Pecinta :
HALLO SAY...!!!
Izinkan diri ini membacakan bai-bait puisi cinta teruntukmu yang berjudul Bunga Hatiku Untuk
Kasihku Yang Manis”
Pejuang :
MERDEKA....!!
Wahai para pemuda, semoga puisi yang akan saya bacakan bisa membangkitkan semangat
perjuangan kita dengan judul “Merdeka Atau Mati”
Penjual Telur :
luuurrr....!!! luurr.. telur...!!
Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL TELUR” buat
adikku yang suka makan telur
Pecinta :
Saat bulan purnama menerangi alam
Kau datang padaku sambil tersenyum manja
Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan
Begitu cantiknya bagaikan …
Pejuang :
Granat dan mortir berdesingan membakar perkampungan
Tak pernah kukenal istilah takut
Walaupun lawan banyaknya seribu kali
Pedang di kanan belati di kiri, berselimpang
Penjual Telur :
Telur mas telur ….!
Kubawa keliling kampung setiap hari,demi sesuap nasi
Telur merupakan bagian dalam hidupku,semua kujual
Telur ayam, telur bebek, maupun telur
Pecinta :
Nikita Willy
Kau tersenyum padaku, dan
Akupun tersenyum padamu, tanda cintaku kian meraju
Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku
Seraya berbisik
Pejuang :
Merdeka…!
Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
MERDEKA….!
Sekali lagi rakyat Indonesia harus meneriakkan kata
Penjual Telur :
Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!
Begitu aku menjajakan telur setiap hari
Hujan dan panas tak menjadi rintangan
Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku
Pecinta :
Aku cinta padamu sayang….!
Hatiku berbunga, kubelai rambutnya yang hitam
Perlahan, kudekatkan bibirku ke
Pejuang :
Teng berlapis baja milik Belanda
Harus kita hancurkan
Terlalu lama kita dijajah
Terlalu lama kita disiksa
Mulai detik ini aku harus
Penjual Telur :
Bertelur sebanyak-banyaknya
Kau telah berjasa
Kadang kuperiksa ayam-ayamku
Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar
Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan
Pecinta :
Kupeluk dengan mesra
Kau mendesah dalam pelukanku
Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu
Kemudian tubuhmu
Pejuang :
Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia
Dengan semangat perjuangan yang membara
Aku berada di barisan paling depan
Dengan senapan di tangan semua musuh kutembak
Penjual :
Plung… plung…
Keluar telurnya
Kuambil satu per satu dan kusimpan di
Pecinta :
Matamu
Terpejam dan nafasmu mendesah
Kau peluk juga aku dengan mesra
Ternyata kita sama-sama ingin saling
Pejuang :
Membunuh
Mereka yang menyerang dari jauh
Majuuuuuu…! Seraaaaaang…!
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi
Penjual Telur :
Telurku…
Sekarang aku dalam keadaan sedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang
Pecinta :
Dimabuk cinta…
Kita sama-sama menangis bahagia
Matamu perlahan kubersihkan dengan
Pejuang :
Senapan mesin yang panas
Sepanas darahku
Kembali kusambut serangan yang datang
Dengan peluru-peluru yang sudah
Penjual :
Membusuk
Tidak laku dijual lagi
Oh telurku…. Oh ayamku
Pecinta :
Sayang…
Tidak perlu disesalkan
Tataplah mataku kembali dan kau
Pecinta :
Akan kudekatkan padamu
Tenanglah… diamlah…
Aku akan
Pejuang :
Merobek-robek terus
Lemparkan semua yang kita punya
Sambil mengucapkan
Pecinta : Sayangku
Puisi berantai ini diperankan oleh 3 orang dengan karakter pertama sebagai koruptor yang
senang memakan uang rakyat. Karakter kedua sebagai tukang pecel yang giat dan tekun.
Karakter ketiga sebagai sigalau yang sedang putus cinta.
Koruptor :
Hidupku amatlah sejahtera. Bagaimana tidak? Si rakyat jelata tidak tahu aku telah merampas
hartanya. Kuhabiskan semua uang untuk membeli
Tukang Pecel :
Cabe-cabean. Cabe yang segar merupakan salah satu bahan pokok untuk menjadikan pecel
yang lezat. kuambil pisau untuk memotong
Si Galau :
Hatiku. Hati ku hancur melihat kekasih yang amat ku sayang telah bersama orang lain. Apa
salah ku? Hingga dia tega meninggalkan ku demi wanita lain. Apakah aku harus
Koruptor :
Memakan harta rakyat ku. Itulah profesi ku. Tak perlu ku susah-susah bekerja keras, tinggal
ku suruh mereka untuk membayar pajak yang tinggi lalu aku bersenang-senang. Jika ada
yang mulai mencium aksiku, ku beri saja mereka dengan
Tukang Pecel :
Pecel ku. Ku aduk dengan sepenuh hati agar bumbu dan sayuran teraduk dengan sempurna.
Ku yakin, semua orang pasti menyukai pecel ku. Agar pecel ku disukai banyak orang, aku
menggunakan resep rahasiaku yaitu ku masukan sedikit
Si Galau :
Racun. Racun yang mematikan! Itulah kau yang sebenarnya. Kau sayangi aku dan kau
ucapkan janji manismu. Kau tak pernah tahu betapa aku larut dalam setiap kata cintamu.
Setiap ku membayangkan wajahmu, selalu saja aku teringat pada sesuatu. Karena kau mirip
dengan…
Koruptor :
Uang recehan. Hahaha aku suka dengan uang recehan. Karena dengan uang itu, aku bisa
mengasihi mereka-mereka yang ku anggap tak berguna. Aku juga suka dengan uang dolar.
Aku bisa gunakan uang itu untuk pergi ke luar negeri sesuka hati, Spanyol? Turki? Amerika
Serikat? Bahkan Paris? Aku bisa mengunjungi benua-benua yang aku suka. Aku tak suka
dengan orang yang suka mengatur-ngatur hidup ku. Jika ada orang yang mengatur hidup ku,
aku akan
Tukang Pecel :
Ulek-ulek dengan cobek. Ku ulek bumbu dan sayuran hinga menjadi pecel yang lezat. Aku
tak ingin membuat kecewa pelanggan-pelangganku. Maka pecel itu
Si Galau :
Ku kenang dalam duka. Kau memang amat ku cinta. Namun apalah daya kau hanya butir-
butir kenangan yang melukai hatiku begitu dalam. Aku hanya bisa
Koruptor :
Membanting tulang. Lupakanlah, aku tak perlu bekerja keras. Bagiku untuk mendapatkan
uang sangatlah mudah. dengan mengelabui oknum yang menurut ku dapat merusak aksiku.
Ku beri mereka uang receh sisa dari pestau. Jika aku bosan, uang itu akan ku
Tukang Pecel :
Ulek sepenuh hati. Jika aku melihat orang yang kelaparan, Dengan sigap aku buat pecel
dengan jurus jituku. Kemudian aku bagikan pada mereka. Hah lihatlah para pejabat itu!
Mereka yang harusnya peduli malah berpura-pura buta dan tuli. Sedangkan mereka hanya
Si Galau :
Menangis meratapi kenyataan, karena kau telah menghancurkan hatiku bagaikan cangkir
kaca yang dilempar dan tertabrak truk hancur menjadi kepingan yang tak berbentuk.
Sungguh tega kau
Koruptor :
buat untuk shopping. Membeli segala barang yang bagus kukenakan, berapapun harganya
aku pasti sanggup untuk membelinya, karena aku memiliki harta yang banyak. Harta itu
Tukang Pecel :
Kutambahkan cabai. Cabai merah yang mahal harganya. Tau apa pemerintah tentang tukang
pecel? Mereka hanya bisa mengubah harga semau mereka. Stok pecelku berkurang karena
harga cabai yang melonjak. Akhirnya aku
Si Galau :
Selalu menangis semalaman. Mengingat pacar pertamaku pergi bersama lelaki yang punya
motor. Mengingat keluargaku yang serba kekurangan. Ayahku baru saja kehilangan
pekerjaannya, sedang ibuku sekarang menjadi penjual pecel yang setia kepada
langganannya. Aku geram! Berharap punya motor baru. Aku ingin bunuh
Koruptor :
Rakyatku yang malang. Teruslah kau membayar pajak. Jika telat, denda pun menggunung.
Maka kayalah Aku! Kuharap harimu dapat bahagia. Sungguh ku kasihan pada
Tukang Pecel :
Pecel-pecelku yang malang. Akibat melonjaknya pasaran cabai, harga pecel pun ikut
meningkat. Kasihan pelangganku, tidak dapat menikmati pecelku yang nikmat lagi. Mungkin
cabai meningkat karena pemerintah yang tidak jujur, yang suka memakan uang rakyat, yang
mampu hilangkan semua kebahagiaan para
Si Galau :
Koruptor!! Sebabnya aku kehilangan cinta, keluarga pun ikut menderita. Dasar koruptor
Koruptor :
Dungu! Masih ada saja rakyat yang menuntut. Berani menuduhku mencuri uang rakyat. Ada-
ada saja kelakuan yang sok berkelakuan baik. Aku tak berani menuntut balik, sebab aku
kasihan kepadanya, kepada mereka…..kalian juga. Aku hanya perlu
Tukang Pecel :
Mencuri cabai tetangga. Sesekali aku ambil cabai di belakang rumah tetangga baikku. Aku
sudah tak punya cara lagi untuk menghidupi keluargaku. Aku benci koruptor!! Aku benci
Si Galau : Mantan pacarku. Tunggulah sampai nanti aku kaya. Aku tetap suka padamu…!!!
Puisi berantai yang diperankan oleh tiga orang ini merupakan puisi berantai yang lucu.
Pasalnya karakter yang diperankan saling berhaluan satu sama lain.
Karakter pertama sebagai Ustadz yang kita tahu bahwa seorang ustadz adalah tokoh agama
yang akhlaq dan ilmu agamanya melebihi kita
Karakter kedua sebagai pendekar. Sudah tergambar gak sih perbedaan antara ustadz dan
pendekar?. ustadznya kalem pendekarnya tegas
Karakter ketiga sebagai maling. WOW, kebayang gak jika malingnya harus ketangkep sama
pendekar?. Pasti gak karuan tu muka.
Lantas apa jadinya jika tiga karakter ini saling beradu puisi. Simak puisinya dibawah ini
Pendekar :
Hatiku tergetar jika banyak orang meminta pertolongan
Wajah mengerang kesakitan
Berteriak tak karuan
Membuat aku semangat bukan kepalang
Untuk dapat membela kebenaran
Tak usah engkau ragu padaku
Aku tidak punya niat untuk melukaimu
Malah aku ingin melindungimu dari
Maling :
Baaanci!!!
Polisi itu benar-benar seperti keledai banci…
Mereka tidak punya nyali
Aku kelabui engkau lagi dan lagi….
Hahahaha…aksiku bersih
Tidak meninggalkan jejak sama sekali
Kubilang pada mereka
Ustadz :
Astaghfirullaah
Begitu banyak maksiat di dunia
Melenakan umat yang berbuat
Tak pernahkan engkau berpikir
Tak pernahkah terlintas di benak
Kita harus kembali pada Al Qur’an dan as Sunah
Tancapkan saja niat dan
Pendekar :
Kunyuk melempar buah!
Itu jurusku yang paling ampuh!
Meluluh lantahkan musuh
Tak ku pedulikan kucuran darah dan peluh
Kuseka dan kuisi tenagaku hingga penuh
Selama masih ku dengar jeritan teraniaya hatiku pasti luluh
Untuk senantiasa membela
Maling :
Banci!
Aku bukan maling banci!
Aku hanya segelintir orang yang terasing
Terpinggirkan dan hidup di tempat yang bau pesing
Aku hanya ingin memperbaiki hidupku sedikit saja
Dengan mengambil sebahagian rezeki orang-orang congak
Yang menumpuk harta hingga perutnya bengkak
Memakan, merampas, dan mengambil harta orang banyak
Cukuplah! Aku bukan maling! Aku hanya sebagian
Ustadz :
Orang kafir
Itulah sesungguhnya musuh Allah…
Kita harus berbaris dalam barisan yang kokoh
Jangan sampai bercerai berai hingga roboh…
Kita harus kompak gitu loh…
Allaaahu Akbar!
Lantang meneriakkan bahwa Tuhan kita Besar…
Semangat yang membara dan membakar, Melawan kefasikan yang ada dan tersebar…
Mari kita bersama-sama bertaubat
Karena kita adalah hamba Allah yang
Pendekar :
Bedebah!
Ternyata ia ahli pertarungan dekat…
Mata pedangnya merobek kulitku dengan cepat
Aku tak mengira kalau ia pendekar yang hebat
Terpaksa aku keluarkan senjata rahasia…
Kapak naga geni dua satu dua
Aku yakin ia pasti tidak akan berdaya
Eeeaaaaahaahahahahaha…….
Aku memejamkan mata sejenak…
Memantapkan hati dan jiwa
Kisanak! Aku serang kau! heeaaaaaaa
Maling :
Aaaaaaaaah!!!!!
Aku ketahuan orang yang ronda
Aku lari setengah mati sambil memboyong motor honda
Sial, permainanku kurang indah
Orang tambun yang sulit lari ditambah membawa banyak benda
Ah mereka semakin mendekat!
Sesekali wajahku terkena sinar lampu senter sekelebat
Gubrak!! Tiba-tiba
Ustadz :
Kepalanya dipenggal!
Disisir dengan sisir besi
Tubuhnya dibakar!!
Tapi mereka tetap teguh memegang iman
Sampai akhir hanyatnya memelihara keyakinan
kita harus istiqomah dan senantiasa taat beribadah
jadilah kita seperti
Pendekar :
Kutu kupret!
Rasakan!!!
memang aku tak terkalahkan
Tapi aku harus membayar mahal untuk kemenangan
Tangan kiriku patah dan betis kuda kiriku sobek
Aku yakin, aku adalah pendekar yang tiada dua
Saatnya aku beristirahat sejenak untuk
Maling :
Melahirkan anakku!!!!
Sungguh…istriku sedang dalam masa-masa kritis
Kandungannya semakin besar tapi kantongku semakin tipis
Ampuni aku pak, mas, dek! Izinkan aku menjelaskan terlebih dahulu
Jangan kalian pukuli aku
Siapa nanti yang mengurusi istri dan anakku??
Mereka tidak mendengar kata hatiku
Perutku dihantamnya dengan beberapa tendangan
Kepalaku dihadiahi bogem mentah nan menyakitkan
Aku hanya meregang kesakitan tanpa bisa berbuat apa-apa
Si Huda pun sama, hanya ia terlihat tidak begitu kesakitan
karena timbunan lemak yang melindunginya
aku tidak bisa diam saja aku harus
Ustadz :
Cebok atau istinja’
Adalah bagian dari Taharah untuk muslim
Ini adalah bukti Cinta Allah akan umatnya
Allah tidak rela umatnya tidak beraturan
Mendewakan nafsunya dan tidak menjaga kemaluannya
sadarlah bahwa tidak ada yang bisa menjamin
hidup atau mati seseorang
tidak ada yang bisa menjamin
rezeki dan jodoh seseorang
yakinlah pada Allah dan kekuasaannya
yang tiada tara tiada batas
karena kita makhluk
Pendekar :
Sontoloyo!!
Pendekar jarak dekat itu curang
Memanggil Aki Ireng dan tiba-tiba menyerang
Saat aku lengah ia menerjang
Memukul dan menusukku dari belakang
Aku kesakitan dan mengerang-ngerang
Aku berang!
Tapi tak berdaya untuk menyerang
Tak berdaya untuk membela diri
Dunia gelap dan aku pingsan
Saat bangun aku sudah ada di
Maling :
Ayah disini sedang ditahan
Maafkan aku sayang
Aku tidak bisa berbuat lebih dari ini
Perutku perih, punggungku remuk, sakit sekali
Rasanya aku ingin bunuh diri
Aku tak tahan membayangkan istriku sendiri
Meminta tolong dan melahirkan sendiri
Tanpa seorang suami dan ayah yang mendampingi
Aku tidak kuat! Aku ingin
Ustadz :
Berbuka puasa
Di waktu matahari tenggelam
Sesunggunya itu bermakna sangat mendalam
Ikut merasakan rintihan kaum fakir yang jarang makan
Allah meminta kita untuk mengerti
Betapa pentingnya berbagi
Tolonglah mereka dengan segenap hati
InsyaAllah surga-Nya akan menanti
Janganlah kita tinggi hati
Menganggap diri ini paling pandai
Menganggap diri ini paling
Pendekar :
Hebat
Apakah aku benar-benar hebat?
Apakah benar aku pendekar yang hebat?
Aku merenung akan semuanya saat aku terjerat
Aku kalah dan dibawa kemarkas Si pendekar jarak dekat
Tak berdaya tak bergerak
Hanya jantungku yang berdetak
Nyai dan Pendekar jarak dekat menggertak
Aku tak bergeming dan tak mendengar
Tiba-tiba datang seorang
Pendekar : Ustadz!!
Maling : Ustadz!!
Ustadz :
Jangan engkau sombong dan tinggi hati
Merasa paling benar dan paling baik
Seperti setan yang enggan sujud pada Adam
Ia pikir Api lebih baik dari Tanah
Padahal Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Carilah rezeki yang halal
Beri makan anak istrimu dari nafkah yang Allah Ridhoi
Yang Allah sertakan rahmat dan hidayah
Sehingga engkau selamat dari fitnah
Selamat dari dosa dan salah
Karena Allah selalu menerima taubat hambanya yang lemah
Puisi berantai yang diperankan oleh tiga karakter yang berbeda ini merupakan puisi
pamungkas admin yang sangat lucu dan gokil. Mereka dalah seorang kuli bangunan, penjual
burung, dan pemuja wanita.
Tak usah admin jelaskan bagaimana karakter tiga orang tersebut. Karena memang sulit
untuk dijelaskan
Kuli Bangunan : Dalam hamparan tanah yang kosong ku buat sebuah bangunan untuk,,,
Penjual Burung : Burungku dia sangat lucu setiap pagi aku beri makan dan tak lupa aku
masukan,,,
Pemuja Wanita : Celana pacar ku ketat sekali seperti satlantaz briptu norman, yang bodynya
kekar seperti,,,
Penjual Burung : Sangkar burung ku, jelek sekali. Ingin rasanya ku memperbaiki,sehingga
diperlukan besi dan seng untuk,,,
Pemuja Wanita : Calon mertua ku. Dia selalu marah – marah, setiap pagi minum kopi dan
sarapannya,,,
Kuli Bangunan : Pasir, semen aku campur dengan air,kan aku aduk untuk,,,
Penjual Burung : mempercantik burung ku, sehingga semua terpesona pada burungku, dan
sering kali kau elus2,,,
Pemuja Wanita : Hidung pacar ku, mancung seperti pinokio, lesung di pipi nya menambah
ketampanan nya, aku berat untuk,,,
Penjual Burung : Burung ku, sangat indah dan lucu itu, akhirnya terlepaz dari,,,
Kuli Bangunan : Besi pondasi, yang aku rangkai amat panjang, sepangang,,,
Penjual Burung : Burungku, keluar lagi dari sangkarnya, hatiku sangat sedih dan aku ingin
menangis,,,,
Pemuja Wanita : Bapa ku, org nya bijaksana dia sangat baik pada aku, sehingga dalam
ultahnya nanti, ingin aku beri hadiah,,,
Kuli Bangunan : Dua sak semen, akan aku aduk tapi aku sudah lelah, karena dari pagiku
belum makan,,,,
Penjual Burung : ulat, belalang, Kroto itu makanan burungku dan sedikit ku beri vitamin C
agar cepat,,,
Pemuja Wanita : Mati aku, ketika melihat pacar aku, memakai baju,,,
Kuli Bangunan : Batu bata, kutumpuk samping rumah aku hingga aku lelah mengejar,,
Pemuja Wanita : Pacar ku, aku semakin cinta padanya karna kemarin datang ke rumah
membwa oleh2,,,
berikut puisinya....
Pengemen :
Dengarkan laguku, lagu tak merdu dari suara yang sayu, diantara batas kota yang terpuruk
kudendangkan lagu untuk menemani ……
Preman : Diriku mabuk. Mabuk oleh miras yang tak karuan rasanya. Nikmat sekali….
Ustadz :
Dosa – dosa kita seperti pasir. Amat banyak hingga tak terhitung, Hanya Allah lah yang
maha pengampun. Pun seperti saya belum tentu masuk syurga, bahkan bisa menjadi
penghuni neraka seperti anjing – anjing yang penuh dosa. Mari kita….
Preman :
Minum bersama – sama. Aku tak mau sendirian mengecap minuman syurga. Inilah syurga
dunia. Inilah….
Pengamen :
Lagu yang indah tentangku yang miskin. Yang makan dengan menyanyikan lagu, tanpa
masa depan, tanpa….
Ustadz :
Iman di dada. Maka kita hanya akan menjadi orang – orang kafir. Sekarang banyak sekali
manusia – manusia yang jatuh dalam lubang kenistaan. terseret arus kemunafikan, sehingga
mereka lupa bahwa
Preman : Preman juga manusia, kami tersesat tapi kami dibiarkan. Bahkan para ustadz
mengatakan kami
Pengamen :
Hanya pengamen jalanan. Hidup tanpa kehormatan. Tak sealim ustadz, tapi dihina serendah
bajingan. Kami hanyalah,,,
Ustadz : Pendosa yang ingin bertaubat. Mari kita bertaubat bersama – sama. Agar tidak
sampai….
Caleg :
Kan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta. Namun, semuanya bisa kita lakukan
jika bersama sama. Karena …..
Petani :
Karena uang sudah di lipat di bawah meja, hingga meja pun tak bisa melihatnya. Sudah letih
menggarap sawah, hasil tak ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut pejabat yang
seperti …..
Maling :
Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang tangan dan sebutan indah lainnya. Nyawa
menjadi pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan…..
Petani :
Perut pejabat gendut – gandut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani ada pajak
para pedagang kecil… Lihat kami, sengsara merasakan…..
Caleg :
Kebanggaan untuk kami, dapat memperjuangkan hak – hak para petani, para kaum buruh
yang tertindas, dan hak para anak – anak generasi bangsa, untuk para tikus negara, akan ku
…….
Maling :
Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak – anakku butuh sesuap nasi,
butuh lembaran bergambar soekarno untuk pendidikan nya, hanya sebatas ayam tetangga,
aku bisa di…….
Caleg :
Hukum mati. Hukum mati. Hukum mati. Untuk mereka yang telah menyembunyikan uang
rakyat, mari kita….
Petani :
Potong. kemudian di cangkul dan terus seperti itu. Namun pupuk kian melambung harganya,
adakah serang pejabat memikirkan nasib kami para petani, di sini kami berjuang diantara
tumpukan padi tapi di sana mereka….
Maling :
Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak – anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan
perut mu, pendidikanmu dengan uang haram. Namun apa daya, pekerjaan sulit didapatkan,
harga kian naik, dan hidup terlalu sulit untuk ku. Meski nanti aku ketahuan dan di bunuh oleh
mereka yang……
Format :
*Tema Puisi A : Perjuangan.
*Tema Puisi B : Percintaan.
*Tema Puisi C : Kemerdekaan.
A
Seuntai sajak perjuangan buat generasiku…..
B
Seuntai sajak ASMARA buat kekasihku….
C
Seuntai sajak KEHIDUPAN TERNAK AYAMKU…
A
Pada pertengahan agustus 45,
Kami bangkit merebut Kemerdekaan….
Kami siramkan DARAH PERJUANGAN
Tapi aku masih BERBARING diatas…
B
Kekasihku…
Aku tak meyangka engkau begitu tega melakukan itu…
Kau putuskan cintaku yang suci
Ingin rasanya aku melumat kembali…….
C
Pantat ayamku….
Kini tampak membesar…
Sebentar lagi telur akan keluar lewat…
A
Celah – celah benteng perjuangan…
Akan ku hancurkan penjajah…
Aku muak , aku benci kekerasan
Dan ingin rasanya kubunuh…
C
Ayamku ………
B
Kau sia siakan cintaku….Dulu kala cinta kita bersemi….
Kau merengkuh dalam dekapanku….
Dan kini………..
A
Hanya tinggal setetes darah…
Tapi aku masih berdiri kokoh…
Kutantang seribu penjajah…
Dengan sebilah pedang pedang dikananku…
Seujung keris dikiriku….
Aku hancurkan ……………
B
Surat cinta yang kau kirim dulu….
Kini masih tersimpan dibuku diary…
Kubiarkan semua kenangan…
Tapi aku tak mampu mengeluarkan………….
C
Telur –telur ayamku…
Yang besar – besar
Sebentar lagi menetas……..Dan aku akan bayak mempunyai….
A
Mayat –mayat yang terbujur kaku…
Dengan penuh luka didada…
Kalau maut mengancamku Aku takan berpaling dari……….
B
Matamu…
Yang besar bagai bola bekel…
Tapi kini hanya tinggal…………
C
Bulu ayamku…
Tumbuh satu persatu Kini kulihat membesar…
Oh …..betapa bahagia hatiku…
Ayamku …………
A
Kubunuh kau … kau penghianat….
Aku pimpin laskar perjuangan Takan gentar oleh seribu…….
B
Bayangan cintamu yang biru…
Dan kini kau berpaling dari………
C
Kotoran ayamku…
Yang menyebarkan aroma jingga….
Aku peternak ayam setiap hari kujual ayamku di…….
A
Medan perang …
Darah membasahi bumi pertiwi…
Tempat Pahlawan membela negerinya….
Demi kemerdekaan ……..
B
Cintaku Pada seorang yang bergayut dihatiku…
Tapi kandas ditengah jalan…
Hingga terbayang …………..
C
Tai ayamku…
Keras seperti…….
A
Dada ku Kau tusuk..
Walau maut akan …..
B
Mencari cintaku….
Dulu begitu pasrah dalam rengkuhanku
Kau hanya mendekap…..
C
Ayamku …..Begitu besar jasamu padaku…
Kau merubah hidupku dari kemiskinan menjadi…
A
Keberingasan….Dalam membunuh musuh…
Aku berteriak lantang dengan menggenggam ………
B
Sepucuk surat cinta…
Kini hanya kenangan…
Aku tak mudah melupakan kala kita sama-sama………..
C
Bertelur Ayamku kini bertelur lagi
Kuperhatikan telurmu keluar dari…….
A
Moncong senapan musuh…
Dan kulihat panser musuh….
Yang mulai mengeluarkan …………..
B
Janji untuktuk sehidup semati … Bulan dan bintang menjadi saksi cinta kita…
Kasih kala ku memandangmu….
Aku teringat…
C
Pantat ayamku….
Akankah kau mengeluarkan……
A
Aku… Berdiri diantara erangan dan rintihan…
Kudengar diantara….
B
Kidung asmara…
Gamelan cinta bertalu talu…
Diantara dua hati menyatu..
Kasih.., kau hanya memberikan sebagian ….
C
Telur-telurmu…
Satu demi satu dan….
A
Meledak ……
Dorrrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!!!!!!!
Tapi mereka masih berdiri menantang Kugenggam bambu runcing bertahta merah putih….
Aku bermandikan darah perjuangan….
Namun aku tak menyangka…
B
Kau jual murah cintamu…
Lalu kau berpaling dariku Kau anggap hina diriku…
Walau diriku tak mapu…..
C
Beranak lagi…
Sudah sekian lama telurmu menetas lagi…
Ayamku aku harap kau………….
A
Kenang kenanglah kami …..Yang tinggal tulang diperut bumi…
Kami berbaring diantara…..
B
Cinta dan dusta…
Berbaur jadi Satu..
Kurelakan kau pergi dariku…
Dan aku hanya berkata…..
C
Ayamku…
Bertelur lagi buatku…
Semakin bayak telurmu…
Hatiku semakin senang…
Karena hanya engkau yang mampu…….
A
Membunuh musuh musuhku Sambil memegang ujung tombak…
Aku berteriak……
B
Sayang………
Biar kau baca puisi puisiku…
Sekalipun cinta kita telah……..
C
Kujual dipasar… Dan kini tinggal ayamku yang masih kecil…
Bermain dengan lucunya….
Betapa senang hatiku melihat…..
A
Darah yang berceceran…
Kubiarkan merah putih menjulang, diangkasa…
Pertanda perjuangan mencapai puncak…..
B
Asmaraku…
Dulu tumbuh bersemi..
Kini layu diterpa panas cintamu
Kasih…, kudo’akan kamu…..
C
Dimakan ayam…Hinga kini tumbuh membesar dan menjadi…..
A
Pahlawan, dalam berjuang demi bangsanya…
Sungguh besar jasamu…ooooohh………
B
Kekasihku Biar aku sendiri menatap masa depan untuk…
C
Bertelur sebanyak mungkin…
Hingga kau banyak mempunyai….
A
Pejuang kemerdekaan tanah air kita….
Dan aku harus berhasil jadi salah satu orang yang….
B
Berhasil dalam bercinta…
Tapi kau selalu menghindar bila kutatap wajahmu….
Dan kau selalu….
C
Menyodorkan pantatmu…
Yang siap bertelur….
Kau sibuk mencari tempat untuk …………..
A
Membunuh musuh…
Aku pertaruhkan nyawaku….
Karena aku pahlawan…..
B
Yang menderita karena …
Cinta Kasih ….,sebagai tanda perpisahan
Ingin rasanya…
Aku memandangmu dalam dalam,
dan……………
C
Kukeluarkan telur telurmu …
Aku sangat bahagia walau hanya sekejap melihatnya…
Ingin rasanya telur itu…………….
A
Kutusuk dengan sebilah pedang…
Sambil aku berteriak ………………
B
Cintaku kandas ditengah jalan…. Hingga akhirnya…………
C
Dierami oleh induknya…
Ooooooooohhhh ….,ayamku….seandainya……..
B
CINTA DITOLAK DUKUN
BERTINDAK………..
A,B dan C :
MERDEKA………………!!!!!!!!!!!!
Demikianlah shobat isi dari kumpulan puisi berantai 3 orang dari santriwan puitis yang sangat
lucu dan gokil dan yang pasti terupdate 2019.
Silahkan berlangganan melalui fom yang sudah disediakan untuk mendapatkan update dari
santriwan puitis.
Sekian terimakasih