Anda di halaman 1dari 4

Puisi Berantai: Orang gila, Tukang becak, penjual Oncom

ORANG GILA: Pada suatu hari, aku di tarik paksa oleh beberapa orang yang sama sekali tak aku kenali sebelumnya. Aku takut, dan akupun langsung di dorong ke dalam Tukang Becak : becak. Aku tukang becak yang unyu-unyu cetar membahana. Setiap hari, ku goes, goes dan terus ku goes untuk mengantarkan penumpangku ke rumahnya yang Tukang Oncom : kotor, bau, jiji, jorok laler berterbangan dimana-mana. Membuatku semakin hari tak betah menjadi penjual oncom terenak di pasar ini. Tapi, aku senang sih karena aku punya Orang Gila: banyak teman aku setiap harinya tak kesepian di rumah baruku ini karena teman-temanku yang ceria, selalu tertawa sepertiku. Tapi, aku kesal sama orang-orang yang jahat itu. Karena setiap kita tak mau menuruti keinginan mereka, mereka mengeluarkan benda yang ku tau itu obeng dan mereka memasukkannya ke dalam Tukang Oncom : Oncomku rasanya enak sekali ku buat oncomku dengan cinta, ku galey dengan lembut dan terakhir ku taburi dengan kucuran keringat. Sehingga rasanya asin gurih dan lezatt. kalau menurut pelangganku, oncomku 11, 12 lah dengan rasa pizzahut walau seharian aku kucel, bau, dekil in the kummel. Tapi aku senang sekali oncom-oncomku kini laris manis seperti aku. Dan aku pun senang karena di temani Tukang Becak : Kawan-kawan becakku memang sudah tua-tua tapi mempunyai jiwa muda yang menggelora sehingga kami pun selalu Orang Gila: Tertawa, menjerit, bergoyang bersuka ria kami tak pernah galau karena kami selalu menghibur satu sama lain. Dan kami Tukang Oncom : Selalu meradangAku kini selalu meradang

jiwaku kini resah gelisah, gundah gulana meratapi nasibku yang semakin hari semakin Tukang Becak : Laku becakku semakin ramai di tumpangi dengan uang hasil menarik becakku, akupun dapat pergi ke Orang Gila: Rumah sakit jiwa hahaha, itu rumah yang paling istimewa buatku penghuninyapun yang imut, lucu, dan menggemaskan seperti Tukang Oncom : Oncomku betapa malangnya nasibmu setiap hari, kau menemaniku di tempat yang suram kelam ini tapi sayangnya kau tak juga laku dan akhirnya menjadi Tukang Becak : Becak idaman para penumpang setiap harinya becakku di banjiri oleh penumpang-penumpang berduit karena tampangku yang mirip Orang Gila: Orang gila? Kau memanggilku orang gila? Gak salah? Hahaha kamu tuh yang gila, karena muka kamu bulukan dipenuhi oleh Tukang Becak : Uban putih-putih menghiasi kepalaku tapi aku bangga, walau ini menandakan aku sudah lanjut usia tapi kata penumpangku wajahku tampan mirip cakra khan dan yang Tukang Oncom : Keriput, menyusut di penuhi semut-semut yang imut-imut. Sehingga orang takut membelinya oh oncomku akankah kau

Orang Gila: Berhenti menyuntikkan cairan itu padaku. Aku capek, tapi tak kau hiraukan. Aku sakit, sakiitt sekali lebih sakit melebihi orang yang putus cinta bila kau terus Tukang Becak : Memberikan cinta pada setiap penumpang itu sudah kewajibanku tapi, jika yang ku beri cinta itu berkhianat apakah harus masih ku berikan cinta? Lebih baik aku beri saja Tukang Oncom : Oncom-oncomku yang sudah entah kemana mungkin sekarang sudah menyatu dengan bau pasar yang tak sedap, bercampur dengan cairan hitam got-got atau mungkin sudah menjadi lalaban tikus comberan yang besar-besar aku bangkrut, uangku kini sudah habis, modalku tak kembali hingga akhirnya aku harus meninggalkan Orang Gila: Rumah sakit jiwaku aku tak mau lagi di rumah itu rumah itu aneh, aku sebel, aku mau kabur aja, dan aku pun memutuskan untuk kabur lewat Tukang Oncom : Selokan yang mengalir menyebarkan aroma khasnya, itu menjadi kenanganku semasa hidupku di pasar menjadi Tukang Becak : Tukang becak itu profesiku dulu, tapi naas becakku kini di curi manusia serakah yang tak berperikemanusiaan sehingga ia tega untuk Orang Gila: Menceburkan diriku ke dalam lumpur coklat, agar aku dapat kabur dari rumah gila itu eoh sungguh menjijikan. Lumpur ini bersatu padu dengan kotoran kerbau yang menjijikan. Tapi, aromanya sangat sedap, sehingga akupun mencoba Tukang Oncom : Mencari lowongan kerja baru. Aku tak mau lagi tinggal seharian di pasar yang lusuh dan kelam itu, aku tak mau di kerumuni oleh laler-laler lagi, aku tak mau aku tak mau Tukang Becak : Menjadi tukang becak lagi dan kini saatnya aku berkata selamat tinggal becakku yang unyu-unyu Orang Gila: Selamat tinggal rumah sakit jiwaku yang lucu

Tukang Oncom : Selamat tinggal pasar ku yang kotor dan bau aku akan mencari pekerjaan yang lain dan berkata

Anda mungkin juga menyukai