Anda di halaman 1dari 13

MATERI PELAJARAN GEOGRAFI SMA KELAS XI IPS

BIOSFER

BIOSFER

A. Pengertian Biosfer

Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan sphere yang
berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang
hidup yang ditempati organisme. Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena
terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, mahkluk hidup yang
mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora). Pada dasarnya,
biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biosiklus (biocycle), yaitu biosiklus darat,
biosiklus air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biosiklus air asin (lautan).
Secara rinci, A. Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen
berikut ini.

1. Komponen biotik (berupa makhluk hidup) terdiri atas:


a. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen,
b. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan),
carnivora (pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-tumbuhan dan
daging), dan bakteri dan jamur sebagai pengurai.

2. Komponen abiotik (berupa makluk tak hidup) meliputi iklim, bahan-bahan anorganik
berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan, tanah, air dan udara.
Contohnya antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondioksida (CO 2), Air (H2O),
Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna


Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi
diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik (makhluk hidup).
1. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu
suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.

a. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara
langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian
dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan
itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya,
sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja
yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan-
perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi
dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan
dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk
proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru.
Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang
bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang
pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim
dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang
ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil
atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai
mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara
bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah
menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air
juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan.
Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat
penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan
dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti
tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya
terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit
adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang
berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem
perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik
( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah
kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-
pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi
mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab
tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di
daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif
merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada
lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak
menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim
yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan
tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-
cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon.
Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas
daerah tropis.

c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 )
di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai
kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam
rangka melangsungkan kehidupannya.

d. Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi
lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme
terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah
hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan
juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan
tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi
hewan.

e. Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap
air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat
berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi
tumbuhan baru.

2. Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan
berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran
tumbuhan.
Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang
artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik
berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi.
Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain
tekstur, struktur, dan keasaman tanah.

a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu
massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah
sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah.
Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air
yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu
alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-
tumbuhan.

b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk
agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah
menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air
( porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah ( permeabilitas ). Porositas
dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh
bagian tanah.

c. Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran
unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara
tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa
tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-
mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur
hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.

3. Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat
erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan
kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan
ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan
maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita
mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan
ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan
tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal
permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang subur,
sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap
unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif
rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah
secara cepat.

C. Persebaran Flora di Dunia

Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )


Perkembangan kehidupan vegetasi pada perairan laut terutama terdapat pada
zona dekat pantai yang masih dapat ditembus sinar matahari. Meskipun air laut
bersifat transparan , sinar matahari hanya dapat mencapai kedalaman beberapa puluh
meter saja. Penyinaran ini masih pula dipengaruhi oleh kejernihan air laut dan letak
laut. Seperti pada tumbuhan didaratan, vegetasi dilaut juga membutuhkan energi dari
matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Oleh sebab itu
pada laut dalam tidak ditemukan vegetasi yang hidup permanen karena lautnya dingin
dan gelap. Jika ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada wilayah laut dalam tersebut
disebabkan oleh aktivitas arus laut yang mengangkutnya ke lokasi lain.
Di dasar laut dangkal banyak terdapat fitoplanton atau tumbuhan kecil yang
melayang-layang. Flora yang tumbuh didasar laut antara lain bermacam-macam
ganggang, rumput laut, dan lain-lain. Pada zona litoral dan neritis tumbuh vegetasi
khas pantai misalnya hutan mangrove yang meliputi bakau, perdu, liana, efipit, dan
parasit.. Vegetasi air asin sangat tampak pada zona litoral dan sebagian zona nertitis
karena vegetasinya besar-besar dan banyak jumlahnya.

Ø Lingkungan kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )

Lingkungan kehidupan air tawar meliputi danau, sungai, kolam, payau, rawa
dan bentuk-bentuk perairan darat lainnya. Vegetasi yang banyak berkembang di
lingkungan seperti ini diantaranya tenceeratai, paku air, enceng gondok, talas air,
pandan, selada, kangkung dan berbagai vegetasi perairan tawar lainnya. Pada perairan
darat juga berkembang vegetasi tingkat rendah misalnya ganggang dan lumut.

Ø Lingkungan kehidupan darat ( biocycle darat )

Lingkungan kehidupan darat meliputi daerah yang sangat luas dan sangat
bervariasi jenisnya. Biocycle darat terbentang di daerah sekitar khatulistiwa sampai ke
daerah kutub utara dan kutub selatan. Lingkungan vegetasi ini berbatasan langsung
dengan ;lingkungan kehidupan perairan darat dan lingkungan kehidupan perairan laut.
Sehubungan dengan variasi yang sangat beragam ini maka lingungan vegetasi
daratan dibedakan menjadi beberapa bagian yang disebut biochore atau sub
lingkungan ( bioma ). Pembagian ini didasarkan pada corak vegetasi utama akibat
iklim yang khas pada wilayah-wilayah tersebut.

Biocycle daratan terdiri dari hutan, padang rumput dan gurun. Berikut ini sebaran
hutan, padang rumput, dan gurun yang akan dibahas lebih lanjut.

v Hutan
1. Hutan Hujan Tropis
Tersebar di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU – 10°LS, curah hujan antara
200 – 400 cm per tahun, dengan ciri vegetasinya berupa hutan belantara dengan
tumbuhan heterogen, tingkat kerapatan tinggi, dengan wilayah persebaran di Indonesia,
dataran rendah Amazon (Brazil), Amerika Tengah, wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan
Pulau Madagaskar.
Ciri:
♡terdapat pada daerah tropis dan subtropis
♡curah hujan tinggi 200-255 cm/th
♡matahari bersinar sepanjang tahun
♡tinggi pohon utama 20-40m
♡pohon berdaun lebat membentuk kanopi
Tumbuhan yang khas:
ミ liana/tumbuhan menjalar:rotan
ミ epifit/tumbuhan menempel pada batang :anggrek, paku sarang
Fauna:
kera, burung, badak, babi hutan, harimau
Wilayah:
sebagian Asia tenggara, Amerika tengah

2. Hutan Musim
Terdapat di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim kemarau dan penghujan
sangat jelas, musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan antara 100 – 200 cm per
tahun. Pada musim kemarau vegetasinya menggugurkan daun (meranggas), tersebar di
India, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

3. Hutan Konifer (Hutan berdaun jarum)


Terdapat di daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub, seperti Kanada
bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara sekitar Siberia, dan pegunungan tinggi di kawasan
tropis.

4. Sabana
Padang rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai di Afrika, India,
Australia, Amerika Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Ciri:
♡padang rumput yang diselingi kumpulan pohon besar
♡bersuhu panas sepanjang tahun
♡hujan terjadi secara musiman
♡tumbuhan yang khas: palem dan akasia
Flora:
ミ palem
ミ akasia
ミ rumput
Fauna:
Wilayah:benua Afrika, Amerika selatan, Australia
5. Stepa (Prairi) / padang rumput
Padang rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar, terdapat di daerah peralihan
antara iklim basah dan iklim kering, tersebar di Rusia antara Eropa Barat sampai Asia
Timur, Argentina, dan Amerika Selatan.

Ciri:
♡dari daerah tropik sampai sedang
♡porositas dan drainase kurang baik
♡tumbuhan yang khas: akasia dan rumput
Flora:
ミ akasia
ミ rumput : Rumput basah, Rumput kering
Fauna:
Bison, zebra, singa, gajah, jerapah, kangguru
Wilayah:
Afrika, Amerika selatan, Argentina, Australia, Amerika serikat bagian barat
Nama padang rumput:
Stepa=Rusia selatan, puzta=Hongaria, Prairi=Amerika utara, pampa=Argentina

Hutan taiga
Ciri:
♡musim dingin yang panjang,musim panas yang singkat
♡jenis tumbuhan sedikit
♡didominasi poho berdaun jarum
♡selama musim dingin air tanah berubah menjadi es.
Flora:
ミ tumbuhan konifer:alder, birch, juniper, spruce
ミ pinus
Fauna: moose, beruang hitam, burung yang bermigrasi ke selatan.
Wilayah: di daerah subtropika dan kutub (Rusia, Siberia, Alaska,Kanada)

6. Tundra
Padang rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang tinggi yang berbatasan
dengan kutub dan mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
Ciri:
♡wilayah hampir tertutup es
♡musim dingin yang panjang dan gelap
♡usia tumbuh vegetasi sangat pendek
Flora:
ミ lumut kerak/linchenes
ミ rumput teki
ミ tumbuhan terna
ミ sphagnum
ミ semak semak pendek
Fauna:
Rusa kutub, beruang kutub
Wilayah:
Belahan bumi utara/lingkar artik, greenland

7. Gurun (padang pasir)


Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan lebih kecil,
terletak di sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.
Ciri:
♡tanah tandus
♡curah hujan rendah 25cm/th
♡suhu siang hari sangat panas,malam hari sangat dingin
♡penguapan lebih cepat dari presipitasi
♡kelembapan udara rendah
Flora:
ミ kurma
ミ kaktus
Fauna:
Ular, kadal, kalajengking, onta
Wilayah:
Amerika utara, Afrika utara(gurun sahara), Asia barat, Australia

D. Persebaran Fauna di Dunia


Menurut Alfred Russel Wallace (secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan
bumi dikelompokan ke dalam enam region, yaitu sebagai berikut:

1. Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang, Laut Mediteran,
dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub.

2. Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara) dan Pulau
Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra,
jerapah, singa, dan reptil.
3. Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan,
banteng, harimau, gajah, dan reptile.

4. Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan Pulau Papua.
Contoh fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus, wallaby, burung
cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kiwi.

5. Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland, sampai bagian
tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, dan kura-
kura.

6. Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular anaconda, dan kera.

E. Persebaran Flora di Indonesia


Wilayah flora di Indonesia terdiri atas empat subwilayah, yaitu:

1. Flora Sumatera – Kalimantan


Keadaan flora pada wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu hutan yang
tumbuh di daerah yang mempunyai curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang
tinggi, dan banyak mendapat sinar matahari, pohonnya tumbuh rapat dan lebat,
spesiesnya banyak dan beranekaragam, selalu hijau, pohonnya besar dan tinggi. Di
daerah pantai Sumatera dan Kalimantan terdapat hutan bakau yang berfungsi menjaga
ekosistem pantai, dan mencegah terjadinya erosi pantai.

2. Flora Jawa – Bali


Keadaan flora Jawa – Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di Taman
Nasional Cibodas dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan jati), sabana tropik(di
Jawa Timur dan Bali) , dan hutan bakau (di pantura Jawa).

3. Flora kepulauan Wallacea


Wilayahnya meliputi Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, dan kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering sehingga di dominasi vegetasi
sabana, hutan pegunungan di Sulawesi, hutan campuran di wilayah Maluku dengan jenis
rempah-rempah (seperti Pala, Cengkeh, Kayu Manis).

4. Flora Papua
Flora di wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas yaitu Eucaliptus,
sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai Mangrove.

F. Persebaran Fauna di Indonesia


1. Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh Garis Wallace
yang membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.

2. Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)


Terletak di pulau Papua dan sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang terbentang
antara Laut Tmor, Laut Seram, dan Laut Halmahera.

3. Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)


Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku. Letaknya
diantara Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah anoa, babirusa, burung
maleo, dan komodo.

F. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.

1. Pengahalang Geografi
Penghalang geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor geografi lainnya yang
menghalangi aliran gen antarpopulasi. Penghalang geografi merupakan penghalang dalam
bentuk kondisi muka bumi, seperti gunung, padang pasir, dan laut. Penghalang jenis ini
sangat menentukan persebaran organisme dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan
hasil aktivitas alam berupa pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil proses
alami ini berupa benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun, dan faktor alam lainnya.
Adanya batas-batas tersebut menghalangi interaksi antarorganisme. Pada mulanya
kelompok organisme diperkirakan hanya menghuni satu tempat, akibat sifat organisme
yang aktif dan selalu berusaha mencari kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses
hidupnya, kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki kondisi
lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti begitu berhadapan
dengan penghalang geografi. Selain itu persebaran organisme dapat berhenti akibat
terbatasnya kemampuan struktur ataupun fungsi organisme tersebut seperti kemampuan
terbang, berenang ataupun berlari. Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan
modifikasi sehingga menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya. Berdasarkan
penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan faktor penting dalam
persebaran organisme di muka bumi.

2. Penghalang Reproduksi
Penghalang reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak terjadinya interhibridasi
( perkawinan ) di antara organisme yang menghuni satu daerah biogeografi dengan daerah
biogeografi lainnya. Tidak terjadinya interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi.
Dengan demikian penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya penghalang
reproduksi. Penghalang reproduksi ini menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang
megakibatkan semakin berbedanya organisme tersebut dengan organisme asalnya.

3. Penghalang Endemis
Penghalang endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan organisme akibat
menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat adanya penhalang reproduksi yang
mencegah terjadinya interhibridasi dengan organisme lain diluar wilayah biogeografi
tersebut. Penghalang reproduksi sendiri merupakan akibat dari adanya penghalang
geografi. Dengan demikian dapat ditarik hubungan bahwa penghalang geografi
menyebabkan penghalang reproduksi menghalangi juga terjadinya oenghalang endemis.
Penghalang endemis ini menyebabkan proses endemis organisme semakin khas oraganisme
tersebut dan semakin berbeda jauh dengan organisme asalnya.

Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan

A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.


Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi, seleksi alam,
dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup secara perlahan-lahan dari sederhana
ke bentuk yang lebih sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup
selalu mengalami perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan
dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami perubahaan dalam
waktu yang sangat lama.

Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk hidup
tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang
baru. Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang
telah berubah akan mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini,
banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah karena tidak mampu
untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.

Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia,
misalnya :

1. Hutan menjadi gundul.


Dalam prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga
banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan secara serampangan maka
akan menghabiskan pohon-pohon dihutan.

2. Tanah Longsor.
Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan
longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat berlangsung.

3. Banjir.
Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap
kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu lagi
menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang lebih rendah akan banjir.

4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.

Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian hewan di
hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1. Faktor kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi
populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
2. Faktor kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas
lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna ? Hewan merupakan
bagian penting dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya salah satu
komponen dalam ekosistim dapat menyebabkan ekosistim tidak seimbang sehingga
dapat berdampak negatif. Untuk menjaga agar keseimbangan alamnya tidak
terganggu maka terus diusahakan agar tidak ada komponen alam yang mengalami
kepunahan, baik hewan maupun tumbuhan.

B. Pelestarian Flora dan Fauna

Untuk menjaga kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu dilakukan usaha antara lain
sebagai berikut:
1. Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka
margasatwa.
2. Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman
penduduk dengan daerah cagar alam.
3. Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan
pariwisata.
4. Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi hidup,
misalnya Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
5. Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.
6. ☃ Melakukan reboisasi
☃ Tebang pilih tanam
☃ Tidak membuang limbah ke sungai
☃ Pembangunan berwawasan lingkungan
☃ Tidak melakukan ladang berpindah
☃ Tidak mengeksploitasi hasil hutan secar besar besaran
☃ Tidak menggunakan pestisida/pupuk kimia dengan takaran yang besar
☃ Membuat terasering pada lereng pegunungan.

Manfaat hutan:
1. Secar langsung:
❀ memberi pekerjaan kepada manusia
❀ sebagai bahan baku industri
2. Secara tidak langsung:
☯ Hidrologi (mengatur tata air)
☯ Orologis (mencegah erosi dan tana longsor)
☯ Klimatologi (mengatur keseimbangan iklim)
☯ Estetika (sarana rekreasi dan wisata)
☯ Strategis (tempat pertahanan)
☯ Suaka alam dan suaka margasatwa

Anda mungkin juga menyukai