Anda di halaman 1dari 3

Puisi Berantai 3 Orang: Koruptor, Tukang Pecel, dan Si Galau Puisi berantai di bawah ini, dikutip melalui

laman Pantun dan Puisi.

Koruptor: Hidupku amatlah sejahtera. Bagaimana tidak? Para rakyat jelata tidak tahu aku telah
merampas harta mereka. Kuhabiskan semua uang untuk membeli...

Tukang Pecel: Cabe-cabean. Cabe-cabean segar adalah salah satu bahan membuat pecel yang mantap.
Cabe-cabean akan aku ulek bersama dengan kacang, gula merah, garam dan bahan lainnya untuk
membuat bumbu pecel yang kemudian dicampur dengan sayuran. Tidak lupa, aku ambil pisau untuk
memotong....

Si Galau: Hatiku. Hati ku sangat hancur melihat kekasih yang amat aku sayangi telah bersama orang lain.
Apa salahku? Hingga dia tega meninggalkan ku demi perempuan lain. Apakah aku harus...

Koruptor: Memakan harta rakyat ku? Itulah profesi ku sesungguhnya. Tidak perlu susah-susah untuk
bekerja keras, tinggal aku suruh saja mereka untuk membayar pajak yang tinggi lalu aku akan gunakan
untuk bersenang-senang. Jika ada yang mulai mencium aksi buruk ku, aku beri saja mereka dengan...

Tukang Pecel: Pecel ku, aku aduk dengan sepenuh hati agar bumbu dan sayuran tercampur dengan
sempurna. Aku yakin, semua orang pasti menyukai pecel buatanku. Agar pecel ku disukai banyak orang,
aku akan menggunakan resep rahasiaku yaitu aku masukan sedikit...

Si Galau: Racun. Racun yang sangat mematikan! Itulah kamu yang sebenarnya. kamu sayangi aku dan
kamu ucapkan semua janji manismu. Kamu tak pernah tahu betapa aku larut dalam setiap kata cintamu.
Setiap aku membayangkan wajahmu, selalu saja aku teringat pada sesuatu. Karena Kamu sangat mirip
dengan...

Koruptor: Uang recehan. Hahahahaha....aku sangat suka dengan uang recehan. Karena dengan uang itu,
aku bisa mengasihi mereka-mereka yang aku anggap tidak berguna. Aku juga suka dengan uang dolar.
Aku bisa menggunakan uang itu untuk pergi ke luar negeri sesuka hatiku, Korea? Jepang? Amerika
Serikat? Bahkan Australia? Aku bisa mengunjungi semua benua-benua yang aku sukai. Aku membenci
orang yang suka mengatur-ngatur jalan hidupku. Jika ada orang yang berhak untuk mengatur hidupku,
aku akan...

Tukang Pecel: Ulek-ulek menggunakan cobek andalanku. Setelah resep rahasiaku kumasukkan, aku ulek
bumbu dan juga sayuran hingga menjadi pecel yang sangat mantap. Aku tidak ingin mengecewakan para
pelangganku. Maka pecel itu akan...

Si Galau: Aku kenang selalu dalam duka. Kamu memang yang amat aku cinta. Namun apalah dayaku,
kamu hanyalah butir-butir kenangan yang telah melukai hatiku begitu dalamnya. Aku hanya bisa...

Koruptor: Bekerja keras membanting tulang. Lupakanlah, aku tidak perlu bekerja keras untuk
membanting tulang. Bagiku untuk mendapatkan uang sangatlah gampang. Cukup dengan mengelabui
para petugas pajak, hakim, dan polisi yang sekiranya dapat merusak rencanaku. Akan aku beri mereka
uang receh, uang sisa dari hura-huraku. Jika aku merasa bosan, uang itu akan aku...

Tukang Pecel: Ulek dengan sepenuh hati. Apabila aku melihat orang yang sedang kelaparan, aku akan
membuatkan pecel dengan jurus jitu. Lalu pecel yang sudah aku buat, akan aku berikan kepada mereka
yang kelaparan. Lihat para pejabat itu! Mereka seharusnya menjadi yang peduli, tetapi malah pura-pura
tuli dan buta. Sedangkan mereka hanya bisa...

Si Galau: Bersedih dan menangis tersedu-sedu untuk menerima kenyataan, karena kamu telah
menghancurkan perasaanku, bagai cangkir kaca yang dilempar hingga hancur berkeping-keping. Begitu
teganya dirimu...

Koruptor: Pakai untuk berbelanja. Membeli semua barang yang menurutku bagus jika aku pakai,
berapapun harganya, aku pasti sanggup untuk membeli barang itu, karena uangku jumlahnya triliunan.
Uang itu akan...

Tukang Pecel: Aku tambahkan cabai. Cabai merah yang sangat mahal harganya. Tau apa pemerintah
tentang tukang pecel hah? Mereka hanya bisa mengubah harga seenaknya. Bahan untuk pecelku pun
berkurang karena harga cabai yang kian melonjak. Akhirnya aku putuskan untuk...

Si Galau: Menangis semalaman. Mengingat pacarku pergi meninggalkan diriku dengan laki-laki
bermotor. Keluargaku serba kekurangan, bapakku baru di PHK, dan ibuku hanya tukang pecel, Aku
marah! Ingin sekali punya motor baru. Aku ingin membunuh...

Koruptor: Para rakyatku yang malang. Setialah kalian untuk membayar pajak. Jika telat bayar,
dendammu akan sangat menumpuk. Maka kaya lah aku! Hahahaha... bahagialah diriku! Wahai rakyatku,
semoga harimu selalu menyenangkan, warnailah harimu dengan kesedihan. Sungguh aku kasihan
kepada...

Tukang Pecel: Pecel-pecelku yang sangat malang. Karena harga cabai merah melonjak, harga pecelku
pun ikut naik. Aku kasihan dengan pelangganku, tidak dapat menikmati pecelku yang sangat nikmat ini.
Kasihan sekali diriku, bapakku, dan juga anak-anak tercintaku. Apalagi Ucup mau motor. Motor? Beli
cabai aku pun tak mampu Cup! Jika begini aku akan menyalahkan siapapun yang menaikkan harga cabai.
Cabai meningkat karena pemerintah yang tidak jujur dengan rakyatnya, yang senang makan uang rakyat,
dan menghilangkan kebahagiaan para...

Si Galau: Koruptor!!!! Gara-gara dia aku jadi putus cinta, keluargaku pun ikut sengsara dan menderita.
Dasar kamu koruptor...

Koruptor: Dasar rakyat dungu! Masih saja kalian menuntut. Berani sekali menuduhku mencuri uang
rakyat. Ada-ada saja kelakuan kalian. Aku tidak berani untuk menuntut balik. Karena aku kasihan pada
rakyatku. Aku hanya perlu...
Tukang Pecel: Mencuri cabai milik tetangga. Sesekali akan aku ambil cabai di belakang rumah
tetanggaku. Aku sudah tidak punya cara lagi untuk bertahan hidup dengan keluargaku. Aku sangat benci
dengan koruptor. Aku benci...

Si Galau: Mantan pacarku, aku sungguh mencintainya! Aku sangat suka...

Tukang Pecel: Koruptor! Aku sungguh membencinya, sangat benci dengan yang namanya koruptor!
Enyahlah....

Si Galau: Mantan pacarku. Tunggulah aku sampai aku kaya raya. Aku tetap cinta padamu...!!!

Koruptor: Wahai rakyat jelata nan jelita, tetaplah untuk menderita.

Anda mungkin juga menyukai