Anda di halaman 1dari 2

Puisi Berantai 3 Orang Ke 2 : Koruptor, Tukang Pecel Dan Sigalau

Koruptor :
Hidupku amatlah sejahtera. Bagaimana tidak? Si rakyat jelata tidak tahu aku telah merampas
hartanya. Kuhabiskan semua uang untuk membeli…
Tukang Pecel :
Cabe-cabean. Cabe-cabean segar adalah salah satu bahan untuk membuat pecel yang enak.
Cabe-cabean akan ku ulek bersama kacang, gula merah, garam dan bahan lainnya untuk
membuat bumbu pecel yang kemudian dicampur dengan sayuran. Tak lupa, kuambil pisau
untuk memotong….
Si Galau :
Hatiku. Hati ku hancur melihat kekasih yang amat ku sayang telah bersama orang lain. Apa
salah ku? Hingga dia tega meninggalkan ku demi wanita lain. Apakah aku harus….
Koruptor :
Memakan harta rakyat ku. Itulah profesi ku. Tak perlu ku susah-susah bekerja keras, tinggal
ku suruh mereka untuk membayar pajak yang tinggi lalu aku bersenang-senang. Jika ada
yang mulai mencium aksiku, ku beri saja mereka dengan…
Tukang Pecel :
Pecel ku. Ku aduk dengan sepenuh hati agar bumbu dan sayuran teraduk dengan sempurna.
Ku yakin, semua orang pasti menyukai pecel ku. Agar pecel ku disukai banyak orang, aku
menggunakan resep rahasiaku yaitu ku masukan sedikit…
Si Galau :
Racun. Racun yang mematikan! Itulah kau yang sebenarnya. Kau sayangi aku dan kau
ucapkan janji manismu. Kau tak pernah tahu betapa aku larut dalam setiap kata cintamu.
Setiap ku membayangkan wajahmu, selalu saja aku teringat pada sesuatu. Karena kau mirip
dengan…
Koruptor :
Uang recehan. Hahaha aku suka dengan uang recehan. Karena dengan uang itu, aku bisa
mengasihi mereka-mereka yang ku anggap tak berguna. Aku juga suka dengan uang dolar.
Aku bisa gunakan uang itu untuk pergi ke luar negeri sesuka hati, Spanyol? Turki? Amerika
Serikat? Bahkan Paris? Aku bisa mengunjungi benua-benua yang aku suka. Aku tak suka
dengan orang yang suka mengatur-ngatur hidup ku. Jika ada orang yang mengatur hidup ku,
aku akan….
Tukang Pecel :
Ulek-ulek dengan cobek. Setelah resep rahasiaku kumasukkan. Ku ulek bumbu dan sayuran
sampai menjadi pecel yang sedap. Aku tak ingin mengecewakan pelanggan-pelangganku.
Maka pecel itu…….
Si Galau :
Ku kenang dalam duka. Kau memang amat ku cinta. Namun apalah daya kau hanya butir-
butir kenangan yang melukai hatiku begitu dalam. Aku hanya bisa….
Koruptor :
Membanting tulang. Lupakanlah, aku tak perlu bekerja keras membanting tulang. Bagiku
untuk mendapatkan uang sangatlah mudah. Cukup dengan mengkelabui petugas pajak, polisi,
hakim dan oknum yang menurut ku dapat merusak aksiku. Ku beri mereka uang receh sisa
dari hura-hura ku. Jika aku bosan, uang itu akan ku….
Tukang Pecel :
Ulek sepenuh hati. Dan apabila aku melihat orang yang kelaparan, langsung saja aku buat
pecel dengan jurus jituku. Lalu pecel itu aku bagikan pada orang-orang kelaparan itu. Hah
lihat saja para pejabat itu! Mereka yang harusnya paling peduli malah berpura-pura buta dan
tuli. Sedangkan mereka hanya…
Si Galau :
Bersedih dan menangis menerima kenyataan, karena kau telah menghancur leburkan
perasaanku bagaikan cangkir kaca yang dibuang lalu dilempar dan tertabrak truk hancur
menjadi kepingan-kepingan yang tak berharga. Begitu tega kau…
Koruptor :
Pakai untuk shopping. Membeli barang apapun yang menurutku bagus kukenakan, berapapun
harga barang itu aku pasti sanggup untuk membelinya, karena aku memiliki triliunan uang
yang bebas akan kuapakan. Uang itu….
Tukang Pecel :
Kutambahkan cabai. Cabai merah yang mahal harganya. Tau apa pemerintah tentang tukang
pecel? Mereka hanya bisa mengubah harga semau mereka. Stok pecelku berkurang karena
harga cabai yang melonjak. Akhirnya aku…
Si Galau :
Selalu menangis semalaman. Mengingat pacar pertamaku pergi bersama lelaki yang punya
motor. Mengingat keluargaku yang serba kekurangan. Bapakku baru saja di-PHK, sedangkan
ibuku bekerja sebagai tukang pecel yang setia kepada langganannya. Aku geram! Berharap
punya motor baru. Aku ingin bunuh….
Koruptor :
Rakyatku yang malang. Setialah kau membayar pajak. Jika telat bayar, denda pun
menumpuk. Maka kayalah Aku! bahagialah Aku! Wahai rakyatku, semoga harimu
menyenangkan, hiasilah harimu dengan kepedihan. Sungguh kasihan pada….
Tukang Pecel :
Pecel-pecelku yang malang. Karena harga cabai melonjak, harga pecel pun ikut meningkat.
Kasihan pelangganku, tidak dapat menikmati pecelku yang nikmat lagi. Kasihan sekali Aku,
Bapak, juga Anak-anakku. Terlebih lagi Si Ucup minta dibelikan motor. Motor? Beli cabai
pun kewalahan Cup! Kalau begini Aku hanya bisa menyalahkan orang yang menaikkan harga
cabai. Entahlah, mungkin cabai meningkat karena pemerintah yang tidak jujur, yang suka
memakan uang rakyat, yang mampuhilangkan semua kebahagiaan para….
Si Galau :
Koruptor!! Gara-garanya Aku jadi putus cinta, keluarga pun ikut sengsara. Dasar koruptor….
Koruptor :
Dungu! Masih ada saja rakyat yang menuntut. Berani menuduhku mencuri uang rakyat. Ada-
ada saja kelakuan yang sok berkelakuan baik. Aku tak berani menuntut balik, sebab aku
kasihan kepadanya, kepada mereka…..kalian juga. Aku hanya perlu….
Tukang Pecel :
Mencuri cabai tetangga. Sesekali aku ambil cabai di belakang rumah tetangga baikku. Aku
sudah tak punya cara lagi untuk menhidupi keluargaku. Aku benci koruptor!! Aku benci….
Si Galau :
Mantan pacarku, aku sangat menyukainya!!! Aku suka……!!
Tukang Pecel :
Koruptor!!! Aku benci, sangat benci koruptor!!! Pergilah…!!!
Si Galau :
Mantan pacarku. Tunggulah sampai nanti aku kaya. Aku tetap suka padamu…!!!
Koruptor :
Rakyatku yang jelata nan jelita, tetaplah menderita.

Anda mungkin juga menyukai