PENDAHULUAN
Pertumbuhan adalah suatu proses perkembangan suatu jasad, termasuk
pertumbuhan tanaman. Dalam proses pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksernal. Faktor – faktor internal antara lain sifat genetic
(keturunan) tanaman yang berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produk
tanaman tersebut. Sementara faktor external adalah kondisi lingkungan yang
mempengaruhi secara langsung proses pertumbuhan tanaman. Faktor eksternal
yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara garis besar
terdiri dari kondisi tanah dan iklim. Kondisi tanah dapat terdiri dari ketersediaan
lengas (air yang berada dalam pori – pori tanah), reksi tanah, ketersediaan unsur
hara, kandungan gas dalam tanah serta jasad mikro dalam tanah. Kondisi iklim
yang berpengatuh langsung kepada pertumbuhan tanaman, berasal dari perilaku
ikllim antara lain, temperatur, curah hujan, sinar matahari, kelembaban dan angin.
Faktor eksternal ada yang bersifat dapat dikelola manusia tetapi ada juga
yang tidak dapat dikelola manusia. Pengetahuan manusia untuk mengelola faktor
eksternal telah berkembang terlebih dahulu dan telah menggunakan cara – cara
yang lebih maju, serta melibatkan masuknya bahan – bahan tertentu dari luar
ekosistem tanaman. Kemampuan manusia untuk mengelola pertumbuhana
tanaman kemudian lebih dikenal dengan ‘cara bercocok tanam’ yang dapat
berupa tindakan pemakaian bibit unggul, pemupukan sampai kepada pengaturan –
pengaturan penanaman yang secara teknis menguntungkan. Sementara itu,
2
kinerja ikllim lebih banyak bersumber dari perilaku atmosfer. Oleh karena itu iklim
menjadi factor eksternal yang tidak dapat dikelola manusia. Dengan demikian
manusia hanya dapat menyesuaikan kondisi iklim untuk melaksanakan peng-
usahaan tanaman lewat berbagai macam cara pemahaman terhadap kondisi-
kondisi iklim.
produksi
tanaman
Lingkungan
biotik
FLORA
FAUNA
tanaman
tanah
Sinar matahari
b. Radiasi Matahari
Energi matahari yang ditangkap zat hijau daun (klorofil) merupakan energi
fotosintesa. Hasil fotosintesa ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan
produksi tanaman. Selain itu, energi matahari juga dapat meningkatkan laju
pembungaan dan pembuahan, tetapi jika intensitas radiasi matahari diturunkan,
dapat memperpanjang masa pertumbuhan tanaman (penundaan panen).
Tanaman yang dipanen buahnya atau bijinya akan tumbuh dengan baik pada
intensitas radiasi matahari yang tinggi.
c. Temperatur Udara
Temperatur udara di sekitar tanaman berpengaruh besar pada proses
transpirasi yang terjadi di permukaan daun. Temperatur udara merupakan
faktor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok,
bahkan faktor temperatur udara merupakan faktor penentu pusat-pusat
produksi tanaman, misal kentang di kawasan bertemperatur rendah dan padi di
kawasan bertemperatur tinggi.
d. Angin
Angin dapat menyuplai (menyediakan) CO2 bagi kebutuhan fotosintesa.
Selain itu angin juga dapat mempengaruhi temperatur dan kelembaban tanah.
Angin kencang menyebabkan penguapan yang besar. Disamping itu angin juga
memegang peran penting dalam proses transpirasi tanaman, penyebaran
spora, proses persarian bunga dan penyebaran penyakit tanaman.
5
Jika dipisahkan dari pola interaksi bumi-iklim, bumi dapat dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu a)daratan, yaitu bagian bumi yang tidak ditempati air serta
b) lautan, yaitu bagian bumi yang ditempati air. Sementara itu, daratan masih
dibagi menjadi dataran rendah, dataran menengah dan dataran tinggi
(pegunungan)
Dalam siklus biogeofisiko kimia dari berbagai unsur yang ada di bumi,
proses hantaran panas dan alih rupa energi maupun materi, keempat bagian
planet bumi di atas selalu berinteraksi aktif. Biosfer di permukaan bumi
merupakan pewakil proses interaksi bagian-bagian bumi tersebut. Organisme yang
hidup dan berkembang di permukaan tanah, terutama flora dan fauna, menda-
patkan nutrisi tanaman dan air dari dalam tanah. Air didapatkan dari proses iklim
yang menimbulkan hujan sebagai satu-satunya sumber air terbesar bagi
organisme di permukaan tanah. Sedangkana tanah merupakan bagian dari proses
pelapukan batuan. Sementara itu dikarenakan berada di permukaan tanah, semua
bentuk kehidupan akan mendapatkan pengaruh dari atmosfer yang berupa
fenomena temperature, kelembaban, radiasi matahari dan tiupan angina.
Disamping sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media bagi proses
cuaca, atmosfer berfungsi sebagai selimut pelindung bagi bumi terhadap tenaga
penuh matahari pada waktu siang hari dan menghalangi hilangnya panas yang
berlebihan pada malam hari. Tanpa atmosfer, suhu bumi dapat meningkat menjadi
93,3oC pada siang hari dan turun mendekati – 148,9oC pada malam hari. Jadi
atmosfer merupakan sumber perilaku iklim di bumi, dan berpengaruh terhadap
proses kehidupan permukaan bumi. Atmosfer juga melindungi bumi dari pecahan-
pecahan meteor dari luar atmosfer bumi.
Profil atmosfer terdiri dari bagian – bagian atau lapisan yang dapat
dibedakan berdasarkan :
1. Temperatur.
7
2. Kompsisi Udara.
km
Ekosfer
1000
Heterosfer
85
Homosfer
HOMOSFER
Lapisan atmosfer yang terletak antara permukaan bumi sampai ketinggian
85 km, di tempat ini nitrogen dan oksigen berbentuk molekul, serta massa
molekuler udara konstan dengan berat 28,97 gram.
HETEROSFER
Lapisan atmosfer di atas homosfer yang terletak pada ketinggian 85 – 1000
km. Lapisan ini ditandai oleh disosiasi molekul oksigen dan nitrogen menjadi atom
oksigen dan atom nitrogen. Disosiasi ini menyebabkan penurunan massa udara
dari berat 28,97 gr (homosfer) menjadi 15,79 gr pada ketinggian 200 km.
EKOSFER
Lapisan atmosfer di atas heterosfer yang merupakan batas atmosfer dan
ditandai dengan kebocoran-kebocoran atom-atom tertentu ke ruang angkasa.
9
C. Sifat Radioelektrik.
1000 km
500
Daerah F
150
Daerah E IONOSFER
100
Daerah D
50
NETROSFER
TERMOSFER
100
KHEMOSFER
OZONOSFER
20
ATMOSFER
A. Matahari.
Matahari merupakan pusat energi panas bagi ke sembilan planet yang
mengelilinginya. Matahari merupakan salah satu dari 100 juta lebih bintang yang
ada dalam galaksi kita, memiliki diameter 1.390.000 kilometer, dengan berat
1,989X1030 kilogram dan bertemperatur 5.800o Kelvin (permukaannya) serta 15,6
juta Kelvin (pada intinya). Lantaran sebagai satu-satunya sumber energi panas
bagi jagad raya, maka matahari menjadi sumber energi dan pengontrol iklim bagi
bumi.
Panas yang dimiliki matahari dan jarak yang cukup jauh membuat
pengetahuan orang tentang matahari baru sebatas pada posisi dan kedudukan
matahari terhadap bumi dan planet – planet lain, serta pengaruh dan peran
matahari kepada proses iklim dan kondisi biosfer di bumi.
lingkaran sempurna (elips), maka jarak antara bumi dan matahari tidak selalu
sama.
Jarak bumi – matahari terdekat disebut perihelion dan ini terjadi pada
tanggal 4 Januari dengan jarak sekitar 91,5 juta mil ≈ 147,19 juta km, serta jarak
bumi – matahari terjauh disebut aphelion yang terjadi pada tanggal 5 Juli dengan
jarak 94,5 juta mil ≈ 152,01 juta km. Matahari dapat meng-emisi-kan radiasi
elektromagnetik dalam bentuk gelombang yang menjalar dengan kecepatan 3 x
1010 cm/detik.
Energi matahari ini, diradiasikan sama rata ke segala arah, dan sebagian
besar energi ini hilang ke dalam alam semesta yang maha luas, dan hanya
sebagian kecil saja yang dapat diterima bumi.
bumi
matahari
belahan bumi Selatan
13
Garis yang menghubungkan titik kutub Utara dan titik kutub Selatan tidak
selalu tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran bumi
dan titik pusat lingkaran matahari, maka secara teratur, sumbu perputaran bumi
akan bergerak ke kiri dan ke kanan membentuk sudut maksimum sebesar hampir
23,5o dari posisi tegak lurusnya. Sebagaimana ilustrasi di bawah ini :
sun
Garis edar matahari secara teratur akan bergerak dari Garis Ekuator ke
Utara sampai garis lintang 23o 27’ LU (Tropic of Cancer), kemudian kembali ke
Ekuator dan terus ke selatan sampai pada garis lintang 23o 27’ LS (Tropic of
Capricorn), setelah itu kembali ke Ekuator.
Batas wilayah terang dan gelap tersebut, terletak pada 66o 33’ LS, dan garis
lintang ini disebut Lingkaran Antartika. Hal yang berkebalikan akan terjadi sama,
pada saat matahari berada pada tropic of capricorn.
14
KUTUB
66033’ LU
SEDANG
22 juni
23027’ LU
TROPIS
00
TROPIS
22 desember 23027’ LS
SEDANG
66033’ LS
KUTUB
B. Insolansi
Insolasi berasal dari kata Insolation (Incoming Solar Radiation) yang
berarti energi matahari yang diterima bumi. Sumber energi utama bagi bumi ini
menyebabkan gerak udara (angin) dan arus laut.
Energi matahari yang jatuh pada atmosfer bagian atas pada jarak rata-
rata Matahari – Bumi disebut Tetapan Matahari (Solar Konstanta) yang besarnya 2
kal/cm2/menit.. Energi matahari dalam bentuk radiasi gelombang pendek tidak
semuanya sampai ke bumi, tetapi terbagi-bagi sebagai berikut :
7 2
5 6 5 3 1
a b c
Insolansi di a>b>c
A
Dikarenakan luas bidang yang disinari di daerah B> daerah A maka insomansi
daerah A lebih besar insolansi daerah B.
16
100% RGPe
35%
permukaan atas atmosfer
65%
14%
permukaan bumi
51%
lagi oleh bumi pada malam harinya dalam bentuk radiasi gelombang panjang,
sebagaimana ragaan di bawah ini :
Ruang angkasa
17%
Hilang, tanpa memanasi atmosfer
RGPa atmosfer
19%
6%
9%
Dari sekitar 51% radiasi gelombang pendek yang diterima bumi pada siang
hari, ternyata yang betul – betul efektif dipergunakan (terutama untuk proses
fotosintesis) hanyalah berkisar 6% saja, sementara 9% dipergunakan untuk proses
pemanasan atmosfer, 19% masuk ke dalam proses iklim (digunakan dalm proses
daur air di alam), dan 17% hilang sia – sia tanpa dipergunakan oleh sistem bumi.
18
A. Posisi Lintang.
Radiasi matahari kumulatif tahunan yang diterima daerah tropis jauh lebih
tinggi dibanding daerah antara :
≈ Tropic of Cancer dengan lingkaran antartika
≈ Tropic of Capricorn dengan lingkaran antartika
Pada saat garis edar matahari berada di sebelah utara garis ekuator,
panjang hari pada belahan bumi utara akan lebih dari 12 jam.
Panjang hari maksimal tercapai pada saat matahari berapa pada tropic of
cancer untuk belahan bumi Utara dan pada saat matahari berada pada tropic of
capricorn untuk belahan bumi Selatan.
B
M
Pada saat bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari, bumi mene-
rima panas lebih banyak bila dibandingkan dengan pada saat berada pada jarak
tejauh. Perbedaan penerimaan panas ini menyebabkan terjadinya keragaman
iklim di bumi.
C. Rotasi bumi.
Selama mengelilingi matahari, bumi juga melakukan rotasi terhadap poros
bumi, sehingga dalam keseharian, bumi dibagi menjadi waktu siang untuk bagian
20
bumi yang lengsung berhadapan dengan matahari, dan waktu malam untuk bagian
bumi yang tidak berhadapan dengan matahari seperti ilustrasi di bawah ini :
Matahari bumi
A B
pada belahan bimu utara dan selatan cenderung membentuk pola yang terdiri dari
3 sabuk angin utama.
23o27” LU westerlies
0o tropical easterlies
23o27” LS westerlies
Pada saat garis edar matahari berada di belahan bumi Utara (mendekati
Tropic of Cancer), maka suhu rata-rata pada kawasan Asia Tenggara akan tinggi.
Pada kondisi seperti ini, suhu udara di atas bentangan laut akan lebih rendah
dibandingkan suhu udara di daratan. Dengan demikian tekanan udara di atas
bentang laut lebih tinggi dibanding daratan, dan udara akan bergerak dari laut
menuju darat (Angin ini karena berawal / berasal dari laut, maka disebut angin
laut) karena berasal dari laut, maka angin laut banyak membawa uap air dan
menyebabkan terjadinya hujan.
Pada saat garis edar matahari berada di belahan bumi Selatan, suhu rata-
rata di Asia Tenggara lebih rendah. Pada saat seperti ini, daratan akan lebih dingin
dibanding lautan, atau di atas bentangan laut bersuhu lebih tinggi dibanding
daratan. Akibatnya, angin akan bertiup dari daratan menuju lautan (disebut angin
darat) .karena berasal dari darat, angin ini miskin uap air (lebih kering) dan
merupakan penyebab musim kemarau.
22
angin
kering angin lembab
Angin yang mencapai puncak, umumnya telah kekurangan uap air, dan
pada saat menuruni lereng, menjadi sangat kering. Hal ini lantaran uap air telah
terkondensasi sebelum mencapai puncak.
Kondisi iklim yang dapat dirasakan langsung oleh manusia di areal persawahan
tentu akan berlainan jika berada di bawah kerindangan hutan.
Transpirasi
kondensasi
hujan
Iklim mikro
hutan
lahan pertanian
24
IV. IKLIM
- Suhu Udara
Selama setiap periode 24 jam, suhu udara berfluktuasi dengan nyata.
Fluktuasi ini berkaitan erat dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di
atmosfer. Pada siang hari, sebagian radiasi matahari diserap oleh gas-gas di
atmosfer dan partikel-partikel padat yang melayang-layang di atmosfer. Serapan
energi matahari ini meyebabkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian
maksimum tercapai pada saat cahaya matahari jatuh tegak lurus. Sebagian radiasi
pantulan dari permukaan bumi juga akan diserap oleh gas dan partikel yang ada
di atmosfer.
Dikarenakan kerapatan udara dekat permukaan lebih tinggi dan lebih punya
peluang menyerap radiasi pantulan ini, maka pada siang hari suhu udara di dekat
permukaan lebih tinggi dibanding dalam lapisan udara yang lebih tinggi.
Sebaliknya, pada malam hari, terutama menjelang subuh, suhu udara dekat
permukaan menjadi leih rendah dibanding suhu udara dalam lapisan yang lebih
tinggi.
25
Untuk lebih jelasnya grafik fluktuasi suhu udara harian disajikan berikut ini :
Suhu ( C)
35
30
25
20
06 12 18 24 06 Jam
Fluktuasi Suhu Udara Harian
Sedangkan profil suhu udara dan suhu tanah dekat permukaan tanah
disajikan di bawah ini :
26
o o o o
C F K R
⎛9⎞ o ⎛9⎞ o
o
C - ⎜ ⎟ C + 32 o
C + 273 ⎜ ⎟ C
⎝5⎠ ⎝5⎠
5 ⎛9⎞ o 4
o
F (oF – 32) - ⎜ ⎟ F + 255,2 (oF – 32)
9 ⎝5⎠ 9
⎛9⎞ o 4
o
K o
K – 273 ⎜ ⎟ K – 459,4 - (oK – 273)
⎝5⎠ 5
B. Kelembaban Udara
Kelembaban udara ditentukan oleh kandungan (jumlah) uap air dalam
udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut Kelembaban Absolut
(kg/m3). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam
satuan volume tertentu disebut Kelembaban Spesifik (g/kg).
⎛ PA ⎞
RH = ⎜ ⎟ x 100 %
⎝ Ps ⎠
Tekanan uap air adalah tekanan parsial uap air dalam udara dengan satuan
Pascal (Pa). Tekanan uap air ini dipengaruhi oleh kerapatan uap air (water vapor
density) dan suhu yang dihubungkan dalam persamaan :
Pada saat kondisi tekanan atau kerapatan uap air jenuh, udara tak dapat
lagi menampung tambahan uap air. Dengan demikian penambahan uap air akan
29
diimbangi proses kondensasi, sehingga jumlah uap air yang terkandung tak akan
melebihi kapasitas tampung udara.
Besarnya kelembaban udara antara satu tempat dengan tempat lain dapat
berlainan, untuk beberapa ketinggian, profil kelembaban udara disajikan dalam
gambar berikut :
Pada siang hari, kelembaban lebih tinggi terjadi dalam udara dekat
permukaan, tetapi pada malam hari, kelembaban lebih rendah terjadi dalam udara
dekat permukaan.
• Naiknya udara dari lapisan bawah troposfer secara konveksi adalah akibat
suhu udara lapisan bawah lebih tinggi, sehingga udara tersebut memuai
dan menjadi lebih ringan (lebih renggang). Udara dingin pada lapisan atas
akan turun karena lebih berat (lebih rapat).
• Naiknya udara secara frontal dapat terjadi jika massa udara panas bergerak
dan bertemu dengan massa udara dingin dari arah yang berlawanan.
Massa udara panas akan naik, sedangkan massa udara dingin akan tetap di
lapisan bawah.
Bila massa udara panas tersebut banyak mengandung uap air, maka akan
terjadi konsensasi. Proses kondensasi karena kondisi – kondisi orografis
31
• Kondensasi juga dapat terjadi lebih cepat jika terdapat partikel-partikel halus
yang bersifat higroskopis sehingga dapat berfungsi sebagai inti kondensasi.
Akhirnya, inti kondensasi ini akan mengikat molekul-molekul di sekitarnya
untuk selanjutnya membentuk butiran air. Jika suhu udara berada di bawah
titik beku air, maka kristal es dapat terbentuk.
Penggolongan Awan
Awan yang dapat terbentuk jika terjadi kondensasi uap air di atas
permukaan bumi. Secara teoritis, massa udara yang naik ke atas volumenya akan
mengembang secara adiabatis, karena tekanan udara di atas lebih kecil daripada
tekanan udara di bawah. Akibat ekspansi adiabatis dan secara termodinamika
maka temperatur udara akan turun kurang lebih 1oC tiap kenaikan 100 m. udara
kering, sedangkan udara basah akan turun sebesar 0,65oC tiap kenaikan 100 m.
Berdasarkan bentuk dan ketinggian pembentukannya, awan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Presipitasi
Awan yang terbentuk sebagai hasil kondensasi uap air akan terbawa oleh
angin, sehingga mempunyai penyebaran lebih luas. Jika butiran air atau kristal es
mencapai ukuran yang cukup besar maka benda tersebut mulai dipengaruhi (tidak
dapat melawan) gaya gravitasi bumi dan akhirnya bergerak ke arah permukaan
bumi. Proses ini disebut presipitasi.
Ukuran butiran air yang jatuh dalam proses presipitasi dapat beragam.
* Ukuran dengan φ > 0,5 mm Hujan
* Ukuran dengan φ > 0,2 – 0,5 mm Gerimis
* Ukuran dengan φ < 0,2 mm Tidak pernah sampai ke permukaan
bumi (sebelum sampai permukaan bumi
telah menguap, kembali ke atmosfer)
- Teori Hujan.
• Teori Kristal Es
Berdasarkan teori ini, butiran air hujan berasal dari kristal es atau salju yang
mencair. Kristal terbentuk dalam awan-awan tinggi (misal awan cirrus) akibat
deposisi uap air pada inti kondensasi. Apabila makin banyak uap air yang
terikat pada inti kondensasi ini, maka ukuran kristal makin besar, dan hal ini
menjadi semakin berat untuk tetap melayang. Akhirnya kristal ini akan
33
• Teori Tumbukan
Butiran air berukuran tidak sama (tidak seragam), dan hal ini berakibat
kecepatan jatuhnya berbeda. Butiran dengan diameter lebih besar akan jatuh
dengan kecepatan lebih tinggi, sehingga selama proses jatuhnya, butiran besar
selalu menabrak (menumbuk) dan bergabung dengan butiran hujan yang lebih
kecil. Proses penggabungan ini mengakibatkan terjadinya butiran hujan yang
lebih besar.
Garis penghubung antara inti bumi dan inti matahari paralel dengan radiasi
matahari. Sudut yang terbentuk bervariasi sekitar (90 ± 23,5)oC. Variasi sudut yang
terbentuk ini menyebabkan garis matahari secara teratur bergeser ke belahan
bumi Utara dan ke belahan bumi Selatan.
Pada saat sumbu bumi pada posisi tegak lurus dengan garis penghubung
pusat (inti) bumi dan inti matahari, maka garis edar matahari berada pada lintang
0o (ekuator).
Pada saat sumbu bumi berada pada posisi kemiringan maksimal, maka
garis edar matahari berada pada lintang 23o27’.
Untuk daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator, perubahan panjang
hari ini tidak begitu besar. Semakin jauh dari garis ekuator, fluktuasi panjang hari
ini akan semakin besar.
Tekanan udara sebesar 1 atm. ini setara dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan udara lain adalah kg/m2.
lb/inchi2 sering disingkat psi. (pound per square inchi).
Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tekanan udara berkurang
dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau altitude).
Hubungan antara tekanan udara dengan ketinggian tempat dipakai sebagai dasar
pembuatan alat pengukur ketinggian tempat (altimeter).
Jika udara memuai, maka udara menjadi lebih renggang dan akibatnya,
tekanannya akan menurun. Sebaliknya, jika volume udara menurun (menyusut)
maka kerapatan udara tersebut menjadi lebih tinggi dan akibatnya tekanan
udara meningkat.
• Bentang laut yang luas berperan sangat besar mempengaruhi fluktuasi tekanan
udara, karena laut merupakan pemasok uap air ke dalam udara (lewat proses
evaporasi). Penambahan uap air ke dalam udara ini menyebabkan tekanan
udara meningkat, dan peristiwa inilah yang menimbulkan angin laut pada siang
hari.
37
-Angin.
Massa udara yang bergerak disebut udara. Angin dapat bergerak horisontal
atau vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktuasi dinamis. Faktor yang
menyebabkan gerakan massa udara adalah adanya perbedaan tekanan udara dari
satu tempat ke tempat lain. Angin selalu bergerak dari tempat yang bertekanan
tinggi ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Jika tidak ada lagi gaya lain yang
mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan
tinggi ke arah yang bertekanan lebih rendah.
Menurut proses, arah dan tempat kejadiannya, angin dibagi menjadi pola
umum sirkulasi udara, angin musim dan angin lokal sebagaimana dijelaskan
berikut ini :
B. Angin Musim
Arah angin ini berubah sesuai musim. Umumnya angin akan bertiup dari arah
Timur Laut selama periode 6 bulan dan kemudian dari arah Barat Daya selama
6 bulan berikutnya.
C. Angin Lokal
Di lapisan udara dekat permukaan terdapat angin lokal yang dipengaruhi
kondisi geografis setempat sebagaimana ilustrasi di bawah ini :
lautan menyebabkan arah gerakan udara berbalik. Pada malam hari daratan
lebih mudah melepas kandungan panasnya (lebih cepat menjadi dingin),
sementara itu, lautan lebih lambat melepas panasnya. Sebagai akibatnya suhu
di atas darat lebih sejuk (tekanan udara lebih tinggi) dibandingkan suhu di atas
lauatan yang cenderung lebih panas (tekanan udaranya lebih rendah).
Keadaan ini menyebabkan udara akan bergerak dari arah darat (disebut angin
darat) menuju laut.
Kawasan pegunungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pucak dan
lembah. Dari puncak memiliki prosentase vegetasi lebih sedikit, sedangkan kondisi
lembah pada umumnya ditutupi rapat oleh berbagai macam vegetasi yang
membuatnya lebih sukar ditembus sinar matahari. Sementara di daerah puncak
lebih mudah dipanasi matahari, sehingga pada waktu siang hari daerah puncak
bersuhu lebih tinggi (tekanan udara lebih rendah) dan di daerah lembah bersuhu
lebih rendah (tekanan udara lebih tinggi). Sebagai akibatnya, pada waktu siang
hari udara bergerak dari lembah (angin lembah) menuju daerah puncak.
40
Sedangkan pada waktu malam hari, puncak lebih cepat menjadi dingin karena
pelepasan panas sehingga tekanan udaranya lebih tinggi dibanding di daerah
lembah yang lebih sukar melepas panas. Kondisi ini menyebabkan pada malam
hari udara bergerak dari puncak (angin gunung) menuju lembah.
2. Klasifikasi Iklim.
Sejarah peradaban manusia telah membuktikan bahwa upaya manusia
untuk mengenal lingkungannya telah berabad – abad lamanya dilakukan.
Pengamatan sederhana yang menjadi dasar pengenalan lingkungan kehidupan
manusia tersebut akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan bahwa fenomena
perilaku lingkungan yang akrab dengan kehidupan manusia seperti panas-dingin,
gelap-terang dan bahkan kering –basah, telah membuka pemahaman manusia
bahwasanya lingkungan tersebut ada yang tidak dapat diatur dan dikuasai
manusia, dan itu semua karena bersumber dari langit. Pemahaman manusia juga
memberikan kenyataan bahwa pengaruh lingkungan yang bersumber dari langit
dan kemudian disebut dengan iklim ini juga berpengaruh kepada seluruh
organisme yang menempati bumi (secara keseluruhan bagian bumi yang ditempati
organisme yang disebut biosfer), termasuk organisme di dalamnya adalah
tumbuhan yang mulai dibudidayakan manusia (tanaman).
Menetapkan / mengukur
besaran – besaran komponen
iklim
Mengelompokkan / klasifikasi
komponen – komponen iklim
yang terukur
Informasi yang
bermanfaat
42
Bangsa Yunani kuno telah lama mengenal adanya hubungan antara garis
lintang (latitude) dan suhu. Oleh karena itu mereka membagi belahan bumi
menjadi 3 zone, yaitu zone panas (torrid), zone sedang (temperate) dan zone
dingin (figrid). Setelah pengetahuan klimatologi dipergunakan dalam kegiatan
manusia, pengetahuan dan pembagian zona iklim berdasar garis lintang banyak
kelemahannya. Sejalan dengan perkembangan piranti ukur, maka berdasarkan
data iklim yang berhasil direkam, Wladimir Koppen (1846 – 1940) mengenalkan 5
tipe iklim dunia, yaitu :
1. Iklim Tropika Basah (Rainy tropical climate)
2. Iklim Kering (Dry climate)
3. Iklim Hujan Suhu Sedang (Warm temperate rainy climate)
4. Iklim Hutan bersalju dingin (Cold snow forest climate)
5. Iklim Kutub (Polar climate)
1. Iklim Kutub
2. Iklim Sub Kutub
3. Iklim Sub Artika
4. Iklim Kontinen Lembab dengan musim panas singkat
5. Iklim kontinen lembab dengan musim panas panjang
6. Iklim Pantai Barat
7. Iklim Sub Tropika Lembab
8. Iklim Sub tropika dengan musim panas kering
9. Iklim Lintang Pertengahan Agak Kering
10. Iklim Lintang Pertengahan Kering
11. Iklim Lintang Rendah Agak Kering
12. Iklim Lintang Rendah Kering
13. Iklim Tropika Monsoon
14. Iklim Tropika Basah
15. Iklim Pegunungan
Zona iklim pegunungan berada pada ketinggian > 100 m. di atas permukaan
laut. Dengan demikian, suhu rata-rata pada zona iklim pegunungan dapat lebih
rendah 6°C dibanding dataran rendah. Zona iklim pegunungan di Indonesia
meliputi wilayah pegunungan Bukit Barisan, daerah puncak (Jawa Barat), sekitar
Wonosobo (komplek 6 Sumbing – Sindoro), pegunungan Jaya Wijaya (Irian) dan
beberapa bagian pegunungan di Kalimantan dan Sulawesi.
Zona agroklimat perhumid adalah zona iklim dengan curah hujan tinggi dan
merata sepanjang tahun. Curah hujan bulanan selalu lebih dari 200 mm. atau
dicirikan oleh 12 bulan basah per tahun. Zona perhumid meliputi wilayah Teluk
Tapanuli, Lubuk Sikaping (Sumbar), wilayah pantai antara Pariaman – Padang,
kiblat Barat Pegunungan Barisan antara Gunung Kerinci sampai bagian Utara
Bengkulu, Bogor dan sekitarnya dan beberapa dataran tinggi (Kalimantan, Irian
Jaya) dan sekitar Danau Amaru (Irian Jaya).
Zona agroklimat udik adalah zona iklim dengan 0 – 4 bulan kering per tahun.
Wilayah Indonesia yang tergolong agroklimat udik adalah wilayah pantai
Sumatera, sebagian besar Pulau Kalimantan dan Irian Jaya.
45
Zona agroklimat Ustik dicirikan oleh jumlah bulan kering per tahun antara 5 – 8
bulan, mempunyai perbedaan musim kemarau dan musim hujan yang tegas.
Wilayah Indonesia yang masuk zona agroklimat ini antara lain wilayah pantai
Utara Aceh, pantai Utara Jawa, sebagian besar wilayah Jawa Timur, Pulau
Madura, Bali, Lombok, kepulauan Nusa Tenggara, sekitar Merauke, Sulawesi
Tenggara dan Selatan (sebagian).
Zona agroklimat aridik meliputi zona iklim dengan jumlah bulan kering antara 9
– 12 bulan. Wilayah Indonesia yang masuk zona iklim ini hanya sebagian kecil
saja, yakni wilayah pantai utara Pulau timor, pantai Timur Pulau Sumba dan
wilayah pantai Pulau Wetar.
radiasi surya , selain itu suhu, angina, kelembaban udara yang ekstrim pada
tempat-tempat tertentu dana tanaman tertentu.
Pada dasarnya tidak semua tempat/lokasi data iklim dapat tersedia dengan
lengkap, dan biasanya data iklim hanya tersedia dalam bentuk catatan kejadian
curah hujan, karena curah hujan dapat juga berfungsi sebagai pengendali iklim.
Oleh sebab itu, kdang-kadang curah hujan dapat juga digunakan sebagai alat
penduga komponen iklim yang lain. Disamping itu kenyataan lain membuktikan
bahwasanya curah hujan sebagai salah satu komponen iklim memiliki kondisi yang
beragam antara satu tempat dengan tempat lain, sehingga diperlukan suatu upaya
penggolongan agar perilaku hujan dapat lebih dipahami, sehingga fungsi klasifikasi
iklim ini bertujuan untuk menyederhanakan jumalh kisaran iklim yang tidak
terbatas.
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki tipe iklim tropika basah (berada
di daerah tropis tetapi banyak sebaran hujan). Indonesia beriklim tropika karena
sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari, serta memiliki kelembaban tinggi
karena sebaran hujan cukup tinggi. Sebaran hujan yang cukup tinggi disebabkan
karena Indonesia merupakan Negara kepulauan (mempunyai luasan laut besar
sebagai sumber evaporasi), Negara pegunungan (penyebab hujan lokal orografis)
serta Negara dengan hutan tropis besar (penyebab tingginya transpirasi).
- Metode Oldeman.
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa padi merupakan tanaman pangan
paling penting di Indonesia (dan juga Asia Tenggara), maka L.R. Oldeman pada
tahun 1974 menyusun klasifikasi iklim Indonesia berdasarkan jumlah bulan basah
yang terjadi berturut-turut. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 200
mm. dan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan < 100 mm. Masa Basah
(periode basah) adalah rangkaian bulan basah yang terjadi berturut-turut, tanpa
diselingi bulan kering.
Berdasarkan jumlah bulan basah yang berturut-turut (periode basah), untuk
Pulau Jawa disusunlah 8 zona agroklimat sebagai berikut :
Periode Bulan
Zona Agroklimat
Basah Kering
A >9 <2
B1 7–9 <2
B2 7–9 2–4
C2 5–6 2–4
C3 5–6 5–6
D2 3–4 2–4
D3 3–4 5–6
E <3 <6
pola penyebaran tipe pertumbuhan dan macam vegetasi. Atas dasar hal ini
Oldeman membagi lima zona agroklimat Indonesia seperti tabel berikut :
- Metode Mohr.
Klasifikasi sistem Mohr didasarkan atas jumlah bulan basah dan bulan
kering dalam setahun. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 100 mm.,
bulan kering adalah bulan dengan curah hujan < 60 mm.
49
Golongan I : daerah basah, yaitu suatu daerah yang sama sekali tidak
terdapat curah hujan < 60 mm.
Golongan II : daerah agak basah, yaitu suatu daerah dengan periode
bulan kering lemah (hanya terdapat 1 bulan kering).
Golongan III : daerah agak kering, yaitu daerah dengan 3-4 bulan ke-
ring.
Golongan IV : daerah kering, yaitu daerah dengan 5-6 bulan kering.
Golongan V : daerah sangat kering, yaitu daerah dengan kekeringan
panjang (lebih dari 6 bulan kering).
Klasifikasi Schmidt & Ferguson didasarkan atas nisbah antara jumlah bulan
kering dengan jumlah bulan basah, yang diberi simbol Q.
Berdasar nilai Q ini, wilayah Indonesia dapat dibedakan menjadi 8 zona iklim
Hasil penetapan klas iklim baik menurut Oldeman, Mohr ataupun Schmidt
dan Ferguson banyak membantu para perencana dan petugas lapangan untuk
menyusun zona – zona agroklimat untuk beberapa wilayah. Lembaga Penelitian
Pertanian Pusat yang ada di Bogor, berdasarkan klas iklim Oldeman telah
menyusun peta zona agroklimat untuk pulau – pulau utama yang ada di Indonesia
seperti pulau Jawa-Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.
Pemahaman terhadap peta semacam ini sangat membantu para perencana
pertanian untuk membuat persiapan dan perencanaan kegiatan pertanian secara
lebih matang. Paling tidak para perencana pertanian dapat mengenal lebih lengkap
tentang kawasan yang akan digarapnya.
51
IKLIM
TANAH TANAMAN
Antara tanah dan tanaman memiliki hubungan erat, di satu sisi tanaman
mendapatkan air dan nutrisi dari dalam tanah, sementara di sisi lain, sisa
kehidupan tanaman dapat menjadi sumber bahan organik yang menyuburkan
tanah. Sementara iklim memberikan pengaruh nyata baik kepada tanah maupun
tanaman. Proses pelapukan yang merupakan kinerja iklim (seperti kondisi panas-
dingin, basah-kering) selalu mempengaruhi proses pembentukan dan
perkembangan tanah mulai dari serpihan batuan sampai membentuk berbagai
macam jenis tanah. Sedangkan terhadap tanaman, iklim akan memberikan
pengaruh sepanjang siklus hidup tanaman. Bidang kajian iklim yang secara
mendalam mempelajari hubungan iklim dan tanaman disebut Agroklimatologi.
52
Dalam lingkup yang lebih terbatas tanah dan tanaman juga dapat mem-
pengeruhi iklim. Kondisi permukaan tanah (kering dan basah) dapat menciptakan
siklus kelembaban yang berbeda, Kondisi porositas tanah permu-kaan ber-
pengaruh pada dalam tidaknya infiltrasi radiasi matahari yang jatuh di permukaan
tanah yang akhirnya mempengaruhi kondisi temperatur tanah, baik di permukaan
maupun di dalam tubuh tanah. Tanaman erat hubungannya dengan penciptaan
iklim mikro (iklim dekat permukaan tanah). Bentuk kerindangan tanaman atau
vegetasi (kanopi) akan memberikan perbedaan sifat hantara radiasi matahari. Jika
dibandingkan dengan lahan terbuka, lahan bervegetasi memberikan dampak ke-
sejukan karena adanya penghalangan radiasi matahari yang jatuh di permukaan
tanah. Pada lahan – lahan bervegetasi rapat yang membentuk sistem hutan,
proses transpirasi yang dihasilkan mempengaruhi peluang terjadinya hujan lokal.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa iklim dan cuaca merupakan
penentu penting dalam proses produksi bahan pangan dan pertanian umumnya
serta menjadi faktor penyebab instabilitas yang lebih besar peranannya dibanding
faktor-faktor biofisik lainnya. Iklim merupakan kondisi perilaku atmosfer yang
menyebabkan dinamisasi unsure cuaca dalam jangka waktu terterntu. Ilmu yang
menelaah keadaan dan perilaku iklim yang dihubungkan dengan penyebaran dan
pertumbuhan tanaman disebut klimatologi pertanian. Sedangkan cuaca adalah
keadaan atmosfer sesaat dalam waktu singkat, seperti hujan lebat yang
menyebabkan banjit, suhu udara yang luar biasa panas, angina kencang yang
dapat menumbangkan pohon. Ilmu yang menelaah keadaan cuaca serta proses
terjadinya disebut meteorologi.
53
DAFTAR BACAAN
Budiyanto Gunawan.1999. Panduan Praktikum Klimatologi Pertanian.
Fakultas Pertanian Univ. Muhammadiyah Yogyakarta.34h.
Handoko.1995. Klimatologi Dasar. Dunia Pustaka Jaya.Jakarta.192h.
Jackson,I.J.1977. Climate, Water and Agriculture in the Tropics. Longman.
London and New York.248p.
Lakitan Benyamin.1994. Dasar Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.175h.
Tjasyono,B. 1987. Iklim dan Lingkungan. Cendekia Jaya Utama.187h.
Tjasyono,B.1987. Klimatologi Terapan. Pionir Jaya.Bandung.274h.
Trewartha,G.T. and L.H. Horn.1980. Pengantar Iklim (terjemahan 1995.)
Gadjah Mada Univ.Press.825h.
54
DIKTAT KULIAH
KLIMATOLOGI DASAR
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKRTA
2001
55