Anda di halaman 1dari 2

Pecinta : cintaku kian meraju

HALLO SAY...!!! Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu


Izinkan diri ini membacakan bai-bait puisi ke telingaku
cinta teruntukmu yang berjudul Bunga Seraya berbisik
Hatiku Untuk Kasihku Yang Manis”
Pejuang :
Pejuang : Merdeka…!
MERDEKA....!! Seluruh rakyat Indonesia harus
Wahai para pemuda, semoga puisi yang meneriakkan kata
akan saya bacakan bisa membangkitkan MERDEKA….!
semangat perjuangan kita dengan judul Sekali lagi rakyat Indonesia harus
“Merdeka Atau Mati” meneriakkan kata

Penjual Telur : Penjual Telur :


luuurrr....!!! luurr.. telur...!! Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!
Dan saya akan membacakan puisi nasib Begitu aku menjajakan telur setiap hari
penjual telur berjudul “AKU PENJUAL Hujan dan panas tak menjadi rintangan
TELUR” buat adikku yang suka makan Satu-satu telur kuelus sambil berkata
telur lirih, ayamku

Pecinta : Pecinta :
Saat bulan purnama menerangi alam Aku cinta padamu sayang….!
Kau datang padaku sambil tersenyum Hatiku berbunga, kubelai rambutnya
manja yang hitam
Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa Perlahan, kudekatkan bibirku ke
cahaya rembulan
Begitu cantiknya bagaikan … Pejuang :
Teng berlapis baja milik Belanda
Pejuang : Harus kita hancurkan
Granat dan mortir berdesingan Terlalu lama kita dijajah
membakar perkampungan Terlalu lama kita disiksa
Tak pernah kukenal istilah takut Mulai detik ini aku harus
Walaupun lawan banyaknya seribu kali
Pedang di kanan belati di kiri, Penjual Telur :
berselimpang Bertelur sebanyak-banyaknya
Kau telah berjasa
Penjual Telur : Kadang kuperiksa ayam-ayamku
Telur mas telur ….! Aku ingin mengetahui bagaimana telur
Kubawa keliling kampung setiap dapat keluar
hari,demi sesuap nasi Kuperhatikan ayamku dengan seksama,
Telur merupakan bagian dalam dan
hidupku,semua kujual
Telur ayam, telur bebek, maupun telur Pecinta :
Kupeluk dengan mesra
Pecinta : Kau mendesah dalam pelukanku
Nikita Willy Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu
Kau tersenyum padaku, dan Kemudian tubuhmu
Akupun tersenyum padamu, tanda

1
Pejuang : Pecinta :
Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia Sayang…
Dengan semangat perjuangan yang Tidak perlu disesalkan
membara Tataplah mataku kembali dan kau
Aku berada di barisan paling depan
Dengan senapan di tangan semua Pejuang : Terjang lalu hancurkan
musuh kutembak
Penjual Telur : Telurku… telurku
Penjual :
Plung… plung… Pecinta :
Keluar telurnya Akan kudekatkan padamu
Kuambil satu per satu dan kusimpan di Tenanglah… diamlah…
Aku akan
Pecinta :
Matamu Pejuang :
Terpejam dan nafasmu mendesah Merobek-robek terus
Kau peluk juga aku dengan mesra Lemparkan semua yang kita punya
Ternyata kita sama-sama ingin saling Sambil mengucapkan

Pejuang : Penjual Telur : Teluuuuuuuur…


Membunuh teluuuuuuuur…
Mereka yang menyerang dari jauh
Majuuuuuu…! Seraaaaaang…! Pecinta : Sayangku
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-
tinggi Pejuang : Kutusuk kau sampai mati !
Aku masih punya banyak
Penjual Telur :
Telurku… Penjual Telur : Telur dan ayamku
Sekarang aku dalam keadaan sedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang Pecinta : Aku cinta padamu sayang

Pecinta : Pejuang : Sampai darah penghabisan


Dimabuk cinta… hingga akhirnya
Kita sama-sama menangis bahagia
Matamu perlahan kubersihkan dengan Penjual Telur : Bertelur lagi dan telur
ayamku adalah telur
Pejuang :
Senapan mesin yang panas Pecinta : Kasihku ,kita kan selalu
Sepanas darahku bersama untuk
Kembali kusambut serangan yang
datang Pejuang : Berjuang selamanya untuk ber
Dengan peluru-peluru yang sudah
Penjual Telur : Teluuuuur… teluuuuur…
Penjual : begitu aku menjajakannya setiap hari
Membusuk
Tidak laku dijual lagi
Oh telurku…. Oh ayamku

Anda mungkin juga menyukai