Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PERMASALAHAN

Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan, ditemukan permasalahan pada
pohon mangga milik Pak Warji yang berkaitan erat dengan proses pemelihaaran yang kurang
tepat. Hal ini mengakibatkan pohon mangga Pak Warji tidak rutin berbuah setiap tahunnya.
Dari analisis yang dilakukan, terdapat empat hal yang menjadi akar permasalahan pohon
mangga Pak Warji tidak berbuah setiap tahun, yaitu tidak dilakukannya penyiangan gulma,
tidak dilakukannya pemangkasan batang/ranting, teknik pemupukan yang kurang tepat,
penyiraman yang tidak intensif, dan hama kutu putih.

Permasalahan pertama yaitu penyiangan gulma, diketahui bahwasanya tidak dilakukan


penyiangan gulma yang dilakukan oleh Pak Warji di sekitar pohon mangga. Hal ini akan
berimbas pada suburnya populasi gulma yang akan berpengaruh pada produktivitas mangga.
Jika populasi gulma subur maka mempengaruhi penyerapan hara pada pohon mangga serta
dimungkinkan menjadi habitat dari hama maupun penyakit. Maka penyiangan gulma yang
rutin dan intensif harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pohon mangga.

Permasalahan kedua yaitu pemangkasan, berdasarkan hasil studi kasus diketahui


bahwasanya Pak Warji tidak melakukan pemangkasan pada pohon mangga yang dimiliki. Hal
ini berakibat pada tidak maksimalnya produksi buah. Pada dasarnya pemangkasan dilakukan
untuk membentuk kanopi guna meningkatkan jumlah dari produksi buah. Apabila telah
dilakukan pemangkasan maka penyaluran hasil fotosintesis akan difokuskan pada bagian
generatif dari pohon mangga yaitu buah. Hal ini akan berimbas pada maksimalnya produksi
buah karena fokus pemberian makanan akan tertuju pada buah. Proses pemangkasan juga
dilakukan untuk membuang cabang/ranting yang kering ataupun membuang cabang muda yang
tidak menghasilkan buah. Hal ini penting dilakukan agar pohon mangga dapat berbuah rutin.

Permasalahan ketiga yaitu pemupukan, berdasarkan hasil studi kasus dapat diketahui
bahwasannya terdapat metode pemupukan yang kurang tepat dilakukan oleh Pak Waarji.
Pemupukan dilakukan Pak Warji dengan cara memberikan pupuk secara melingkar disekiling
batang pohon mangga. Hal ini kurang tepat karena dapat mengakibatkan plasmolisis yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon mangga. Selain itu penyerapan yang
dilakukan oleh pohon mangga tidak maksimal apabila metode pemupukan dilakukan seprti
yang disebutkan di atas. Hasil pemupukan tersebut tidak dapat diserap maksimal oleh akar
muda/rambut akar yang berfungsi menyerap air dan unsur hara, dikarenakan rambut akar
terletak dibawah ujung kanopi terluar dari pohon mangga. Metode pemupukan yang kurang
tepat inilah yang harus diperbaiki oleh Pak Warji agar produktivtas pohon mangga maksimal
dan stabil.

Permasalah yang kelima yaitu penyiraman, pada pohon mangga Pak Warji tidak
dilakukan penyiraman yang intensif atau teratur. Hal ini tidak seharusnya dilakukan karena
penyiraman berperan pada ketersediaan air untuk fotosintesis. Apabila ketersediaan air cukup
maka fotosintesis akan berjalan maksimal dan tentunya berdampak pada asupan makan bagi
pohon mangga yang maksimal. Selain itu penyiraman juga berperan dalam menstabilkan
kondisi pohon mangga dari keadaan stress ke keadaan normal. Oleh karena itu penyiraman
harus dilakukan intensif agar hasil dari pohon mangga maksimal dan stabil.

Permasalahan yang kelima adalah adanya hama kutu putih, dapat diketahui
bahwasannya pohon mangga Pak Warji juga tekena serangan dari kutu putih atau memiliki
nama latin Rastrococcus spinosus. Kutu ini akan mengeluarkan madu yang menjadi sumber
makanan dari cendawan Meliola mangifera penyebab embun jelaga. Gejala yang muncul
adalah warna hijau yang berubah menjadi hitam dan dapat menyebabkan daun menjadi kering
dan mengeriting.

Anda mungkin juga menyukai