbagai senyawa glukan, yaitu chvA,
chvB, dan exoC. Gen lain pada kromosom yang Gambar 1. VirA sebagai protein sensor trans-
berperan seperti ketiga gen tersebut adalah eel. membran mendeteksi signal berupa
Produk eel berperan penting dalam sintesis senyawa fenol (asetosiringon) dan
senyawa selulosa fibril (Douglas et al. 1985; monosakarida (gula). Deteksi
Gelvin, 20(0). senyawa fenol dapat dilakukan
secara langsung oleh Vir A,
lnduksi faktor virulensi (vir) yang akan sedangkan deteksi monosakarisa
mengatur proses pemotongan dan transfer T- (gula) terjadi oleh adanya asosiasi
DNA ke sel tanaman. Beberapa metabolit yang antara VirA dan ChvE. VirA akan
disekresi oleh tanaman, akan menginduksi faktor menginduksi VirG melalui proses
virulensi. Metabolit tersebut adalah fosforilasi. VirG akan mengaktifkan
ekspresi Vir lainnya(McCullens &
asetosiringon, hidroksi asetosiringon, koniferil Binns, 2006).

19
(Winans, 1992). Induksi protein-protein Vir VirD2 melindungi T-DNA dari aktivitas
dikontrol oleh komponen sistem VirAlG (Rosen eksonuklease pada ujung 5' T-DNA dan juga
& Ron, 2011). Proses transformasi genetik berfungsi membedakan ujung 5' T-DNA (batas
menggunakan perantara Agrobacterium kanan) sebagai ujung yang akan ditransfer
tumefaciens dijelaskan pada Gam bar 2. terlebih dahulu ke sel tanaman. Sintesis utas T-
Protein yang dihasilkan oleh gen Vir DNA dimulai dari batas kanan T-DNA dan
berperan untuk memotong dan men transfer T- berlangsung dalam arah 5' ke 3'. Kompleks utas
DNA ke inang. Proses perpindahan T-DN A ke tunggal T-DNA-VirD2 diselubungi oleh VrrE2.
sel taoaman diawali dengan pemotongan utas Proses pemotongan T-DNA dan pembentukan
T-DNAdari plasmidTi. Protein VrrDl dan VrrD2 kompleks T-DNA-VrrD2dijelaskao pada Gambar
yang memiliki aktivitas endonuklease akan 2.AsosiasikompleksT-DNA-VrrD2dengao VrrE2
mengenali sekuen batas T-DNA dan memotong mencegah serangan nuklease dan berfungsi
utas DNA pada posisi tersebut dan melepaskan membentangkan utas kompleks T-DNA
utas tunggal T-DNA. Setelah pemotongan, sehingga bentuknya menjadi lebih ramping dan
protein VirD2 tetap terikat secara kovalen pada mudah melintasi kanal membran (de la Riva et
ujung 5' utas T-DNA (batas kanan). Asosiasi al. ]998).

Gambar 2. Proses transformasi genetik menggunakan perantara Agrobacterium tumefaciens

20
Protein yang dihasilkan oleh gen Vir proses impor aktif dan (8) di dalam inti, T-DNA
berperan untuk memotong dan mentransfer T- dibawa menuju ke titik tempat integrasi DNA
DNA ke inang. Proses perpindaban T-DNA ke pada kromoson, kemudian protein-protein
sel tanaman diawali dengan pemotongan utas pengawal T-DNA terlepas dan DNA akhirnya
T-DNAdari plasmid Ti, Protein VrrDI dan VirD2 terintegrasi ke dalam genom inang(Tztira &
yang memiliki aktivitas endonuklease akan Citovsky, 2(02).
mengenali sekuen batas T-DNAdan memotong Transpor kompleks T-DNA dan protein
utas DNA pada posisi tersebut dan melepaskan Vir lainnya (VrrE2 dan Virf), dari bakteri menuju
utas tunggal T-DNA. Setelah pemotongan, ke sel inang melalui sistem sekresi tipe Iv. Sistem
protein VrrD2 tetap terikat secara kovalen pada sekresi tipe IV adalah kanal penghubung
ujung 5' utas T-DNA (batas kanan). Asosiasi bakteri-inang yang tersusun atas protein VrrD4
VirD2 melindungi T-DNA dari aktivitas dan 11jenis protein ViTB (Tzfira & Citovsky,
eksonuklease pada ujung 5' T-DNA dan juga 2002; Judd et al. 2005). Protein-protein VrrB
berfungsi membedakan ujung 5' T-DNA (hatas membentuk kanal membran dan juga berfungsi
kanan) sebagai ujung yang akan ditransfer sebagai ATPase yang menyediakan energi
terlebih dabuJu ke sel tanaman. Sintesis utas T- untuk pembentukan kanal maupun proses
DNA dimulai dari batas kanan T-DNA dan ekspor T-DNA. VirD4 berperan menunjang
berlangsung dalam arab 5' ke 3'. Kompleks utas interaksi kompleks T-DNA-VlrD2 dengan
tunggal T-DNA-VrrD2 diselubungi oleh VirE2. komponen sekresi VirB (Gelvin, 2003). VirD2
Proses pemotongan T-DNA dan pembentukan pada kompleks T-DNA akan mengarahkan
kompleks T-DNA-VuD2 dijelaskan pada pergerakan kompleks menuju leeprotein VrrD4
Gambar 2. Asosiasi kompleks T-DNA-VirD2 pada kanal sekresi dan akhirnya menuju ke
dengan VrrE2 mencegab serangan nuklease dan sitoplasma sel inang. Kanal membran oleh VrrB
berfungsi membentangkan utas kompleks T- komplek dijelaskan pada Gambar 3.
DNA sehingga bentuknya menjadi lebih ramping Kompleks T-DNAditargetkan menuju ke
dan mudah melintasi kanal membran (de la Riva nukleus melintasi membran inti. Sinyal lokasi
et al. 1998). inti atau nuclear location signals (NLS) yang
Gambar 2 mengilustrasikan proses terdapat pada protein VirD2 dan VirE2
transforroasi genetik menggunakan perantara mengarahkan kompleks menuju ke inti sel.
Agrobacterium tumefaciens, terdiri 8 tahap Protein VirF juga diduga berperan dalam
utama: (1) pengenalan dan pelekatan
penargetan T-DNA ke nukleus (de la Riva et al.
Agrobacterium pada sel inang, (2) pengindraan
1998). Penghantaran kompleks T-DNAmenuju
sinyal tanaman yang spesifik oleh dua
nukleus dibantu oleh perangkat transpor
komponen sistem transduksi sinyal pada
intraseluJer yang dimiliki oleh sel inang. Dynein
Agrobacterium yaitu VuA/VrrG, (3) aktivasi gen
dan mikrotubula pada sel tanaman targetdiduga
vir yang memulai proses transfer T-DNA, (4)
memfasilitasi transpor T-DNA melintasi
salinan T-DNA yang akan dipindahkan ke inang
sitoplasma. Kompleks T-DNA masuk ke dalam
diproduksi oleh kerja protein VrrDIID2, (5) T-
inti sel melalui kompleks pori nukleus atau
DNAdihantarkan dalam bentuk kompleks VrrD2-
nuclear-pore complex (NPC)(Tztira & Citovsky,
DNA, bersama-sama dengan beberapa protein
2(06). Proses masuknya T-DNA ke dalam inti
vir lainnya ke dalam sitoplasma sel inang, (6) Vir
sel melibatkan kerja sama antara faktor-faktor
E2 berasosiasi dengan utas T-DNA dan bergerak
inang seperti karyopherin a (KAPa) dan protein
menuju sitoplasma sel inang, (7) kompleks T-
interaksi VirE2 1 atau VirE2-interacling
DNA dimasuk:kan ke dalam inti sel inang melalui

21
T-pilus

Core

Substrate
recruitment/
energization

Gambar 3. Proses transpor komplek T-DNA dan protein Vir dari bakteri menuju
sel inang melalui kanal membran yang tersusun oleh kompleks antara
Vir B 1-11 dan VrrD4 (McCullens & Binns, 2(06).

protein 1 (VIPI); dengan faktor-faktor asal dikenali sebagai fragmen DNA yang putus, dan
bakteri seperti VirD2, VirE2 dan VIl"E3(Tzfira et kemudian akan digabungkan kembali ke dalam
al.2002). genom inang (Tzfira & Citovsky, 2(06).
Integrasi T-DNA ke dalam genom inang Hal penting dalam proses transfonnasi
merupakan tahap paling menentukan dalam meialuiA. tumefaciens ini adalah transferT-DNA
transformasi genctik. Mekanisme molekuler ke inti tanaman target yang diinduksi oleh
yang mendasari integrasi T-DNAmasih belum ekspresi gen-gen vir serta ekspresi gen-gen
jelas. Integrasi T-DNA diduga terjadi melalui yang tertransformasi (Liu et a/. 1992). Selain itu,
rekombinasi yang difasilitasi oleh perangkat integrasi T-DNA yang membawa transgen ke
perbaikan DNA sel inang. Utas tunggal T-DNA dalam genom resipien, akan mengaLami sedikit
diubah menjadi molekul intermediat berutas pengaturan kembali secara intra dan
ganda. Molekul intermediat tersebut akan intermolelcu1er, untuk memulihkan sistem

22
transkripsi dan translasi genom tanaman FAKTOR PENENTU KEBERHASlLAN
resipiennya. Transformasi melalui TRANSFORMASI
Agrobacterium lebih menjamin kestabilan
genom tanaman resipien (Sheng & Citovsky, Keberhasilan transformasi genetik
1996). dengan menggunakan perantara A.
tumefaciensdiduga ditentukan oleh beberapa
APLIKASI Agrobacterium tumefaciens faktor, antara lain:
DALAM TRANSFORMASI a. Lama Infeksi
Penggunaan Agrobacterium Infeksi merupakan proses kontak
tumefaciens sebagai perantara dalam langsung antara Agrobacterium tumefaciens
transformasi gen pada rumput laut pertama kali dengan thalus rumput laut sehingga terjadi
dilaporkan oleh Cheney et 01. (2001). Namun proses perpindahan T-DNA dari A. tumefaciens
aplikasi Agrobacterium tumefaciens ke rumput ke genom rumput laut. Lama infeksi dapat
laut masih belum banyak. Penggunaan metode dilaknkan selama 1(}'60 menit(Handayani,2013).
ini lebih umum digunakan pada tanaman tingkat Sampai saat ini, penelitian mengenai pengaruh
tinggi. Beberapa penelitian telab membuktikan lama infeksi terbadap keberbasilan transformasi
babwa A. tumefaciens ini dapat digunakan beJum banyalc dilakukan, sehingga informasi ini
sebagai perantara dalam transfer gen pada masih sedikit dan tidak menutup kemungkinan
rumput laut. akan diperoleh lama infeksi yang optimal.
Penggunaan A. tumefaciens dalam b. Lama Ko-kultivasi
transformasi gen pada rumput laut sudah mulai Ko-kultivasi memiliki arti mengkultur
banyak dilakukan di Indonesia. Handayani seeara bersama antara rumput laut dan
(2013) menggunakan A. tumefaciens untuk Agrobacterium tumefaciens dalam satu media
mentransfer gen lisozim ke genom Kappaphycus kultur tertentu. Ko-kultivasi d:ilakukan diruang
alvarezii strain eoklat.Selain pada gen lisozim, gelap dan dapat dilakukan selama 1-3 had,
transformasi genetik dengan menggunakan A. disesuaikan dengan kondisi rumput laut yang
tumefaciensini juga dilak:ukan pada transfer gen akan ditransformasi (Handayani, 2013). Namun
lain seperti Sitrat sintase (Daud, 2013). Gen lain demikian, lama ko-kultivasi yang kurang dari
yang sedang ditransformasikan ke K. alvarezii sehari memungkinkan juga untuk dilakukan.
adalah metalotionin II, SOD (superoxide Pemilihan kondisi ruang gelap bertujuan
dismutase) dan alginat, menjaga A. tumefaciensagar tetap hidup, karena
Transfer gen lisozim bertujuan untuk bakteri ini hidup dan tumbuh di kondisi gelap.
mendapatkan bibit rumput laut yang tahan
terhadap infeksi bakteri penyebab penyakit ice- c. KonsentrasiAgrobacterium tumefaciens
ice. Transfer gen lisozim ini dilakukan dibawab Konsentrasi A. tumefaciens yang
kendali promotor CaMV (cauliflower mosaic dimaksud disini adalab nilai optical density
ViniS) dan terminator NOS (NopalineSynthase) (OD) dengan menggunakan spektrofotometer.
(Handayani, 2013).Gen sitrat sintse Nilai OD A. tumefaciens yang telab dilakukan
ditransformasikan ke talus rumput laut dengan adalab 0,5-1,0 (Handayani, 2013). Nilai OD yang
tujuan untuk mendapatkan bibit yang laban kecil «0,5) meyebabkan penurunan persentase
terhadap stres lingkungan (Daud, transformasi. Sedangkan nilai OD yang besar
20 13).Sedangkan genmetalotionin llmemiliki (>1,0) menyebabkan infeksi herlebih sehingga
kemampuan toleransi terhadap perairan dengan thalus rum put laut yang ditransformasi
kandungan logam berat tinggi. mengalami kematian.

23
d. Konsentrast asetosiriogoo Cheney D.P, B. Metz,& J. Stiller. 2001.
Asetosiringone merupakan senyawa Agrobacterium-mediated genetic
fenolik yang mampu dideteksi oleh protein trans- transformation in the macrosoopicmarine
membran pada VirA. Protein dari VirA ini akan red algae Porphyra yezoensis. J Phycol.
menginduksi VirG melalui fosforilasi, yang 37: 11-12.
selanjutnya VirG akan mengaktifkan ekspresi
berbagai Vir lainnya (Winans, 1992) dan Daud, R. F. 2013. Introduksi gen sitrat sintase
akhimya terjadi proses perpindahan T-DNAdari ke dalam rumput laut Kappaphycus
A. tumefaciens ke genom rumput laut. alvarezii menggunakan Agrobacterium
Penambahan asetosiringone ini bertujuan untuk tumefaciens. Tesis, Institut Pertanian
menginduksi proses infeksi yang dilakukan oleh Bogor.
A. tumefaciens. Konsentrasi asetosiringone
de la Riva G A, J. Gonzalez-Cabrera, R. Vazquez-
yang umum digunakan sekitar 100 j.1M
Padron, & C. Ayro-pardo. 1998.
(Handayanj,2013).
Agrobacterium tumefaciens: a natural
tool for plant transformation. Electron J
PENUTUP Biotechnol. 1(3): 1-16.
Agrobacterium tumefaciens dapat Douglas C. r., R. J. Stanloni, R. A. Rubin, & E.
digunakan sebagai perantara dalam transfonnasi W. Nester. 1985. Identification and
genetik pada rumput laut khususnya pada genetic analysis of an Agrobacterium
Kappaphycus alvarezii. Gen-gen yang telah tumefaciens chromosomal virulence
berhasil ditransformasikan dengan perantaraA. region. J Bacteriol. 161: 850-860.
tumefaciens ini antara lain lisozim, sitrat sintase
dan metalotionin. Sedangkan gen yang sedang Draper J, R. Scott, P.Armitage, & R. Walden.
dalam tahap penelitian adalah superoxide 1993. Plant genetic transformation and
dismutase dan alginate. Hal ini menjadi gene expression. A laboratory manual
tantangan bagi kita untuk lebib mengoptimalkan hand book. Blackwel Sci. Publ.
keberhasilao transformasi genetik pada rumput
Escobar M. A. & A. M. Dandekar. 2003.
laut dengan menggunakan perantara A.
Agrobacterium tumefaciens as an agent
tumefaciens.
of disease. Trends Plant Sci. 8 (8): 380-
386.
DAFfAR PUSTAKA
Gelvin S. B. 2000. Agrobacterium and plant
BroekA. V &J. Vanderleyden. 1995. Tberoleof
genes involved in T-DNA transfer and
bacterial motility, chemotaxis, and
integration. Annu Rev Plant Physiol Mol
attachment in bacteria-plant interactions.
BioI. 51: 223-256.
Mol Plant Microbe In. 8 (6): 800-810.
Handayani T. 2013. Konstruksi vektor biner
Buchanan R. E. &N. E. Gibbons. 1974. Bcrgeys
dantransformasi gen lisozim pada rumput
manual of determination bacteriology
laut Kappaphycus alvarezii
Eight edition. The Williams and Wilkins
menggunakan perantaraA. tumefaciens.
co.
Tesis. lnstitut Pertanian Bogor,

24
Hiei Y.,T. Komari, T. Kobu. 1997.Transformation Songstad D. D., D. A. Somers, & R J. Grusbacb.
of rice mediated by Agrobacterium 1995. Advanced in altcrnatif DNA
tumefaciens. Plant Mol BioI. 35: 205-218. delifery techniques. Plant Cell Tissue
Organ Cult. 40: 1-15.
Judd P.K, D. Mahli, &A. Das. 2005. Moleculer
characterization of the Agrobacterium Sulistijo. 2002. Penelitian budidaya rumput laut
tumefaciens DNA transfer protein VirB6. (algae makro/seaweed) di Indonesia.
Microbiology. 151: 3483-3492. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama
Bidang Akuakultur, Pusat Penclitian
Liu C. N., Q. X. Li,& S. B. Gelvin. 1992.Multiple Oseanografi, Lcmbaga Ilmu
copies of virG enhance the transient Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
transformation of celery, carrot and rice
tissue by Agrobacterium tumefaciens. Tzfira T. & V. Citovsky. 2002. Partners-in-
Plant Mol BioI. 20 (6): 1071-1087. infection: host proteins involved in the
transformation of plant cells by
Loeidin I. H. S. 1994. Transfonnasi genetikpada Agrobacterium. Trends Cell BioI. 12 (3):
tanaman: beberapa teknik dan aspek 121-129.
penting. Hayati. I (2): 66-67.
Tzfira T. & V. Citovsky. 2003. The
McCullen C. A. & A. N. Binns. 2006. Agrobactcrium-plant cell interaction:
Agrobacterium tumefaciens and plant taking biology lessons from a bug. Plant
cell interaction and activities required for Physiol. 133:943-947.
interkingdom macromolecular transfer.
Annu. Rev. Cell. Dev. BioI. 22: 101-127. Tzfira T. & V. Citovsky. 2006. Agrobacterium-
mediated genetic transformation of
Miller M. B. &B. L. Bassler. 2001. Quorum plants: biology and biotechnology. Curr
sensing in bacteria. Ann Rev Microbial. OpinPlantBiotechnol. 17: 147-154.
55: 165-199.
Tzfira T., M. Vaidya & V. Citovsky. 2002.
RosenR &E. Z. Ron. 2011. Proteomicsofaplant Increasing plant susceptibility to
pathogen: Agrobacterium tumefaciens. Agrobocterlum infection by
Proteomics. II: 3134-3142. overexpression of the Arabidopsis
nuclear protein VIP 1. Cell BioI. 99 (16):
Sheng J. & V. Citovsky. 1996. Agrobacterium-
10435-10440.
plant cell DNA transport: have virulence
protein, will travel. The Plant Cell. 8: Winans S. C. 1992.Two-way chemical signaling
1688-1710. in Agrobacterium-plant interactions.
Microbiol Rev. 56 (I): 12-31.

25

Anda mungkin juga menyukai