Pecinta : Pecinta :
Iqbal ramdhan Akan kudekatkan padamu
Kau tersenyum padaku, dan Tenanglah… diamlah…
Akupun tersenyum padamu, tanda cintaku kian meraju Aku akan
Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku
Seraya berbisik Pecinta : Sayangku
Pecinta :
Assalamualaikum wr.wb Dengan semangat perjuangan yang membara
Aku berada di barisan paling depan
Puisi berantai ini diperankan oleh 3 orang dengan karakter pertama seseorang Dengan senapan di tangan semua musuh kutembak
yang sedang dimabuk asmara (pecinta). Karakter kedua seseorang yang ingin
mengobarkan semangat juang para pemuda (pejuang). Karakter ketiga seseorang Pejuang :
yang sedang berjualan telur (penjual telur). Membunuh
Mereka yang menyerang dari jauh
Berikut isi puisinya Majuuuuuu…! Seraaaaaang…!
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi
Pejuang :
MERDEKA....!! Pejuang :
Wahai para pemuda, semoga puisi yang akan saya bacakan bisa membangkitkan Senapan mesin yang panas
semangat perjuangan kita dengan judul “Merdeka Atau Mati” Sepanas darahku
Kembali kusambut serangan yang datang
Pejuang : Dengan peluru-peluru yang sudah
Granat dan mortir berdesingan membakar perkampungan
Tak pernah kukenal istilah takut Pejuang : Terjang lalu hancurkan
Walaupun lawan banyaknya seribu kali
Pedang di kanan belati di kiri, berselimpang Pejuang :
Merobek-robek terus
Pejuang : Lemparkan semua yang kita punya
Merdeka…! Sambil mengucapkan
Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
MERDEKA….! Pejuang : Kutusuk kau sampai mati ! Aku masih punya banyak
Sekali lagi rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
Pejuang : Sampai darah penghabisan hingga akhirnya
Pejuang :
Teng berlapis baja milik Belanda Pejuang : Berjuang selamanya untuk ber
Harus kita hancurkan
Terlalu lama kita dijajah Pejuang : tetes darah yang tertinggal,tapi aku masih berdiri kokoh,ku tantang
Terlalu lama kita disiksa seribu penjajah,dengan sebelah pedang di kanan,dan se ujung kris di kiri ku
Mulai detik ini aku harus sambil berteriak
Pejuang : Pejuang :
MERDEKA....!! Merdeka…!
Wahai para pemuda, semoga puisi yang akan saya bacakan bisa membangkitkan Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
semangat perjuangan kita dengan judul “Merdeka Atau Mati” MERDEKA….!
Sekali lagi rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
Penjual Telur :
luuurrr....!!! luurr.. telur...!! Penjual Telur :
Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!
TELUR” buat adikku yang suka makan telur Begitu aku menjajakan telur setiap hari
Hujan dan panas tak menjadi rintangan
Pecinta : Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku
Saat bulan purnama menerangi alam
Kau datang padaku sambil tersenyum manja Pecinta :
Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan Aku cinta padamu sayang….!
Begitu cantiknya bagaikan … Hatiku berbunga, kubelai rambutnya yang hitam
Perlahan, kudekatkan bibirku ke
Pejuang :
Granat dan mortir berdesingan membakar perkampungan Pejuang :
Tak pernah kukenal istilah takut Teng berlapis baja milik Belanda
Walaupun lawan banyaknya seribu kali Harus kita hancurkan
Pedang di kanan belati di kiri, berselimpang Terlalu lama kita dijajah
Terlalu lama kita disiksa Mereka yang menyerang dari jauh
Mulai detik ini aku harus Majuuuuuu…! Seraaaaaang…!
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi
Penjual Telur :
Bertelur sebanyak-banyaknya Penjual Telur :
Kau telah berjasa Telurku…
Kadang kuperiksa ayam-ayamku Sekarang aku dalam keadaan sedih
Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar Merenungi nasib ayamku yang sedang
Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan
Pecinta :
Pecinta : Dimabuk cinta…
Kupeluk dengan mesra Kita sama-sama menangis bahagia
Kau mendesah dalam pelukanku Matamu perlahan kubersihkan dengan
Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu
Kemudian tubuhmu Pejuang :
Senapan mesin yang panas
Pejuang : Sepanas darahku
Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia Kembali kusambut serangan yang datang
Dengan semangat perjuangan yang membara Dengan peluru-peluru yang sudah
Aku berada di barisan paling depan
Dengan senapan di tangan semua musuh kutembak Penjual :
Membusuk
Penjual : Tidak laku dijual lagi
Plung… plung… Oh telurku…. Oh ayamku
Keluar telurnya
Kuambil satu per satu dan kusimpan di Pecinta :
Sayang…
Pecinta : Tidak perlu disesalkan
Matamu Tataplah mataku kembali dan kau
Terpejam dan nafasmu mendesah
Kau peluk juga aku dengan mesra Pejuang : Terjang lalu hancurkan
Ternyata kita sama-sama ingin saling
Penjual Telur : Telurku… telurku
Pejuang :
Membunuh
Pecinta : Pecinta,Pejuang,penjual telur : merdekaa.....merdeka.....merdeka......
Akan kudekatkan padamu
Tenanglah… diamlah…
Aku akan
Pejuang :
Merobek-robek terus
Lemparkan semua yang kita punya
Sambil mengucapkan
Pecinta : Sayangku
Pejuang : tetes darah yang tertinggal,tapi aku masih berdiri kokoh,ku tantang
seribu penjajah,dengan sebelah pedang di kanan,dan se ujung kris di kiri ku
sambil berteriak
Assalamualaikum Wr.Wb Penjual :
Plung… plung…
Puisi berantai ini diperankan oleh 3 orang dengan karakter pertama seseorang Keluar telurnya
yang sedang dimabuk asmara (pecinta). Karakter kedua seseorang yang ingin Kuambil satu per satu dan kusimpan di
mengobarkan semangat juang para pemuda (pejuang). Karakter ketiga seseorang
yang sedang berjualan telur (penjual telur). Penjual Telur :
Telurku…
Berikut isi puisinya Sekarang aku dalam keadaan sedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang
Penjual Telur :
luuurrr....!!! luurr.. telur...!! Penjual :
Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL Membusuk
TELUR” buat adikku yang suka makan telur Tidak laku dijual lagi
Oh telurku…. Oh ayamku
Penjual Telur :
Telur mas telur ….! Penjual Telur : Telurku… telurku
Kubawa keliling kampung setiap hari,demi sesuap nasi
Telur merupakan bagian dalam hidupku,semua kujual Penjual Telur : Teluuuuuuuur… teluuuuuuuur…
Telur ayam, telur bebek, maupun telur
Penjual Telur : Telur dan ayamku
Penjual Telur :
Teluuuuuur…..teluuuuuur…..! Penjual Telur : Bertelur lagi dan telur ayamku adalah telur
Begitu aku menjajakan telur setiap hari
Hujan dan panas tak menjadi rintangan
Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku Penjual Telur : Teluuuuur sebanyak banyaknya ku keluarkan telur telur mu,aku
sangat bahagia,walau hanya sekejap melihat
Penjual Telur :
Bertelur sebanyak-banyaknya
Kau telah berjasa Pecinta,Pejuang,penjual telur : merdekaa.....merdeka.....merdeka......
Kadang kuperiksa ayam-ayamku
Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar
Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan
STAND UP COMEDY .