Anda di halaman 1dari 9

Bahasan Bismillah ilmu Nahwu

‫مباحث البسملة عند النحويين‬


.
Mabahits Basmalah perspektif Ahli Nahwu.
Mengapa kalam basmalah perlu dibahas?
ِِّ ‫ق ذلك‬
‫الفن‬ ِ ِّ ‫ق ال َب ْس َمل ِة َو َح‬
ِ ِّ ‫ع ِوفا ًء ِل َح‬ َّ ‫ث ال َب ْس َملةَ ب َما يُناسِبُ ذلك‬
َ ‫الفن ال َم ْش ُر ْو‬ ْ ‫عش ََر فَنًّا‬
َ ‫أن َّي ْب َح‬ ِ ‫َين َب ِغ ْي ِل ُك ِِّل ش‬
ٍِّ ‫َارعٍ ِف ْي‬
َ ‫فن من فنون اثنَ ْي‬
ِ‫ال َم ْش ُر ْوع‬
Penting bagi orang-orang yang bermaksud untuk mempelajari salahsatu fan ilmu dari 12 fan ilmu
yang ada untuk membahas lafadz 'Basmalah' dengan pembahasan yang menurut pespektif fan ilmu
tersebut, guna memenuhi hak basmalah dan hak dari fan ilmu yang dipelajari.
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬ ِ َ‫س َّمى بال ُج ُر ْومِ يَّ ِة َحا َل ك َْونِ ْي ُم ْست َ ِعيْنا َو ُمتَب‬
َّ ِ‫اركا ببس ِْم هللا‬ ِ ‫ أي أبْتدِأ ُ تعلُّ َم هَذا الكِتا‬:‫بسم هللا‬
َ ‫ب ال ُم‬
Saya memulai untuk mempelajari kitab ini yang dinamakan 'JURUMIYYAH' (contoh) dengan
mengharap diberi kesanggupan dan diberi keberkahan dengan menyebut nama Allah.
‫ مشاركة في الفَ ْعل ألجل حصوله‬: ‫إستعانة‬
Bersama-sama dalam suatu pekerjaan untuk mendapatkan hasil dari pekerjaan tersebut
Kata ‫ إستعانة‬disini adalah ‫ استعانه مجازى‬, dengan ma'na ‫ استقدر‬yang artinya Saya memohon kesanggupan.
karena menganggap atau mengartikan ‫ إستعانة‬dengan arti bersama dengan Allah dalam suatu pekerjaan
adalah hal yang tabu dan tidak pantas untuk kita.
‫الزيادة والنِّمأ في الخير‬
ِّ : ‫براكه‬
Bertambah dan meningkat dalam melakukan kebaikan
‫ أي المنعم بجالئل النـِّعم أي أصولها في الدِّنيا على جميع المخلوقات‬: ‫الرحمن‬
ِّ
Dzat yang memberi ni'mat berupa ni'mat yang besar di dunia kepada seluruh makhluk
Disebut ni'mat yang besar karena cakupannya yang besar, meliputi seluruh makhluk yang ada di
dunia. Ni'mat ini terbagi kepada 3 bagian :
1. Ni'mat dijadikan manusia
2. Ni'mat dipanjangkan umur
3. Ni'mat iman dan islam
‫ أي المنعم بدقائق النِّعم أي فروعها فى اآلخرة على المؤمنين فقط‬: ‫الرحيم‬
ِّ
Dzat yang memberi ni'mat berupa ni'mat yang kecil di akhirat kepada orang mu'min saja
Disebut ni'mat kecil, karena cakupannya yang hanya untuk orang mu'min saja. Ni'mat ini berupa :
1. Ni'mat masuk surga
2. Ni'mat melihat Allah
Mengapa kitab-kitab para ulama yang kita temui selalu diawali dengan tulisan basmalah? hal ini
didasarkan pada 2 dalil, yaitu :
1. Dalil Aqli: Meneladani Al-Qur'an, karena rujukan utama kita dalam segala hal adalah Al-Qur'an.
2. Dalil Naqli (Al-Qur'an) : [An-Naml : 30]
‫إنه من سليمان وإنه بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Hadits:
‫الرحِ ي ِْم ف ُه َو أقط ُع ْأو أ ْبت َُر ْأو أجْ ذَ ُم‬ ْ ‫ُك ُّل أ ْم ٍر ِذ‬
َّ ِ‫ي بَا ٍل اليُ ْبتَدَ ُء فِ ْي ِه ببس ِْم هللا‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
"Segala sesuatu yang baik namun tidak diawali dengan 'Bismillahirahmanirrahim' maka hal itu tidak
berfaidah sama sekali (sedikit barokah nya)"
‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬ َ ‫س ِع ْيدًا ْأو يَ ُم ْوتَ شَه ْيدًا فليَقُ ْل عِندَ ا ْبتِدَاءِ ُك ِِّل‬
َّ ِ‫ش ْي ٍئ ببس ِْم هللا‬ ْ َ‫أراد‬
َ ‫أن يَّحْ يَى‬ َ ‫َم ْن‬
"Barangsiapa yang yang ingin hidup dalam kebahagiaan atau mati dalam keadaan syahid, maka
ucapkanlah disetiap memulai sesuatu 'Bismillahirrahmanirrahim"
Yang akan dibahas dari lafadz ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ِ‫ بس ِْم هللا‬ada 4 pembahasan :
1. Huruf ‫ ب‬dari lafadz ‫بس ِْم‬
2. Idofatnya lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ِ‫هللا‬
3. Tarkibnya lafadz ‫الرحْ َم ِن‬َّ
4. Tarkibnya lafadz ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ
_______________________________
Mabahits Basmalah ( ‫ ب‬dari lafadz ‫) بس ِْم‬
Hal yang pertama dibahas adalah mengenai huruf ‫ ب‬dari lafadz ‫بس ِْم‬
Pembahasan yang pertama ini terbagi menjadi 3 bahasan, yaitu :
1. Harakatnya ‫ب‬
2. Ma'nanya ‫ب‬
3. Muta'allaqnya (ketergantungannya) ‫ب‬
1. Harakat ‫ ب‬: ‫ ب‬merupakan bagian dari harf, ‫ ب‬diharakati karena ‫ ب‬sendiri terdapat diawal kalam
‫ النِّه َوقَ َع فِى ا ْبتِدَاءِ ال َكالَ ِم‬. Asal dari ‫ ب‬sendiri adalah berupa huruf, asal hukum dari huruf adalah mabni,
sedangkan asal dari mabni adalah sukun. Hal ini selaras dengan opini Syekh Ibnu Malik dalam Kitab
Alfiyyahnya :
َ‫س َّكن‬ ْ ‫ي‬
َ ُ‫ان ي‬ ْ ‫َو ُك ُّل َح ْرفٍ ُم ْستَحِ ٌّق ل ِْلبِنَاء * َواأل‬
ِِّ ِ‫ص ُل فِى ال َم ْبن‬
Setiap huruf adalah mabni, sedangkan asal dari mabni adalah sukun
Namun ‫ ب‬disni diharakati, dan harakatnya berupa kasroh. Mengapa hal tersebut terjadi? sesuai alasan
diatas bahwa ‫ ب‬ini terdapat di awal kalam. Apabila kita tidak memberinya harakat, maka bagaimana
kita membacanya?
Kemudian mengapa diharakati kasroh? Karena mencocokkan dengan amalnya, ‫سبَة ِلعَ َم ِل ِه‬
َ ‫ ُمنَا‬. Seperti kita
ketahui bahwa ‫ ب‬ini merupakan huruf jer yang berguna untuk menjerkan isim yang menjadi majrur-
nya. Maka agar sesuai dengan amalnya, digunakanlah harakat kasroh untuk mengharakati huruf ‫ب‬
Selain opini diatas, qowaid lain mengatakan bahwa ketika ada huruf sukun, apabila huruf tersebut
hendak diharakati, maka harus diharakati dengan harakat kasroh,
‫ف السَّاك ِِن إذا ت ُ ُح ِ ِّركَ ُح ِ ِّركَ بال َكس ِْر‬ َّ
َ ‫ألن َح ْر‬
.
Namun, qowaid-qowaid diatas yang berkaitan dengan harakat kasroh tidak selalu muttorid (sesuai)
dengan fakta yang ada. Tapi ini adalah termasuk qowaid ghoer muttorid (tidak sesuai) dengan fakta
yang ada, dalam artian terkadang berlaku terkadang tidak berlaku.
2. Ma'na ‫ ب‬:
Dalam kitab Alfiyyah ibnu Malik, Ma'na ‫ ب‬ada 10, yaitu :
a). Ma'na Badaliyyah (Pengganti). Contoh : ‫س ُّرنِ ْي ب َها ُح ْم ُر النِِّعَم‬
ُ َ‫ َما ي‬. Taqdirnya : ‫بَدَل َها‬
Artinya : Hewan ternak yang merah (baik kondisinya) pun tidak akan membahagiakan kami sebagai
pengganti kebahagiaan akhirat.
Syekh Ibnu Malik dalam Kitabnya :

ِ ‫َومِ ْن َوبَا ٌء يُف ِه َم‬


‫ان بَدَال‬ * ‫لِإلنتِ َها َحتى َوال ٌم َوإلى‬
Intiha (mengakhiri) adalah ma'na untuk hattaa, lam, dan ilaa, dan dapat difahami bahwa huruf min dan
ba mempunyai ma'na Badaliyah (Pengganti).
b). Ma'na Sababiyyah (Sebab). Contoh :
َ ‫ظ ٍلم مِ نَ الِّ ِذيْنَ هَاد ُْوا َح َّر ْمنا‬
160 : ‫ النساء‬- .ٍ‫عل ْي ِه ْم ط ِِّي َبات‬ ُ ‫فب‬
ُ
Taqdirnya, ‫ب ظ ٍلم‬ِ َ‫سب‬ َ ِ‫ فب‬.
Artinya : Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan makanan)
yang baik-baik
c). Ma'na Dzorfiyyah (Wadah). Contoh :
138-137 : ‫ت‬ٍ ‫ الصفا‬- .‫ص ِبحِ يْنَ َوباللِّ ْي ِل‬ َ َ‫ َوإنِّ ُك ْم لت َ ُم ُّر ْون‬.
ْ ‫عل ْي ِه ْم ُم‬
َّ
Taqdirnya, ‫فِي الل ْي ِل‬
Artinya : dan Sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas)
mereka di waktu pagi, dan di waktu malam
Syekh Ibnu Malik bernadzom :
‫سبَبَا‬ ِ ِ‫َوفِ ْي َوقَ ْد يُبَي‬
َّ ‫ِّنان ال‬ * ِّ ‫َو ِز ْيدَ َو‬
‫الظ ْرفِيَّ ِة ا ْستَبِ ْن ببَا‬
Zaidah dan Dzorfiyah termasuk dari ma'na ‫ب‬ َ , dan terkadang ‫ب‬
َ menjelaskan ma'na sababiyyah.
d). Mana Isti'anah (Meminta tolong). Ciri-ciri ma'na istianah adalah ‫ب‬ َ yang selalu masuk pada alat
َ
dari sebuah pekejaan. Contoh : ‫ كَتبْتُ بالقَل ِم‬. Artinya : Saya menulis dengan menggunakan Pulpen
e). Ma'na Ta'diyyah (Menghadirkan Objek). Cirinya adalah ‫ب‬َ selalu masuk pada fiil lazim ( fiil yang
tidak membutuhkan maf'ul bih/objek). Contoh :
17 : ‫ البفرة‬- ‫َب هللاُ بِـنُ ْو ِر ِه ْم‬
َ ‫ ذه‬.
Artinya : Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka.
f). Ma'na Ta'wid (Menggantikan).
Contoh : ‫س بألفِ د ِْره ٍَم‬ َ ُ‫ إ ْشت ََريْت‬.
َ ‫الفر‬
Artinya : Saya membeli kuda (digantikan) dengan 1000 dirham.
g). Ma'na Ilshoq (Menempel). Ilshoq terbagi menjadi 2 :
ُ ‫ص‬
- Ilsoq Haqiqi : ‫اق َما ق ْب َل ال َباء ب َما َب ْعدَهَا‬ َ ‫ إل‬.
Artinya, menempelkannya sesuatu sebelum ‫ب‬ َ kepada setelahnya.
ِّ ِ ‫ قط ْعتُ بال‬.
Contoh : ‫س ِكي ِْن‬
Artinya, Saya memotong dengan Pisau
ُ ‫ص‬
- Ilsoq Majazi : ‫اق َما ق ْب َل البَاءِ ب ُم َجا ِو ِر َما بَ ْعدَهَا‬ َ ‫ إل‬.
Artinya, menempelkannya sesuatu sebelum ‫ب‬ َ dengan melewati sesuatu yang ada setelahnya.
Contoh : ‫ َم َر ْرتُ بزَ ْي ٍد‬.
Artinya, Saya melewati Zaid.
h). Ma'na ‫ َم َع‬.
َ ‫ ب ْعتُكَ الث َّ ْو‬.
Contoh : ‫ب بطِ َر ِاز ِه‬
Taqdirnya, ‫َم َع طِ َر ِاز ِه‬
Artinya, Saya menjual kepada anda baju beserta kancingnya
i). Ma'na ‫ مِ ْن‬.
Contoh : Dalam Syiiran,
‫ج ُخض ٍْر ل ُه َّن نئِ ْي ُج‬ٍ ‫َمت َى لُ َج‬ َ ‫ش َِربْنَ ب َماءِ ال َبحْ ِر ث ُ َّم‬
* ْ‫ترفِِّ َعت‬
Taqdirnya, ‫حْر‬ ِ َ‫مِ ْن مَّاءِ الب‬
j). Ma'na ‫ع ْن‬
َ
Contoh : ( 1 : ‫ب (المعارج‬ َ ‫سأ َ َل‬
ٍ ‫سائِ ٌل بعَذا‬ َ Taqdirnya, ‫ب‬ َ ‫ع ْن‬
ٍ ‫عذا‬ َ
Artinya, Seseorang telah meminta jauh dari azab yang tejadi
ِ ِ‫ع ْن ب َها انط‬
‫ق‬ َ ‫َومِ ث َل َم ْع َومِ ْن َو‬ * ‫ق‬
ِ ‫ألص‬
ِ ‫ض‬ ْ ‫ع ِّ ِو‬ َ ‫بالبَا ا ْستَع ِْن َو‬
َ ِّ‫ع ِد‬
Berilah ma'na Isti'anah, ta'diyyah, ta'wid, dan ilsoq terhadap ‫ب‬ َ . Dan artikanlah sperti arti dari ,‫ مِ ْن‬,‫َم َع‬
‫ع ْن‬
َ terhadap ‫ب‬ َ .
2. Muta'allaq ‫ ب‬:
Huruf ‫ب‬
َ merupakan salahsatu huruf jer. Dalam Qowaid ilmu nahwu dijelaskan bahwa huruf jer dan
dhorof harus mempunyai muta'allaq (ketergantungan), artinya huruf jer dan dhorof dalam sebuah
kalam tidak akan pernah bisa berdiri sendiri, melaikan harus bergantung pada yang fiil dan isim atau
jumlah yang bisa beramal seperti halnya fiil.
Imam Ibnu Malik dalam Kitabnya :
‫وعلق الظرف وما ضهاه * بفعل أو ما يحتوي معناه‬
Dhorof dan Huruf jer harus bermutaallaq terhadap fiil atau sesuatu yang dapat beramal seperti fill
Dalam pembahasan ini, ‫ب‬
َ dapat dimutaallaq-kan terhadap 7 bentuk kalimat/jumlah :
1. Terhadap Fiil, taqdirnya
‫أبتدء بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Fiil sah dijadikan mutaallaq ‫ ب‬karena ada suatu qowaid yang menyatakan, ً‫ص ُل فى الع َمل ا َ ْن يَ ُك ْونَ فِ ْعال‬
ْ ‫ أال‬,
artinya, Asal dari amal merupakan fiil
2. Terhadap Masdar, taqdirnya
‫إبتدائي حاصل بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Masdar sah dijadikan mutaallaqnya ‫ ب‬disebabkan 2 faktor :
- Sebuah qowaid menyatakan, ‫ان يَ ُكونَ اِ ْس ًما‬
ْ ‫كالم‬
ِ ‫صل فِى ال‬
ْ ‫ األ‬artinya asal dari kalam merupakan isim
- Masdar sendiri dapat beramal seperti halnya fiil.
Contoh : ‫عجبت شربا زيد العسل‬
Artinya : saya kagum zaid meminum madu
lafadz ‫ زيد العسل‬merupakan ma'mul (fail dan maf'ul bih) dar lafadz ‫شربا‬, bukan ‫عجبت‬, karena ma'mul
dari ‫ عجبت‬adalah dhomir mutakallim dan lafadz ‫شربا‬
Syekh Ibnu Malik berkata :

َ ‫صدَ َر ْألحِ ْق فِ ْى العَ َم ْل * ُم‬


‫ضافًا ْأو ُم َج َّردًا ْأو َم َع ا َ ْل‬ ْ ‫بِ ِف ْع ِل ِه ال َم‬
Masdar dapat beramal seperti fiil, baik masdar itu diidofahkan, tidak diidhofahkan, maupun dimasuki
alif lam
3. Terhadap Isim Fail, taqdirnya,
‫أنا مبتدء بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Isim Fail sah dijadikan mutallaqnya ‫ ب‬karena isim fail juga dapat beramal seperti halnya fiil.
Dalam Alfiyyah dijelaskan :

ِ ‫ع ْن ُم‬
‫ضيِِّ ِه بِ َم ْع ِز ِل‬ َ َ‫َك ِف ْع ِل ِه ا ْس ُم فَا ِع ٍل فِى العَ َم ِل * ا ِْن َكان‬
Isim fail dapat beramal seperti halnya fiil, -------------
4. Terhadap Jumlah ismiyyah, taqdirnya
‫أنا مبتدء بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Jumlah ismiyyah sah dijadikan mutaallaqnya ‫ب‬ َ karena jumlah ismiyyah mempunyai kekuatan amal
yang setara dengan mustaq (contoh : fiil madhi, isim fail, isim maf'ul, dll).
Dalam Nadzom Alfiyyah diterangkan :
‫ت َوالد ََّوا ْم * َوقَيَّد ُْوا كَال ِف ْع ِل َر ْعيًا لِلت َّ َما ْم‬
ِ ‫َوك َْونُهُ ا ْس ًما لِلثب ُْو‬
Jumlah ismiyyah menunjukkan ma'na tetap dan langgeng, namun dia dapat beramal sepeti fiil dan
mustaq lainnya.
5. Terhadap Haal yang berasal dari failnya fiil, taqdirnya,
‫أبتدء مستعينا ومتباركا بسم هللا الرحمن الرحيم‬
6. Terhadap Haal yang berasal dari failnya masdar, taqdirnya,
‫إبتدائي حاصل مستعينا ومتباركا بسم هللا الرحمن الرحيم‬
7. Terhadap Haal yang berasal dari failnya Isim Fail, taqdirnya,
‫أنا مبتدء مستعينا ومتباركا بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Kemudian dalam pentaqdiran kalimatnya, terbagi kepada 2 kalimat :
1. Khos ‫خاص‬, yang digunakan untuk pengarang sebuah kitab, dengan mentaqdirkan kalimat ‫ أألف‬.
Contoh : ‫أألف بسم هللا الرحمن الرحيم‬
2. 'Aam ‫عام‬, yang digunakan untuk para pelajar kitab, dengan mentaqdirkan kalimat ‫ أبتدء‬.
Contoh : ‫أبتدء بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Jika dipilih antara kedua kalimat tersebut, yang lebih diutamakan adalah ‫خاص‬, karena sebuah illat
ِ ‫عايَةً لل َم‬
‫قام‬ َ ‫ر‬, artinya menjaga maqom.
14 belas model yang ada (7 bentuk mutaallaq x 2 bentuk pentaqdiran) ini, dalam penempatan taqdir
mutaallaqnya bisa 2 cara, yaitu :
1. Muqoddam ‫( مقدم‬didahulukan).
Contoh : ‫أبتدء بسم هللا الرحمن الرحيم‬
2. Muakhkhor ‫( مؤخر‬diakhirkan).
Contoh : ‫بسم هللا الرحمن الرحيم أبتدء‬
Jadi semuanya ada 28. Apabila dipilih antara kedua cara penempatan taqdir muta'allaq tersebut, yang
lebih diutamakan adalah ‫مؤخر‬, karena sebuah qowaid menjelaskan
‫الن تقديم المعمول على العامل يفيد الحصر واالهتمام‬
Karena mendahulukan ma'mul dari amilnya menunjukkan kepada kesan singkat dan jelas.
(Disini, ba merupakan ma'mul, dan muta'allaq merupakan amilnya).
Demikian penjelasan mengenai ‫ ب‬dari lafadz ‫بس ِْم‬, selanjutnya adalah penjelasan mengenai Idofatnya
lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ‫هللا‬.
_______________________________
Mabahits Basmalah (Idofahnya lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ‫) هللا‬
Sebelum kita membahas tentang Idofahnya lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ‫ هللا‬, terlebih dahulu kita harus
mengerti seputar pengetahuan tentang idhofah, meliputi : Pengertian Idhofah, Tujuan Idhofah, Syarat-
syarat komponen idhofah, dan Klasifikasi Idhofah.
1. Pengertian Idhofah
Idhofah yaitu,
‫ش ْيئَي ِْن ت ُ ْو ِجبُ ِلثَانِ ْي ِه َما ْال َج َّر أَبَدًا‬
ِّ ‫نِ ْسبَةٌ ت َ ْقيِ ْي ِديَّةٌ بَيْنَ ال‬
"Hubungan taqyidiyyah (bukan hukmiyyah) diantara dua isim yang mewajibkan terhadap ism yang
kedua untuk jer selamanya"
Atau,
‫ْص ِه ا َ ْو ت َ ْع ِر ْي ِف ِه‬
ِ ‫صي‬ ْ َ‫ض ُّم اس ٍْم اِلَى اس ٍْم بِق‬
ِ ‫ص ِد ت َ ْخ‬ َ
"Mengumpulkan isim terhadap isim yang lainnya dengan maksud untuk takhsis atau ta'rif"
Contoh : ‫ غالم زي ٍد‬. lafadz ‫ غالم‬merupakan isim yang pertama, dan ‫ زي ٍد‬merupakan isim yang kedua.
Isim yang pertama disebut Mudhof, dan Isim yang kedua disebut Mudhof Ileh.
2. Tujuan Idhofah:
a). Takhsis : ‫َكرا‬ ً ‫اف ِإلَ ْي ِه ُمن‬
ُ ‫ض‬َ ‫ إذَا َكانَ ال ُم‬, yaitu ketika mudhof ilehnya berupa isim nakiroh. Contoh : ‫غالم‬
‫رج ٍل‬
b). Ta'rif : ً ‫اف ِإلَ ْي ِه ُم َع َّرفا‬
ُ ‫ض‬ َ ‫ إذَا َكانَ ْال ُم‬, yaitu ketika mudhof ilehnya berupa isim ma'rifat. Contoh : ‫غالم زي ٍد‬
3. Syarat-syarat komponen Idhofah (Mudhof dan Mudhof Ileh)
a). Syarat Mudhof :
‫أن َي ُك ْونَ خَا ِليًا مِ نَ الت َّ ْع ِريْفِ َوالت َ ْن ِوي ِْن‬
ْ ِ‫ضاف‬ ُ ‫ش َْر‬
َ ‫ط ال ُم‬
"Syarat Mudhof yaitu tidak boleh dimasuki Alif lam maupun Tanwin (berikut nun talil i'rob)"
Mudhof harus kosong dari tanwin karena,
ِ َ‫َّان اليَجْ تَمِ ع‬
‫ان‬ ِ ‫الضد‬
ِّ ِ ‫ َو‬،‫َّان‬
ِ ‫ضد‬ ِ ‫ْف َوالت َّ ْن ِك ْي ُر‬
ُ ‫ الت َّ ْع ِري‬.‫ َوالت َّ ْن ِو ْينُ يُ ِف ْيدُ الت َّ ْن ِكي َْر‬،‫ْص‬ ِ ‫ْف أ ِو الت َّ ْخ‬
َ ‫صي‬ َ ‫ضافة ت ُ ِف ْيدُ الت َّ ْع ِري‬
َ ‫ ِأل َّن اإل‬.
"Idhofah berfaidah untuk mema'rifatkan dan mentakhsiskan, dan tanwin berfaidah untuk
menakirohkan. sedangkan ma'rifat dan nakiroh itu berlawanan, sedangkan yang berlawanan tidak
akan pernah bersatu"
Mudhof harus kosong dari alif lam, karena alif lam merupakan alat untuk mema'rifatkan, dan idhofah
juga merupakan alat untuk mema'rifatkan. Apabila keduanya bergabung menjadi rancu dan
berlebihan, maka cukup sekiranya apabila sudah ada idhofah, tidak perlu digunakan alif lam yang
fungsinya sama.
b). Syarat Mudhof Ileh:
ْ ‫ضافِ إ َل ْي ِه‬
‫أن َي ُك ْونَ ُم َخي ًَّرا َبيْنَ الت َّ ْع ِريْفِ َوالت َّ ْن ِوي ِْن‬ ُ ‫ش َْر‬
َ ‫ط ال ُم‬
"Syarat Mudhof ileh yaitu harus memilih antara alif lam dan tanwin"
Contoh : Tanwin > ‫غالم رج ٍل‬, Alif lam > ‫غالم الرجل‬
Syekh Ibnu Malim dalam Nadzomnya:
‫سا ِويًا‬َ ُ‫أل َوالت َّ ْن ِوي ِْن ت َ ُك ْون‬
ْ ‫أن يَ ُك ْونَ خَا ِليًا * مِ ْن‬ ْ ِ‫ضاف‬ َ ‫ط ال ُم‬ُ ‫ش َْر‬
ُ ‫اف إلَ ْي ِه ش َْر‬
‫ط َما قُ ِر ْن‬ ُ ‫ض‬ َ ‫ُم َخي ًَّرا َبيْنَ الت َّ ْع ِريْفِ َوالت َّ ْن ِوي ِْن * َوال ُم‬
.
4. Pembagian (Klasifikasi) Idhofah
a). Idhofah Mahdoh (Ma'nawi).
b). Idofah Ghoir Mahdoh (Lafdzi).
Dalam Alfiyyah dijelaskan :
ْ‫ضةٌ َو َم ْعنَ ِويَّة‬َ ْ‫ضافَة ُا ْس ُم َها لَ ْفظِ ي َّْة * َوت ِْلكَ َمح‬
َ ‫َوذِي اإل‬
.
A. Idhofah Mahdoh (Ma'nawi):
Ciri-ciri Idhofah mahdoh ada 3, yaitu :
- Mengandung ma'na َ‫ مِ ن‬yaitu,
‫ضافِ إل ْي ِه‬ َ ‫اف ُج ْز ًء مِ نَ ال ُم‬ ُ ‫ض‬ َ ‫إذا َكانَ ال ُم‬
Contoh : ‫َاج‬ ٍ ‫خ‬ ُ‫ب‬ ‫و‬
ْ َ ‫ث‬. artinya baju dari sutra
- Mengandung ma'na ‫ في‬yaitu,
‫ضافِ إل ْي ِه‬ َ ‫ظ ُر ْوفا ً بال ُم‬ْ ‫اف َم‬ ُ ‫ض‬ َ ‫إذا َكانَ ال ُم‬
َّ
Contoh : ‫ن َْو ُم الل ْي ِل‬. artinya tidur di malam hari
- Mengandung ma'na ‫ الم‬yaitu
َ ‫اف َم ْملُ ْو ًكا بال ُم‬
‫ضافِ إل ْي ِه‬ ُ ‫ض‬َ ‫إذا َكانَ ال ُم‬
Contoh : ‫ثوب زي ٍد‬. artinya baju milik zaid.
Nadzom Alfiyyah:
‫صلُحْ إالَّ ذاكَ َوالالَّ َم ُخذا‬
ْ َ‫ِي اجْ ُر ْر َوان ِو مِ ْن ْأو فِ ْي إذا * لَ ْم ي‬
َ ‫َوالثان‬
Dan jerkanlah mudhof ileh dengan meniati salahsatu dari ma'na min, fi, dan lam.
Idhofah Mahdoh ada 3 :
- Idhofah yang mentaqdirkan salah satu ma'na yang dijelaskan diatas.
- Idhofahnya masdar terhadap ma'mulnya.
Contoh : ‫ع ْم ًرا‬
َ ‫ب زَ ْي ٍد‬ َ ‫ع ِجبْتُ مِ ْن‬
ِ ‫ض ْر‬ َ
- Idhofahnya isim fail terhadap maf'ulnya yang tidak beramal.
Contoh : ‫ضارب زيد امس‬
Tujuan Idhofah mahdoh adalah Takhsis dan ta'rif.
B. Idhofah Ghoir Mahdoh (Lafdzi):
Tujuan Idhofah ghoir mahdoh adalah Takhfif, yaitu agar mudah dalam pembacaannya.
Ciri-ciri Idhofah ghoir mahdhoh ada 2, yaitu :
- Ketika mudhofnya berupa isim sifat dan mudhof ilehnya berupa ma'mul dari isim sifat
- Ketika mudhof ilehnya satu ma'na dengan mudhof.
Nadzom Alfiyyah,
‫صفا ً فعَ ْن ت َ ْن ِكي ِْر ِه الَ يُ ْعزَ ُل‬
ْ ‫اف يَفعَ ُل * َو‬
ُ ‫ض‬ ْ ‫َو‬
َ ‫إن يُشَابِ ِه ال ُم‬
‫ب قَ ِل ْي ِل الحِ َي ِل‬ ِ ‫عظِ ي ِْم األ َم ِل * ُم َر َّوعِ القل‬َ ‫َا‬ ‫ن‬‫ي‬ْ ‫ج‬
ِ َ ‫ك َُر‬
‫ر‬ َّ‫ب‬
.
Idofahnya lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ‫ هللا‬termasuk idhofah mahdoh yang tujuannya adalah ta'rif. Disisi
lain, alif lam juga berfaidah ta'rif. Maka, dalam ma'na antara alif lam dan idhofah juga sama. Alif lam
mempunyai 4 ma'na, begitu pula Idofahnya lafadz ‫ اس ِْم‬terhadap lafadz ‫ هللا‬mempunyai 4 ma'na, yaitu :
1. Lilbayan (‫)للبيان‬, taqdirnya:
‫بسم هللا أي بسم هو هللا‬
2. Liljinsi (‫)للجنس‬, taqdirnya:
‫بسم هللا أي بجنس اسماء هللا‬
3. Istighroq lijami'il afrodi (‫)استغراق ولجميع األفراد‬, taqdirnya:
‫أي بكل اسم من اسماء هللا‬
4. Istighroq lib'adil afrodi (‫)استغراق لبعض االفراد‬, taqdirnya:
‫أي ببعض اسم من اسماء هللا‬
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai Tarkibnya lafadz ‫الرحْ َم ِن‬
َّ dan.‫الرحِ ي ِْم‬
َّ
_______________________________
Mabahits Basmalah (Tarkibnya lafadz ‫الرحْ َم ِن‬ َّ dan ‫)الرحِ ي ِْم‬.
َّ
Tarkib Lafadz ‫الرحْ َم ِن‬
َّ dan ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ adalah sifat/na’at dari lafadz Allah. ‫الرحْ َم ِن‬
َّ merupakan sifat yang
pertama, ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ merupakan sifat yang kedua.
Hukum pada sifat ada 2 :
1. Wajib itba’ (Mengikuti), maksudnya :
- Apabila maushuf rofa, maka sifat juga harus rofa
- Apabila maushuf nashob, maka sifat juga harus nashob
- Apabila maushuf jer, maka sifat juga harus jer
Tempat wajib itba adalah ketika mausuf ( yang disifati) butuh untuk disifati.
Lafadz ‫الرحْ َم ِن‬
َّ dan ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ tidak wajib itba’ terhadap lafadz Allah, karena Allah pada hakikatnya tidak
butuh untuk disifati. Namun, kitalah yang menyifatinya sebagai rasa penghambaan kita kepada-Nya.
Syekh Ibnu Malik bernadzom:
ْ‫ُم ْفتَق ًِرا ِل ِذ ْك ِره َِّن أُتْ ِب َعت‬ * ْ‫وإن نُعُ ْوتٌ كث ُ َرتْ َوقَ ْد تَلَت‬
ْ
.
2. Boleh itba’ (Mengikuti), boleh Qotho’ (Putus)
Tempatnya adalah ketika mausuf butuh untuk disifati
Syekh Ibnu Malik dalam Nadzomnya :
َ ‫ض َها ا ْق‬
‫ط ْع ُم ْع ِلنَا‬ َ ‫َوا ْق‬
ْ ‫ط ْع ْأو أتْبِ ْع‬
َ ‫إن يَ ُك ْن ُمعَ ِّينَا * ِبد ُْونِ َها ْأو بَ ْع‬
.
Dikarenakan lafadz Allah tidak butuh untuk disifati, maka lafadz ‫الرحْ َم ِن‬ َّ dan ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ boleh itba dan
boleh qotho’.
I’rob untuk Qotho ada 2 :
1. Rofa’, dibaca ‫الرحي ُم‬ ِّ ُ‫الرحمن‬
ِّ ‫بسم هللا‬, tarkibnya ُ‫الرحْ َمن‬
َّ dan ‫الرحِ ْي ُم‬
َّ adalah menjadi khobar dari mubtada
yang dibuang, taqdirnya
‫بسم هللا هو الرحمنُ هو الحي ُم‬
Dalam Alfiyyah dinadzomkan,

ُ ‫َو َح ْذ‬
َ ‫ف َما يُ ْع َلم ُ َجائ ٌِز َك َما * تَقُ ْو ُل ُز ْيدٌ َب ْعدَ َم ْن ِع ْندَ ُكما‬
“Boleh hukumnya untuk membuang mubtada, contohnya kalimat ٌ‫ ُز ْيد‬setelah ditanyakan َ ‫ َم ْن ِع ْندَ ُكما‬.”
2. Nashob, dibaca ‫الرحيم‬
َ َ‫الرحمٰ ن‬
ِّ ‫ بسم هللا‬, tarkibnya َ‫الرحْ َمن‬
َّ dan ‫الرحِ ي َْم‬
َّ adalah menjadi maf’ul bih dari fiil
dan fail yang dibuang, taqdirnya
‫الرحيم‬
َ ‫الرحمنَ أمدح‬
ِّ ‫بسم هللا أمدح‬
Alfiyyah menjelaskan:

‫َوقَ ْد يَ ُك ْونُ َحذْفُهُ ُم ْلت َزَ َما‬ * ‫ع ِل َما‬ ْ ‫َاصبُ َها‬


ُ ‫إن‬ ِ ‫فن‬ُ َ‫َويُحْ ذ‬
"Terkadang diperbolehkan bagi kita untuk membuang fiil dan fail dari sebuah maf’ul bih".
Nadzom Alfiyyah tentang pembagian i'rob qotho',
ْ ‫َاصبًا لَ ْن َي‬
‫ظ َه َرا‬ ِ ‫ُم ْبتَدَأ ْأو ن‬ َ َ‫إن ق‬
* ‫طعْتَ ُمضْمِ َرا‬ ِ ‫ار َف ْع أ ِو ا ْن‬
ْ ْ‫صب‬ ْ ‫َو‬
“Rofakanlah atau Nashobkanlah apabila dalam keaadaan qotho dengan mentaqdirkan mubtada dan
Fiil fail,”
Qotho terbagi 2 :
1. Qoth’ul Jam’i, menghasilkan 4 bentuk pembacaan
2. Qoth’ul Ba’dli, menghasilkan 4 bentuk pembacaan
Jadi, cara pembacaan secara keseluruhan klasifikasi terdapat 9 bentuk, yaitu :
1. Qoth’ul Jam’i (4 bentuk) :
‫الرحمنُ ِّ‬
‫الرحي ُم‬ ‫بسم هللا ِّ‬
‫حيم‬ ‫الرحمنُ ِّ‬
‫الر َ‬ ‫بسم هللا ِّ‬
‫الرحيم‬
‫َ‬ ‫الرحمنَ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫الرحمنَ الرحي ُم‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫‪.‬‬
‫‪.2Qoth’ul Ba’dli (4 bentuk):‬‬
‫الرحي ُم‬
‫حمن ِّ‬
‫الر ِ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫حيم‬
‫الر َ‬
‫حمن ِّ‬
‫الر ِ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫حيم‬
‫الر ِ‬
‫الرحمنَ ِّ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫حيم‬ ‫الرحمنُ ِّ‬
‫الر ِ‬ ‫بسم هللا ِّ‬
‫‪.‬‬
‫‪.3Wajib Ithba’ (1 bentuk), yaitu‬‬
‫حيم‬
‫الر ِ‬
‫حمن ِّ‬
‫الر ِ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫‪.‬‬
‫‪Namun, ada dua bentuk pembacaan yang tidak perbolehkan. Tempatnya adalah Ketika itba’ setelah‬‬
‫‪Qotho’, yaitu :‬‬
‫حيم‬
‫الر ِ‬
‫الرحمنَ ِّ‬
‫بسم هللا ِّ‬
‫حيم‬ ‫الرحمنُ ِّ‬
‫الر ِ‬ ‫بسم هللا ِّ‬
‫‪.‬‬
‫‪Hal ini disebabkan sebuah qowaid menyatakan :‬‬
‫ي‬
‫ال يجوز الفصل بين العامل ومعموله بأجنب ِّ‬
‫)‪Amil dan ma’mul tidak boleh terpisah oleh bentuk-bentuk ajnabi ( jumlah, dkk‬‬
‫‪Nadzom :‬‬
‫الرحيم ِقطعا ً ُمنِعا َ‬
‫* فَال َج ِّر فِى ِّ‬ ‫الرحْ منُ ْأو ي ُْرت َف َع‬
‫ب ِّ‬ ‫إن يُ ْن َ‬
‫ص ِ‬

‫ثَالَثةَ ْ‬
‫األو ُج ِه ُخذ‬ ‫*‬ ‫أج ْز فِى الثـَّانِى‬ ‫َب َيانِى َو ْ‬
‫إن يُ َج ِّر فَ ِ‬
‫فهذه تض ِّمنت تسعا ً ُمن ِْع‬ ‫*‬ ‫َوجْ ها َ ِن مِ نها فاد ِْر هذا واستمع‬

Anda mungkin juga menyukai