Oleh;
H. Mas’oed Abidin
Direktur PPIM Sumbar
بسم ال الرحمن الرحيم
مخلصين له الدين ولو كره، ل إله إل ال ول نعبد إل إياه، الحمد ل حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه
وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى ال عليه وسلم واله، وأزكى صلوات ال على سيدنا وإمامنا.الكافرون
،،،،، أما بعد. ومن سار على ربهم إلى يوم الدين،ورضي ال عن أصحابه
Segala puji diperuntukkan kepada Allah S.W.T. Selawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW.
Kepada beliau telah diberikan wahyu, yang mengajar berbagai program ilmu, meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam aspek-aspek tertentu mengenai Islam dan kehidupan.
MUKADIMAH
Para pemuda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa. Mereka wajib diberi amanah
peran pelopor perubahan (agent of changes), dengan bekal utama adalah keyakinan dan keimanan
kepada Allah SWT dan hidup beradat. Di Ranah Minang di Sumatera Barat ini, peran pendidikan
dan dakwah menyadarkan masyarakat akan peran mereka dalam membentuk dan meningkatkan
harkat diri mereka sendiri.
ْن اللّهَ ل يُغَيّرُ مَا ِبقَوْ ٍم حَتّى يُغَيّرُوا مَا ِبأَ ْنفُسِ ِهم
ّ ِإ
"Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga kaum itu sendiri yang berusaha merobah
sikap mereka sendiri." (QS.13, ar Ra’d : 11)
Kenyataan sosial penduduk mestilah dengan mengakui keberadaannya, menjunjung tinggi
puncak-puncak kebudayaan mereka. Disamping menyadarkan masyarakat akan potensi besar yang
dimiliki, untuk kemudian mendorong masyarakatnya kepada satu bentuk kehidupan yang
bertanggung jawab. Sangat salah memberikan penilaian bahwa masyarakat bawah selalu tertinggal
dibelakang, tidak mengenal perubahan, ketinggalan zaman sehingga tidak perlu diikut sertakan
dalam segala kegiatan-kegiatan bersama, seakan masyarakat tersebut senantiasa mesti hidup
dibawah kendali orang lain, harus disantuni dengan rasa belas kasihan, serta selalu tergantung
kepada pihak lain. Disinilah peran dakwah agama, agar masyarakat dapat digerakkan menyadari
keberadaan mereka, sehingga penduduk siap menerima setiap perubahan yang memang perlu
mereka peroleh. Dengan demikian, dakwah agama – ISLAM -- menjadikan masyarakat hidup
bermartabat dengan nilai-nilai budaya mereka yang luhur, kemudian mengikat mereka dengan satu
keyakinan agama yang hanif kuat dan dinamis.
َن الْمُشْرِكِين
َ ِن حَنِيفًا وَل تَكُو َننّ م
ِ ك لِلدّي
َ َوَأنْ َأقِمْ َوجْ َه
“Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.10, Yunus : 105)
Berperilaku taqwa, adalah memiliki akhlaqul karimah yang menjadi puncak dari kemuliaan
perangai manusia. Basis akhlaq adalah tauhid, jihad, redha dengan ketentuan Allah, mengikut Rasul,
dan tidak fasad dalam hidup duniawi. Untuk tugas itu Rasulullah SAW di utus, “Innama bu’istu li
utammima makarimul akhlaq (al Hadist).
1
TUNTUNAN AKHLAQ
DALAM ADAT BASANDI SYARA', SYARA' BASANDI KITABULLAH (AJARAN ISLAM)
Ajaran Islam sangat banyak memberikan dorongan kepada sikap-sikap untuk maju. Kemajuan
materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlaq manusia yang menggenggam materi tersebut. Akhlaq
adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari Khalik Maha Pencipta. Adalah satu
kenyataan belaka bahwa makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta. Akhlaq
adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khaliknya. Menjadi parameter menilai
sempurna atau tidaknya ihsan Muslim itu. Melaksanakan agama sama artinya dengan ber akhlaq
sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama bukanlah sebuah beban, melainkan adalah
sebuah identitas (cirri, shibgah). Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan
manusia dari nilai-nilai agama (seperti free of values yang banyak dipahami oleh masyarakat
liberalistik) akan berakibat bahwa makhluk manusia menjadi makhluk yang tidak punya makna.
Dengan demikian, semestinya agama harus dilihat sebagai satu keperluan utama.
Ajakan Rasulullah SAW, agar "jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya, atau belajar
(muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an)", adalah anak kunci kemajuan peradaban manusia
(hadharah, civilisasi), mampu menjawab perubahan zaman, jika selalu diingat bahwa dibelakangnya
ada satu peringatan keras, "sekali jangan kamu menjadi kelompok keempat", yakni tidak mengikuti
aktifitas keilmuan, yaitu "tidak mengajar, enggan belajar, malas mendengar". Rasulullah SAW
menyebutkan satu tugas risalahnya sebagai “Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang
mulia” (al Hadist). Pentingnya akhlaq di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) “innama umamul
akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu”, yang di artikan, “tegak rumah karena
sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya bangsa karena berbudi, budi hancur luluhlah bangsa”.
Masyarakat Minangkabau dengan falsafah “adat basabdi syarak, syarak basandi kitabullah”, sangat
banyak menampilkan pepatah, pribahasa yang mengandung ajaran tentang akhlaq ini. Seperti
disebutkan, “Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso”, atau “Bahaso
manunjuakkan banso” artinya bahasa menunjukkan bangsa, yakni baik buruk perangai (akhlaq)
menunjukkan tinggi rendahnya asal keturunan (bangsa). Akhlaq Budi Pekerti, tidak dapat
dilupakan selamanya. Akan selalu hidup dan disebut-sebut, walaupun sipelakunya sudah tiada.
“Utang ameh buliah dibaia, utang budi dibao mati”.
Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu hambar dan
gersang manakala keperluan ruhanik (immaterial, spirituil) tidak diperhatikan. Selalu akan tampak
bahwa manusia tanpa agama sama saja dengan makhluk yang bukan manusia. Perikehidupan tanpa
bimbingan agama, artinya sama dengan peri kehidupan tidak berperikemanusiaan. Para Nabi dan
Rasul yang diutus kepada manusia bertugas memberikan tuntunan akhlaq dalam semua prilaku
kehidupan. Rujukan dari tuntunan akhlaq adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang terdapat
pada semua kitabsuci samawi menekankan kepada terpeliharanya adab pergaulan antar manusia
dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud selalu di ikat dengan hubungan kasih
(mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah.
T
untunan akhlaq dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada seluruh tingkat
pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata dalam bentuk prilaku, contoh dan uswah
yang ditinggalkan Rasulullah SAW, sesuai firman Allah menyebutkan,
سنَ ٌة لِمَنْ كَانَ يَ ْرجُو اللّهَ وَالْيَوْ َم الْآخِرَ وَ َذكَرَ اللّهَ كَثِيرًا
َ َن لَكُ ْم فِي رَسُولِ اللّ ِه أُسْوَ ٌة ح
َ َلقَدْ كَا
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu
bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
(QS.33, al Ahzab : 21).
Meluasnya kemelut sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi Negara, ikut menghantui umat
terhadap malapetaka politik, moral, ekonomi, informasi dan budaya yang dipicu oleh kemerosotan akhlaq
dan rohaniah individu anggota masyarakat, sedari pemimpin maupun rakyat yang mengikutnya.
Kerusakan akhlaq adalah cerminan kepincangan pembangunan keperibadian (syahsiah) yang padu dan
saling berkaitan antara sisi-sisi mental, sosial, fisik, emosi dalam satu tatanan kehidupan anak nagari,
dan terkait pula dengan lemahnya sistem pendidikan sekular serta mengaburnya pencapaian tujuan
pendidikan oleh para murabbi (guru).
Menghadapi kondisi keumatan yang parah ini, wajib segera dibangun domain-domain
kemanusiaan yang jadi satu dengan gerakan tarbiyyah Islamiyah dan menetapkan domain ruhiah atau
domein rohaniah padu kedalam sistim pendidikan agar kerusakan akhlaq tidak menjadi lebih parah.
Ketika pagar-pagar budaya impoten dan tipisnya penghormatan terhadap pemangku adat, alim
ulama, cerdik pandai suluah bendang, mesti melaksanakan kewajiban utama membuka hati keluarga
dan umat lebih luas, sehingga tubuh yang kasar dapat menerima percikan cahaya Ilahi yang lebih
tinggi, dan manusia sadar bahwa tujuan hidup duniawi hanya alat untuk menuju akhirat yang kekal
abadi. Dapat disimpulkan bahwa lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan tipisnya pemahaman
Islam akan berpengaruh didalam kehidupan. Paham ‘Ashabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti
maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah,
cinta sesama. Di sinilah bermula sumber kehancuran.
ٌش ِد ْيد
َ َعذَابِي ل
َ َّك َفرْتُمْ ِإن
4 Akhlaq terhadap Ibu Timbul kesadaran ِ َوقَضَى َر ّبكَ َألّا تَ ْع ُبدُوا ِإلّا ِإيّاهُ َوبِا ْلوَالِ َد ْي
ن Contoh-contoh dalam
dan Bapak para pelajar di kehidupan nyata serta
حدُهُمَا َأوْ ِكلَاهُمَا
َ ع ْن َدكَ الْ ِك َبرَ َأ
ِ ِّإحْسَانًا ِإمّا َي ْبلُغَن
Sumbar untuk apa akibatnya jika tidak
menjadi anak yang فَلَا َتقُ ْل َلهُمَا ُأفّ َولَا َت ْن َهرْهُمَا َو ُقلْ َلهُمَا َق ْولًا berakhlaq
hormat, patuh, dan )23(َكرِيمًا
berbakti kepada
ّ َجنَاحَ ال ّذلّ ِمنَ ال ّرحْمَةِ َو ُقلْ ر
ب َ ض َلهُمَا
ْ ِخف
ْ وَا
orang tua
)24(ا ْرحَ ْمهُمَا َكمَا َربّيَانِي صَغِيرًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".(QS.17, Israk : 23-24)
5
5 Akhlaq terhadap guru Timbul kesadaran ُجرِ ِم ْثل
ْ ِنن ا َل
َ َهن م
ُ َانن ل
َ َنن دَعَا إلى ُهدًى ك
ْ م Memberikan contoh-
dan orang yang lebih para penuntut di contoh dalam
tua Minangkabau, ْج ْورِهِ م
ُ جوْرِ مَ نِ ا ّتبَ َع هُ لَ َي ْنقُ صُ َذلِ كَ مِ نْ ُأ
ُ ُأ kehidupan nyata serta
untuk senantiasa apa akibatnya jika tidak
)(رواه مسلم و أصحاب السنن .ش ْيئًا
َ
menghargai dan berakhlaq
menghormati guru Artinya, “Barangsiapa yang menyeru
dan orang yang lebih kepada hidayah Allah, mereka akan
tua memperoleh pahala seperti pahala orang
yang mengikutinya. Tidak berkurang
sedikitpun.” (al Hadist Riwayat Muslim
dan Ash-habus Sunan).
Kamanakan barajo ka Mamak,
Mamak barajo ka Pangulu,
Pangulu barajo ka mupakaik,
Mupakaik barajo ka nan bana,
Nan bana ba-diri sandirinyo.
،َجلّ َك ِب ْيرَنا
ِ لَي ـسَ مِ نْ أُمّتِي مَ نْ ُي
ن لِعَالِمِنَنا
ْ وَ يَ ْعرِف،ن ِغ ْي َرنَا
َنص
ْ وَ َي ْرحَم
)(رواه أحمد
Tidak terbilang masuk kedalam umatku
– yakni umat Muhammad SAW –
barang siapa yang tidak menghormati
yang tua, dan tidak menyayangi yang
muda, dan juga yang tidak mau arif
mengikuti nasehat dari kalangan
berilmu” (HR. Ahmad, Dalam sebuah
hadist dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah
SAW bersabda, “laisa min umati man lam
yajilla kabirana, wa yarham shaghirana, wa
ya’rif li’alimina”, (HR.Ahmad, dengan
sanad baik, sebagaimana disebutkan oleh
al Munzhiri dalam al Munthaqa (1322) dan
Haitsami (8/78).
6 Akhlaq terhadap Timbul kesadaran لَ َي ْرحَمُهُن الُ (متففق،َمَن ْن لَ َي ْرحَمُن النّاسن Contoh-contoh dalam
sesama besar dan yang siswa (penuntut) di kehidupan nyata serta
lebih muda untuk senantiasa )عليه apa akibatnya jika tidak
saling menghargai Yang tidak mnyayangi manusia tak akan berakhlaq
sesama besar dan disayangi oleh Allah (al Hadist)
menyayangi yg lebih
muda ن فِي
ْ َ ِا ْرحَ ُموْا م،ُالرّاحِ ُموْ نَ َي ْرحَ ُمهُ مُ ال ّرحْمَ ن
السنمَاءِ (رواه
ّ َنن فِى
ْ ُمن الُ م
ُ ْضن َي ْرحَمْك
ِ ا َلر
)أبوداود
Yang penyayang dikasihi oleh Yang
Maha Pengasih, maka sayangilah
penduduk bumi agar kasih kepadamu
)yang ada dilangit (al Hadist
6
8 Akhlaq terhadap Siswa, para pelajar َ و،َلة
َصّ وَ تُ ِقيْمُ ال،ش ْيئًا
َ ِش ِركْ بِه
ْ ُتَ ْع ُبدَ الَ وَلَ ت Berikan contoh-contoh
tetangga, serta karib (penuntut) di dalam kehidupan nyata
صلَ ال ّرحِم
ِ و َت،َُت ْؤتِي الزّكَاة
kerabat Minangkabau, serta apa akibatnya jika
mampu bergaul َKamu sembahlah Allah, jangan tidak berakhlaq
dengan masyarakat sekutukan dia dengan sesuatupun,
lingkungannya baik dirikan salat, bayarkan zakat, dan
di rumah, maupun di pertautkan silaturahim (al Hadist).
sekolah
7
9 Akhlaq terhadap orang Siswa, para pelajar di َخ ِرجَتْ لِلنّاسِ َتأْ ُم ُر ْون
ْ خيْرَ ُأمّةٍ ُأ
َ ُْك ْنتُم Berikan contoh-contoh
yg berbeda agama Minangkabau, dalam kehidupan nyata
Sumbar menyadari َعنِ ال ُمنْ َكرِ و ُتؤْ ِم ُن ْون
َ َبِالْمَ ْع ُروْفِ و َت ْن َهوْن serta apa akibatnya jika
bahwa manusia tidak berakhlaq
ْخيْرًا ّلهُم
َ َب لَكَان
ِ َو َلوْ آ َمنَ أَ ْهلُ الْ ِكتَا.ِبِال
berkewajiban saling
menghargai tapi َس ُق ْون
ِ ِم ْنهُمْ ا ْل ُمؤْ ِم ُن ْونَ وَ أَ ْك َثرُهُمُ ا ْلفَا
tidak kompromi
Kamu adalah umat yang terbaik yang
dalam aqidah
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; di antara
mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik. (QS.3,Al-Imran:110).
ن
ْ إِن،ِن النّاسن
َ أَنَنا مَع:ُلَ تَ ُك ْو ُنوْا إمّ َعةً َي ُق ْول
ْ لَكِ ن،ُ و إ نْ أ سَاءُوا أسأْت،ُسنْت
َ ْس ُنوْا َأح
َ َْأح
،سنُوا
ِ ْسنَ النّاسُ أنْ ُتح
َ ْطنُوا أ ْنفُسَكُمْ إنْ أح
ّ َو
) (رواه الترمذي.ظلِمُوا
ْ و إن أسَاءُوا أَلّ َت
Janganlah kalian menjadi seperti
bunglon yang berkata, aku bersama
orang-orang, jika mereka baik, maka
akupun baik pula. Dan jika mereka
buruk akhlaknya, maka akhlakku
pun buruk pula. Akan tetapi
tanamkanlah sikap pada diri kalian; jika
mereka baik, hendkalah kalian baik; dan
jika mereka buruk akhlaknya, maka
janganlah kalian berbuat dzalim.(HR.
Imam Tirmidzi (2008), dia berkata hadist
Hasan Gharib)
ْمن
ٍ ِنن قَو
ْ ْمن م
ٌ َسنخَ ْر َقو
ْ ْنن آ َمنُوا لَ ي
َ َيَأيّهَا اّل ِذي
ْسن
َ ن ِبئ
ِ ُسنكُمْ وَلَ َتنَابَزُوا ِباْ َل ْلقَاب
َ َتلْ ِمزُوا َأ ْنف
ُبن
ْ َمن َيت
ْ َنن ل
ْ َانن َوم
ِ ُسن ْوقُ بِ ْعدَ اْ ِل ْيم
ُ ِسنمُ ا ْلف
ْ ال
) (رواه البزار.حتِي
ْ غتَالَ ِمنْ َت
ْ ُأ
“Ya Allah, sesungguhnya aku ini
meminta ampunan dan kesehatan
kepada-MU dalam agama dan duniaku,
keluarga dan hartaku.. Ya Allah,
tutupilah auratku, berilah keamanan
kepada kekuatanku, dan jagalah diriku
dari depan dan belakangku, dan dari
samping kanan dan kiri serta dari atasku.
Dan aku berlindung kepada-MU jika ada
yang hendak merusak (membunuh) dari
bawahku.” (HR. Bazzar dari Ibnu Abbas
ini menurut Haitsami (10/175) terdapat
perawi yang lemah, sebagai disebutkan
juga didalam Shahih al Jami’ ash-Shaghir,
hal.1274.).
َخَلقَ السّ َموَاتِ وَا ْلَأرْضَ وََأ ْن َزلَ ِمن
َ اللّهُ اّلذِي
ْخرَجَ بِهِ ِمنَ الثّ َمرَاتِ ِرزْقًا لَكُم
ْ السّمَاءِ مَاءً فَ َأ
َخر
ّسَ َحرِ ِبأَ ْم ِرهِ و
ْ ي فِي ا ْل َب
َ ِجر
ْ خرَ لَكُمُ ا ْل ُف ْلكَ لِ َت
ّسَ َو
َخرَ لَكُمُ الشّمْسَ وَا ْلقَ َمر
ّسَ َ) و32(َلَكُمُ ا ْلأَ ْنهَار
)33(َسخّ َر لَكُ ُم الّل ْيلَ وَال ّنهَار
َ دَا ِئ َب ْينِ َو
Allah-lah yang telah menciptakan langit
dan bumi dan menurunkan air hujan
dari langit, kemudian Dia mengeluarkan
dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia
telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-
sungai.
Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan
siang.(QS.14, Ibrahim : 32-33)
ط ِريّا
َ حرَ ِلتَأْ ُكلُوا ِم ْن ُه َلحْمًا
ْ سخّرَ ا ْل َب
َ وَ ُهوَ اّلذِي
َح ْليَةً َت ْلبَسُو َنهَا َو َترَى ا ْل ُف ْلك
ِ س َتخْ ِرجُوا ِمنْ ُه
ْ ََوت
َضلِهِ َولَ َعلّكُمْ تَشْ ُكرُون
ْ ن َف
ْ خ َر فِيهِ َوِل َت ْبتَغُوا ِم
ِ َموَا
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan
lautan (untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang
segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan
supaya kamu bersyukur. (QS.16, an Nahl
: 14).
َِعن السّنّيئَةَ ا ْلحَسَننَة
ِ و َأ ْتب،َح ْيثُمَا ُكنْتن
َ َِاتّق ِن ال
ٍسن
َ َخُلقٍ ح
ُ وَ خَا ِلقِ النّاسَ ِب،حهَا
ُ تَ ْم
Bertaqwalah kepada Allah dengan benar,
dan balaslah keburukan dengan kebaikan,
berperangailah kepada sesama manusia
dengan akhlaq yang baik (al Hadist).
9
Rasulullah SAW selalu berdo’a sebagaimana disampaikan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah R
’anha,
“allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa syaqqa ‘alaihim fasy-quq ‘alaihi, wa
man waliya min amri umatiy syay-an far-faqa bihim, far-fuq bihi”,
Artinya, “Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku, lalu ia mempersulit mereka,
maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu mengasihi mereka, maka kasihanilah ia”
(HR.Shahih Muslim).
MATA
PELEJARAN TUJUAN
NO TUJUAN MARAJI’
KULIAH /
WAKTU
11 FIQH 1. Ma’na da’wah Membina dan 1. Tafsir Alquran /
DA’WAH 2. Proses da’wah mengembangkan Mohd. Yunus,
WAL 3. Tahapan (marhalah) potensi da’wah 2. Tafsir Al Azhar/ Prof.
HARAKAH da’wah: Islamiyah di Hamka,
(Gerakan a) tabligh nagari-nagari 3. Tasauf Modern /
masyarakat = b) ta’lim dalam pranata Hamka,
Social c) takwin sistem gerakan 4. Manajemen
movement) d) tanzhim (harakah) Da’wah/A. Rasyad
e) tanfidz Islamiyah, Shaleh
11
7. Strategi perencanaan, Terwujud proses 8. Intelejen dalam Qur’an
pengorganisasian, tujuan, kaderisasi dan Da’wah Rasululah
dan sasaran harakah pengembangan /Rahnip, M.
Islamiyah. risalah da’wah
Islamiyah dalam
masyarakat
Minangkabau
Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu dengan ajakan
agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yang makruf. Mesti pula dipagar rapat-rapat dengan
pencegahan dari hal-hal yang merusak dan mungkara., Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang
dapat menumbuhkan harga diri dengan sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja
(enterprising). Yang dituju adalah masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri
(independent) serta mampu mereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan
diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan hak asasinya
yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan.
Sesungguhnya bimbingan aqidah melahirkan amalan atau perilaku beradat dengan panduan
syari'at agama Islam yang bersendikan Kitabullah, dan telah mengajarkan bahwa tidak pantas bagi
satu masyarakat hanya senang menuntut hak tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban.
Begitulah semestinya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu masyarakat atau
ulayat daerah dan negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah serta masih
percaya kepada Al Quran Kitabullah.
12
BUHUL MASYARAKAT
Kehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah lama direkat oleh kentalnya hubungan
kebersamaan (ta’awun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan sejinjing sebagai perwujudan
nyata nilai-nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian
telah terbukti dalam masa sangat panjang mampu memberikan dorongan-dorongan beralasan
(motivasi) bagi semua gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah
Bundo ini. Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di
berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta memberikan
sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah di Negara
Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Membina persaudaraan diperlukan pendidikan dan
pengenalan budaya adat istiadat yang dibangun oleh pemahaman ajaran agama berdasarkan
Kitabullah (ajaran Islam). Pengetahuan tentang sejarah Islam dan peradaban manusia amat penting
diajarkan diantaranya dapat berisi;
MATA
TUJUAN
NO KULIAH / TUJUAN MARAJI’
WAKTU
12 FIQH SIRAH 1. Urgensi studi al-sirah al- Memahami al-sirah 1. Al Quranul Karim
DAN TARIKH nabawiyyah (fiqh al-sirah) al-nabawiyah dan dan Terjemahannya
AL-ISLAM 2. Ta’rif sirah dan tarikh tarikh Islam secara2. Sejarah hidup
(5 Jam) Islam, historio grafis, Muhammad SAW /
3. Pemahaman ma’na sehingga terbina Haekal
jahiliyyah; al-jahl bi kearifan untuk 3. Kisah Para Nabi /
ma’rifat (pemahaman) memetik hikmah Ibnu Katsir
Allah dan al-jahl bi hukmi dalam sejarah. 4. Sejarah penyebaran
(hokum) Allah Islam/Yusuf Amir
Feisal
4. Muhammad SAW Pemaham prilaku 5. Dunia Islam dari
sebelum bi’tsah, dengan bimbingan masa kemasa /
5. Masa kenabian tauhid dan akhlaq Mohd. Natsir.
5.1. turun wahyu, Qurani 6. Capita Selecta /
5.2. tantangan yang Mohd. Natsir
dihadapi, 7. Gerakan modern
5.3. periode makkah dan Islam di Indonesia
madinah, /Deliar Noer.
5.4. sistem pembinaan 8. Sejarah Pendidikan
da’wah pada kedua Islam/Ahmad
periode tersebut Syalabi
9. Ringkasan Sejarah
6. Studi fase-fase da’wah Pengabaian Islam/A. Latif
Islamiyah; pendidikan ruh Usman
7. Perubahan masyarakat (tarbiyyah 10. Kelengkapan Tarikh
karena risalah da’wah ruhiyyah) akhlaq Rasul /
yang dibawa oleh Islam, jadilah Munawwarman
rasulullah SAW. masyarakat kembali Khalil
8. Studi masa khulafa’ al- kepada perangai 11. Sumbangan Islam
rasyidin, jahiliyah. terhadap Ilmu dan
9. Masa pengembangan Kebudayaan
Islam di Damaskus dan Modern / S.I.
Baghdad, Poeradisastro
Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang langgeng dan
akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan taqwa kita kepada Allah Yang
Maha Esa, sesuai Firman-Nya,
ش ْيئًا َوبِا ْلوَالِ َديْنِ ِإحْسَانًا َوبِذِي الْ ُق ْربَى وَا ْل َيتَامَى وَا ْلمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي
َ ِش ِركُوا بِه
ْ ُعبُدُوا اللّهَ وَل ت
ْ وَا
ختَالًا
ْ ُحبّ مَنْ كَانَ م
ِ سبِيلِ َومَا َمَل َكتْ َأ ْيمَا ُنكُمْ إِنّ اللّهَ ل ُي
ّ ج ْنبِ وَابْنِ ال
َ ْحبِ بِال
ِ ج ُنبِ وَالصّا
ُ ْالْ ُق ْربَى وَالْجَارِ ال
فَخُورًا
“ Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-
anak yatim, kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat
serta terhadap orang-orang yang keputusan belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan
Allah) dan terhadap pembantu-pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS.4, An-Nisak ayat 36).
Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya kewajiban tanpa hak apapun. Hak asasi
tidak pernah ujud tanpa kewajiban asasi, yang sangat penting ditanamkan dalam upaya mambangkik
batang tarandam. Menumbuhkan harga diri, dan memperbaiki nasib dalam berbagai bidang akan
terwujud dengan ikhtiar terus menerus disertai akhlaq sabar serta mampu melawan sikap mudah
menyerah dan tidak mudah berputus asa. Sikap jiwa masyarakat seperti inilah yang sangat dituntut
mengedepan dalam menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini.
14
AQIDAH TAUHID DAN UKHUWAH ISLAMIYAH
SUMBER KEKUATAN DI MINANGKABAU
Goresan sejarah membuktikan bahwa kekerabatan yang mendalam telah memberi kekuatan
melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai tekanan dan pemaksaan
kehendak oleh penjajahan Belanda di tahun 1928.1 Ini gambaran nyata dari kuatnya ikatan “tungku
tigo sajarangan” atau “tali nan sapilin tigo” di Minangkabau dalam menghadapi sikap arogansi
para penjajah ranah bundo. Hasil besar ini didapat karena adanya satu landasan kuat, kekuatan
Tauhid, Aqidah Islamiyah yang di dukung oleh persatuan dan Ukhuwah Islamiyah serta rasa
kekeluargaan bukan soal ilmu pengetahuan dan teknologi, atau semata masalah HAM dan
demokratisasi, karena ruh persatuan dan kesatuan adalah aplikasi dari Tauhid (iman), yang akan
mampu melahirkan "persaudaraan".
Bersaudara tumbuh dari adanya Iman Kepada Allah, dan buah dari pengamalan Ad Dinul
Islam. Konsekwensinya bila keimanan Tauhid melemah, maka akan hilanglah pula "rasa bersaudara".
Punahnya rasa bersaudara ini dampaknya ikatan persatuan akan menjadi lemah. Persatuan yang
sesungguhnya tidak bisa di beli dengan uang ataupun materi. Soal persatuan adalah soal hati (qalb).
Tujuan yang akan di capai -- sebagai khittah yang telah digariskan -- terpulang kepada nawaitu yang
telah diniatkan oleh hati. Disinilah terdapat kemurnian (pure, kebersihan) amal perbuatan untuk
mencapai tujuan sesuai yang diikhlaskan (bersih) hati. Bukanlah niat kita untuk sekedar
membalik-balik lembar sejarah dalam memenuhi hasrat nostalgia. Tujuan kita sudahlah jelas. Wijhah
itu adalah satu. Yaitu "keridhaan Allah" semata. Keridhaan Allah itu lah bagi kita yang menjadi
motivasi bagi mewujudkan amal nyata "membentuk masyarakat utama" (khaira ummah) yang
memotivasi kita untuk memilih berbuat atau tidak berbuat, bahkan memotivasi untuk bertindak dan
kalau perlu adamasanya mesti diam.
Mencari keridhaan Allah yang di pegang oleh setiap mukmin, adalah menjadi tujuan hidup
dan menjadi tujuan mati, dan menjadi ikatan pemersatu umat. Sebelum satu program yang
dihasilkan bisa diwujudkan dalam satu langkah oleh satu umat di dalam Persyarikatan
Muhammadiyah, kerja nomor satu adalah menyatukan wijhah yakni keredhaan Allah. Bukan
keredhaan orang lain. Bukan pula asal aku senang, atau juga tidak karena demi golongan, maka
"carilah keredhaan Allah Yang Satu, supaya kita dapat bersatu". Dan Ki Bagus Hadikusumo, 50 tahun
silam mengatakan, "jangan cari benda- benda bertebaran, nanti kita akan bertebaran lantarannya". Ini suatu
agenda besar bagi "umat utama", yakni umat Muhammad SAW di Minangkabau, Sumbar yang
memiliki perpegangan adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dalam setiap tindak tanduk
perjuangan, sehingga Insya Allah akan selalu terhindar dari perpecahan (tafarruq) dan terjauh pula
dari tanazu' (sikut menyikut), namun yang lahir adalah perlombaan sehat dan jujur (fastabiqul
khairaat).
Paling berbahaya tentulah bertukarnya niat ditengah perjalanan. Apa yang tadi telah
dirumuskan semula menjadi kabur tak terbaca. Pada awalnya hendak menanam "cinta dan Takut
1
Di Bukittinggi (Fort de Kock), pada tanggal 19 Agustus 1928 berlangsung satu rapat besar "Majlis Permusyawaratan Ulama
Minangkabau" pertama. Dihadiri 800 ulama-ulama, dan 200 utusan-utusan dari 115 Persyarikatan Umat Islam di Minangkabau.
Musyawarah Besar Minangkabau ini menelorkan MOSI MENOLAK GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu. Tiga bulan
berikut, 3 - 4 Nopember 1928, di tempat yang sama, Surau Inyiak Jambek, berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau
Kedua. Jumlah yang hadir lebih banyak,1500 orang. Inilah buah dari keakraban iman. Mungkin di waktu peristiwa besar itu,
sebagian besar dari kita belum lahir. Namun dapat membaca kembali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis
Permusyawaratan Oelama Minangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim (Hamka), diterbitkan oleh
Boekhandel en Taman Poestaka "Sumatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada Snelpers Drukkerij Gebr. "LIE" Fort de Kock,
1928. Disebutkan didalamnya bahwa para ulama, intelektual dan pemimpin Umat Islam, Ninik Mamak dan Muslimat di
Minangkabau telah biasa berjuang membentengi Adat dan Agama di Minangkabau. Dapat dibuktikan dengan terbitnya satu
Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada pemerintah (Penguasa Hindia Belanda) pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan
berkenan dengan undang-undang yang dikeluarkan oleh Resident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen
de adat" atau "Aturan tentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai adat itu sendiri". Paling menarik dari
seruan pemimpin umat Islam Minangkabau tersebut adalah persatuan yang mereka miliki. Penanda tanganan seruan itu terdiri dari
lima orang ulama besar. Mereka adalah Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil Djambek, Syeik Mohammad Dajmil
Djaho, Syeikh Sulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa. Kemudian ada pula lima orang Ninik Mamak Alam Minangkabau,
yaitu Dt. Simarajo Simabur Pariangan Padang panjang, Datuk Maharajo Dirajo Batipuh, Datuk Tungga Air Angat, Datuk
Bandaro Sati bukit Surungan, dan Datuk Majo Indo Batu Sangkar. Diperkuat oleh para intelektual, organisator, para pendiri
pendidikan, saudagar (pedagang), yang dapat digolongkan cendikiawan di masa itu. Tokoh-tokoh berbobot di zaman itu adalah
A.R. St. Mansoer (Muhammadiyah), Anwar (Bank Nasional), S.J. St. Mangkoeto (Bank Moeslimin Indonesia), Rky. Rahmah el
Junusijjah (Muslimat, Diniyah Putri), A. Kamil dan Zoelkarnaini (Angkatan Moeda Muhammadiyah yang kemudian dikenal
dengan panggilan Buya Zoel. Hasil nyata dari Seruan bertanggal 1 Januari 1941 itu adalah, Resident Sumatera Barat tidak jadi
mengeluarkan undang-undang yang membatasi wewenang adat ini. (lihat Typ. Tandikat PP - 1941).
15
kepada Allah" berubah menjadi "cinta kekuasaan dan takut mati". Yang diniatkan pada awalnya
"dakwah Ila Allah" (mengajak umat utama kepada Allah), berobah tumbuh menjadi "dakwah
ghairullah (kepentingan diri, jual tampang untuk aku). Perbuatan 'aku-isme" atau "ananiyah" akan
menyuburkan tafarruq dan tanazu' itu.
Karena itu perlu diajarkan cara-cara pembinaan hidup bermasyarakat itu.
MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
13 FIQH AL- 1. Ta’rif keluarga dalam Membina 1. Keluarga Muslim /
USRAH AL- Islam (dan perbandingan pemahaman, DR. Hammudah 'Abd
ISLAMIYAH dengan sistem keluarga keyakinan sistem al’ati
diluar Islam); keluarga dalam 2. Merawat cinta
2. Dasar ikatan Islam untuk kasih/Dr. Ali Akbar
kekeluargaan dalam Islam diterapkan dalam 3. Bimbingan sex umtuk
3. Pola kepemimpinan kehidupan remaja/Dr. Ali Akbar
rumahtangga Islam. sehari-hari 4. Pembinaan Mental
4. Pola keluarga muslim Remaja/Dr. Zakiah
(persipan dan proses Darajat
menuju jenjang 5. Kesehatan menurut
pernikahan). ajaran Islam/Dr. med.
5. Pola keluarga muslim Ahmad Ramali
(sistim pendidikan anak 6. Nilai wanita
dari sebelum janin sampai /Munawar Khalil
umur 11 tahun) suatu 7. Nilai wanita /
pola asuhan Islami. Musthafa Husni as-
6. Pola keluarga muslim Syiba’i
(psikologi dan pembinaan 8. Buku pedoman PKK
remaja:12-19 tahun) Muhammadiyah / PP
7. Pola keluarga muslim A’isyiyah,
(psikologi dan pembinaan 9. Peranan Bundo
dewasa 20-25 tahun) Kanduang dan
8. Pola keluarga muslim Peranan Perempuan
(psikologi dan pembinaan di Minangkabau /
dewasa 26-40 tahun) oleh Berbagai Sumber
9. Pola keluarga muslim dan Penulis
(psikologi dan pembinaan
orang tua 41 tahun
sampai liang lahad.)
2
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan terhadap kehidupan dan
“Karajo baiak ba-imbau-an, Karajo buruak bahambau-an”).
3
Alam ditengah-tengah mana manusia berada ini, tidak diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sia-sia. Di
dalamnya terkandung faedah-faedah kekuatan, dan khasiat-khasiat yang diperlukan untuk memperkembang
dan mempertinggi mutu hidup jasmani manusia. Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan
memeras otak untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam sekelilingnya itu, menikmatinya, sambil
mensyukurinya, dan beribadah kepada Ilahi.
4
Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-ungkapan pepatah hujan ameh dirantau urang hujang batu dinagari
awak, tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.
17
gesekan-gesekan pemikiran dan mengambil segala bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan
pemikiran destruktif. Istilah yang pas untuk menjelaskan hal ini adalah melalui pembentukan cara
hidup yang diajarkan agama Islam, antara lain;
1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung kepada orang lain (self help),
2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran ikhlas karena Allah SWT (selfless help),
3. membentuk sebuah ketergantungan untuk membantu satu sama lain (mutual help).
MATA
NO PELAJARAN / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
KULIAH
14 Akhlaq 1. Akhlaq keluarga muslim Mengenalkan 1. Psikologi
Masyarakat A. akhlaq kepada Allah Kearifan Akhlaq Perkembangan
Muslim dan rasul-Nya Al Qurani yang Epistemologi Genetik
B. akhlaq kepada melahirkan dan Strukturalisme /
manusia masyarakat adat Veuger
a. pribadi di Minangkabau 2. Pembentukan dan
b. keluarga dengan alam pendidikan watak /
c. masyarakat takambang jadikan Sagimun M. Dumadi.
d. daulah daerah guru. 3. Pokok-pokok
e. umat manusia kesehatan
C. akhlaq kepada alam jiwa/mental/Abdul
a. flora Aziz al-Qussy.
b. fauna 4. Jahiliyyah abad 20 /
D. akhlaq kepada Muhammad Quthb
makhluk lainnya 5. Family life in Islam /
2. Kesehatan lingkungan, Kurshid Ahmad
6. Seks dan masyarakat
3. Menghadapi masalah dalam Islam / B.F.
keluarga Musallam.
a. Keretakan Keluarga 7. Berjabatan tangan
b. Sikap tertutup dengan
c. Tidakmau perempuan/A.
bersilaturahim Hassan
d. Prinsip musyawarah. 8. Bay’at al-Nisa’
4. Masalah perbedaan linnabiy
pandangan, aliran, adat SAW/Muhammad
dan agama. ‘Ali Quthub
5. Beberapa cara mengatasi 9. Kedudukan
hambatan dalam keluarga Perempuan dalam
6. Garis besar hal waris Islam dan Adat
dalam Islam Minangkabau / dari
7. Indikasi keluarga bahagia berbagaiu sumber dan
menurut Islam Penulis
10. Keluarga menurut
Islam / Berbagai
sumber dan Penulis
11. Kesehatan Keluarga
menurut Islam dan
Budaya Minang /
Berbagai Sumber dan
Penulisan
Cara hidup ini adalah konsepsi pemikiran Islami berdasarkan Kitabullah yang dikembangkan
menjadi dasar pembentukan kerjasama antar bangsa dan negara yang mendasari bentuk hubungan
inernasional yang mampu menciptakan tata perdamaian dunia. Ketiga dasar tersebut merupakan
dasar pembentukan masyarakat tamaddun (beradab) mencakup "kebangkitan ekonomi" dan akhlaq
(the moral renewance).
18
Umat utama yang berbudaya (berakhlaq) tidak dapat dibentuk dan dibentengi secara
dadakan. Hanya mungkin dilakukan melalui didikan, latihan, ujian lahir dan bathin, setaraf demi
etaraf, dengan mengutamakan perbaikan dari dalam. Sesungguhnya hidup bermasyarakat dan
bernegara dimanapun didunia ini, akan terjamin keutuhannya dan tercipta kebahagiaan manakala
individu anggota masyarakat dan warga negara sama-sama menegakkan supremasi hukum dan
menjaga hubungan vertical dengan Allah (hablum minallah) yang diperkuat oleh hubungan horizontal
dengan saling mengenal (ta’aruf) sesama manusia (hablum minan-nas). Terjalinnya hubungan baik
sesama adalah bukti ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang akan menjamin terciptanya
keamanan ditengah hidup bermasyarakat.
ِعنْ َد اللّه
ِ ْشعُوبًا وَ َقبَائِلَ ِل َتعَارَفُوا إِنّ َأ ْك َر َمكُم
ُ ْج َع ْلنَاكُم
َ َخلَ ْقنَاكُمْ مِنْ َذ َكرٍ َوُأ ْنثَى و
َ يَاَأ ّيهَا النّاسُ ِإنّا
ٌخبِير
َ ٌعلِيم
َ َن اللّه
ّ َِأتْقَاكُمْ إ
Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal
satu sama lainnya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ” (QS.49, al Hujurat,
ayat 13).
Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance), maka peranan Kitabullah (agama Islam)
menjadi penting apabila diseiringkan dengan kemampuan aplikasi dari segala ide atau pemikiran
yang dilaksanakan. Agama Islam menampilkan pengertian globalisasi dengan rahmatan lil 'alamin
yang dapat diartikan mencakup ruang lingkup pemikiran yang dapat dilaksanakan daan diterima
oleh dan di tengah masyarakat (the policy making something worldwide in scope or application). Maka
sebagai sebuah proses globalisasi, ajaran Kitabullah (agama Islam) tidak berdiri sendiri, tanpa
bersinggungan dengan lalu lintas ide atau pemikiran yang ada di alam (dunia) sekitarnya. Interaksi
ini mengharuskan pemahaman ajaran agama Islam tidak lagi secara eksklusif dalam ruang lingkup
pergaulan hidup sehari-hari sebuah komunitas sosial yang tertutup dari dunia sekitarnya, tetapi
harus bersifat inklusif untuk bisa dipahami oleh semua orang. Kearifan Kitabullah ini, menyebabkan
masyarakat adat Minangkabau menyebutnya dengan alam takambang jadikan guru.
Peranan pemikiran baru dalam mencerahkan problematika sosial, budaya, ekonomi dan
politik segenap masyarakat yang ada dari proses yang dibawa kebudayaan Barat (westernisasi),
dipagari dengan nasehat syarak "amar makruf nahi munkar" dan petuah adat "ingek dibudi nan
katagadai, ingek di adaik nan katajua" sebagai satu proses hati-hati terhadap "jalan di aliah urang
lalu, tapian di asak dek urang mandi", dan sekaligus menjadi salah satu antitesis terhadap masalah
penetrasi budaya asing yang deras terjadi. Pemikiran Dakwah Islam, di sekolah-sekolah dan surau di
Minangkabau, sebenarnya adalah pemikiran ahlul salaf yang berada di tengah-tengah sebagai upaya
penjelmaan umat pertengahan (umathan wassatahan) yang dikemukakan ajaran Al Qur'an.
Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap bidang kehidupan dilahirkan oleh
kesenjangan antara sebuah ide dengan aplikasi ide, hanya mungkin akan teratasi oleh
pembentukan masyarakat self help, selfless help dan mutual help di atas. Upaya menjembatani
kesenjangan social dapat dilakukan melalui upaya nyata "Berorientasilah kepada ridha Allah
SWT." Kata-kata ridha adalah ajaran adat dan agama, dan dalam domein ruhiyyah menempati maqam
(tingkatan) teratas dalam maqam (tingkatan) rohani kehidupan tasauf (pembersihan diri). Maqam ini
hanya dapat dicapai setelah melalui bermacam upaaya penyegaran ruhaniah seperti taubat, wara,
zuhud, shabr, fakir dan tawakkal yang terkatit kepada tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa).
Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui oleh mereka yang telah mengalami pencerahan
(enlightenment), baik dalam bidang pemikiran maupun spritual rohani. Pencerahan (enlightenment)
ini mesti dilakukan melalui penjelajahan berbagai pemikiran yang ada sembari melakukan
penyaringan (filter) terhadap segala bentuk pemikiran yang berkembang, sehingga menelorkan
pemikiran bersih, jernih dan bisa diterima oleh semua pihak, baik mereka yang setuju maupun
mereka yang berseberangan dengan dirinya.
MATA
NO PELAJARAN POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
KULIAH
19
15 SYURA 1. Syura dalam pandangan Memberikan
DALAM al-quran dan al-sunnah pemahaman
ISLAM a. Syura dalam tentang syura
perspektif keimanan dalam Islam,
b. Syura dalam sehingga dapat
perspektif sunnah. diterapkan dalam
kehidupan
2. Syura dan demokrasi sehari-hari (baik
2.1.prinsip mayoritas dan dimensi diri,
minoritas dalam syura keluarga,
2.2.syura, studi kasus masyarakat dan
dalam umat manusia)
penerangan uhud
Keberhasilan masyarakat kita di ranah Minang Sumatera Barat dalam menata hubungan
kekeluargaan selama ini sangat ditunjang oleh penerapan nilai-nilai egaliter yang kita warisi dan
tampak jelas dalam hubungan kekerabatan duduk sama rendah dan tegak sama tinggi. Nilai-nilai
adat kita yang bersendikan syara’ senantiasa mengutamakan pendekatan manusiawi dengan selalu
memandang manusia menurut fithrah kesuciannya baik secara individu maupun kelompok
masyarakat, yang disadari sesungguhnya memiliki segala kelebihan dan kekurangannnya, dengan
mengakui martabat (‘izzah) dan harga diri masing-masing. Hal ini dimungkinkan karena sejak awal
telah tertanam pendidikan dengan aqidah agama dan ajaran tauhid yang berbuah pada akhlaq sebagai
intisari dari kandungan Kitabullah.
MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
16 KEWASPADA 1. Ma’na kewaspadaan Membina 1. Intelijen dalam qur’an
20
AN UMAT menurut al-qur’an dan al- kesadaran akan dan da’wah
ISLAM (1) sunnah kewaspadaan Rasulullah/rahnip
(9 jam) 2. Macam-macam umat terhadap 2. Talmud dan ambisi
kewaspadaan dan kontra tantangan Yahudi/zhafrul Islam
kewaspadaan (eksternal khan
3. Hakikat ancaman dan maupun 3. Israel dan isyarat
hambatan internal), dalam kitab suci Al-
4. Cara menjaga amanah sehingga Quran/Dr. Ali Akbar
5. Tujuan kewaspadaan umat terproses suatu 4. Leadership Rasululah
6. Kemanusiaan dan lingkar disiplin SAW dalam
kerja kewaspadaan umat. masyarakat kemiliteran/Kapten
dalam H. Samiun Tammimi.
mengemban 5. Mencaari modus
amanah da’wah vivendi umat
beragama di
Indonesia/M. Natsir
7. Amal kewaspadaan: Mampu 6. Dasar-dasar ilmu
penelitian, penyelidikan, menghadapi da’wah/Abd. Karim
pengamanan, tantangan Zaidan
penggalangan dan perorangan 7. Siapakah
pelaporan hasil ataupun thaghut?/Hamdan
8. Studi kasus tingkat eskalasi kelompok untuk Muhammad
zionisme, kristianisme, ketinggian syi’ar 8. Mengapa umat Islam
komunisme, sosialisme, kalimah tauhid dilanda perpecahan /
liberalisme, sekurelisme, Imam Munawwir
sinkretisme, dan 9. Kebangkitan Islam
nasionalisme. dan tantangan yang
9. Studi kasus intern umat dihadapi dari masa ke
Islam. Merintis, membina, masa/Imam
menggalang mengevaluasi, Munawwir.
dan mengorganisasi sistem
kewaspadaan umat.
10. Hikmah kewaspadaan
umat dalam pembinaan
dan pengembangan
da’wah Islamiyah
Semua nilai-nilai itu akan selalu terpelihara baik, selama prinsip saling menghargai satu sama
lain, dan saling menghormati ditengah perbedaan-perbedaan pendapat yang berkembang harus
selalu dipelihara bahkan selalu ditingkatkan dalam hubungan kesaudaraan yang bersih dan ikhlas.
Karena basilang kayu dalam tungku di sinan api mangko nyo hiduik. Dari sisi ini pula kita bisa
mengamalkan ikatan ibadah sebagai mata rantai penyerahan diri kepada Allah dalam arti tawakkal
secara benar.
Maka sangatlah susah memungkiri bahwa sebenarnya nilai budaya Adat basandi syara’ dan
syara’ basandi Kitabullah di Minangkabau sejak lama telah menjadi dasar utama dalam kehidupan
berdemokrasi yang tumbuh dengan subur dan berkembang ditengah masyarakat Sumatera Barat.
Demikian pula kedudukan pemimpin di tengah masyarakatnya hanyalah karena di dahulukan
selangkah dan di tinggikan seranting. Ikatan itu bertambah kokoh dengan ikatan saling tolong
menolong, bantu membantu dengan moril dan buah pikiran yang berfaedah, sebab pemimpin harus
memperbanyak lawan ba iyo (musyawarah) dengan melipat gandakan teman berunding.
Apabila kaedah musyawarah melemah, akan terasa sempit dunia ini, karena kemungkinan
akan tumbuh sikap saling dengki mendengki, halang menghalangi penuh curiga yang dapat
berkembang menjadi fitnah dan lahirlah kebinasaan dan kehancuran. Selanjutnya memupuk sikap
musyawarah dan taawun dengan keyakinan bahwa Allah Yang Maha Rahman akan selalu melindungi
dan membukakan pintu berkah-Nya dari langit dan dari bumi akan menjadi kekuatan ampuh
21
masyarakat dan pemerintah membangun kepercayaan dari rakyat banyak. Inilah inti reformasi yang
dituju dalam membangun Sumatera Barat baru abad ini.
Kita dapat mengamati bahwa dalam proses globalisasi ini, hanya produk yang mampu
bersaing pada tingkat dunia yang akan memenangkan persaingan besar dengan spesifikasi
utamanya unsur "kepercayaan" (trust). Maka syarak bersendi kitabullah (agama Islam), menetapkan
tesis kesejarahan pada setiap saat dan tempat (wa tilka al-ayyamu nudawilu-haa baina an-naas). Setiap ajaran
Islam, mampu memberikan jalan keluar (solusi) terhadap problematika sosial umat manusia, dia
berada dalam hati manusia yang mampu menangkap tanda-tanda zaman perubahan sosial, politik
dan ekonomi di sekitarnya. Kemampuan kita tanda tanda-tanda zaman -- perubahan sosial, politik
dan ekonomi tersebut --, adalah menjadi bukti bahwa kita termasuk kelompok orang-orang beriman.
Apatisme dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi, akan membawa kepada penilaian
selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan
ekonomi yang selalu mengalami perubahan hanya bisa diatasi dan dihilangkan dengan,
• mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
• jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
• apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
• jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.
Keempat konsep ini adalah amanat dari ajaran adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah
(agama Islam), agar memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia
luar dan disekitarnya. Sikap hidup menjemput bola, menjadi sikap hidup sesuai adat Minangkabau
(ABSSBK) dan ajaran Islam. Mengantisipasi selemah-lemah iman yang menjadi kata-kata kunci
perubahan sosial, politik dan ekonomi yang diinginkan oleh agama Islam melalui tiga cara hidup ,
yakni,
1. bantu dirimu sendiri (self help),
2. bantu orang lain (self less help),
3. saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),
Ketiga konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk tidak tergantung kepada orang lain,
karena ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana oleh yang menjadi tempat
bergayut itu. Inilah peran utama adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang
tampak didalam pembentukan karakter (character building) anak nagari. Tentu saja melalui jalur
pendidikan.
Tujuan umum dari materi ini adalah agar siswa, para pelajar (penuntut) di Minangkabau, Sumbar
memiliki aqidah tauhid yg mantap, istiqamah melaksanakan ibadah dengan benar, amar makruf
nahi mungkar , sehingga berakhlaq mulia.
No TOPIK HASIL YG AYAT UTAMA/ HADIS METODE
DIHARAPKAN
1 Pengertian Siswa, para pelajar Berikan contoh
Aqidah dan (penuntut) di memelihara aqidah
cara Minangkabau, yg mantap, dan
memelihara nya Sumbar memahami contoh manfaat nya
bahwa manusia dalam kehidupan
harus memelihara nyata
tali ikatan
(perjanjian) dengan
Allah yang Esa,
untuk selalu patuh
melaksanakan
perintah Allah
22
2 Pemahaman Timbul keyakinan Berikan alasan dan
dan penuh terhadap contoh untuk
penghayatan rukun iman dalam meyakini rukun
tentang rukun diri siswa, para iman
iman pelajar (penuntut) di
Minangkabau,
Sumbar
3 Konsekwensi Keyakinan terhadap Berikan contoh cara
dari beriman rukun iman akan mengamalkannya
terhadap ke 6 dijadikan siswa, para dalam kehidupan
rukun iman pelajar (penuntut) di sehari-hari
dalam Minangkabau,
kehidupan Sumbar sebagai
sehari-hari dasar dalam
menetapkan konsep-
konsep
kehidupannya
23
6 Pemahaman Timbul kesadaran Berikan contoh
dan siswa, para pelajar bahwa seluruh
penghayatan (penuntut) di gerak gerik
terhadap Minangkabau, dimonitor Allah
makhluk Sumbar bahwa (Vidio caset, VCD,
gaib(malaikat seluruh aktivitas dll)
dan syaitan) kehidupan manusia
di dunia ini selalu
dibawah pengawas
Allah dan
petugasnya(malaikat
) Di lain pihak harus
selalu waspada
terhadap perbuatan
syaitan
24
1 Pengertian Timbul kesadaran Yakinkan
ibadah secara penuh dalam diri bahwatujuan hidup
umum, dan siswa, para pelajar muslim hanya
garis besar (penuntut) di beribadah. Beri
ibadah(madhah Minangkabau, contoh manfaat
dan ghairu Sumbar , bahwa beribadah bagi
madhah) tujuan hidup kehidupan nyata
manusia adalah
untuk beribadah
kepada Allah
25
5 Binbingan Siswa, para pelajar Praktekkan, dan
shalat (penuntut) di beri contoh manfaat
berjama’ah, Minangkabau, macam-macam
jamak,jamak Sumbar mampu shalat tsb bagi
kasar dan shalat melaksanakan shalat kehidupan nyata
sunat, serta berjama’ah,
manfaatnya jamak,jamak kasar
dan shalat sunat,
serta mengetahui
manfaatnya
26
7 Binbingan dan Siswa, para pelajar Baca ayat dan
menganalisis (penuntut) di terjemahannya
serta Minangkabau, Minta siswa, para
memahami Sumbar memahami pelajar (penuntut)
ayat-ayat yang tentang fungsi hidup di Minangkabau,
berkaitan seorang muslim Sumbar
dengan fungsi adalah rahmat bagi menganalisis
hidup muslim sekalian alam Simpulkan bhw
sebagai fungsi hidup
rahmatan adalah rahmatan
lil’alamin lil’alamin
27