Anda di halaman 1dari 4

Puisi berantai ini diperankan oleh 3 orang dengan karakter pertama sebagai

koruptor yang senang memakan uang rakyat. Karakter kedua sebagai tukang pecel
yang giat dan tekun. Karakter ketiga sebagai sigalau yang sedang putus cinta.

Koruptor :

Hidupku amatlah sejahtera. Bagaimana tidak? Si rakyat jelata tidak tahu aku telah
merampas hartanya. Kuhabiskan semua uang untuk membeli

Tukang Pecel :

Cabe-cabean. Cabe yang segar merupakan salah satu bahan pokok untuk
menjadikan pecel yang lezat. kuambil pisau untuk memotong

Si Galau :

Hatiku. Hati ku hancur melihat kekasih yang amat ku sayang telah bersama orang
lain. Apa salah ku? Hingga dia tega meninggalkan ku demi wanita lain. Apakah
aku harus

Koruptor :

Memakan harta rakyat ku. Itulah profesi ku. Tak perlu ku susah-susah bekerja
keras, tinggal ku suruh mereka untuk membayar pajak yang tinggi lalu aku
bersenang-senang. Jika ada yang mulai mencium aksiku, ku beri saja mereka
dengan

Tukang Pecel :

Pecel ku. Ku aduk dengan sepenuh hati agar bumbu dan sayuran teraduk dengan
sempurna. Ku yakin, semua orang pasti menyukai pecel ku. Agar pecel ku disukai
banyak orang, aku menggunakan resep rahasiaku yaitu ku masukan sedikit

Si Galau :

Racun. Racun yang mematikan! Itulah kau yang sebenarnya. Kau sayangi aku dan
kau ucapkan janji manismu. Kau tak pernah tahu betapa aku larut dalam setiap kata
cintamu. Setiap ku membayangkan wajahmu, selalu saja aku teringat pada sesuatu.
Karena kau mirip dengan…
Koruptor :

Uang recehan. Hahaha aku suka dengan uang recehan. Karena dengan uang itu,
aku bisa mengasihi mereka-mereka yang ku anggap tak berguna. Aku juga suka
dengan uang dolar. Aku bisa gunakan uang itu untuk pergi ke luar negeri sesuka
hati, Spanyol? Turki? Amerika Serikat? Bahkan Paris? Aku bisa mengunjungi
benua-benua yang aku suka. Aku tak suka dengan orang yang suka mengatur-
ngatur hidup ku. Jika ada orang yang mengatur hidup ku, aku akan

Tukang Pecel :

Ulek-ulek dengan cobek. Ku ulek bumbu dan sayuran hinga menjadi pecel yang
lezat. Aku tak ingin membuat kecewa pelanggan-pelangganku. Maka pecel itu

Si Galau :

Ku kenang dalam duka. Kau memang amat ku cinta. Namun apalah daya kau
hanya butir-butir kenangan yang melukai hatiku begitu dalam. Aku hanya bisa

Koruptor :

Membanting tulang. Lupakanlah, aku tak perlu bekerja keras. Bagiku untuk
mendapatkan uang sangatlah mudah. dengan mengelabui oknum yang menurut ku
dapat merusak aksiku. Ku beri mereka uang receh sisa dari pestau. Jika aku bosan,
uang itu akan ku

Tukang Pecel :

Ulek sepenuh hati. Jika aku melihat orang yang kelaparan, Dengan sigap aku buat
pecel dengan jurus jituku. Kemudian aku bagikan pada mereka. Hah lihatlah para
pejabat itu! Mereka yang harusnya peduli malah berpura-pura buta dan tuli.
Sedangkan mereka hanya

Si Galau :

Menangis meratapi kenyataan, karena kau telah menghancurkan hatiku bagaikan


cangkir kaca yang dilempar dan tertabrak truk hancur menjadi kepingan yang tak
berbentuk. Sungguh tega kau
Koruptor :

buat untuk shopping. Membeli segala barang yang bagus kukenakan, berapapun
harganya aku pasti sanggup untuk membelinya, karena aku memiliki harta yang
banyak. Harta itu

Tukang Pecel :

Kutambahkan cabai. Cabai merah yang mahal harganya. Tau apa pemerintah
tentang tukang pecel? Mereka hanya bisa mengubah harga semau mereka. Stok
pecelku berkurang karena harga cabai yang melonjak. Akhirnya aku

Si Galau :

Selalu menangis semalaman. Mengingat pacar pertamaku pergi bersama lelaki


yang punya motor. Mengingat keluargaku yang serba kekurangan. Ayahku baru
saja kehilangan pekerjaannya, sedang ibuku sekarang menjadi penjual pecel yang
setia kepada langganannya. Aku geram! Berharap punya motor baru. Aku ingin
bunuh

Koruptor :

Rakyatku yang malang. Teruslah kau membayar pajak. Jika telat, denda pun
menggunung. Maka kayalah Aku! Kuharap harimu dapat bahagia. Sungguh ku
kasihan pada

Tukang Pecel :

Pecel-pecelku yang malang. Akibat melonjaknya pasaran cabai, harga pecel pun
ikut meningkat. Kasihan pelangganku, tidak dapat menikmati pecelku yang nikmat
lagi. Mungkin cabai meningkat karena pemerintah yang tidak jujur, yang suka
memakan uang rakyat, yang mampu hilangkan semua kebahagiaan para

Si Galau :

Koruptor!! Sebabnya aku kehilangan cinta, keluarga pun ikut menderita. Dasar
koruptor
Koruptor :

Dungu! Masih ada saja rakyat yang menuntut. Berani menuduhku mencuri uang
rakyat. Ada-ada saja kelakuan yang sok berkelakuan baik. Aku tak berani
menuntut balik, sebab aku kasihan kepadanya, kepada mereka…..kalian juga. Aku
hanya perlu

Tukang Pecel :

Mencuri cabai tetangga. Sesekali aku ambil cabai di belakang rumah tetangga
baikku. Aku sudah tak punya cara lagi untuk menghidupi keluargaku. Aku benci
koruptor!! Aku benci

Si Galau :

Mantan pacarku, aku sangat menyukainya!!! Aku suka……!!

Tukang Pecel :

Koruptor!!! Aku benci, sangat benci koruptor!!! Pergilah…!!!

Si Galau :

Mantan pacarku. Tunggulah sampai nanti aku kaya. Aku tetap suka padamu…!!!

Koruptor :

Rakyatku yang jelata nan jelita, tetaplah menderita

Anda mungkin juga menyukai