Anda di halaman 1dari 27

MATA PELAJARAN BUDAYA MINANGKABAU

SEBAGAI UPAYA PELAKSANAAN ADAT BASANDI SYARA’,


SYARA’ BASANDI KITABULLAH

Oleh;
H. Mas’oed Abidin
Direktur PPIM Sumbar
‫بسم ال الرحمن الرحيم‬

‫ مخلصين له الدين ولو كره‬،‫ ل إله إل ال ول نعبد إل إياه‬، ‫الحمد ل حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه‬
‫ وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى ال عليه وسلم واله‬،‫ وأزكى صلوات ال على سيدنا وإمامنا‬.‫الكافرون‬
،،،،، ‫ أما بعد‬.‫ ومن سار على ربهم إلى يوم الدين‬،‫ورضي ال عن أصحابه‬

Segala puji diperuntukkan kepada Allah S.W.T. Selawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW.
Kepada beliau telah diberikan wahyu, yang mengajar berbagai program ilmu, meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam aspek-aspek tertentu mengenai Islam dan kehidupan.

MUKADIMAH
Para pemuda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa. Mereka wajib diberi amanah
peran pelopor perubahan (agent of changes), dengan bekal utama adalah keyakinan dan keimanan
kepada Allah SWT dan hidup beradat. Di Ranah Minang di Sumatera Barat ini, peran pendidikan
dan dakwah menyadarkan masyarakat akan peran mereka dalam membentuk dan meningkatkan
harkat diri mereka sendiri.

ْ‫ن اللّهَ ل يُغَيّرُ مَا ِبقَوْ ٍم حَتّى يُغَيّرُوا مَا ِبأَ ْنفُسِ ِهم‬
ّ ِ‫إ‬
"Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga kaum itu sendiri yang berusaha merobah
sikap mereka sendiri." (QS.13, ar Ra’d : 11)
Kenyataan sosial penduduk mestilah dengan mengakui keberadaannya, menjunjung tinggi
puncak-puncak kebudayaan mereka. Disamping menyadarkan masyarakat akan potensi besar yang
dimiliki, untuk kemudian mendorong masyarakatnya kepada satu bentuk kehidupan yang
bertanggung jawab. Sangat salah memberikan penilaian bahwa masyarakat bawah selalu tertinggal
dibelakang, tidak mengenal perubahan, ketinggalan zaman sehingga tidak perlu diikut sertakan
dalam segala kegiatan-kegiatan bersama, seakan masyarakat tersebut senantiasa mesti hidup
dibawah kendali orang lain, harus disantuni dengan rasa belas kasihan, serta selalu tergantung
kepada pihak lain. Disinilah peran dakwah agama, agar masyarakat dapat digerakkan menyadari
keberadaan mereka, sehingga penduduk siap menerima setiap perubahan yang memang perlu
mereka peroleh. Dengan demikian, dakwah agama – ISLAM -- menjadikan masyarakat hidup
bermartabat dengan nilai-nilai budaya mereka yang luhur, kemudian mengikat mereka dengan satu
keyakinan agama yang hanif kuat dan dinamis.

َ‫ن الْمُشْرِكِين‬
َ ِ‫ن حَنِيفًا وَل تَكُو َننّ م‬
ِ ‫ك لِلدّي‬
َ ‫َوَأنْ َأقِمْ َوجْ َه‬
“Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.10, Yunus : 105)

Berperilaku taqwa, adalah memiliki akhlaqul karimah yang menjadi puncak dari kemuliaan
perangai manusia. Basis akhlaq adalah tauhid, jihad, redha dengan ketentuan Allah, mengikut Rasul,
dan tidak fasad dalam hidup duniawi. Untuk tugas itu Rasulullah SAW di utus, “Innama bu’istu li
utammima makarimul akhlaq (al Hadist).

1
TUNTUNAN AKHLAQ
DALAM ADAT BASANDI SYARA', SYARA' BASANDI KITABULLAH (AJARAN ISLAM)

Ajaran Islam sangat banyak memberikan dorongan kepada sikap-sikap untuk maju. Kemajuan
materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlaq manusia yang menggenggam materi tersebut. Akhlaq
adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari Khalik Maha Pencipta. Adalah satu
kenyataan belaka bahwa makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta. Akhlaq
adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khaliknya. Menjadi parameter menilai
sempurna atau tidaknya ihsan Muslim itu. Melaksanakan agama sama artinya dengan ber akhlaq
sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama bukanlah sebuah beban, melainkan adalah
sebuah identitas (cirri, shibgah). Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan
manusia dari nilai-nilai agama (seperti free of values yang banyak dipahami oleh masyarakat
liberalistik) akan berakibat bahwa makhluk manusia menjadi makhluk yang tidak punya makna.
Dengan demikian, semestinya agama harus dilihat sebagai satu keperluan utama.

Ajakan Rasulullah SAW, agar "jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya, atau belajar
(muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an)", adalah anak kunci kemajuan peradaban manusia
(hadharah, civilisasi), mampu menjawab perubahan zaman, jika selalu diingat bahwa dibelakangnya
ada satu peringatan keras, "sekali jangan kamu menjadi kelompok keempat", yakni tidak mengikuti
aktifitas keilmuan, yaitu "tidak mengajar, enggan belajar, malas mendengar". Rasulullah SAW
menyebutkan satu tugas risalahnya sebagai “Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang
mulia” (al Hadist). Pentingnya akhlaq di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) “innama umamul
akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu”, yang di artikan, “tegak rumah karena
sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya bangsa karena berbudi, budi hancur luluhlah bangsa”.
Masyarakat Minangkabau dengan falsafah “adat basabdi syarak, syarak basandi kitabullah”, sangat
banyak menampilkan pepatah, pribahasa yang mengandung ajaran tentang akhlaq ini. Seperti
disebutkan, “Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso”, atau “Bahaso
manunjuakkan banso” artinya bahasa menunjukkan bangsa, yakni baik buruk perangai (akhlaq)
menunjukkan tinggi rendahnya asal keturunan (bangsa). Akhlaq Budi Pekerti, tidak dapat
dilupakan selamanya. Akan selalu hidup dan disebut-sebut, walaupun sipelakunya sudah tiada.
“Utang ameh buliah dibaia, utang budi dibao mati”.

SILABUS HALAQAH SURAU


Melaksanakan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah (Halaqah Islamiyah)
Sasaran : Anak Nagari (Sebagai Tahap Awal Mempelajari Dasar-dasar Islam)
Bobot halaqah : Halaqah dapat dilaksanakan beberapa tingkatan dengan intensif;
i) Tipe 1 : 7 hari = 66 jam
ii) Tipe 2 : berkala (sabtu/ahad) = 6-11 jam selama 1 ½ - 3 bulan
iii) Tipe 3 : khusus tiap pekan 1x2 jam selama 8 bulan.
Tujuan : Membentuk akhlaq umat (domein ruhiyyah) ;
1) Terbinanya pribadi muslim yang utuh memahami, meyakini dan
menetapkan aqidah dan ibadah Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2) Proses kaderisasi anak nagari dari berbagai kalangan penuntut di
Minangkabau, Sumbar yang tinggal di tengah kampung dan nagari dengan
basis surau.
3) Terwujudnya pembinaan generasi pelanjut di Minangkabau, yang mampu
mengemban amanah risalah da’wah Islamiyah, sebagaimana yang telah
digariskan di dalam Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (ABS-
SBK).
4) Terbentuknya watak anak nagari di Minangkabau yang memiliki wawasan
Islam, yang mempunyai tanggung jawab risalah dan watak
perikemanusiaan (wazhifah insaniah).
5) Terbinanya kesadaran dikalangan pelajar, mahasiswa, para pelajar di
Minangkabau, Sumbar , dan cendikiawan dalam mengemban tugas-tugas
risalah da’wah khususnya dalam pengembangan potensi yang dimilikinya.
NO MATA POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
PELAJARAN
2
KULIAH /
WAKTU
1 AQIDAH 1. Muqadimah Memahami, 1. Alquran al Karim dan
(17 jam) 1.1 Urgensi da’wah meyakini, dan terjemahannya
Islamiyah sebagai menerapkan 2. Tafisr Al Azhar, Buya
tanggung jawab aqidah dan Hamka.
bersama umat Islam ibadah Islam 3. Al-furqan tafsir al-
1.2 Masalah da’wah sebagai mabda’, Quran/ A. Hassan.
Islamiyah minhaj, dan 4. Kitab-Kitab Hadist
1.3 Penjelasan garis besar ghayah dalam Shabih al-Bhukari
kurikulum dan silabus sistem kehidupan 5. Shahih al-muslim
halaqah Islamiyah sehari-hari. 6. Syarkh hadits Arba’in
2. Ta’rif “kebenaran” al Nawawiyah/Daqiq
2.1 Fitrah manusia al-Id
senantiasa cenderung 7. Syakhsyiyyat al-
mencari “kebenaran” Muslim/Dr. Mohd.
2.2 Ketoda mencapai Aly al-Hasyimy.
“kebenaran”, yang 8. Wahyu al-
diterjemahkan didalam Muhammady/R.
kaedah adat basandi Ridha.
syara' dan syarak 9. Aqidah Islam/Sayyid
basandi Kitabullah Sabiq.
(ABS-SBK). 10. Al Islam fi Hayati al-
3. Fitrah kebutuhan manusia Muslim/Dr. Muhd,
terhadap agama (din al-haq) Al-Bahy.
4. Studi tentang paham anti 11. Filsafat Agama/HM.
Tuhan dan Islam menjawab Rasyidi.
tantangan (isme-isme)
zaman.
5. Studi perbandingan agama.

IMAN KEPADA ALLAH

6. Bukti ilamiah dan naqliyah


tentang adanya Allah 12. Tauhid Membina
7. Hakikat dan ma’la al- Pribadi Muslim/ St.
syahadata in (al-mahabbah, Manshur
al-ridha, dan al-shibghah) 13. Kuliah Tauhid/M.I.
7.1 Indikator tawhid dan Abdurahim
syirk 14. Aqidah/Malik Ahmad
7.2 Indikator mu’min,
muslim muhsin.
7.3 Indikator kafir, munafik,
fasik, zalim.
7.4 Indikator riya’ dan
ikhlas.
7.5 Nawaqidh al-
syahadatain.
8. Konsekuensi syahadatain:
al-Furqan
9. Hakikat din al-Islam : Islam
sebagai pandangan hidup.

10. Muhammad Rasulullah: Al-


Quran dan Sunnah Rasul 15. Dustur al-Akhlaq fil al-
sebagai pedoman hidup. Qur’an/Dr. Abdullah
3
11. Ikhtisar arkan al-Iman: Darraz
penjelasan hari Qiyamat 16. Min Akhalaq al-
sebagai medan pertanggung Naby/Dr. Ahmad
jawaban umat manusia Muhammad Al-Nufy
kepada Allah Maha 17. Af’al al-Insan bain al-
Pencipta. Jabari wal
12. Metoda memahami taqdir Ikhtiyar/Abdullah
(nisbah : shabar, ikhtiyar, dan Nashih Ulwan
tawakkal)

Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu hambar dan
gersang manakala keperluan ruhanik (immaterial, spirituil) tidak diperhatikan. Selalu akan tampak
bahwa manusia tanpa agama sama saja dengan makhluk yang bukan manusia. Perikehidupan tanpa
bimbingan agama, artinya sama dengan peri kehidupan tidak berperikemanusiaan. Para Nabi dan
Rasul yang diutus kepada manusia bertugas memberikan tuntunan akhlaq dalam semua prilaku
kehidupan. Rujukan dari tuntunan akhlaq adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang terdapat
pada semua kitabsuci samawi menekankan kepada terpeliharanya adab pergaulan antar manusia
dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud selalu di ikat dengan hubungan kasih
(mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah.

T
untunan akhlaq dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada seluruh tingkat
pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata dalam bentuk prilaku, contoh dan uswah
yang ditinggalkan Rasulullah SAW, sesuai firman Allah menyebutkan,

‫سنَ ٌة لِمَنْ كَانَ يَ ْرجُو اللّهَ وَالْيَوْ َم الْآخِرَ وَ َذكَرَ اللّهَ كَثِيرًا‬
َ َ‫ن لَكُ ْم فِي رَسُولِ اللّ ِه أُسْوَ ٌة ح‬
َ ‫َلقَدْ كَا‬
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu
bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
(QS.33, al Ahzab : 21).

Meluasnya kemelut sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi Negara, ikut menghantui umat
terhadap malapetaka politik, moral, ekonomi, informasi dan budaya yang dipicu oleh kemerosotan akhlaq
dan rohaniah individu anggota masyarakat, sedari pemimpin maupun rakyat yang mengikutnya.
Kerusakan akhlaq adalah cerminan kepincangan pembangunan keperibadian (syahsiah) yang padu dan
saling berkaitan antara sisi-sisi mental, sosial, fisik, emosi dalam satu tatanan kehidupan anak nagari,
dan terkait pula dengan lemahnya sistem pendidikan sekular serta mengaburnya pencapaian tujuan
pendidikan oleh para murabbi (guru).

Menghadapi kondisi keumatan yang parah ini, wajib segera dibangun domain-domain
kemanusiaan yang jadi satu dengan gerakan tarbiyyah Islamiyah dan menetapkan domain ruhiah atau
domein rohaniah padu kedalam sistim pendidikan agar kerusakan akhlaq tidak menjadi lebih parah.
Ketika pagar-pagar budaya impoten dan tipisnya penghormatan terhadap pemangku adat, alim
ulama, cerdik pandai suluah bendang, mesti melaksanakan kewajiban utama membuka hati keluarga
dan umat lebih luas, sehingga tubuh yang kasar dapat menerima percikan cahaya Ilahi yang lebih
tinggi, dan manusia sadar bahwa tujuan hidup duniawi hanya alat untuk menuju akhirat yang kekal
abadi. Dapat disimpulkan bahwa lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan tipisnya pemahaman
Islam akan berpengaruh didalam kehidupan. Paham ‘Ashabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti
maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah,
cinta sesama. Di sinilah bermula sumber kehancuran.

SILABUS MATERI DAN METODE PENYAIJAN AKHLAQ,


Berpedoman kepada Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah dengan sasaran umum
agar siswa, para pelajar (penuntut) di Minangkabau, Sumbar memiliki akhlaq yang mulia, dan
menjadikan rasul sebagai teladan utama

No TOPIK HASIL YG AYAT UTAMA/ HADIS METODE


DIHARAPKAN
4
2 Pengertian Dengan ini para ْ‫سنَ ٌة لِ َمن‬
َ َ‫س َوةٌ ح‬
ْ ُ‫ن لَكُ ْم فِي رَسُو ِل اللّهِ أ‬
َ ‫َل َقدْ كَا‬ Memberikan contoh
akhlaqulkarimah pelajar (penuntut) di umum akhlaq rasul
‫خرَ َوذَ َك َر اللّهَ َكثِيرًا‬
ِ ‫كَانَ َي ْرجُو اللّهَ وَا ْل َيوْمَ الْآ‬
Minangkabau,
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu
Sumbar tertarik
pada diri Rasulullah itu suri teladan
untuk meneladani yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi
akhlaq rasul dalam orang yang mengharapkan rahmat Allah
berperilaku dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah” (QS.33, al
Ahzab : 21).
َ‫ط ُؤ ْون‬
ِ ‫ َالْ ُم َو‬،‫خلُقًا‬
ُ ‫س ُنهُ ْم‬َ ْ‫أَكْ َملُ ال ُم ْؤ ِم ِن ْينَ ِإيْمَانًا َأح‬
‫ونَ (رواه‬ ْ ‫ َالّ ِذ ْينَ َيأَ ْل ُف ْونَ و ُي ْؤلَ ُف‬،‫أَ ْكنَافًا‬
‫)الطبراني و أبو نعيم‬
Iman orang-orang Mukmin yang paling
sempurna adalah yang paling baik
akhlaknya, lembut perangainya, bersikap
ramah dan disukai pergaulannya
(HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu
Nu’aim dari Ibnu Sa’ad. Albani
menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-
Shaghir).
3 Akhlaq kepada Allah Siswa, para pelajar ‫ع َملًا صَالِحًا‬
َ ْ‫فَ َمنْ كَانَ َيرْجُوا ِلقَاءَ َربّ ِه فَ ْليَعْ َمل‬ Tampilkan contoh-
yg mencakup ikhlas, (penuntut) di contoh dalam
‫حدًا‬
َ ‫ش ِركْ بِ ِعبَا َدةِ َربّهِ َأ‬
ْ ُ‫َولَا ي‬
tawakal, syukur Minangkabau, kehidupan nyata, serta
Barangsiapa mengharap perjumpaan
nikmat, dan malu Sumbar mempunyai apa akibatnya jika tidak
dengan Tuhannya maka hendaklah ia
berbuat salah kepribadian yang mengerjakan amal yang saleh dan berakhlaq
ikhlas, tawakal, janganlah ia mempersekutukan
syukur nikmat, dan seorangpun dalam beribadat kepada
malu berbuat salah Tuhannya" (QS.18, al Kahfi : 110).
ْ‫وَ ِإذْ َتَأ ّذنَ َربّكُمْ َل ِئنْ شَ َك ْرتُمْ َ َل ِز ْي َدنّكُمْ َو َل ِئن‬

ٌ‫ش ِد ْيد‬
َ َ‫عذَابِي ل‬
َ ّ‫َك َفرْتُمْ ِإن‬

4 Akhlaq terhadap Ibu Timbul kesadaran ِ ‫َوقَضَى َر ّبكَ َألّا تَ ْع ُبدُوا ِإلّا ِإيّاهُ َوبِا ْلوَالِ َد ْي‬
‫ن‬ Contoh-contoh dalam
dan Bapak para pelajar di kehidupan nyata serta
‫حدُهُمَا َأوْ ِكلَاهُمَا‬
َ ‫ع ْن َدكَ الْ ِك َبرَ َأ‬
ِ ّ‫ِإحْسَانًا ِإمّا َي ْبلُغَن‬
Sumbar untuk apa akibatnya jika tidak
menjadi anak yang ‫فَلَا َتقُ ْل َلهُمَا ُأفّ َولَا َت ْن َهرْهُمَا َو ُقلْ َلهُمَا َق ْولًا‬ berakhlaq
hormat, patuh, dan )23(‫َكرِيمًا‬
berbakti kepada
ّ َ‫جنَاحَ ال ّذلّ ِمنَ ال ّرحْمَةِ َو ُقلْ ر‬
‫ب‬ َ ‫ض َلهُمَا‬
ْ ِ‫خف‬
ْ ‫وَا‬
orang tua
)24(‫ا ْرحَ ْمهُمَا َكمَا َربّيَانِي صَغِيرًا‬
Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".(QS.17, Israk : 23-24)

5
5 Akhlaq terhadap guru Timbul kesadaran ُ‫جرِ ِم ْثل‬
ْ ‫ِنن ا َل‬
َ ‫َهن م‬
ُ ‫َانن ل‬
َ ‫َنن دَعَا إلى ُهدًى ك‬
ْ ‫م‬ Memberikan contoh-
dan orang yang lebih para penuntut di contoh dalam
tua Minangkabau, ْ‫ج ْورِهِ م‬
ُ ‫جوْرِ مَ نِ ا ّتبَ َع هُ لَ َي ْنقُ صُ َذلِ كَ مِ نْ ُأ‬
ُ ‫ُأ‬ kehidupan nyata serta
untuk senantiasa apa akibatnya jika tidak
)‫(رواه مسلم و أصحاب السنن‬ .‫ش ْيئًا‬
َ
menghargai dan berakhlaq
menghormati guru Artinya, “Barangsiapa yang menyeru
dan orang yang lebih kepada hidayah Allah, mereka akan
tua memperoleh pahala seperti pahala orang
yang mengikutinya. Tidak berkurang
sedikitpun.” (al Hadist Riwayat Muslim
dan Ash-habus Sunan).
Kamanakan barajo ka Mamak,
Mamak barajo ka Pangulu,
Pangulu barajo ka mupakaik,
Mupakaik barajo ka nan bana,
Nan bana ba-diri sandirinyo.
،َ‫جلّ َك ِب ْيرَنا‬
ِ ‫لَي ـسَ مِ نْ أُمّتِي مَ نْ ُي‬
‫ن لِعَالِمِنَنا‬
ْ ‫ وَ يَ ْعرِف‬،‫ن ِغ ْي َرنَا‬
َ‫نص‬
ْ ‫وَ َي ْرحَم‬
)‫(رواه أحمد‬
Tidak terbilang masuk kedalam umatku
– yakni umat Muhammad SAW –
barang siapa yang tidak menghormati
yang tua, dan tidak menyayangi yang
muda, dan juga yang tidak mau arif
mengikuti nasehat dari kalangan
berilmu” (HR. Ahmad, Dalam sebuah
hadist dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah
SAW bersabda, “laisa min umati man lam
yajilla kabirana, wa yarham shaghirana, wa
ya’rif li’alimina”, (HR.Ahmad, dengan
sanad baik, sebagaimana disebutkan oleh
al Munzhiri dalam al Munthaqa (1322) dan
Haitsami (8/78).

6 Akhlaq terhadap Timbul kesadaran ‫ لَ َي ْرحَمُهُن الُ (متففق‬،َ‫مَن ْن لَ َي ْرحَمُن النّاسن‬ Contoh-contoh dalam
sesama besar dan yang siswa (penuntut) di kehidupan nyata serta
lebih muda untuk senantiasa )‫عليه‬ apa akibatnya jika tidak
saling menghargai Yang tidak mnyayangi manusia tak akan berakhlaq
sesama besar dan disayangi oleh Allah (al Hadist)
menyayangi yg lebih
muda ‫ن فِي‬
ْ َ‫ ِا ْرحَ ُموْا م‬،ُ‫الرّاحِ ُموْ نَ َي ْرحَ ُمهُ مُ ال ّرحْمَ ن‬

‫السنمَاءِ (رواه‬
ّ ‫َنن فِى‬
ْ ‫ُمن الُ م‬
ُ ‫ْضن َي ْرحَمْك‬
ِ ‫ا َلر‬

)‫أبوداود‬
Yang penyayang dikasihi oleh Yang
Maha Pengasih, maka sayangilah
penduduk bumi agar kasih kepadamu
)yang ada dilangit (al Hadist

7 Akhlaq terhadap lawan Timbul kesadaran ‫ و إنّ الَ تَعَالَى‬،ٌ‫ض َرة‬


ِ ‫خ‬
َ ‫ح ْلوَ ٌة‬
ُ ‫إنّ ال ّد ْنيَا‬ Memberikan contoh-
jenis siswa, para pelajar contoh dalam
‫ فَاتّقُوا‬،َ‫ظرُ َكيْفَ تَعْ َمُل ْون‬
ُ ْ‫ َف َين‬،‫س َتخِْلفُكُ ْم ِف ْيهَا‬
ْ ُ‫م‬
(penuntut) di kehidupan nyata serta
Minangkabau, َ‫ و ا ّتقُوا النّسَاء‬،‫!ال ّد ْنيَا‬ apa akibatnya jika tidak
Sumbar untuk Sesungguhnya dunia itu lezat dan berakhlaq
memelihara diri agar menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah
tidak mendekati zina SWT menjadikan kalian sebagai khalifah
diatas bumi. Kemudian DIA melihat
dan berupaya bagaimana kalian bekerja. Takutilah
menjauhnya dunia, dan berhati-hatilah dalam
menjaga hak-hak kaum perempuan.( HR.
Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq dari
Abu Sa’id al Khudri (2742).

6
8 Akhlaq terhadap Siswa, para pelajar َ‫ و‬،َ‫لة‬
َ‫ص‬ّ ‫ وَ تُ ِقيْمُ ال‬،‫ش ْيئًا‬
َ ِ‫ش ِركْ بِه‬
ْ ُ‫تَ ْع ُبدَ الَ وَلَ ت‬ Berikan contoh-contoh
tetangga, serta karib (penuntut) di dalam kehidupan nyata
‫صلَ ال ّرحِم‬
ِ ‫ و َت‬،َ‫ُت ْؤتِي الزّكَاة‬
kerabat Minangkabau, serta apa akibatnya jika
mampu bergaul َKamu sembahlah Allah, jangan tidak berakhlaq
dengan masyarakat sekutukan dia dengan sesuatupun,
lingkungannya baik dirikan salat, bayarkan zakat, dan
di rumah, maupun di pertautkan silaturahim (al Hadist).
sekolah

7
9 Akhlaq terhadap orang Siswa, para pelajar di َ‫خ ِرجَتْ لِلنّاسِ َتأْ ُم ُر ْون‬
ْ ‫خيْرَ ُأمّةٍ ُأ‬
َ ْ‫ُك ْنتُم‬ Berikan contoh-contoh
yg berbeda agama Minangkabau, dalam kehidupan nyata
Sumbar menyadari َ‫عنِ ال ُمنْ َكرِ و ُتؤْ ِم ُن ْون‬
َ َ‫بِالْمَ ْع ُروْفِ و َت ْن َهوْن‬ serta apa akibatnya jika
bahwa manusia tidak berakhlaq
ْ‫خيْرًا ّلهُم‬
َ َ‫ب لَكَان‬
ِ ‫ َو َلوْ آ َمنَ أَ ْهلُ الْ ِكتَا‬.ِ‫بِال‬
berkewajiban saling
menghargai tapi َ‫س ُق ْون‬
ِ ‫ِم ْنهُمْ ا ْل ُمؤْ ِم ُن ْونَ وَ أَ ْك َثرُهُمُ ا ْلفَا‬
tidak kompromi
Kamu adalah umat yang terbaik yang
dalam aqidah
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; di antara
mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik. (QS.3,Al-Imran:110).
‫ن‬
ْ ‫ إِن‬،ِ‫ن النّاسن‬
َ ‫ أَنَنا مَع‬:ُ‫لَ تَ ُك ْو ُنوْا إمّ َعةً َي ُق ْول‬
ْ‫ لَكِ ن‬،ُ‫ و إ نْ أ سَاءُوا أسأْت‬،ُ‫سنْت‬
َ ْ‫س ُنوْا َأح‬
َ ْ‫َأح‬
،‫سنُوا‬
ِ ْ‫سنَ النّاسُ أنْ ُتح‬
َ ْ‫طنُوا أ ْنفُسَكُمْ إنْ أح‬
ّ ‫َو‬
)‫ (رواه الترمذي‬.‫ظلِمُوا‬
ْ ‫و إن أسَاءُوا أَلّ َت‬
Janganlah kalian menjadi seperti
bunglon yang berkata, aku bersama
orang-orang, jika mereka baik, maka
akupun baik pula. Dan jika mereka
buruk akhlaknya, maka akhlakku
pun buruk pula. Akan tetapi
tanamkanlah sikap pada diri kalian; jika
mereka baik, hendkalah kalian baik; dan
jika mereka buruk akhlaknya, maka
janganlah kalian berbuat dzalim.(HR.
Imam Tirmidzi (2008), dia berkata hadist
Hasan Gharib)
‫ْمن‬
ٍ ‫ِنن قَو‬
ْ ‫ْمن م‬
ٌ ‫َسنخَ ْر َقو‬
ْ ‫ْنن آ َمنُوا لَ ي‬
َ ‫َيَأيّهَا اّل ِذي‬

ْ‫خ ْيرًا ِم ْنهُ مْ وَلَ نِ سَاءٌ مِ ن‬


َ ‫عَ سَى أَ نْ يَ ُك ْونُوا‬

َ‫خ ْيرًا ِم ْنهُنّن وَل‬


َ ‫ن يَ ُكوْنّن‬
ْ ‫نِسنَاءٍ عَسنَى أَن‬

‫ْسن‬
َ ‫ن ِبئ‬
ِ ‫ُسنكُمْ وَلَ َتنَابَزُوا ِباْ َل ْلقَاب‬
َ ‫َتلْ ِمزُوا َأ ْنف‬

‫ُبن‬
ْ ‫َمن َيت‬
ْ ‫َنن ل‬
ْ ‫َانن َوم‬
ِ ‫ُسن ْوقُ بِ ْعدَ اْ ِل ْيم‬
ُ ‫ِسنمُ ا ْلف‬
ْ ‫ال‬

.َ‫َفُأوْ َل ِئكَ هُ ُم الظّالِ ُم ْون‬


“ Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-
olok) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim.” (QS.al Hujurat :
11).
ّ‫طيّبٌ ُيحِب‬
َ ‫ َو‬،َ‫جمَال‬
َ ‫ج ِم ْيلٌ ُيحِبّ ا ْل‬
َ ‫ل‬
َ ‫ِإنّ ا‬

ْ‫ظ ُفوْا َأ ْف ِنيِتَكُم‬


ّ ‫ فَ َن‬،َ‫ َنظِيْفٌ ُيحِبّ ال ّنظَافَة‬،َ‫طيّب‬
ّ ‫ال‬

)‫(رواه الترمذ‬ ِ‫ش ّبهُوا بِال َيهُ ْود‬


َ َ‫وَلَ َتت‬
Artinya, “ Sesungguhnya Allah itu
indah dan menyukai yang keindahan,
baik dan menyukai kebaikan, bersih serta
menyukai kebersihan. Oleh karena itu,
bersihkanlah halaman rumah kalian dan
jangan kalian menyerupai yahudi.” (HR.
Tirmidzi (2800), Perkataan fa nadzafuu
afniyatakum …(hingga akhirnya hadist) ..,
mempunyai jalur yang lain dari Sa’ad
8
10 Akhlaq terhadap Para pelajar ِ‫خ ْيرًا ُيفْ ِقهْ ُه فِى ال ّد ْين‬
َ ‫وَ َمنْ ُيرِدِ الُ ِب ِه‬ Berikan contoh-contoh
lingkungan (tanah, air, (penuntut) di dalam kehidupan nyata
Siapa yang diinginkah Allah mendapat
tumbuhan dan hewan, Minangkabau, serta apa akibatnya jika
serta udara sebagai Sumbar menyadari kebaikan, maka diberi dia keinginan tidak berakhlaq
sumberdaya alam bahwa manusia untuk memahami agama (al Hadist).
untuk kehidupan) berkewajiban َ‫سَأُلكَ الْ َع ْفوَ وَ اْلعَافِيَةَ فِي ِد ْينِي و‬
ْ َ‫الّلهُمّ ِإنّى أ‬
memelihara
sumberdaya alam ْ‫س ُتر‬
ْ ‫ الّلهُمّ ا‬.‫ وَ أَ ْهلِي وَ مَالِي‬،َ‫ُد ْنيَاي‬
(tanah, air, tumbuhan
ْ‫ظنِي ِمن‬
ْ ‫ح َف‬
ْ ‫ وَ ا‬،‫عتِي‬
َ ‫ وَ آ ِمنْ َر ْو‬،‫ع ْو َرتِي‬
َ
dan hewan, serta
udara) karena ْ‫عن‬
َ َ‫عنْ َي ِم ْينِي و‬
َ َ‫ و‬،‫َب ْينِ َي َديّى وَ ِمنْ خَ ْلفِي‬
dibutuhkannya
untuk hidup ْ‫ع ْو ُذ ِبكَ ِمنْ َأن‬
ُ ‫ وَ َأ‬،‫ن َف ْوقِي‬
ْ ‫ وَ ِم‬،‫شمَالِي‬
ِ

)‫ (رواه البزار‬.‫حتِي‬
ْ ‫غتَالَ ِمنْ َت‬
ْ ‫ُأ‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku ini
meminta ampunan dan kesehatan
kepada-MU dalam agama dan duniaku,
keluarga dan hartaku.. Ya Allah,
tutupilah auratku, berilah keamanan
kepada kekuatanku, dan jagalah diriku
dari depan dan belakangku, dan dari
samping kanan dan kiri serta dari atasku.
Dan aku berlindung kepada-MU jika ada
yang hendak merusak (membunuh) dari
bawahku.” (HR. Bazzar dari Ibnu Abbas
ini menurut Haitsami (10/175) terdapat
perawi yang lemah, sebagai disebutkan
juga didalam Shahih al Jami’ ash-Shaghir,
hal.1274.).
َ‫خَلقَ السّ َموَاتِ وَا ْلَأرْضَ وََأ ْن َزلَ ِمن‬
َ ‫اللّهُ اّلذِي‬
ْ‫خرَجَ بِهِ ِمنَ الثّ َمرَاتِ ِرزْقًا لَكُم‬
ْ ‫السّمَاءِ مَاءً فَ َأ‬
َ‫خر‬
ّ‫س‬َ َ‫حرِ ِبأَ ْم ِرهِ و‬
ْ ‫ي فِي ا ْل َب‬
َ ِ‫جر‬
ْ ‫خرَ لَكُمُ ا ْل ُف ْلكَ لِ َت‬
ّ‫س‬َ َ‫و‬
َ‫خرَ لَكُمُ الشّمْسَ وَا ْلقَ َمر‬
ّ‫س‬َ َ‫) و‬32(َ‫لَكُمُ ا ْلأَ ْنهَار‬
)33(َ‫سخّ َر لَكُ ُم الّل ْيلَ وَال ّنهَار‬
َ ‫دَا ِئ َب ْينِ َو‬
Allah-lah yang telah menciptakan langit
dan bumi dan menurunkan air hujan
dari langit, kemudian Dia mengeluarkan
dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia
telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-
sungai.
Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan
siang.(QS.14, Ibrahim : 32-33)
‫ط ِريّا‬
َ ‫حرَ ِلتَأْ ُكلُوا ِم ْن ُه َلحْمًا‬
ْ ‫سخّرَ ا ْل َب‬
َ ‫وَ ُهوَ اّلذِي‬
َ‫ح ْليَةً َت ْلبَسُو َنهَا َو َترَى ا ْل ُف ْلك‬
ِ ‫س َتخْ ِرجُوا ِمنْ ُه‬
ْ َ‫َوت‬
َ‫ضلِهِ َولَ َعلّكُمْ تَشْ ُكرُون‬
ْ ‫ن َف‬
ْ ‫خ َر فِيهِ َوِل َت ْبتَغُوا ِم‬
ِ ‫َموَا‬
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan
lautan (untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang
segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu
pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan
supaya kamu bersyukur. (QS.16, an Nahl
: 14).
َ‫ِعن السّنّيئَةَ ا ْلحَسَننَة‬
ِ ‫ و َأ ْتب‬،َ‫ح ْيثُمَا ُكنْتن‬
َ َ‫ِاتّق ِن ال‬

ٍ‫سن‬
َ َ‫خُلقٍ ح‬
ُ ‫ وَ خَا ِلقِ النّاسَ ِب‬،‫حهَا‬
ُ ‫تَ ْم‬
Bertaqwalah kepada Allah dengan benar,
dan balaslah keburukan dengan kebaikan,
berperangailah kepada sesama manusia
dengan akhlaq yang baik (al Hadist).

9
Rasulullah SAW selalu berdo’a sebagaimana disampaikan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah R
’anha,
“allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa syaqqa ‘alaihim fasy-quq ‘alaihi, wa
man waliya min amri umatiy syay-an far-faqa bihim, far-fuq bihi”,
Artinya, “Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku, lalu ia mempersulit mereka,
maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu mengasihi mereka, maka kasihanilah ia”
(HR.Shahih Muslim).

ADIL ADALAH PAKAIAN SETIAP PEMIMPIN


Adil, adalah ciri taqwa. Konsep ini bukan semata teologis, melainkan sangat humanis
universal. Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin pemegang tampuk kekuasaan yang
melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin yang sangat dicela. Rasulullah SAW
memperingatkan, “maa min waa-lin yaliy ra’iyyah minal-Muslimin, fa yamuutu wa huwa gaasy-
syun lahum, illa harrama-Allahu ‘alaihil-jannah”, artinya, “Tidak seorangpun yang diberi amanat
oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (kaum Muslimin), lalu ia mati dalam keadaan menipu
mereka, kecuali Allah mengharamkan baginya sorga (tidak akan masuk sorga)” (HR.Muttafaqun
‘alaihi dari Abi Ya’la (Ma’qal) bin Yasar RA).
Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata,
“ wa innamal Imamu junnatun, yuqaatalu min waraa-ihi wa yuttaqaa bihi, Fa-in amara bi
taqwa-Allahi wa ‘adala fa-inna lahu bi-dzalika ajran. Wa in qaala bi ghairihii fa-inna ‘alaihi
minhu”,
Artinya, “Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai. Dibelakang perisai itulah rakyat berjuang.
Maka apabila ia (pemimpin) menyuruh kepada ketaqwaan terhadap Allah dan berlaku adil, maka ia akan
mendapat pahala dari perintah dan sikap adilnya itu. Tetapi bila ia menyuruh selain dari itu (taqwa), maka ia
akan mendapat siksa karenanya” (HR.Muttafaq ‘alaihi, dari Abi Hurairah RA).
Dengan sikap tawadhu’ (merendah demi kepentingan umat karena taqwa kepada Allah) akan
terlihat keadilan seorang pemimpin. Arogansi pemaksaan kehendak. akan membawa kepada
kehancuran. Konsekwensinya adalah,
“as-sam’u wat-tha’ah ‘ala-al-mar-il Muslim fii ma ahabba wa kariha, maa lam yukmar
bima’shiyatin, fa idzaa umira bi-ma’shiyatin, fa-laa sam’a wa laa thaa’ah”,
Artinya “Seorang Muslim harus mendengarkan dan menta’ati segala perintah (pemimpinnya) dalam
hal yang ia sukai ataupun yang tidak disukainya, selama ia tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat. Dan
apabila ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka ia (rakyat) tidak dibolehkan untuk mendengarkan atau
menta’ati perintahnya” (HR.Muttafaq ‘alaih dari Ibnu Umar RA).
Sungguh celakalah para pemimpin yang melupakan dan menganggap enteng aspirasi rakyat
banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan, wajiblah di ingat selalu firman Allah;
َ‫حبّ ا ْلمُقْسِطِين‬
ِ ُ‫ن اللّهَ ي‬
ّ ِ‫صلِحُوا َب ْي َن ُهمَا بِا ْلعَدْلِ َوأَقْسِطُوا إ‬
ْ ‫َفَأ‬
“…. maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.Al-Hujurat : 9).

SYARAK (SYARI'AT ISLAM) DIMULAI DENGAN NASEHAT


Nasihat itu ditujukan untuk seluruh manusia. Mencakup seluruh segi kehidupan. Sumbernya
pun jelas. Nasihat yang berpangkal dari Allah (Al Qur'an). Merujuk kepada contoh dan petunjuk
pelaksanaan dari Muhammad Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Sunnah Rasul. Mematuhi Allah
berarti mematuhi sunnah Rasulullah. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan. Tidak bisa diingkari
atau ditolak. Dalam satu penjelasannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, “Ad-dien (Syari'at
agama Islam) itu adalah nasehat. (Mau'izhah Hasanah). Kami bertanya, atas dasar apa wahai
Rasulullah?" . Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab .." dari Allah dan dengan Kitabullah
(Al-Qur'an), dan Sunnah Rasul. Kemudian dengan kesepakatan pemimpin-pemimpin umat (dalam
setiap urusan mereka, didunia dan untuk akhirat, berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi” (Al
Hadist).
Dengan patokan ini, para Shahabat ber-baiat kepada Rasulullah agar tegaknya Syari'at Islam
itu dengan sempurna. Diantara isinya, para Shahabat tidak menjadi syirik, atau tidak
mempersekutukan Allah. Tidak melakukan pencurian, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi,
manipulasi dalam bentuk dan kesempatan apapun. Tidak berzina, yang melingkupi kepada
10
pergaulan bebas, sehingga kaburnya batas-batas antara yang boleh dan yang tidak. Terutama dalam
hubungan manusia berlainan jenis. Tidak membunuh anak, baik itu secara penanaman nilai-nilai
fikrah yang tidak agamis. Semuanya dijalankan melalui jalur Nasihat Agama, mencakup syari'at
Islam.
‫سرِقْنَ َولَا َي ْزنِينَ َولَا‬
ْ َ‫ش ْيئًا َولَا ي‬
َ ِ‫ش ِركْنَ بِاللّه‬
ْ ُ‫علَى أَنْ لَا ي‬
َ َ‫يَاَأ ّيهَا ال ّنبِيّ إِذَا جَا َءكَ ا ْل ُمؤْ ِمنَاتُ ُيبَا ِي ْع َنك‬
ْ‫س َتغْ ِفر‬
ْ ‫جِلهِنّ َولَا َي ْعصِي َنكَ فِي َم ْعرُوفٍ َفبَا ِي ْعهُنّ وَا‬
ُ ْ‫يَ ْق ُتلْنَ َأ ْولَادَهُنّ َولَا َي ْأتِينَ ِب ُب ْهتَانٍ يَ ْف َترِينَهُ َبيْنَ َأيْدِيهِنّ َوَأر‬
)12( ٌ‫ن اللّهَ غَفُورٌ رَحِيم‬
ّ ِ‫ن اللّهَ إ‬
ّ ُ‫َله‬
ْ‫خ َرةِ َكمَا َيئِسَ ا ْلكُفّارُ مِن‬
ِ ‫عَل ْيهِمْ قَدْ َيئِسُوا مِنَ الْآ‬
َ ُ‫ضبَ اللّه‬
ِ ‫غ‬
َ ‫يَاَأ ّيهَا الّذِينَ ءَا َمنُوا لَا َت َت َوّلوْا َق ْومًا‬
)13( ِ‫َأصْحَابِ الْ ُقبُور‬
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji
setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan
berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan
dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka
dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah,
sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah
berada dalam kubur berputus asa.” (QS.60, al-Mumtahanah, ayat 12-13).
Bila kita melihat dengan kacamata kondisi hari ini, bukankah ini menjadi satu mata rantai
pelajaran yang akan menggiring kepada satu kearifan (pemahaman) mendalam, agar umat menjadi
umat pendakwah yang selalu berhati-hati dalam menerapkan hubungan tolong bertolong dengan
kaum yang mendapat kemurkaan Allah, seperti dengan penganut Yahudi dan pengikut paham
Israeliat. Maka adalah sangat wajar sekali setiap mukmin dimanapun mesti mempertimbangkan
dengan sunguh-sungguh untuk tidak terburu dan tergesa-gesa membuka hubungan diplomatic atau
melakukan hubungan dagang apapun bentuknya dengan pihak Yahudi ini.
Agama yang berawal dari nasehat. Maka perlu satu gerakan terpadu yang disebut gerakan
dakwah untuk membentuk umat yang kuat (umat utama = khaira ummah). Beberapa mata pelajaran
dapat ditampilkan untuk mengembangkan jiwa dan watak umat, antara lain ;

MATA
PELEJARAN TUJUAN
NO TUJUAN MARAJI’
KULIAH /
WAKTU
11 FIQH 1. Ma’na da’wah Membina dan 1. Tafsir Alquran /
DA’WAH 2. Proses da’wah mengembangkan Mohd. Yunus,
WAL 3. Tahapan (marhalah) potensi da’wah 2. Tafsir Al Azhar/ Prof.
HARAKAH da’wah: Islamiyah di Hamka,
(Gerakan a) tabligh nagari-nagari 3. Tasauf Modern /
masyarakat = b) ta’lim dalam pranata Hamka,
Social c) takwin sistem gerakan 4. Manajemen
movement) d) tanzhim (harakah) Da’wah/A. Rasyad
e) tanfidz Islamiyah, Shaleh

4. Organisasi dan Landasan 5. Metoda


manajemen da’wah membentuk Da’wah/Hamka
5. Kualifikasi harakah masyarakat 6. Fiqhud Dakwah /
Islamiyyah dan halaqah dengan adat Mohd. Natsir
Surau di Minangkabau basandi syarak, 7. Petunjuk untuk Juru
6. Kedudukan syura dalam syarak basandi Da’wah/Abul A'la al-
harakah Islamiyyah Kitabullah. Maududi

11
7. Strategi perencanaan, Terwujud proses 8. Intelejen dalam Qur’an
pengorganisasian, tujuan, kaderisasi dan Da’wah Rasululah
dan sasaran harakah pengembangan /Rahnip, M.
Islamiyah. risalah da’wah
Islamiyah dalam
masyarakat
Minangkabau

8. Amal jama’i (gerakan Menghidupkan 9. Prinsip dan


bersama) dalam harakah prinsip ta'awun, Kebijaksanaan Da’wah
Islamiyah singkek uleh Islam/Hamka
9. Penyimpangan dalam maauleh, barek 10. Sejarah Da’wah Islam
harakah Islamiyah sapikua, dan / Prof. Muhammad
kegotgong Mustafa Atha.
royongan,
sebagai satu
aspek dari social
reform.

10. Karakteristik da’wah Mengamalkan 11. Panduan adat dan


Surau dalam gerakan secara benar syarak di
masyarakat (harakah) akhlak Islam Minangkabau/ oleh
masyarakat Islam di yang diajarkan berbagai Sumber dan
Minangkabau, oleh syarak dan Penulisan.
11. Dakwah wal harakah dipakai oleh adat,
Islamiyah dalam jika syarak nan
perspektif sistem mangato tinggal di
pembinaan masyarakat adat nan
Islam di nagari-nagari, mangarajokan.
yang disebut penerapan
adat basandi syarak
syarak basandi Kitabullah

Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu dengan ajakan
agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yang makruf. Mesti pula dipagar rapat-rapat dengan
pencegahan dari hal-hal yang merusak dan mungkara., Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang
dapat menumbuhkan harga diri dengan sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja
(enterprising). Yang dituju adalah masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri
(independent) serta mampu mereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan
diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan hak asasinya
yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan.

Sesungguhnya bimbingan aqidah melahirkan amalan atau perilaku beradat dengan panduan
syari'at agama Islam yang bersendikan Kitabullah, dan telah mengajarkan bahwa tidak pantas bagi
satu masyarakat hanya senang menuntut hak tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban.
Begitulah semestinya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu masyarakat atau
ulayat daerah dan negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah serta masih
percaya kepada Al Quran Kitabullah.

12
BUHUL MASYARAKAT
Kehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah lama direkat oleh kentalnya hubungan
kebersamaan (ta’awun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan sejinjing sebagai perwujudan
nyata nilai-nilai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian
telah terbukti dalam masa sangat panjang mampu memberikan dorongan-dorongan beralasan
(motivasi) bagi semua gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah
Bundo ini. Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di
berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta memberikan
sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah di Negara
Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Membina persaudaraan diperlukan pendidikan dan
pengenalan budaya adat istiadat yang dibangun oleh pemahaman ajaran agama berdasarkan
Kitabullah (ajaran Islam). Pengetahuan tentang sejarah Islam dan peradaban manusia amat penting
diajarkan diantaranya dapat berisi;

MATA
TUJUAN
NO KULIAH / TUJUAN MARAJI’
WAKTU
12 FIQH SIRAH 1. Urgensi studi al-sirah al- Memahami al-sirah 1. Al Quranul Karim
DAN TARIKH nabawiyyah (fiqh al-sirah) al-nabawiyah dan dan Terjemahannya
AL-ISLAM 2. Ta’rif sirah dan tarikh tarikh Islam secara2. Sejarah hidup
(5 Jam) Islam, historio grafis, Muhammad SAW /
3. Pemahaman ma’na sehingga terbina Haekal
jahiliyyah; al-jahl bi kearifan untuk 3. Kisah Para Nabi /
ma’rifat (pemahaman) memetik hikmah Ibnu Katsir
Allah dan al-jahl bi hukmi dalam sejarah. 4. Sejarah penyebaran
(hokum) Allah Islam/Yusuf Amir
Feisal
4. Muhammad SAW Pemaham prilaku 5. Dunia Islam dari
sebelum bi’tsah, dengan bimbingan masa kemasa /
5. Masa kenabian tauhid dan akhlaq Mohd. Natsir.
5.1. turun wahyu, Qurani 6. Capita Selecta /
5.2. tantangan yang Mohd. Natsir
dihadapi, 7. Gerakan modern
5.3. periode makkah dan Islam di Indonesia
madinah, /Deliar Noer.
5.4. sistem pembinaan 8. Sejarah Pendidikan
da’wah pada kedua Islam/Ahmad
periode tersebut Syalabi
9. Ringkasan Sejarah
6. Studi fase-fase da’wah Pengabaian Islam/A. Latif
Islamiyah; pendidikan ruh Usman
7. Perubahan masyarakat (tarbiyyah 10. Kelengkapan Tarikh
karena risalah da’wah ruhiyyah) akhlaq Rasul /
yang dibawa oleh Islam, jadilah Munawwarman
rasulullah SAW. masyarakat kembali Khalil
8. Studi masa khulafa’ al- kepada perangai 11. Sumbangan Islam
rasyidin, jahiliyah. terhadap Ilmu dan
9. Masa pengembangan Kebudayaan
Islam di Damaskus dan Modern / S.I.
Baghdad, Poeradisastro

10. Islam di Andalusia: Ilmu pengetahuan 12. Bunga Rampai dari


a) Perkembangan ilmu modal utama Sejarah /
pengetahuan sebagai manusia meraih Muhammad Roem.
sumbangsih Islam keberhasilan dan 13. Piagam Nabi
13
terhadap peradaban, kekuatan Muhammad SAW/
b) Kemajuan ilmu peradaban. H. Zainal Abidin
pengetahan dan Ahmad.
teknologi

11. Islam masuk ke Mengenal para 14. Cultuur Islam/


Nusantara, ulama, pejuang dan Mohd. Natsir
raja Nusantara,
menggalang 15. Buku-buku sejarah
perjuangan cinta perkembangan
tanah air dan Islam di Indonesia
persatuan Nasional. dan Sejarah
Nasional Indonesia
/oleh Berbagai
Penulis

12. Minangkabau, Adat Mengenali para 16. Sejarah Sumatra


Basandi Syarak, Syarak pemimpin umat di Barat, Islam di
Basandi Kitabullah Minangkabau, Minangkabau, Adat
Sumbar, sejarah dan dan Syarak di
perkembangan Minangkabau /
pendidikan/ oleh berbagai
madrasah Islamiyah Sumber dan
yang melahirkan Penulis Sumbar.
tokoh2 besar,
Tentang Islam
masuk ke Minang-
kabau dan Perilaku
beradat di Minang-
kabau.

Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang langgeng dan
akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan taqwa kita kepada Allah Yang
Maha Esa, sesuai Firman-Nya,
‫ش ْيئًا َوبِا ْلوَالِ َديْنِ ِإحْسَانًا َوبِذِي الْ ُق ْربَى وَا ْل َيتَامَى وَا ْلمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي‬
َ ِ‫ش ِركُوا بِه‬
ْ ُ‫عبُدُوا اللّهَ وَل ت‬
ْ ‫وَا‬
‫ختَالًا‬
ْ ُ‫حبّ مَنْ كَانَ م‬
ِ ‫سبِيلِ َومَا َمَل َكتْ َأ ْيمَا ُنكُمْ إِنّ اللّهَ ل ُي‬
ّ ‫ج ْنبِ وَابْنِ ال‬
َ ْ‫حبِ بِال‬
ِ ‫ج ُنبِ وَالصّا‬
ُ ْ‫الْ ُق ْربَى وَالْجَارِ ال‬
‫فَخُورًا‬
“ Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-
anak yatim, kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat
serta terhadap orang-orang yang keputusan belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan
Allah) dan terhadap pembantu-pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS.4, An-Nisak ayat 36).

Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya kewajiban tanpa hak apapun. Hak asasi
tidak pernah ujud tanpa kewajiban asasi, yang sangat penting ditanamkan dalam upaya mambangkik
batang tarandam. Menumbuhkan harga diri, dan memperbaiki nasib dalam berbagai bidang akan
terwujud dengan ikhtiar terus menerus disertai akhlaq sabar serta mampu melawan sikap mudah
menyerah dan tidak mudah berputus asa. Sikap jiwa masyarakat seperti inilah yang sangat dituntut
mengedepan dalam menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini.

14
AQIDAH TAUHID DAN UKHUWAH ISLAMIYAH
SUMBER KEKUATAN DI MINANGKABAU
Goresan sejarah membuktikan bahwa kekerabatan yang mendalam telah memberi kekuatan
melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai tekanan dan pemaksaan
kehendak oleh penjajahan Belanda di tahun 1928.1 Ini gambaran nyata dari kuatnya ikatan “tungku
tigo sajarangan” atau “tali nan sapilin tigo” di Minangkabau dalam menghadapi sikap arogansi
para penjajah ranah bundo. Hasil besar ini didapat karena adanya satu landasan kuat, kekuatan
Tauhid, Aqidah Islamiyah yang di dukung oleh persatuan dan Ukhuwah Islamiyah serta rasa
kekeluargaan bukan soal ilmu pengetahuan dan teknologi, atau semata masalah HAM dan
demokratisasi, karena ruh persatuan dan kesatuan adalah aplikasi dari Tauhid (iman), yang akan
mampu melahirkan "persaudaraan".
Bersaudara tumbuh dari adanya Iman Kepada Allah, dan buah dari pengamalan Ad Dinul
Islam. Konsekwensinya bila keimanan Tauhid melemah, maka akan hilanglah pula "rasa bersaudara".
Punahnya rasa bersaudara ini dampaknya ikatan persatuan akan menjadi lemah. Persatuan yang
sesungguhnya tidak bisa di beli dengan uang ataupun materi. Soal persatuan adalah soal hati (qalb).
Tujuan yang akan di capai -- sebagai khittah yang telah digariskan -- terpulang kepada nawaitu yang
telah diniatkan oleh hati. Disinilah terdapat kemurnian (pure, kebersihan) amal perbuatan untuk
mencapai tujuan sesuai yang diikhlaskan (bersih) hati. Bukanlah niat kita untuk sekedar
membalik-balik lembar sejarah dalam memenuhi hasrat nostalgia. Tujuan kita sudahlah jelas. Wijhah
itu adalah satu. Yaitu "keridhaan Allah" semata. Keridhaan Allah itu lah bagi kita yang menjadi
motivasi bagi mewujudkan amal nyata "membentuk masyarakat utama" (khaira ummah) yang
memotivasi kita untuk memilih berbuat atau tidak berbuat, bahkan memotivasi untuk bertindak dan
kalau perlu adamasanya mesti diam.

Mencari keridhaan Allah yang di pegang oleh setiap mukmin, adalah menjadi tujuan hidup
dan menjadi tujuan mati, dan menjadi ikatan pemersatu umat. Sebelum satu program yang
dihasilkan bisa diwujudkan dalam satu langkah oleh satu umat di dalam Persyarikatan
Muhammadiyah, kerja nomor satu adalah menyatukan wijhah yakni keredhaan Allah. Bukan
keredhaan orang lain. Bukan pula asal aku senang, atau juga tidak karena demi golongan, maka
"carilah keredhaan Allah Yang Satu, supaya kita dapat bersatu". Dan Ki Bagus Hadikusumo, 50 tahun
silam mengatakan, "jangan cari benda- benda bertebaran, nanti kita akan bertebaran lantarannya". Ini suatu
agenda besar bagi "umat utama", yakni umat Muhammad SAW di Minangkabau, Sumbar yang
memiliki perpegangan adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dalam setiap tindak tanduk
perjuangan, sehingga Insya Allah akan selalu terhindar dari perpecahan (tafarruq) dan terjauh pula
dari tanazu' (sikut menyikut), namun yang lahir adalah perlombaan sehat dan jujur (fastabiqul
khairaat).
Paling berbahaya tentulah bertukarnya niat ditengah perjalanan. Apa yang tadi telah
dirumuskan semula menjadi kabur tak terbaca. Pada awalnya hendak menanam "cinta dan Takut
1
Di Bukittinggi (Fort de Kock), pada tanggal 19 Agustus 1928 berlangsung satu rapat besar "Majlis Permusyawaratan Ulama
Minangkabau" pertama. Dihadiri 800 ulama-ulama, dan 200 utusan-utusan dari 115 Persyarikatan Umat Islam di Minangkabau.
Musyawarah Besar Minangkabau ini menelorkan MOSI MENOLAK GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu. Tiga bulan
berikut, 3 - 4 Nopember 1928, di tempat yang sama, Surau Inyiak Jambek, berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau
Kedua. Jumlah yang hadir lebih banyak,1500 orang. Inilah buah dari keakraban iman. Mungkin di waktu peristiwa besar itu,
sebagian besar dari kita belum lahir. Namun dapat membaca kembali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis
Permusyawaratan Oelama Minangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim (Hamka), diterbitkan oleh
Boekhandel en Taman Poestaka "Sumatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada Snelpers Drukkerij Gebr. "LIE" Fort de Kock,
1928. Disebutkan didalamnya bahwa para ulama, intelektual dan pemimpin Umat Islam, Ninik Mamak dan Muslimat di
Minangkabau telah biasa berjuang membentengi Adat dan Agama di Minangkabau. Dapat dibuktikan dengan terbitnya satu
Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada pemerintah (Penguasa Hindia Belanda) pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan
berkenan dengan undang-undang yang dikeluarkan oleh Resident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen
de adat" atau "Aturan tentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai adat itu sendiri". Paling menarik dari
seruan pemimpin umat Islam Minangkabau tersebut adalah persatuan yang mereka miliki. Penanda tanganan seruan itu terdiri dari
lima orang ulama besar. Mereka adalah Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil Djambek, Syeik Mohammad Dajmil
Djaho, Syeikh Sulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa. Kemudian ada pula lima orang Ninik Mamak Alam Minangkabau,
yaitu Dt. Simarajo Simabur Pariangan Padang panjang, Datuk Maharajo Dirajo Batipuh, Datuk Tungga Air Angat, Datuk
Bandaro Sati bukit Surungan, dan Datuk Majo Indo Batu Sangkar. Diperkuat oleh para intelektual, organisator, para pendiri
pendidikan, saudagar (pedagang), yang dapat digolongkan cendikiawan di masa itu. Tokoh-tokoh berbobot di zaman itu adalah
A.R. St. Mansoer (Muhammadiyah), Anwar (Bank Nasional), S.J. St. Mangkoeto (Bank Moeslimin Indonesia), Rky. Rahmah el
Junusijjah (Muslimat, Diniyah Putri), A. Kamil dan Zoelkarnaini (Angkatan Moeda Muhammadiyah yang kemudian dikenal
dengan panggilan Buya Zoel. Hasil nyata dari Seruan bertanggal 1 Januari 1941 itu adalah, Resident Sumatera Barat tidak jadi
mengeluarkan undang-undang yang membatasi wewenang adat ini. (lihat Typ. Tandikat PP - 1941).

15
kepada Allah" berubah menjadi "cinta kekuasaan dan takut mati". Yang diniatkan pada awalnya
"dakwah Ila Allah" (mengajak umat utama kepada Allah), berobah tumbuh menjadi "dakwah
ghairullah (kepentingan diri, jual tampang untuk aku). Perbuatan 'aku-isme" atau "ananiyah" akan
menyuburkan tafarruq dan tanazu' itu.
Karena itu perlu diajarkan cara-cara pembinaan hidup bermasyarakat itu.

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
13 FIQH AL- 1. Ta’rif keluarga dalam Membina 1. Keluarga Muslim /
USRAH AL- Islam (dan perbandingan pemahaman, DR. Hammudah 'Abd
ISLAMIYAH dengan sistem keluarga keyakinan sistem al’ati
diluar Islam); keluarga dalam 2. Merawat cinta
2. Dasar ikatan Islam untuk kasih/Dr. Ali Akbar
kekeluargaan dalam Islam diterapkan dalam 3. Bimbingan sex umtuk
3. Pola kepemimpinan kehidupan remaja/Dr. Ali Akbar
rumahtangga Islam. sehari-hari 4. Pembinaan Mental
4. Pola keluarga muslim Remaja/Dr. Zakiah
(persipan dan proses Darajat
menuju jenjang 5. Kesehatan menurut
pernikahan). ajaran Islam/Dr. med.
5. Pola keluarga muslim Ahmad Ramali
(sistim pendidikan anak 6. Nilai wanita
dari sebelum janin sampai /Munawar Khalil
umur 11 tahun) suatu 7. Nilai wanita /
pola asuhan Islami. Musthafa Husni as-
6. Pola keluarga muslim Syiba’i
(psikologi dan pembinaan 8. Buku pedoman PKK
remaja:12-19 tahun) Muhammadiyah / PP
7. Pola keluarga muslim A’isyiyah,
(psikologi dan pembinaan 9. Peranan Bundo
dewasa 20-25 tahun) Kanduang dan
8. Pola keluarga muslim Peranan Perempuan
(psikologi dan pembinaan di Minangkabau /
dewasa 26-40 tahun) oleh Berbagai Sumber
9. Pola keluarga muslim dan Penulis
(psikologi dan pembinaan
orang tua 41 tahun
sampai liang lahad.)

10. Arti Rumah Tangga di Membentuk 10. Fiqh Nisak / Berbagai


Minangkabau generasi Penulis dan Sumber.
11. Semenda Menyemenda berbudaya adat 11. Sejarah Perjuangan
dalam Adat Basandi Minangkabau Perempuan Indonesia
Syarak, Syarak Basandi dari rumah dan Minangkabau /
Kitabullah di tangga. Berbagai Penulis dan
Minangkabau Dimulai dengan Sumber
pengajaran dan 12. Tarbiyah Awlad,
penerapan bahasa Pendidikan Anak /
ibu (bahasa tutur Berbagai Sumber
Minangkabau
dan tulisan Arab
Melayu)

Ada beberapa tindakan yang mungkin dilakukan segera.


Pertama. Melakukan introspeksi di kalangan kita sendiri. mulai dari kelompok yang terkecil,
bahkan keluarga. Masihkah prinsip-prinsip utama masih dipertahankan.
16
Kedua. Masing-masing berusaha mengambil inisiatif dan aktif untuk mengikat kembali tali
ukhuwah, kekerabatan dan kekeluargaan di antara keluarga tanpa gembar-gembor, namun secara
jujur dalam mengatasi satu dua persoalan di tengah umat yang kita pandu.
Ketiga, Memelihara kesempatan-kesempatan yang ada dan tersedia dalam melakukan tatanan
kekerabatan di tengah "keluarga" kita, dengan memperbesar frekwensi pertukaran fikiran secara
informal dalam berbagai masalah umat, dalam suasana jernih, tenang dan bersih serta tidak
berprasangka.
Keempat, Berusaha mencari titik-titik pertemuan (kalimatin sawa) di antara kalangan kita,
antara kalangan dan pribadi-pribadi para intelektual muslim (zu'ama), para pemegang kendali sistim
('umara), dan para ikutan umat utama, para ulama dan aktifis pergerakan baik tua maupun muda,
dalam ikatan-iakatan yang tidak tegang dan kaku, karena kekuatan terletak pada keluwesan pikiran
dan keteguhan prinsip.
Kelima, Menegakkan secara sungguh dan bertanggung jawab Nizhamul Mujtama' (tata hidup
bermasyarakat) diatas dasar aqidah Islamiyah dan Syari'ah, dengan memelihara mutu ibadah di
kalangan umat utama, Mu'amalah (sosial, ekonomi, siyasah) dan Akhlaq (pemeliharaan tata nilai
melelui pendidikan dan kaderisasi yang terarah) yang dikawal sejak dari rumah tangga, lingkungan
(usrah) dan masyarakat (uswah).

MAYARAKAT BERBUDAYA (TAMADDUN)


Salah satu tema menarik saat ini adalah upaya menciptakan masyarakat tamaddun (beradab).
Konsep pemikiran ini merupakan antitesis terhadap degradasi moral yang dibawa peradaban Barat.
Konsep ini difikirkan dan dirancang oleh beberapa pemikir, pendidik dan politisi dunia yang
mayoritas penduduknya beragama, khususnya berdasar Kitabullah (Islam). Masyarakat tamaddun
adalah sebuah masyarakat integratif secara sosial, politik maupun ekonomi ditengah masyarakat yang
ada dengan problematika sosial dan pribadi yang tengah bergumul didalamnya, yang di dalam
istilah Minangkabau yang hidup dengan spirit kebersamaan (sa-ciok bak ayam sa-danciang bak basi),
dalam pepatah “Anggang jo kekek cari makan, Tabang ka pantai kaduo nyo, Panjang jo singkek pa uleh kan,
mako nyo sampai nan di cito.” Kemudian keterpaduan (barek sa-pikua ringan sa-jinjiang) atau “Adat
hiduik tolong manolong, Adat mati janguak man janguak, Adat isi bari mam-bari, Adat tidak salang ma-
nyalang”.2 Kebersamaan dan keterpaduan tampak nyata pada tangga musyawarah (bulek aie dek
pambuluah, bulek kato dek mupakat), dalam kerangka “Senteng ba-bilai, Singkek ba-uleh, Ba-tuka ba-anjak,
Barubah ba-sapo”. Tidak dapat dimungkiri bahwa musyawarah adalah bukti pula dari keimanan
yang kuat kepada Allah SWT sebagai pengikat spirit tersebut dengan menjiwai sunnatullah dalam
setiap gerak. Kemudian mengenal alam keliling “Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang
lintabuang, Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan guru ”3 akan
melahirkan sikap cinta ke nagari dan akan menjadi perekat yang sudah dibentuk oleh perjalanan
waktu dan pengalaman sejarah 4.
Dari sini akan lahir sikap positif umat utama yang menjaga batas-batas patut dan pantas
tidak terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak. Konsep ini berawal dari upaya kuat
membentulk manusia kuat dan sehat yang dibagi atas empat bahagian,
1. kesehatan fisik.
2. kesehatan jiwa.
3. kesehatan ide (pemikiran),
4. kesehatan sosial masyarakat disekitarnya.
Keempat bentuk kesehatan tersebut berada dalam ruang lingkup yang sama (integratif) yang
memiliki interrelasi satu sama lain. Interrelasi ini berada dalam ruang lingkup pemikiran Islam,
sebagai sebuah garis tengah yang menjadi "benang hijau" terhadap segala bentuk pemikiran yang
ada. Sebagai sebuah garis tengah yang menjadi "benang hijau", dia tidak mengalami

2
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan terhadap kehidupan dan
“Karajo baiak ba-imbau-an, Karajo buruak bahambau-an”).
3
Alam ditengah-tengah mana manusia berada ini, tidak diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sia-sia. Di
dalamnya terkandung faedah-faedah kekuatan, dan khasiat-khasiat yang diperlukan untuk memperkembang
dan mempertinggi mutu hidup jasmani manusia. Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan
memeras otak untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam sekelilingnya itu, menikmatinya, sambil
mensyukurinya, dan beribadah kepada Ilahi.
4
Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-ungkapan pepatah hujan ameh dirantau urang hujang batu dinagari
awak, tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.
17
gesekan-gesekan pemikiran dan mengambil segala bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan
pemikiran destruktif. Istilah yang pas untuk menjelaskan hal ini adalah melalui pembentukan cara
hidup yang diajarkan agama Islam, antara lain;
1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung kepada orang lain (self help),
2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran ikhlas karena Allah SWT (selfless help),
3. membentuk sebuah ketergantungan untuk membantu satu sama lain (mutual help).

MATA
NO PELAJARAN / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
KULIAH
14 Akhlaq 1. Akhlaq keluarga muslim Mengenalkan 1. Psikologi
Masyarakat A. akhlaq kepada Allah Kearifan Akhlaq Perkembangan
Muslim dan rasul-Nya Al Qurani yang Epistemologi Genetik
B. akhlaq kepada melahirkan dan Strukturalisme /
manusia masyarakat adat Veuger
a. pribadi di Minangkabau 2. Pembentukan dan
b. keluarga dengan alam pendidikan watak /
c. masyarakat takambang jadikan Sagimun M. Dumadi.
d. daulah daerah guru. 3. Pokok-pokok
e. umat manusia kesehatan
C. akhlaq kepada alam jiwa/mental/Abdul
a. flora Aziz al-Qussy.
b. fauna 4. Jahiliyyah abad 20 /
D. akhlaq kepada Muhammad Quthb
makhluk lainnya 5. Family life in Islam /
2. Kesehatan lingkungan, Kurshid Ahmad
6. Seks dan masyarakat
3. Menghadapi masalah dalam Islam / B.F.
keluarga Musallam.
a. Keretakan Keluarga 7. Berjabatan tangan
b. Sikap tertutup dengan
c. Tidakmau perempuan/A.
bersilaturahim Hassan
d. Prinsip musyawarah. 8. Bay’at al-Nisa’
4. Masalah perbedaan linnabiy
pandangan, aliran, adat SAW/Muhammad
dan agama. ‘Ali Quthub
5. Beberapa cara mengatasi 9. Kedudukan
hambatan dalam keluarga Perempuan dalam
6. Garis besar hal waris Islam dan Adat
dalam Islam Minangkabau / dari
7. Indikasi keluarga bahagia berbagaiu sumber dan
menurut Islam Penulis
10. Keluarga menurut
Islam / Berbagai
sumber dan Penulis
11. Kesehatan Keluarga
menurut Islam dan
Budaya Minang /
Berbagai Sumber dan
Penulisan

Cara hidup ini adalah konsepsi pemikiran Islami berdasarkan Kitabullah yang dikembangkan
menjadi dasar pembentukan kerjasama antar bangsa dan negara yang mendasari bentuk hubungan
inernasional yang mampu menciptakan tata perdamaian dunia. Ketiga dasar tersebut merupakan
dasar pembentukan masyarakat tamaddun (beradab) mencakup "kebangkitan ekonomi" dan akhlaq
(the moral renewance).
18
Umat utama yang berbudaya (berakhlaq) tidak dapat dibentuk dan dibentengi secara
dadakan. Hanya mungkin dilakukan melalui didikan, latihan, ujian lahir dan bathin, setaraf demi
etaraf, dengan mengutamakan perbaikan dari dalam. Sesungguhnya hidup bermasyarakat dan
bernegara dimanapun didunia ini, akan terjamin keutuhannya dan tercipta kebahagiaan manakala
individu anggota masyarakat dan warga negara sama-sama menegakkan supremasi hukum dan
menjaga hubungan vertical dengan Allah (hablum minallah) yang diperkuat oleh hubungan horizontal
dengan saling mengenal (ta’aruf) sesama manusia (hablum minan-nas). Terjalinnya hubungan baik
sesama adalah bukti ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang akan menjamin terciptanya
keamanan ditengah hidup bermasyarakat.
ِ‫عنْ َد اللّه‬
ِ ْ‫شعُوبًا وَ َقبَائِلَ ِل َتعَارَفُوا إِنّ َأ ْك َر َمكُم‬
ُ ْ‫ج َع ْلنَاكُم‬
َ َ‫خلَ ْقنَاكُمْ مِنْ َذ َكرٍ َوُأ ْنثَى و‬
َ ‫يَاَأ ّيهَا النّاسُ ِإنّا‬
ٌ‫خبِير‬
َ ٌ‫علِيم‬
َ َ‫ن اللّه‬
ّ ِ‫َأتْقَاكُمْ إ‬
Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal
satu sama lainnya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ” (QS.49, al Hujurat,
ayat 13).

Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance), maka peranan Kitabullah (agama Islam)
menjadi penting apabila diseiringkan dengan kemampuan aplikasi dari segala ide atau pemikiran
yang dilaksanakan. Agama Islam menampilkan pengertian globalisasi dengan rahmatan lil 'alamin
yang dapat diartikan mencakup ruang lingkup pemikiran yang dapat dilaksanakan daan diterima
oleh dan di tengah masyarakat (the policy making something worldwide in scope or application). Maka
sebagai sebuah proses globalisasi, ajaran Kitabullah (agama Islam) tidak berdiri sendiri, tanpa
bersinggungan dengan lalu lintas ide atau pemikiran yang ada di alam (dunia) sekitarnya. Interaksi
ini mengharuskan pemahaman ajaran agama Islam tidak lagi secara eksklusif dalam ruang lingkup
pergaulan hidup sehari-hari sebuah komunitas sosial yang tertutup dari dunia sekitarnya, tetapi
harus bersifat inklusif untuk bisa dipahami oleh semua orang. Kearifan Kitabullah ini, menyebabkan
masyarakat adat Minangkabau menyebutnya dengan alam takambang jadikan guru.
Peranan pemikiran baru dalam mencerahkan problematika sosial, budaya, ekonomi dan
politik segenap masyarakat yang ada dari proses yang dibawa kebudayaan Barat (westernisasi),
dipagari dengan nasehat syarak "amar makruf nahi munkar" dan petuah adat "ingek dibudi nan
katagadai, ingek di adaik nan katajua" sebagai satu proses hati-hati terhadap "jalan di aliah urang
lalu, tapian di asak dek urang mandi", dan sekaligus menjadi salah satu antitesis terhadap masalah
penetrasi budaya asing yang deras terjadi. Pemikiran Dakwah Islam, di sekolah-sekolah dan surau di
Minangkabau, sebenarnya adalah pemikiran ahlul salaf yang berada di tengah-tengah sebagai upaya
penjelmaan umat pertengahan (umathan wassatahan) yang dikemukakan ajaran Al Qur'an.
Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap bidang kehidupan dilahirkan oleh
kesenjangan antara sebuah ide dengan aplikasi ide, hanya mungkin akan teratasi oleh
pembentukan masyarakat self help, selfless help dan mutual help di atas. Upaya menjembatani
kesenjangan social dapat dilakukan melalui upaya nyata "Berorientasilah kepada ridha Allah
SWT." Kata-kata ridha adalah ajaran adat dan agama, dan dalam domein ruhiyyah menempati maqam
(tingkatan) teratas dalam maqam (tingkatan) rohani kehidupan tasauf (pembersihan diri). Maqam ini
hanya dapat dicapai setelah melalui bermacam upaaya penyegaran ruhaniah seperti taubat, wara,
zuhud, shabr, fakir dan tawakkal yang terkatit kepada tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa).
Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui oleh mereka yang telah mengalami pencerahan
(enlightenment), baik dalam bidang pemikiran maupun spritual rohani. Pencerahan (enlightenment)
ini mesti dilakukan melalui penjelajahan berbagai pemikiran yang ada sembari melakukan
penyaringan (filter) terhadap segala bentuk pemikiran yang berkembang, sehingga menelorkan
pemikiran bersih, jernih dan bisa diterima oleh semua pihak, baik mereka yang setuju maupun
mereka yang berseberangan dengan dirinya.
MATA
NO PELAJARAN POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
KULIAH

19
15 SYURA 1. Syura dalam pandangan Memberikan
DALAM al-quran dan al-sunnah pemahaman
ISLAM a. Syura dalam tentang syura
perspektif keimanan dalam Islam,
b. Syura dalam sehingga dapat
perspektif sunnah. diterapkan dalam
kehidupan
2. Syura dan demokrasi sehari-hari (baik
2.1.prinsip mayoritas dan dimensi diri,
minoritas dalam syura keluarga,
2.2.syura, studi kasus masyarakat dan
dalam umat manusia)
penerangan uhud

3. Prinsip dasar syura


3.1.prinsip umum
3.2.nasihat
3.3.opini
3.4.kedisiplinan
3.5.bai’at
4. Syura dalam sejarah nabi
4.1.aspek militer
4.2.aspek manajemen
4.3.aspek kepemimpinan
4.4.aspek perundang2an
5. Syura pada masa khulafa
al rasyidin
5.1 masa abu bakar
5.2 masa umar bin khattab
6. Perbedaan pendapat:
6.1 kesamaan (tasyabuh)
6.2 perbedaan (tabayyun)
6.3 berbeda pendapat
adalah
sunnatullah
7. Karakteristik syura dalam
Islam
Wadah pencerahan itu adalah lingkungan pendidikan (sekolah dan masyarakat). Dapat
dikatakan bahwa proses pencerahan dan sikap politik, dibentuk juga oleh latar belakang pendidikan
dan pengalaman hidup dalam masyarakat beradat dan beragama. Maka, peranan masyarakat kecil,
-- kampung, taratak, halaman dan surau atau madrasah dengan muatan budaya Minangkabau --,
menjadi ide (pemikiran) social politik yang utama.

Keberhasilan masyarakat kita di ranah Minang Sumatera Barat dalam menata hubungan
kekeluargaan selama ini sangat ditunjang oleh penerapan nilai-nilai egaliter yang kita warisi dan
tampak jelas dalam hubungan kekerabatan duduk sama rendah dan tegak sama tinggi. Nilai-nilai
adat kita yang bersendikan syara’ senantiasa mengutamakan pendekatan manusiawi dengan selalu
memandang manusia menurut fithrah kesuciannya baik secara individu maupun kelompok
masyarakat, yang disadari sesungguhnya memiliki segala kelebihan dan kekurangannnya, dengan
mengakui martabat (‘izzah) dan harga diri masing-masing. Hal ini dimungkinkan karena sejak awal
telah tertanam pendidikan dengan aqidah agama dan ajaran tauhid yang berbuah pada akhlaq sebagai
intisari dari kandungan Kitabullah.
MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
16 KEWASPADA 1. Ma’na kewaspadaan Membina 1. Intelijen dalam qur’an

20
AN UMAT menurut al-qur’an dan al- kesadaran akan dan da’wah
ISLAM (1) sunnah kewaspadaan Rasulullah/rahnip
(9 jam) 2. Macam-macam umat terhadap 2. Talmud dan ambisi
kewaspadaan dan kontra tantangan Yahudi/zhafrul Islam
kewaspadaan (eksternal khan
3. Hakikat ancaman dan maupun 3. Israel dan isyarat
hambatan internal), dalam kitab suci Al-
4. Cara menjaga amanah sehingga Quran/Dr. Ali Akbar
5. Tujuan kewaspadaan umat terproses suatu 4. Leadership Rasululah
6. Kemanusiaan dan lingkar disiplin SAW dalam
kerja kewaspadaan umat. masyarakat kemiliteran/Kapten
dalam H. Samiun Tammimi.
mengemban 5. Mencaari modus
amanah da’wah vivendi umat
beragama di
Indonesia/M. Natsir
7. Amal kewaspadaan: Mampu 6. Dasar-dasar ilmu
penelitian, penyelidikan, menghadapi da’wah/Abd. Karim
pengamanan, tantangan Zaidan
penggalangan dan perorangan 7. Siapakah
pelaporan hasil ataupun thaghut?/Hamdan
8. Studi kasus tingkat eskalasi kelompok untuk Muhammad
zionisme, kristianisme, ketinggian syi’ar 8. Mengapa umat Islam
komunisme, sosialisme, kalimah tauhid dilanda perpecahan /
liberalisme, sekurelisme, Imam Munawwir
sinkretisme, dan 9. Kebangkitan Islam
nasionalisme. dan tantangan yang
9. Studi kasus intern umat dihadapi dari masa ke
Islam. Merintis, membina, masa/Imam
menggalang mengevaluasi, Munawwir.
dan mengorganisasi sistem
kewaspadaan umat.
10. Hikmah kewaspadaan
umat dalam pembinaan
dan pengembangan
da’wah Islamiyah

Semua nilai-nilai itu akan selalu terpelihara baik, selama prinsip saling menghargai satu sama
lain, dan saling menghormati ditengah perbedaan-perbedaan pendapat yang berkembang harus
selalu dipelihara bahkan selalu ditingkatkan dalam hubungan kesaudaraan yang bersih dan ikhlas.
Karena basilang kayu dalam tungku di sinan api mangko nyo hiduik. Dari sisi ini pula kita bisa
mengamalkan ikatan ibadah sebagai mata rantai penyerahan diri kepada Allah dalam arti tawakkal
secara benar.

Maka sangatlah susah memungkiri bahwa sebenarnya nilai budaya Adat basandi syara’ dan
syara’ basandi Kitabullah di Minangkabau sejak lama telah menjadi dasar utama dalam kehidupan
berdemokrasi yang tumbuh dengan subur dan berkembang ditengah masyarakat Sumatera Barat.
Demikian pula kedudukan pemimpin di tengah masyarakatnya hanyalah karena di dahulukan
selangkah dan di tinggikan seranting. Ikatan itu bertambah kokoh dengan ikatan saling tolong
menolong, bantu membantu dengan moril dan buah pikiran yang berfaedah, sebab pemimpin harus
memperbanyak lawan ba iyo (musyawarah) dengan melipat gandakan teman berunding.
Apabila kaedah musyawarah melemah, akan terasa sempit dunia ini, karena kemungkinan
akan tumbuh sikap saling dengki mendengki, halang menghalangi penuh curiga yang dapat
berkembang menjadi fitnah dan lahirlah kebinasaan dan kehancuran. Selanjutnya memupuk sikap
musyawarah dan taawun dengan keyakinan bahwa Allah Yang Maha Rahman akan selalu melindungi
dan membukakan pintu berkah-Nya dari langit dan dari bumi akan menjadi kekuatan ampuh

21
masyarakat dan pemerintah membangun kepercayaan dari rakyat banyak. Inilah inti reformasi yang
dituju dalam membangun Sumatera Barat baru abad ini.

Kita dapat mengamati bahwa dalam proses globalisasi ini, hanya produk yang mampu
bersaing pada tingkat dunia yang akan memenangkan persaingan besar dengan spesifikasi
utamanya unsur "kepercayaan" (trust). Maka syarak bersendi kitabullah (agama Islam), menetapkan
tesis kesejarahan pada setiap saat dan tempat (wa tilka al-ayyamu nudawilu-haa baina an-naas). Setiap ajaran
Islam, mampu memberikan jalan keluar (solusi) terhadap problematika sosial umat manusia, dia
berada dalam hati manusia yang mampu menangkap tanda-tanda zaman perubahan sosial, politik
dan ekonomi di sekitarnya. Kemampuan kita tanda tanda-tanda zaman -- perubahan sosial, politik
dan ekonomi tersebut --, adalah menjadi bukti bahwa kita termasuk kelompok orang-orang beriman.
Apatisme dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi, akan membawa kepada penilaian
selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan
ekonomi yang selalu mengalami perubahan hanya bisa diatasi dan dihilangkan dengan,
• mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
• jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
• apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
• jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.

Keempat konsep ini adalah amanat dari ajaran adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah
(agama Islam), agar memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia
luar dan disekitarnya. Sikap hidup menjemput bola, menjadi sikap hidup sesuai adat Minangkabau
(ABSSBK) dan ajaran Islam. Mengantisipasi selemah-lemah iman yang menjadi kata-kata kunci
perubahan sosial, politik dan ekonomi yang diinginkan oleh agama Islam melalui tiga cara hidup ,
yakni,
1. bantu dirimu sendiri (self help),
2. bantu orang lain (self less help),
3. saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),

Ketiga konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk tidak tergantung kepada orang lain,
karena ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana oleh yang menjadi tempat
bergayut itu. Inilah peran utama adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang
tampak didalam pembentukan karakter (character building) anak nagari. Tentu saja melalui jalur
pendidikan.

SILABUS MATERI DAN METODE PENYAIJAN AQIDAH TAUHID/KEIMANAN


UNTUK PELATIHAN GURU SMU SEBAGAI INSTRUKTUR PESANTREN KILAT

Tujuan umum dari materi ini adalah agar siswa, para pelajar (penuntut) di Minangkabau, Sumbar
memiliki aqidah tauhid yg mantap, istiqamah melaksanakan ibadah dengan benar, amar makruf
nahi mungkar , sehingga berakhlaq mulia.
No TOPIK HASIL YG AYAT UTAMA/ HADIS METODE
DIHARAPKAN
1 Pengertian Siswa, para pelajar Berikan contoh
Aqidah dan (penuntut) di memelihara aqidah
cara Minangkabau, yg mantap, dan
memelihara nya Sumbar memahami contoh manfaat nya
bahwa manusia dalam kehidupan
harus memelihara nyata
tali ikatan
(perjanjian) dengan
Allah yang Esa,
untuk selalu patuh
melaksanakan
perintah Allah

22
2 Pemahaman Timbul keyakinan Berikan alasan dan
dan penuh terhadap contoh untuk
penghayatan rukun iman dalam meyakini rukun
tentang rukun diri siswa, para iman
iman pelajar (penuntut) di
Minangkabau,
Sumbar
3 Konsekwensi Keyakinan terhadap Berikan contoh cara
dari beriman rukun iman akan mengamalkannya
terhadap ke 6 dijadikan siswa, para dalam kehidupan
rukun iman pelajar (penuntut) di sehari-hari
dalam Minangkabau,
kehidupan Sumbar sebagai
sehari-hari dasar dalam
menetapkan konsep-
konsep
kehidupannya

4 Pemahaman Siswa, para pelajar Contoh bukti bhw


dan pengha- (penuntut) di Allah Esa. Berikan
yatan terhadap Minangkabau, contoh pengamalan
keberada-an Sumbar dapat sifat-sifat Allah
dan keEsaan membuktikan dalam kehidupan
Allah . Sifat- keberadaan Allah, (‘alim, bashir, sami’
sifat Allah dan dan keEsaan Allah rahman, rahim, dst)
kaitannya secara logika. Siswa,
dalam para pelajar
kehidupan (penuntut) di
sehari-hari Minangkabau,
Sumbar me-mahami
sifat-sifat Allah dan
berupaya
mengimplementasika
n dalam kehidupan
sehari-hari
5 Pemahaman Siswa, para pelajar Berikan contoh
dan cara (penuntut) di ibadah zikir.
pengamalan Minangkabau, Berikan contoh
zikir kepada Sumbar memahami, manfaat zikir bagi
Allah, untuk bahwa manusia kehidupan nyata
memantap-kan harus selalu zikir
tauhid kepada Allah,
sehingga tauhidnya
mantap

23
6 Pemahaman Timbul kesadaran Berikan contoh
dan siswa, para pelajar bahwa seluruh
penghayatan (penuntut) di gerak gerik
terhadap Minangkabau, dimonitor Allah
makhluk Sumbar bahwa (Vidio caset, VCD,
gaib(malaikat seluruh aktivitas dll)
dan syaitan) kehidupan manusia
di dunia ini selalu
dibawah pengawas
Allah dan
petugasnya(malaikat
) Di lain pihak harus
selalu waspada
terhadap perbuatan
syaitan

7 Pemahaman Timbul kesadaran Berikan contoh


tentang syurga dalam diri siswa, imbalan nyata
dan neraka , para pelajar perbuatan buruk
serta (penuntut) di dan baik daalam
dampaknya Minangkabau, kehidupan nyata
terhadap Sumbar bahwa
kehidupan semua perbuatan-
sehari-hari nya akan mendapat
imbalan dari Allah,
sehingga mendorong
mereka untuk selalu
berbuat baik

8 Binbingan dan Siswa, para pelajar Baca ayat dan


menganalisis (penuntut) di terjemahannya
serta Minangkabau, Minta siswa,
memahami Sumbar memahami para pelajar
ayat-ayat yang tentang peranan (penuntut) di
berkaitan hidup seorang Minangkabau,
dengan peranan muslim adalah Sumbar
hidup muslim menjadi khalifah menganalisis
sebagi dimuka bumi Simpulkan bhw
khalifatulardi manusia
adalah khalifah
di muka bumi

SILABUS MATERI DAN METODE PENYAIJAN IBADAH


UNTUK PELATIHAN GURU SMU SEBAGAI INSTRUKTUR PESANTREN KILAT
Disusun oleh ;
Tujuan umum dari materi ini adalah agar siswa, para pelajar (penuntut) di Minangkabau, Sumbar
memahami bahwa tujuan hidup seorang muslim adalah hanya untuk beribadah kepada Allah,
sehingga seluruh aktivitas sehari-hari haruslah dalam rangka beribadah kepada Allah
No TOPIK HASIL YG AYAT UTAMA METODE
DIHARAPKAN

24
1 Pengertian Timbul kesadaran Yakinkan
ibadah secara penuh dalam diri bahwatujuan hidup
umum, dan siswa, para pelajar muslim hanya
garis besar (penuntut) di beribadah. Beri
ibadah(madhah Minangkabau, contoh manfaat
dan ghairu Sumbar , bahwa beribadah bagi
madhah) tujuan hidup kehidupan nyata
manusia adalah
untuk beribadah
kepada Allah

2 Pemahaman Timbul keyakinan Beri alasan


dan peng- siswa, para pelajar mengapa rukun
hayatan rukun (penuntut) di Islam tsb wajib
Islam Minangkabau, dikerjakan. Beri
( syahadatain, Sumbar bahwa contoh manfaat
shalat, puasa, syahadatain,shalat,p ibadah tsb bagi
zakat, dan haji ) uasa,zakat, dan haji kehidupan nyata
wajib dikerjakan.
3 Binbingan Timbul kesadaran
bersuci dan siswa, para pelajar Praktekkan dan
berwuduk yg (penuntut) di beri contoh manfaat
benar, serta Minangkabau, bersuci dan wuduk
manfaatnya Sumbar bahwa bagi kehidupan
dalam bersuci dan nyata
kehidupan berwuduk dapat
sehari-hari membersihkan
dirinya lahir dan
bathin, sehingga mau
bersuci dan
berwuduk dg benar

4 Binbingan Timbul kesadaran Praktekkan dan


shalat yg benar siswa, para pelajar beri contoh manfaat
dan khusyuk (penuntut) di shalat bagi
serta cara Minangkabau, kehidupan nyata
mengamalkan Sumbar bahwa setelah shalat
ajaran shalat ibadah shalat adalah
dalam kebutuhan hidup,
kehidupan sehingga siswa, para
sehari-hari pelajar (penuntut) di
Minangkabau,
Sumbar mau
melaksanakan shalat
dengan benar dan
berupaya agar
khusyuk

25
5 Binbingan Siswa, para pelajar Praktekkan, dan
shalat (penuntut) di beri contoh manfaat
berjama’ah, Minangkabau, macam-macam
jamak,jamak Sumbar mampu shalat tsb bagi
kasar dan shalat melaksanakan shalat kehidupan nyata
sunat, serta berjama’ah,
manfaatnya jamak,jamak kasar
dan shalat sunat,
serta mengetahui
manfaatnya

6 Binbingan Siswa, para pelajar Praktekkan dan


penyelenggaraa (penuntut) di beri contoh manfaat
n jenazah Minangkabau, penyelenggaraan
Sumbar mampu jenazah bagi
menyelenggara- kan kehidupan nyata
jenazah, dan
memahami bahwa
hukumnya fardhu
kifayah

7 Binbingan Siswa, para pelajar


puasa wajib dan (penuntut) di Beri contoh
sunat, serta Minangkabau, manfaat puasa bagi
cara Sumbar menyadari kehidupan nyata
pengamalan bahwa ibadah puasa
ajaran puasa adalah kebutuhan
dalam hidup, sehingga
kehidupan mampu melaksana-
sehari-hari kannya dengan baik

8 Contoh-contoh Menimbulkan gairah Beri contoh dari


praktis ibadah belajar dan beberapa ibadah
ghairu maddah kreativitas dalam diri ghairu madhah,
yang dapat siswa, para pelajar dan manfaatnya
dilakukan (penuntut) di bagi kehidupan
dalam Minangkabau, nyata
kehidupan Sumbar
sehari-hari,
termasuk
belajar
mengajar
6 Binbingan dan Siswa, para pelajar Baca ayat dan
menganalisis (penuntut) di terjemahannya
serta Minangkabau, Minta siswa, para
memahami Sumbar memahami pelajar (penuntut)
ayat-ayat yang tentang tujuan hidup di Minangkabau,
berkaitan seorang muslim Sumbar
dengan tujuan adalah beribadah menganalisis
hidup muslim kepada Allah Simpulkan bahwa
tujuan hidup
muslim adalah
beribadah kepada
Allah

26
7 Binbingan dan Siswa, para pelajar Baca ayat dan
menganalisis (penuntut) di terjemahannya
serta Minangkabau, Minta siswa, para
memahami Sumbar memahami pelajar (penuntut)
ayat-ayat yang tentang fungsi hidup di Minangkabau,
berkaitan seorang muslim Sumbar
dengan fungsi adalah rahmat bagi menganalisis
hidup muslim sekalian alam Simpulkan bhw
sebagai fungsi hidup
rahmatan adalah rahmatan
lil’alamin lil’alamin

27

Anda mungkin juga menyukai