Anda di halaman 1dari 3

Transformasi atau transfer gen adalah proses perpindahan DNA bebas ke dalam suatu sel

penerima. Secara umum, ada dua tehnik transfer gen, yaitu

1. Transfer gen secara langsung = menggunakan senyawa kimia polyethylene glycol (PEG)
dan elektroporator atau penembak DNA.
2. Transfer gen secara tidak langsung = menggunakan bakteri tanah Agrobacterium
tumefaciens

Masing-masing tehnik memiliki keunggulan dan kelemahan. Pada tehnik transfer DNA
secara langsung, kelemahannya yaitu tidak dapat menyisikan DNA dalam jumlah Salinan
yang banyak, semakin banyak jumlah DNA atau gen yang disisipkan maka menyebabkan
ekspresi gen kurang stabil. Hal ini karena akibat adanya pembungkaman gen dan proses
penyusunan kembali (Rearrangement) yang semakin tinggi pula. Oleh Karena itu,
transformasi agrobacterium menjadi alternatif pilihan. Penerapan teknologi transformasi gen
ini, hanya memungkinkan transfer gen yang penting saja, sehingga diharapkan tidak merubah
sifat yang lainnya. Transformasi gen pada tanaman merupakan upaya untuk memperbaiki
sifat genetic tanaman (Rahmawati, 2006).

Keunggulan teknik transformasi menggunakan Agrobacterium antara lain adalah :

1). Transformasi gen lebih efisien, dalam Salinan jumlah gen tunggal yang lebih banyak ,

2). Mudah untuk dilakukan dan hanya memerlukan peralatan laboratorium yang sederhana.

3)Gen dengan jumlah salinan tunggal lebih mudah untuk dianalisa dan biasanya bersegregasi
mengikuti pola pewarisan Mendel.

Agrobacterium
Agrobacterium adalah pathogen atau bakteri tanah yang menyerang tanaman , sehingga
menyebabkan tumor pada tanaman yang terinfeksi. Secara alami A.Tumifaciens hanya mampu
menginfeksi tanaman kelompok dikotil A.Tumefaciens mengifeksi tanaman melalui bagian
tanaman yang terluka sehingga menyebabkan tumor (Crown gall). Pembentukan tumor terjadi
Karena adanya segmen transfer T-DNA (Transferred DNA) dari Ti Plasmid (Tumor Inducing)
bakteri ke dalam sel inang, kemudian berintegrasi ke dalam genom sel inang dan diekspresikan
oleh gen tanaman yang mengkode. Ti plasmid terdiri dari dua komponen yang diperlukan dalam
transformasi genetic, yaitu daerah Vir dan T-DNA. Daerah Vir dikode oleh protein bakteri yang
diperlukan untuk proses transport T-DNA, sedangkan T-DNA membawa signal target nonspesifik
dan mengkode beberapa transport ataupun fungsi integrasi (Tzfira, 2004).

Soybean mosaic virus (SMV) merupakan salah satu virus yang paling sering muncul dan
berbahaya diantara 67 virus yang ada pada tanaman kedelai. Virus ini ditularkan oleh aphis
secara non-persisten dan terbawa oleh benih. Gejala SMV antara lain: permukaan daun tidak
rata, daun mengecil, tepi daun melengkung, tulang daun menebal, klorosis, mosaik sampai ke
daun yang paling muda dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daun, daun melepuh
dengan warna hijau tua dan melengkung ke dalam dan ke luar, pemucatan tulang daun, dan
mosaik sepanjang tulang daun. SMV juga dapat terbawa sampai ke biji, menyebabkan biji
berwarna belang coklat berbentuk radial. SMV dapat menyebabkan kehilangan hasil antara
35100% dalam kondisi infeksi alami tergantung dari strain virus, ketahanan genotipe, dan
waktu infeksi (Alfi, 2015)

Atlas, Ronald M.. 2010.Handbook of Microbiological Media(4thEdition). New York : CRCPress.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2015. Penyakit Virus Pada Kedelai.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2045-penyakit-penyakit-virus-pada-
kedelai.html. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D., 1980, Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum, Departemen Mikrobiologi, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta

Rahmawati, S. 2006. Status Perkembangan Perbaikan Sifat Genetik Padi. Jurnal AgroBiogen.vol
2.No1.
Tzfira T., Jianxiong L., Benoit L., and Vitaly C. 2004. Agrobacterium T-DNA Integration:
molecules and models. Rev. Trends in Genetic. Vol. 20 : No.8.

Wikipedia.https://en.wikipedia.org/wiki/lysogeny_broth.

Anda mungkin juga menyukai